Tugas PLKJ Power Point Keamanan dan Keselamatan Diri
Ku jaga gelas kristal ku (tugas)
1. Kujaga gelas KRISTALku
(Pelecehan seksual/pemerkosaan).,
Perkembangan fisik yang dialami anak-anak SMA khusus nya para cewek-cewek
shob, itu sudah mirip bahkan sebagian hampir menyamai dengan orang dewasa. Hal tersebut
akan menimbulkan rasa tertarik bagi orang yang melihatnya, baik kalangan remaja itu sendiri
maupun oleh orang dewasa yang ada di sekitaranya. Ketertarikan ini kadang menimbulkan
prilaku yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku, misalnya: memberikan nada-nada
siulan yang nakal, melontarkan guyonan yang berbau cabul, mencolek, membelai,
memegang, memeluk, mencium, atau prilaku lain yang berkonotasi seksual. Hal inilah yang
disebut dengan pelecehan seksual. Orang yang terlecehkan (objek sasaran) biasanya akan
merasankan malu, tersinggung, terhina, marah, harga diri hilang, dan lain-lain.
Pelecehan ini terkadang menimbulkan peristiwa yang lebih jauh, yaitu perkosaan.
Perkosaan ini mengacu pada suatu peristiwa dimana adanya suatu pemaksaan untuk
melakukan hubungan seksual. Peristiwa itu biasanya dilakukan oleh seorang atau beberapa
orang pria terhadap seorang wanita. Hubungan ini sangat tidak dikehendaki oleh pihak wanita
yang menjadi korban. Peristiwa ini akan menimbulkan trauma fisik (luka pada vagina, mulut
rahim dan daerah prenium, karna adanya pemaksaan masuknya alat fital pria atu benda lain),
dan trauma fisikis yang berkepanjangan (setres, depresi, adanya keinginan (maaf) bunuh diri,
susah tidur, takut berhubungan badan dengan suami, selalu mimpi buruk, mengalami
ketakutan yang luat biasa, merasa kehilangan masa depan, merasa terhina, dll).
Pada jaman seperti sekarang ini shob, sudah banyak kasus pemerkosaan yang disertai
dengan berbagai modus, hal tersebut mengharuskan shobat semua khususnya cewek-cewek
untuk selalu berhati-hati dan pandai menjaga diri. Dengan demikian, peristiwa
pelecehan/pemerkosaan ini bisa diminimalisir kejadiannya.
Yang Perlu shobat semua pahami lebih adalah bahwasannya peristiwa pemerkosaan
itu banyak pemicunya. Sangat jarang terjadi, peristiwa ini terjadi secara tiba-tiba. Beberapa
pemicu atau sebab terjadinya peristiwa itu terjadi adalah karena diantaranya:
1. Pihak korban: memakai pakaian yang merangsang (sebagian dada terbuka, you can see,
bawah mini, bahan pakaian tembus pandang, memperlihatka lekuk tubuh dan lain-lain),
suara yang mendayu-dayu, sehingga lawan bicara sangat tergoda, sikap korban yang
menggoda (berjalan melenggak-lenggok, digoda malah memberi respon, terlalu mudah
„akrab‟, dll)
2. Pihak pelaku: terangsang karna melihat film porno atau membaca buku porno, di bawah
pengaruh miras/narkoba, ingin menyalurkan birahi dengan anak di bawah umur, dll.
3. Kesempatan: tempat sepi (rumah kosong, jalan sepi, jalan sendirian di malam hari, jalan
pintas di tengah sawah/kebun kosong), saat pacaran (pacar memaksa berhubungan
badan), wanita terlihat lemah, bingung, tidak percaya diri (antara majikan dan buruh,
antara atasan dan bawahan, wanita tersesat dan tidak mengetahui daerah yang dituju),
penerapan pergaulan bebas antara pria dan wanita.
Halaman | 1
2. Nah, sekarang shobat semua sudah pada tahu dunk.., apa penyebab adanya kejadian
pemerkosan. Ada beberapa tips-tips atau cara menghindari pelecehan/pemerkosaan shob.
menurut Handayani (2005), ada 10 cara untuk menghindari hal itu terjadi yaitu:
1. Waspada lingkunagan. seorang wanita harus mengetahui dengan jelas medan atau daerah
yang dituju, apabila hendak bepergian. Yang sebaik nya di ketahui adalah tempat-tempat
penting, seperti kantor polisi, kantor pos, sualayan terdekat, pom bensin, telpon umum,
dan lain-lain. hal ini untuk berjaga-jaga apabila wanita tersebut membutuhkan
pertolongan segera. apabila belum mengetahui daerah tersebut, ada baiknya menayakan
dulu tempat-tempat penting yang ada kepada orang yang lebih tahu. salah satu cara untuk
meningkatkan kewaspadaan adalah jangan mudah akrab untuk di ajak berkenalan di
tempat-tempat umum, dan jangan mudah menerima bantuan (menawarkan mengantar,
meberi makanan atau minuman, dan lain-lain) dari orang yang belum dikenal.
2. Pilih tempat ramai. Jangan biasakan diri melintasi tempat yang sepi, misalnya jalan
pintas di tengah sawah, di samping rumah kosong, gang sempit bertembok tinggi, dan
lain-lain. hal ini akan membahayakan kalau ada orang yang akan berniat jahat untuk
melakukan aksinya, korban akan kesulitan mencari bantuan. Walaupun harus memutar
jalan sehingga membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak, namun akan lebih
aman dan tidak berisiko. Jangan sekali-kali hanya akan menghemat tenaga dan biaya,
lalu melintasi jalan pintas, kerugian yang dialami tidak sebanding dengan pengorbanan
yang telah dilakukan.
3. Tarik perhatian. Apabila pelaku sudah beusaha melakukan aksinya, wanita sebagai
korban harus cepat-cepat menarik perhatian sekelilingnya untuk mendapatkan batuan,
misalnya dengan berteriak sekuat kuatnya “TOLONG.!”, “RAMPOK.!”, “COPET.!”,
atau “KEBAKARAN.!” Berteriaklah terus sampai bantuan datang dan aksi pelaku gagal.
4. Lawan dengan fisik. Apabila pelaku sudah berhasil memegang tubuh korban, lawan
sekuat tenaga dengan cara: tetap meronta,menendang, memukul, mencubit, menjambak,
menggigit, dan lain-lain. korban harus mempertahankan diri dengan cara berguling
kanan-kiri secara cepat dan terus menerus sehingga kehormatannya tetap terjaga. Yang
tidak kalah pentingnya, selagi di daerah terbuka, merontalah sekuat tenaga sampai
terlepas dari tangan pelaku. Hal ini harus dilakukan korban, karena apabila sampai
pelaku berhasil menyeret di daerah tertutup, korban hanya mempunyai peluang yang
sangat kecil untuk menyelamatkan diri.
5. Jaga jarak. Cara berguling kanan-kiri secara cepat merupakan upaya untuk menjaga jarak
antara pelaku dengan korban. Daerah-daerah yang harus dijaga jangan sampai tersentuh
adalah antara pinggang dan dada. Apabila daerah ini tersentuh, pelaku akan mudah
menguasai korban.
6. Serang daerah lemah pelaku. Semua orang mempunyai daerah lemah untuk diserang,
yaitu: mata atau kelopak mata, tenggorokan, ulu hati, rusuk, dan kemaluan. Usahakan
korban bisa memukul daerah-daerah yang lemah ini sehingga pelaku terpecah
konsentrasinya.
7. Gunakan kekuatan Fisikis. Korban berusaha melakukan tawar-menawar dengan pelaku.
Pelaku juga manusia yang mempunyai akal dan hati. proses ini memakai nego yang
berjenjang sifatnya, dari peringatan ringan, sampai peringatan yang sifatnya berat, misal
Halaman | 2
3. dengan mengatakan “Kalau ibumu atau saudara perempuanmu diperkosa orang, kamu
bagaimana.?” Kalau nego pertama gagal berikan alternatif lain, misalnya dengan
mengatakan “Aku penderita AIDS, kamu ngak apa-apa.?” Atau “Oke, aku mau, asal
kamu pakai kondom” Ingat, cara ini hanya salah satu cara mengulur waktu dan usaha
untuk melepaskan diri. Apabila pelaku lengah (misalnya saat pelaku melepas baju atau
celananya), secepatnya melarikan diri.
8. Lawan dan lawan. Berusahalah sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan
kehormatan. Lawan dan terus lawan dengan benda-benda yang dibawa, misalnya peniti,
pensil, ballpoin, penggaris, deodoran semprot, cutter, gunting, payung, dan lain-lain.
setiap wanita memang perlu membawa alat-alat “sederhana” untuk menjaga diri.
Sekarang ada doedoran semprot yang bentuknya sangat kecil, ini sangat efektif dibawa
kemanapun dan dalam keadaan darurat bisa untuk menjaga diri, misalnya disemprotkan
kearah mata pelaku, menyebabkan rasa pedih yang tak terhingga sehingga pelaku akan
buyar konsentrasinya. Pihak korban dituntut untuk berfikir cepat dan kreatif untuk
memberdayakan benda-benda yang dibawa dan siap untuk mengadakan perlawanan.
9. Pakai teori monyet. Dalam kondisi terdesak dan untuk mempertahan kan diri, monyet
akan melemparkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya kearah pihak yang
membahayakan dirinya. Prilaku ini bagus juga untuk ditiru dalam kondisi terdesak.
Korban bisa melempari pelaku dengan benda-benda yang ada. Hal ini akan mencegah
perhatian pelaku karna pelaku akan melindungi tubuhnya dari benda-benda tersebut.
10. Berusaha untuk tetap hidup. Bila korban telah berhati-hati dalam menjaga sikap dan
perilaku, serta telah mengadakan perlawanan seoptimal mungkin, ternyata perkosaan
tetap terjadi, bersabarlah. Mungkin hal ini merupakan cobaan dari Allah SWT. Biasanya
korban akan mengalami setres, depresi, sampai mempunyai keinginan untuk (maaf)
bunuh diri. Ingat Allah akan selalu menguji hamba-Nya dan ujian yang diberikan Allah
melebihi kemampuan hamba yang diuji-Nya. Perkosaan memang merupakan sepenggal
peristiwa yang mengakibatkan trauma fisik dan fisikis yang luar biasa, namun korban
juga masih mempunyai harapan hidup yang panjang dan perlu untuk di perjuangkan.
Halaman | 3