2. Infeksi perinatal
Infeksi maternal
Dapat ditransmisikan saat kehamilan,
persalinan dan pascasalin (ASI)
Ibu sering tidak merasakan gejala,
tetapi janin terancam mendapat
kelainan kongenital yang berat
4. Akibat infeksi maternal
Infeksi pada plasenta tanpa infeksi
janin
Infeksi janin tanpa infeksi pada
plasenta
Iidak terjadi infeksi baik pada
plasenta maupun janin
Infeksi pada plasenta dan janin
5. Akibat infeksi pada janin
Prematuritas
PJT / BBLR
Kelainan perkembangan janin
dan teratogenesis/ kongenital
Infeksi menetap pascasalin
Bayi normal
6. Diagnosis
1. Gejala Klinis
Keluhan tidak spesifik
Gejala umum seperti rasa cepat lelah,
lesu, mual, sakit kepala, sedikit demam
Sulit / tidak mungkin mendiagnosis
berdasarkan gejala klinis
sehingga pemeriksaan laboratorium sering
menjadi andalan
7. Diagnosis (Lanjutan)
2. Pemeriksaan Laboratorium
Memastikan /mengeluarkan risiko infeksi fetus
(menentukan infeksi pada ibu hamil dan
terjadinya)
Pemeriksaan harus dilakukan pada trimester
pertama
Apabila dipastikan tidak ada risiko infeksi
fetus, tidak diperlukan pemeriksaan lanjutan
Bila risiko terhadap fetus ada, lakukan
tindakan klinik dan pemeriksaan lanjutan
sesuai dengan fasilitas yang ada
8. Diagnosis (Lanjutan)
Isolasi dan identifikasi organisme
penyebab infeksi
Diagnosis sitologis dan histologis
Diagnosis serologis
9. Manajemen Infeksi Prenatal
Manajemen infeksi prenatal sangat
tergantung dari diagnosis prenatal terhadap
janinnya
Diagnosis prenatal
Dilakukan dengan mencari penyebab
dalam cairan amnion atau pengambilan
darah janin
Contoh darah diambil dari vena umbilikalis
pada tempat insersi tali pusat plasenta
Prosedur ini dapat dilakukan berulang –
ulang
10. Diagnostik Infeksi Perinatal
Cara Penularan Diagnostik Maternal
Etiologi
Intra
Uterin
Perinatal
Post-
natal
Klinis Laboratoris
Treponema palladium
(Siphyllis)
+ +
(H)
___ ___
ulkus genital, ruam, gejala
seperti flu, dapat tanpa gejala
VDRL/RPR
Human immunodeficiency
virus (HIV)
±
+ +
(H)
+ gejala seperti flu antibody HIV
Rubella virus + + ___ + ruam, atritis IgG
Plasmodium falciparum
(Malaria)
+ + ___ ___ Demam, daerah endemik Mikroskopik darah
Hepatitis B virus ±
+ +
(H)
+ / - Tidak bergejala HBsAg
Group B streptococci + / -
+ +
(G,H)
+ / - Faktor risiko Apus vagina / rektal
Varicella zoster virus
(Chickenpox)
+
+ +
(H)
___ Ruam berair , vesikel Tidak ada
Herpes simplex virus I or II ±
+ +
(G,H)
___
Lesi khas/ kelompokan
vesikel
Tidak ada
Toxoplasma gondii + + ___ ___ Seperti Flu Ig G/IgG Avidity
Cytomegalovirus + +
+ +
(G,H)
+ Seperti Flu Tidak ada
Parvovirus + + ___ ___ Seperti Flu, radang sendi Tidak ada
++ = sering ; + = kurang sering; ± = jarang ; (G) = Genital; (H) = Hematogen
11. Manajemen Infeksi Perinatal
Intervensi / Manajemen
Prakonsepsi / Antenatal Perinatal
Etiologi Imunisasi Pencegahan Pengobatan
Treponema
pallidum
(Siphyllis)
tidak ada kondom/ sex aman
Penisilin G
Aqueous crystalline penisilin G 100,000–
150,000 unit/kg/hari, diberikan 50,000
unit/kg/dosis IV tiap 12 jam selama 7 hari
pertama dan setiap 8 jam selama 10 hari atau
Procaine Penisilin G 50,000
VDRL/RPR
Human
immunodeficien
cy virus (HIV)
tidak ada kondom/ sex aman
Highly-active antiretroviral therapy (HAART)
Antepartum:
ZDV oral dimulai pada 14-34 minggu
kehamilan dan dilanjutkan selama hamil.
• 100 mg lima kali atau 300 mg dua kali sehari
Intrapartum:
ZDV intravena
• Dosis awal, 2 mg/kg berat badan dalam 1
jam
• Diikuti dengan infus lanjut sebanyak 1
mg/kg /jam sampai persalinan
Seksio sesarea
jika l viral load
ibu > 1000
ZDV, Nevirapin,
atau regimen lain
12. Manajemen Infeksi Perinatal
Intervensi / Manajemen
Prakonsepsi / Antenatal Perinatal
Etiologi Imunisasi Pencegahan Pengobatan
Plasmodium
falciparum
(Malaria)
tidak ada
insektisida
kelambu
Selama trimester pertama
Kuinin + Klindamisin (jika tersedia dan
terjangkau) diberikan selama 7 hari
Selama trimester kedua dan ketiga
Artemisinin-based Combination Therapy
(ACT) diketahui sangat efektiv bila
digunakan.
tidak ada
Hepatitis B
virus
Ada
Hepatitis B
vaksinasi
tidak ada
Vaksin Hepatitis
B untuk
neonatus dalam
12 jam pertama.
HBIG bila ibu
HbsAG (+)
13. Intervensi / Manajemen
Prakonsepsi / Antenatal Perinatal
Etiologi Imunisasi Pencegahan Pengobatan
Rubella virus MMR Hindari kontak tidak ada Vaksinasi MMR
Plasmodium
falciparum
(Malaria)
tidak ada
insektisida
kelambu
Selama trimester pertama
Kuinin + Klindamisin (jika tersedia dan
terjangkau) diberikan selama 7 hari
Selama trimester kedua dan ketiga
Artemisinin-based Combination Therapy
(ACT) diketahui sangat efektiv bila
digunakan.
tidak ada
Hepatitis B
virus
Ada
Hepatitis B
vaksinasi
tidak ada
Vaksin Hepatitis
B untuk
neonatus dalam
12 jam pertama.
HBIG bila ibu
HbsAG (+)
Group B
streptococci
tidak ada
tidak ada tidak ada Penisilin atau
Ampisilin IV > 4
jam sebelum
persalinan
Invensi/Manajemen Infeksi Perinatal
14. Invensi/Manajemen Infeksi
Perinatal
Intervensi / Manajemen
Prakonsepsi / Antenatal Perinatal
Etiologi Imunisasi Pencegahan Pengobatan
Varicella zoster
virus
(Chickenpox)
Ada
hindari kontak
IgG bila ada
kontak
Asiklovir intravena dengan dosis 1500 mg/m2
dibagi dalam tiga dosis
Vaksinasi pasca
salin
tidak ada
pengobatan
Herpes simplex
virus I or II
tidak ada kondom/ sex
aman
Acyclovir Jadwalkan seksio
sesarea
Toxoplasma
gondii
tidak ada
Hindarkan
kontak dengan
kotoran kucing
Kontroversi, seringnya terapi tetap diberikan
Toksoplasmosis akut dalam kehamilan
Spiramisin 3 g qd dalam tiga dosis sampai aterm
atau sampai fetal infection is documented
Documented fetal infection (setelah 18 minggu
kehamilan)
Pirimetamin dosis: 100 mg qd dalam dua dosis
untuk 2 hari, kemudian 50 mg qd sampai aterm
dan Sulfadiazin dosis: 75 mg/kg qd dalam dua
dosis (maks 4 g
qd) untuk2 hari, kemudian 100 mg/kg qd dalam
dua dosis (maks 4 g qd) sampai aterm
dan Leucovorin (asam folat) 5–20 mg qd selama
dan untuk 1 minggu setelah terapi Pirimetamin.
tidak ada
15. Invensi/Manajemen Infeksi
PerinatalIntervensi / Manajemen
Prakonsepsi / Antenatal Perinatal
Etiologi Imunisasi Pencegahan Pengobatan
Cytomegaloviru
s
tidak ada
Hindari liur dan
urin bayi
Gansiklovir intravena dengan dosis 6 mg/kg tiap
12 jam untuk selama 42 hari.
tidak ada
Parvovirus
tidak ada
Tidak ada Transfusi intrauterin PRC
tidak ada
16. Penapisan Infeksi Pada
Neonatus
Etiologi Klinis Laboratoris
Treponema pallidum
(Siphyllis)
Sindroma
kongenital
VDRL/RPR
Human
immunodeficiency virus
(HIV)
Tidak ada gejala
Follow up antigen (antibodi pada janin menunjukkan infeksi
maternal), PCR
Rubella virus
Sindroma
kongenital
IgM, kultur, PCR
Plasmodium falciparum
(Malaria)
PJT Tidak ada
Hepatitis B virus Tidak ada gejala
HBsAg dan tes anti/HBs pada janin yang lahir dan ibu HBsAg
positif
Group B streptococci
Tanda-tanda
sepsis
PCR, kultur darah, lumbal pungsi
Varicella zoster virus
(Chickenpox)
Sindroma
kongenital
Tidak ada
Herpes simplex virus I
or II
Herpes neonatus Tidak ada
Toxoplasma gondii
Sindroma
kongenital
IgG, IgM, IgA
Cytomegalovirus
Sindroma
kongenital
PCR Antigen
Parvovirus Hydrops fetalis PCR Antigen
17. Simpulan
Penentuan diagnosis maternal tergantung sarana
dan fasilitas yang ada
Risiko untuk janin hanya dapat diduga (belum
dapat ditegakkan pasti)
Terapi diberikan selama kehamilan (konsekuensi
sarana dan fasilitas)
Terapi belum tentu mengintervensi janin
Informasikan kepada ahli perinatologi yang
menangani bayi
18. Apakah ibu hamil terinfeksi?
IgG Assay
IgG positif IgG negatif
Apakah saat ini terinfeksi ? IgM Assay
Menyarankan menghindari infeksi
selama kehamilan
IgM positif IgM negatif
Tentukan saat infeksi
IgG Avidity Assay
Tidak berisiko untuk kehamilan (Bila sampel
diambil > 6 bulan setelah hamil, konfirmasi
dengan hasil sebelumnya)
Infeksi terjadi
sesudah hamil
Infeksi sebelum hamil
Kehamilan berisiko
Periksa janin
Tidak ada risiko kehamilan
Gambar 1. Bagan alur pemeriksaan serologis toksoplasmosis pada ibu hamil1
19. Ibu hamil dengan
toksoplasmosis selama
kehamilan
Gestasi < 18 minggu Gestasi ≥ 18 minggu
spiramycin
fetal ultrasound
harus dilakukan
PCR amnion saat ≥
18 minggu atau
segera setelah
terlihat
Pyrimethamine + sulfadiazine +
folinic acid
fetal ultrasound(s) harus
dilakukan
PCR amnion saat ≥ 18 minggu
atau segera setelah terlihat
PCR positif dan/atau
ultrasound positif
PCR negatif dan
ultrasound negatif
PCR negatif ultrasound
negatif
Lanjutkan spiramycin pyrimethamine + sulfadiazine+
folinic acid
Pertimbangkan spramycin atau
lanjutkan pyrimethamine +
sulfadiazine + folinic acid
Persalinan
Gambar 2. Bagan alur terapi ibu hamil dengan toksoplasmosis1
20. Pustaka Acuan
1. Management of Perinatal infections. ED. Palasanthiran P, Starr M, and
Jones Ch, Australasian society for Infectious Diseases. 2002.
2. Perinatal infections Transmitted by The mother to her infant, Educational
material for health personnel. March of Dimes Foundation Latin American
Center for Perinatology / Women and Reproductive Health - Pan
American Health Organization / World Health Organization, 2008.
3. Congenital toxoplasmosis. Jeffrey KravetzClinical Evidence;06:906. 2010
4. Investigation of toxoplasma infection in pregnancy,QSOP 59.Issued by
Standards Unit, Department for Evaluations, Standards and Training
Centre for Infections , Issue no: 2 Issue date: 04.03.2010, Issued by: for
Standards Unit, Department for Evaluations, Standards and Training Page:
1 – 14.
5. Montoya JG and RemingtonJS. Management of Toxoplasma gondii
Infection during Pregnancy CID 2008:47 (15 August).
6. Peyron E, Wallon M, Liou C, Garner P. Treatments for toxoplasmosis in
pregnancy (review). The Cochrane collaboration. Diunduh : 11 Januari
2011. Tersedia dari: www.cochrane.org/reviews/en/ab001684.html