Dokumen tersebut membahas tentang tata guna lahan, sumber daya alam, lingkungan, kependudukan, dan perekonomian di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Kecamatan Pracimantoro memiliki lahan pertanian yang luas namun sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan karst yang dilindungi. Sektor pertanian memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Kecamatan Pracimantoro dan Kabupaten Wonogiri.
1. Dalam kegiatan perencanaan potret wilayah digunakan untuk mengetahui isu dan
masalah yang ada di wilayah yang akan direncanakan. Apabila sudah diketahui isu masalah
yang ada maka perencanaan akan lebih terarah sehingga tujuan perencanaan dapat dicapai.
2.1
Tata Guna Lahan
Tata guna lahan di Kecamatan
Pracimantoro sangat bervariatif, lahan
terbangun
yang
ada
yaitu
sebagai
pemukiman dan gedung yang digunakan
sebagai keperluan komersial kemudian lahan
non terbangun yang terdapat pada
Kecamatan Pracimantoro adalah sawah,
tegalan, kebun. Mayoritas lahan non
terbangun digunakan sebagai tegalan, hal ini
dipengaruhi
oleh
mata
pencaharian
masyarakatnya yang sebagian besar sebagai
petani. Sebagian besar tata guna lahan di
Kabupaten Wonogiri juga berupa tegalan
yang memiliki luas 64.309 Ha. Dearah
S um be r: Ba p p e d a 2 0 1 0
Peta Tata Guna Lahan
Gambar 2.1
Kecamatan Pracimantoro
Berdasarkan Gambar 2.2 dapat
diketahui bahwa kesesuaian lahan di
Kecamatan Pracimantoro dibagi menjadi 2,
tegalan di Kecamatan Pracimantoro memiliki
luas 10.155,56 Ha, sehingga luas tegalan
Kecamatan Pracimantoro 15,79% dari luas
keseluruhan tegalan di Kabupaten Wonogiri.
Tata guna lahan di Kecamatan Pracimantoro
mempengaruhi pendapatan daerah atau
PDRB yang memiliki kontribusi terbesar
berasal dari sektor pertanian. Komoditas
pertanian yang ada yakni padi sawah, padi
gogo, kacang tanah, kacang hijau, jagung,
ubi kayu dan kedelai. Komoditas pertanian
tersebut memberikan kontribusi sektor
ekonomi pertanian terhadap Kabupaten
Wonogiri sebesar 7,2%.
yaitu kawasan penyangga dan kawasan
budidaya.
Kecamatan
Pracimantoro
memiliki
keterbatasan
pembangunan
hal
ini
dipengaruhi
oleh
karakteristik
fisik
Kecamatan Pracimantoro sebesar 45 %
sebagai karst yang ditetapkan sebagai
kawasan konservasi.
Sum be r: Ba p p e d a 2 0 1 0
Gambar 2.2
Peta Kesesuaian Lahan
Kecamatan Pracimantoro
2.2
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Kecamatan Pracimantoro memiliki
komoditas pertanian yang cukup beragam,
misalnya saja padi sawah, padi gogo, kacang
tanah, kacang hijau, jagung, ubi kayu dan
7
Museum Karst,
Kecamatan Pracimantoro
Foto : Dokumentasi Kelompok 4B Studio Proses 2013
Gambar 2.3
kedelai. Komoditas pertanian tersebut
memberikan kontribusi sektor ekonomi
pertanian terhadap Kabupaten Wonogiri
sebesar 7,2%. Selain didistribusikan ke
6
2. dalam kecamatan, hasil pertanian juga
didistribusikan ke luar kecamatan bahkan
keluar Kabupaten Wonogiri. Seperti hasil
kacang tanah yang ada di jadikan sebagai
bahan baku utama produksi makanan ringan
oleh salah satu perusahaan besar yang ada
di Indonesia. Dari hasil pertanian tersebut
dianggap sudah memenuhi kebutuhan
masyarakat Kecamatan Pracimantoro, di
mana komoditas tersebut didistribusikan
melalui
pasar
yang
ada
di
desa
Pracimantoro. Hal tersebut dikarenakan hasil
pertaniannya terutama padi dan ubi kayu
juga sering mangalami surplus hasil panen
setiap tahunnya.
Selain
pertanian,
Kecamatan
Pracimantoro juga mempunyai potensi
sumber daya alam lain yang berupa batuan
kapur dan merupakan yang terbesar di
Kabupaten Wonogiri. Karena hal tersebut,
didirikanlah Museum Karst Dunia di
Kecamatan Pracimantoro oleh pemerintah
Kabupaten
Wonogiri,
selain
untuk
menunjukkan besarnya potensi alam karst
juga sebagai objek pariwisata konservasi. Di
Kecamatan Pracimantoro juga terdapat guagua karst seperti Gua Tembus, Gua Mrica,
Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, Gua
Gilap, dan Gua Sonya Ruri. Gua-gua
tersebut berada di Desa Gebangharjo dan
juga dikembangkan sebagai objek wisata.
Berdasarkan Perda No. 9 Tahun
2011
RTRW
Kabupaten
Wonogiri,
Kecamatan
Pracimantoro
merupakan
kawasan cagar alam geologi. Hal itu
dikarenakan besarnya bentang sumber daya
alam batuan karst yang luas kawasannya
mencapai 45% dari luas wilayah Kecamatan
Pracimantoro. Selain Pracimantoro, kawasan
2.3
Sum be r: A lis is Ke lo m p o k 1 AStud io Pe re nc a na a n 2 0 1 3
na
Gambar 2.4
Peta Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Kecamatan Pracimantoro
yang
menjadi cagar alam geologi di Wonogiri
adalah Kecamatan Eromoko, Kecamatan
Giriwoyo, Kecamatan Paranggupito, dan
Kecamatan Giritontro. Di mana masingmasing kecamatan memiliki kondisi alam
geologi tersendiri. Berdasarkan peraturan
daerah yang telah ditetapkan tersebut, maka
di Kecamatan Pracimantoro tidak boleh
diadakan kegiatan pertambangan atas
sumber daya
yang
dimiliki.
Karena
karakteristik batuan karst yang terdapat pada
Kecamatan Pracimantoro mudah dilalui air
atau tergolong sulit untuk menyerap air yang
melaluinya, sehingga diperlukan sumur yang
tergolong dalam untuk memperoleh mata air.
Saat ini di Kecamatan Pracimantoro terdapat
penambangan batu kapur yang bahkan lebih
luas dari tambang batu kapur yang berada
pada Kabupaten Gunung Kidul. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya pencemaran air di
Kecamatan Pracimantoro, sehingga wilayah
tersebut kesulitan memenuhi kebutuhan air
bersih.
Kependudukan
Kependudukan merupakan salah satu aspek penting dalam suatu perencanaan, karena
yang menjadi objek perencanaan adalah penduduk itu sendiri. Aspek kependudukan dapat
3. meghasilkan informasi seperti jumlah penduduk, jumlah migrasi, kepadatan penduduk, dan
sebagainya. Jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 adalah 1.174.259 jiwa
yang terbagi ke dalam 25 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Pracimantoro.
Pada tahun 2010 jumlah penduduk
Kecamatan Pracimantoro berjumlah 76.416
jiwa atau 6,5% dari total penduduk
Kabupaten
Wonogiri
yang
berjumlah
1.174.259 jiwa. Jumlah penduduk di
Kecamatan
Pracimantoro
merupakan
peringkat
kedua
setelah
Kecamatan
Wonogiri. Desa yang memiliki jumlah
penduduk di Kecamatan Pracimantoro
adalah Desa Pracimantoro, sedangkan Desa
dengan jumlah penduduk terendah adalah
Desa Petirsari.
Desa
Pracimantoro
memiliki
jumlah
penduduk tertinggi dibanding desa lain
karena merupakan ibukota kecamatan yang
juga berperan sebagai salah satu pusat
pelayanan untuk desa lain di kecamatan
tersebut.
8
Sumber : Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
Gambaran Kependudukan
Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Pracimantoro
Berdasarkan
piramida
penduduk di Kecamatan Pracimantoro tahun
2010, kecamatan tersebut tergolong ke
dalam
bentuk
kendi.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia
produktif lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah penduduk usia muda atau tua.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa angka
ketergantungan di Kecamatan Pracimantoro
rendah.
Berdasarkan
kepadatan
penduduk
bruto, kecamatan yang memiliki kepadatan
9
Gambar 2.5
penduduk
paling tinggi di Kabupaten Wonogiri adalah
Kecamatan Jatrisono. Hal tersebut terjadi
karena di Kecamatan Jatisrono memiliki
jumlah penduduk yang banyak namun luas
wilayah yang kecil. Meskipun Kecamatan
Pracimantoro memiliki jumlah penduduk yang
banyak, namun kepadatan penduduk di
kecamatan tersebut tergolong rendah. Hal
tersebut
dikarenakan
Kecamatan
Pracimantoro
memiliki
wilayah
yang
tergolong luas.
4. Wilayah
yang
dapat
dibangun
di
Kecamatan Pracimantoro hanya 55 % karena 45 %
dari kecamatan tersebut merupakan pegunungan
karst sehingga tidak bisa dibangun. Kepadatan
penduduk di Kecamatan Pracimantoro paling tinggi
berada di Desa Pracimantoro. Hal tersebut terjadi
karena Desa Pracimantoro merupakan ibukota
Kecamatan Pracimantoro sehingga di desa
tersebut memiliki jumlah penduduk yang banyak
dan sebanding dengan luas wilayahnya.
Untuk hal migrasi, migrasi masuk tertinggi
di Kabupaten Wonogiri berada di Kecamatan
Wonogiri. Hal ini terjadi karena kecamatan tersebut
merupakan ibukota kabupaten, sehingga banyak
terdapat berbagai macam aktivitas sehingga Sumber : Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
menarik orang untuk datang ke kecamatan
Kepadatan Penduduk
tersebut. Sedangkan migrasi keluar paling banyak
Gambar 2.6 Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Pracimantoro
terdapat di Kecamatan Eromoko, hal tersebut
terjadi karena lapangan pekerjaan di kecamatan
tersebut kurang menjanjikan penghasilannya.
Untuk Kecamatan Pracimantoro, jumlah migrasi
keluar meningkat setiap tahunnya. Hal ini terjadi
karena sebagian besar penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani, ketika menunggu
musim panen tiba mereka mencari pekerjaan di wilayah lain seperti DIY, Kota Wonogiri,
Jakarta, dll. Mereka pergi keluar daerah karena setelah menanam padi diperlukan waktu kurang
lebih 3 bulan untuk memanen hasil pertanian padi. Untuk itu penduduk di kecamatan tersebut
mencari pekerjaan sambilan di daerah lain.
Pada tahun 2008, angka migrasi masuk
Kecamatan Pracimantoro sangat tinggi. Hal
tersebut terjadi karena pada tahun 2008 baru
saja dibangun Museum Karst di Kecamatan
Pracimantoro dan terdapat pasar yang
tepatnya berada di Desa Pracimantoro.
Museum Karst yang menjadi objek wisata
baru, menjadi daya tarik baru pula bagi
penduduk dari luar wilayah Kecamatan
Pracimantoro, sehingga banyak dari mereka
yang melakukan migrasi ke Kecamatan
Pracimantoro. Selain itu, Pasar yang terdapat
di Kecamatan Pracimantoro tergolong cukup
besar dan banyak pedagang yang berjualan
di pasar tersebut, sehingga banyak
pendatang yang masuk ke Kecamatan
Pracimantoro.
Gambar 2.7
Migrasi Masuk dan Keluar
Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Pracimantoro
10
5. Migrasi tertinggi di Kabupaten
Wonogiri yaitu di Kecamatan
Wonogiri
Sumber : Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
2.4
Perekonomian
Aspek perekonomian merupakan
salah satu tolak ukur untuk melihat tingkat
kesejahteraan
masyarakat.
Aspek
perekonomian dapat dilihat dari besarnya
PDRB tiap sektor di Kabupaten Wonogiri dan
kontribusi PDRB tiap sektor terhadap
kecamatan maupun Kabupaten Wonogiri.
11
Dari PDRB tersebut dapat diketahui sektor
apa saja yang menjadi sektor basis dan
sektor
non
basis
sehingga
bisa
dikembangkan untuk lebih meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Berikut ini adalah
diagram PDRB secara agregat dan PDRB
Kecamatan Pracimantoro per sektor :
7. jumlah PDRB dan jumlah kontribusi PDRB
Berdasarkan Gambar 2.8, dapat
yang cukup tinggi baik untuk Kecamatan
diketahui bahwa Kecamatan Pracimantoro
Pracimantoro sendiri maupun Kabupaten
memiliki PDRB sebesar 170.944,13 juta
Wonogiri. Di dalam mendistribusikan dan
rupiah.
Besarnya
PDRB
Kecamatan
mengembangkan sektor tersebut tentunya
Pracimantoro tersebut berada diurutan ketiga
juga berkaitan dengan faktor aksesibilitas.
setelah PDRB Kecamatan Wonogiri dan
Aksesibilitas tersebut dilihat dari kondisi jalan
PDRB Kecamatan Ngadirojo yang masingyang berada di Kecamatan Pracimantoro dan
masing berada di urutan pertama dan kedua.
jalan penguhubung atau JJLS yang melewati
Jika dilihat secara agregat, Kabupaten
Kecamatan Pracimantoro. Kondisi jalan
Wonogiri memiliki dua sektor basis yakni
tersebut saat ini tergolong cukup buruk karena
sektor pertanian sebesar 1.317.372,03 juta
banyak lubang dan apabila hujan terjadi
rupiah dan sektor perdagangan, hotel, dan
genangan. Hal ini tentunya membawa dampak
restoran sebesar 347.170,28 juta rupiah. Pada
negatif bagi mobilitas manusia, barang, dan
sektor pertanian, Kecamatan Pracimantoro
kendaraan khususnya dalam mendistribusikan
merupakan kecamatan di Kabupaten Wonogiri
hasil pertanian. Distribusi hasil pertanian
yang memiliki PDRB tertinggi yakni sebesar
tersebut menjadi terhambat dan berakibat
109.880,17 juta rupiah dengan kontribusi
pada menurunnya pendapatan masyarakat
PDRB juga yang tertinggi yakni sebesar
sehingga pola dan struktur pertumbuhan
61,60%. Kecamatan Puhpelem merupakan
ekonomi di Kecamatan Pracimantoro menjadi
kecamatan yang memiliki PDRB terendah
menurun atau maju tetapi tertekan. Tidak
yakni 34.084,16 juta rupiah. Pada sektor
hanya
masalah
aksesibilitas
yang
perdagangan, hotel, dan restoran, Kecamatan
mengganggu
pertumbuhan
ekonomi
Pracimantoro memiliki PDRB yang berada
Kecamatan Pracimantoro, tetapi juga masalah
diurutan kedua setelah PDRB Kecamatan
terbatasnya lahan untuk dikembangkan
Wonogiri yakni sebesar 24.450,63 juta rupiah
menjadi kawasan terbangun. Luas lahan
dengan kontribusi PDRB juga diurutan kedua
konservasi Kecamatan Pracimantoro sebesar
yakni sebesar 13,71%. Sedangkan PDRB
45% dari total luas lahan, mengakibatkan
Kecamatan Wonogiri sebesar 31.197,11 juta
perkembangan
aktivitas
masyarakat
rupiah dengan kontribusi PDRB yakni sebesar
khususnya
pengembangan
sektor
17,30%.
perdagangan, hotel, dan restoran terbatas.
Pada Kecamatan Pracimantoro, sektor
Apalagi
sumberdaya
manusia
yang
pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan
berkompeten di Kecamatan Pracimantoro
restoran juga merupakan sektor basis. Sektor
masih rendah, sehingga belum dapat
pertanian memiliki PDRB sebesar 109.880,17
mengoptimalkan
pemanfaatan
potensi
juta rupiah dan sektor perdagangan, hotel, dan
sumberdaya alam yang ada di Kecamatan
restoran memiliki PDRB sebesar 24.450,63
Pracimantoro.
juta rupiah. Kedua sektor tersebut memiliki
Pola dan struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan
Pracimantoro dapat dilihat dari tipologi Klassen. Berdasarkan perhitungan tipologi Klassen,
Kabupaten Wonogiri terbagi atas empat golongan, yakni maju, berkembang pesat, menurun atau
maju tertekan, dan terbelakang. Kecamatan Tirtomoyo, Baturetno, Wonogiri, dan Jatisrono
memiliki pertumbuhan ekonomi yang maju. Hal tersebut dapat dilihat dari potensi sektor-sektor
basis masing-masing kecamatan yang mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Sedangkan
Kecamatan Pracimantoro memiliki pertumbuhan ekonomi yang tergolong menurun atau maju tapi
tertekan. Hal tersebut dikarenakan adanya masalah terkait aksesibilitas yang ada di Kecamatan
Pracimantoro.
13
Gambar 2.9
Peta Tipologi Klassen
Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Pracimantoro
8. Kecamatan Tirtomoyo, Baturetno,
W
onogiri, dan Jatisrono memiliki
pertumbuhan ekonomi yang maju.
Sumber : Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
2.5
Hubungan Antar Desa/
Kelurahan di Kecamatan Pracimantoro
Perkembangan
Kecamatan
Pracimatoro tidak terlepas dari hubungan desa
- desa dengan pusat pelayanan yang ada
didalamnya. Desa Pracimantoro memiliki
kelengkapan fasilitas yang lebih lengkap dari
desa-desa lainnya yang ada di Kecamatan
Pracimantoro, sehingga Desa Pracimantoro
menjadi salah satu pusat pelayanan bagi
Kecamatan Pracimantoro. Untuk kebutuhan
hidup tambahan, sebagian besar masyarakat
di desa-desa Kecamatan Pracimantoro
membeli kebutuhannya ke pasar kecamatan
yang ada di Desa Pracimantoro dikarenakan
ketersediaannya lebih lengkap.
Distribusi komoditas hasil pertanian
dari desa-desa sebagian besar di distribusikan
ke Pasar Pracimantoro. Akan tetapi kondisi
jalan yang rusak pada Desa Gambirmanis,
Desa Petirsari, dan Desa Wonodadi menuju
pusat
pelayanan
menjadikan
distribusi
pertanian terhambat dan hasil pertanian
sebagian dikonsumsi sendiri oleh penduduk di
desa tersebut. Selain hasil pertanian, terdapat
produksi gula merah di Desa Gudangharjo
yang di distribusikan ke Pasar Pracimantoro.
Kendala yang sama terjadi, kondisi jalan yang
rusak menghambat proses distribusi gula
merah tersebut.
Dengan kendala tersebut, maka dapat
mempengaruhi PDRB yang belum maksimal
dimana untuk sektor pertanian merupakan
sektor basis bagi Kecamatan Pracimantoro.
14
9.
10. Terdapat pula pegunungan karst di
Kecamatan Pracimantoro yang dilindungi
sebagai kawasan konservasi. Kawasan
konservasi yang ada sekitar 45% dari luas
Kecamatan Pracimantoro, sehingga lahan
terbangun yang dapat dikelola terbatas.
Sedangkan dilihat dari posisinya, Kecamatan
Pracimantoro memiliki fungsi penghubung
antar dua provinsi (DIY dan Jawa Timur)
karena dilalui JJLS yang memicu peningkatan
aktivitas
yang
tidak
terkendali
dan
menyebabkan tingginya kebutuhan akan lahan
terbangun untuk aktivitas masyarakat. Hal ini
menjadi suatu permasalahan bagi Kecamatan
Pracimantoro, dimana dengan luas lahan
terbangun yang terbatas namun memiliki
tingkat kebutuhan luas lahan terbangun tinggi.
Terdapat pula kegiatan pertambangan karst
yang
merupakan
kawasan
konservasi,
memberikan dampak pada pencemaran air
bawah
tanah
karena
pada
lokasi
penambangan karst terdapat mata air yang
dapat dijadikan sebagai sumber air bersih dan
pengairan bagi masyarakat. Karena kondisi air
tanah yang telah tercemar itulah, warga
menjadi kesulitan dalam perolehan air bersih.
Peta Arus Barang
di Kecamatan Pracimantoro
Gambar 2.10
2.6
15
Kondisi Serta Hubungan Pusat
Kecamatan Pracimantoro merupakan
Permukiman
kecamatan terpadat kedua setelah Kecamatan
Wonogiri di Kabupaten Wonogiri. Hal tersebut
menunjukkan
Kecamatan
Pracimantoro
memiliki peran yang penting di Kabupaten
Sumber : Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
Wonogiri karena banyak didatangi oleh
masyarakat, baik masyarakat yang berasal
dari Kabupaten Wonogiri ataupun masyarakat
yang berasal dari Gunungkidul, Yogyakarta.
Selain itu, Kecamatan Pracimantoro memiliki
peran sebagai penghubung antar provinsi
(Jawa Tengah – D.I Y. – Jawa Timur) karena
dilalui oleh Jalan Jalur LIngkar Selatan.
Kecamatan Pracimantoro menjadi
daerah distribusi barang yang dihasilkan oleh
kecamatan sendiri ke daerah-daerah di
sekitarnya, seperti Kecamatan Gunungkidul,
Yogyakarta,
Kecamatan
Eromoko
dan
Kecamatan Pracimantoro, dimana barangbarang yang didistribusikan berupa hasil
pertanian dari Kecamatan Pracimantoro
ataupun barang-barang untuk memenuhi
kebutuhan
sehari-hari
seperti
barang
kebutuhan rumah tangga. Hal ini menunjukkan
bahwa Kecamatan Pracimantoro memiliki
hubungan yang erat dengan wilayah
disekitarnya.
Apabila dilihat dari segi intrawilayah
Kecamatan Pracimantoro, setiap desa atau
kelurahan yang terdapat di Kecamatan
Pracimantoro memiliki hubungan yang erat
satu sama lainnya. Desa Pracimantoro yang
merupakan
salah
satuperkotaan
dari
Kecamatan Pracimantoro merupakan pusat
distribusi barang di Kecamatan Pracimantoro
dimana ia memiliki peran sebagai daerah
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Di Desa
Pracimantoro-lah terdapat pasar tempat warga
membeli keperluannya, namun sayangnya
pasar di Kecamatan ini didominasi oleh
pedagang yang berasal dari luar Kecamatan
Pracimantoro. Sedangkan desa/kelurahan
lainnya memiliki peran sebagai tempat
produksi ssperti produksi hasil pertanian,
ternak (Desa Petirsari), tempe benguk (Desa
Joho), Batako (Desa Gambirmanis) sangkar
burung dan anyaman bamboo.
Gambar 2.11
Gambaran Kondisi dan Hubungan
Pusat Permukiman
11. Sumber : Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
Berdasarkan
fungsi
dari
Desa
Pracimantoro sebagai pusat distribusi, Desa
Pracimantoro secara langsung memiliki peran
sebagai fungsi pelayanan, selain itu juga
berperan sebagi fungsi permukiman karena
2.7
juga terdapat warga yang bermukim di Desa
Pracimantoro. Sedangkan desa/kelurahan lain
berfungsi sebagai fungsi produksi dan fungsi
permukiman.
Karakteristik
Infrastruktur yang akan dibahas hanya ada dua yaitu jaringan jalan dan jaringan air bersih.
Infrastruktur
Kedua jaringan infrastruktur merupakan isu sentra di Kecamatan Pracimantoro. Jaringan jalan
berkaitan dengan akses yang rusak, sedangkan air bersih berkaitan dengan ketersediaannya yang
terbatas di Kecamatan Pracimantoro.
2.7.1
Jaringan Jalan
Secara garis besar, jaringan jalan
yang ada di Kabupaten Wonogiri memiliki
kondisi yang cukup baik terutama jalan arteri
dan kolektornya atau dapat dibilang jalan
negara dan provinsi. Jaringan jalan utama
yang ada di Kabupaten Wonogiri berfungsi
untuk mempermudah pergerakan barang
maupun orang yang ada di seluruh wilayah
Wonogiri. Selain jalan utama yang ada di
Kabupaten Wonogiri, terdapat juga Jalan Jalur
Lintas Selatan (JJLS) yang merupakan
penghubung antara Provinsi DIY dengan
Provinsi Jawa Timur yang melewati tiga
kecamatan yaitu Kecamatan Pracimantoro,
Giriwoyo, dan Griritontro.
16
12. Sumber : BAPPEDA 2010
Gambar 2.12
17
Peta Jaringan Jalan
Kondisi tersebut memiliki kemiripan
Kabupaten W
onogiri dan Kecamatan Pracimantoro
yang ada di Kecamatan Pracimantoro.
Jaringan jalan di Kecamatan Pracimantoro
yang tergolong cukup baik ialah jalan
kabupaten/ kotamadya atau bisa disebut jalan
arteri dan kolektor. Jalan tersebut tergolong
baik karena sudah di aspal walaupun masih
berlubang. Meskipun demikian, pada jalan
arteri yang berupa Jalan Jalur Lintas Selatan
(JJLS) masih terdapat kerusakan yaitu di
bagian jalan yang menuju ke Jawa Timur.
Untuk keberadaan JJLS memiliki keuntungan
tersendiri bagi masyarakat Pracimantoro
karena penduduk yang dari atau ke Provinsi
DIY maupun dari atau ke Provinsi Jawa Timur
pasti akan transit di terminal yang terdapat di
Kecamatan Pracimantoro, baik hanya untuk
mampir pergantian bus ataupun hanya untuk
istirahat supir bus. Hal tersebut menyebabkan
pasar
yang
terdapat
di
Kecamatan
Pracimantoro semakin bertambah ramai oleh
pedagang, baik pedagang yang berasal dari
dalam ataupun luar Kecamatan Pracimantoro.
Di
jalan
utama/JJLS
tersebut
juga
menyebabkan munculnya tempat - tempat
makan dan agen travel di sepanjang jalan
utama tersebut. Oleh karena itu Kecamatan
Pracimantoro
ramai
dikunjungi
oleh
pendatang. Sedangkan untuk jalan lingkungan
yang memiliki kondisi rusak parah karena
rusak dan bisa bisa menimbulkan kecelakaan
terdapat di Desa Gambirmanis, Petirsari, dan
Wonodadi yang menyebabkan
sulitnya
pergerakan bagi orang maupun barang di
desa tersebut.
Foto : Jalan di Kecamatan Pracimantoro
2.7.2
Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih yang ada di
Kabupaten
Wonogiri
sebagian
besar
bersumber dari PDAM, sumur, dan mata air.
Kualitas air bersihnya juga sebagian besar
sudah memiliki kondisi yang baik yaitu airnya
jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Kondisi
air
yang
melimpah
tersebut
menyebabkan banyaknya pemanfaatan air
yang digunakan dalam pertanian. Sehingga
tidak heran bahwa sektor basis Kabupaten
Wonogiri merupakan pertanian. Keadaan
tersebut berbanding terbalik dengan daerah
yang berada di kawasan karst dimana pada
kawasan tersebut memiliki kondisi alam yang
kering dan tandus. Kecamatan Pracimantoro
yang merupakan salah satu kecamatan di
Wonogiri yang berada pada kawasan karst,
memiliki sumber air yang meliputi sumur,
tadah hujan, mata air, PDAM, dan membeli
tanki air. Mayoritas mayarakat di Kecamatan
Pracimantoro menggunakan air tadah hujan
dan PDAM sebagai sumber air bersih mereka.
Pada musim kemarau tiba, hampir di semua
desa di Kecamatan Pracimantoro mengalami
kekeringan. Sehingga untuk mengatasi
kurangnya ketersediaan air bersih, masyarakat
18
13. Gambar 2.13
Peta Persebaran Desa yang Mengalami Kekeringan
Kecamatan Pracimantoro
Sumber : Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
2.8
Karakteristik Sarana
Sarana merupakan salah satu aspek
penunjang
dalam
aktivitas
penduduk.
Ketersediaan sarana mencerminkan lengkap
tidaknya aspek penunjang kegiatan penduduk
tersebut. Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari
25 Kecamatan memiliki persebaran sarana
yang beragam. Dapat dilihat pada Peta orde
Kota Kabupaten Wonogiri pada Gambar 2.14,
Kecamatan di Kabupaten Wonogiri dibedakan
menajdi 4 orde, dimana orde tertinggi dengan
ketersediaan saran terlengkap adalah orde 1
yang terdiri dari Kecamatan Wonogiri,
Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan Jatisrono,
Kecamatan
Baturetno
dan
Kecamatan
Tirtomoyo. Sedangkan untuk Kecamatan
Pracimantoro masuk dalam orde 2.
Masuknya Kecamatan Pracimantoro
ke dalam orde 2, dikarenakan belum
lengkapnya ketersediaan sarana yang ada.
Dapat dilihat pada Peta Orde Kota Kecamatan
Pracimantoro bahwa yang menjadi orde 1
hanya Desa Pracimantoro saja. Hal ini
membuktikan bahwa dari seluruh desa yang
ada, hanya Desa Pracimantoro saja yang
memiliki sarana yang sudah terbilang lengkap.
Dapat dilihat dari sarana pendidikan, sarana
pendidikan terlengkap dari jenjang TK sampai
dengan SMA hanya terdapat di Desa
Pracimantoro, sedangkan desa/kelurahan
yang lain tidak ada yang memiliki sarana
pendidikan lengkap dari jenjang TK sampai
dengan SMA. Ada pula Desa yang hanya
memiliki saran pendidikan tingkat SD,
sehingga penduduk yang berusia TK, SMP
dan SMA harus pergi ke Desa Pracimantoro
terlebih dahulu untuk menuntut ilmu.
Apabila dilihat dari sarana kesehatan,
diketahui bahwa desa yang memiliki sarana
kesehatan yang terbilang memadai hanya di
Desa Pracimantoro dan Desa Suci. Hal ini
dikarenakan aksesbilitas di Desa Suci dan
Desa Pracimantoro ini terbilang sudah baik
dan memadai, sehingga pemerintah lebih
mengembangkan sarana kesehatan di 2 desa
tersebut.
19
Sumber : Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
Gambar 2.14
Peta Orde Kota Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Pracimantoro
Untuk sarana peribadatan seperti
masjid, banyak terdapat di Desa Gambirmanis
yaitu 14 buah. Banyaknya jumlah masjid
dikarenakan penduduk beragama islam paling
banyak terdapat di desa tersebut, yaitu 6078
orang. Selain itu, juga ada desa yang tidak
memiliki sarana peribadatan sama sekali, yaitu
Desa Glinggang dan Desa Wonodadi
dikarenakan aksesbilitas yang buruk dan
aktivitas penduduk yang tergolong rendah,
sehingga apabila penduduk di kedua desa
tersebut ingin beribadah bersama di suatu
masjid harus ke desa/kelurahan lain. Untuk
sarana perdagangan dan jasa, Desa dengan
jumlah sarana perdagangan berupa toko,
terbanyak terdapat di Desa Pracimantoro. Hal
tersebut dapat terjadi karena di Desa
Pracimantoro terdapat pasar serta terminal
yang menarik penduduk untuk melakukan
usaha disekitarnya.
14. 2.9
Potensi, Isu dan Masalah
Wilayah Kecamatan Pracimantoro memiliki banyak potensi di bidang pertanian, sumber
daya alam, dan pariwisata. Pada bidang pertanian, Kecamatan Pracimantoro memiliki komoditas
pertanian berupa padi gogo, jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu dan hasil pertanian lainnya.
Sedangkan pada potensi sumber daya alam, Kecamatan Pracimantoro memiliki kawasan karst
lebih dari 82,09 km2. Dengan dibangunnya Museum Karst di Desa Gerbangharjo, tempat ini sering
dijadikan tempat penelitian dan tempat wisata. Selain Museum Karst, masih banyak terdapat objek
wisata di Kecamatan Pracimantoro antara lain Goa Putri Kencono, Goa Sodong, Goa Song
Tembus, Goa Song Gilap, Goa Tingkir, Goa Seban, Sendang Beton, Telaga Kenanga, Telaga
Mudal dan Telaga Berhala. Potensi-potensi di bidang pertanian, sumber daya alam, dan
pariwisata tersebut akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian bagi Kecamatan
Pracimantoro itu sendiri dan Kabupaten Wonogiri. Selain potensi, terdapat pula isu dan masalah
utama yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro yaitu,
Sulit berkembangnya Kecamatan Pracimantoro sebagai pusat pelayanan di wilayah
selatan dan perbatasan Wonogiri.
(Pohon Masalah dapat dilihat pada gambar 2.15). Masalah utama ini timbul karena didorong oleh
beberapa penyebab yaitu:
Leakage Tenaga Kerja
Kurangnya
Ketersediaan Air
Bersih
Potensi pariwisata yang
belum berkembang
Kontribusi PDR yang
B
belum maksimal
Terhambatnya mobilisasi
di Pracimantoro
21
1. Terjadinya Leakage tenaga Kerja
Seperti yang telah dibahas pada potret
wilayah Kecamatan Pracimantoro, diketahui
bahwa jumlah migrasi masuk ke Kecamatan
Pracimantoro cukup banyak. Besarnya angka
migrasi masuk yang dikarenakan pesatnya
perkembangan aktivitas perhubungan di
wilayah
Kecamatan
Pracimantoro
berhubungan dengan Kecamatan Praimantoro
yang berbatasan dengan Yogyakarta dan juga
dilalui oleh jalan jalur lingkar selatan.
Penduduk yang masuk lebih banyak
berdagang di pasar Pracimantoro. Dimana
penduduk asli di Kecamatan Pracimantoro
20
15. “kalah saing” sehingga wilayah Kecamatan
Pracimantoro menyediakan lapangan usaha
bagi penduduk pendatang bukan penduduk
lokal. Hal ini tentunya menjadi masalah karena
dalam upaya Kecamatan Pracimantoro
menjadi pusat pelayanan di wilayah selatan
dan perbatasan Wonogiri juga harus bisa
melayani wilayah Kecamatan Pracimantoro
sendiri baru wilayah sekitarnya.
2. Kurangnya ketersediaan air bersih
Sebagian besar desa di Kecamatan
Pracimantoro mempunyai jenis tanah miosen
batu gamping. Hal ini berdampak pada
sulitnya membuat sumur galian untuk
memasok air bersih sebagai kebutuhan seharihari, sehingga penduduk Pracimanoro sulit
mendapatkan air. Oleh karena itu, air bersih
dapat diperoleh dengan cara lain seperti
pengadaan PAMSIMAS. Namun pelayanan ini
belum mencakup seluruh wilayah sehingga
masih banyak beberapa daerah di Kecamatan
Pracimantoro yang mengalami kesulitan air
bersih dan bahkan kekeringan. Selain itu
karena adanya aktivitas penambangan yang
membuat aliran sungai bawah tanah tercemar
sehingga air yang terdapat di Kecamatan
Pracimantoro mengandung kapur. Masalah ini
akan
mempersulit
upaya
Kecamatan
Pracimantoro menjadi pusat pelayanan di
wilayah selatan dan perbatasan Wonogiri juga
harus bisa melayani wilayah Kecamatan
Pracimantoro sendiri baru wilayah sekitarnya
(dalam hal pelayanan air bersih).
3. Potensi
pariwisata
yang
belum
berkembang
Potensi wisata yang dimiliki Kecamatan
Pracimantoro yang dipicu oleh kondisi
geografis yaitu lahan konservasi (berupa
Karst) seharusnya mampu meningkatkan
23
perekonomian bagi Kecamatan Pracimantoro
itu sendiri. Namum, pengelolaan pariwisata di
Kecamatan pracimantoro dianggap belum
maksimal, hal ini dapat terlihat dari masih
banyaknya objek wisata yang belum
dikembangkan secara optimal baik dari sarana
maupun prasarana. Selain itu, kurangnya
promosi dan keterbatasan akses transportasi
menyebabkan banyak masyarakat yang belum
mengetahui
keberadaan
objek-objek
pariwisata tersebut.
4. Kontribusi PDRB yang belum maksimal
Sektor ekonomi yang terdapat di
Kecamatan
Pracimantoro
yang
belum
maksimal karena beberapa kendala seperti
akses yang sulit dalam pendistribusian produk
pertanian,
kurang
optimalnya
kawasan
pariwisata yang seharusnya dapat memberi
kontribusi besar bagi perekonomian di
Kecamatan Pracimantoro.
5. Terhambatnya mobilisasi di Pracimantoro
Pesatnya
perkembangan
aktivitas
perhubungan
di
wilayah
Kecamatan
Pracimantoro
berhubungan
dengan
Kecamatan Praimantoro yang berbatasan
dengan Yogyakarta. Selain itu juga dilalui oleh
jalan jalur lingkar selatan. Keadaan ini memicu
peningkatan mobilitas yang tinggi sehingga
menyebabkan kerusakan jalan. Kondisi jalan
yang kurang baik dan kurangnya ketersediaan
angkutan berdampak pada terhambatnya
kemajuan warga, seperti terhambatnya warga
dalam menjual hasil pertanian dan kerajinan,
serta terhambatnya dalam menjangkau lokasi
pendidikan dan kesehatan. Hal ini tentunya
menjadi masalah karena dalam upaya
Kecamatan Pracimantoro menjadi pusat
pelayanan di wilayah selatan dan perbatasan
Wonogiri diperlukan kelancaran mobilitas baik
barang maupun orang.
22
16. Pesatnya perkembangan aktivitas perhubungan di wilayah Kecamatan Pracimantoro yang tidak diimbangi dengan luas lahan yang
Pesatnya perkembangan aktivitas perhubungan di wilayah Kecamatan Pracimantoro yang tidak diimbangi dengan luas lahan yang
dapat dibangun mengakibatkan perkembangan Kecamatan Pracimantoro sebagai pusat pelayanan di wilayah selatan dan perbatasan
dapat dibangun mengakibatkan perkembangan Kecamatan Pracimantoro sebagai pusat pelayanan di wilayah selatan dan perbatasan
Wonogiri.
Wonogiri.
Dampak Luas
Terhambatnya Pembangunan
Meningkatnya
angka
penganguran
Berkurangnya
lapangan
pekerjaan
lokal
Dampak
Langsung
Masalah
Kunci/ Isu
Masalah
Utama
Kekeringan
Tidak
berkembangnya
pariwisata
Pracimantoro
Sulit
memperoleh
air bersih
Kurang
dikenalnya
pariwisata di
Pracimantoro
Kurang
optimalnya
pendapatan
daerah
Sulit berkembangnya Kecamatan Pracimantoro sebagai pusat pelayanan di wilayah selatan dan perbatasan
Wonogiri.
Terjadinya
leakage
tenaga
kerja
Output
Kurangnya
ketersediaan air
bersih di Kecamatan
Pracimantoro
Tercemarnya air bawah
tanah karena
penambangan karst
Bentuk Pesatnya
Perkembangan
Aktivitas
Perhubungan di
Wilayah Kec.
Pracimantoro
Potensi wisata
belum
berkembang
Kontribusi
PDRB yang
belum
maksimal
Kawasan konservasi
memicu potensi
wisata
Terbatasnya lahan
terbangun karena
45% berupa lahan
konservasi
Pasar Pracimantoro
yang didominasi oleh
pedagang dari luar
wilayah
Tingginya kebutuhan
lahan terbangun
untuk aktivitas
masyarakat
Besarnya angka
migrasi masuk ke
Kecamatan
Pracimantoro
Input
Terhambatnya
mobilisasi di
Pracimantoro
Kerusakan
jalan
menghambat
distribusi hasil
pertanian
Tingginya mobilisasi
yang menyebabkan
kerusakan jalan
JJLS memicu
peningkatan aktivitas
tidak terkendali
Pesatnya perkembangan aktivitas perhubungan di wilayah Kecamatan Pracimantoro
Sumber : Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
Keterangan:
Menyebabkan
Gambar 2.15 Pohon Masalah Kecamatan Pracimantoro Secara Agregat dan Intrawilayah
24