2. Pemberdayaan Keluarga Cegah Stunting_IPKKI_Eka M.pdf
1. “Negara menjamin hak anak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang, serta perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”
(UUD RI 1945)
2. Pemberdayaan Keluarga:
Kunci Penceegahan Balita Stunting di Masa Pandemi COVID-19
Eka Mishbahatul Mar’ah Has
(eka.m.has@fkp.unair.ac.id)
19 Desember 2021
Webinar Series 1
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia
Propinsi Jawa Timur
3. Pokok Bahasan
1. Pentingnya nutrisi di awal kehidupan balita.
2. Situasi terkini stunting pada balita.
3. Strategi pencegahan stunting pada balita.
4. Tantangan di masa pandemi COVID-19.
5. Pemberdayaan keluarga
6. Pemberdayaan keluarga berbasis promosi kesehatan: intervensi
keperawatan keluarga untuk mencegah balita stunting.
4. “Periode kritis tumbuh kembang anak terjadi pada 1000
hari pertama kehidupan”
Mayneris-Perxachs, J., & Swann, J. R. (2019). Metabolic phenotyping of malnutrition during the first 1000 days of life. European journal of nutrition, 58(3), 909-930.
5. Stunting
Periode sensitif kejadian stunting dimulai saat masa pemberian MPASI,
terlebih saat usia 12-23 bulan.
Balita disebut stunted jika panjang badan dibanding usianya berada di
rentang <-2 SD dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO untuk usia
dan jenis kelamin yang sama.
Stunting memiliki dampak yang irreversible.
Pemberian intervensi spesifik dan sensitif di 1000 hari pertama kehidupan
diharapkan mampu menurunkan angka stunting sekitar 2-2.5% per tahun.
Argaw, A. et al. (2019) ‘Drivers of Under-Five Stunting Trend in 14 Low- and Middle-Income Countries since the Turn of the Demographic and Health Surveys’, Nutrients, 11(2485), pp. 1–12. doi:
10.3390/nu11102485.
Stewart, C. P. et al. (2013) ‘Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention’, Maternal and Child Nutrition, 9(S2), pp. 27–45. doi: 10.1111/mcn.12088.
De Onis, M. and Branca, F. (2016) ‘Childhood stunting: A global perspective’, Maternal and Child Nutrition, 12, pp. 12–26. doi: 10.1111/mcn.12231.
Titaley, C. R. et al. (2019) ‘Determinants of the stunting of children under two years old in Indonesia: A multilevel analysis of the 2013 Indonesia basic health survey’, Nutrients, 11(5). doi:
10.3390/nu11051106.
WHO (2014) ‘WHA Global Nutrition Target 2025: Stunting policy brief’, WHO Publication, pp. 1–10. Available at: http://www.who.int/nutrition/topics/globaltargets_stunting_policybrief.pdf
(Accessed: 7 July 2018).
6. Target
“2.2 By 2030, end all forms of malnutrition, including achieving, by
2025, the internationally agreed targets on stunting and wasting in
children under 5 years of age.”
Reduce 40%
https://sdgs.un.org/goals diakses Desember 2021
https://www.who.int/publications/i/item/WHO-NMH-NHD-14.3 diakses Desember 2021
7. Target
“Prevalensi balita stunting <14% dari jumlah total balita di Indonesia
di tahun 2024.”
https://stunting.go.id/ diakses Desember 2021
8. United Nations Children’s Fund (UNICEF), World Health Organization, International Bank for Reconstruction and Development/The World Bank. Levels and trends in child
malnutrition: key findings of the 2021 edition of the joint child malnutrition estimates. Geneva: World Health Organization; 2021.
Prevalensi
9. Kementrian Kesehatan RI (2018a) Hasil utama riskesdas 2018. Jakarta. Available at: http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-
riskesdas-2018_1274.pdf.
Prevalensi
10. Prevalensi
Presentasi Prof. Rizal Damanik, Deputi Litbang BKKBN, pada Seminar dan Forum Ilmiah Nasional Online: Kajian Ilmiah untuk Konvergensi Intervensi Spesifik dan Sensitif untuk
Menuju Indonesia Bebas Stunting, 4 November 2021, oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga bekerja sama dengan BKKBN.
11. Strategi Pencegahan Balita Stunting
https://cegahstunting.id/ diakses Desember 2021
http://tnp2k.go.id/ diakses Desember 2021
https://stunting.go.id/ diakses Desember 2021
1 2 3
12. Tantangan di masa pandemi COVID-19
1. Menurunnya pendapatan rumah tangga.
2. Terganggunya ketersediaan dan keterjangkauan pangan yang bergizi
dan aman.
3. Ketegangan yang dialami fasilitas layanan kesehatan akibat pandemi
COVID-19, sehingga layanan kesehatan ibu dan anak sementara ditutup.
Akseer, N., Kandru, G., Keats, E. C., & Bhutta, Z. A. (2020). COVID-19 pandemic and mitigation strategies: implications for maternal and child health and
nutrition. The American journal of clinical nutrition, 112(2), 251-256.
13. “The end of this pandemic is unknown.
The important is that families must be able to adapt.”
14. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan, adalah
proses perubahan perilaku di mana individu menjadi lebih sadar terhadap masalah
kesehatan yang dialami dan memiliki kontrol untuk mengatasi masalah tersebut
melalui penguasaan ketrampilan dan perawatannya.
Pemberdayaan diperlukan untuk melengkapi komitmen keluarga dengan sense of control
sehingga mampu mengatasi hambatan dan selalu memunculkan perilaku kesehatan
yang diharapkan. Perubahan perilaku kesehatan yang terjadi pun lebih langgeng.
Teymouri, F., Alhani, F., & Kazemnejad, A. (2017). The effect of Family-Centered Empowerment Model on self-efficacy and self-esteem of the children
with asthma. Preventive Care in Nursing & Midwifery Journal, 7(1), 18-26.
Beal, T., Tumilowicz, A., Sutrisna, A., Izwardy, D., & Neufeld, L. M. (2018). A review of child stunting determinants in Indonesia. Maternal & child
nutrition, 14(4), e12617.
Kunto, Y. S., & Bras, H. (2018). Women’s empowerment and gender inequality in adolescent nutritional status: evidence from the Indonesian family life
survey. Journal of biosocial science, 50(5), 640-665.
15. Penelitian Sebelumnya
Semakin berdaya suatu keluarga, maka akan semakin baik pula praktik pemberian
makan pada balitanya.
Intervensi edukasi nutrisi berbasis pemberdayaan keluarga juga terbukti dapat
meningkatkan kognisi, afeksi, dan praktik pemberian makan bayi dan anak.
Pemberdayaan keluarga menjadi kunci agar sumber daya yang dimiliki oleh
keluarga dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk memberikan gizi yang
tepat untuk balita.
Alaofè, H. et al. (2017) ‘Association Between Women’s Empowerment and Maternal and Child Nutrition in Kalalé District of Northern Benin’, Food and Nutrition Bulletin, 38(3), pp.
302–318. doi: 10.1177/0379572117704318.
Babazade, T., Moradi, F. and Zibaee, N. (2014) ‘Impact of Educational Intervention on Mothers Empowerment about Proper Nutri ti on among Infants under 2 years of age Covered
By Health Homes of District 18 of Tehran Municipality’, Iranian Journal of Health Education & Promotion, 2(3), pp. 242–250. Available at:
https://www.sid.ir/en/Journal/ViewPaper.aspx?ID=426709.
Beal, T., Tumilowicz, A., Sutrisna, A., Izwardy, D., & Neufeld, L. M. (2018). A review of child stunting determinants in Indonesia. Maternal & child nutrition, 14(4), e12617.
Kunto, Y. S., & Bras, H. (2018). Women’s empowerment and gender inequality in adolescent nutritional status: evidence from the Indonesian family life survey. Journal of biosocial
science, 50(5), 640-665.
Nisbett, N. et al. (2017) ‘Bangladesh’s story of change in nutrition: Strong improvements in basic and underlying determinants with an unfinished agenda for direct community
level support’, Global Food Security. Elsevier B.V., 13(October 2016), pp. 21–29. doi: 10.1016/j.gfs.2017.01.005.
16. MODEL PEMBERDAYAAN KELUARGA BERBASIS PROMOSI KESEHATAN
(Has, 2021)
Model ini menjadi bentuk intervensi keperawatan untuk memberdayakan keluarga
dengan balita usia 6-23 bulan, dalam memberikan gizi yang tepat untuk balita, sehingga
terhindar dari stunting.
Model bertujuan memperkuat sistem dalam agar mampu menggunakan sumber daya
yang dimiliki untuk memenuhi gizi balita secara tepat.
Model ini menggabungkan konsep the Friedman’s Family Health Care Nursing, Pender’s
Health Promotion Model, dan Alhani's Family-Centered Empowerment Model.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. (2003). Family nursing: Research, theory & practice (Vol. 16). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
Pender, N. J. (2011). Health promotion model manual.
Teymouri, F., Alhani, F., & Kazemnejad, A. (2011). The effect of family-centered empowerment model on the Quality of life of school-age asthma children.
17. MODEL PEMBERDAYAAN KELUARGA BERBASIS PROMOSI KESEHATAN
(Has, 2021)
Pengalaman
Sebelumnya
1. Perilaku gizi ibu
saat hamil
2. Budaya makan
keluarga
Faktor Anak
1. Berat badan lahir
2. Usia saat
diberikan MPASI
3. Frekuensi infeksi
Faktor Keluarga
1. Struktur dan
fungsi keluarga
2. Koping keluarga
Dukungan Sosial
1. Informasi
2. Emosi
3. Instrumental
Kognisi dan Afeksi
1. Manfaat gizi
seimbang
2. Self-efficacy
dalam pemenuhan
gizi seimbang
3. Afek terhadap gizi
seimbang Komitmen
1. Tindakan
2. Strategi
Pemberdayaan
1. Motivasi
2. Self-esteem
3. Perceived threat
Perilaku gizi untuk
mencegah stunting
1. Keanekaragaman
makanan
2. Frekuensi makan
3. Rekomendasi diet
minimal
Indikator tumbuh
kembang anak
1. Pertumbuhan
2. Perkembangan
18. Peningkatan perilaku gizi keluarga dalam mencegah stunting
pada balita memerlukan paket KOGNISI DAN AFEKSI yang
positif, KOMITMEN yang kuat, DUKUNGAN dari seluruh
anggota keluarga, dan tingkat PEMBERDAYAAN tinggi.
19. 5 Sesi Model PKBPK
(Has, 2021)
1. Briefing
2. Peningkatan kesadaran tentang adanya ancaman kesehatan.
3. Peningkatan self-efficacy
4. Peningkatan self-esteem
5. Evaluasi tingkat pemberdayaan keluarga.
20. Model PKBPK (Has, 2021)
1. Setiap sesi dilaksanakan selama 45-90 menit, 1 kali seminggu, selama 9
minggu.
2. Dilakukan secara berkelompok (terdiri dari 4-6 orang).
3. Melibatkan tidak hanya ibu, tetapi juga anggota keluarga lainnya.
4. Mengutamakan pada makanan bergizi yang tersedia secara lokal,
terjangkau, dan dapat diterima secara budaya.
5. Dilengkapi dengan modul dan booklet.
6. Dapat dikelola oleh perawat kesehatan komunitas dan dibantu
pelaksanaanya oleh kader atau tim pendamping keluarga.
21. Hasil Penelitian
1. Model PKBPK meningkatkan perilaku keluarga dalam memberikan gizi
yang tepat untuk balita. Hal ini ditandai dengan tercapainya keragaman
pola makan, frekuensi makan, dan rekomendasi diet minimal balita,
serta terpenuhinya tingkat kecukupan energi-protein-zinc sesuai angka
kebutuhan gizi balita (P<0,05).
2. Model PKBPK berdampak positif terhadap indikator pertumbuhan
balita yang dievaluasi dari z-score indeks BB/U, PB/U, dan BB/PB
(P<0,05). Sedangkan dampak positif pada indikator perkembangan
(Denver II) ditunjukkan dengan peningkatan jumlah balita dengan
status perkembangan normal.
22. Kesimpulan
Model PKBPK dapat diimplementasikan untuk mendukung strategi
percepatan penurunan stunting dengan pendekatan keluarga yang saat ini
sedang diupayakan oleh pemerintah, yakni pendampingan keluarga
beresiko stunting (keluarga dengan balita--usia 0-59 bulan).
Perpres RI No. 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
23. Rumah Kuning di Sebelah Telaga
Bersemi Indah Tunas Pohon Kurma
Cegah Stunting dengan Pendekatan Keluarga
Demi Indonesia Emas 2045