Manifesto Generasi Berencana menuju Generasi Sehat dan Islami ini membahas upaya menurunkan tingkat kelahiran dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dokumen ini menyarankan direncanakannya generasi berencana dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan reproduksi dan menunda usia perkawinan. Dokumen ini juga membahas tantangan yang dihadapi generasi muda seperti pendidikan, kesehatan, dan perilaku seksual serta langkah-
3. Tingginya laju pertumbuhan penduduk disebabkan
masih tingginya tingkat kelahiran menyebabkan
hasil-hasil pembangunan kurang bisa dirasakan
masyarakat dan menjadi beban berat bagi
pembangunan selanjutnya.
Oleh karena itu upaya langsung untuk menurunkan
tingkat kelahiran mutlak perlu ditingkatkan
Dengan demikian usaha yang dapat menaikkan tingkat
kesehatan, pengetahuan dan sikap serta perilaku
masyarakat untuk hidup sehat terus ditingkatkan.
5. Angka usia menikah masyarakat kita sekarang
rata-rata 19 tahun,” ungkap Sugiri (Kepala BkkbN)
Generasi muda harus menjadi perhatian serius,
sebab jumlahnya sangat besar. Bahkan, saat
ini jumlah generasi muda diperkirakan sudah
mencapai 27% atau 64 juta dari 230 juta
jumlah penduduk.
6. Remaja dan mahasiswa hendaknya, harus dapat
melihat serta merencanakan jauh ke depan,
agar dapat mencapai kehidupan yang lebih
baik dan sejahtera.
Memantapkan peran GenRe (Generasi
Berencana)
8. APA UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN :
Pertama, kesiapan fisik/biologis. Berdasarkan penelitian,
usia perkawinan ideal adalah usia 20 tahun dimana
sistem reproduksi seseorang (terutama wanita) sudah
matang..
Kedua, kesiapan rohani/psikis. Usia dibawah 20 tahun
belum dapat dikatakan dewasa penuh, sehingga cara
berpikir dan bertanggungjawab belum sepenuhnya
dewasa pula.
Ketiga, kesiapan sosial/ekonomi. Mereka yang menikah
pada usia muda (kurang dari 20 tahun) umumnya
belum cukup bekal pendidikan, pengetahuan, dan
ketrampilan yang menunjang untuk memperoleh
penghasilan atau pekerjaan yang memadai.
9. Harapannya, para remaja, mampu menjadikan
dirinya dan anak cucunya kelak sebagai
manusia Indonesia yang berkualitas, tidak saja
cerdas, sehat dan terampil, namun bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
loyalitas, dedikasi, dan disiplin yang tinggi
serta berbudi pekerti luhur.
10. Tantangan yang dihadapi pemuda dan remaja
sebagai calon pemimpin
bukanlah persoalan ringan.
Pemuda dan Remaja kerap dibayangi
persoalan
pendidikan, kesehatan, perilaku
seksual , HIV/AIDS, pengangguran,
kesehatan reproduksi,
penyalahgunaan narkoba.
11. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual
Remaja
• Berlimpahya rangsangan seksual,
kerenggangan hubungan keluarga,
pergeseran nilai budaya, lemahnya iman dan
keagamaan (Sarwono, 1987; Rihni, 1991)
• Biologis, kematangan seksual pada usia yang
lebih muda (Colton, 1970)
• Kurangnya pendidikan seks pada remaja
sehingga buta terhadap masalah seks
(Sarwono, 1987)
• Tersedianya alat-alat kontrasepsi (Colton,
1991)
12. Menurut Survey Majalah Femina di Jakarta
dengan responden pelajar SLTP dan SLTA
menunjukkan bahwa hanya:
10% pelajar putra dan 20% pelajar putri yang
mendapatkan informasi kesehatan reproduksi
dari orang tua.
50% dari teman sebaya dan
60% dari media massa.
13. Penelitian Dr. Alphinus Kambodji di Surabaya
dengan responden 297 siswa SLTP
menemukan bahwa sebenarnya remaja
Sangat membutuhkan informasi ini (57,32%
putra dan 54,28% putri) dan membutuhkan
seseorang untuk melampiaskan dorongan
seks (12,1% putra dan 3,57% putri).
14. Tapi kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan
informasi ini tidak didukung oleh cara
bagaimana mereka harus bicara tentang seks
dengan orang tua (91,71% putra dan 56,42%
putri), akibatnya mereka mendapatkan
informasi ini bukan dari orang tua (91,08%
putra dan 65% putri).
Mereka mengaku melihat film biru (43,94%
putra dan 15% putri) dan pernah melihat
kartu porno (26,75% putra dan 13,57% putri).
15. Berdasarkan hasil polling Jawa Pos
terhadap 420 warga Surabaya yang
berusia 12-27 menunjukkan bahwa 126
responden (30%) menilai film porno yang
beredar biasa saja untuk ditonton dan
294 menyatakan tidak baik karena
merusak generasi muda.
16. Anehnya, dari yang menyatakan tidak
baik ditonton, ada sekitar 7% ikut
menikmatinya.
Secara keseluruhan responden yang
pernah menonton ada sebesar
35,2%.
17. Yang menarik dari temuan ini adalah
bahwa ada sekitar 23% dari responden
wanita menyatakan film porno
merupakan hal yang biasa.
Frekuensinya 63,5% menonton 1-3 kali
dalam sebulan terakhir, dan hanya 10,1%
yang tidak menonton dalam sebulan
terakhir.
Yang menonton lebih dari 6 kali sebanyak
11,5% dan 4-6 kali sebesar 14,9%
18.
19.
20. Dari 1,1 juta orang Amerika yang hidup
dengan HIV/AIDS, antara 40-60%
adalah perokok – dua sampai tiga kali
tingkat dari perokok di populasi
umum (Jennine K Harris PhD)
21. Ia menyarankan para peneliti dan dokter dalam
bidang penanggulangan HIV/AIDS untuk
bekerja sama dengan para ahli di bidang
penghentian merokok yang memahami
bagaimana program yang berbasis populasi
target bekerja
22. Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang
menjadi ketagihan), rokok dalam Diagnosis
and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM IV) dikelompokkan menjadi nicotine
related disorders.
Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai
bentuk ketagihan.
Proses farmakologis dan perilaku yang
menentukan ketagihan tembakau sama
dengan proses yang menimbulkan ketagihan
pada obat seperti heroin, kokain dsb.
23. Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi
dopamine otak dengan proses yang sama
seperti obat-obat tersebut.
Dalam urutan sifat ketagihan zat psikoaktif,
nikotin lebih banyak menimbulkan ketagihan
dibandingkan heroin, kokain, alkohol, kafein
dan mariyuana.
Flemming, Glynn, Ershler merokok
merupakan tingkatan awal untuk menjadi
penyalahguna NAFZA.
28. KETERAMPILAN UNTUK MERAIH
SUKSES
BELAJAR BAGAIMANA BELAJAR, PEMETAAN
PIKIRAN, KEMAMPUAN MEMBACA, MEMACU
KETERAMPILAN BELAJAR RANAH KOGNITIF
BELAJAR
KEMAMPUAN
MEMECAHKAN MASALAH,
MEMBUAT KEPUTUSAN
KETERAMPILAN
BERFIKIR
MANAJEMEN DIRI, VISI, KEMAMPUAN KETERAMPILAN
BERADAPTASI, KOMUNIKASI,
MANAJEMEN KONFLIK, HIDUP
MANAJEMEN WAKTU
Syamsul Hadi, 2011
29. Kegiatan Kemahasiswaan
dikelompokkan :
Penalaran-Keilmuan
Minat dan Bakat
Kepedulian Sosial
Kesejahteraan Mahasiswa
Peningkatan Iman dan Taqwa
29
30. Pernyataan Imam Syafi’i
rahimahullah, “Sesungguhnya kehidupan
pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu
dan takwa (memiliki ilmu dan bertaqwa),
karena apabila yang dua hal itu tidak ada,
tidak dianggap hadir (dalam kehidupan)”
31. Allah SWT pun sudah menjanjikan hal serupa melalui
sabda Nabi-Nya; “Ada tujuh golongan yang bakal
dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari
yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu:
Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan
ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang
yang hatinya bergantung kepada masjid
(selalumelakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua
orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya
berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang
diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk
berzina), tapi ia mengatakan: “Aku takut kepada Allah”,
seseorang yang diberikan sedekah kemudian
merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu
apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang
yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian,
lalu meneteskan air mata dari kedua matanya.” (HR
Bukhari)
32. Sabda Rasulullah SAW berikut:
“Apabila Allah menginginkan kebaikan
bagi seseorang maka dia diberi
pendalaman dalam ilmu agama.
Sesungguhnya memperoleh ilmu
hanya dengan belajar.” (HR. Bukhari)
33. RENUNGAN AKHIR
Nasihat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW :
“Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, sesungguhnya
kematian pasti akan menjemputmu, Cintailah siapa
saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau
pasti akan berpisah dengannya, Beramalah semaumu
sesungguhnya engkau akan menuai balasannya,
“Hai Muhammad! Kemuliaan seorang Mukmin terletak
pada shalat malamnya, Kehormatannya adalah pada
saat ia tak lagi bergantung pada manusia” (HR
Thabrani).