1. LANDASAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM
SEKOLAH TINGGI ISLAM BLAMBANGAN (STIB) BANYUWANGI
Kawasan Kampus Terpadu Bumi Cempoko Sari No.40 Cluring
Banyuwangi
Telp.(0333)392216, Fax.0333 392216
Email: stib_banyuwangi@yamail.com
2. MATERI DI STIB, 04 JANUARI 2014
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
BAB.2
KOMPETENSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MELANDASI PENGEMBANGAN
KURIKULUM,
LANDASAN FILOSOFIS,
PSIKOLOGIS,
SOSIOLOGIS
SERTA LANDASAN IPTEK.
3. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai
- kedudukan yang cukup sentral, dalam keseluruhan
kegiatan pendidikan,
- menentukan proses pelaksanaan dan hasil dari pendidikan.
Begitu pentingnya peran kurikulum dalam pendidikan
termasuk PAI –
dalam perkembangan kehidupan manusia,
perlu dibahas tentang bagaimana pengembangan
kurikulum,
apa fungsi kurikulum serta,
Bagaimana proses pengembangan kurikulum.
4. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk
menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah
penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yg
dilakukan selama periode tertentu.
Empat (4) hal penentu pengembangan kurikulum (Tyler,
1973),
1. falsafah hidup bangsa,
2. harapan, kebutuhan maupun permintaan masyarakat
akan produk pendidikan,
3. kesesuaian kurikulum dengan peserta didik, dan
4. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5. A. Landasan Filosofis
- Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti "cinta kebijakan".
Orang belajar/ berfilsafat - org yg mengerti dan dapat
berbuat bijak.
- Filsafat - pemikiran atau renungan yg sangat dalam tentang
suatu nilai. Misalnya: kewibawaan, kebenaran,
kebijaksanaan, kemanusiaan atau kebahagiaan dsb.
- Sesuatu yg diyakini sebagai kebenaran merupakan sesuatu
yg sangat penting dalam proses pendidikan, tujuan
pendidikan yg terpenting adlh menanamkan nilai-nilai.
6. - Guru dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki
sistem nilai,
- Bahwa filsafat pada dasarnya adlh suatu pand hidup yg
terdapat pada setiap orang,
- Dmk, pend, (apa pendidikan, apa tujuannya, dan
bagaimana cara mencapainya).
Pandangan hidup sebagai sistem nilai yg dipegang bukan
semata-mata terdapat pada individu, melainkan juga pada
kelompok masy /bangsa.
Secara nasional pandangan hidup bangsa Indonesia adalah
Pancasila. Karena itu kaidah dan norma sosial maupun
sistem nilai yang dianut secara nasional mengacu kepada
Pancasila.
7. B. Landasan Psikologis
Harapan masy adlh agar apa yq dipelajari di sekolah dapat
dipergunakan dalam kehidupan praktis dimasyarakat.
Program sekolah harus diselaraskan sesuai dgn norma dan
kondisi serta nilai-nilai…….
Bila hal ini dapat dilakukan maka keberhasilan dan proses
pendidikan dapat dilaksanakan dalam suatu pola kurikulum
yang terencana dan bertujuan sesuai dengan pandangan
masyarakat,
bentuk pengalaman-pengalaman belajar harus selaras
dengan perkembangan anak, sejalan dengan motif-motif
yang mendorong anak, sesuai dengan aktivitas anak dalam
belajar.
Semuanya itu harus disesuaikan dengan faktor-faktor yg
mempengaruhi "belajar":
8. 1. Pengertian Belajar dalam Kurikulum
Inti Kurikulum "rencana belajar", agar rencana belajar dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien - -------------------
--perlu pertimbangan.
Hilgard sebagaimana dikutip Wiryokusumo (1988) mengatakan
bahwa belajar adalah suatu proses dimana kegiatan berkembang
/diubah, berarti bahwa belajar itu perlu adanya sesuatu dari luar.
Senada, Kingsley (1957) yang dirujuk oleh Wiryokusumo (1988)
bahwa belajar “proses dimana tingkah laku ditimbulkan oleh
praktek atau latihan. Dgn dmk, belajar merupakan kegiatan yang
sifatnya batiniah maupun lahiriah.
Kegiatan belajar akan terasa oleh pelajar ybs. dan terlihat nyata
oleh orang lain dari perbuatan-perbuatan secara fisik yang
dilakukan oleh pelajar tsb.
9. 2. Ragam Teori Belajar
- Secara psikologis, belajar merupakan proses jiwa yang di
dalamnya terdapat fungsi-fungsi jiwa yang harus dikembangkan.
- Kajian psikologis yang dapat melandasi penyusunan dan
pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar memiliki
makna terhadap,
o Pertama; Fungsi-fungsi jiwa, seperti mengamati, tanggapan,
mengingat, merasa, berpikir, kemauan, minat dan sebagainya.
o Kedua, Fungsi-fungsi lainnya, spt tanggapan yg saling berkaitan
/asosiasi dgn fungsi jiwa yang lain spt mengingat, berpikir,
kemauan, minat dan sebagainya.
o Dari kajian di atas, maka timbullah berbagai teori belajar sbb,
.
10. a. Teori Belajar Behavioristik
- Teori belajar psikologi behavioristik dikembangkan oleh
para psikolog behavioristik, disebut "Contemporary
behaviorists" atau disebut “S-R psychologists".
- Mereka beranggapan bahwa tingkah laku manusia
dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan
(reinforcement) dari lingkungan.
- Dgn dmk dalam tingkah Iaku belajar tdp jalinan yang erat antara
reasksi-reaksi behavioral dgn stimulusnya. Teori belajar ini
masih banyak dipraktekkan di sekolah. Misal : 5 x 6 (S) = 30 (R)
atau dlm geografi ibukota Indonesia (S)- Jakarta
- Guru -menganut pand ini berpendapat bahwa tingkah Iaku
siswa mrp reaksi-reaksi tdp lingkungan mereka masa lalu
dan masa sekarang, dan bahwa segenap tingkah Iaku
adalah merupakan hasil belajar.
- Berdasar teori ini maka tingkah Iaku siswa dapat dianalisis
dengan mempelajari latar belakang penguatan
(reinforcement) terhadap tingkah Iaku tersebut.
11. b. Teori Belajar Psikologi Kognitif
- Aliran psikologi kognitif beranggapan bahwa tingkah Iaku
seseorang tidak hanya dikontrak oleh reward dan
penguatan (reinforcement),
- tetapi tingkah Iaku seseorang senantiasa didasarkan pada
kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi
dimana tingkah Iaku itu terjadi.
- Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung dalam
situasi memperoleh "insight' (wawasan)untuk
memecahkan masalah.
- Jadi tingkah Iaku seseorang lebih bergantung kepada
insight terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam
suatu situasi.
12. c. Belajar Psikologi Humanistik
- Aliran psikologi humanistik beranggapan -tiap orang itu
menentukan perilaku mereka sendiri. Mereka bebas dalam memilih
kualitas hidup mereka, tidak terikat oleh lingkungannya.
- Menurut aliran ini penyusunan dan penyajian materi pelajaran
harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.
- Tujuan utama pendidik adlh membantu siswa untuk mengemb diri
: membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka
sendiri sbg manusia yg unik dan membantu dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
D. Landasan Sosial.
• Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan.
• Sebagai suatu rancangan, kurikulum akan menentukan proses
pelaksanaan dan hasil pendidikan.
• Telah diketahui bersama, bahwa pendidikan mempersiapkan
generasi muda untuk terjun kedalam kehidupan masyarakat.
• Oki baik, isi maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan
kondisi, karakteristik kekayaan dan perkembangan masyarakat.
13. Pendidikan dan Masyarakat
- Pertama, proses pend selalu mengandung nilai, dan
memberikan pertimbangan nilai,- disebabkan karena pend
diarahkan pada pengemb pribadi anak, agar sesuai dgn
nilai-nilai yg diharapkan oleh masyarakat.
- Kedua, keberhasilan dari suatu proses pendidikan
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan masyarakat dimana
proses pend itu berlangsung.
Kalau di suatu masyarakat berbeda dengan di masyarakat
lain maka,
- Di antara dua /lebih masyarakat tsb sering terjadi konflik
yg disebabkan adanya perbedaan nilai tersebut.
- Perbedaan itu dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan
sistem nilai yang berakar pada perbedaan pola-pola
kebudayaan.
14. D. Landasan Sosial.
• Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu
rancangan pendidikan.
• Sebagai suatu rancangan, kurikulum akan
menentukan proses pelaksanaan dan hasil
pendidikan.
• Telah diketahui bersama, bahwa pendidikan
mempersiapkan generasi muda untuk terjun
kedalam kehidupan masyarakat.
• Oki baik, isi maupun proses pendidikan harus
disesuaikan dengan kondisi, karakteristik
kekayaan dan perkembangan masyarakat.
15. o Pendidikan mrp bagian dari kebudayaan. Dalam arti yg
lebih mendasar pendidikan mrp suatu proses kebudayaan.
o Proses pembudayaan tidak dapat berlangsung dalam
kesendirian, tetapi harus dalam interaksi dengan orang
lain, interaksi dengan lingkungan.
o Lebih dari itu, pend bersifat pribadi dan sosial. Bersifat
pribadi karena hasil akhirnya berupa pembentukan pribadi
individu sendiri. Bersifat sosial karena proses pendidikan
berlangsung dalam situasi sosial dan pendidikan diarahkan
agar anak mampu bertingkah Iaku, berbuat dan hidup
dengan baik dalam berbagai situasi dan lingkungan sosial.
o Oleh karena itu kehidupan dan faktor-faktor sosial bukan
hanya menjadi landasan tetapi juga menjadi isi dan proses
pendidikan.
16. D. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
• Para ahli pemyataan bahwa "ilmu bukan hanya untuk ilmu".
• Perkemb suatu ilmu pengetahuan tidak hanya ditujukan
kepada perkemb ilmu itu sendiri,
• tapi juga diharapkan dapat memberikan sumbangan
kepada bidang-bidang kehidupan/ilmu yang lain.
• Sumbangan suatu ilmu pengetahuan thd bidang lain mrp
suatu segi penerapan dari ilmu tersebut.
• Penerapan suatu ilmu terhadap sesuatu bidang disebut
teknologi
• Perkemb teknologi menjangkau semua bidang kehidupan
manusia, bidang ekonomi misal, teknologi telah merambah
pada bidang perikanan, kehutanan, peternakan,
pertambangan dsb.
• Perkemb Iptek telah menimbulkan banyak perubahan dalam
nilai-nilai, baik nilai sosial, budaya, spiritual, intelektual,
maupun material.
17. Perkemb Iptek juga telah menimbulkan kebutuhan baru,
aspirasi serta sikap hidup baru, menuntut perubahan pada
sistem dan isi pendidikan.
Pendidikan bukan hanya mewariskan nilai-nilai dan hasil
kebudayaan lama, tetapi juga mempersiapkan generasi
muda agar mampu hidup pada saat ini dan di masa yang
akan datang.
Perkemb Iptek (langsung /langsung) menuntut perkembang
pendidikan.
Pengaruh langsung perkemb Iptek adalah memberikan
isi/materi yang akan disampaikan dalam pendidikan.
Pengaruh tak langsung adalah perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi menyebabkan
- perkemb masyarakat,
- perkemb masyarakat menimbulkan problema-problema
baru yang menuntut pemecahan dengan pengetahuan,
kemampuan, dan
- keterampilan baru yang dlkembangkan dalam pendidikan.
18. RINGKASAN
Pengembang kurikulum adlh kegiatan untuk menghasilkan kurikulum
baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil
penilaian yg dilakukan selama periode tertentu.
Empat penentu dlm kegiatan pengemb kurikulum (Tyler, 973),
(1) falsafah hidup bangsa,
(2) harapan, kebutuhan maupun permintaan masyarakat akan
produk pendidikan,
(3) kesesuaian kurikulum engan peserta didik, dan
(4) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.