BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
Macam tari tradisional indonesia
1. Macam-Macam Budaya Tarian dari berbagai
daerah di Indonesia
1. Tari Barong, Bali.
Tarian ini merupakan peninggalan kebudayaan Pra Hindu yang menggunakan boneka berwujud
binatang berkaki empat atau manusia purba yang memiliki kekuatan magis.
Topeng Barong dibuat dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan, oleh
sebab itu Barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu di Bali.
Pertunjukan tari ini dengan atau tanpa lakon, selalu diawali dengan pertunjukan pembuka, yang
diiringi dengan gamelan. Ada beberapa jenis tari barong namun yang sering dipentaskan untuk
konsumsi pariwisata yaitu jenis Baring Ket.
Barong Ket atau Barong Keket adalah tari Barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling
sering dipentaskan serta memiliki pebendaharaan gerak tari yang lengkap. Dari wujudnya,
Barong Ket ini merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau boma. Badan Barong ini
dihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, ditempel kaca cermin yang berkilauan dan
bulunya dibuat dari perasok (serat dari daun sejenis tanaman mirip pandan), ijuk atau ada pula
dari bulu burung gagak.
Untuk menarikannya Barong ini diusung oleh dua orang penari yang disebut Juru Saluk / Juru
Bapang, satu penari di bagian kepala dan yang lainnya di bagian pantat dan ekornya. Tari Barong
Keket ini melukiskan tentang pertarungan tanpa akhir antara kebajikan (dharma) dan keburukan
(adharma) yang merupakan paduan yang selalu berlawanan (rwa bhineda).
2. 2. Tari Kecak, Bali.
Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi dimana penarinya akan dalam keadaan tidak
sadar karena melakukan komunikasi dengan tuhan, atau roh para leluhur yang kemudian
menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Pada tari kecak tidak menggunakan alat
musik dan hanya menggunakan kincringan yang dikenakan pada kaki para penari yang sedang
memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Sedangkan para penari yang duduk melingkar mengenakan
kain kotak-kotak yang melingkari pinggang mereka.
Tari kecak ini di ciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak dan dengan seorang pelukis
Jerman Walter Spies. Mereka menciptakan tari tersebut berdasarkan tradisi sanghyang kuno dan
mengambil dari bagian-bagian kisah Ramayana. Tarian ini menjadi populer ketika Wayan
Limbak bersama penari Bali-nya tour berkeliling dunia mengenalkan tarian Kecak tersebut.
Hingga kini tari kecak menjadi tarian seni khas Bali yang terkenal.
3. 2. Tari Sekapur Sirih, Jambi dan Riau.
Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi
dan Riau.
Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang
ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan
keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati
masyarakat dalam menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari
perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang
pengawal. Propetri yang digunakan: cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung,
keris. Pakaian: baju kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang
terdiri dari : biola, gambus, akordion, rebana, gong dan gendang.
3. Tari Serampang Dua Belas, Sumatera.
4. Tari Serampang Duabelas merupakan tarian tradisional Melayu yang berkembang di bawah
Kesultanan Serdang. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada tahun 1940-an dan digubah ulang oleh
penciptanya antara tahun 1950-1960. Sebelum bernama Serampang Duabelas, tarian ini bernama
Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu lagu Pulau Sari.
Sedikitnya ada dua alasan mengapa nama Tari Pulau Sari diganti Serampang Duabelas. Pertama,
nama Pulau Sari kurang tepat karena tarian ini bertempo cepat (quick step). Menurut Tengku Mira
Sinar, nama tarian yang diawali kata “pulau” biasanya bertempo rumba, seperti Tari Pulau
Kampai dan Tari Pulau Putri. Sedangkan Tari Serampang Duabelas memiliki gerakan bertempo
cepat seperti Tari Serampang Laut. Berdasarkan hal tersebut, Tari Pulau Sari lebih tepat disebut
Tari Serampang Duabelas. Nama duabelas sendiri berarti tarian dengan gerakan tercepat di antara
lagu yang bernama serampang (Sinar, 2009: 48). Kedua, penamaan Tari Serampang Duabelas
merujuk pada ragam gerak tarinya yang berjumlah 12, yaitu: pertemuan pertama, cinta meresap,
memendam cinta, menggila mabuk kepayang, isyarat tanda cinta, balasan isyarat, menduga,
masih belum percaya, jawaban, pinang-meminang, mengantar pengantin, dan pertemuan kasih
Penjelasan tentang ragam gerak Tari Serampang Duabelas akan dibahas kemudian. Menurut
Tengku Mira Sinar, tarian ini merupakan hasil perpaduan gerak antara tarian Portugis dan Melayu
Serdang. Pengaruh Portugis tersebut dapat dilihat pada keindahan gerak tarinya dan kedinamisan
irama musik pengiringnya.
4. Tari Saman, Aceh.
Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa
penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahas Arab Selain itu
biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Dalam
beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh
Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo, Aceh.
5. 5. Tari Reog Ponorogo, Jawa Timur.
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan
Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi
oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog
adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang
berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
6. Tari Merak, Pasundan.
Tari Merak merupakan tarian kreasi baru dari tanah Pasundan yang diciptakan oleh Raden
Tjetjep Somantri pada tahun 1950an dan dibuat ualng oleh dra. Irawati Durban pada tahun 1965 .
Banyak orang salah kaprah mengira jika tarian ini bercerita tentang kehidupan dan keceriaan
merak betina, padahal tarian ini bercerita tentang pesona merak jantan yang terkenal pesolek
untuk menarik hati sang betina.
6. Sang jantan akan menampilkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna-warni untuk
menarik hati sang betina. Gerak gerik sang jantan yang tampak seperti tarian yang gemulai untuk
menampilkan pesona dirinya yang terbaik sehingga sang betina terpesona dan melanjutkan ritual
perkawinan mereka.
Setiap gerakan penuh makna ceria dan gembira, sehingga tarian ini kerap digunakan sebagai
tarian persembahan bagi tamu atau menyambut pengantin pria menuju pelaminan.
Kostumnya yang berwarna warni dengan aksen khas burung merak dan ciri khas yang paling
dominan adalah sayapnya dipenuhi dengan payet yang bisa dibentangkan oleh sang penari
dengan satu gerakan yang anggun menambah indah pesona tarian ini, serta mahkota yang
berhiaskan kepala burung merak yang disebut singer yg akan bergoyang setiap penari
menggerakkan kepalanya.
Dalam setiap acara tari Merak paling sering ditampilkan terutama untuk menyambut tamu agung
atau untuk memperkenalkan budaya Indonesia terutama budaya Pasundan ke tingkat
Internasional.
7. Tari topeng, Cirebon.
Tari topeng adalah salah satu tarian tradisional yang ada di Cirebon. Tari ini dinamakan tari
topeng karena ketika beraksi sang penari memakai topeng. Konon pada awalnya, Tari Topeng
diciptakan oleh sultan Cirebon yang cukup terkenal, yaitu Sunan Gunung Jati. Ketika Sunan
Gunung Jati berkuasa di Cirebon, terjadilah serangan oleh Pangeran Welang dari Karawang.
Pangeran ini sangat sakti karena memiliki pedang yang diberi nama Curug Sewu. Melihat
kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung Jati tidak bisa menandinginya walaupun telah
dibantu oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran Cakrabuana. Akhirnya sultan Cirebon memutuskan
untuk melawan kesaktian Pangeran Welang itu dengan cara diplomasi kesenian.
Berawal dari keputusan itulah kemudian terbentuk kelompok tari, dengan Nyi Mas Gandasari
sebagai penarinya. Setelah kesenian itu terkenal, akhirnya Pangeran Welang jatuh cinta pada
penari itu, dan menyerahkan pedang Curug Sewu itu sebagai pertanda cintanya. Bersamaan
dengan penyerahan pedang itulah, akhirnya Pangeran Welang kehilangan kesaktiannya dan
7. kemudian menyerah pada Sunan Gunung Jati. Pangeran itupun berjanji akan menjadi pengikut
setia Sunan Gunung Jati yang ditandai dengan bergantinya nama Pangeran Welang menjadi
Pangeran Graksan. Seiring dengan berjalannya waktu, tarian inipun kemudian lebih dikenal
dengan nama Tari Topeng dan masih berkembang hingga sekarang.
8. Tari Polo – Palo
yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi Utara. Tarian ini merupakan tarian pergaulan yang biasa
dipentaskan oleh para remaja Gorontalo.
Pada perkembangannya, tari polo – palo terbagi menjadi dua jenis, yaitu tari palo – palo
tradisional dan tari palo – palo modern. Di mana kedua jenis ini memiliki perbedaan yang terlihat
jelas.
Misalnya jumlah penarinya. Tari polo – palo tradisional biasanya dimainkan oleh penari tunggal
yang diringi oleh musik yang dimainkan sendiri atau solo.
Sedangkan tari polo – palo modern lebih sering ditampilkan secara berkelompok dengan iringan
musik yang sudah diaransemen.
Pada tari polo – palo tradisional pemukul tidak hanya dimainkan dengan cara memukulkannya
pada alat musik tetapi juga pada bagian anggota penari khususnya lutut dengan irama yang
beraturan.
Sedangkan pada tari polo – palo modern, pemukul hanya dipukulkan pada alat musiknya, tidak
pada bagian tubuh.
Namun tak dapat dipungkiri pada tari polo – palo modern, para pemain musik lebih
mengandalkan ritme musik yang lebih berkualitas. Hal inilah yang akhirnya menutut para
8. pemain musik pada tari polo – palo untuk lebih mengembangkan kemampuan bermusik mereka
agar bisa menghasilkan musik yang indah.
Perbedaan dari kedua jenis tari polo – palo juga terlihat dari bentuk alat musik polo – palo yang
menyerupai bentuk garpu tala. Dalam membuat alat musik tari polo – palo tradisional tidak
dilengkapi dengang proses penyetaman, sedangkan pada alat musik polo – palo modern
dilengkapi proses tersebut dengna cara meraut bagian lidah polo – palo secara bertahap.
Pada polo – palo modern biasanya tidak lagi ditambah lubang untuk membedakan warna bunyi.
Tidak seperti alat musik untuk polo – palo tradisional yang masih memakai lubang tersebut. (nn)
9. Tari Tor Tor Seni Budaya Sumatera Utara
Tari Tor Tor merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari suku Batak di Pulau Sumatera. Sejak
sekitar abad ke-13, Tari Tor Tor sudah menjadi budaya suku Batak. Perkiraan tersebut dikemukakan oleh
mantan anggota anjungan Sumatera Utara 1973-2010 dan pakar Tari Tor Tor. Dulunya, tradisi Tor Tor
hanya ada dalam kehidupan masyarakat suku Batak yang berada di kawasan Samosir, kawasan Toba dan
sebagian kawasan Humbang. Namun, setelah masukknya Kristen di kawasan Sil indung, budaya ini
dikenal dengan budaya menyanyi dan tarian modern. Di kawasan Pahae dikenal dengan tarian gembira
dan lagu berpantun yang disebut tumba atau juga biasa disebut Pahae do mula ni tumba.
Sebelumnya, tarian ini biasa digunakan pada upacara ritual yang dilakukan oleh beberapa patung
yang terbuat dari batu yang sudah dimasuki roh, kemudian patung batu tersebut akan “menari”.
Jenis Tari Tor Tor:
Tor Tor Pangurason yaitu tari pembersihan yang dilaksanakan pada acara pesta besar. Namun
sebelum pesta besar tersebut dilaksanakan, lokasi yang akan digunakan untuk acara pesta besar
9. wajib dibersihkan dengan media jeruk purut. Ini diperuntukkan, pada saat pesta besar
berlangsung tidak ada musibah yang terjadi.
Tor Tor Sipitu Cawan atau disebut juga Tari Tujuh Cawan. Tor Tor ini dilaksanakan pada acara
pengangkatan raja. Tor Tor Sipitu Cawan menceritakan 7 putri yang berasal dari khayangan yang
turun ke bumi dan mandi di Gunung Pusuk Buhit dan pada saat itu juga Pisau Tujuh Sarung (Piso
Sipitu Sasarung) datang.
Tor Tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Kemudian ada Tor Tor Tunggal
Panaluan yang dilaksanakan pada saat upacara ritual apabila suatu desa sedang dilanda
musibah. Untuk Tor Tor ini, penari dilakukan oleh para dukun untuk mendapatkan petunjuk
dalam mengatasi musibah tersebut.
Sekarang ini Tari Tor Tor menjadi sebuah seni budaya bukan lagi menjadi tarian yang lekat
hubungannya dengan dunia roh. Karena seiring berkembangnya zaman, Tor Tor merupakan
perangkat budaya dalam setiap kehidupan adat suku Batak.
Dalam hal tata busana tari Tor Tor sangatlah sederhana. Seseorang yang ingin menari Tor Tor
dalam sebuah pesta yang diikuti, cukup dengan memakai ulos yang merupakan tenunan khas
Batak. Ulos yang digunakan ada dua macam, ulos untuk ikat kepala dan ulos untuk selendang.
Namun motif ulos yang akan digunakan harus sesuai dengan pesta yang diikuti.
Selain sederhana dalam hal busana, Tor Tor juga sederhana dalam hal gerakan. Gerakan tangan
dan kaki yang cukup terbatas merupakan salah satu ciri tarian Tor Tor Sumatera Utara. Hentakan
kaki dari penari bergerak mengikuti iringan magondangi. Magondangi sendiri terdiri dari
berbagai alat musik tradisional yaitu gondang, tagading, suling, terompet batak, ogung (doal,
panggora, oloan), sarune, odap gordang dan hesek. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa gerak
Tor Tor Batak berbeda dalam setiap jenis musik yang diperdengarkan dan berbeda pula gerak
Tor Tor laki-laki dan gerak Tor Tor perempuan. Menurut para pemerhati Tor Tor, bahwa Tor
Tor yang dilakonkan juga dibedakan antara Tor Tor Raja dengan Tor Tor Natorop. Sementara
perangkat lain dalam acara tortor Batak biasanya harus ada orang yang menjadi pemimpin
kelompok Tor Tor dan pengatur acara/juru bicara (paminta gondang), untuk yang terakhir ini
sangat dibutuhkan kemampuan untuk memahami urutan gondang dan jalinan kata-kata serta
umpasa dalam meminta gondang.
Bagaimanapun juga, Tor Tor Batak adalah identitas seni budaya masyarakat Batak yang harus
dilestarikan dan tidak lenyap oleh perkembangan zaman dan peradaban manusia. Tari Tor Tor
Batak mengandung nilai- nilai etika, moral dan budi pekerti yang perlu ditanamkan kepada
generasi muda. Dan ini merupakan tugas kita bersama sebagai warga negara Indonesia agar tidak
ada lagi seni budaya asli peninggalan nenek moyang bangsa kita yang diklaim oleh negara lain.
10. 10. Tari Lenso Minahasa yang mulai terlupakan
Tari Lenso Minahasa yang mulai terlupakan. Tarian Lenso merupakan tarian Khas Minahasa yang
dulunya sangat lekat dengan kehidupan tou Minahasa. Tarian yang sekarang ini sudah terlupakan ini
sebenarnya sangat penting untuk kita sebagai orang Minahasa untuk melestarikannya.
Tari Lenso merupakan tarian yang dalam pelaksanaannya 'harus' menggunakan Lenso atau
Saputangan. Tari Lenso sejatinya merupakan tarian percintaan, dimana tarian ini ditarikan oleh para
kawula muda Minahasa alias Tole deng Wewene Minahasa. Tarian ini juga dulunya digunakan para
Muda Mudi untuk mencari pacar ataupun istri.
Aturan Tari Lenso adalah para laki -laki bujangan akan menari sambil menggunakan lenso atau
saputangan dan akan memberikannya pada para wanita pujaannya. jika lenso diterima maka anda akan
menari dengannya dan menjadi pasangannya alias batunangan ataupun batona tapi apabila lenso yang
anda berikan pada wanita pujaan dan dilempar maka itu artinya ajakan anda menari dengannya untuk
mempererat hubungan DITOLAK alias cintamu bertepuk sebelah tangan,. hiks kacian,.
Tari Lenso ini sebenarnya bukan hanya terdapat di Minahasa, akan tetapi tarian lenso juga terdapat di
Maluku. dan jika dikaitkan maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tarian ini bukan asli berasal dari
tanah Minahasa, juga bukan dari maluku.
mengapa saya berpendapat seperti itu?
Ini disebabkan karena pernah ada tamu dari Eropa datang ke Tour Minahasa pada sebuah acara, dan
pada waktu sedang diputar lagu tarian lenso. dan kata mereka tarian ini juga terdapat di Eropa. selain itu
juga menurutnya tarian ini asli dari negara Portugis. dan karena penasaran saya menuliskan saputangan
11. ke dalam Google Translate dan mencari satu2 artinya dalam bahasa lain, maka ditemukanlah bahwa
Saputangan dalam bahasa Portugis berarti lenço.