SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Download to read offline
Bahan Ajar :

          MANAJEMEN PERBENIHAN
           KBD (Kebun Bibit Desa) di KRPL
          (Kawasan Rumah Pangan Lestari)


   Sudarmadi Purnomo




   BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
   2013
ROAD SKOR PPH DAN KONSUMSI BERAS




   2010   2011   2012   2013   2014   2015
Cabai merambat




KRPL T.Agung
TUJUAN KBI :
  Percepatan penyebarluasan varietas unggul Badan Litbang
  Pertanian melalui :
1. Produksi dan distribusi benih sumber varietas unggul Badan Litbang
   Pertanian untuk mendukung program M-KRPL
2. Mengelola benih inti/sumber/tanaman induk varietas unggul Badan
   Litbang Pertanian
3. Membangun model hubungan KBI dengan KBD atau pemangku
   kepentingan lainnya
4. Memperoleh umpan balik perbaikan teknologi perbenihan/perbibitan
   dalam mendukung program M-KRPL
III. TUJUAN, KELUARAN DAN MANFAAT
Pembentukan Kelembagaan KBD dimaksudkan membangkitkan kembali
kepada masyarakat kecintaan kepada benih/bibit dalam membangun
kelestarian M-KRPL.

Tujuan
Melayani kebutuhan benih/bibit secara tepat (varietas, mutu, jumlah, dan
waktu) kepada komunitas M-KRPL

Keluaran
1. Tersedianya benih/bibit secara tepat secara tepat (varietas, mutu,
   jumlah, dan waktu) sesuai dengan kebutuhan komunitas di M-KRPL
2. Rumah tangga anggota komunitas M-KRPL memperoleh benih/bibit
   secara tepat (varietas, mutu, jumlah, dan waktu) sesuai dengan
   kebutuhan komunitas di M-KRPL.

Manfaat
1. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat merencanakan
   kecukupan pangan harian secara cepat,
2. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat menyiapkan input
   produksi dengan baik untuk pertanamannya
3. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat melakukan manajemen
   proses produksi, baik untuk tanaman maupun ternak dan pemasaran
   dengan baik,
4. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat menentukan rotasi
   tanaman pada setiap waktu tertentu berdasarkan potensi sumber daya
   iklim dan air,
5. Komunitas dapat membangun jejaring ekonomi dengan antar
   komunitas M-KRPL lainnya
Kebun Bibit Desa (KBD)


                 .

Dengan demikian Kelembagaan KBD memiliki peran utama sebagai produsen dan
penyalur berbagai jenis benih/bibit yang dibutuhkan oleh anggota KRPL maupun
masyarakat desa serta konsumen yang membutuhkan benih/bibit.

Macam benih/bibit yang diproduksi dan distribusi meliputi :
-Tanaman : sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, kacang-kacangan, TOGA
-Ternak : ayam, itik, bebek, mentok, kelinci
- Ikan : Lele, Nila, Gurame, Bawal, Patin
Fungsi KBD :
1. Fungsi produksi dan distribusi, yaitu komoditas yang ada di KBD dapat
   diprodukdi secara berkelanjutan
2. Fungsi keberagaman, yaitu komoditasnya memiliki keragaman horizontal
   sehingga dapat memenuhi kebutuhan benih/bibit anggota rumah pangan lestari
3. Fungsi estetika yaitu pengaturan penanamannya memperhatikan aspek
   keragaman vertikal sehingga dapat memberikan pemandangan yang indah dan
   teratur
4. Fungsi lingkungan , yaitu KBD dapat memberikan nuansa yang nyaman, ramah,
   kreatif dan sehat
5. Fungsi pelayanan, yaitu KBD harus mampu melayani kebutuhan bibit bagi
   anggota pelaku rumah pangan lestari setiap saat
6. Fungsi keberlanjutan yaitu KBD dikelola secara profesional model bisnis.
Persyaratan KBD :
1.Syarat keberlanjutan : KBD sebaiknya menggunakan lahan fasilitas umum :
milik desa/lembaga pengelola KRPL/kelompok tani/Gapoktan dan dikelola kelompok
2.Syarat luas : lahan KBD cukup mampu digunakan aktivitas perbenihan dalam
memenuhi kebutuhan benih/bibit bagi anggota RT KRPL, dan atau bisnis benih/bibit bagi
komunitas KRPL
3.Syarat kekuatan : SDM mumpuni dalam manajemen KBD serta kemudahan
kemudahan lainnya dalam akses sarana, infoteknologi dan pasar serta permodalan.
4.Syarat keterjangkauan : letaknya strategis         sehingga mudah dijangkau oleh
anggota RT KRPL atau masyarakat lainnya yang memerlukan benih/bibit.
5.Syarat kenyamanan : tata ruang KBD menggunakan prinsip ramah lingkungan,
efisien, indah dan estetik.
6.Syarat keunikan lokal           : produk berupa benih/bibit dengan induk sepsifik
lokasi/ brand,
7. Syarat     tertip administrasi
Persyaratan Sarana KBD :
1. Lokasi relatif terbuka untuk masuknya energi matahari
2. Tersedia sumber air untuk irigasi : air tanah (sumur) atau air permukaan
   (sungai kecil, kolam) … Lebih baik irigasi Drip
3. Tersedia rumah bibit, seedbad, rak bibit, kereta dorong, mesin pencacah
4. Tempat prosesssing media semaian (tanah, pasir, peatmoss, sekam dan sekam
   bakar, kompos, pupuk kandang).
5. Tersedia peralatan yang memadai: cangkul, garpu, kored, sekop, pot berbagai
   ukuran, polibag berbagai ukuran, gunting pangkas, gunting stek, pisau okulasi,
   bak plastik untuk perkecambahan, selang air, ember
6. Untuk perbibitan ternak unggas dan ikan disesuaikan.
Basis kelompok
                            Agro
   Basis                  ekosistem
 kelompok
                          Agribisnis


Kebutuhan
 Kebutuhan
  Anggota
                 K
 Anggota
                 B                     TATA RUANG     BUDIDAYA       PRODUKSI
                         Komoditas                                     BENIH
                 D
   Lahan
    Lahan
 Memenuhi                              POLA TANAM                      Pola
   Memenuhi
Persyaratan                                                          Penyaluran
  Persyaratan


                                          Sistem                      RPL dan
                                         revolving                    Non RPL




                     Pendekatan Pengembangan KBD berbasis Kelompok



                                                                                  Sumber: Modul KBD
Tabel 1. Model manajemen pelaksanaan KBD

         Pelaksana Manajemen          Fasilitas (Lokasi; Sumber pembiayaan)
                                    A      B      A+B      C       D      E
  1.     Kelompok (terpisah)         (+)  (+)                        
  2.     Kelompok + Pengelola        (+)  (+)  (+)      non     non    
         M-KRPL
  3.     Pengelola M-KRPL                  (+) non       non     non    (-)
  4.     Perorangan (Profesional)               non       (-) (-      
                                                           )
  5.     Perorangan Pelaku RPL      non    non    non      non           


A=Desa/Poktan/Gapoktan; B = Pengelola M-KRPL; C = Perorangan/Profesional;
D = Pelaku RPL; E = Penyandang permodalan;  = ada ditemui; Non = Jarang/tidak ditemui;
(+) = indikator lestari; (-) = rawan lestari; (-)(-) = rawan dan tidak baik untuk M-KRPL
:
1. Membuat kesepatan sistem produksi dan distribusi benih/bibit dengan warga komunitas KRPL
2. Membuat perencanaan kebutuhan benih/bibit (tanaman, ternak, ikan) dalam satu kawasan dengan
   jangka waktu per satu tahun menggunakan “Kalender Tanam Komoditas KRPL ---          ”;
3. Membuat perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana untuk memproduksi kebutuhan benih/bibit
   yang diperlukan oleh warga komunitas KRPL
4. Melaksanakan manajemen produksi sesuai dengan macam benih/bibit yang diproduksi. Jika benih
   itu tanaman, baik pangan (umbi-umbian), hortikultura (sayuran, buah-buahan), kacang-kacangan,
   pakan ternak hijauan, tanaman tanaman obat rumah tangga (TOGA), dengan mulai penyiapan media
   / kompos, olah tanah, persemaian, pindah tanam, pengelolaan dilapangan, panen dan penanganan
   panen (di konsumsi / jual) menerapkan sesuai buku panduan (SOP) yang telah disepakati bersama
   warga komunitas KRPL
5. Melakukan koordinasi dengan pengelolaan KRPL secara regular
6. Membuat laporan pembukuan dan perkembangan produksi dan distribusi benih/bibit
7. Membangun kemitraan pelaku bisnis benih/bibit.
KELEMBAGAAN YANG TERLIBAT
       Lembaga Pemangku                                                                Keterangan/
No                                   Peran Pemangku Kepentingan
           Kepentingan                                                                   Eksekutor
1    Pengelola KBD          Manajemen produksi dan distribusi benih/bibit dan Ada 5 model tetapi seyogyanya
                            fungsi-fungsi KBD lainnya                         menerapkan model positif
2    Pengelola KRPL         Manajemen perencanaan, pembiayaan, evaluasi dan “Local champion”
     (PKK/KWT/Dasa Wisma)   promosi
     Poktan/Gapoktan        Fasilitasi pembangunan dan pengembangan (Lokasi/ “Local champion”
                            Perkantoran/Koperasi/Promosi/Pengelola)

3    Pemerintahan desa      Fasilatasi terbangunnya KBD                          Perangkat Desa
                            (Lokasi/Perkantoran/Koperasi/Promosi)
4    BPTP                   1. Sumber benih/bibit                                 LO/Korwil/Tim Teknis BPTP
                            2. Penyediaan teknologi pembibitan
                            3. Penyebaran teknologi pembibitan melalui pelatihan
                            4. Pendampingan
                            5. Monitoring dan evaluasi
5    Perguruan tinggi       1. Sumber benih/bibit (jika ada)                     -
     dan atau LSM           2. Penyediaan teknologi pembibitan
                            3. Penyebaran teknologi pembibitan melalui pelatihan
                            4. Pendampingan


6    Pemerintah Kab/Kota    1. Fasilatasi terbangunnya KBD                      BKP/BP4K/Bapeluh/ d Dinas
                            2. Pendampingan                                     Lingkup Pertanian an Posko P2KP
                                                                                tingkat Kabupaten/Kota
7    Pemerintah Propinsi    1. Fasilatasi terbangunnya KBD                      BKP/Bakorluh/Dinas Lingkup
                            2. Pendampingan                                     Pertanian dan Posko P2KP tingkat
                                                                                Propinsi
PROSEDUR PELAKSANAAN PRODUKSI BENIH

    MEDIA TANAM
    CARA PERBENIHAN
    PERBENIHAN DARI BIJI
    PERBENIHAN SECARA VEGETATIF
    PEMELIHARAAN SEMAI
    DISTRIBUSI BIBIT
    PENYUSUNAN KaToP
JEJARING KBI, KBD ---- KBDRT

   PERENCANAAN, PERBAIKAN SESUAI KALENDER TANAM
   DISTRIBUSI BENIH
   PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERBENIHAN
   PENINGKATAN KAPASITAS SDM MELALUI PELATIHAN DAN
    STUDI BENIH
   SISTEM PRODUKSI DAN PASAR (LELANG) BERSAMA
   PAMERAN DAN LOMBA KBD
   PERTUKARAN BENIH SUMBER/INDUK
   MONITORING DAN EVALUASI TERPADU
1. KaToP dengan komponen komposisi jenis tanaman dan ternak, umur, waktu tanam, lokasi
   tanam, curahan tenaga kerja, biaya pengelolaan, cara panen dan mengolah hingga
   pramusaji dioverlay dengan kandungan energi, gizi, vitamineral, serat, protein

2. Inovasi pertanian vertikal – Teknolgi Efisien air

3. Inovasi pertanian pekarangan / Lahan Sempit

4. Varietas unggul lokal untuk pekarangan (umur genjah, tahan kering, tahan naungan,
   kandungan protein tinggi)

5. Prosessing dengan pemanfaatan bahan pangan lokal : Pangan Fungsional
Pengertian kalender tanam : jadual rotasi tanam dalam upaya
optimalisasi pekarangan, dimana jenis tanaman yang ditanam dan
panen sesuai dengan kebutuhan pangan rumah tangga, khususnya
dalam rangka pemenuhan karbohidrat non beras dan atau protein non
hewani, yaitu ubi-ubian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan
selama periode tertentu.


Tujuan :
1.   optimalisasi produktivitas pekarangan,
2.   meningkatkan produksi tanaman,
3.   memperkaya variasi menu,
4.   meningkatkan dan menjaga sumberdaya genetik lokal,
5.   memelihara keseimbangan biologis,
6.   memperbaiki kusuburan tanah pekarangan,
7.   memperkecil resiko gagal panen.
Gambar 1. Kalender tanam sebagai acuan produksi bibit sayuran daun (A), dan sayuran buah (B)
untuk menjamin tidak ada jeda produk kawasan
MH   MK   Semai   Tumbuh   Panen   Pangkas
Califonia
University
Health
Campus
Comunity
Cabai BPTP
Califonia University
Health Campus
Comunity
1. Lakukan identifikasi 9-15 jenis tanaman sayuran dan pangan yang paling
   banyak dan seseringkali dikonsumsi rumah tangga
2. Pastikan jenis tanaman tersebut diusahakan di pekarangan yang
   bersangkutan
3. Hitung nilai komposisi kecukupan energi dari jenis-jenis tanaman
   tersebut menggunakan pendekatan DKBM,
4. Jika tidak memenuhi persyaratan dengan kartu porsimetri, maka
   tambahkan jenis tanaman yang lain
5. Masukkan siklus pertumbuhan jenis-jenis tanaman tersebut ke dalam
   diagram agar dapat mengetahui rotasi tanaman hingga satu tahun,
   dihitung mulai dari persemaian, tanam hingga panen dan kemudian
   tanam lagi dan seterusnya,
6. Hitung kebutuhan lahan pekarangan untuk mencukupi pangan satu
   keluarga
7. Jika lahan pekarangan tidak cukup terapkan inovasi pertanian vertikal.
Dapat diperoleh angka kebutuhan gizi dalam sehari yang dijabarkan
menjadi kebutuhan pangan, sehingga dapat disusun menu (susunan
makanan) sehari-hari, yang seyogyanya memenuhi kaidah triguna
makanan, yaitu pangan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat
pengatur secara seimbang.

Pangan sumber tenaga dapat diperoleh dari kelompok pangan, yaitu (1)
padi-padian, (2) umbi-umbian dan pangan berpati, (3) minyak dan lemak,
(4) buah/biji berminyak, (5) gula. Pangan sumber zat pembangun terdapat
pada : (6) kelompok pangan hewani dan (7) kacang-kacangan. Pangan
sumber zat pengatur adalah (8) kelompok sayur-sayuran dan buah-
buahan, dan ditambah satu lagi adalah kelompok pangan yang fungsinya
sebagai penambah rasa dan membangkitkan selera, yaitu bumbu dan
minuman

Untuk memudahkan penyusunan menu B2S menggunakan
                         sehingga ada 4 kelompok pangan (pangan pokok,
lauk pauk, sayur, buah).
Sumber : Baliwerti dan Mardianto, 2012
Distribusi ke KK yang
 jauh / Jual ke pasar
Bw Merah di tanam vertikal       Uwi ungu genjah pangan         Kentang jawa KaTop pencegah
untuk bumbu masak                fungsional dg Inulin tinggi    diabetes
                                 peluruh kolesterol




 Cabai KaTop antosianin tinggi
       (sbg antioksidan)           Tan garut pekarangan:kadar serat
Dalam rangka menuju kecukupan pangan rumah tangga dapat menerapkan sistem
perencanaan model Kalender Tanam Optimalisasi Pekarangan (KATOP) yang disusun
melalui pendekatan :

a.   menghitung kebutuhan gizi
b.   menterjemahkan kebutuhan gizi menjadi kebutuhan anekaragam pangan
c.   menjabarkan dalam frekuensi makan
d.   melakukan identifikasi jenis tanaman pangan yang memenuhi B2S menggunakan
     DKBM
e.   memastikan jenis tanaman tersebut diusahakan di pekarangan yang
     bersangkutan
f.   melakukan input data kedalam siklus pertumbuhan jenis-jenis tanaman (dan
     ternak dan atau ikan) ke dalam diagram Kalender KATOP
g.   menghitung kebutuhan lahan pekarangan untuk mencukupi kosumsi pangan B2S
     satu keluarga
h.   jika lahan pekarangan tidak cukup maka terapkan inovasi pertanian vertikal.
maka rumah tangga:
(a)dapat merencanakan optimalisasi pekarangan untuk kecukupan pangan harian
    secara tepat dan cepat
(b)dapat mengelola kebun bibit desa (KBD) dengan baik, sesuai kebutuhan komunitas
    KRPL
(c) dapat menyiapkan input produksi, baik benih/bibit sumber, media tanam dan
    sarana lainnya dengan baik
(d)dapat melakukan manajemen proses produksi, baik untuk tanaman maupun ternak
    dan pemasaran dengan baik
(e)dapat menentukan rotasi tanaman pada setiap waktu tertentu berdasarkan
    potensi sumber daya iklim dan air
(f) dapat mengurangi kerugian petani sebagai akibat buruk pergeseran musim
(g) dapat membangun jejaring ekonomi dengan antar komunitas KRPL
(h)mengurangi gizi buruk karena apa yang dikonsumsi dalam bentuk segar tersedia di
    sekitar rumahnya.
KEBUN BENIH DUSUN oleh Perorangan untuk pasok RPL
KEBUN BENIH DUSUN/RT (dikelola Dasa Wisma)




                                    sebagian pelaksana RPL
                                      menyemai benih di pot
Penyiapan semaian secara sederhana
Penyiapan semaian secara sederhana
GUDE :
                                  Sayuran Perdu
                                  untuk
                                  pekarangan




Tanaman Gude (Cayanus cayan L.)
-Tahunan
-Toleran kering
- Sumber protein nabati
Sayuran Lokal untuk
    pekarangan
Varietas lokal kacang-
kacangan, terong, tomat dari
beberapa Kabupaten di Jawa
Timur
Induk panen stek
                                            Kentang Hitam




                  Induk panen stek uwi
Perbanyakan Uwi




                  Induk panen umbi garut
Bibit Uwi Ungu
Bibit Uwi Putih




                    Bibit Uwi Ungu

                                                          Bibit Uwi Putih




 Bibit Uwi dari umbi bibit belah     Bibit Uwi dari stek batang siap pindah
             (5 MST)                             lapang (5 MST)
Perbanyakan Uwi dengan stek :
1. Pilih batang tegak dg daun tegak
2. Ambil stek dua mata + 1 daun dg
   irisan bagian atas dan pangkal
   stek miring 60o
3. Bagian atas dan pangkal diselup
   dg benomyl, kemudian ditiris
   sekitar 1-2 menit
4. Pangkal stek direndam dg rotoon
   F selama 5 menit
5. Tanam di seedba kemudian
   pasang sungkup                     Bibit Uwi dari stek batang   Uwi dari stek batang
                                      siap pindah lapang (5 MST)          8 MST
Bibit dari umbi belah




Umur Uwi Ungu (8 MST)                     Umur Uwi Ungu (13 MST)
Bibit uwi dan umbi-umbian (kecuali Kentang hitam) dapat disiapkan dengan
cara sederhana dan cepat dalam jumlah banyak dengan multiplikasi umbi
bibit belah menggunakan enam langkah :

1. Menyiapkan tempat semaian (Seedbad), menggunakan media tumbuh serbuk sabut
   kelapa (Cocopeat) yang dicampur dengan kompos (1:2),
2. Menyiapkan larutan Benomyl (5 g/l air)
3. Menyiapkan larutan Rooton-F (5 g/l air);
4. Menyiapkan umbi bahan semaian, yaitu dengan membelah umbi menjadi tiga bagian
   (bagian pangkal, tengah, dan pucuk) dimana masing-masing bagian tersebut dibelah lagi
   menjadi 4-6 bagian untuk bagian pangkal umbi dan 6-8 bagian untuk tengah dan pucuk
   umbi dengan mengupayakan setiap hasil belahan umbi ada mata tunas akar;
5. Merendam materi-materi tersebut ke dalam larutan Benomyl selama 5-10 menit,
   kemudian dipindahkan ke larutan Rooton F setelah ditiris sekitar 5 menit;
6. Tanam materi calon bibit ke dalam Seebad.
Perkiraan pergiliran tanam-panen-simpan Uwi
1            2         3         4          5           6       7   8   9   10   11   12




    Keterangan :

           = Semaian stek batang

           = Fase perkembangan umbi

           = Fase pertumbuhan generatif dari umbi bibit belah

           = Fase penyimpanan
           = Fase vegetatif
Perbanyakan Garut
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...najmul190693
 
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTANMODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTANNazaruddin Margolang
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriIAARD/Bogor, Indonesia
 
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
 
P2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangP2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangEka Febriana
 
Profil P4S PERSADA NUSANTARA LUMAJANG
Profil P4S PERSADA NUSANTARA LUMAJANGProfil P4S PERSADA NUSANTARA LUMAJANG
Profil P4S PERSADA NUSANTARA LUMAJANGPersada Nusantara
 
Proposal hand traktor ok
Proposal hand traktor okProposal hand traktor ok
Proposal hand traktor okRaffael Net
 
Rancangan program jangka panjang Posdaya Semangat mandiri
Rancangan program jangka panjang Posdaya Semangat mandiriRancangan program jangka panjang Posdaya Semangat mandiri
Rancangan program jangka panjang Posdaya Semangat mandiriRachardy Andriyanto
 
Perkembangan demfarm januari 2021
Perkembangan demfarm   januari 2021Perkembangan demfarm   januari 2021
Perkembangan demfarm januari 2021Syahyuti Si-Buyuang
 
Pelatihan lebak kelembagaan (yuti)
Pelatihan lebak   kelembagaan (yuti)Pelatihan lebak   kelembagaan (yuti)
Pelatihan lebak kelembagaan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Usulan program kreativitas mahasiswa
Usulan program kreativitas mahasiswaUsulan program kreativitas mahasiswa
Usulan program kreativitas mahasiswaAzizah Attabha
 
Format Proposal Gapoktan (Alsintan)
Format Proposal Gapoktan (Alsintan)Format Proposal Gapoktan (Alsintan)
Format Proposal Gapoktan (Alsintan)irwandeni
 

What's hot (20)

Contoh Proposal Cabe
Contoh Proposal CabeContoh Proposal Cabe
Contoh Proposal Cabe
 
Rdhp pendampingan kerbau 2018
Rdhp pendampingan  kerbau 2018Rdhp pendampingan  kerbau 2018
Rdhp pendampingan kerbau 2018
 
Pertanian Bioindustri
Pertanian BioindustriPertanian Bioindustri
Pertanian Bioindustri
 
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
 
5. bpatp retno pemanfaatan teknologi untuk kedaulatan pangan
5. bpatp retno pemanfaatan teknologi untuk kedaulatan pangan5. bpatp retno pemanfaatan teknologi untuk kedaulatan pangan
5. bpatp retno pemanfaatan teknologi untuk kedaulatan pangan
 
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTANMODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
 
Proposal tanaman padi
Proposal tanaman padiProposal tanaman padi
Proposal tanaman padi
 
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
 
P2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangP2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten Tangerang
 
Profil P4S PERSADA NUSANTARA LUMAJANG
Profil P4S PERSADA NUSANTARA LUMAJANGProfil P4S PERSADA NUSANTARA LUMAJANG
Profil P4S PERSADA NUSANTARA LUMAJANG
 
Proposal budidaya-cabe
Proposal budidaya-cabeProposal budidaya-cabe
Proposal budidaya-cabe
 
Snack pule-barbaque2
Snack pule-barbaque2Snack pule-barbaque2
Snack pule-barbaque2
 
Proposal hand traktor ok
Proposal hand traktor okProposal hand traktor ok
Proposal hand traktor ok
 
Rancangan program jangka panjang Posdaya Semangat mandiri
Rancangan program jangka panjang Posdaya Semangat mandiriRancangan program jangka panjang Posdaya Semangat mandiri
Rancangan program jangka panjang Posdaya Semangat mandiri
 
Perkembangan demfarm januari 2021
Perkembangan demfarm   januari 2021Perkembangan demfarm   januari 2021
Perkembangan demfarm januari 2021
 
Ebook pertanian bioindustri
Ebook pertanian bioindustriEbook pertanian bioindustri
Ebook pertanian bioindustri
 
Pelatihan lebak kelembagaan (yuti)
Pelatihan lebak   kelembagaan (yuti)Pelatihan lebak   kelembagaan (yuti)
Pelatihan lebak kelembagaan (yuti)
 
Usulan program kreativitas mahasiswa
Usulan program kreativitas mahasiswaUsulan program kreativitas mahasiswa
Usulan program kreativitas mahasiswa
 
Format Proposal Gapoktan (Alsintan)
Format Proposal Gapoktan (Alsintan)Format Proposal Gapoktan (Alsintan)
Format Proposal Gapoktan (Alsintan)
 

Viewers also liked

Analisis pemanfaatan lahan kosong untuk ruang terbuka dan taman
Analisis pemanfaatan lahan kosong untuk ruang terbuka dan tamanAnalisis pemanfaatan lahan kosong untuk ruang terbuka dan taman
Analisis pemanfaatan lahan kosong untuk ruang terbuka dan tamanDewi Nurani
 
Budidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitBudidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitMuto Sn
 
Ppt pemanfaatan alam sekitar (cabe)
Ppt pemanfaatan alam sekitar (cabe)Ppt pemanfaatan alam sekitar (cabe)
Ppt pemanfaatan alam sekitar (cabe)Wirha Sykerz
 
Teknis budidaya tanaman cabe
Teknis budidaya tanaman cabe Teknis budidaya tanaman cabe
Teknis budidaya tanaman cabe fatchdc123
 
Cara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentangCara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentangsupriyadispd21
 

Viewers also liked (9)

Stek bbt kentang
Stek bbt kentangStek bbt kentang
Stek bbt kentang
 
Manfaat Pekarangan Produktif
Manfaat Pekarangan ProduktifManfaat Pekarangan Produktif
Manfaat Pekarangan Produktif
 
Analisis pemanfaatan lahan kosong untuk ruang terbuka dan taman
Analisis pemanfaatan lahan kosong untuk ruang terbuka dan tamanAnalisis pemanfaatan lahan kosong untuk ruang terbuka dan taman
Analisis pemanfaatan lahan kosong untuk ruang terbuka dan taman
 
Budidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitBudidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawit
 
Ppt pemanfaatan alam sekitar (cabe)
Ppt pemanfaatan alam sekitar (cabe)Ppt pemanfaatan alam sekitar (cabe)
Ppt pemanfaatan alam sekitar (cabe)
 
Teknis budidaya tanaman cabe
Teknis budidaya tanaman cabe Teknis budidaya tanaman cabe
Teknis budidaya tanaman cabe
 
Cara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentangCara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentang
 
Makalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentangMakalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentang
 
kultur jaringan kentang
kultur jaringan kentangkultur jaringan kentang
kultur jaringan kentang
 

Similar to Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1

Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benihbadunkartvomit
 
Rancangan korporasi fe bataguh (yuti)
Rancangan korporasi  fe   bataguh (yuti)Rancangan korporasi  fe   bataguh (yuti)
Rancangan korporasi fe bataguh (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganBbpp Ketindan
 
Kostratani dan korporasi petani perhepi (yuti)
Kostratani dan korporasi petani   perhepi (yuti)Kostratani dan korporasi petani   perhepi (yuti)
Kostratani dan korporasi petani perhepi (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATESISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATENazaruddin Margolang
 
Paparan BP3K Celikah
Paparan BP3K CelikahPaparan BP3K Celikah
Paparan BP3K Celikahputra_2521
 
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)M. Adli
 
MATERI PANGAN LOKAL.ppt
MATERI PANGAN LOKAL.pptMATERI PANGAN LOKAL.ppt
MATERI PANGAN LOKAL.pptEkaShanti2
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisBBPP_Batu
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisniskodok666
 
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxMateri Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxnovitawale
 
Kebijakan posluhdes 2017
Kebijakan posluhdes 2017Kebijakan posluhdes 2017
Kebijakan posluhdes 2017Maman Darmawan
 

Similar to Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1 (20)

Bet
BetBet
Bet
 
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
 
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
 
Buku juknis bioindustri.pdf
Buku juknis bioindustri.pdfBuku juknis bioindustri.pdf
Buku juknis bioindustri.pdf
 
Tool kelembagaan bp2 tp (yuti)
Tool kelembagaan bp2 tp (yuti)Tool kelembagaan bp2 tp (yuti)
Tool kelembagaan bp2 tp (yuti)
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Rancangan korporasi fe bataguh (yuti)
Rancangan korporasi  fe   bataguh (yuti)Rancangan korporasi  fe   bataguh (yuti)
Rancangan korporasi fe bataguh (yuti)
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampingan
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampingan
 
Kostratani dan korporasi petani perhepi (yuti)
Kostratani dan korporasi petani   perhepi (yuti)Kostratani dan korporasi petani   perhepi (yuti)
Kostratani dan korporasi petani perhepi (yuti)
 
Kelembagaan rawa lebak (yuti)
Kelembagaan rawa lebak (yuti)Kelembagaan rawa lebak (yuti)
Kelembagaan rawa lebak (yuti)
 
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATESISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
 
Paparan BP3K Celikah
Paparan BP3K CelikahPaparan BP3K Celikah
Paparan BP3K Celikah
 
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
Dampak Pemekaran Daerah (Lokus: Kab. Pak Pak Sumut)
 
MATERI PANGAN LOKAL.ppt
MATERI PANGAN LOKAL.pptMATERI PANGAN LOKAL.ppt
MATERI PANGAN LOKAL.ppt
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxMateri Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
 
Kebijakan posluhdes 2017
Kebijakan posluhdes 2017Kebijakan posluhdes 2017
Kebijakan posluhdes 2017
 

Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1

  • 1. Bahan Ajar : MANAJEMEN PERBENIHAN KBD (Kebun Bibit Desa) di KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) Sudarmadi Purnomo BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2013
  • 2.
  • 3. ROAD SKOR PPH DAN KONSUMSI BERAS 2010 2011 2012 2013 2014 2015
  • 5.
  • 6.
  • 7. TUJUAN KBI : Percepatan penyebarluasan varietas unggul Badan Litbang Pertanian melalui : 1. Produksi dan distribusi benih sumber varietas unggul Badan Litbang Pertanian untuk mendukung program M-KRPL 2. Mengelola benih inti/sumber/tanaman induk varietas unggul Badan Litbang Pertanian 3. Membangun model hubungan KBI dengan KBD atau pemangku kepentingan lainnya 4. Memperoleh umpan balik perbaikan teknologi perbenihan/perbibitan dalam mendukung program M-KRPL
  • 8. III. TUJUAN, KELUARAN DAN MANFAAT Pembentukan Kelembagaan KBD dimaksudkan membangkitkan kembali kepada masyarakat kecintaan kepada benih/bibit dalam membangun kelestarian M-KRPL. Tujuan Melayani kebutuhan benih/bibit secara tepat (varietas, mutu, jumlah, dan waktu) kepada komunitas M-KRPL Keluaran 1. Tersedianya benih/bibit secara tepat secara tepat (varietas, mutu, jumlah, dan waktu) sesuai dengan kebutuhan komunitas di M-KRPL 2. Rumah tangga anggota komunitas M-KRPL memperoleh benih/bibit secara tepat (varietas, mutu, jumlah, dan waktu) sesuai dengan kebutuhan komunitas di M-KRPL. Manfaat 1. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat merencanakan kecukupan pangan harian secara cepat, 2. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat menyiapkan input produksi dengan baik untuk pertanamannya 3. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat melakukan manajemen proses produksi, baik untuk tanaman maupun ternak dan pemasaran dengan baik, 4. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat menentukan rotasi tanaman pada setiap waktu tertentu berdasarkan potensi sumber daya iklim dan air, 5. Komunitas dapat membangun jejaring ekonomi dengan antar komunitas M-KRPL lainnya
  • 9. Kebun Bibit Desa (KBD) . Dengan demikian Kelembagaan KBD memiliki peran utama sebagai produsen dan penyalur berbagai jenis benih/bibit yang dibutuhkan oleh anggota KRPL maupun masyarakat desa serta konsumen yang membutuhkan benih/bibit. Macam benih/bibit yang diproduksi dan distribusi meliputi : -Tanaman : sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, kacang-kacangan, TOGA -Ternak : ayam, itik, bebek, mentok, kelinci - Ikan : Lele, Nila, Gurame, Bawal, Patin
  • 10. Fungsi KBD : 1. Fungsi produksi dan distribusi, yaitu komoditas yang ada di KBD dapat diprodukdi secara berkelanjutan 2. Fungsi keberagaman, yaitu komoditasnya memiliki keragaman horizontal sehingga dapat memenuhi kebutuhan benih/bibit anggota rumah pangan lestari 3. Fungsi estetika yaitu pengaturan penanamannya memperhatikan aspek keragaman vertikal sehingga dapat memberikan pemandangan yang indah dan teratur 4. Fungsi lingkungan , yaitu KBD dapat memberikan nuansa yang nyaman, ramah, kreatif dan sehat 5. Fungsi pelayanan, yaitu KBD harus mampu melayani kebutuhan bibit bagi anggota pelaku rumah pangan lestari setiap saat 6. Fungsi keberlanjutan yaitu KBD dikelola secara profesional model bisnis.
  • 11. Persyaratan KBD : 1.Syarat keberlanjutan : KBD sebaiknya menggunakan lahan fasilitas umum : milik desa/lembaga pengelola KRPL/kelompok tani/Gapoktan dan dikelola kelompok 2.Syarat luas : lahan KBD cukup mampu digunakan aktivitas perbenihan dalam memenuhi kebutuhan benih/bibit bagi anggota RT KRPL, dan atau bisnis benih/bibit bagi komunitas KRPL 3.Syarat kekuatan : SDM mumpuni dalam manajemen KBD serta kemudahan kemudahan lainnya dalam akses sarana, infoteknologi dan pasar serta permodalan. 4.Syarat keterjangkauan : letaknya strategis sehingga mudah dijangkau oleh anggota RT KRPL atau masyarakat lainnya yang memerlukan benih/bibit. 5.Syarat kenyamanan : tata ruang KBD menggunakan prinsip ramah lingkungan, efisien, indah dan estetik. 6.Syarat keunikan lokal : produk berupa benih/bibit dengan induk sepsifik lokasi/ brand, 7. Syarat tertip administrasi
  • 12. Persyaratan Sarana KBD : 1. Lokasi relatif terbuka untuk masuknya energi matahari 2. Tersedia sumber air untuk irigasi : air tanah (sumur) atau air permukaan (sungai kecil, kolam) … Lebih baik irigasi Drip 3. Tersedia rumah bibit, seedbad, rak bibit, kereta dorong, mesin pencacah 4. Tempat prosesssing media semaian (tanah, pasir, peatmoss, sekam dan sekam bakar, kompos, pupuk kandang). 5. Tersedia peralatan yang memadai: cangkul, garpu, kored, sekop, pot berbagai ukuran, polibag berbagai ukuran, gunting pangkas, gunting stek, pisau okulasi, bak plastik untuk perkecambahan, selang air, ember 6. Untuk perbibitan ternak unggas dan ikan disesuaikan.
  • 13. Basis kelompok Agro Basis ekosistem kelompok Agribisnis Kebutuhan Kebutuhan Anggota K Anggota B TATA RUANG BUDIDAYA PRODUKSI Komoditas BENIH D Lahan Lahan Memenuhi POLA TANAM Pola Memenuhi Persyaratan Penyaluran Persyaratan Sistem RPL dan revolving Non RPL Pendekatan Pengembangan KBD berbasis Kelompok Sumber: Modul KBD
  • 14. Tabel 1. Model manajemen pelaksanaan KBD Pelaksana Manajemen Fasilitas (Lokasi; Sumber pembiayaan) A B A+B C D E 1. Kelompok (terpisah)  (+)  (+)     2. Kelompok + Pengelola  (+)  (+)  (+) non non  M-KRPL 3. Pengelola M-KRPL   (+) non non non (-) 4. Perorangan (Profesional)   non  (-) (-   ) 5. Perorangan Pelaku RPL non non non non   A=Desa/Poktan/Gapoktan; B = Pengelola M-KRPL; C = Perorangan/Profesional; D = Pelaku RPL; E = Penyandang permodalan;  = ada ditemui; Non = Jarang/tidak ditemui; (+) = indikator lestari; (-) = rawan lestari; (-)(-) = rawan dan tidak baik untuk M-KRPL
  • 15. : 1. Membuat kesepatan sistem produksi dan distribusi benih/bibit dengan warga komunitas KRPL 2. Membuat perencanaan kebutuhan benih/bibit (tanaman, ternak, ikan) dalam satu kawasan dengan jangka waktu per satu tahun menggunakan “Kalender Tanam Komoditas KRPL --- ”; 3. Membuat perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana untuk memproduksi kebutuhan benih/bibit yang diperlukan oleh warga komunitas KRPL 4. Melaksanakan manajemen produksi sesuai dengan macam benih/bibit yang diproduksi. Jika benih itu tanaman, baik pangan (umbi-umbian), hortikultura (sayuran, buah-buahan), kacang-kacangan, pakan ternak hijauan, tanaman tanaman obat rumah tangga (TOGA), dengan mulai penyiapan media / kompos, olah tanah, persemaian, pindah tanam, pengelolaan dilapangan, panen dan penanganan panen (di konsumsi / jual) menerapkan sesuai buku panduan (SOP) yang telah disepakati bersama warga komunitas KRPL 5. Melakukan koordinasi dengan pengelolaan KRPL secara regular 6. Membuat laporan pembukuan dan perkembangan produksi dan distribusi benih/bibit 7. Membangun kemitraan pelaku bisnis benih/bibit.
  • 16.
  • 17. KELEMBAGAAN YANG TERLIBAT Lembaga Pemangku Keterangan/ No Peran Pemangku Kepentingan Kepentingan Eksekutor 1 Pengelola KBD Manajemen produksi dan distribusi benih/bibit dan Ada 5 model tetapi seyogyanya fungsi-fungsi KBD lainnya menerapkan model positif 2 Pengelola KRPL Manajemen perencanaan, pembiayaan, evaluasi dan “Local champion” (PKK/KWT/Dasa Wisma) promosi Poktan/Gapoktan Fasilitasi pembangunan dan pengembangan (Lokasi/ “Local champion” Perkantoran/Koperasi/Promosi/Pengelola) 3 Pemerintahan desa Fasilatasi terbangunnya KBD Perangkat Desa (Lokasi/Perkantoran/Koperasi/Promosi) 4 BPTP 1. Sumber benih/bibit LO/Korwil/Tim Teknis BPTP 2. Penyediaan teknologi pembibitan 3. Penyebaran teknologi pembibitan melalui pelatihan 4. Pendampingan 5. Monitoring dan evaluasi 5 Perguruan tinggi 1. Sumber benih/bibit (jika ada) - dan atau LSM 2. Penyediaan teknologi pembibitan 3. Penyebaran teknologi pembibitan melalui pelatihan 4. Pendampingan 6 Pemerintah Kab/Kota 1. Fasilatasi terbangunnya KBD BKP/BP4K/Bapeluh/ d Dinas 2. Pendampingan Lingkup Pertanian an Posko P2KP tingkat Kabupaten/Kota 7 Pemerintah Propinsi 1. Fasilatasi terbangunnya KBD BKP/Bakorluh/Dinas Lingkup 2. Pendampingan Pertanian dan Posko P2KP tingkat Propinsi
  • 18. PROSEDUR PELAKSANAAN PRODUKSI BENIH  MEDIA TANAM  CARA PERBENIHAN  PERBENIHAN DARI BIJI  PERBENIHAN SECARA VEGETATIF  PEMELIHARAAN SEMAI  DISTRIBUSI BIBIT  PENYUSUNAN KaToP
  • 19. JEJARING KBI, KBD ---- KBDRT  PERENCANAAN, PERBAIKAN SESUAI KALENDER TANAM  DISTRIBUSI BENIH  PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERBENIHAN  PENINGKATAN KAPASITAS SDM MELALUI PELATIHAN DAN STUDI BENIH  SISTEM PRODUKSI DAN PASAR (LELANG) BERSAMA  PAMERAN DAN LOMBA KBD  PERTUKARAN BENIH SUMBER/INDUK  MONITORING DAN EVALUASI TERPADU
  • 20. 1. KaToP dengan komponen komposisi jenis tanaman dan ternak, umur, waktu tanam, lokasi tanam, curahan tenaga kerja, biaya pengelolaan, cara panen dan mengolah hingga pramusaji dioverlay dengan kandungan energi, gizi, vitamineral, serat, protein 2. Inovasi pertanian vertikal – Teknolgi Efisien air 3. Inovasi pertanian pekarangan / Lahan Sempit 4. Varietas unggul lokal untuk pekarangan (umur genjah, tahan kering, tahan naungan, kandungan protein tinggi) 5. Prosessing dengan pemanfaatan bahan pangan lokal : Pangan Fungsional
  • 21. Pengertian kalender tanam : jadual rotasi tanam dalam upaya optimalisasi pekarangan, dimana jenis tanaman yang ditanam dan panen sesuai dengan kebutuhan pangan rumah tangga, khususnya dalam rangka pemenuhan karbohidrat non beras dan atau protein non hewani, yaitu ubi-ubian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan selama periode tertentu. Tujuan : 1. optimalisasi produktivitas pekarangan, 2. meningkatkan produksi tanaman, 3. memperkaya variasi menu, 4. meningkatkan dan menjaga sumberdaya genetik lokal, 5. memelihara keseimbangan biologis, 6. memperbaiki kusuburan tanah pekarangan, 7. memperkecil resiko gagal panen.
  • 22. Gambar 1. Kalender tanam sebagai acuan produksi bibit sayuran daun (A), dan sayuran buah (B) untuk menjamin tidak ada jeda produk kawasan
  • 23. MH MK Semai Tumbuh Panen Pangkas
  • 26. 1. Lakukan identifikasi 9-15 jenis tanaman sayuran dan pangan yang paling banyak dan seseringkali dikonsumsi rumah tangga 2. Pastikan jenis tanaman tersebut diusahakan di pekarangan yang bersangkutan 3. Hitung nilai komposisi kecukupan energi dari jenis-jenis tanaman tersebut menggunakan pendekatan DKBM, 4. Jika tidak memenuhi persyaratan dengan kartu porsimetri, maka tambahkan jenis tanaman yang lain 5. Masukkan siklus pertumbuhan jenis-jenis tanaman tersebut ke dalam diagram agar dapat mengetahui rotasi tanaman hingga satu tahun, dihitung mulai dari persemaian, tanam hingga panen dan kemudian tanam lagi dan seterusnya, 6. Hitung kebutuhan lahan pekarangan untuk mencukupi pangan satu keluarga 7. Jika lahan pekarangan tidak cukup terapkan inovasi pertanian vertikal.
  • 27. Dapat diperoleh angka kebutuhan gizi dalam sehari yang dijabarkan menjadi kebutuhan pangan, sehingga dapat disusun menu (susunan makanan) sehari-hari, yang seyogyanya memenuhi kaidah triguna makanan, yaitu pangan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur secara seimbang. Pangan sumber tenaga dapat diperoleh dari kelompok pangan, yaitu (1) padi-padian, (2) umbi-umbian dan pangan berpati, (3) minyak dan lemak, (4) buah/biji berminyak, (5) gula. Pangan sumber zat pembangun terdapat pada : (6) kelompok pangan hewani dan (7) kacang-kacangan. Pangan sumber zat pengatur adalah (8) kelompok sayur-sayuran dan buah- buahan, dan ditambah satu lagi adalah kelompok pangan yang fungsinya sebagai penambah rasa dan membangkitkan selera, yaitu bumbu dan minuman Untuk memudahkan penyusunan menu B2S menggunakan sehingga ada 4 kelompok pangan (pangan pokok, lauk pauk, sayur, buah).
  • 28. Sumber : Baliwerti dan Mardianto, 2012
  • 29. Distribusi ke KK yang jauh / Jual ke pasar
  • 30.
  • 31. Bw Merah di tanam vertikal Uwi ungu genjah pangan Kentang jawa KaTop pencegah untuk bumbu masak fungsional dg Inulin tinggi diabetes peluruh kolesterol Cabai KaTop antosianin tinggi (sbg antioksidan) Tan garut pekarangan:kadar serat
  • 32. Dalam rangka menuju kecukupan pangan rumah tangga dapat menerapkan sistem perencanaan model Kalender Tanam Optimalisasi Pekarangan (KATOP) yang disusun melalui pendekatan : a. menghitung kebutuhan gizi b. menterjemahkan kebutuhan gizi menjadi kebutuhan anekaragam pangan c. menjabarkan dalam frekuensi makan d. melakukan identifikasi jenis tanaman pangan yang memenuhi B2S menggunakan DKBM e. memastikan jenis tanaman tersebut diusahakan di pekarangan yang bersangkutan f. melakukan input data kedalam siklus pertumbuhan jenis-jenis tanaman (dan ternak dan atau ikan) ke dalam diagram Kalender KATOP g. menghitung kebutuhan lahan pekarangan untuk mencukupi kosumsi pangan B2S satu keluarga h. jika lahan pekarangan tidak cukup maka terapkan inovasi pertanian vertikal.
  • 33. maka rumah tangga: (a)dapat merencanakan optimalisasi pekarangan untuk kecukupan pangan harian secara tepat dan cepat (b)dapat mengelola kebun bibit desa (KBD) dengan baik, sesuai kebutuhan komunitas KRPL (c) dapat menyiapkan input produksi, baik benih/bibit sumber, media tanam dan sarana lainnya dengan baik (d)dapat melakukan manajemen proses produksi, baik untuk tanaman maupun ternak dan pemasaran dengan baik (e)dapat menentukan rotasi tanaman pada setiap waktu tertentu berdasarkan potensi sumber daya iklim dan air (f) dapat mengurangi kerugian petani sebagai akibat buruk pergeseran musim (g) dapat membangun jejaring ekonomi dengan antar komunitas KRPL (h)mengurangi gizi buruk karena apa yang dikonsumsi dalam bentuk segar tersedia di sekitar rumahnya.
  • 34. KEBUN BENIH DUSUN oleh Perorangan untuk pasok RPL
  • 35. KEBUN BENIH DUSUN/RT (dikelola Dasa Wisma) sebagian pelaksana RPL menyemai benih di pot
  • 38. GUDE : Sayuran Perdu untuk pekarangan Tanaman Gude (Cayanus cayan L.) -Tahunan -Toleran kering - Sumber protein nabati
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42. Sayuran Lokal untuk pekarangan
  • 43. Varietas lokal kacang- kacangan, terong, tomat dari beberapa Kabupaten di Jawa Timur
  • 44.
  • 45.
  • 46. Induk panen stek Kentang Hitam Induk panen stek uwi Perbanyakan Uwi Induk panen umbi garut
  • 47. Bibit Uwi Ungu Bibit Uwi Putih Bibit Uwi Ungu Bibit Uwi Putih Bibit Uwi dari umbi bibit belah Bibit Uwi dari stek batang siap pindah (5 MST) lapang (5 MST)
  • 48. Perbanyakan Uwi dengan stek : 1. Pilih batang tegak dg daun tegak 2. Ambil stek dua mata + 1 daun dg irisan bagian atas dan pangkal stek miring 60o 3. Bagian atas dan pangkal diselup dg benomyl, kemudian ditiris sekitar 1-2 menit 4. Pangkal stek direndam dg rotoon F selama 5 menit 5. Tanam di seedba kemudian pasang sungkup Bibit Uwi dari stek batang Uwi dari stek batang siap pindah lapang (5 MST) 8 MST
  • 49.
  • 50.
  • 51. Bibit dari umbi belah Umur Uwi Ungu (8 MST) Umur Uwi Ungu (13 MST)
  • 52. Bibit uwi dan umbi-umbian (kecuali Kentang hitam) dapat disiapkan dengan cara sederhana dan cepat dalam jumlah banyak dengan multiplikasi umbi bibit belah menggunakan enam langkah : 1. Menyiapkan tempat semaian (Seedbad), menggunakan media tumbuh serbuk sabut kelapa (Cocopeat) yang dicampur dengan kompos (1:2), 2. Menyiapkan larutan Benomyl (5 g/l air) 3. Menyiapkan larutan Rooton-F (5 g/l air); 4. Menyiapkan umbi bahan semaian, yaitu dengan membelah umbi menjadi tiga bagian (bagian pangkal, tengah, dan pucuk) dimana masing-masing bagian tersebut dibelah lagi menjadi 4-6 bagian untuk bagian pangkal umbi dan 6-8 bagian untuk tengah dan pucuk umbi dengan mengupayakan setiap hasil belahan umbi ada mata tunas akar; 5. Merendam materi-materi tersebut ke dalam larutan Benomyl selama 5-10 menit, kemudian dipindahkan ke larutan Rooton F setelah ditiris sekitar 5 menit; 6. Tanam materi calon bibit ke dalam Seebad.
  • 53. Perkiraan pergiliran tanam-panen-simpan Uwi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Keterangan : = Semaian stek batang = Fase perkembangan umbi = Fase pertumbuhan generatif dari umbi bibit belah = Fase penyimpanan = Fase vegetatif
  • 54.
  • 56.
  • 57.
  • 58.