SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Kesulitan Belajar dan Identifikasi Kesulitan Belajar
Oleh: Dr. Elly Herliani, M.Phil. dan Dra. Euis Heryati
A. Kesulitan Belajar
1. Pengertian
Tidak semua peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai
dengan taraf kualifikasi yang diharapkan. Apabila peserta didik menunjukkan
kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya, maka peserta
didik dikatakan mengalami kesulitan belajar.
2. Ciri Peserta Didik Gagal Mencapai Tujuan Belajar
Menurut Burton (Makmun, 2002: 307) peserta didik dikatakan gagal jika
memiliki ciri-ciri sbb.
a. Dalam batas waktu yang ditentukan peserta didik tidak mencapai ukuran
tingkat keberhasilan atau penguasaan minimal yang telah ditetapkan oleh
guru.
b. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang seharusnya sesuai
dengan tingkat intelegensinya. Kasus peserta didik ini disebut
underachievers (prestasinya tidak sesuai dengan kemampuan
intelektualnya)
c. Tidak mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian
sosial sesuai dengan pola organisme pada fase perkembangan tertentu.
Kasus ini tersebut dikatakan ke dalam slow learners (peserta didik yang
lambat belajar).
d. Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai
prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya. Kasus peserta
didik ini dapat dikategorikan ke dalam slow learners atau belum matang
sehingga mungkin harus menjadi pengulang.
Peserta didik diduga mengalami kesulitan belajar apabila tidak berhasil
mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu berdasarkan indikator atau
ukuran kapasitas (taraf intelegensi) atau kemampuan dalam program
pelajaran atau tingkat perkembangan. Kualifikasi hasil belajar meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Diagnostik Kesulitan Belajar
a. Pengertian
Suatu proses yang berusaha untuk memahami jenis dan karakteristik
kesulitan belajar serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan
cara mengumpulkan dan menggunakan data selengkap dan seobjektif
mungkin sehingga dapat mengambil kesimpulan dan keputusan serta
mencari alternatif pemecahan masalah.
b. Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar
Langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar menurut Ross dan Stanley
(Makmun, 2004: 309) menentukan tahapan diagnostik itu sebagai berikut
ini`.
1) Siapa-siapa yang mengalami gangguan?
2) Di manakah kelemahan-kelemahan itu terjadi?
3) Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi?
4) Penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan?
5) Bagaimana kelemahan itu dapat dicegah?
Untuk memahami karakteristik dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
secara seksama, Burton (Makmun, 2002:310) melakukan diagnostik
kesulitan belajar berdasarkan pada teknik dan instrumen yang digunakan
dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut.
1) Diagnosis Umum
Pada tahap ini biasa digunakan tes baku, seperti yang digunakan untuk
evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Tujuannya untuk
menemukan siapakah yang diduga mengalami kelemahan tertentu.
2) Diagnosis Analitik
Pada tahap ini biasanya digunakan tes diagnosis. Tujuannya untuk
mengetahui di mana letak kelemahan tersebut.
3) Diagnosis Psikologis
Pada tahap ini teknik, pendekatan, dan instrumen yang digunakan antara
lain sebagai berikut (1) Observasi; (2) Analisis karya tulis; (3) Analisi
proses dan respon lisan; (4) Analisis berbagai catatan objektif;(5) Analisi
berbagai catatan objektif;(6) Wawancara; (7) pendekatan laboratories
dan klinis;(8) Studi kasus.
B. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik
Ada dua langkah operasional dalam mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik. Langkah pertama adalah menandai dan menemukan siswa yang
mengalami kesulitan belajar dan langkah kedua menemukan dimana letak
kesulitannya serta mengidentifikasi bagaimana karakteristik kesulitan belajarnya
1. Menandai dan Menemukan Peserta didik yang Mengalami Kesulitan
Belajar
Untuk mengetahui peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar
dilakukan dengan membandingkan nilai peserta didik dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebagai batas lulus (KKM, rata-rata kelas). Peserta didik
yang prestasi belajarnya di bawah KKM diduga memiliki kesulitan belajar.
Peserta didik-peserta didik yang berada di bawah KKM diranking, untuk
menentukan prioritas pemberian bantuan. Semakin jauh perbedaan antara
nilai peserta didik dengan KKM maka kesulitan belajarnya semakin besar.
Apabila mayoritas dari peserta didik nilainya berada di bawah KKM, maka
termasuk kasus kelompok. Bila hanya sebagian kecil saja peserta didik yang
nilainya di bawah KKM, maka termasuk kasus individual.
Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
selain dari nilai prestasi belajar dapat pula dilakukan dengan
memperhatikan atau menganalisa catatan observasi atau laporan proses
kegiatan belajar.
a. Penggunaan catatan belajar siswa untuk mengetahui cepat atau lambat
dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya. Dengan
membandingkan lamanya keterlambatan dan frekwensi siswa itu secara
kelompok kita akan mengetahui anak yang lambat dan sering terlambat
dalam menyelesaikan tugas-tugas. Anak yang lambat dan sering
terlambat adalah yang diduga mengalami kesulitan belajar. Anak yang
paling lambat dan paling sering menjadi prioritas dalam pemberian
bantuan, adalah peserta didik yang perlu banyak mendapat prhatian
guru.
b. Penggunaan catatan absensi dapat digunakan umtuk menandai siswa
yang diduga mengalami kesulitan belajar. Frekuensi ketidakhadiran
merupakan indikator berharga untuk menandai unsur-unsur yang
diduga mengalami kesulitan belajar. Ada relevansi ketidak hadiran
dengan prestasi apabila guru memperhitungkan ketidak hadiran dengan
pemberian nilai
c. Penggunaan catatan atau bagan partisipasi untuk mengetahui aktivitas
dan partisipasi peserta didik dalam kelas. Peserta didik yang pasif
diduga mengalami kesulitan belajar. Penggunaan catatan dan bagan
partisipasi sangat berharga pada pelajaran yang mengutamakan
komunikasi dan interaksi sosial dalam memberikan pendapat,
menyanggah, dan menjawab dengan argumentasi tertentu.
d. Penggunaan catatan sosiometri dilakukan pada bidang studi tertentu
yang menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok. Catatan dan
gambaran sosiometri amat penting untuk mengetahui anak terisolir.
(tidak ada yang memilih).
2. Melokalisasikan Letak Kesulitan Belajar
Lokalisasi kesulitan belajar peserta didik bertujuan untuk mengetahui di
mana letak kesulitan itu terjadi dan bagaimana karakteristik kesulitan belajar
peserta didik. Ada beberapa pertanyaan yang mengarahkan kita untuk
mengetahui letak kesulitan belajar siswa , yaitu:
a. dalam mata pelajaran mana kesulitan belajar itu terjadi ?
b. pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang manakah kesulitan
belajar itu terjadi ?
c. pada bagian (ruang lingkup) materi manakah kesulitan belajar itu terjadi ?
d. pada segi-segi proses belajar yang manakah kesulitan belajar itu terjadi
Berikut ini adalah cara melokalisasi letak kesulitan belajar.
a. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar pada Bidang Studi Tertentu
Untuk mengetahui pada bidang studi manakah siswa mengalami kesulitan
belajar, dan hanya pada satu bidang studi atau lebih, yaitu dengan
membandingkan nilai siswa pada semua bidang studi dengan nilai KKM
atau rata-rata dari semua bidang studi.
b. Mengidentifikasi pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang
Lingkup Materi Pelajaran Manakah Kesulitan Belajar Terjadi
Pendekatan yang tepat untuk melakukan langkah ini adalah tes diagnostik
(Burton), namun hakikatnya tes diagnostik itu adalah tes prestasi belajar
(TPB). Untuk mengetahui materi pelajaran mana saja yang mengalami
kesulitan belajar bisa dilakukan dengan menganalisa lembar jawaban siswa
pada tes prestasi belajar ulangan umum semester, dapat pula pada
pelaksanaan evaluasi reflektif, formatif, atau dengan rancangan pre-post
test bila belum ada tes diagnostik khusus
c. Analisis Terhadap Catatan Mengenai Proses Belajar
Untuk mengetahui kesulitan belajar pada aspek-aspek proses belajar
tertentu dilakukan dengan menganalisis empiris terhadap catatan
keterlambatan penyelesaian tugas atau soal, absensi, kurang aktif dalam
partisipasi, kurang penyesuaian sosial. Hasil analisis tersebut dengan jelas
menunjukkan posisi dari kasus-kasus yang bersangkutan.
3. Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
a. Bila kasus kelompok (mayoritas peserta didik memiliki kesulitan belajar)
maka faktor penyebab kesulitan belajar berasal luar diri peserta didik.
Kemungkinan besar faktor penyebabnya kondisi sekolah (kualifikasi guru,
sistem belajar mengajar, materi, sistem penilaian, strategi/metode/teknik
pembelajaran yang tidak sesuai dengan keragaman peserta didik,dsb)
b. Bila kasusnya individual (sebagian kecil) dari peserta didik (sekitar 5-
25%), maka faktor penyebabnya kemungkinan berasal dari diri peserta
didik. Faktor penyebab itu dapat bersumber pada (a) kemampuan dasar
atau potensi yaitu intelegensi dan bakat; (b) Bukan yang bersifat potensial,
yaitu kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang
diperlukan dari sutu bidang studi, aspek fisik (kesehatan, gangguan
pancaindra, kecacatan, dsb.), emosional (kecemasan, phobia, penyesuaian
yang salah), kurang minat dan motivasi belajar, sikap dan kebiasaan
belajar yang negatif, kurang konsentrasi, kurang mampu menyesuaikan
diri, dsb.
c. Ada berapa cara untuk menemukan kemungkinan faktor penyebab
kesulitan belajar yang bersumber pada diri peserta didik antara lain:
1) Menentukan kelemahan yang bersumber pada kemampuan dasar
(potensi)
a) Tes inteligensi dan tes bakat oleh tenaga ahli
b) Guru dapat menganalisis prestasi belajar peserta didik (kasus) secara
keseluruhan (semua pelajaran), hal ini berkaitan dengan kecerdasan
umum (inteligensi).
c) Guru dapat menganalisis prestasi belajar peserta didik (kasus) pada
pelajaran tertentu . Misalnya IPA, IPS, Matematika, atau Bhs
Indonesia, dsb. Hal ini berkaitan dengan kemampuan khusus atau
bakat.
2) Untuk mengetahui faktor penyebab yang bukan bersifat potensial dapat
dilakukan :
a) Guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kebiasaan belajar
peserta didik , dan/atau memberi angket serta wawancara peserta
didik( kelas tinggi ) dan orangtua.
b) Guru mengamati perilaku, pola sambutan (respons) peserta didik
dalam kegiatan belajar-mengajar.
c) Guru menganalisis pekerjaan/tugas tertulis peserta didik seperti
analisis lembar kerja berhitung, karangan, laporan, dikte, dsb.
Dengan demikian guru dapat mengetahui apakah kelemahannya itu
disebabkan karena kurang memahami konsep (prinsip) cara kerja,
atau kurang teliti, dsb.
d) Untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan
kesehatan fisik, penyesuaian sosial, latar belakang keluarga, dan
sebagainya, maka guru dapat melakukan wawancara kepada
orangtua peserta didik, kerja sama dengan rekan sejawat, dokter,
konselor
C. Membuat Alternatif Bantuan
Pengambilan keputusan berdasarkan hasil diagnosis menjadi dasar dalam
kegiatan memberikan bantuan kepada peserta didik yang memiliki kesulitan
belajar
D. Melakukan Tindak Remedial atau Membuat Referal
Bila permasalahan yang bertalian dengan sistem belajar mengajar dan masih
dalam kesanggupan guru, maka diberikan oleh guru sendiri dengan layanan
pengajaran remedial. Namun bila diluar kesanggupan guru seperti aspek
kepribadian dan medis, guru hanya membuat rekomendasi atau rujukan.
E. Implementasi dalam Pembelajaran
1. Guru harus memahami gejala-gejala anak yang memiliki kesulitan belajar.
2. Melakukan identifikasi kesulitan belajar serta membantu peserta didik
mengatasi kesulitan belajarnya.
3. Memberikan layanan pembelajaran remedial bila permasalahannya bertalian
dengan sistem belajar mengajar dan masih dalam kesanggupan guru.
4. Membuat rujukan kepada tenaga ahli (konselor pendidikan, dokter, psikolog)
bila permasalahannya di luar kemampuan guru.
5. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk
mengoptimalkan prestasi belajarnya, dan juga dapat meningkatkan
kepercayaan dirinya, minat dan sikap postif terhadap pelajaran.
6. Bekerja sama dengan rekan sejawat dan orangtua untuk lebih memahami
faktor penyebab kesulitan belajar dalam diri peserta didik.
7. Guru berupaya mencegah terjadinya kesulitan belajar pada peserta didik
dengan merancang pembelajaran yang sesuai dengan keragaman peserta
didik.
Contoh Pelaksanaan Identifikasi Kesulitan Belajar
a. Menandai Peserta Didik yang Diduga Mengalami Kesulitan Belajar
1) Himpun semua peserta didik yang nilai prestasinya di bawah KKM
2) Selisihkan nilai prestasi setiap peserta didik (kasus) dengan nilai KKM dan
urutkan daftar kasus (rangking) tersebut berdasarkan angka selisih dari
yang paling besar. Peserta didik yang paling berat kesulitannya menjadi
prioritas bantuan.
Grafik Prestasi Belajar Berdasarkan Batas Lulus atau KKM
Sebagai contoh perhatikan grafik di bawah ini. Pada grafik terdapat empat
orang peserta didik A, E, K, L , prestasi belajarnya berada di bawah KKM,
dengan demikian ke empat peserta didik tersebut tersebut merupakan
kasus, dan K menjadi prioritas untuk mendapat bantuan.
b. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar atau Permasalahan
1) Mendeteksi Kesulitan Belajar pada Mata Pelajaran Tertentu
Guru dengan mudah dapat mengetahui pada mata pelajaran mana saja
peserta didik mengalami kesulitan belajar. Contoh kasus X :
NILAI
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Grafik Prestasi Belajar pada Peserta Didik K
Mata Pelajaran
A= Pendidikan Agama; B= PKn, C= Bhs Indonesia; D= Matematika; E=
IPS; F= IPA; G= Penjaskes H= Keterampilan; I= Bhs Daerah
Peserta didik K memiliki kesulitan belajar pada mata pelajaran
matematika dan IPA
2) Mendeteksi pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang Lingkup
Materi Pelajaran yang Mengalami Kesulitan
Untuk mengetahui materi pelajaran matematika yang mengalami
kesulitan , dengan menganaliasis lembar jawab ulangan peserta didik
Contoh Tabel Analisis Kelemahan Jawaban Tes Matematika
Soal
siswa
Bilangan Bulat Bilangan Pecahan
Tambah Kurang Kali Bagi Tambah Kurang Kali Bagi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
11 12 13 14 15 16 17 18 19 2
0
A x x x x
B x x x - x
C x x x x - - - x
NILAI
A
B
C
D
E
F
G
H
J
D x x 0 - -
E x x x
F x 0 0 x x x x x 0 0
G x x x x x x
H x x - 0 x - x x
I x x x - - -
J x x x - - x x 0 x 0
K *(X) x x x x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Salah
(X)
2 3 2 1 1 4 4 2 4 2 2 2 2 1 1 6 4 4 1
Tak
Tuntas
(-)
1 1 2 1 1 2 2 2 1
Tak
dibuat
(0)
2 3 1 1 1 1 1 2 2 2 4
Sumber: Abin Syamsudin Makmun, 2007
Berdasarkan tabel analisis kelemahan jawaban, maka guru dapat
mengetahui kasus:
(1) Kasus kelas, peserta didik umumnya memiliki kesulitan belajar
matematika dalam mengerjakan soal-soal perkalian dan pembagian
terutama soal-soal bilangan pecahan.
(2) Kasus individu K (X), peserta didik yang bersangkutan belum
mampu mengerjakan soal-soal pecahan, baik penjumlahan,
pengurangan maupun perkalian dan pembagian.
Analisis seperti di atas dapat dilakukan pada mata pelajaran lain.
3) Analisis Terhadap catatan Mengenai Proses Belajar
Hasil analisis empiris terhadap catatan keterlambatan dlam
penyelesaian tugas/soal, bagan partisipasi, absensi dan sosiometri,
sudah cukup jelas menentukan posisi dari kasus yang bersangkutan.
c. Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
1) Untuk kasus kelas, karena banyaknya peserta didik yang belum
menguasai perkalian dan pembagian bilangan pecahan, maka faktor
diduga faktor penyebabnya ada di luar peserta didik. Oleh karena itu
guru harus mencari faktor luar individu yang mungkin menyebabkan
kesulitan belajar yang dialami oleh kelas,
2) Untuk kasus individual peserta didik K (X) guru harus mengidentifikasi
kemungkinan faktor penyebab kesulitan belajar yang berasal dari dalam
diri peserta didik C (X). Selain belum menguasai konsep penambahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan pecahan, kemungkinan
faktor penyebabnya apakah faktor kecerdasan, konsentrasi, atau
kebiasaan belajar, dsb.
d. Membuat Alternatif Bantuan (Prognosis)
Pengambilan keputusan berdasarkan hasil diagnosis menjadi dasar dalam
kegiatan memberikan bantuan kepada peserta didik yang memiliki
kesulitan belajar. Dalam prognosis dilakukan kegiatan penyusunan
program dan penetapan alternatif bantuan yang harus diberikan kepada
peserta didik untuk mengatasi kesulitan belajarnya. Hal ini dapat dilakukan
dengan 5W + 1 H
1) Who: Siapakah yang memberikan bantuan kepada peserta didik?
- Guru bidang studi: Bantuan apa yang perlu diberikan oleh guru
bidang studi kepada peserta didik.
- Wali Kelas: Bantuan apa yang perlu diberikan oleh wali kelas
kepada peserta didik
- Tenaga ahli seperti konselor pendidikan, psikolog bila masalahnya
menyangkut spek kepribadian yang mendalam atau dokter
apabila bila masalahnya menyangkut medis.
2) What: Materi apa yang perlu diberikan? Alat bantu apa yang harus
dipersiapkan? Pendekatan dan metode apa yang digunakan dalam
memberikan bantuan kepada peserta didik?
e. Melakukan Tindak Remedial atau Membuat Referal
Jenis dan sifat permasalahan yang bertalian dengan sistem belajar
mengajar dan masih dalam kesanggupan guru, maka diberikan oleh guru
sendiri, yaiu pemberian layanan pengajaran remedial. Namun bila diluar
kesanggupan guru seprti menyangkut aspek kepribadian dan medis, guru
hanya membuat rekomendasi atau rujukan(referral) kepada tenaga ahli.
Dalam melakukan agenda tindakan :
3) When : Kapan pemberian bantuan itu dilaksanakan
4) Where : Di mana pemberian bantuan itu diberikan
5) Which : Siapa peserta didik yang diprioritaskan mendapatkan
bantuan lebih dahulu
6) How : Bagaimana pemberian bantuan itu dilaksanakan? Dengan
cara cara pendekatan individual atau kelompok? Bentuk perlakukan
(treatment) yang bagaimana yang mungkin dapat diberikan kepada
peserta didik.
f. Evaluasi
Evaluasi di sini dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan dari bantuan
yang diberikan. Artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari
masalah kesulitan belajarnya, atau belum berhasil.

More Related Content

What's hot

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
IrmadaBoheaIR
 
LEMBAR PENGAMATAN PTK BERJUDUL
LEMBAR PENGAMATAN PTK BERJUDUL LEMBAR PENGAMATAN PTK BERJUDUL
LEMBAR PENGAMATAN PTK BERJUDUL
ernierahma
 
Angket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis okAngket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis ok
Rosyid Althaf
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
SMK Negeri 6 Malang
 

What's hot (20)

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
 
Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1
 
2. UbD.pptx
2. UbD.pptx2. UbD.pptx
2. UbD.pptx
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajar
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
LEMBAR PENGAMATAN PTK BERJUDUL
LEMBAR PENGAMATAN PTK BERJUDUL LEMBAR PENGAMATAN PTK BERJUDUL
LEMBAR PENGAMATAN PTK BERJUDUL
 
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
 
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docxPortofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
1. konsep penilaian ma
1. konsep penilaian ma1. konsep penilaian ma
1. konsep penilaian ma
 
Angket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis okAngket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis ok
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
 
Rubrik penilaian
Rubrik penilaianRubrik penilaian
Rubrik penilaian
 

Similar to Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar

PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYAPROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
Widya Kurnia Arizona San
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
vinaserevina
 
Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1
dwitiakartika
 
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
vilda roswinda
 
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung SemarangLaporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
dewisetiyana52
 
179100246 46594123-modul-bmm-3103-pentaksiran-bahasa-melayu-sek-rendah-pdf
179100246 46594123-modul-bmm-3103-pentaksiran-bahasa-melayu-sek-rendah-pdf179100246 46594123-modul-bmm-3103-pentaksiran-bahasa-melayu-sek-rendah-pdf
179100246 46594123-modul-bmm-3103-pentaksiran-bahasa-melayu-sek-rendah-pdf
Thilaka Muniyandi
 

Similar to Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar (20)

Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan BelajarDiagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajar
 
Kegiatan pembelajaran-7-identifikasi-kemampuan-awal-dan-kesulitan-belajar
Kegiatan pembelajaran-7-identifikasi-kemampuan-awal-dan-kesulitan-belajarKegiatan pembelajaran-7-identifikasi-kemampuan-awal-dan-kesulitan-belajar
Kegiatan pembelajaran-7-identifikasi-kemampuan-awal-dan-kesulitan-belajar
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajar
 
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYAPROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
 
Isi makalah bk
Isi makalah bkIsi makalah bk
Isi makalah bk
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
 
Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1
 
PTK rev. 1.pptx
PTK rev. 1.pptxPTK rev. 1.pptx
PTK rev. 1.pptx
 
Makalah Asesmen
Makalah AsesmenMakalah Asesmen
Makalah Asesmen
 
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptxMACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
 
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajar
 
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung SemarangLaporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
 
09 bahan bacaan
09 bahan bacaan09 bahan bacaan
09 bahan bacaan
 
09 bahan bacaan
09 bahan bacaan09 bahan bacaan
09 bahan bacaan
 
179100246 46594123-modul-bmm-3103-pentaksiran-bahasa-melayu-sek-rendah-pdf
179100246 46594123-modul-bmm-3103-pentaksiran-bahasa-melayu-sek-rendah-pdf179100246 46594123-modul-bmm-3103-pentaksiran-bahasa-melayu-sek-rendah-pdf
179100246 46594123-modul-bmm-3103-pentaksiran-bahasa-melayu-sek-rendah-pdf
 
2300612.ppt
2300612.ppt2300612.ppt
2300612.ppt
 
Bk belajar kesulitan belajar
Bk belajar  kesulitan belajarBk belajar  kesulitan belajar
Bk belajar kesulitan belajar
 
Penilaian non test
Penilaian non testPenilaian non test
Penilaian non test
 

More from Tohir Haliwaza

More from Tohir Haliwaza (20)

Program tahunan kelas 1 pai
Program tahunan kelas 1 paiProgram tahunan kelas 1 pai
Program tahunan kelas 1 pai
 
Program semester 1 kelas 1 pai
Program semester 1 kelas 1 paiProgram semester 1 kelas 1 pai
Program semester 1 kelas 1 pai
 
Hadits Taqwa dan Akhlak Yang Baik
Hadits Taqwa dan Akhlak Yang BaikHadits Taqwa dan Akhlak Yang Baik
Hadits Taqwa dan Akhlak Yang Baik
 
Proposal online musholla nurul hidayah rt 5 rw 7 cikumpa sukmajaya depok
Proposal online musholla nurul hidayah rt 5 rw 7 cikumpa sukmajaya depokProposal online musholla nurul hidayah rt 5 rw 7 cikumpa sukmajaya depok
Proposal online musholla nurul hidayah rt 5 rw 7 cikumpa sukmajaya depok
 
Silabus Bina Ibadah SD BHIS 2018
Silabus Bina Ibadah SD BHIS 2018Silabus Bina Ibadah SD BHIS 2018
Silabus Bina Ibadah SD BHIS 2018
 
KI & KD 2013 Bina Ibadah BHIS 2018
KI & KD 2013 Bina Ibadah BHIS 2018KI & KD 2013 Bina Ibadah BHIS 2018
KI & KD 2013 Bina Ibadah BHIS 2018
 
Proposal Pembebasan Tanah Masjid Muniroh 2018
Proposal Pembebasan Tanah Masjid Muniroh 2018Proposal Pembebasan Tanah Masjid Muniroh 2018
Proposal Pembebasan Tanah Masjid Muniroh 2018
 
Mading sd bhis jakarta september 2017
Mading sd bhis jakarta september 2017Mading sd bhis jakarta september 2017
Mading sd bhis jakarta september 2017
 
Proposal jalan aspal 260118
Proposal jalan aspal 260118Proposal jalan aspal 260118
Proposal jalan aspal 260118
 
Proposal permohonan bantuan alat mainan paud saqura
Proposal permohonan bantuan alat mainan paud saquraProposal permohonan bantuan alat mainan paud saqura
Proposal permohonan bantuan alat mainan paud saqura
 
Mading BHIS Januari 2018
Mading BHIS Januari 2018Mading BHIS Januari 2018
Mading BHIS Januari 2018
 
PROTA KURTILAS 2017 2018_BHIS
PROTA KURTILAS 2017 2018_BHISPROTA KURTILAS 2017 2018_BHIS
PROTA KURTILAS 2017 2018_BHIS
 
PROSEM KURTILAS 2017/2018_BHIS
PROSEM KURTILAS 2017/2018_BHISPROSEM KURTILAS 2017/2018_BHIS
PROSEM KURTILAS 2017/2018_BHIS
 
Pedoman Penulisan Soal SD_Juni 2017
Pedoman Penulisan Soal SD_Juni 2017Pedoman Penulisan Soal SD_Juni 2017
Pedoman Penulisan Soal SD_Juni 2017
 
02.penilaian kinerja wakil ks
02.penilaian kinerja wakil ks02.penilaian kinerja wakil ks
02.penilaian kinerja wakil ks
 
Disiplin tanpa teriakan
Disiplin tanpa teriakanDisiplin tanpa teriakan
Disiplin tanpa teriakan
 
Panduan Penilaian K-13 sd revisi des 2016
Panduan Penilaian K-13 sd revisi des 2016Panduan Penilaian K-13 sd revisi des 2016
Panduan Penilaian K-13 sd revisi des 2016
 
Wardatuz zakiyah_benda benda di sekitar kita
Wardatuz zakiyah_benda benda di sekitar kitaWardatuz zakiyah_benda benda di sekitar kita
Wardatuz zakiyah_benda benda di sekitar kita
 
Tohir_shalat jenazah ppt
Tohir_shalat jenazah pptTohir_shalat jenazah ppt
Tohir_shalat jenazah ppt
 
Tia rosa_kehidupan sosial manusia
Tia rosa_kehidupan sosial manusiaTia rosa_kehidupan sosial manusia
Tia rosa_kehidupan sosial manusia
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 

Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar

  • 1. Kesulitan Belajar dan Identifikasi Kesulitan Belajar Oleh: Dr. Elly Herliani, M.Phil. dan Dra. Euis Heryati A. Kesulitan Belajar 1. Pengertian Tidak semua peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai dengan taraf kualifikasi yang diharapkan. Apabila peserta didik menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya, maka peserta didik dikatakan mengalami kesulitan belajar. 2. Ciri Peserta Didik Gagal Mencapai Tujuan Belajar Menurut Burton (Makmun, 2002: 307) peserta didik dikatakan gagal jika memiliki ciri-ciri sbb. a. Dalam batas waktu yang ditentukan peserta didik tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau penguasaan minimal yang telah ditetapkan oleh guru. b. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang seharusnya sesuai dengan tingkat intelegensinya. Kasus peserta didik ini disebut underachievers (prestasinya tidak sesuai dengan kemampuan intelektualnya) c. Tidak mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organisme pada fase perkembangan tertentu. Kasus ini tersebut dikatakan ke dalam slow learners (peserta didik yang lambat belajar). d. Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya. Kasus peserta didik ini dapat dikategorikan ke dalam slow learners atau belum matang sehingga mungkin harus menjadi pengulang. Peserta didik diduga mengalami kesulitan belajar apabila tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu berdasarkan indikator atau ukuran kapasitas (taraf intelegensi) atau kemampuan dalam program pelajaran atau tingkat perkembangan. Kualifikasi hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
  • 2. 3. Diagnostik Kesulitan Belajar a. Pengertian Suatu proses yang berusaha untuk memahami jenis dan karakteristik kesulitan belajar serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan cara mengumpulkan dan menggunakan data selengkap dan seobjektif mungkin sehingga dapat mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif pemecahan masalah. b. Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar Langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar menurut Ross dan Stanley (Makmun, 2004: 309) menentukan tahapan diagnostik itu sebagai berikut ini`. 1) Siapa-siapa yang mengalami gangguan? 2) Di manakah kelemahan-kelemahan itu terjadi? 3) Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi? 4) Penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan? 5) Bagaimana kelemahan itu dapat dicegah? Untuk memahami karakteristik dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar secara seksama, Burton (Makmun, 2002:310) melakukan diagnostik kesulitan belajar berdasarkan pada teknik dan instrumen yang digunakan dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut. 1) Diagnosis Umum Pada tahap ini biasa digunakan tes baku, seperti yang digunakan untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Tujuannya untuk menemukan siapakah yang diduga mengalami kelemahan tertentu. 2) Diagnosis Analitik Pada tahap ini biasanya digunakan tes diagnosis. Tujuannya untuk mengetahui di mana letak kelemahan tersebut. 3) Diagnosis Psikologis Pada tahap ini teknik, pendekatan, dan instrumen yang digunakan antara lain sebagai berikut (1) Observasi; (2) Analisis karya tulis; (3) Analisi proses dan respon lisan; (4) Analisis berbagai catatan objektif;(5) Analisi
  • 3. berbagai catatan objektif;(6) Wawancara; (7) pendekatan laboratories dan klinis;(8) Studi kasus. B. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Ada dua langkah operasional dalam mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik. Langkah pertama adalah menandai dan menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar dan langkah kedua menemukan dimana letak kesulitannya serta mengidentifikasi bagaimana karakteristik kesulitan belajarnya 1. Menandai dan Menemukan Peserta didik yang Mengalami Kesulitan Belajar Untuk mengetahui peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan membandingkan nilai peserta didik dengan kriteria yang telah ditetapkan sebagai batas lulus (KKM, rata-rata kelas). Peserta didik yang prestasi belajarnya di bawah KKM diduga memiliki kesulitan belajar. Peserta didik-peserta didik yang berada di bawah KKM diranking, untuk menentukan prioritas pemberian bantuan. Semakin jauh perbedaan antara nilai peserta didik dengan KKM maka kesulitan belajarnya semakin besar. Apabila mayoritas dari peserta didik nilainya berada di bawah KKM, maka termasuk kasus kelompok. Bila hanya sebagian kecil saja peserta didik yang nilainya di bawah KKM, maka termasuk kasus individual. Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar selain dari nilai prestasi belajar dapat pula dilakukan dengan memperhatikan atau menganalisa catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar. a. Penggunaan catatan belajar siswa untuk mengetahui cepat atau lambat dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya. Dengan membandingkan lamanya keterlambatan dan frekwensi siswa itu secara kelompok kita akan mengetahui anak yang lambat dan sering terlambat dalam menyelesaikan tugas-tugas. Anak yang lambat dan sering terlambat adalah yang diduga mengalami kesulitan belajar. Anak yang paling lambat dan paling sering menjadi prioritas dalam pemberian
  • 4. bantuan, adalah peserta didik yang perlu banyak mendapat prhatian guru. b. Penggunaan catatan absensi dapat digunakan umtuk menandai siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar. Frekuensi ketidakhadiran merupakan indikator berharga untuk menandai unsur-unsur yang diduga mengalami kesulitan belajar. Ada relevansi ketidak hadiran dengan prestasi apabila guru memperhitungkan ketidak hadiran dengan pemberian nilai c. Penggunaan catatan atau bagan partisipasi untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam kelas. Peserta didik yang pasif diduga mengalami kesulitan belajar. Penggunaan catatan dan bagan partisipasi sangat berharga pada pelajaran yang mengutamakan komunikasi dan interaksi sosial dalam memberikan pendapat, menyanggah, dan menjawab dengan argumentasi tertentu. d. Penggunaan catatan sosiometri dilakukan pada bidang studi tertentu yang menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok. Catatan dan gambaran sosiometri amat penting untuk mengetahui anak terisolir. (tidak ada yang memilih). 2. Melokalisasikan Letak Kesulitan Belajar Lokalisasi kesulitan belajar peserta didik bertujuan untuk mengetahui di mana letak kesulitan itu terjadi dan bagaimana karakteristik kesulitan belajar peserta didik. Ada beberapa pertanyaan yang mengarahkan kita untuk mengetahui letak kesulitan belajar siswa , yaitu: a. dalam mata pelajaran mana kesulitan belajar itu terjadi ? b. pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang manakah kesulitan belajar itu terjadi ? c. pada bagian (ruang lingkup) materi manakah kesulitan belajar itu terjadi ? d. pada segi-segi proses belajar yang manakah kesulitan belajar itu terjadi Berikut ini adalah cara melokalisasi letak kesulitan belajar. a. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar pada Bidang Studi Tertentu
  • 5. Untuk mengetahui pada bidang studi manakah siswa mengalami kesulitan belajar, dan hanya pada satu bidang studi atau lebih, yaitu dengan membandingkan nilai siswa pada semua bidang studi dengan nilai KKM atau rata-rata dari semua bidang studi. b. Mengidentifikasi pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang Lingkup Materi Pelajaran Manakah Kesulitan Belajar Terjadi Pendekatan yang tepat untuk melakukan langkah ini adalah tes diagnostik (Burton), namun hakikatnya tes diagnostik itu adalah tes prestasi belajar (TPB). Untuk mengetahui materi pelajaran mana saja yang mengalami kesulitan belajar bisa dilakukan dengan menganalisa lembar jawaban siswa pada tes prestasi belajar ulangan umum semester, dapat pula pada pelaksanaan evaluasi reflektif, formatif, atau dengan rancangan pre-post test bila belum ada tes diagnostik khusus c. Analisis Terhadap Catatan Mengenai Proses Belajar Untuk mengetahui kesulitan belajar pada aspek-aspek proses belajar tertentu dilakukan dengan menganalisis empiris terhadap catatan keterlambatan penyelesaian tugas atau soal, absensi, kurang aktif dalam partisipasi, kurang penyesuaian sosial. Hasil analisis tersebut dengan jelas menunjukkan posisi dari kasus-kasus yang bersangkutan. 3. Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar a. Bila kasus kelompok (mayoritas peserta didik memiliki kesulitan belajar) maka faktor penyebab kesulitan belajar berasal luar diri peserta didik. Kemungkinan besar faktor penyebabnya kondisi sekolah (kualifikasi guru, sistem belajar mengajar, materi, sistem penilaian, strategi/metode/teknik pembelajaran yang tidak sesuai dengan keragaman peserta didik,dsb) b. Bila kasusnya individual (sebagian kecil) dari peserta didik (sekitar 5- 25%), maka faktor penyebabnya kemungkinan berasal dari diri peserta didik. Faktor penyebab itu dapat bersumber pada (a) kemampuan dasar atau potensi yaitu intelegensi dan bakat; (b) Bukan yang bersifat potensial, yaitu kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan dari sutu bidang studi, aspek fisik (kesehatan, gangguan pancaindra, kecacatan, dsb.), emosional (kecemasan, phobia, penyesuaian
  • 6. yang salah), kurang minat dan motivasi belajar, sikap dan kebiasaan belajar yang negatif, kurang konsentrasi, kurang mampu menyesuaikan diri, dsb. c. Ada berapa cara untuk menemukan kemungkinan faktor penyebab kesulitan belajar yang bersumber pada diri peserta didik antara lain: 1) Menentukan kelemahan yang bersumber pada kemampuan dasar (potensi) a) Tes inteligensi dan tes bakat oleh tenaga ahli b) Guru dapat menganalisis prestasi belajar peserta didik (kasus) secara keseluruhan (semua pelajaran), hal ini berkaitan dengan kecerdasan umum (inteligensi). c) Guru dapat menganalisis prestasi belajar peserta didik (kasus) pada pelajaran tertentu . Misalnya IPA, IPS, Matematika, atau Bhs Indonesia, dsb. Hal ini berkaitan dengan kemampuan khusus atau bakat. 2) Untuk mengetahui faktor penyebab yang bukan bersifat potensial dapat dilakukan : a) Guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kebiasaan belajar peserta didik , dan/atau memberi angket serta wawancara peserta didik( kelas tinggi ) dan orangtua. b) Guru mengamati perilaku, pola sambutan (respons) peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar. c) Guru menganalisis pekerjaan/tugas tertulis peserta didik seperti analisis lembar kerja berhitung, karangan, laporan, dikte, dsb. Dengan demikian guru dapat mengetahui apakah kelemahannya itu disebabkan karena kurang memahami konsep (prinsip) cara kerja, atau kurang teliti, dsb. d) Untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan kesehatan fisik, penyesuaian sosial, latar belakang keluarga, dan sebagainya, maka guru dapat melakukan wawancara kepada orangtua peserta didik, kerja sama dengan rekan sejawat, dokter, konselor
  • 7. C. Membuat Alternatif Bantuan Pengambilan keputusan berdasarkan hasil diagnosis menjadi dasar dalam kegiatan memberikan bantuan kepada peserta didik yang memiliki kesulitan belajar D. Melakukan Tindak Remedial atau Membuat Referal Bila permasalahan yang bertalian dengan sistem belajar mengajar dan masih dalam kesanggupan guru, maka diberikan oleh guru sendiri dengan layanan pengajaran remedial. Namun bila diluar kesanggupan guru seperti aspek kepribadian dan medis, guru hanya membuat rekomendasi atau rujukan. E. Implementasi dalam Pembelajaran 1. Guru harus memahami gejala-gejala anak yang memiliki kesulitan belajar. 2. Melakukan identifikasi kesulitan belajar serta membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajarnya. 3. Memberikan layanan pembelajaran remedial bila permasalahannya bertalian dengan sistem belajar mengajar dan masih dalam kesanggupan guru. 4. Membuat rujukan kepada tenaga ahli (konselor pendidikan, dokter, psikolog) bila permasalahannya di luar kemampuan guru. 5. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk mengoptimalkan prestasi belajarnya, dan juga dapat meningkatkan kepercayaan dirinya, minat dan sikap postif terhadap pelajaran. 6. Bekerja sama dengan rekan sejawat dan orangtua untuk lebih memahami faktor penyebab kesulitan belajar dalam diri peserta didik. 7. Guru berupaya mencegah terjadinya kesulitan belajar pada peserta didik dengan merancang pembelajaran yang sesuai dengan keragaman peserta didik.
  • 8. Contoh Pelaksanaan Identifikasi Kesulitan Belajar a. Menandai Peserta Didik yang Diduga Mengalami Kesulitan Belajar 1) Himpun semua peserta didik yang nilai prestasinya di bawah KKM 2) Selisihkan nilai prestasi setiap peserta didik (kasus) dengan nilai KKM dan urutkan daftar kasus (rangking) tersebut berdasarkan angka selisih dari yang paling besar. Peserta didik yang paling berat kesulitannya menjadi prioritas bantuan. Grafik Prestasi Belajar Berdasarkan Batas Lulus atau KKM Sebagai contoh perhatikan grafik di bawah ini. Pada grafik terdapat empat orang peserta didik A, E, K, L , prestasi belajarnya berada di bawah KKM, dengan demikian ke empat peserta didik tersebut tersebut merupakan kasus, dan K menjadi prioritas untuk mendapat bantuan. b. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar atau Permasalahan 1) Mendeteksi Kesulitan Belajar pada Mata Pelajaran Tertentu Guru dengan mudah dapat mengetahui pada mata pelajaran mana saja peserta didik mengalami kesulitan belajar. Contoh kasus X : NILAI A B C D E F G H I J
  • 9. Grafik Prestasi Belajar pada Peserta Didik K Mata Pelajaran A= Pendidikan Agama; B= PKn, C= Bhs Indonesia; D= Matematika; E= IPS; F= IPA; G= Penjaskes H= Keterampilan; I= Bhs Daerah Peserta didik K memiliki kesulitan belajar pada mata pelajaran matematika dan IPA 2) Mendeteksi pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang Lingkup Materi Pelajaran yang Mengalami Kesulitan Untuk mengetahui materi pelajaran matematika yang mengalami kesulitan , dengan menganaliasis lembar jawab ulangan peserta didik Contoh Tabel Analisis Kelemahan Jawaban Tes Matematika Soal siswa Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Tambah Kurang Kali Bagi Tambah Kurang Kali Bagi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 0 A x x x x B x x x - x C x x x x - - - x NILAI A B C D E F G H J
  • 10. D x x 0 - - E x x x F x 0 0 x x x x x 0 0 G x x x x x x H x x - 0 x - x x I x x x - - - J x x x - - x x 0 x 0 K *(X) x x x x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Salah (X) 2 3 2 1 1 4 4 2 4 2 2 2 2 1 1 6 4 4 1 Tak Tuntas (-) 1 1 2 1 1 2 2 2 1 Tak dibuat (0) 2 3 1 1 1 1 1 2 2 2 4 Sumber: Abin Syamsudin Makmun, 2007 Berdasarkan tabel analisis kelemahan jawaban, maka guru dapat mengetahui kasus: (1) Kasus kelas, peserta didik umumnya memiliki kesulitan belajar matematika dalam mengerjakan soal-soal perkalian dan pembagian terutama soal-soal bilangan pecahan. (2) Kasus individu K (X), peserta didik yang bersangkutan belum mampu mengerjakan soal-soal pecahan, baik penjumlahan, pengurangan maupun perkalian dan pembagian. Analisis seperti di atas dapat dilakukan pada mata pelajaran lain. 3) Analisis Terhadap catatan Mengenai Proses Belajar Hasil analisis empiris terhadap catatan keterlambatan dlam penyelesaian tugas/soal, bagan partisipasi, absensi dan sosiometri, sudah cukup jelas menentukan posisi dari kasus yang bersangkutan. c. Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 1) Untuk kasus kelas, karena banyaknya peserta didik yang belum menguasai perkalian dan pembagian bilangan pecahan, maka faktor diduga faktor penyebabnya ada di luar peserta didik. Oleh karena itu
  • 11. guru harus mencari faktor luar individu yang mungkin menyebabkan kesulitan belajar yang dialami oleh kelas, 2) Untuk kasus individual peserta didik K (X) guru harus mengidentifikasi kemungkinan faktor penyebab kesulitan belajar yang berasal dari dalam diri peserta didik C (X). Selain belum menguasai konsep penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan pecahan, kemungkinan faktor penyebabnya apakah faktor kecerdasan, konsentrasi, atau kebiasaan belajar, dsb. d. Membuat Alternatif Bantuan (Prognosis) Pengambilan keputusan berdasarkan hasil diagnosis menjadi dasar dalam kegiatan memberikan bantuan kepada peserta didik yang memiliki kesulitan belajar. Dalam prognosis dilakukan kegiatan penyusunan program dan penetapan alternatif bantuan yang harus diberikan kepada peserta didik untuk mengatasi kesulitan belajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan 5W + 1 H 1) Who: Siapakah yang memberikan bantuan kepada peserta didik? - Guru bidang studi: Bantuan apa yang perlu diberikan oleh guru bidang studi kepada peserta didik. - Wali Kelas: Bantuan apa yang perlu diberikan oleh wali kelas kepada peserta didik - Tenaga ahli seperti konselor pendidikan, psikolog bila masalahnya menyangkut spek kepribadian yang mendalam atau dokter apabila bila masalahnya menyangkut medis. 2) What: Materi apa yang perlu diberikan? Alat bantu apa yang harus dipersiapkan? Pendekatan dan metode apa yang digunakan dalam memberikan bantuan kepada peserta didik? e. Melakukan Tindak Remedial atau Membuat Referal Jenis dan sifat permasalahan yang bertalian dengan sistem belajar mengajar dan masih dalam kesanggupan guru, maka diberikan oleh guru sendiri, yaiu pemberian layanan pengajaran remedial. Namun bila diluar
  • 12. kesanggupan guru seprti menyangkut aspek kepribadian dan medis, guru hanya membuat rekomendasi atau rujukan(referral) kepada tenaga ahli. Dalam melakukan agenda tindakan : 3) When : Kapan pemberian bantuan itu dilaksanakan 4) Where : Di mana pemberian bantuan itu diberikan 5) Which : Siapa peserta didik yang diprioritaskan mendapatkan bantuan lebih dahulu 6) How : Bagaimana pemberian bantuan itu dilaksanakan? Dengan cara cara pendekatan individual atau kelompok? Bentuk perlakukan (treatment) yang bagaimana yang mungkin dapat diberikan kepada peserta didik. f. Evaluasi Evaluasi di sini dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan dari bantuan yang diberikan. Artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari masalah kesulitan belajarnya, atau belum berhasil.