1. TAKE HOME KESEHATAN LINGKUNGAN LANJUTAN
VIRUS FLU BURUNG DAN PERUBAHAN IKLIM
Oleh:
Muhammad Toriq (090313251004)
PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN LINGKUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2013
2. Virus Flu Burung Menyebar Di Enam Daerah
Selasa, 25 Desember 2012 13:27
SURABAYA- Meski telah mengerahkan 270 petugas unit reaksi cepat (URC), flu burung belum
sepenuhnya terkendali di Jatim. Kini malah tercatat enam daerah yang sudah terserang flu
burung. "Awalnya hanya empat daerah, tapi sekarang sudah merambah daerah lain," kata Kepala
Dinas Peternakan Jatim Maskur di Surabaya, Selasa (25/12).
Enam daerah yang kini sudah terkena virus Flu Burung adalah Kediri, Blitar, Tulungagung,
Banyuwangi, Lamongan, dan Probolinggo. Di daerah tersebut tim URC telah mengambil 20 ribu
sampel, namun dari jumlah tersebut 8.200 itik positif terjangkit flu burung. "Jadi, sudah positif
itik yang mati terserang virus flu burung, kini sedang kita lakukan penelitian untuk mengetahui
jenis virusnya," ujar Maskur.
Dijelaskan, virus yang menyerang itik memiliki perbedaan clade dengan virus pada ayam. Virus
memiliki patogen rendah sehingga kecil kemungkinan menular ke manusia. Meski sudah
menyerang beberapa daerah, namun Jawa Timur belum melarang bila ada itik dari daerah lain
yang hendak dijual ke Jatim. Namun demikian, lanjutnya, tetap mendapat izin bila peternak
memiliki surat keterangan sehat hewan dan mendapat pengawasan ketat.
Penyebaran terduga virus flu burung yang menyebabkan kematian ribuan ekor unggas di
Indonesia, sudah merambah ke enam provinsi. Hasil penelitian Kementerian Pertanian menyebut
penyebaran itu merupakan virus jenis baru flu burung, yang diduga sumbernya dari itik impor.
"Dari laporan yang saya terima, sebarannya sudah sampai ke enam provinsi," ujar Menteri
Pertanian (Mentan) Suswono.
Keenam provinsi tersebut yakni Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar),
Banten, Lampung, dan Provinsi Sulawesi Barat. Menurut Mentan, berdasarkan hasil uji coba
laboratorium, kemungkinan munculnya virus dari virus flu burung tersebut karena adanya
importasi itik atau terjadinya mutasi dari virus yang biasa menyerang ayam maupun burung. "Ini
yang sedang kami lakukan penelitian, tapi kecenderungannya dari importasi itu. Cuma dari
negara mana, hingga sekarang belum jelas," tuturnya.
Sementara itu kematian bebek di daerah Kabupaten Brebes yang mencapai 51.915 ekor itu, telah
membuat sejumlah peternak mengalami pailit, bahkan tidak sedikit yang terjerat utang. "Peternak
di kelompok kami ada yang rumahnya mau disita bank gara-gara tidak bisa membayar bunga,"
3. ujar Ketua Kelompok Ternak Itik Adem Ayem, Atmo Suwito Rasban.
Ia berharap agar rumah peternak tidak disita pihak bank. "Kami mohon Pak menteri untuk
mengupayakan agar tidak sampai rumah peternak kami ini sampai disita," ujar Atmo.
Mentan berjanji akan mengusahakan hal tersebut, dan kepada Idza diminta untuk melobi bank
yang akan menyita rumah peternak bebek yang bangkrut itu. "Tolong ibu bupati itu dibantu.
Malah kalau bisa agar para peternak ditambahi modal lagi agar bisa bangkit. Nanti kalau bu
bupati tidak bisa, biar menteri pertaniannya yang turun tangan," kata Suswono, setengahnya
bercanda.
Kepala Dinas Peternakan Brebes, Nono Setyawan menyebut, dari bebek-bebek yang mati di
wilayah kerjanya sebanyak 51.915 ekor itu, jumlahnya 8% dari populasi itik yang ada di
Kabupaten Brebes. "Memang ini merupakan pukulan bagi peternak yang bebeknya mati," ujar
Nono. (jpnn/udi)
1. Analisa Masalah
Dari contoh kasus di atas kita dapat membahas sumber permasalahan yang ada
saat ini. Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia, virus ini mewabah
mulai pada peternakan pada Desember 2003 (Wikipedia, 2012).
Seperti yang kita ketahui virus flu burung ini mulai ada pada awal tahun 2000 an
yang mana ini adalah virus baru. Virus ini tidak terlepas dari adanya dampak pemanasan
global. Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata yang terjadi di atmosfer,
laut, dan daratan bumi ( Sukamto, 2009).
Dampak dari pemanasan global adalah meningkatnya permukaan air laut,
mencairnya es di dua kutub, perubahan iklim yang ekstrim, punahnya flora dan fauna,
munculnya penyakit-penyakit baru, dll. Jadi adanya virus flu burung ini tidak lepas dari
efek pemanasan global yang mana dari efek pemanasan global tersebut menimbulkan
perubahan iklim yang ekstrim sehingga muncullah penyakit baru yaitu virus flu burung.
Perubahan iklim adalah suatu fenomena yang tidak bisa di hindari lagi. Sekarang
banyak penyebab yang mengakibatkan perubahan iklim terjadi. Kebanyakan aktivitas
manusia yang menjadi penyebab paling besar contohnya asap pembakaran dari pabrik,
kendaraan, dan pembalakan atau penebangan hutan secara liar, manusia yang terus menerus
4. menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas
bumi. Berikut adalah gambar mekanisme perubahan iklim:
Gambar 1. Mekanisme terjadinya pemanasan global (sumber: Nuraliyah)
Pemanasan global selain diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti transportasi,
aktivitas pabrik, ilegal logging, berdirinya gedung-gedung baru, dll. Juga dipengaruhi oleh
aktivitas alam seperti aktivitas gunung berapi, gas-gas metana yang dikeluarkan oleh hewan-
hewan peternakan maupun hewan liar. Dimana dari kesemuanya tersebut menimbulkan gas
efek rumah kaca. Gas rumah kaca adalah gas penyusun di atmosfer yang mana berfungsi
sebagai penghangat suhu bumi. Gas rumah kaca inilah yang menahan panas yag didapatkan
dari matahari untuk tidak keluar semuanya secara langsung yang selanjutnya disebut sebagai
efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini akan seimbang jika komposisi gas rumah kaca masih
berada di dalam keadaan seimbang, akan tetapi bila sudah tidak seimbang lagi maka akan
mempertebal gas rumah kaca yang bisa menyebabkan pemanasan global.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata
sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya
semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi
5. seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan
di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Perubahan iklim terjadi akibat lapisan ozon yang semakin menipis yang di
sebabkan oleh adanya radiasi matahari atau terperangkapnya panas matahari yang
disebabkan oleh gas efek rumah kaca yang salah satunya gas cloro floro carbon atau
biasanya lebih dikenal dengan CFC. Dampak bagi kesehatan mahluk hidup dari menipisnya
lapisan ozon yaitu masalah pernapasan, berkurangnya sistem kekebalan tubuh. Dengan
berkurangnya sistem kekebalan tubuh inilah maka muncullah penyakit-penyakit baru seperti
virus flu burung yang awalnya hanya mengifeksi unggas sekarang sudah menginfeksi
manusia.
Gambar 2. Proses terjadinya perubahan iklim (sumber; Nuraliyah)
Salah satu gas penyusun efek rumah kaca adalah CO2, gas ini banyak dihasilkan
dari aktivitas manusia. Gas ini akan seimbang di dalam siklus CO2 yang mana gas ini pula
yang dibutuhkan tumbuhan didalam proses fotosintesis yang mana dari hasil fotosintesis ini
tumbuhan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan didalam kehidupan bagi manusia dan
hewan. Akan tetapi berbeda masalah ketika gas CO2 di bumi ini semakin meningkat seiring
perkembangan manusia di dalam aktivitas sehari-hari sedangkan di dalam keberadaan
6. pohon-pohonan semakin menipis keberadaannya karena berdirinya bangunan-bangunan
baru yang menghilangkan ruang terbuka hijau. Yang terjadi adalah terjadi
ketidakseimbangan lingkungan sehingga tumbuhan tidak bisa maksimal di dalam menyerap
CO2 yang mana selanjutnya CO2 akan semakin tinggi komposisinya di atmosfer, sehingga
menyebabkan menebalnya gas efek rumah kaca dan menyebakan permukaan bumi terjadi
peningkatan suhu karena pemantulan panas bumi tidak bisa maksimal. Dan terjadilah
pemanasan global dan terjadilah pula salah satu efek dari pemanasan global yaitu perubahan
iklim yang selanjutnya muncul penyakit baru seperti flu burung ini.
Di dalam masalah pemanasan global ini kita tidak bisa mencegahnya, yang kita
bisa lakukan adalah adaptasi dan mitigasi. Karena kita sudah tidak bisa mencegah
pemanasan global ini dikarenakan juga seiring perkembangan jaman dan kemajuan IPTEK.
Dan langkah mitigasi kita adalah :
1. Mengurangi penggunaan gas berbahan bakar fossil yaitu dengan tidak menggunakan
kendaraan pribadi akan tetapi lebih sering menggunakan kendaraan umum yang mana
akan menghemat penggunaan bahan bakar fossil.
2. Memperbanyak ruang terbuka hijau, menggalakkan penghijauan, serta membuat sumur-
sumur resapan
3. Hemat energi, hemat air, hemat listrik, dll.
4. Tidak menggunakan kulkas, AC yang berbahan CFC (Chloro Fluro Carbon)
5. Mengunakan kendaraan ramah lingkungan seperti memakai sepeda
6. Mengolah serta memanfaatkan sampah dengan metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle)
dengan begitu akan mengurangi gas metan yang diakibatkan oleh degradasi bakteri
yang terjadi dalam penumpukan sampah.
7. Memanfaatkan limbah peternakan untuk dijadikan biogas sehingga mengurangi adanya
gas metan di alam.
8. Dll
7. Sumber:
http://nuraliyah.wordpress.com/tag/solusi-untuk-perubahan-iklim/ (sitasi tanggal 9 Januari 2013
jam 7.59)
http://www.suara-tamiang.com/2011/12/urgensi-uu-perubahan-iklim.html (Sitasi tanggal 9
Januari 2013 jam 08.13 wib)
http://www.malang-post.com/nasional/59050-virus-flu-burung-menyebar-di-enam-daerah (sitasi
tanggal 9 Januari 2013 jam 14. 03)
http://id.wikipedia.org/wiki/Flu_burung (sitasi tanggal 9 januari 2013 jam 14.13 wib)