SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
KONVERSI DOSIS
INFUSI INTRAVENA KE ORAL
Contoh Kasus
By Taofik Rusdiana,PhD
Dept. of Pharmaceutics, Fakultas Farmasi-UNPAD
Infus Intravena Oral (tablet)
Cl
k
ss 00
p
Vd.k
k
)(C 
• Setelah kondisi pasien
membaik dan pemberian IV
dihentikan namun
pengobatan masih perlu
dilanjutkan menggunakan
obat yang sama secara
ORAL
• Bagaimana konversi
dosisnya?
• Segera setelah infusi
intravena dihentikan, maka
konsentrasi obat dalam
serum menurun menurut
kinetika eliminasi orde-
satu.
• Untuk produk obat oral dengan
pelepasan segera, waktu yang
diperlukan untuk mencapai
keadaan tunak tergantung pada
tetapan laju eliminasi order
kesatu obat.
• Oleh karena itu, jika penderita
memulai aturan dosis dengan
produk obat oral pada waktu
yang sama saat infusi intravena
dihentikan, maka penurunan
kadar obat dalam serum dari
infusi intravena secara
eksponensial seharusnya sesuai
dengan kenaikan secara
eksponensial kadar obat dalam
serum dari produk obat oral.
Pemberian Oral “ER”
• Contoh kasus Konversi dari infusi intravena ke
suatu pengobatan oral : teofilina atau kinidina.
• terapi oral hendaknya dimulai pada waktu yang
sama saat infusi intravena dihentikan. Supaya :
– Fluktuasi atr C maks dan C min diperkecil
– Mempermudah Kepatuhan pasien
• Ada dua metode yang dapat digunakan untuk
menghitung suatu aturan dosis oral yang
sesuai untuk penderita dengan kondisi yang
telah distabilkan dengan suatu infusi obat
intravena.
• Kedua metode menganggap bahwa
konsentrasi obat dalam plasma penderita
pada keadaan tunak.
Metode ke-1 :
• Metode ini beranggapan bahwa
konsentrasi tunak obat dalam plasma, Css
setelah infusi IV identik dengan Cav~ yang
diinginkan setelah pemberian oral dosis
ganda.
.τCl
F.D
τ
[AUC]
.kτV
F.D
C
T
00
d
0
av 


.e
e-1
1
V
F.Do
C pkt-
kτ-
d
maks 






k-
kτ-
d
a
min .e
e-1
1
)(V
F.Do.k
C 







kka
C max (ss)
C min (ss)
C av (ss)
Infus Intravena Oral (tablet)
Cl
k
ss 00
p
Vd.k
k
)(C 
.τCl
F.D
τ
[AUC]
.kτV
F.D
C
T
00
d
0
av 


Dalam aplikasinya :
S = Bentuk garam dari Obat;
D0/ = Kecepatan dosis (rate dose)
Contoh :
• Seorang pasien asma, pria dewasa (umur
55, berat badan 78 kg) dipertahankan
dengan infusi intravena aminofilina pada
laju 36 mg/jam. Konsentrasi tunak teofilina
adalah 12 mg/ml dan klirens tubuh total
adalah 3,0 L/jam.
• Hitung aturan dosis oral yang sesuai dari
teofilina untuk pasien ini.
• Aminofilina adalah suatu garam dari teofilina
yang larut dan mengandung 85% teofilina (S =
0,85). Teofilina 100% "bioavailable“ (F =1)
setelah pemberian suatu dosis oral.
• Karena klirens tubuh total ClT = K.Vd,
Persamaan tadi dapat dinyatakan sebagai :
Sehari (24 jam) : 42,35 x 24 = 1016,4 mg / hari  1000 mg/hari
Skema Pengaturannya :
Dosis 1000 mg/hari dapat diberikan dalam 2 cara :
a) 500 mg setiap 12 jam atau
b) 250 mg setiap 6 jam
Dua-duanya akan menghasilkan Cav (ss) yang sama, namun
Cmax dan Cmin akan berbeda.
Saran : Berikan obat dalam cara (a) secara sustained- release, untuk
menghindari konsentrasi obat yg terlalu tinggi dalam tubuh.
mg/jam42.35
(0.85)(1)
(12).3
S.F
.ClC
τ
Do av

Metode ke-2 :
Metode 2 menganggap bahwa kecepatan infusi intravena
(mg/hr) sama dengan kecepatan dosis oral yang diinginkan
Contoh :
• Dengan menggunakan contoh pada metode 1, perhitungan
berikut dapat digunakan.
Solusi :
• Aminophylline yang diberikan scr Infus IV pada kecepatan
36 mg/jam. Total dosis per hari dari amonofilin adl 36
mg/jam x 24 hr = 864 mg.
• Dosis per hari ekivalen dengan teofilin adalah 864/0.85 =
1016,4 mg.
• Jadi, patient seharusnya menerima kira-kira 1000 mg
theophylline per hari atau 500 mg teofilin lepas lambat
setiap 12 jam
• Pediatrik dan Geriatrik

More Related Content

What's hot

Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Kezia Hani Novita
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
Siti Zulaikhah
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
Trie Marcory
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
Kezia Hani Novita
 

What's hot (20)

Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Basic pharmacokinetics
Basic pharmacokineticsBasic pharmacokinetics
Basic pharmacokinetics
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Biofarmasetika i
Biofarmasetika iBiofarmasetika i
Biofarmasetika i
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Gel
GelGel
Gel
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 

Similar to Konversi dosis

FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.pptFARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
putriramdaniah
 
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptxTUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
LuckyBoyCount
 
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptxinfusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
WidyaNingrum46
 
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiiiTDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
lydiaevangelist15
 
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptxMATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
TaraManurung
 
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptxTUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
yuyunLaily
 

Similar to Konversi dosis (20)

Farmakokinetika_P6.pptx
Farmakokinetika_P6.pptxFarmakokinetika_P6.pptx
Farmakokinetika_P6.pptx
 
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.pptFARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
 
Pk pituitary
Pk pituitaryPk pituitary
Pk pituitary
 
fdokumen.com_2-infusi-intravenabahan.pptx
fdokumen.com_2-infusi-intravenabahan.pptxfdokumen.com_2-infusi-intravenabahan.pptx
fdokumen.com_2-infusi-intravenabahan.pptx
 
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
 
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptxTUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
 
242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
 
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptxinfusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
 
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxCase 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
 
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiiiTDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
 
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptxMATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
 
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdffkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
 
P2(Perhitungan 2).pptx
P2(Perhitungan 2).pptxP2(Perhitungan 2).pptx
P2(Perhitungan 2).pptx
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
 
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptxTUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
 
P2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptx
P2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptxP2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptx
P2(Perhitungan 2) Farmakokinetika.pptx
 
Soal-Soal Dosis Obat.pptx
Soal-Soal Dosis Obat.pptxSoal-Soal Dosis Obat.pptx
Soal-Soal Dosis Obat.pptx
 
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisAplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
 
Infusi intra vena
Infusi intra venaInfusi intra vena
Infusi intra vena
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & Geriatrik
 

More from Taofik Rusdiana

Silabus pai ppt - untuk mahasiswa new
Silabus pai   ppt - untuk mahasiswa newSilabus pai   ppt - untuk mahasiswa new
Silabus pai ppt - untuk mahasiswa new
Taofik Rusdiana
 

More from Taofik Rusdiana (10)

FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
Farmakokinetik Klinik Carbamazepin
Farmakokinetik Klinik CarbamazepinFarmakokinetik Klinik Carbamazepin
Farmakokinetik Klinik Carbamazepin
 
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinFarmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
 
Farmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik DigoxinFarmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik Digoxin
 
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
 
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
 
Pengantar BIOFARMASETIK TERAPAN
Pengantar BIOFARMASETIK TERAPANPengantar BIOFARMASETIK TERAPAN
Pengantar BIOFARMASETIK TERAPAN
 
Kuliah 2 - Pokok-pokok Keimanan
Kuliah 2 - Pokok-pokok KeimananKuliah 2 - Pokok-pokok Keimanan
Kuliah 2 - Pokok-pokok Keimanan
 
Silabus pai ppt - untuk mahasiswa new
Silabus pai   ppt - untuk mahasiswa newSilabus pai   ppt - untuk mahasiswa new
Silabus pai ppt - untuk mahasiswa new
 
Yes i can
Yes i canYes i can
Yes i can
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Recently uploaded (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 

Konversi dosis

  • 1. KONVERSI DOSIS INFUSI INTRAVENA KE ORAL Contoh Kasus By Taofik Rusdiana,PhD Dept. of Pharmaceutics, Fakultas Farmasi-UNPAD
  • 2. Infus Intravena Oral (tablet) Cl k ss 00 p Vd.k k )(C 
  • 3. • Setelah kondisi pasien membaik dan pemberian IV dihentikan namun pengobatan masih perlu dilanjutkan menggunakan obat yang sama secara ORAL • Bagaimana konversi dosisnya? • Segera setelah infusi intravena dihentikan, maka konsentrasi obat dalam serum menurun menurut kinetika eliminasi orde- satu.
  • 4. • Untuk produk obat oral dengan pelepasan segera, waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan tunak tergantung pada tetapan laju eliminasi order kesatu obat. • Oleh karena itu, jika penderita memulai aturan dosis dengan produk obat oral pada waktu yang sama saat infusi intravena dihentikan, maka penurunan kadar obat dalam serum dari infusi intravena secara eksponensial seharusnya sesuai dengan kenaikan secara eksponensial kadar obat dalam serum dari produk obat oral. Pemberian Oral “ER”
  • 5. • Contoh kasus Konversi dari infusi intravena ke suatu pengobatan oral : teofilina atau kinidina. • terapi oral hendaknya dimulai pada waktu yang sama saat infusi intravena dihentikan. Supaya : – Fluktuasi atr C maks dan C min diperkecil – Mempermudah Kepatuhan pasien
  • 6. • Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung suatu aturan dosis oral yang sesuai untuk penderita dengan kondisi yang telah distabilkan dengan suatu infusi obat intravena. • Kedua metode menganggap bahwa konsentrasi obat dalam plasma penderita pada keadaan tunak.
  • 7. Metode ke-1 : • Metode ini beranggapan bahwa konsentrasi tunak obat dalam plasma, Css setelah infusi IV identik dengan Cav~ yang diinginkan setelah pemberian oral dosis ganda.
  • 8. .τCl F.D τ [AUC] .kτV F.D C T 00 d 0 av    .e e-1 1 V F.Do C pkt- kτ- d maks        k- kτ- d a min .e e-1 1 )(V F.Do.k C         kka C max (ss) C min (ss) C av (ss)
  • 9. Infus Intravena Oral (tablet) Cl k ss 00 p Vd.k k )(C  .τCl F.D τ [AUC] .kτV F.D C T 00 d 0 av   
  • 10. Dalam aplikasinya : S = Bentuk garam dari Obat; D0/ = Kecepatan dosis (rate dose)
  • 11. Contoh : • Seorang pasien asma, pria dewasa (umur 55, berat badan 78 kg) dipertahankan dengan infusi intravena aminofilina pada laju 36 mg/jam. Konsentrasi tunak teofilina adalah 12 mg/ml dan klirens tubuh total adalah 3,0 L/jam. • Hitung aturan dosis oral yang sesuai dari teofilina untuk pasien ini.
  • 12. • Aminofilina adalah suatu garam dari teofilina yang larut dan mengandung 85% teofilina (S = 0,85). Teofilina 100% "bioavailable“ (F =1) setelah pemberian suatu dosis oral. • Karena klirens tubuh total ClT = K.Vd, Persamaan tadi dapat dinyatakan sebagai :
  • 13. Sehari (24 jam) : 42,35 x 24 = 1016,4 mg / hari  1000 mg/hari Skema Pengaturannya : Dosis 1000 mg/hari dapat diberikan dalam 2 cara : a) 500 mg setiap 12 jam atau b) 250 mg setiap 6 jam Dua-duanya akan menghasilkan Cav (ss) yang sama, namun Cmax dan Cmin akan berbeda. Saran : Berikan obat dalam cara (a) secara sustained- release, untuk menghindari konsentrasi obat yg terlalu tinggi dalam tubuh. mg/jam42.35 (0.85)(1) (12).3 S.F .ClC τ Do av 
  • 14. Metode ke-2 : Metode 2 menganggap bahwa kecepatan infusi intravena (mg/hr) sama dengan kecepatan dosis oral yang diinginkan Contoh : • Dengan menggunakan contoh pada metode 1, perhitungan berikut dapat digunakan. Solusi : • Aminophylline yang diberikan scr Infus IV pada kecepatan 36 mg/jam. Total dosis per hari dari amonofilin adl 36 mg/jam x 24 hr = 864 mg. • Dosis per hari ekivalen dengan teofilin adalah 864/0.85 = 1016,4 mg. • Jadi, patient seharusnya menerima kira-kira 1000 mg theophylline per hari atau 500 mg teofilin lepas lambat setiap 12 jam
  • 15. • Pediatrik dan Geriatrik