SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  38
Télécharger pour lire hors ligne
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA 2013

ِ ِ َّ ِ ْ َّ ِ ِ ْ
‫بِسم اللَّه الرْحَن الرحيم‬
PRINSIP DALAM PRODUK PENGHIMPUNAN DANA
Konsep Penghimpunan Dana
(Funding)
Bank Syariah

Wadi’ah
(Titipan)

Giro iB
Tabungan iB

Mudharabah
(investasi)
Tabungan iB
Deposito iB
TITIPAN (WADI’AH)
 Penentuan

nama wadi’ah, yad amanah atau dhamanah,
dilihat dari tanggung jawab penggantian barang titipan,
jika penerima titipan
bertanggung jawab, maka
namanya dhamanah. Jika tidak bertanggung
jawab
namanya amanah.
Wadi’ah yad al-amanah merupakan akad penitipan
barang/uang di mana pihak penerima titipan tidak
diperkenankan menggunakan barang/uang yang
dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan
atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan
perbuatan atau kelalaian penerima, sewaktu titipan
dikembalikan harus dalam keadaan utuh baik nilai
maupun fisik barangnya, sebagai kompensasi atas
pemeliharaan dapat dikenakan biaya titipan
Wadi’ah yad al-Amanah

Skema Wadiah Yad al-Amanah di Bank Syariah
Aplikasi Wadi’ah yad al-Amanah
di Bank Syari’ah




Safe Deposit Box (SDB) merupakan salah satu jasa
perbankan yang menyediakan tempat penyimpanan
barang berharga bagi masyarakat yang hendak
menitipkannya. Barang-barang yang dapat disimpan
dalam SDB adalah barang yang berharga yang tidak
diharamkan dan tidak dilarang oleh Negara dan besar
biaya sewa ditetapkan berdasarkan kesepakatan
Layanan SDB di BCA Syari’ah:

Ukuran SDB
Gol A : 47,5 cm x 25 cm x 25 cm
Gol B : 47,5 cm x 25 cm x 12,5 cm
Gol C : 47,5 cm x 25 cm x 7,5 cm

Biaya
Gol A : Rp.600.000 + PPN10%
Gol B : Rp.350.000 + PPN10%
Gol C : Rp.250.000 + PPN10%
Skema Wadiah Yad Dhamanah
di Bank Syariah
Bagi Hasil

(Profit &Loss
Sharing)
BAGI HASIL (PROFIT & LOSS SHARING)
 Profit-loss sharing (bagi hasil) adalah proporsi pembagian hasil

usaha dalam ukuran prosentase atas kemungkinan
keuntungan/kerugian riil yang akan diperoleh pihak-pihak yang
bekerja sama.

 Jumlah nominal bagi hasil akan berfluktuasi sesuai dengan
keuntungan riil dari pemanfaatan dana
 Secara umum implementasi konsep ini terdapat dalam

mudharabah & musyarakah.
LANDASAN HUKUM KONSEP BAGI HASIL
(PROFIT & LOSS SHARING)
QS.Luqman : 34

‫إِن اهللَ عندهُ ع ْلم الساعة ويُنَ زل الْغَْيث ويَعلَم ماِف اْألَرحام وماتَدري نَفس ماذا‬
ُ ِّ َ ِ َ َّ ُ ِ َ ِ َّ
َ َّ ٌ ْ ِ ْ َ َ ِ َ ْ ِ َ ُ ْ َ َ
َّ ُ َ ٍ ْ ِّ ٌ ْ ِ ْ َ َ ً ُ ِ ْ
‫تَكسب غَدا وماتَدري نَفس بِأَي أَرض َتُوت إِن اهللَ علِيم خبِي‬
ٌ َ ٌ َ

“ Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari
kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui
apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorangpun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
dikerjakannya (diperolehnya) besok. Dan tidak ada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan
mati. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, Maha
Mengenal.”


Para ahli ekonomi Islam menjadikan ayat ini sebagai
landasan (dasar/dalil) bagi konsep bagi hasil. Hasil
investasi PLS (bagi hasil) tidak bisa dipastikan, karena
hanya Allah yang mengetahui hasilnya di masa depan.
 Ayat ini bertentangan dengan konsep bunga yang
memastikan jumlah hasil investasi di masa depan.
Kepastian tersebut bertantangan dengan fitrah bisnis
yang mengandung 3 kemungkinan ; untung, no return
(BEP) dan rugi.
 Besarnya keuntungan juga berfluktuasi, sehingga tidak
bisa dipatok pada angka tertentu
MUSYARAKAH
Secara etimologi Syirkah berarti ikhtilath (percampuran), yakni

bercampurnya suatu harta dengan harta lain, sehingga tidak
bisa dibedakan antara keduanya.
Secara terminologi, Syirkah adalah “akad kerjasama atau
percampuran antara dua pihak atau lebih untuk melakukan
suatu usaha tertentu yang halal dan produktif dengan
kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai nisbah
yang disepakati dan resiko akan ditanggung sesuai porsi
kerjasama”
SKEMA JENIS-JENIS MUSYARAKAH
JABR
AMLAK
IKHTIAR
MUDHARABAH

SYIRKAH

ABDAN
UQUD

WUJUH
MUFAWADAH
INAN
JENIS-JENIS MUSYARAKAH


Syirkah al-’inan
Akad kerja sama antara dua orang atau lebih dimana setiap pihak memberikan
kontribusi dana dan berpartisipasi dalam kerja serta sepakat untuk berbagi keuntungan
atau kerugian, dimana porsi masing2 pihak (baik dalam dana,kerja atau bagi hasil)

tidak harus sama.


Syirkah Mufawadhah
Kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih dimana masing2 pihak memberikan
kontribusi yang sama tentang dana, partisipasi kerja dan berbagi keuntungan/kerugian
dalam jumlah yang sama.



Syirkah A’maal
Kontrak kerja sama antara dua orang/lebih yang memiliki profesi sama untuk
menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan tersebut.



Syirkah Wujuh
Kontrak kerja sama antara dua orang/lebih yang sama2 memiliki keahlian dalam bisnis
tampa modal/uang. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan
menjual barang tersebut secara tunai,dan hasilnya mereka saling berbagi
keuntungan/kerugian berdasarkan kontribusi jaminan kepada penyuplai.
Skema Musyarakah
Nasabah Investor
Dana

Dana

Proyek Usaha
Bersama

Bila untung,
pembagian berdasarkan
kesepakatan nisbah

Untung/Rugi

Bila rugi,
pembagian berdasarkan
Porsi modal
MUDHARABAH
 Secara etimologi: “mudharabah berasal dari kata dharb yang

berarti memukul atau berjalan.” Pengertian memukul atau berjalan
ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya
dalam menjalankan usaha.
 Mudharabah atau qiradh termasuk dalam kategori syirkah.
 Dalam bahasa Iraq (penduduk Iraq) digunakan kata mudharabah,
sedangkan penduduk Hijaz menyebutnya qiradh.
 Secara terminologi: “Adalah akad kerjasama antara Shahibul Mal
(pemilik modal) dengan mudharib (yang mempunyai keahlian atau
keterampilan) untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan
halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi
bersama berdasarkan nisbah yang disepakati, jika terjadi kerugian
ditanggung shahibul mal.”
SKEMA MUDHARABAH NABI MUHAMMAD
DAN KHADIJAH
Barang dagangan

SITI
KHADIJAH

Bawa ke

‫محمد‬

PASAR

Bagi hasil sesuai porsi

Modal+Bagi Hasil

Keuntungan

Besar bagi hasil sesuai nisbah/porsi yang disepakati
Contoh : 50 : 50, 60 : 40, dst.
PEMBAGIAN MUDHARABAH
Jual-Beli

(al Bai’)
Sale &Purchase
MURABAHAH
Secara etimologi: “murabahah berasal dari kata Ar-

Ribhu (an-namaa’) yang berarti tumbuh dan
berkembang, atau murabahah juga berarti Al-Irbaah,
karena salah satu dari dua orang yang bertransaksi
memberikan keuntungan kepada yang lainnya .
Secara terminologi: “Murabahah adalah: jual beli
dengan harga awal disertai dengan tambahan
keuntungan.” Definisi ini adalah definisi yang
disepakati oleh para ahli fiqh.
PROSES PEMBIAYAAN MURABAHAH
(Fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/IX/2000
tanggal 16 September 2000)
DISKON DALAM MURABAHAH
 Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh
kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qimah) benda yang menjadi
obyek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah.
 Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan biaya yang
diperlukan ditambah keuntungan sesuai kesepakatan.
 Jika dalam jual beli murabahah LKS mendapat diskon dari suplier, harga
sebenarnya adalah harga setelah diskon, karena itu, diskon adalah hak
nasabah.
 Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut
dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad.
 Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaklah diperjanjian dan
ditandatangani.
(Fatwa DSN No. 17/DSN-MUI/IX/2000
tanggal 16 September 2000) SANKSI NASABAH MAMPU YANG
MENUNDA-NUNDA PEMBAYARAN

 Sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang dikenakan LKS kepada

nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran dengan
disengaja.
 Nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak
boleh dikenakan sanksi.
 Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai
kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.
 Sanksi didasarkan pada prinsip ta’sir, yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin
dalam melaksanakan kewajibannya.
 Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar
kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani.
 Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial.
(Fatwa DSN No. 23/DSN-MUI/III/2002
tanggal 28 Maret 2002)
POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH

Jika

nasabah dalam transaksi murabahah melakukan
pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari
waktu yang telah disepakati. Lembaga keuangan syariah
boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran
tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad.
Besarnya potongan sebagaimana dimaksud di atas
diserahkan kepada kebijakan dan pertimbangan Lembaga
keuangan syariah (LKS).
(Fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2002)
UANG MUKA DALAM MURABAHAH
 LKS dibolehkan untuk meminta uang muka apabila kedua belah

pihak sepakat
 Besarnya jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan.
 Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus
memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang muka tersebut.
 Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat
meminta tambahan kepada nasabah.
 Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, LKS harus
mengembalikan kelebihannya kepada nasabah.
Salam

‫بيع السلم‬

Transaksi Jual beli di mana barang belum diserahkan
(belum ada), Sedangkan pembayaran dilakukan di muka
(secara tunai) Secara etimologi, salam adalah salaf
(pen-dahulu-an) = sesuatu yang didahulukan

Konsep Dasar Ba’i Salam
Bank membeli produk garmen
Garmen

Barang diserahkan kemudian/secara tangguh
Contoh :
Islamic Banking membeli 400 potong seri siza pakaian jadi kepada pihak
garmen, seharga Rp 25 juta secara tunai/cash,
Sedangkan pakaiannya diserahkan 2 bulan yang akan datang
Bai’ Al- Istshna’ atau pemesanan secara bahasa artinya

Istishna’

minta dibuatkan. Secara terminologi hukum fiqih seperti
yang dijelaskan dalam fatwa DSN MUI adalah akad jual
beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan(pembeli, mustashni’) dan
penjual (pembuat’shani’)

Pengrajin kayu

Konsep Dasar Ba’i Istishna’
Barang diserahkan kemudian/secara tangguh
Contoh :
Restoran memesan 25 paket meja dan kursi seharga Rp 37.500.000,dengan spesifikasi seperti gambar di atas,. Pembayaran dilakukan 2 kali
Perbedaan
Bai’ as salam dan Bai’ al-Istishna’
Subyek

SALAM

ISTISHNA’

Aturan dan
Keterangan

Pokok
kontrak
Pembeli
Penjual

Muslam fiih
Muslim
Muslam ilaih

Mashnu
Mustashni’
Shani’i

Barang ditangguhkan dg
spesifikasi

Harga

Dibayar saat
kontrak

Bisa saat kontrak,
dicicil, atau diakhir

Cara penyelesaian pembayaran
merupakan perbedaan utama
antara aa’ dan salam.

Produk

Umumnya pada
pemesasan
barang yang
tidak bisa dibuat
oleh penerima
pesan

Umumnya pada
pemesasan barang
yang dapat dibuat oleh
penerima pesan

Contoh Salam : hasil pertanian,
perikanan dan peternakan
Contoh istishna’ : bangunan,
pakaian, furniture, jalan raya

Kontrak

Salam parallel

Istishna’ parallel

Baik salam parallel maupun
istishna’ parallel sah asalkan
kedua kontrak scr hukum terpisah
1. Ijarah
2. AR RAHN
3. Kafalah
4. Wakalah
5. Hawalah
6. Qardh
Ijarah
ijarah, menurut bahasa, adalah al-itsabah (memberi upah).
Misalnya aajartuhu, baik dibaca panjang atau pendek, yaitu
memberi upah. Sedangkan menurut istilah fiqih ialah
pemberian hak pemanfaatan dengan syarat ada imbalan.
(Fathul Bari IV: 439)

Secara terminilogi, ijarah adalah akad pemindahan hak atas
barang atau jasa (manfaat), melalui pembayaran upah sewa,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
(ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri. Manfaat (jasa)
tersebut adalah sesuatu yang dibolehkan dan dapat
dimanfaatkan
Ijarah
1. Akad Ijarah

Gambar 3.1. Skema Ijarah pada Perbankan Syari’ah
Ijarah
Ijarah Muwazy (Ijarah paralel /Sub-Lease)
Menyewakan barang kepada pihak ketiga, hukumnya
dibolehkan, apabila pemilik barang mengizinkannya. Apabila
pemilik asset tidak mengizinkannya, maka penyewaan kepada
pihak ketiga tidak dibolehkan.

Gambar 3.2. Skema Ijarah Muwazy
Gadai syariah (rahn) secara etimologi adalah tetap dan lama.
Secara terminologi adalah penahanan terhadap suatu barang
dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari
barang tersebut
MARHUN BIH
(Hutang)

2. Pemberi Hutang

1. Akad Transaksi
MURTAHIN
(Pegadaian)

3. Penyerahan Marhun

Gambar 3.3. Skema Rahn

RAAHIN

MARHUN
(Barang)
Gambar 3.4. Perbedaan Gadai Syari’ah dan Gadai Konvensional
Kafalah secara bahasa (etimologi) berarti penjaminan
Menurut istilah (terminologi), kafalah berarti akad pemberian
jaminan yang diberikan satu pihak (kafil) kepada pihak lain
(makful ‘anhu) di mana pemberi jaminan bertanggung jawab atas
pembayaran suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan
(makful lahu).

Gambar 3.5. Mekanisme dan Sistem Operasi Kafalah pada Bank Syariah
Gambar 3.6. Skema Kafalah pada Bank Garansi
Bank garansi adalah surat jaminan yang diterbitkan oleh bank
untuk menjamin pihak ketiga atas permintaan nasabah
sehubungan dengan transaksi ataupun kontrak yang telah
mereka sepakati sebelumnya. Pemberian jaminan ini pada
umumnya disyaratkan oleh pihak ketiga terhadap mitra
kerjanya, yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian
dilaksanakannya isi kontrak sesuai dengan yang telah
disepakati. Apabila terjadi cidera janji oleh mitra kerjanya,
berdasarkan surat jaminan bank (bank garansi) maka pihak
ketiga tadi dapat mengajukan klaim kepada bank penerbit
garansi tersebut dengan memenuhi syarat-syarat untuk
pengajuan klaim. Bank garansi berfungsi sebagai covering
risk jika salah satu pihak lalai/cidera janji memenuhi
kewajibannya di mana pihak bank mengambil-alih risiko
tersebut.
‫ْ ُ ِ‬
‫اْلمد لِلَّه رب الْعالَ ِ‬
‫َ ِّ َ مي‬
‫َ‬
‫َْ‬
‫‪Terima Kasih‬‬

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariah
 
Konsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamKonsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islam
 
Hiwalah
HiwalahHiwalah
Hiwalah
 
murabahah
murabahahmurabahah
murabahah
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UAS
 
Manajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariahManajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariah
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Pasar Modal Syari’Ah
Pasar Modal Syari’AhPasar Modal Syari’Ah
Pasar Modal Syari’Ah
 
Mudharabah
MudharabahMudharabah
Mudharabah
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank SyariahKalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
 
PRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHPRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAH
 
Pegadaian Syariah
Pegadaian SyariahPegadaian Syariah
Pegadaian Syariah
 
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank KonvensionalPerbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
 
Sistem operasional bank syariah.ppt
Sistem operasional bank syariah.pptSistem operasional bank syariah.ppt
Sistem operasional bank syariah.ppt
 
Modal ventura syariah
Modal ventura syariahModal ventura syariah
Modal ventura syariah
 
Ppt akad murabahah
Ppt akad murabahahPpt akad murabahah
Ppt akad murabahah
 
Manajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahManajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariah
 
Psak 107 ijarah
Psak 107 ijarahPsak 107 ijarah
Psak 107 ijarah
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 

En vedette

Sistem Kewangan Islam
Sistem Kewangan Islam Sistem Kewangan Islam
Sistem Kewangan Islam m10ehebat
 
Perbankan Islam - Konsep Syariah dalam Perbankan Islam
Perbankan Islam - Konsep Syariah dalam Perbankan IslamPerbankan Islam - Konsep Syariah dalam Perbankan Islam
Perbankan Islam - Konsep Syariah dalam Perbankan Islamأمير الشفيق
 
5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmtyanu11
 
Perbankan islam dan asuransi islam.ppt
Perbankan islam dan asuransi islam.pptPerbankan islam dan asuransi islam.ppt
Perbankan islam dan asuransi islam.pptNur Anisah
 
6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiahbranzbear
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahPT. TERSERAH ANDA
 
Dasar-dasar transaksi syari'ah
Dasar-dasar transaksi syari'ahDasar-dasar transaksi syari'ah
Dasar-dasar transaksi syari'ahHand Oko
 
2. penghimpunan dana
2. penghimpunan dana2. penghimpunan dana
2. penghimpunan danaDhiyahWahyu
 
Memahami operasional-bank-syariah
Memahami operasional-bank-syariahMemahami operasional-bank-syariah
Memahami operasional-bank-syariahAhmad Jumirin
 
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahAbida Muttaqiena
 
DR. hasani ahmad said, M.A. Manajemen masjid dan Pengelolaan Ziswaf
DR. hasani ahmad said, M.A. Manajemen masjid dan Pengelolaan ZiswafDR. hasani ahmad said, M.A. Manajemen masjid dan Pengelolaan Ziswaf
DR. hasani ahmad said, M.A. Manajemen masjid dan Pengelolaan ZiswafHasaniahmadsaid
 

En vedette (20)

Pengantar perbankan-syariah
Pengantar perbankan-syariahPengantar perbankan-syariah
Pengantar perbankan-syariah
 
Perbankan islam
Perbankan islamPerbankan islam
Perbankan islam
 
Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariah
 
Sistem Kewangan Islam
Sistem Kewangan Islam Sistem Kewangan Islam
Sistem Kewangan Islam
 
Perbankan Islam - Konsep Syariah dalam Perbankan Islam
Perbankan Islam - Konsep Syariah dalam Perbankan IslamPerbankan Islam - Konsep Syariah dalam Perbankan Islam
Perbankan Islam - Konsep Syariah dalam Perbankan Islam
 
Konsep dasar bank syariah
Konsep dasar bank syariahKonsep dasar bank syariah
Konsep dasar bank syariah
 
5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt
 
Perbankan islam dan asuransi islam.ppt
Perbankan islam dan asuransi islam.pptPerbankan islam dan asuransi islam.ppt
Perbankan islam dan asuransi islam.ppt
 
6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariah
 
Ekonomi Islam dan Perbankan Syariah
Ekonomi Islam dan Perbankan SyariahEkonomi Islam dan Perbankan Syariah
Ekonomi Islam dan Perbankan Syariah
 
Kompetensi dasar 2 dasar pb
Kompetensi dasar 2 dasar pbKompetensi dasar 2 dasar pb
Kompetensi dasar 2 dasar pb
 
Dasar-dasar transaksi syari'ah
Dasar-dasar transaksi syari'ahDasar-dasar transaksi syari'ah
Dasar-dasar transaksi syari'ah
 
Penghimpunan dana
Penghimpunan danaPenghimpunan dana
Penghimpunan dana
 
1.FIQH
1.FIQH1.FIQH
1.FIQH
 
Pelatihan dana syariah 2014
Pelatihan dana syariah 2014Pelatihan dana syariah 2014
Pelatihan dana syariah 2014
 
2. penghimpunan dana
2. penghimpunan dana2. penghimpunan dana
2. penghimpunan dana
 
Memahami operasional-bank-syariah
Memahami operasional-bank-syariahMemahami operasional-bank-syariah
Memahami operasional-bank-syariah
 
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
 
DR. hasani ahmad said, M.A. Manajemen masjid dan Pengelolaan Ziswaf
DR. hasani ahmad said, M.A. Manajemen masjid dan Pengelolaan ZiswafDR. hasani ahmad said, M.A. Manajemen masjid dan Pengelolaan Ziswaf
DR. hasani ahmad said, M.A. Manajemen masjid dan Pengelolaan Ziswaf
 

Similaire à PRINSIP PENGHIMPUNAN DANA SYARIAH

Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGA
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGATransaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGA
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGAFerisa Dewi
 
MATERI SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH.ppt
MATERI SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH.pptMATERI SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH.ppt
MATERI SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH.pptamalya15
 
Basic training allisya
Basic training allisyaBasic training allisya
Basic training allisyaAlam Rojo
 
Akad-Akad dalam Transaksi Perbankan Syariah.pdf
Akad-Akad dalam Transaksi Perbankan Syariah.pdfAkad-Akad dalam Transaksi Perbankan Syariah.pdf
Akad-Akad dalam Transaksi Perbankan Syariah.pdfMariaReynildha2
 
16 April - Hukum Kontrak dalam Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
16 April - Hukum Kontrak dalam  Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...16 April - Hukum Kontrak dalam  Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
16 April - Hukum Kontrak dalam Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...RullyMarlanEliezerSi
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahArimbi Priadipa
 
Islamin Banking and Takaful Final Exam Notes
Islamin Banking and Takaful Final Exam NotesIslamin Banking and Takaful Final Exam Notes
Islamin Banking and Takaful Final Exam NotesUmmi Rahimi
 
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptxTugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptxStefannyAngelina
 
PRINSIP EKO ISLAM.pdf
PRINSIP EKO ISLAM.pdfPRINSIP EKO ISLAM.pdf
PRINSIP EKO ISLAM.pdfFIKRI762089
 
Sistem operasional _bank_syariah
Sistem operasional _bank_syariahSistem operasional _bank_syariah
Sistem operasional _bank_syariahidbloginfo
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahBernard Anjas
 
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007Ita Rahmatika
 
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaBab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaIkaAlini
 

Similaire à PRINSIP PENGHIMPUNAN DANA SYARIAH (20)

Produk Produk Perbankan Syariah
Produk Produk Perbankan SyariahProduk Produk Perbankan Syariah
Produk Produk Perbankan Syariah
 
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGA
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGATransaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGA
Transaksi Dan Akad Dalam Lembaga Keuangan Syariah. IAIN SALATIGA
 
MATERI SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH.ppt
MATERI SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH.pptMATERI SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH.ppt
MATERI SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH.ppt
 
Basic training allisya
Basic training allisyaBasic training allisya
Basic training allisya
 
Akad-Akad dalam Transaksi Perbankan Syariah.pdf
Akad-Akad dalam Transaksi Perbankan Syariah.pdfAkad-Akad dalam Transaksi Perbankan Syariah.pdf
Akad-Akad dalam Transaksi Perbankan Syariah.pdf
 
16 April - Hukum Kontrak dalam Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
16 April - Hukum Kontrak dalam  Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...16 April - Hukum Kontrak dalam  Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
16 April - Hukum Kontrak dalam Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 
Akad
AkadAkad
Akad
 
Akad
AkadAkad
Akad
 
Asuransi Syariah
Asuransi SyariahAsuransi Syariah
Asuransi Syariah
 
Bank syariah , Riba.ppt
Bank syariah , Riba.pptBank syariah , Riba.ppt
Bank syariah , Riba.ppt
 
Bisnis syariah kontemporer
Bisnis syariah kontemporerBisnis syariah kontemporer
Bisnis syariah kontemporer
 
Islamin Banking and Takaful Final Exam Notes
Islamin Banking and Takaful Final Exam NotesIslamin Banking and Takaful Final Exam Notes
Islamin Banking and Takaful Final Exam Notes
 
Syirkah
SyirkahSyirkah
Syirkah
 
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptxTugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
 
PRINSIP EKO ISLAM.pdf
PRINSIP EKO ISLAM.pdfPRINSIP EKO ISLAM.pdf
PRINSIP EKO ISLAM.pdf
 
Sistem operasional _bank_syariah
Sistem operasional _bank_syariahSistem operasional _bank_syariah
Sistem operasional _bank_syariah
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
 
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
 
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaBab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
 

Plus de Dwi Wahyu

Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1Dwi Wahyu
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisDwi Wahyu
 

Plus de Dwi Wahyu (20)

Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
 

PRINSIP PENGHIMPUNAN DANA SYARIAH

  • 1. FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013 ِ ِ َّ ِ ْ َّ ِ ِ ْ ‫بِسم اللَّه الرْحَن الرحيم‬
  • 2.
  • 3. PRINSIP DALAM PRODUK PENGHIMPUNAN DANA Konsep Penghimpunan Dana (Funding) Bank Syariah Wadi’ah (Titipan) Giro iB Tabungan iB Mudharabah (investasi) Tabungan iB Deposito iB
  • 4. TITIPAN (WADI’AH)  Penentuan nama wadi’ah, yad amanah atau dhamanah, dilihat dari tanggung jawab penggantian barang titipan, jika penerima titipan bertanggung jawab, maka namanya dhamanah. Jika tidak bertanggung jawab namanya amanah. Wadi’ah yad al-amanah merupakan akad penitipan barang/uang di mana pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima, sewaktu titipan dikembalikan harus dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisik barangnya, sebagai kompensasi atas pemeliharaan dapat dikenakan biaya titipan
  • 5. Wadi’ah yad al-Amanah Skema Wadiah Yad al-Amanah di Bank Syariah
  • 6. Aplikasi Wadi’ah yad al-Amanah di Bank Syari’ah   Safe Deposit Box (SDB) merupakan salah satu jasa perbankan yang menyediakan tempat penyimpanan barang berharga bagi masyarakat yang hendak menitipkannya. Barang-barang yang dapat disimpan dalam SDB adalah barang yang berharga yang tidak diharamkan dan tidak dilarang oleh Negara dan besar biaya sewa ditetapkan berdasarkan kesepakatan Layanan SDB di BCA Syari’ah: Ukuran SDB Gol A : 47,5 cm x 25 cm x 25 cm Gol B : 47,5 cm x 25 cm x 12,5 cm Gol C : 47,5 cm x 25 cm x 7,5 cm Biaya Gol A : Rp.600.000 + PPN10% Gol B : Rp.350.000 + PPN10% Gol C : Rp.250.000 + PPN10%
  • 7. Skema Wadiah Yad Dhamanah di Bank Syariah
  • 9. BAGI HASIL (PROFIT & LOSS SHARING)  Profit-loss sharing (bagi hasil) adalah proporsi pembagian hasil usaha dalam ukuran prosentase atas kemungkinan keuntungan/kerugian riil yang akan diperoleh pihak-pihak yang bekerja sama.  Jumlah nominal bagi hasil akan berfluktuasi sesuai dengan keuntungan riil dari pemanfaatan dana  Secara umum implementasi konsep ini terdapat dalam mudharabah & musyarakah.
  • 10. LANDASAN HUKUM KONSEP BAGI HASIL (PROFIT & LOSS SHARING) QS.Luqman : 34 ‫إِن اهللَ عندهُ ع ْلم الساعة ويُنَ زل الْغَْيث ويَعلَم ماِف اْألَرحام وماتَدري نَفس ماذا‬ ُ ِّ َ ِ َ َّ ُ ِ َ ِ َّ َ َّ ٌ ْ ِ ْ َ َ ِ َ ْ ِ َ ُ ْ َ َ َّ ُ َ ٍ ْ ِّ ٌ ْ ِ ْ َ َ ً ُ ِ ْ ‫تَكسب غَدا وماتَدري نَفس بِأَي أَرض َتُوت إِن اهللَ علِيم خبِي‬ ٌ َ ٌ َ “ Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya (diperolehnya) besok. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.”
  • 11.  Para ahli ekonomi Islam menjadikan ayat ini sebagai landasan (dasar/dalil) bagi konsep bagi hasil. Hasil investasi PLS (bagi hasil) tidak bisa dipastikan, karena hanya Allah yang mengetahui hasilnya di masa depan.  Ayat ini bertentangan dengan konsep bunga yang memastikan jumlah hasil investasi di masa depan. Kepastian tersebut bertantangan dengan fitrah bisnis yang mengandung 3 kemungkinan ; untung, no return (BEP) dan rugi.  Besarnya keuntungan juga berfluktuasi, sehingga tidak bisa dipatok pada angka tertentu
  • 12. MUSYARAKAH Secara etimologi Syirkah berarti ikhtilath (percampuran), yakni bercampurnya suatu harta dengan harta lain, sehingga tidak bisa dibedakan antara keduanya. Secara terminologi, Syirkah adalah “akad kerjasama atau percampuran antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu yang halal dan produktif dengan kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati dan resiko akan ditanggung sesuai porsi kerjasama”
  • 14. JENIS-JENIS MUSYARAKAH  Syirkah al-’inan Akad kerja sama antara dua orang atau lebih dimana setiap pihak memberikan kontribusi dana dan berpartisipasi dalam kerja serta sepakat untuk berbagi keuntungan atau kerugian, dimana porsi masing2 pihak (baik dalam dana,kerja atau bagi hasil) tidak harus sama.  Syirkah Mufawadhah Kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih dimana masing2 pihak memberikan kontribusi yang sama tentang dana, partisipasi kerja dan berbagi keuntungan/kerugian dalam jumlah yang sama.  Syirkah A’maal Kontrak kerja sama antara dua orang/lebih yang memiliki profesi sama untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan tersebut.  Syirkah Wujuh Kontrak kerja sama antara dua orang/lebih yang sama2 memiliki keahlian dalam bisnis tampa modal/uang. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai,dan hasilnya mereka saling berbagi keuntungan/kerugian berdasarkan kontribusi jaminan kepada penyuplai.
  • 15. Skema Musyarakah Nasabah Investor Dana Dana Proyek Usaha Bersama Bila untung, pembagian berdasarkan kesepakatan nisbah Untung/Rugi Bila rugi, pembagian berdasarkan Porsi modal
  • 16. MUDHARABAH  Secara etimologi: “mudharabah berasal dari kata dharb yang berarti memukul atau berjalan.” Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.  Mudharabah atau qiradh termasuk dalam kategori syirkah.  Dalam bahasa Iraq (penduduk Iraq) digunakan kata mudharabah, sedangkan penduduk Hijaz menyebutnya qiradh.  Secara terminologi: “Adalah akad kerjasama antara Shahibul Mal (pemilik modal) dengan mudharib (yang mempunyai keahlian atau keterampilan) untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati, jika terjadi kerugian ditanggung shahibul mal.”
  • 17. SKEMA MUDHARABAH NABI MUHAMMAD DAN KHADIJAH Barang dagangan SITI KHADIJAH Bawa ke ‫محمد‬ PASAR Bagi hasil sesuai porsi Modal+Bagi Hasil Keuntungan Besar bagi hasil sesuai nisbah/porsi yang disepakati Contoh : 50 : 50, 60 : 40, dst.
  • 20. MURABAHAH Secara etimologi: “murabahah berasal dari kata Ar- Ribhu (an-namaa’) yang berarti tumbuh dan berkembang, atau murabahah juga berarti Al-Irbaah, karena salah satu dari dua orang yang bertransaksi memberikan keuntungan kepada yang lainnya . Secara terminologi: “Murabahah adalah: jual beli dengan harga awal disertai dengan tambahan keuntungan.” Definisi ini adalah definisi yang disepakati oleh para ahli fiqh.
  • 22. (Fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000) DISKON DALAM MURABAHAH  Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qimah) benda yang menjadi obyek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah.  Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai kesepakatan.  Jika dalam jual beli murabahah LKS mendapat diskon dari suplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon, karena itu, diskon adalah hak nasabah.  Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad.  Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaklah diperjanjian dan ditandatangani.
  • 23. (Fatwa DSN No. 17/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000) SANKSI NASABAH MAMPU YANG MENUNDA-NUNDA PEMBAYARAN  Sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang dikenakan LKS kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran dengan disengaja.  Nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi.  Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.  Sanksi didasarkan pada prinsip ta’sir, yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya.  Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani.  Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial.
  • 24. (Fatwa DSN No. 23/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret 2002) POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati. Lembaga keuangan syariah boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad. Besarnya potongan sebagaimana dimaksud di atas diserahkan kepada kebijakan dan pertimbangan Lembaga keuangan syariah (LKS).
  • 25. (Fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2002) UANG MUKA DALAM MURABAHAH  LKS dibolehkan untuk meminta uang muka apabila kedua belah pihak sepakat  Besarnya jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan.  Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang muka tersebut.  Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta tambahan kepada nasabah.  Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, LKS harus mengembalikan kelebihannya kepada nasabah.
  • 26. Salam ‫بيع السلم‬ Transaksi Jual beli di mana barang belum diserahkan (belum ada), Sedangkan pembayaran dilakukan di muka (secara tunai) Secara etimologi, salam adalah salaf (pen-dahulu-an) = sesuatu yang didahulukan Konsep Dasar Ba’i Salam Bank membeli produk garmen Garmen Barang diserahkan kemudian/secara tangguh Contoh : Islamic Banking membeli 400 potong seri siza pakaian jadi kepada pihak garmen, seharga Rp 25 juta secara tunai/cash, Sedangkan pakaiannya diserahkan 2 bulan yang akan datang
  • 27. Bai’ Al- Istshna’ atau pemesanan secara bahasa artinya Istishna’ minta dibuatkan. Secara terminologi hukum fiqih seperti yang dijelaskan dalam fatwa DSN MUI adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan(pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat’shani’) Pengrajin kayu Konsep Dasar Ba’i Istishna’ Barang diserahkan kemudian/secara tangguh Contoh : Restoran memesan 25 paket meja dan kursi seharga Rp 37.500.000,dengan spesifikasi seperti gambar di atas,. Pembayaran dilakukan 2 kali
  • 28. Perbedaan Bai’ as salam dan Bai’ al-Istishna’ Subyek SALAM ISTISHNA’ Aturan dan Keterangan Pokok kontrak Pembeli Penjual Muslam fiih Muslim Muslam ilaih Mashnu Mustashni’ Shani’i Barang ditangguhkan dg spesifikasi Harga Dibayar saat kontrak Bisa saat kontrak, dicicil, atau diakhir Cara penyelesaian pembayaran merupakan perbedaan utama antara aa’ dan salam. Produk Umumnya pada pemesasan barang yang tidak bisa dibuat oleh penerima pesan Umumnya pada pemesasan barang yang dapat dibuat oleh penerima pesan Contoh Salam : hasil pertanian, perikanan dan peternakan Contoh istishna’ : bangunan, pakaian, furniture, jalan raya Kontrak Salam parallel Istishna’ parallel Baik salam parallel maupun istishna’ parallel sah asalkan kedua kontrak scr hukum terpisah
  • 29. 1. Ijarah 2. AR RAHN 3. Kafalah 4. Wakalah 5. Hawalah 6. Qardh
  • 30. Ijarah ijarah, menurut bahasa, adalah al-itsabah (memberi upah). Misalnya aajartuhu, baik dibaca panjang atau pendek, yaitu memberi upah. Sedangkan menurut istilah fiqih ialah pemberian hak pemanfaatan dengan syarat ada imbalan. (Fathul Bari IV: 439) Secara terminilogi, ijarah adalah akad pemindahan hak atas barang atau jasa (manfaat), melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri. Manfaat (jasa) tersebut adalah sesuatu yang dibolehkan dan dapat dimanfaatkan
  • 31. Ijarah 1. Akad Ijarah Gambar 3.1. Skema Ijarah pada Perbankan Syari’ah
  • 32. Ijarah Ijarah Muwazy (Ijarah paralel /Sub-Lease) Menyewakan barang kepada pihak ketiga, hukumnya dibolehkan, apabila pemilik barang mengizinkannya. Apabila pemilik asset tidak mengizinkannya, maka penyewaan kepada pihak ketiga tidak dibolehkan. Gambar 3.2. Skema Ijarah Muwazy
  • 33. Gadai syariah (rahn) secara etimologi adalah tetap dan lama. Secara terminologi adalah penahanan terhadap suatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut MARHUN BIH (Hutang) 2. Pemberi Hutang 1. Akad Transaksi MURTAHIN (Pegadaian) 3. Penyerahan Marhun Gambar 3.3. Skema Rahn RAAHIN MARHUN (Barang)
  • 34. Gambar 3.4. Perbedaan Gadai Syari’ah dan Gadai Konvensional
  • 35. Kafalah secara bahasa (etimologi) berarti penjaminan Menurut istilah (terminologi), kafalah berarti akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak (kafil) kepada pihak lain (makful ‘anhu) di mana pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan (makful lahu). Gambar 3.5. Mekanisme dan Sistem Operasi Kafalah pada Bank Syariah
  • 36. Gambar 3.6. Skema Kafalah pada Bank Garansi
  • 37. Bank garansi adalah surat jaminan yang diterbitkan oleh bank untuk menjamin pihak ketiga atas permintaan nasabah sehubungan dengan transaksi ataupun kontrak yang telah mereka sepakati sebelumnya. Pemberian jaminan ini pada umumnya disyaratkan oleh pihak ketiga terhadap mitra kerjanya, yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian dilaksanakannya isi kontrak sesuai dengan yang telah disepakati. Apabila terjadi cidera janji oleh mitra kerjanya, berdasarkan surat jaminan bank (bank garansi) maka pihak ketiga tadi dapat mengajukan klaim kepada bank penerbit garansi tersebut dengan memenuhi syarat-syarat untuk pengajuan klaim. Bank garansi berfungsi sebagai covering risk jika salah satu pihak lalai/cidera janji memenuhi kewajibannya di mana pihak bank mengambil-alih risiko tersebut.
  • 38. ‫ْ ُ ِ‬ ‫اْلمد لِلَّه رب الْعالَ ِ‬ ‫َ ِّ َ مي‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫‪Terima Kasih‬‬