Tahun Baru Islam
•Download as PPTX, PDF•
0 likes•334 views
Dokumen tersebut membahas sejarah perayaan Tahun Baru, perubahan kalender oleh Julius Caesar, dan penggantian perayaan orang Jahiliyah oleh Nabi Muhammad SAW dengan Idul Fitri dan Idul Adha. Dokumen juga mengingatkan bahwa umat Islam harus mengikuti contoh Nabi dalam beribadah, bukan mengikuti kebiasaan orang lain tanpa dasar ilmu.
![The
• Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1
Januari 45 SM setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai
kaisar Roma
• Ia memutuskan untuk mengganti penanggalan
tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad
ketujuh SM.
• Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM,
dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya,
yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis
diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar
Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]](data:image/gif;base64,R0lGODlhAQABAIAAAAAAAP///yH5BAEAAAAALAAAAAABAAEAAAIBRAA7)
Recommended
More Related Content
What's hot
What's hot (20)
More from Mierza Miranti
More from Mierza Miranti (20)
Recently uploaded
Recently uploaded (20)
Tahun Baru Islam
- 1. Made & Compiled by Mierza Miranti For SGS Muslimah Session
- 2. The • Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma • Ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. • Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]
- 3. The • Orang-orang Jahiliyah dahulu merayakan hari Nairuz dan Mihrojan di setiap tahun. • Ketika Nabi SAW tiba di Madinah, beliau mengatakan… • “Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang Idul Fithri dan Idul Adha”. mengatakan bahwa hadits ini shahih) lebih baik yaitu hari (HR. An Nasa-i no. 1556. Syaikh Al Albani
- 4. The • Sejak dulu Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang akan mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani • Kaum muslimin mengikuti mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269.
- 5. The tahun baru “Mending malam kita isi dengan dzikir berjama'ah di masjid daripada hura-hura.” • Orang yang melakukan dzikir yang tidak ada tuntunannya ini mengatakan pada Ibnu Mas’ud, ”Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan.” Ibnu Mas’ud lantas berkata, “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkannya.” HR. Ad Darimi. Dikatakan oleh Husain Salim Asad bahwa sanad hadits ini jayid (bagus). Jadi , amalan itu harus mengikuti contoh dari Nabi SAW, baru bisa diterima – insyaAllah.
- 6. The Melakukan apapun harus dengan ILMU Bukan IKUT-IKUTAN
Editor's Notes
- Jadidalammelakukansuatuamalan, niatbaiksematatidaklahcukup. Kita harusjugamengikuticontohdariNabishallallahu ‘alaihiwasallam, baruamalantersebutbisaditerima di sisi Allah.