2

K

www

2. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) 
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang diawali 
dengan penyajian masalah yang dirancang dalam konteks yang relevan dengan materi yang 
dipelajari. Pembelajaran berbasis masalah menggunakan berbagi macam kecerdasan yang 
diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk 
menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada (Tan,2000). Pembelajaran 
Berbasis Masalah dalam kaitannya dengan matematika adalah suatu pendekatan pembelajaran 
yang diawali dengan menghadapkan siswa dalam masalah matematika. Dengan segenap 
pengetahuan dan kemampuannya, siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah yang kaya 
dengan konsep-konsep matematika. 
PBM melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri yang memungkinkan mereka 
menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya 
tentang fenomena itu. 
Ibrahim dan Nur (2000: 13) dan Ismail (2000: 1) mengemukakan bahwa langkah-langkah 
(sintaks) Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut. 
Fase Indikator Tingkah Laku Guru 
1 Orientasi siswa pada masalah Menjelasakan tujuan pembelajaran, menjelaskan 
logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa 
terlibat pada aktivitas pemecahan masalah 
2 Mengorganisasi siswa untuk 
belajar 
Membantu siswa mendefinisikan dan 
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan 
dengan masalah tersebut 
3 Membimbing pengalaman 
individual/ kelompok 
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi 
yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk 
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah 
4 Mengembangkan dan menyajikan 
hasil karya 
Membantu siswa dalam merencanakan dan 
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan 
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan 
temannya 
5 Menganalisis dan mengevaluasi Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
proses pemecahan masalah evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses 
yang mereka gunakan 
Menurut Fogarty (1997: 3) PBM dimulai dengan masalah yang tidak terstruktur sesuatu 
yang kacau. Dari kekacauan ini siswa menggunakan berbagai kecerdasannya melalui diskusi dan 
penelitian untuk menentukan isu nyata yang ada. Lagkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa 
dalam sebuah proses PBM adalah : (1) menemukan masalah; (2) mendefinisikan masalah; (3) 
mengumpulkan fakta; (4) merumuskan hipotesis; (5) penelitian; (6) memahami kembali suatu 
masalah; (7) menyuguhkan alternatif; dan (8) mengusulkan solusi. 
Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut. 
a. Permasalahan menjadi strating point dalam belajar; 
b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak 
terstruktur; 
c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective); 
d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi 
yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar; 
e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama; 
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya, dan evaluasi sumber 
informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM; 
g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; 
h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan 
penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; 
i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses 
belajar;dan 
j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar 
Dari karakteristik di atas, maka kelebihan diterapkannya model Pembelajaran Berbasis 
Masalah adalah siswa dapat berlatih berpikir kritis terhadap suatu permasalahan yang ada, 
mampu merumuskan masalah, dan mampu menemukan solusinya. Adapun kekurangan dalam 
model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagian siswa belum tentu memiliki pengalaman 
yang nyata dalam menghadapi permasalahan tersebut sehingga siswa kesulitan dalam
memecahkan masalah itu. Jadi, kurangnya siswa dalam berlatih memecahkan soal-soal dapat 
menyebabkan soal-soal itu sulit diidentifikasi dan pada akhirnya sulit untuk diselesaikan. 
Alur proses pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat pada flowchart berikut ini. 
PBM digunakan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai apakah berkaitan dengan: (1) 
penguasaan isi pengetahuan yang bersifat multidisipliner; (2) penguasaan keterampilan proses 
dan disiplin heuristic; (3) belajar keterampilan pemecahan masalah; (4) belajar keterampilan 
kolaboratif; dan (5) belajar keterampilan kehidupan yang lebih luas. Ketika tujuan PBM lebih 
luas, maka permasalahan pun menjadi lebih kompleks dan proses PBM membutuhkan siklus 
yang lebih panjang. 
Jenis PBM yang akan dimasukkan dalam kurikulum tergantung pada profil dan kematangan 
siswa, pengalaman masa lalu siswa, fleksibelitas kurikulum yang ada, tuntutan evaluasi, waktu, 
dan sumber yang ada. 
Tujuan dari penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah siswa mampu berpikir 
kritis terhadap suatu masalah, mampu menyelesaikan masalah dengan mandiri, dan mampu 
menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Siswa juga diharapkan mampu menemukan 
berbagai pemecahan dalam masalah yang dihadapi agar siswa itu benar-benar paham akan 
masalah yang dihadapi.
4. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK 
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK 
Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau integrated 
curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh Jhon dewey sebagai usaha 
mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan perkembangannya ( 
Beans, 1993 ; udin sa’ud dkk, 2006 ). Jacob (1993) memandang pembelajaran tematik sebagai 
suatu pendekatan kurikulum interdisipliner (integrated curriculum approach). Pembelajaran 
tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran pembelajaran suatu proses untuk 
mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran 
dengan semua aspek perkembangan anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan social 
keluarga. 
Definisi lain tentang pendekatan tematik adalah pendekatan holistic, yang mengkombinasikan 
aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan pedagogic untuk mendidik anak, yaitu 
menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, 
dan antara domain-domain pengetahuan ( Udin Sa’ud dkk, 2006 ) 
Wolfinger ( 1994:133 ) mengemukakan dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang 
sangat erat, yaitu integrated curriculum (kurikulum tematik) dan intregated learning 
(pembelajaran tematik). Kurikulum tematik adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah 
disiplin ilmu melalui pemaduan isi, ketrampilan, dan sikap. 
Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum tematik dan pembelajaran tematik 
terletak pada perencanaan dan pelaksanaannya. Idealnya, pembelajaran tematikseharusnya 
bertolak pada kurikulum tematik, tetapi kenyataan menunjukan bahwa banyak kurikulum 
yangmemisahkan mata pelajaran yang satu dengan lainnya (separated subject curriculum) 
menuntut pembelajran yang sifatnya tamatik (integrated learning). 
Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan 
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaranuntuk memberikanpangalaman yang 
bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan 
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan 
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik 
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pembelajaran ini berangakat 
dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/ hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan 
pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori belajarini dimotori oleh para tokoh psikologi 
Gestalt, (termasuk teori Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna 
dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan 
perkembangan anak. 
B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK 
Beberapa karakteristik yang perlu anda pahami dari pembelajaran tematik, coba perhatikan 
uraian dibawah ini: 
1. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ). Hal ini sesuai dengan 
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. 
Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberika kemudahan-kemudahan kepada 
siswa untuk melakukan aktivitasbelajar. 
2. Pembelajaran tematik dapatmemberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct 
experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yangnyata 
(konkrit) sebagai dasar untuk mamahami hal-hal yang lebih abstrak. 
3. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. 
Bahkan dalam pewlaksanaan di keles-kelas awal madrasah ibtidaiyah (MI), focus 
pembelajaran diarahkan kepada pambahsan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan 
kehidupan siswa. 
4. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu 
proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut 
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah 
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 
5. Pembelajaran tematik bersikap luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar 
dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan 
siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. 
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan 
demikian, siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
C. LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK 
Pembelajaran pada hakekatnya menempati posisi / kedudukan yang sangat strategis 
dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi penentu terhadap 
keberhasilan pendidikan. Dengan posisi yang pentingitu, msks proses pembelajaran tidak bias 
dilakukan secara sembarangan, dibutuhkan berbagai landasan atau dasar yang kokoh dan kuat. 
Landasan-landasan tersebut pada hakekatnya adalah factor-faktor yang harus diperhatikan dan 
dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses 
dan hasil pembelajaran. 
Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pembelajaran tematik 
meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan praktis. 
a. Landasan filosofis 
Landasan filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran 
tematik, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek 
lainnya. Perumusan tujuan / kompetensi dan isi / materi pembelajaran tematik pada dasarnya 
bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis.secara filosofis, kemunculan 
pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat sebagai berikut : 
1. Aliran progresivisme beranggapan bahwa pembelajaran pada umumnya perlu sekali 
ditekankan pada : 
a. Pembentukan kreatifitas 
b. Pemberian sejumlah kegiatan 
c. Suasana yang alamiah(natural) 
d. Memperhatiakn pengalaman siswa 
Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis(Ellis 1993). Aliran ini juga 
memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan pada persoalan-persoalan 
yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat “problem solving”. 
2. Aliran kontruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (directexperiences) sebagai kunci 
dalam pembelajaran. Bagi kontruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari 
seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing siswa. 
Siswa harus mengkontruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, 
melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Pengetahuan tidak lepas dari subyek
yang sedang belajar, penegtahuan lebih dianggap sebagai proses pembentukan (kontruksi) yang 
terus menerus, terus berkembang dan berubah. 
3. Aliran humanisme melihat siswa dari segi: 
a. Keunikan / kekhasanya 
b. Potensinya 
c. Motivasi yang dimilikinya 
Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu : 
 Layanan pembelajaran selain bersifat klasikal, juga bersifat individual. 
 Pengakuan adanya siswa yang lambat (slow learner) dan siswa yang cepat. 
 Penyikapan yang unik terhadap siswa baik yang menyangkut factor personal / individual 
maupun yang menyangkut factor lingkungan social / kemasyarakatan. 
b. Landasan Psikologis 
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab itu dalam 
melaksanakan pembelajaran tematik harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam 
menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan. Siswa adalahindividu yang 
berada dalam proses perkembangan, seperti perkembangan fisik / jasmani, intelektual, social, 
emosional, dan moral. Tugas utama guru adalah mengoptimalkan perkembangan siswa tersebut. 
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran tematik dapat diuraikan sebagai 
berikut : 
1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitas sendiei. Dengan kata lain, 
pengalaman langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran yang berarti bukan 
pengalaman oaring lain atau guru yang di transfer melalui berbagai bentuk media. 
2. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan 
hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa 
untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari berbagai disiplain ilmu. 
3. Pada dasarnya seoarang siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang 
dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang. Dengan demikian, peran 
guru bukanlah satu-satunyapihak yang paling menentukan, tetapi lebih bertindak sebagaii 
“tut wuri handayani”.
4. Kesseluruhan perkembangan anak adalah tematik dan anak melihat sekitar dirinya dan 
sekitarnya secara utuh (holistic). 
c. Landasan praktis 
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajran 
tematik secara aplikatif dalam kelas. Sehubungan dengan hal ini maka dalam pelaksanaanya 
pembelajaran tematik juga dilandasi landasan praktis sebagai berikut : 
1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang 
dimuat dalam kurikulum. 
2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal 
seharusnya saling terkait. 
3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat 
lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara 
berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya. 
4. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan pembelajaran 
yang dirancang secara tematik sehingga siswa akan mampu berpikirteoritis dan pada saat 
yang sama msmpu berpikir praktis. 
D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TEMATIK 
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran 
tematik diantaranya : 
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 
a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk 
memadukan mata pelajaran. 
b. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih intuk dikaji harus memberikan 
bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. 
c. Tema harus disesuaikan dengan perkembangan siswa. 
d. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukan sebgian minat siswa.
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi 
didalam rentang waktu belajar. 
f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan 
masyarakat. 
g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. 
2. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran tematik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai 
berikut : 
a. Guru hendaknya bersikap otoriter “single actor” yang mendominasi aktivitas dalam 
proses pembelajaran. 
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang 
menuntut adanya kerjasama kelompok. 
c. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak 
terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran. 
3. Dalam proses penilaian pembelajaran tematik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai 
berikut : 
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self evaluation) 
disamping bentuk penilaian lain. 
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan yang telah dicapai berdasarkan 
criteria keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah disepakati. 
E. KEUNGGULAN DAN KELEMAHANPEMBELAJARAN TEMATIK 
Pembeljaran tematik memiliki keunggulan antara lain : 
1. Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dan tingkat perkembangan siswa. 
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sesuai dengan 
dan berolak dari minat dan kebutuhan anak. 
3. Seluruh kegiatan lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih 
lama.
4. Pembelajaran tematik dapat menumbuhkembangkan ketrampilan berpikirsiswa. 
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering 
ditemui siswa dalam lingkunganya. 
6. Menumbuhkembangkan ketrampilan social siswa seperti kerjasama, toleransi, 
komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain. 
Kelemahan pembelajaran tematik menurut udin Sa’ud dkk (2006) kelemahan-kelemahannya 
sebagai berikut : 
1. Dilihat dari aspek guru, pembelajaran tematik menuntut tersedianya peran guru yang 
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas tinggi,ketrampilan metodologik 
yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk 
mengemas dan mengembangkan materi. Tanpa adanya kemampuan diatas, pelaksanaan 
pembelajaran tematik sulit diwujudkan. 
2. Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik termasuk memiliki peluang untuk 
mengembangkan kreatifitas akademik yang menuntut kemampuan belajar siswa yang 
relative “baik” baik dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. Hal tersebut karena 
model pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan 
analitik(memjiwai), kemampuan asosiatif(menghubung-hubungkan) dan kamampuan 
eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi diatas tidak dimiliki 
siswa, maka maka pelaksanaan model tersebut sulit diterapkan 
3. Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan 
bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan berguna seperti yang dapat 
menunjang dan memperkaya serta mempermudah pengembangan wawasan dan 
pengetahuan yang diperlukan.misalnya perpustakaan, bila hal ini tidak dipenuhi maka 
akan sulit menerapkan model pembelajaran tersebut. 
4. Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik memerlukan jenis kurikulum yang 
terbuka untuk pengembangannya. 
5. Dilihat dari system penilaian dan pengukurannya, pembelajaran tematik membutuhkan 
system penilaian dan pengukuran (objek, indicator, dan prosedur)yang terpadu. 
6. Dilihat dari suasana penekanan proses pembelajaran, pembelajaran tematik cenderung 
mengakibatkan penghilangan pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran.
F. MANFAAT PEMBELAJARAN TEMATIK 
1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena 
tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan 
2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran 
lebih berperan sebagai sarana atau alat dari pada tujuan akhir itu sendiri. 
3. Pembelajaran tematik dapat meningkatkan taraf kecakapan berfikir siswa. 
4. kemungkinan pembelajaran yang terpisah-pisah sedikit sekali terjadi, karena siswa 
dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih tematik. 
5. pembelajran tematik memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat 
mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran (transfer of learning). 
6. Dengan pemanduan pembelajaran antar mata pelajaran diharapkan penguasan matri 
pembelajaran akan semakin meningkat. 
7. pengalaman belajar antar mata pelajaran sangat positif untuk membentuk pendekatan 
menyeluruh pembelajaran terhadap ilmu pengetahuan. 
8. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dan diperbaiki. 
9. Pembelajaran tematik membantu menciptakan struktur kognitif. 
10. melalui pembelajaran tematik terjadi kerjasama yang lebuh meningakatantara para guru, 
para siswa, guru-siswa dan siswa-orang/nara sumber lain;belajar menjadi lebih 
menyenangkan, belajar dalam situasi lebih nyata dan dalam konteks yang bermakna. 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TEMATI 
Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap 
kebermaknaan belajar bagi siswa. Pengalaman belajar yang menunjukan keterkaitan unsure-unsur 
konseptual menjadikan pembelajaran lebih efektif. 
Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan nyata 
hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran tematik(terpadu) (William dalam Udin Sa’ud, 
2006). 
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topic dan unit tematisnya, Forgaty(1991) 
mengemukakan bahwa ada sepuluh cara atau modeldalam merencanakan pembelajaran tematik :
1. Model penggalan ( fragmented ) memisah-misahkan disiplin ilmu atas mata pelajaran-mata 
pelajaran, seperti matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan sebagainya. 
2. Model keterhubungan (Connected) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir 
pembelaaajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. 
3. Model sarang (Nested) merupakan pemaduan bentuk penguasaan konsep ketrampilan 
melalui sebuah kegiatan pembelajaran. 
4. Model urutan / rangkaian (Sequenced) merupakan model pemaduan topic-topik antar 
mata pelajaran yang berbeda secara pararel. 
5. Model bagian (Shared) merupakan pemaduan pembelajaran akibat 
adanya”overlapping”konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. 
6. Model jarring laba-laba (Webbed) model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai 
pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. 
7. Model galur (Thereaded) merupakan model pemaduan bentuk ketrampilan. 
8. Model ketematikan (Integrated) merupakan pemaduan sejumlah topic dari mata pelajaran 
yang berbeda, tetapi esensinyasama dalam sebuah topic tertentu. 
9. Model celupan (Immerrsed) model ini dirancang untuk membantu siswa dalam 
menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan 
pemakaiannya. 
10. Model jaringan (Networked) merupakan model pemaduan pembelajaran yang 
mengandalkan kemungkinan, pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun 
tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakanstudy lapangandalam situasi, 
kondisi maupun konteks yang berbeda-beda. 
KESIMPULAN 
Model pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang menunjukan kaitan 
unsure-unsur konseptual baik didalam maupun antar mata pelajaran, untuk memberi peluang 
bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan untuk memberikan pengalaman yang bermakna 
bagi anak. 
Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan aktifitas 
berpikir dalam merancang butur-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topic
maupun pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh 
dan padu. Atau dengan pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan 
pembelajaran yang menghubungkan, merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dari 
berbagai mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk 
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan siswa secara stimulan.

Recommandé

65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran par
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaranDani Novita Rahma
19.8K vues25 diapositives
Pembelajaran kontekstual (CTL) par
Pembelajaran kontekstual (CTL)Pembelajaran kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual (CTL)Dessy Maria
4.8K vues11 diapositives
Bab 2 skripsi par
Bab 2 skripsiBab 2 skripsi
Bab 2 skripsiSilfia Maria
1.1K vues18 diapositives
Definisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaran par
Definisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaranDefinisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaran
Definisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaranDani Novita Rahma
4.1K vues7 diapositives
Kelompok ii pbl par
Kelompok ii pblKelompok ii pbl
Kelompok ii pblagus saefudin
1.3K vues41 diapositives
makalah Ctl dan paikem par
makalah Ctl dan paikem makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem Khusnul Kotimah
1.3K vues17 diapositives

Contenu connexe

Tendances

Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran. par
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.New Mubarok
13.7K vues72 diapositives
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI) par
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)Dody Perdana
5.8K vues41 diapositives
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika par
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematikarianti aprilia
2.2K vues7 diapositives
Pembelajaran kontekstual par
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualadhiah
4.5K vues24 diapositives
Ppt ctl dan paikem par
Ppt ctl dan paikemPpt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikemKhusnul Kotimah
1.3K vues14 diapositives
penelitian par
penelitianpenelitian
penelitianLisna Sihombing
2K vues40 diapositives

Tendances(17)

Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran. par New Mubarok
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
New Mubarok13.7K vues
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI) par Dody Perdana
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Dody Perdana5.8K vues
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika par rianti aprilia
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
rianti aprilia2.2K vues
Pembelajaran kontekstual par adhiah
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
adhiah4.5K vues
12 makalah ctl par Fafa Pie
12   makalah ctl12   makalah ctl
12 makalah ctl
Fafa Pie1.4K vues
Pembelajaran kontekstual par putri-uki
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
putri-uki4.4K vues
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA par Febri Arianti
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKASTRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Febri Arianti4.3K vues
Tesis Problem Based Learning par guestf6b63af
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learning
guestf6b63af10.6K vues
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx par nurul hakimin
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
nurul hakimin1.5K vues

Similaire à 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN... par
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...Dunia Komputer
14.6K vues15 diapositives
Pembelajaran tematik par
Pembelajaran tematikPembelajaran tematik
Pembelajaran tematikluxmus74
281 vues5 diapositives
Model pembelajaran berbasis masalah 1 par
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Taryadi Taryadi
431 vues9 diapositives
model pembelajaran berbasis masalah par
model pembelajaran berbasis masalahmodel pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalahmujahidah khilafah (Shintia Minandar)
7.2K vues10 diapositives
tematik sd par
tematik sdtematik sd
tematik sdToko Kawan Kita
426 vues8 diapositives
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika par
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar MatematikaProblem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematikaguestf6b63af
18.6K vues71 diapositives

Similaire à 2(20)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN... par Dunia Komputer
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
Dunia Komputer14.6K vues
Pembelajaran tematik par luxmus74
Pembelajaran tematikPembelajaran tematik
Pembelajaran tematik
luxmus74281 vues
Model pembelajaran berbasis masalah 1 par Taryadi Taryadi
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Taryadi Taryadi431 vues
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika par guestf6b63af
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar MatematikaProblem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika
guestf6b63af18.6K vues
Lutvia resta-setyawati 1406973 par Nadia Anwar
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973
Nadia Anwar35 vues
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx par Arrasyid9
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptxPPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
Arrasyid9797 vues

2

  • 1. 2. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah yang dirancang dalam konteks yang relevan dengan materi yang dipelajari. Pembelajaran berbasis masalah menggunakan berbagi macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada (Tan,2000). Pembelajaran Berbasis Masalah dalam kaitannya dengan matematika adalah suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan menghadapkan siswa dalam masalah matematika. Dengan segenap pengetahuan dan kemampuannya, siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah yang kaya dengan konsep-konsep matematika. PBM melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena itu. Ibrahim dan Nur (2000: 13) dan Ismail (2000: 1) mengemukakan bahwa langkah-langkah (sintaks) Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut. Fase Indikator Tingkah Laku Guru 1 Orientasi siswa pada masalah Menjelasakan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut 3 Membimbing pengalaman individual/ kelompok Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya 5 Menganalisis dan mengevaluasi Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
  • 2. proses pemecahan masalah evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan Menurut Fogarty (1997: 3) PBM dimulai dengan masalah yang tidak terstruktur sesuatu yang kacau. Dari kekacauan ini siswa menggunakan berbagai kecerdasannya melalui diskusi dan penelitian untuk menentukan isu nyata yang ada. Lagkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses PBM adalah : (1) menemukan masalah; (2) mendefinisikan masalah; (3) mengumpulkan fakta; (4) merumuskan hipotesis; (5) penelitian; (6) memahami kembali suatu masalah; (7) menyuguhkan alternatif; dan (8) mengusulkan solusi. Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut. a. Permasalahan menjadi strating point dalam belajar; b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur; c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective); d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar; e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama; f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM; g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar;dan j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar Dari karakteristik di atas, maka kelebihan diterapkannya model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah siswa dapat berlatih berpikir kritis terhadap suatu permasalahan yang ada, mampu merumuskan masalah, dan mampu menemukan solusinya. Adapun kekurangan dalam model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagian siswa belum tentu memiliki pengalaman yang nyata dalam menghadapi permasalahan tersebut sehingga siswa kesulitan dalam
  • 3. memecahkan masalah itu. Jadi, kurangnya siswa dalam berlatih memecahkan soal-soal dapat menyebabkan soal-soal itu sulit diidentifikasi dan pada akhirnya sulit untuk diselesaikan. Alur proses pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat pada flowchart berikut ini. PBM digunakan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai apakah berkaitan dengan: (1) penguasaan isi pengetahuan yang bersifat multidisipliner; (2) penguasaan keterampilan proses dan disiplin heuristic; (3) belajar keterampilan pemecahan masalah; (4) belajar keterampilan kolaboratif; dan (5) belajar keterampilan kehidupan yang lebih luas. Ketika tujuan PBM lebih luas, maka permasalahan pun menjadi lebih kompleks dan proses PBM membutuhkan siklus yang lebih panjang. Jenis PBM yang akan dimasukkan dalam kurikulum tergantung pada profil dan kematangan siswa, pengalaman masa lalu siswa, fleksibelitas kurikulum yang ada, tuntutan evaluasi, waktu, dan sumber yang ada. Tujuan dari penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah siswa mampu berpikir kritis terhadap suatu masalah, mampu menyelesaikan masalah dengan mandiri, dan mampu menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Siswa juga diharapkan mampu menemukan berbagai pemecahan dalam masalah yang dihadapi agar siswa itu benar-benar paham akan masalah yang dihadapi.
  • 4. 4. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau integrated curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh Jhon dewey sebagai usaha mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan perkembangannya ( Beans, 1993 ; udin sa’ud dkk, 2006 ). Jacob (1993) memandang pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan kurikulum interdisipliner (integrated curriculum approach). Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran pembelajaran suatu proses untuk mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan social keluarga. Definisi lain tentang pendekatan tematik adalah pendekatan holistic, yang mengkombinasikan aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain pengetahuan ( Udin Sa’ud dkk, 2006 ) Wolfinger ( 1994:133 ) mengemukakan dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang sangat erat, yaitu integrated curriculum (kurikulum tematik) dan intregated learning (pembelajaran tematik). Kurikulum tematik adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, ketrampilan, dan sikap. Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum tematik dan pembelajaran tematik terletak pada perencanaan dan pelaksanaannya. Idealnya, pembelajaran tematikseharusnya bertolak pada kurikulum tematik, tetapi kenyataan menunjukan bahwa banyak kurikulum yangmemisahkan mata pelajaran yang satu dengan lainnya (separated subject curriculum) menuntut pembelajran yang sifatnya tamatik (integrated learning). Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaranuntuk memberikanpangalaman yang bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
  • 5. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pembelajaran ini berangakat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/ hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori belajarini dimotori oleh para tokoh psikologi Gestalt, (termasuk teori Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak. B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK Beberapa karakteristik yang perlu anda pahami dari pembelajaran tematik, coba perhatikan uraian dibawah ini: 1. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberika kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitasbelajar. 2. Pembelajaran tematik dapatmemberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yangnyata (konkrit) sebagai dasar untuk mamahami hal-hal yang lebih abstrak. 3. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Bahkan dalam pewlaksanaan di keles-kelas awal madrasah ibtidaiyah (MI), focus pembelajaran diarahkan kepada pambahsan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5. Pembelajaran tematik bersikap luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. 6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
  • 6. C. LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK Pembelajaran pada hakekatnya menempati posisi / kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi penentu terhadap keberhasilan pendidikan. Dengan posisi yang pentingitu, msks proses pembelajaran tidak bias dilakukan secara sembarangan, dibutuhkan berbagai landasan atau dasar yang kokoh dan kuat. Landasan-landasan tersebut pada hakekatnya adalah factor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses dan hasil pembelajaran. Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pembelajaran tematik meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan praktis. a. Landasan filosofis Landasan filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Perumusan tujuan / kompetensi dan isi / materi pembelajaran tematik pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis.secara filosofis, kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat sebagai berikut : 1. Aliran progresivisme beranggapan bahwa pembelajaran pada umumnya perlu sekali ditekankan pada : a. Pembentukan kreatifitas b. Pemberian sejumlah kegiatan c. Suasana yang alamiah(natural) d. Memperhatiakn pengalaman siswa Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis(Ellis 1993). Aliran ini juga memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat “problem solving”. 2. Aliran kontruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (directexperiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Bagi kontruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Pengetahuan tidak lepas dari subyek
  • 7. yang sedang belajar, penegtahuan lebih dianggap sebagai proses pembentukan (kontruksi) yang terus menerus, terus berkembang dan berubah. 3. Aliran humanisme melihat siswa dari segi: a. Keunikan / kekhasanya b. Potensinya c. Motivasi yang dimilikinya Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu :  Layanan pembelajaran selain bersifat klasikal, juga bersifat individual.  Pengakuan adanya siswa yang lambat (slow learner) dan siswa yang cepat.  Penyikapan yang unik terhadap siswa baik yang menyangkut factor personal / individual maupun yang menyangkut factor lingkungan social / kemasyarakatan. b. Landasan Psikologis Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab itu dalam melaksanakan pembelajaran tematik harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan. Siswa adalahindividu yang berada dalam proses perkembangan, seperti perkembangan fisik / jasmani, intelektual, social, emosional, dan moral. Tugas utama guru adalah mengoptimalkan perkembangan siswa tersebut. Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran tematik dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitas sendiei. Dengan kata lain, pengalaman langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran yang berarti bukan pengalaman oaring lain atau guru yang di transfer melalui berbagai bentuk media. 2. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari berbagai disiplain ilmu. 3. Pada dasarnya seoarang siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang. Dengan demikian, peran guru bukanlah satu-satunyapihak yang paling menentukan, tetapi lebih bertindak sebagaii “tut wuri handayani”.
  • 8. 4. Kesseluruhan perkembangan anak adalah tematik dan anak melihat sekitar dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistic). c. Landasan praktis Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajran tematik secara aplikatif dalam kelas. Sehubungan dengan hal ini maka dalam pelaksanaanya pembelajaran tematik juga dilandasi landasan praktis sebagai berikut : 1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang dimuat dalam kurikulum. 2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya saling terkait. 3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya. 4. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan pembelajaran yang dirancang secara tematik sehingga siswa akan mampu berpikirteoritis dan pada saat yang sama msmpu berpikir praktis. D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TEMATIK Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik diantaranya : Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan mata pelajaran. b. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih intuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. c. Tema harus disesuaikan dengan perkembangan siswa. d. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukan sebgian minat siswa.
  • 9. e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam rentang waktu belajar. f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat. g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. 2. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran tematik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Guru hendaknya bersikap otoriter “single actor” yang mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran. b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok. c. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran. 3. Dalam proses penilaian pembelajaran tematik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self evaluation) disamping bentuk penilaian lain. b. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan yang telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah disepakati. E. KEUNGGULAN DAN KELEMAHANPEMBELAJARAN TEMATIK Pembeljaran tematik memiliki keunggulan antara lain : 1. Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dan tingkat perkembangan siswa. 2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sesuai dengan dan berolak dari minat dan kebutuhan anak. 3. Seluruh kegiatan lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
  • 10. 4. Pembelajaran tematik dapat menumbuhkembangkan ketrampilan berpikirsiswa. 5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkunganya. 6. Menumbuhkembangkan ketrampilan social siswa seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain. Kelemahan pembelajaran tematik menurut udin Sa’ud dkk (2006) kelemahan-kelemahannya sebagai berikut : 1. Dilihat dari aspek guru, pembelajaran tematik menuntut tersedianya peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas tinggi,ketrampilan metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi. Tanpa adanya kemampuan diatas, pelaksanaan pembelajaran tematik sulit diwujudkan. 2. Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik termasuk memiliki peluang untuk mengembangkan kreatifitas akademik yang menuntut kemampuan belajar siswa yang relative “baik” baik dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. Hal tersebut karena model pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan analitik(memjiwai), kemampuan asosiatif(menghubung-hubungkan) dan kamampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi diatas tidak dimiliki siswa, maka maka pelaksanaan model tersebut sulit diterapkan 3. Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan berguna seperti yang dapat menunjang dan memperkaya serta mempermudah pengembangan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.misalnya perpustakaan, bila hal ini tidak dipenuhi maka akan sulit menerapkan model pembelajaran tersebut. 4. Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya. 5. Dilihat dari system penilaian dan pengukurannya, pembelajaran tematik membutuhkan system penilaian dan pengukuran (objek, indicator, dan prosedur)yang terpadu. 6. Dilihat dari suasana penekanan proses pembelajaran, pembelajaran tematik cenderung mengakibatkan penghilangan pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran.
  • 11. F. MANFAAT PEMBELAJARAN TEMATIK 1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan 2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat dari pada tujuan akhir itu sendiri. 3. Pembelajaran tematik dapat meningkatkan taraf kecakapan berfikir siswa. 4. kemungkinan pembelajaran yang terpisah-pisah sedikit sekali terjadi, karena siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih tematik. 5. pembelajran tematik memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran (transfer of learning). 6. Dengan pemanduan pembelajaran antar mata pelajaran diharapkan penguasan matri pembelajaran akan semakin meningkat. 7. pengalaman belajar antar mata pelajaran sangat positif untuk membentuk pendekatan menyeluruh pembelajaran terhadap ilmu pengetahuan. 8. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dan diperbaiki. 9. Pembelajaran tematik membantu menciptakan struktur kognitif. 10. melalui pembelajaran tematik terjadi kerjasama yang lebuh meningakatantara para guru, para siswa, guru-siswa dan siswa-orang/nara sumber lain;belajar menjadi lebih menyenangkan, belajar dalam situasi lebih nyata dan dalam konteks yang bermakna. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TEMATI Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan belajar bagi siswa. Pengalaman belajar yang menunjukan keterkaitan unsure-unsur konseptual menjadikan pembelajaran lebih efektif. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran tematik(terpadu) (William dalam Udin Sa’ud, 2006). Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topic dan unit tematisnya, Forgaty(1991) mengemukakan bahwa ada sepuluh cara atau modeldalam merencanakan pembelajaran tematik :
  • 12. 1. Model penggalan ( fragmented ) memisah-misahkan disiplin ilmu atas mata pelajaran-mata pelajaran, seperti matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan sebagainya. 2. Model keterhubungan (Connected) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelaaajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. 3. Model sarang (Nested) merupakan pemaduan bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. 4. Model urutan / rangkaian (Sequenced) merupakan model pemaduan topic-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara pararel. 5. Model bagian (Shared) merupakan pemaduan pembelajaran akibat adanya”overlapping”konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. 6. Model jarring laba-laba (Webbed) model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. 7. Model galur (Thereaded) merupakan model pemaduan bentuk ketrampilan. 8. Model ketematikan (Integrated) merupakan pemaduan sejumlah topic dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinyasama dalam sebuah topic tertentu. 9. Model celupan (Immerrsed) model ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan pemakaiannya. 10. Model jaringan (Networked) merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan, pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakanstudy lapangandalam situasi, kondisi maupun konteks yang berbeda-beda. KESIMPULAN Model pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang menunjukan kaitan unsure-unsur konseptual baik didalam maupun antar mata pelajaran, untuk memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi anak. Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan aktifitas berpikir dalam merancang butur-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topic
  • 13. maupun pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu. Atau dengan pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan, merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dari berbagai mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan siswa secara stimulan.