SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Uji Kuat Tarik

        Dalam pengujian tarik tentu terdapat kekuatan tarik.Definisi Kekuatan tarik
adalah kemampuan bahan untuk menereima beban tarik tanpa mengalami kerusakan dan
dinyatakan sebagai tegangan maksimum sebelum putus. Kekuatan tarik pada baja akan
naik seiring dengan naiknya kadar karbon dan paduan.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Tarik :
1.    Kadar Karbon
        Penambahan kadar karbon akan meningkatkan kekerasan suatu bahan. Hal ini
menyebabkan kekuatan bahan juga meningkatkan, namun pertambahan % C hanya
sampai ± 1 %
2.    Heat Treatment
        Heat Treatment berpengaruh pada bentuk buturan.Bila bentuk butiran kecil
maka daya tarik antar atom semakin besar sehingga kekuatan tarik menjadi besar,
sedangkan butiran besar maka daya tarik antar atom semakin kecil sehingga kekuatan
tarik menjadi kecil.
3.    Bidang Slip
        Logam dan paduannya berdeformasi dengan geseran plastis / slip dimana atom
bergeser terhadap bidang atom didekatnya. Deformasi geser ini akan terjadi apabila ada
gaya tekan atau tegangan, karena gaya – gaya tersebut dapat diuraikan menjadi
tegangan geser. Slip dapat terjadi dengan lebih mudah dalam arah kristal atau bidang
tertentu.
        Dalam uji tarik biasa, gerakan kepala silang mesin penguji memaksa benda uji
berada di penjepit.Sebab penjepit harus tetap sebaris. Karena benda uji tidak dapat
berubah bentuk secara bebas dengan luncuran merata di tiap –tiap bidang slip sepanjang
ukuran benda uji
4.    Homogenitas ( kesamaan partikel logam )
        Homogenitas suatu bahan atau material akan terpengaruh terhadap gaya ikatan
antar atomnya. Untuk material dengan tingkat homogenitas yang tinggi maka gaya ikat
antar atom juga tinggi sehinggaa kekuatan tariknya juga tinggi.
5.   Kecepatan Pendinginan
       Semakin cepat pendinginan yang dilakukan maka kekerasan akan meningkat
begitu pula dengan kekuatan tarikannya juga kecil.
6.   Konduktifitas Fermal Bahan
       Konduktifitas Fermal yang kecil akan memperlambat laju pendinginan sehingga
kekerasan baja kecil begitu juga dengan kekuatan tariknya juga kecil
7.   Unsur Paduan
       Adanya unsur paduan yang pada umumnya dapat bersenyawa dengan baja atau
bahan seperti, Nikel, Chronium dan Mangan dapat meningkatkan kekuatan tarik karena
unsur paduan tersebut memiliki sifat keras.
8.   Ukuran Butir
       Ukuran butiran yang besar bersifat ductive dibandingkan dengan butir yang
halus.Ukuran butir yang halus memiliki sifat yang keras sehingga kekuatan tarik besar.
9.   Dimensi Bahan
       Pada dimensi bahan yang kecil kecepatan pendinginannya lebih besar jadi
kekerasan besar dan kekuatan tarik besar, jadi kekesaran besar da n kekuatan tarik besar
begitu juga sebaliknya.Dalam uji kuat tarik ini didapatkan data tegangan dan regangan.




                              Gambar 1 : Mesin Uji Tarik
            Sumber : Lab. Pengujian Bahan Teknik Mesin Univ. Brawijaya
Hubungan tegangan dan regangan dapat diketahui dengan jelas pada diagram
tegangan regangan yang didasarkan dari data yang diperoleh dalam pengujian tarik.




                        Gambar 2 : Diagram Tegangan Regangan

Tegangan tarik didefinisikan sebagai distribusi gaya tarik persatuan luas penampang
bahan yang dirumuskan dengan :

                                      dt = P/A

Regangan dirumuskan

            ε = ∆ℓ / Lo

Ket :

dt      = Tegangan tarik ( N/cm2 )

P       = Beban tarik ( W )

A       = Luas penampang ( cm2)

∆ℓ      = Pertambahan
ε         = Regangan,

Lo        = Panjang awal

          Pengujian kuat tarik dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength)
dari percontohan batu berbentuk silinder secara tidak langsung.Alat yang digunakan
adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan.




                             Gambar 3 : Pengujian Kuat Tarik

Dengan rumus kuat tarik :




          Sifat mekanik batuan yang diperoleh dari uji ini adalah kuat tarik batuan
(σt).Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik contoh
batuan di laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik tak
langsung.Metode kuat tarik tak langsung merupakan uji yang paling sering
digunakan.Hal ini disebabkan uji ini lebih mudah dan murah daripada uji kuat tarik
langsung.Salah satu uji kuat tarik tak langsung adalah Brazilian test.Pada uji brazilian,
kuat tarik batuan dapat ditentukan berdasarkan persamaan:

σt= 2.F                        π.D.L
Keterangan :

σt = Kuat tarik batuan (MPa)

F = Gaya maksimum yang dapat ditahan batuan (KN)

D = Diameter contoh batuan (mm)

L = Tebal batuan (mm)

       Uji kuat tarik ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk
menekancontoh batu yang berbentuk silinder, balok atau prisma dari satuarah (uniaxial).
Penyebaran tegangan di dalam contoh batu secarateoritis adalah searah dengan gaya
yang dikenakan pada contohtersebut. Tetapi dalam kenyataannya arah tegangan tidak
searahdengan gaya yang dikenakan pada contoh tersebut karena adapengaruh dari plat
penekan mesin tekan yang menghimpitcontoh. Sehingga bentuk pecahan tidak
berbentuk bidang pecah yangsearah dengan gaya melainkan berbentuk kerucut (Gambar
4).




          Gambar 4 : Proses Uji Kuat Tarik dalam menggunakan mesin tekan

       Dalam kehidupan sehari-hari pemakaian logam biasanya berdasarkan sifat yang
dimiliki logam tersebut contoh pada pembuatan konstruksi untuk jembatan dibutuhkan
logam yang kuat dan tangguh berbeda dengan pemakaian logam untuk pagar rumah
yang tidak terlalu memperhatikan sifat mekaniknya.Contoh-contoh sifat mekanik adalah
kekuatan tarik, kekerasan, keuletan dan ketangguhan.Pengujian sifat-sifat mekanik ini
dapat dilakukan dengan pengujian mekanik.Salah satu pengujian yang digunakan untuk
mengetahui sifat mekanis logam adalah uji tarik (tensile test).Uji tarik adalah suatu
metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara
memberikan beban gaya yang berlawanan arah. Hasil yang didapatkan dari pengujian
tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data
kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu
material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Sifat mekanis logam yang
dapat diketahui setelah proses pengujian ini seperti kekuatan tarik, keuletan dan
ketangguhan.Pengujian tarik sangat dibutuhkan untuk menentukan desain suatu produk
karena menghasilkan data kekuatan material.Pengujian tarik banyak dilakukan untuk
melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data
pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat diukur
ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan.

       Pengujian tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk
dilakukan, karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi
mengenai sifat-sifat logam. Dalam bidang industri juga diperlukan pengujian tarik ini
untuk mempertimbangkan faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup dalam
proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi proses selanjutnya. Oleh
karena pentingnya pengujian tarik ini, kita sebagai mahasiswa metalurgi hendaknya
mengetahui mengenai pengujian ini.Dengan adanya kurva tegangan regangan kita
dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus elastisitas,
ketangguhan, dan lain-lain.Pada pegujian tarik ini kita juga harus mengetahui dampak
pengujian terhadap sifat mekanis dan fisik suatu logam.Dengan mengetahui
parameter-parameter tersebut maka kita dapat data dasar mengenai kekuatan suatu
bahan atau logam.

1 Uji Tarik

        Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang berlawanan arah dalam
satu garis lurus..Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk
rekayasa teknik dan desain produk karena mengahasilkan data kekuatan material.
Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya
statis yang diberikan secara lambat.Pemberian beban pada kedua arah sumbunya
diberi beban yang sama besarnya. Beban yang diberikan pada bahan yang di uji
ditransmisikan pada pegangan bahan yang di uji. Dimensi dan ukuran pada benda uji
disesuaikan dengan standar baku pengujian.
2. Sifat-Sifat Logam Pada Uji Tarik (Tensile Properties)

        Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material,
khususnya logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian
tarik adalah sebagai berikut:

       a. Kekuatan tarik
       b. Kuat luluh dari material
       c. Keuletan dari material
       d. Modulus elastic dari material
       e. Kelentingan dari suatu material
       f. Ketangguhan.
   a. Kekuatan Tarik
              Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile
      Strength) (UTS) adalah beban maksimum dibagi luas penampang lintang awal
      benda uji.di mana Su = Kuat tarikPmaks = Beban maksimumA0 = Luas
      penampang awal Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus
      dikaitkan dengan beban maksimum dimana logam dapat menahan sesumbu
      untuk keadaan yang sangat terbatas. Tegangan tarik adalah nilai yang paling
      sering dituliskan sebagai hasil suatu uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilai
      tersebut kurang bersifat mendasar dalam kaitannya dengan kekuatan
      bahan.Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan
      beban maksimum, di mana logam dapat menahan beban sesumbu untuk
      keadaan yang sangat terbatas.Akan ditunjukkan bahwa nilai tersebut kaitannya
      dengan kekuatan logam kecil sekali kegunaannya untuk tegangan yang lebih
      kompleks, yakni yang biasanya ditemui.Untuk berapa lama, telah menjadi
      kebiasaan mendasarkan kekuatan struktur pada kekuatan tarik, dikurangi
      dengan faktor keamanan yang sesuai.Kecenderungan yang banyak ditemui
      adalah menggunakan pendekatan yang lebih rasional yakni mendasarkan
      rancangan statis logam yang liat pada kekuatan luluhnya.Akan tetapi, karena
      jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik untuk menentukan kekuatan
      bahan, maka metode ini lebih banyak dikenal, dan merupakan metode
      identifikasi bahan yang sangat berguna, mirip dengan kegunaan komposisi
      kimia untuk mengenali logam atau bahan.Selanjutnya, karena kekuatan tarik
      mudah ditentukan dan merupakan sifat yang mudah dihasilkan kembali
      (reproducible).Kekuatan tersebut berguna untuk keperluan spesifikasi dan
      kontrol kualitas bahan.Korelasi empiris yang diperluas antara kekuatan tarik
      dan sifat-sifat bahan misalnya kekerasan dan kekuatan lelah, sering
dipergunakan.Untuk bahan-bahan yang getas, kekuatan tarik merupakan
   kriteria yang tepat untuk keperluan perancangan.
b. Pengukuran Batas Luluh (Yielding)
           Batas luluh adalah titik yang menunjukkan perubahan dari deformasi
   elastis ke deformasi plastis.Tegangan dimana deformasi atau batas luluh mulai
   teramati tergantung pada kepekaan pengukuran regangan.Telah digunakan
   berbagai kriteria permulaan batas luluh tergantung pada ketelitian pengukuran
   tegangan dan data-data yang digunakan.
   1. Batas elastik sejati berdasarkan pada pengukuran regangan mikro pada skala
   regangan 2 X 10-6 inci/inci. Batas elastik nilainya sangat rendah dan dikaitkan
   dengan gerakan beberapa ratus dislokasi.
   2. Batas proporsional adalah tegangan tertinggi untuk daerah hubungan
   proporsional antara tegangan-regangan. Harga ini diperoleh dengan cara
   mengamati penyimpangan dari bagian garis lurus kurva tegangan-regangan.
   3. Batas elastik adalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh bahan
   tanpa terjadi regangan sisa permanen yang terukur pada saat beban telah
   ditiadakan. Dengan bertambahnya ketelitian pengukuran regangan, nilai batas
   elastiknya menurun hingga suatu batas yang sama dengan batas elastik sejati
   yang diperoleh dengan cara pengukuran regangan mikro. Dengan ketelitian
   regangan yang sering digunakan pada kuliah rekayasa (10-4 inci/inci), batas
   elastik lebih besar daripada batas proporsional.Penentuan batas elastik
   memerlukan prosedur pengujian yang diberi beban-tak diberi beban (loading-
   unloading) yang membosankan.
   4. Kekuatan luluh adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
   sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Definisi yang sering digunakan
   untuk sifat ini adalah kekuatan luluh ofset ditentukan oleh tegangan yang
   berkaitan dengan perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis
   yang sejajar dengan elastis ofset kurva oleh regangan tertentu. Di Amerika
   Serikat ofset biasanya ditentukan sebagai regangan 0,2 atau 0,1 persen (e =
   0,002 atau 0,001).so = F (ofset regangan = 0,002) .............................(2) AoCara
   yang baik untuk mengamati kekuatan luluh ofset adalah setelah benda uji
   diberi pembebanan hingga 0,2% kekuatan luluh ofset dan kemudian pada saat
   beban ditiadakan maka benda ujinya akan bertambah panjang 0,1 sampai
   dengan 0,2%, lebih panjang daripada saat dalam keadaan diam.
   Tegangan ofset di Britania Raya sering dinyatakan sebagai tegangan uji (proff
   stress), di mana harga ofsetnya 0,1% atau 0,5%. Kekuatan luluh yang diperoleh
   dengan metode ofset biasanya dipergunakan untuk perancangan dan
   keperluan spesifikasi, karena metode tersebut terhindar dari kesukaran dalam
pengukuran       batas      elastik      atau       batas       proporsional.
  Beberapa bahan pada dasarnya tidak mempunyai bagian linier pada kurva
  tegangan-regangannya, misal tembaga lunak atau besi cor kelabu. Untuk
  bahan-bahan demikian, metode ofset tidak dapat digunakan dan untuk
  pemakaian praktis, kekuatan luluh didefinisikan sebagai tegangan yang
  diperlukan untuk menghasilkan regangan total tertentu, misalnya ε = 0,005.

c. Pengukuran Keuletan.

         Keuleten adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban pada
  daerah plastis tanpa terjadi perpatahan. Secara umum pengukuran keliatan
  dilakukan untuk memenuhi kepentingan tiga buah hal:

  1. Untuk menunjukan perpanjangan di mana suatu logam dapat berdeformasi
  tanpa terjadi patah dalam suatu proses suatu pembentukan logam, misalnya
  pengerolan dan ekstrusi.
  2. Untuk memberi petunjuk secara umum kepada perancang mengenai
  kemampuan logam untuk mengalir secara pelastis sebelum patah.
  3. Sebagai petunjuk adanya perubahan permukaan kemurnian atau kondisi
  pengolahan.

d. Modulus Elastisitas

           Modulus Elastisitas adalah ukuran kekuatan suatu bahan akan
  keelastisitasannya. Makin besar modulus, makin kecil regangan elastik yang
  dihasilkan akibat pemberian tegangan.Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya
  ikat antar atom, karena gaya-gaya ini tidak dapat dirubah tanpa terjadi
  perubahan mendasar pada sifat bahannya. Maka modulus elastisitas salah satu
  sifat-sifat mekanik yang tidak dapat diubah. Sifat ini hanya sedikit berubah oleh
  adanya penambahan paduan, perlakuan panas, atau pengerjaan dingin.Secara
  matematis      persamaan       modulus     elastic     dapat    ditulis    sebagai
  berikut.……………………………………….                  (3)dimana            =         tegangan
  ε = regangan

e. Kelentingan (Resilience)

         Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi
  pada waktu berdeformasi secara elastis dan kembali ke bentuk awal apabila
  bebannya dihilangkan.Kelentingan biasanya dinyatakan sebagai modulus
  kelentingan, yakni energi regangan tiap satuan volume yang dibutuhkan untuk
  menekan bahan dari tegangan nol hingga tegangan luluh σ0.Untuk
menentukan nilai modulus kelentingan dapat dapat digunakan persamaan
 sebagai berikut.

 U0 = ½ σx ex ................................................. ....... (4)

 Dari definisi diatas , modulus kelentingan adalah :

 UR = ½ soeo = ½ so so = so2 ................... (5)

 E 2E

 Persamaan ini menunjukan bahwa bahan ideal untuk menahan beban ebergi
 pada pemakaian di mana bahan tidak mengalami deformasi permanen, misal
 pegas mekanik, adalah data bahan yang memiliki tegangan luluh tinggi dan
 modulus elastisitas rendah.Tabel 2 memberikan beberapa modulus kelentingan
 untuk berbagai bahan.

f. Ketangguhan (Toughness)
           Ketangguhan (Toughness) adalah kemampuan menyerap energi pada
   daerah plastik.Kemampuan untuk menahan beban yang kadang-kadang diatas
   tegangan luluh tanpa terjadi patah, dan khususnya diperlukan pada bagian–
   bagian rantai, roda gigi, kopling mobil barang, dan cangkuk kran.Pada
   umumnya ketangguhan menggunakan konsep yang sukar dibuktikan atau
   didefinisikan.Salah satu menyatakan ketangguhan adalah meninjau luas
   keseluruhan daerah di bawah kurva tegangan-regangan.Luas ini menunjukan
   jumlah energi tiap satuan volume yang dapat dikenakan kepada bahan tanpa
   mengakibatkan pecah.Baja pegas karbon tinggi mempunyai kekuatan luluh dan
   kekuatan tarik lebih tinggi dibandingkan baja struktur karbon menengah. Akan
   tetapi baja struktur lebih liat dan memiliki perpanjangan total lebih besar. Luas
   keseluruhan daerah dibawah kurva tegangan-regangan lebih besar untuk baja
   struktur, oleh karena itu baja struktur merupakan bahan yang lebih tangguh.Hal
   ini menunjukan bahwa ketangguhan adalah parameter yang terdiri dari dua hal
   yakni tegangan dan keliatan. Terdapat beberapa cara pendekatan matematik
   untuk menentukan luas daerah di bawah kurva tegangan- regangan. Luas
   dibawah kurva dapat didekati dengan persamaan- persamaan berikut :
           UT ≈ su ef ...................................... (6)
           UT ≈ so + su ef .......................................... (7)
Untuk logam- logam getas, kadang-kadang tegangan-regangan dianggap
sebagai parabola, dan luas daerah di bawah kurva diberikan oleh persamaan
UT = 2/3 su ef ........................................... (8)
       Semua hubungan diatas hanya cara pendekatan untuk mengetahui luas
daerah di bawah kurva regangan–tegangan. Kurva-kurva tersebut tidak
menggambarkan perilaku yang sejati pada daerah plastis, karena pembuatan
kurva didasarkan pada luas semula benda uji.
Kesimpulan

       Dalam pengujian tarik tentu terdapat kekuatan tarik.Definisi Kekuatan tarik
adalah kemampuan bahan untuk menereima beban tarik tanpa mengalami kerusakan dan
dinyatakan sebagai tegangan maksimum sebelum putus. Kekuatan tarik pada baja akan
naik seiring dengan naiknya kadar karbon dan paduan.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Tarik :
   1. Kadar karbon
   2. Heat treatmen
   3. Bidang slip
   4. Homogenesis
   5. Kecepatan pendinginan
   6. Konduktifitas fermal bahan
   7. Unsur paduan
   8. Ukuran butir
   9. Dimensi bahan

More Related Content

What's hot

Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoranChache Go
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramikAgam Real
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Endang Saefullah
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1555
 
Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Putri Mawardani
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaMuhamad Awal
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Rumah Belajar
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9Marfizal Marfizal
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANHettyk Sari
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 

What's hot (20)

Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Uji berat titik (point load test) UNPAR
Uji berat titik (point load test) UNPARUji berat titik (point load test) UNPAR
Uji berat titik (point load test) UNPAR
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
C.tegangan dan-regangan1
C.tegangan dan-regangan1C.tegangan dan-regangan1
C.tegangan dan-regangan1
 
Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nya
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
 
Tugas pengujian material
Tugas pengujian materialTugas pengujian material
Tugas pengujian material
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
Awal triaxial
Awal triaxialAwal triaxial
Awal triaxial
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 

Viewers also liked

Standard grade roles and functions
Standard grade   roles and functionsStandard grade   roles and functions
Standard grade roles and functionsnmcquade
 
Corporate_Training at CETPA Campus for IBM AIX 6.1
Corporate_Training at CETPA Campus for IBM AIX 6.1Corporate_Training at CETPA Campus for IBM AIX 6.1
Corporate_Training at CETPA Campus for IBM AIX 6.1Vikash Kumar
 
Strengthen your strengths (shared using VisualBee)
Strengthen your strengths  
(shared using VisualBee)Strengthen your strengths  
(shared using VisualBee)
Strengthen your strengths (shared using VisualBee)Hyun-soo Moon
 
2014 world label awards presentation
2014 world label awards presentation2014 world label awards presentation
2014 world label awards presentationTLMI
 
New microsoft power point presentation
New microsoft power point presentationNew microsoft power point presentation
New microsoft power point presentationXinyan Yu
 
Smart goal presentation!
Smart goal presentation!Smart goal presentation!
Smart goal presentation!Casey Ryan
 
The BIG Event - Canadian Mining Expo
The BIG Event - Canadian Mining ExpoThe BIG Event - Canadian Mining Expo
The BIG Event - Canadian Mining Expoprimero_mining
 
Machine Learning
Machine LearningMachine Learning
Machine LearningShrey Malik
 
【官方正版】红米发布会精华版Ppt
【官方正版】红米发布会精华版Ppt【官方正版】红米发布会精华版Ppt
【官方正版】红米发布会精华版PptGina Gu
 
Q3 2013 presentation final
Q3 2013 presentation finalQ3 2013 presentation final
Q3 2013 presentation finalprimero_mining
 
Pašv sad saldus_101111
Pašv sad saldus_101111Pašv sad saldus_101111
Pašv sad saldus_101111egilsdo
 

Viewers also liked (20)

3547358436
35473584363547358436
3547358436
 
Internet
InternetInternet
Internet
 
Standard grade roles and functions
Standard grade   roles and functionsStandard grade   roles and functions
Standard grade roles and functions
 
Corporate_Training at CETPA Campus for IBM AIX 6.1
Corporate_Training at CETPA Campus for IBM AIX 6.1Corporate_Training at CETPA Campus for IBM AIX 6.1
Corporate_Training at CETPA Campus for IBM AIX 6.1
 
Minnesota Faculty Teaching Contract mscf final 2013_2015
Minnesota Faculty Teaching Contract mscf final 2013_2015Minnesota Faculty Teaching Contract mscf final 2013_2015
Minnesota Faculty Teaching Contract mscf final 2013_2015
 
Strengthen your strengths (shared using VisualBee)
Strengthen your strengths  
(shared using VisualBee)Strengthen your strengths  
(shared using VisualBee)
Strengthen your strengths (shared using VisualBee)
 
2014 world label awards presentation
2014 world label awards presentation2014 world label awards presentation
2014 world label awards presentation
 
Unix commands
Unix commandsUnix commands
Unix commands
 
New microsoft power point presentation
New microsoft power point presentationNew microsoft power point presentation
New microsoft power point presentation
 
2012 aug 28 issue 60
2012 aug 28 issue 602012 aug 28 issue 60
2012 aug 28 issue 60
 
Smart goal presentation!
Smart goal presentation!Smart goal presentation!
Smart goal presentation!
 
Status update 1
Status update 1Status update 1
Status update 1
 
The BIG Event - Canadian Mining Expo
The BIG Event - Canadian Mining ExpoThe BIG Event - Canadian Mining Expo
The BIG Event - Canadian Mining Expo
 
We didn't watch tv
We didn't watch tvWe didn't watch tv
We didn't watch tv
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
 
Machine Learning
Machine LearningMachine Learning
Machine Learning
 
【官方正版】红米发布会精华版Ppt
【官方正版】红米发布会精华版Ppt【官方正版】红米发布会精华版Ppt
【官方正版】红米发布会精华版Ppt
 
Q3 2013 presentation final
Q3 2013 presentation finalQ3 2013 presentation final
Q3 2013 presentation final
 
Pašv sad saldus_101111
Pašv sad saldus_101111Pašv sad saldus_101111
Pašv sad saldus_101111
 
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
 

Similar to Isi makalah uji kuat tarik

Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikBadrul Qomar
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanTri Lestari
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Feby Aulia
 
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdfRismanYusuf1
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docxumammuhammad27
 
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Michael Kenny
 
LAPORAN IMPAK.docx
LAPORAN IMPAK.docxLAPORAN IMPAK.docx
LAPORAN IMPAK.docxSasKba
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikHera Rosdiana
 
Praktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagPraktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagwennma
 
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.pptBab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.pptParyantoDwiSetyawan
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)indra mawan
 
Diktat pengujian material
Diktat pengujian materialDiktat pengujian material
Diktat pengujian materialOmpu Kurniawan
 
Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)andrinofa
 
Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Mochamad Nurcholis
 

Similar to Isi makalah uji kuat tarik (20)

Pengbang redesain
Pengbang redesainPengbang redesain
Pengbang redesain
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarik
 
Sifat material1
Sifat material1Sifat material1
Sifat material1
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahan
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012
 
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
 
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
 
LAPORAN IMPAK.docx
LAPORAN IMPAK.docxLAPORAN IMPAK.docx
LAPORAN IMPAK.docx
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
 
Praktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagPraktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untag
 
D047268825
D047268825D047268825
D047268825
 
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.pptBab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
 
16 17
16 1716 17
16 17
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
 
Diktat pengujian material
Diktat pengujian materialDiktat pengujian material
Diktat pengujian material
 
Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)
 
Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)
 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
 

More from Sylvester Saragih

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Sylvester Saragih
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Sylvester Saragih
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...Sylvester Saragih
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriSylvester Saragih
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Sylvester Saragih
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Sylvester Saragih
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubaraSylvester Saragih
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangSylvester Saragih
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Sylvester Saragih
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Sylvester Saragih
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Sylvester Saragih
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Sylvester Saragih
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanSylvester Saragih
 

More from Sylvester Saragih (20)

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara
 
Kamus istilah tambang
Kamus istilah tambangKamus istilah tambang
Kamus istilah tambang
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
 
Mine plan
Mine planMine plan
Mine plan
 
Ptm
PtmPtm
Ptm
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
Humprey spiral 2
Humprey spiral 2Humprey spiral 2
Humprey spiral 2
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
 
Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8
 
Bahan kuliah materi 7
Bahan kuliah materi 7Bahan kuliah materi 7
Bahan kuliah materi 7
 
Bahan kuliah 6
Bahan kuliah 6Bahan kuliah 6
Bahan kuliah 6
 

Recently uploaded

presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Isi makalah uji kuat tarik

  • 1. Uji Kuat Tarik Dalam pengujian tarik tentu terdapat kekuatan tarik.Definisi Kekuatan tarik adalah kemampuan bahan untuk menereima beban tarik tanpa mengalami kerusakan dan dinyatakan sebagai tegangan maksimum sebelum putus. Kekuatan tarik pada baja akan naik seiring dengan naiknya kadar karbon dan paduan. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Tarik : 1. Kadar Karbon Penambahan kadar karbon akan meningkatkan kekerasan suatu bahan. Hal ini menyebabkan kekuatan bahan juga meningkatkan, namun pertambahan % C hanya sampai ± 1 % 2. Heat Treatment Heat Treatment berpengaruh pada bentuk buturan.Bila bentuk butiran kecil maka daya tarik antar atom semakin besar sehingga kekuatan tarik menjadi besar, sedangkan butiran besar maka daya tarik antar atom semakin kecil sehingga kekuatan tarik menjadi kecil. 3. Bidang Slip Logam dan paduannya berdeformasi dengan geseran plastis / slip dimana atom bergeser terhadap bidang atom didekatnya. Deformasi geser ini akan terjadi apabila ada gaya tekan atau tegangan, karena gaya – gaya tersebut dapat diuraikan menjadi tegangan geser. Slip dapat terjadi dengan lebih mudah dalam arah kristal atau bidang tertentu. Dalam uji tarik biasa, gerakan kepala silang mesin penguji memaksa benda uji berada di penjepit.Sebab penjepit harus tetap sebaris. Karena benda uji tidak dapat berubah bentuk secara bebas dengan luncuran merata di tiap –tiap bidang slip sepanjang ukuran benda uji 4. Homogenitas ( kesamaan partikel logam ) Homogenitas suatu bahan atau material akan terpengaruh terhadap gaya ikatan antar atomnya. Untuk material dengan tingkat homogenitas yang tinggi maka gaya ikat antar atom juga tinggi sehinggaa kekuatan tariknya juga tinggi.
  • 2. 5. Kecepatan Pendinginan Semakin cepat pendinginan yang dilakukan maka kekerasan akan meningkat begitu pula dengan kekuatan tarikannya juga kecil. 6. Konduktifitas Fermal Bahan Konduktifitas Fermal yang kecil akan memperlambat laju pendinginan sehingga kekerasan baja kecil begitu juga dengan kekuatan tariknya juga kecil 7. Unsur Paduan Adanya unsur paduan yang pada umumnya dapat bersenyawa dengan baja atau bahan seperti, Nikel, Chronium dan Mangan dapat meningkatkan kekuatan tarik karena unsur paduan tersebut memiliki sifat keras. 8. Ukuran Butir Ukuran butiran yang besar bersifat ductive dibandingkan dengan butir yang halus.Ukuran butir yang halus memiliki sifat yang keras sehingga kekuatan tarik besar. 9. Dimensi Bahan Pada dimensi bahan yang kecil kecepatan pendinginannya lebih besar jadi kekerasan besar dan kekuatan tarik besar, jadi kekesaran besar da n kekuatan tarik besar begitu juga sebaliknya.Dalam uji kuat tarik ini didapatkan data tegangan dan regangan. Gambar 1 : Mesin Uji Tarik Sumber : Lab. Pengujian Bahan Teknik Mesin Univ. Brawijaya
  • 3. Hubungan tegangan dan regangan dapat diketahui dengan jelas pada diagram tegangan regangan yang didasarkan dari data yang diperoleh dalam pengujian tarik. Gambar 2 : Diagram Tegangan Regangan Tegangan tarik didefinisikan sebagai distribusi gaya tarik persatuan luas penampang bahan yang dirumuskan dengan : dt = P/A Regangan dirumuskan ε = ∆ℓ / Lo Ket : dt = Tegangan tarik ( N/cm2 ) P = Beban tarik ( W ) A = Luas penampang ( cm2) ∆ℓ = Pertambahan
  • 4. ε = Regangan, Lo = Panjang awal Pengujian kuat tarik dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari percontohan batu berbentuk silinder secara tidak langsung.Alat yang digunakan adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan. Gambar 3 : Pengujian Kuat Tarik Dengan rumus kuat tarik : Sifat mekanik batuan yang diperoleh dari uji ini adalah kuat tarik batuan (σt).Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik contoh batuan di laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik tak langsung.Metode kuat tarik tak langsung merupakan uji yang paling sering digunakan.Hal ini disebabkan uji ini lebih mudah dan murah daripada uji kuat tarik langsung.Salah satu uji kuat tarik tak langsung adalah Brazilian test.Pada uji brazilian, kuat tarik batuan dapat ditentukan berdasarkan persamaan: σt= 2.F π.D.L
  • 5. Keterangan : σt = Kuat tarik batuan (MPa) F = Gaya maksimum yang dapat ditahan batuan (KN) D = Diameter contoh batuan (mm) L = Tebal batuan (mm) Uji kuat tarik ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekancontoh batu yang berbentuk silinder, balok atau prisma dari satuarah (uniaxial). Penyebaran tegangan di dalam contoh batu secarateoritis adalah searah dengan gaya yang dikenakan pada contohtersebut. Tetapi dalam kenyataannya arah tegangan tidak searahdengan gaya yang dikenakan pada contoh tersebut karena adapengaruh dari plat penekan mesin tekan yang menghimpitcontoh. Sehingga bentuk pecahan tidak berbentuk bidang pecah yangsearah dengan gaya melainkan berbentuk kerucut (Gambar 4). Gambar 4 : Proses Uji Kuat Tarik dalam menggunakan mesin tekan Dalam kehidupan sehari-hari pemakaian logam biasanya berdasarkan sifat yang dimiliki logam tersebut contoh pada pembuatan konstruksi untuk jembatan dibutuhkan logam yang kuat dan tangguh berbeda dengan pemakaian logam untuk pagar rumah
  • 6. yang tidak terlalu memperhatikan sifat mekaniknya.Contoh-contoh sifat mekanik adalah kekuatan tarik, kekerasan, keuletan dan ketangguhan.Pengujian sifat-sifat mekanik ini dapat dilakukan dengan pengujian mekanik.Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui sifat mekanis logam adalah uji tarik (tensile test).Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang berlawanan arah. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Sifat mekanis logam yang dapat diketahui setelah proses pengujian ini seperti kekuatan tarik, keuletan dan ketangguhan.Pengujian tarik sangat dibutuhkan untuk menentukan desain suatu produk karena menghasilkan data kekuatan material.Pengujian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan. Pengujian tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk dilakukan, karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai sifat-sifat logam. Dalam bidang industri juga diperlukan pengujian tarik ini untuk mempertimbangkan faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup dalam proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi proses selanjutnya. Oleh karena pentingnya pengujian tarik ini, kita sebagai mahasiswa metalurgi hendaknya mengetahui mengenai pengujian ini.Dengan adanya kurva tegangan regangan kita dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus elastisitas, ketangguhan, dan lain-lain.Pada pegujian tarik ini kita juga harus mengetahui dampak pengujian terhadap sifat mekanis dan fisik suatu logam.Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut maka kita dapat data dasar mengenai kekuatan suatu bahan atau logam. 1 Uji Tarik Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang berlawanan arah dalam satu garis lurus..Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahasilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Pemberian beban pada kedua arah sumbunya diberi beban yang sama besarnya. Beban yang diberikan pada bahan yang di uji ditransmisikan pada pegangan bahan yang di uji. Dimensi dan ukuran pada benda uji disesuaikan dengan standar baku pengujian.
  • 7. 2. Sifat-Sifat Logam Pada Uji Tarik (Tensile Properties) Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material, khususnya logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian tarik adalah sebagai berikut: a. Kekuatan tarik b. Kuat luluh dari material c. Keuletan dari material d. Modulus elastic dari material e. Kelentingan dari suatu material f. Ketangguhan. a. Kekuatan Tarik Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strength) (UTS) adalah beban maksimum dibagi luas penampang lintang awal benda uji.di mana Su = Kuat tarikPmaks = Beban maksimumA0 = Luas penampang awal Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum dimana logam dapat menahan sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas. Tegangan tarik adalah nilai yang paling sering dituliskan sebagai hasil suatu uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilai tersebut kurang bersifat mendasar dalam kaitannya dengan kekuatan bahan.Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum, di mana logam dapat menahan beban sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas.Akan ditunjukkan bahwa nilai tersebut kaitannya dengan kekuatan logam kecil sekali kegunaannya untuk tegangan yang lebih kompleks, yakni yang biasanya ditemui.Untuk berapa lama, telah menjadi kebiasaan mendasarkan kekuatan struktur pada kekuatan tarik, dikurangi dengan faktor keamanan yang sesuai.Kecenderungan yang banyak ditemui adalah menggunakan pendekatan yang lebih rasional yakni mendasarkan rancangan statis logam yang liat pada kekuatan luluhnya.Akan tetapi, karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik untuk menentukan kekuatan bahan, maka metode ini lebih banyak dikenal, dan merupakan metode identifikasi bahan yang sangat berguna, mirip dengan kegunaan komposisi kimia untuk mengenali logam atau bahan.Selanjutnya, karena kekuatan tarik mudah ditentukan dan merupakan sifat yang mudah dihasilkan kembali (reproducible).Kekuatan tersebut berguna untuk keperluan spesifikasi dan kontrol kualitas bahan.Korelasi empiris yang diperluas antara kekuatan tarik dan sifat-sifat bahan misalnya kekerasan dan kekuatan lelah, sering
  • 8. dipergunakan.Untuk bahan-bahan yang getas, kekuatan tarik merupakan kriteria yang tepat untuk keperluan perancangan. b. Pengukuran Batas Luluh (Yielding) Batas luluh adalah titik yang menunjukkan perubahan dari deformasi elastis ke deformasi plastis.Tegangan dimana deformasi atau batas luluh mulai teramati tergantung pada kepekaan pengukuran regangan.Telah digunakan berbagai kriteria permulaan batas luluh tergantung pada ketelitian pengukuran tegangan dan data-data yang digunakan. 1. Batas elastik sejati berdasarkan pada pengukuran regangan mikro pada skala regangan 2 X 10-6 inci/inci. Batas elastik nilainya sangat rendah dan dikaitkan dengan gerakan beberapa ratus dislokasi. 2. Batas proporsional adalah tegangan tertinggi untuk daerah hubungan proporsional antara tegangan-regangan. Harga ini diperoleh dengan cara mengamati penyimpangan dari bagian garis lurus kurva tegangan-regangan. 3. Batas elastik adalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh bahan tanpa terjadi regangan sisa permanen yang terukur pada saat beban telah ditiadakan. Dengan bertambahnya ketelitian pengukuran regangan, nilai batas elastiknya menurun hingga suatu batas yang sama dengan batas elastik sejati yang diperoleh dengan cara pengukuran regangan mikro. Dengan ketelitian regangan yang sering digunakan pada kuliah rekayasa (10-4 inci/inci), batas elastik lebih besar daripada batas proporsional.Penentuan batas elastik memerlukan prosedur pengujian yang diberi beban-tak diberi beban (loading- unloading) yang membosankan. 4. Kekuatan luluh adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Definisi yang sering digunakan untuk sifat ini adalah kekuatan luluh ofset ditentukan oleh tegangan yang berkaitan dengan perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis yang sejajar dengan elastis ofset kurva oleh regangan tertentu. Di Amerika Serikat ofset biasanya ditentukan sebagai regangan 0,2 atau 0,1 persen (e = 0,002 atau 0,001).so = F (ofset regangan = 0,002) .............................(2) AoCara yang baik untuk mengamati kekuatan luluh ofset adalah setelah benda uji diberi pembebanan hingga 0,2% kekuatan luluh ofset dan kemudian pada saat beban ditiadakan maka benda ujinya akan bertambah panjang 0,1 sampai dengan 0,2%, lebih panjang daripada saat dalam keadaan diam. Tegangan ofset di Britania Raya sering dinyatakan sebagai tegangan uji (proff stress), di mana harga ofsetnya 0,1% atau 0,5%. Kekuatan luluh yang diperoleh dengan metode ofset biasanya dipergunakan untuk perancangan dan keperluan spesifikasi, karena metode tersebut terhindar dari kesukaran dalam
  • 9. pengukuran batas elastik atau batas proporsional. Beberapa bahan pada dasarnya tidak mempunyai bagian linier pada kurva tegangan-regangannya, misal tembaga lunak atau besi cor kelabu. Untuk bahan-bahan demikian, metode ofset tidak dapat digunakan dan untuk pemakaian praktis, kekuatan luluh didefinisikan sebagai tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan regangan total tertentu, misalnya ε = 0,005. c. Pengukuran Keuletan. Keuleten adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban pada daerah plastis tanpa terjadi perpatahan. Secara umum pengukuran keliatan dilakukan untuk memenuhi kepentingan tiga buah hal: 1. Untuk menunjukan perpanjangan di mana suatu logam dapat berdeformasi tanpa terjadi patah dalam suatu proses suatu pembentukan logam, misalnya pengerolan dan ekstrusi. 2. Untuk memberi petunjuk secara umum kepada perancang mengenai kemampuan logam untuk mengalir secara pelastis sebelum patah. 3. Sebagai petunjuk adanya perubahan permukaan kemurnian atau kondisi pengolahan. d. Modulus Elastisitas Modulus Elastisitas adalah ukuran kekuatan suatu bahan akan keelastisitasannya. Makin besar modulus, makin kecil regangan elastik yang dihasilkan akibat pemberian tegangan.Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya ikat antar atom, karena gaya-gaya ini tidak dapat dirubah tanpa terjadi perubahan mendasar pada sifat bahannya. Maka modulus elastisitas salah satu sifat-sifat mekanik yang tidak dapat diubah. Sifat ini hanya sedikit berubah oleh adanya penambahan paduan, perlakuan panas, atau pengerjaan dingin.Secara matematis persamaan modulus elastic dapat ditulis sebagai berikut.………………………………………. (3)dimana = tegangan ε = regangan e. Kelentingan (Resilience) Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi pada waktu berdeformasi secara elastis dan kembali ke bentuk awal apabila bebannya dihilangkan.Kelentingan biasanya dinyatakan sebagai modulus kelentingan, yakni energi regangan tiap satuan volume yang dibutuhkan untuk menekan bahan dari tegangan nol hingga tegangan luluh σ0.Untuk
  • 10. menentukan nilai modulus kelentingan dapat dapat digunakan persamaan sebagai berikut. U0 = ½ σx ex ................................................. ....... (4) Dari definisi diatas , modulus kelentingan adalah : UR = ½ soeo = ½ so so = so2 ................... (5) E 2E Persamaan ini menunjukan bahwa bahan ideal untuk menahan beban ebergi pada pemakaian di mana bahan tidak mengalami deformasi permanen, misal pegas mekanik, adalah data bahan yang memiliki tegangan luluh tinggi dan modulus elastisitas rendah.Tabel 2 memberikan beberapa modulus kelentingan untuk berbagai bahan. f. Ketangguhan (Toughness) Ketangguhan (Toughness) adalah kemampuan menyerap energi pada daerah plastik.Kemampuan untuk menahan beban yang kadang-kadang diatas tegangan luluh tanpa terjadi patah, dan khususnya diperlukan pada bagian– bagian rantai, roda gigi, kopling mobil barang, dan cangkuk kran.Pada umumnya ketangguhan menggunakan konsep yang sukar dibuktikan atau didefinisikan.Salah satu menyatakan ketangguhan adalah meninjau luas keseluruhan daerah di bawah kurva tegangan-regangan.Luas ini menunjukan jumlah energi tiap satuan volume yang dapat dikenakan kepada bahan tanpa mengakibatkan pecah.Baja pegas karbon tinggi mempunyai kekuatan luluh dan kekuatan tarik lebih tinggi dibandingkan baja struktur karbon menengah. Akan tetapi baja struktur lebih liat dan memiliki perpanjangan total lebih besar. Luas keseluruhan daerah dibawah kurva tegangan-regangan lebih besar untuk baja struktur, oleh karena itu baja struktur merupakan bahan yang lebih tangguh.Hal ini menunjukan bahwa ketangguhan adalah parameter yang terdiri dari dua hal yakni tegangan dan keliatan. Terdapat beberapa cara pendekatan matematik untuk menentukan luas daerah di bawah kurva tegangan- regangan. Luas dibawah kurva dapat didekati dengan persamaan- persamaan berikut : UT ≈ su ef ...................................... (6) UT ≈ so + su ef .......................................... (7)
  • 11. Untuk logam- logam getas, kadang-kadang tegangan-regangan dianggap sebagai parabola, dan luas daerah di bawah kurva diberikan oleh persamaan UT = 2/3 su ef ........................................... (8) Semua hubungan diatas hanya cara pendekatan untuk mengetahui luas daerah di bawah kurva regangan–tegangan. Kurva-kurva tersebut tidak menggambarkan perilaku yang sejati pada daerah plastis, karena pembuatan kurva didasarkan pada luas semula benda uji.
  • 12. Kesimpulan Dalam pengujian tarik tentu terdapat kekuatan tarik.Definisi Kekuatan tarik adalah kemampuan bahan untuk menereima beban tarik tanpa mengalami kerusakan dan dinyatakan sebagai tegangan maksimum sebelum putus. Kekuatan tarik pada baja akan naik seiring dengan naiknya kadar karbon dan paduan. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Tarik : 1. Kadar karbon 2. Heat treatmen 3. Bidang slip 4. Homogenesis 5. Kecepatan pendinginan 6. Konduktifitas fermal bahan 7. Unsur paduan 8. Ukuran butir 9. Dimensi bahan