7. Beberapa tipe dari saham , termasuk :
Saham biasa (common stock),
Saham preferene (preferred stock),
Saham preferen biasanya memiliki prioritas lebih tinggi dibanding saham
biasa dalam pembagiaan dividen dan aset , dan kadangkala memiliki hak
pilih yang lebih tinggi seperti kemampuan untuk memveto penggabungan
atau pengambilalihan atau hak untuk menolak ketika saham baru
dikeluarkan (yaitu, pemegang saham preferen dapat membeli saham yang
dikeluarkan sebanyak yang dia mau sebelum saham itu ditawarkan
kepada orang lain).
Saham yang biasa dijual di bursa efek adalah saham biasa dan saham
preferen tidak diperjualbelikan di bursa efek .
Struktur kelas ganda memiliki beberapa kelas saham (ontohnya ,Kelas
A,Kelas B,Kelas C) masing-masing dengan keuntungan dan kerugiannya
sendiri-sendiri .
Saham harta adalah saham yang telah dibeli balik dari masyarakat .
8. Saham biasa (common stock) adalah surat berharga dalam bentuk
piagam atau sertifikat yang memberikan pemegangnya bukti atas
hak-hak dan kewajiban menyangkut andil kepemilikan dalam suatu
perusahaan . Saham biasa mempunyai sifat kebalikan dari saham
preferen (prefered stock) dalam hal pengembalian suara ,
pembagian deviden dan hak-hak yang lain .
Pemegang saham biasa dapat mempengaruhi kebijakan korporasi
melalui proses pengambilan suara (voting) dalam pembuatan
tujuan dan kebijakan , stock split dan memilih dewan direksi
perusahaan . Pemegang saham biasa mempunyai keuntungan
dalam bentuk deviden dan capital gain.
9. Saham preferen (preferred stock) adalah bagian saham yang
memiliki tambahan hak melebihi sahambiasa . Ada beberapa
jenis saham preferen, antara lain :
Saham preferen partisipasi ; saham preferen yang
membagikan dividen kepada pemegangnya ; pemilik saham ini
setelah menerima deviden tetap mempunyai hak untuk
membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai deviden
kepada pemegang saham biasa (participating preference
shares)
Saham preference nonkumulatif ; saham preferen yang tidak
mempunyai hak untuk mendapatkan dividen yang belum
dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu secara kumulatif
(nonummulative preferred stock)
11. Expected Return
The percentage yield that an investor forecasts from a
specific investment over a set period of time.
Sometimes called the holding period return (HPR).
Expected Return
r
Div P P
P
1 1 0
0
12. The formula can be broken into two parts.
Dividend Yield + Capital Gain
0
01
0
1
ReturnExpected
P
PP
P
Div
r
13. Contoh:
PT. XYZ memperkirakan akan ada pendistribusian dividen
tahun depan sebesar 3.000. Harga saham PT ini sekarang
adalah 8.000 per lembar. Tahun depan diramalkan harga
saham akan naik menjadi 10.000 per lembar karena
perusahaan baru saja memenangkan proyek besar dari
pemerintah. Berapakah Expected return dr saham PT.XYZ?
r = 3000 + 10000 – 8000 = 62,5 %
8000
14. Dividend Discount Model – Perhitungan harga saham
sekarang yang menyatakan bahwa nilai saham sama
dengan present value dari semua dividen yang
diharapkan di terima di masa yang akan datang.
H - Time horizon for your investment.
P
Div
r
Div
r
Div P
r
H H
H0
1
1
2
2
1 1 1
( ) ( )
...
( )
15. Example
Diramalkan bahwa PT. XYZ akan membayar dividen sebesar $3,
$3.24, and $3.50 untuk 3 tahun yang akan datang. Pada tahun ketiga,
kalian mengantisipasi menjual saham dengan harga pasar sebesar
$94.48. Berapakah harga saham apabila diketahui 12% expected return?
PV
PV
3 00
1 12
3 24
1 12
350 94 48
1 12
00
1 2 3
.
( . )
.
( . )
. .
( . )
$75.
16. Dividen Bertumbuh Secara Konstan (Constant
Growth Model)
Dividen tumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan
perusahaan
Model ini mengasumsikan bahwa dividen tumbuh pada
suatu tingkat tertentu (g) / konstan
Model ini cocok untuk perusahaan yang mature dengan
pertumbuhan yang stabil
P0 = D0(1+g)/Ks-g
17. Saham yg memberikan sejumlah dividen yang tetap
jumlahnya dalam waktu yang tak terbatas
Karena saham preferen tidak mempunyai tanggal jatuh
tempo, maka penilaian saham preferen merupakan
suatu perpetuitas.
Dps
Kps
P0 = Nilai saham preferen
Dps = dividend saham preferen
Kps = tingkat return yang disyaratkan pd saham
preferen
18. Contoh: Microsoft mempunyai saham preferen
dengan dividen yang dibayarkan sebesar Rp1.500
tiap tahun. Tingkat return yang diinginkan investor
adalah 14%. Berapa nilai sekarang saham
preferen?
V=Dp/kp
= 1500/0,14
= Rp 10.714,28
20. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang
perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data
pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu
indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga
saham. Saat ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks saham:
IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen
kalkulasi Indeks.
Indeks sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam
setiap sektor.
Indeks LQ45 menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui
beberapa tahapan seleksi.
Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing
saham didasarkan harga dasar.
Jakarta Islami Index, merupakan Indeks perdagangan saham syariah.
Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang
didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu
kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.
Indeks kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian kompas
21. Kendati IHSG sudah bisa menjadi indikator pergerakan pasar secara
keseluruhan tapi sebagai investor tentunya tidak puas jika untuk melihat
perkembangan harga dan pasar, hanya berpedoman pada satu indikator
saja. Terlebih lagi sebagaimana kita ketahui saham yang
diperdagangkan dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia struktur
industrinya berbeda-beda. Jadi dengan alasan itu, maka BEI membentuk
lagi beberapa indikator perdagangan, misalnya ada saham yang
perhitungan indeksnya disatukan secara sektoral, ada yang individu saja
dan ada pula yang berdasarkan kelompok, misalnya syariah, properti,
dan indeks saham blue chips (likuid). Karena itu kini indikator
perdagangan di BEI jumlah dibagi dalam beberapa kelompok, mulai dari
Indeks Harga Saham Individu (IHSI), Indeks Harga Saham Sektoral,
Indeks Harga Saham Likuid-45 (Indeks LQ-45), Indeks Harga saham
Syariah atau yang disebut dengan Jakarta Islamic Index (JII).
22. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing
saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing
saham yang tercatat di BEI. Selanjutnya IHSI berubah sesuai
dengan kondisi pasar. Setelah IHSI kita juga mengenal Indeks
Harga Saham Sektoral (IHSS). IHSS ini sebagaimana namanya
menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing
sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, pertanian,
perumahan dan properti, perbankan dan lain-lain. Di BEI sendiri
indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu: pertanian,
pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti,
infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite
Stock Price Index), menggunakan semua saham yang tercatat
sebagai komponen penghitungan indeks.
23. Sementara itu untuk Indeks LQ 45, yaitu indeks yang
terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu kepada 2
variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi
pasar. Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru yang
masuk ke dalam LQ 45 tersebut. Sedangkan yang
dimaksud dengan Indeks Syariah atau JII (Jakarta
Islamic Index) merupakan indeks yang terdiri 30 saham
yang bisnis dan industrinya sesuai dengan syariat
Islam. Jadi JII ini mengakomodasi syariat investasi
dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah.
24. Dengan kata lain, dalam Indeks ini dimasukkan saham-saham
yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. Saham-
saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang
kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:
Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang; Usaha lembaga keuangan
konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi
konvensional; Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta
memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong
haram; Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau
menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral
dan bersifat mudarat.
25. Di samping indikator perdagangan yang dibuat sesuai
dengan jenis industrinya, BEI juga mengelompokan
saham-saham yang masuk dalam kategori papan
utama dan papan pengembangan. Yang masuk dalam
kategori saham papan utama (main board) dan papan
pengembangan (development board) ini adalah saham
yang dikelompokkan sesuai dengan papan
pencatatannya. Sederhananya papan utama adalah
saham-saham yang kapitalisasinya besar. Sedangkan
saham-saham pengembangan adalah saham-saham
yang baru tercatat di BEI, dengan kapitalisasi yang lebih
kecil.
27. Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas
dalam suatu indeks yang di sebut indeks pasar saham (stock
market indexes). Indeks pasar saham merupakan indikator
yang mencerminkan kinerja saham saham pasar. Karena
merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan
harga-harga saham, maka indeks pasar saham juga disebut
indeks harga saham (stock market index).
Indeks Harga Saham : Indeks yang menggambarkan
perubahan – perubahan atau pergerakan harga masing –
masing saham sejak pertama kali di keluarkan sampai pada
periode tertentu. Indeks saham ini menunjukkan kinerja
emitten
28. Indeks Harga Saham di bagi menjadi :
1. Indeks Harga Saham Individual
2. Indeks Harga Saham Gabungan
a. Seluruh Saham
b. Kelompok Saham ( Indeks LQ 45, &
JII)
c. Jenis Usaha ( Sektoral )
29. Harga saham akan mengalami perubahan jika terjadi
perubahan harga dasar saham secara teoritis yaitu
harga penyesuaian akibat adanya aksi emitten seperti
: Pembagian deviden saham, saham bonus, stock
split, redemption, right issue dll.
Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan
pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah
satu pedoman bagi investor untuk melakukan
investasi di pasar modal, khususnya saham.
30. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan semua
Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks.
Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar,
Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak
memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari
perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika
jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh
publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya
cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan
Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran
pergerakan IHSG.
31. Menggambarkan suatu rangkaian informasi
historis mengenai pergerakan harga masing –
masing saham, sampai pada tanggal tertentu.
Indeks ini merupakan bentuk pengukuran
kinerja suatu saham di bursa efek.
Indeks Saham Individual
SI = ( Ps / P base ) x 100 %
SI = Indeks Saham Individual
Ps = Harga Penutupan
Pbase = Harga Perdana
32. Jika PT. Bank Karya pada tanggal 11 Nov 08
mencatatkan harga saham perdananya Rp.
1000,- diakhir sesi transaksi sebesar Rp. 1250,-
tentukan nilai SI nya?
SI = ( Ps / Pbase ) x 100 %
SI = ( 1250 / 1000 ) x 100 % = 125 %
Artinya saham PT. Bank Karya mengalami kenaikan
sebesar 25 poin.
33. Indeks Harga Saham : Indeks yang
menggambarkan perubahan – perubahan
atau pergerakan harga saham gabungan
seluruh saham sejak pertama kali di keluarkan
sampai pada periode tertentu. Indeks ini
menunjukkan kinerja suatu saham gabungan
di bursa efek
Indeks Harga Saham Kelompok
Menggambarkan rangkaian informasi historis
mengenai pergerakan harga saham kelompok
suatu saham, sampai pada tanggal tertentu.
34. Indeks Harga Saham Gabungan atau yang lebih dikenal dengan
IHSG, tentu menjadi sebuah istilah yang akrab di telinga sebagian
masyarakat. Terlebih bagi para investor pasar saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang
mengukur harga saham yang dijual di bursa. Secara garis besar
merupakan suatu alat ukur/indikator dari pergerakkan harga-harga
saham yang ditransaksikan di suatu bursa efek dalam kurun waktu
tertentu. Bagi investor, IHSG dapat dijadikan suatu pedoman dalam
mengambil keputusan berinvestasi namun ini tidak mutlak harus
diikuti karena dalam memutuskan untuk membeli atau menjual
saham hendaknya berdasarkan informasi yang tepat dan matang,
tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan jangka waktu yang
ditetapkan. IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi
perekonomian suatu Negara.
35. Naik turunnya IHSG menunjukkan naik
turunnya minat investasi, khususnya yang dilakukan
melalui lantai bursa. Dibandingkan dengan bentuk-
bentuk investasi lain, investasi di lantai bursa
memang lebih genuine dalam mengukur minat
publik dalam berinvestasi. IHSG bisa menunjukkan
kemampuan lingkungan ekonomi dalam menarik
minat investor. Secara sederhana naiknya IHSG
menggambarkan bahwa lingkungan ekonomi
tampak semakin menarik bagi investor.
38. Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa
Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX
Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham yang
digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek
Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1
April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ,
Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan
saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan
IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks
ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu
berjumlah 13 saham.[1]
Posisi tertinggi yang pernah dicapai IHSG adalah 3.357,032 poin
yang tercatat pada 15 September 2010.
39. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu
indikator untuk membantu pergerakan harga saham. IHSG
merupakan gambaran bagi para investor untuk melakukan investasi
portofolio di pasar modal. Dengan melihat IHSG para investor dapat
memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi di
pasar modal seperti harga saham dan keuntungan yang akan
diperoleh. Walaupun demikian kemungkinan-kemungkinan ini bisa
saja tidak sesuai dengan harapan yang ingin didapat oleh para
investor setelah mereka melakukan investasi portofolio tersebut,
karena tingkat risiko yang akan diterima hampir sama dengan tingkat
keuntungan yang akan diraih. Jadi dengan adanya IHSG ini sangat
membantu para investor untuk melakukan investasi portofolio di
pasar modal.
40.
41. Pada tahun 1992 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Indonesia berada pada posisi 274,34 dengan tingkat keuntungan
atau return IHSG yang diraih sebesar 18,4 persen. Sedangkan pada
tahun 1993 IHSG meningkat menjadi berada pada posisi 588,77
dengan tingkat return IHSG yang diraih meningkat juga menjadi
sebesar 114,6 persen. Sedangkan pada pada tahun 1994 IHSG
menurun menjadi berada pada posisi 469,64 dengan tingkat return
yang diraih sebesar - 20,2 persen yang diakibatkan oleh
perekonomian yang belum stabil. Dan pada tahun-tahun berikutnya
IHSG dan return IHSG mengalami fluktuasi yang diakibatkan oleh
belum kondusifnya perekonomian dalam negeri baik dari segi
ekonomi, sosial,dan keamanan.
42. Pada tahun 1998 IHSG di Indonesia berada pada posisi 398,03
dengan return yang diterima menurun menjadi sebesar 0,9
persen. Hal ini disebabkan karena terjadinya krisis moneter yang
melanda Indonesia sehingga menyebabkan harga-harga barang
naik secara keseluruhan yang diakibatkan oleh terpuruknya mata
uang nasional. Dan juga menyebabkan para investor banyak yang
mengalami kerugian sehingga banyak perusahaan yang harus
bangkrut. Dan pada tahun-tahun berikutnya IHSG serta returnnya
mengalami fluktuasi yang diakibatkan oleh terjadinya pergantian
presiden dari masa orde baru ke masa reformasi dan terjadinya
kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan
perekonomian tidak stabil.
43. Indeks harga saham gabungan (IHSG) atau composite stock price
index menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen
penghitungan indeks. Masing-masing pasar modal memiliki indeks yang
dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam
perhitungan indeks haraga. Sebagai contoh IHSG di masing-masing
negara memiliki tingkat perkembangan yang berbeda. Tabel 3.4
menyajikan perkembangan IHSG di Asia Pasifik termasuk indonesia
selama tahun 2005 hingga 2007.
Dalam tiga tahun tersebut perkembangan IHSG di indonesia
menunjukkan pertumbuhan yang baik mencapai lebih dari 51% dan berada
pada peringkat ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pasar
modal di Indonesia semakin membaik.
44. Tabel 3.4 Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2005-2007
Panel B : Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2006-2007
Negara 29 Desember 06 27 Desember 07 %
Shenzhen 550,59 1.453,47 163,98
Shanghai 2.675,47 5.308,89 98,43
Indonesia 1.805,52 2.739,704 51,74
Mumbai 13.786,91 20.216,72 46,64
Hong Kong 19.964,72 27.842,93 39,46
Malaysia 1.096,24 1.437,82 31,16
Thailand 679,84 852,06 25,33
Philipina 2.982,54 3.667,64 22,97
Singapura 2.985,83 3.477,20 16,46
DowJones 12.463,15 13.359,61 7,19
Taiwan 7.823,72 8.313,72 6,26
Jepang 17.225,83 15.564,69 (9,64)
45. Tabel 3.4 Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2005-2007
Panel A : Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2005-2006
Negara 30 Desember 05 27 Desember 06 %
Shanghai 1161,06 2536,39 118,45
Shenzhen 278,75 545,58 95,72
Indonesia 1162,64 1803,264 55,11
Mumbai 9347,93 13859,69 48,26
Philipina 2096,04 2883,47 37,57
Hong Kong 14876,43 19725,73 32,60
Singapura 2347,34 2959,41 26,08
Malaysia 899,79 1083,22 20,39
Taiwan 6548,34 7733,18 18,09
DowJones 10717,50 12510,57 16,73
Jepang 16111,43 17223,15 6,90
Thailand 713,73 689,84 (3,35)
46. Pada tahun 2008 IHSG di Indonesia menurun menjadi berada
posisi 1.355,41 dengan return yang diraih menurun menjadi
sebesar - 50,6 persen. Hal ini disebabkan karena terjadinya
krisis finansial di Amerika Serikat sehingga banyak perusahaan-
perusahaan mengalami kebangkrutan yang berefek pada
banyaknya para investor yang mengalami kerugian yang sangat
besar dan berefek pada investasi portofolio yang ada di pasar
modal mengalami penurunan drastis.
48. 1. Metode Rata – Rata
Penjumlahan harga saham yang di transaksikan
dibagi dengan faktor pembagi tertentu. IHSG dengan
Metode rata – rata di rumuskan :
IHSG = ( Jumlah Ps / Jumlah Pbase )
2. Metode Rata – Rata tertimbang
Metode ini menggunakan pembobotan harga pasar
saham dan harga dasar saham.
Metode yang di gunakan :
Metode Paasche ( IHSG = Jumlah Ps x Ss / Jumlah
Pbase x Ss ) Ss = jumlah saham beredar (
outstanding shares )
Metode Laspeyres ( IHSG = Jumlah Ps x So / Jumlah
Pbase x So ) So = Jumlah saham yang dikeluarkan
pada hari dasar.
49. Pertama-tama akan dihadirkan metode-metode yang umumnya
digunakan untuk menyusun indeks saham. Secara umum, ada dua
jenis rumusan untuk membentuk indeks saham. Pertama rumus
atau metode yang dikenal dengan nama Weighted Average.
Rumusnya adalah (Sigma)PxQ/Nd kemudian dikali dengan 100.
P adalah harga saham di pasar reguler. Q adalah bobot saham
(jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia). Nd adalah
nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham
yang tercatat di BEI yang masuk dalam daftar penghitungan indeks.
Nilai dasar bisa berubah jika ada aksi korporasi yang
menyebabkan jumlah saham berkurang atau bertambah.
Sederhananya, setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi
pasar. Kemudian dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar per saham
atas sahamsaham yang diperhitungkan dalam indeks, lalu dibagi
dengan nilai dasar, kemudian dikalikan dengan 100.
50. kapitalisasi pasar per saham yang di total ini berbeda dengan nilai
kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI, karena ada sahamsaham
yang tidak perhitungkan dalam penghitungan indeks.
Saham saham yang tidak diperhitungkan ini menjadi rahasia BEI.
Pihak BEI memiliki kriteria sendiri atas sahamsaham yang bisa
dimasukkan dalam penghitungan IHSG.
Jadi boleh dibilang, IHSG merupakan nilai representatif atas
ratarata harga seluruh saham di BEI berdasarkan jumlah saham
tercatat. Itulah kenapa disebut sebagai Weightened Average nilai
harga ratarata terhadap bobot atau jumlah saham.
Rumus kedua adalah apa yang disebut sebagai Average.
Penghitungannya mirip dengan rumus pertama. Hanya saja, tidak
memasukkan bobot atau jumlah saham tercatat dalam penghitungan.
Rumusnya adalah (Sigma)P/Nd dikali 100.
51. dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler,x adalah
Jumlah Saham, dan d adalah Nilai Dasar.
Metode ini dipakai oleh indeks saham industri Dow Jones (Dow
Jones Industrial Average/DJIA). Alasan indeks ini tidak
memasukkan bobot sebagai pengali harga saham karena DJIA
merupakan indeks 30 saham terpilih di bursa New York.
Sebanyak 30 saham yang masuk dalam DJIA diasumsikan telah
memiliki bobot yang setara, sehingga penghitungan bobot
dianggap tidak perlu lagi. Sebagai catatan, 30 saham ini boleh
dibilang mewakili setiap industri di Amerika Serikat (AS) dan
memiliki likuiditas transaksi yang tinggi.
Kalau boleh disamakan, indeks LQ45 memiliki karakter yang
mirip dengan DJIA, meskipun rumus penghitungan yang dipakai
tetap sama seperti rumus yang dipakai dalam menghitung IHSG.
52. Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar
dari total saham yang tercatat pada tanggal 10
Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian
setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang
berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di
BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungannya adalah
sebagai berikut:
53. Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham
di pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai
Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal
emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga
saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru,
HMETD (right issue), partial/company listing, waran dan obligasi
konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split,
dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan
karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan
dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang
didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.
54. Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu
setelah penutupan perdagangan setiap harinya.
Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG
dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam
beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah
sistem perdagangan otomasi diimplementasikan
dengan baik.
56. Saham merupakan aset finansial yang dapat dijadikan investasi
Penilaian saham dilakukan utk menentukan apakah saham yg
akan dibeli atau dijual akan memberikan tingkat return yang
sesuai dengan return yang diharapkan.
Nilai saham dibedakan menjadi:
1. nilai buku,
2. nilai pasar, dan
3. nilai instrinsik.
57. Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih (net assets)
yang dimiliki pemilik dengan memiliki satu lembar saham .
Dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan .
beredarygbiasasahamJumlah
EkuitasTotal
bukuNilai
58. Harga saham dibursa saham pada saat tertentu .
Ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar bursa .
59. Nilai sebenarnya / seharusnya dari suatu saham .
Alon investor menghitung nilai instrinsik saham untuk memutuskan
strategi investasinya .
Jika nilai pasar > nilai instrinsik > overvalued > jual
Jika nilai pasar < nilai instrinsik > undervalued >beli.
60. Analisis fundamental
Menghitung nilai instrinsik menggunakan data
keuangan perusahaan
Analisis teknikal
Menghitung nilai instrinsik dari data
perdagangan saham (harga dan volumen
penjualan ) yang telah lalu .
61. Terdapat pola pergerakan harga saham yang diyakini akan
berulang .
Menggunakan grafik (chart) untuk menemukan pola pergerakan
harga saham .
Support level
• Tingkat kisaran harga, pada saat analis mengharapkan akan
terjadi peningkatan yang signifikan atas permintaan saham di
pasar ( lower boundary = batas bawah ) Resistance level .
Tingkat kisaran harga, pada saat analisis berharap terjadi
peningkatan yang signifikan atas penawaran saham di
pasar
( upper boundary = batas atas)
62.
63.
64. Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan
harga saham dengan mengamati perubahan harganya
diwaktu lalu. Analisis ini didasarkan pada argumen
bahwa :
Harga saham menerminkan informasi yang relevan .
Informasi yang relevan ditunjukan oleh perubahan
harga di waktu lalu .
Perubahan harga saham akan mempunyai pola
tertentu dan pola tersebut akan berulang .
Alat analisis pada analisis teknikal adalah didasarkan
pada grafik atau chart , sehingga para penganut aliran
ini sering disebut chartist .
65. Tahapan :
Proses analisis “Top-down” :
Analisis ekonomi dan pasar modal
Analisis industri
Analisis perusahaan
66. Terdapat hubungan yang erat antara kondisi
ekonomi global dan nasional terhadap kinerja
pasar modal suatu negara, apalagi terhadap
suatu perusahaan
Menganalisis variabel ekonomi makro suatu
negara, spt: Produk domestik bruto (GNP),
Tingkat pengangguran, tingkat inflasi, kurs valuta
asing, investasi swasta, dan tingkat bunga.
67. Diperlukan untuk memilih industri yg memiliki
prospek yang menguntungkan.
Beberapa penelitian menyebutkan;
a. Industri yang berbeda mempunyai tingkat return
yang berbeda
b. Tingkat return masing-masing industri berbeda
disetiap tahunnya
c. Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu
industri yang sama, terlihat cukup beragam
d. Tingkat risiko industri juga beragam
e. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil
sepanjang waktu
68. Daur hidup industri (dikaitkan dengan nilai penjualan):
Thp Permulaan Pertumbuhan Kedewasaan Stabil
Penurunan
Persaingan dalam industri Michael Porter Five Forces of
Competitive Internal Rivalry, New Entrants, Supplier,
Consumers, dan Substitution.
69. ~ Analisis Fundamental:
Ada dua pendekatan dalam analisi fundamental:
•Present value approach (capitalization of income method)
•Price earning ratio approach.
70. 1. Present value approach
nilai saham dihitung dg mendiskontokan arus kas
masa depan yg diterima investor (diwakili o/ dividen)
dividend discounted model
1 )1(t
t
t
k
KasArus
Po
71. 2. P/E ratio approach
rasio harga pasar saham terhadap laba
menunjukkan berapa besar investor menilai harga saham dari
kelipatan laba yang dilaporkan perusahaan.
gk
ED
E
P
gk
D
P
E
P
11
1
0
1
0
/
sahamlembarperLaba
sahamlembarperHarga
PER
72. 2 komponen utama dalam menganalisis
perusahaan
Earning per share (EPS) dan Price Earning Ratio
(PER)
Kedua komponen dpt dipakai mengestimasi nilai
instrinsik saham
Dividen yang dibayarkan berasal dari earning
Ada hubungan antara perubahan earning dengan
perubahan harga saham
74. Sekarang akan dibahas mengenai faktor-faktor apa saja yang
membuat level IHSG bergerak naik atau turun. Pertama tentunya
harga saham. Namun tidak hanya itu. Kenaikan atau penurunan
tajam harga satu saham memang berpengaruh terhadap
pergerakan IHSG. Namun seberapa besar kenaikan itu
mempengaruhi IHSG tergantung pada bobot saham tersebut.
Jadi sederhananya, kenaikan atau penurunan IHSG sangat
bergantung pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar.
Berangkat dari sinilah kemudian muncul beberapa saham yang
disebutsebut sebagai motor penggerak IHSG.
Sebut saja saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Saham ini memiliki saham tercatat mencapai 20,159 miliar saham.
Dengan harga saat ini sebesar Rp 8.700, maka kapitalisasi pasar
TLKM mencapai Rp 175,383 triliun.
75. Nilai itu mencapai 10% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh
saham di BEI yang masuk dalam penghitungan IHSG. Kapitalisasi
pasar BEI saat ini sekitar Rp 1.700 triliun. Dengan kapitalisasi pasar
sebesar itu, kenaikan atau penurunan harga sebesar Rp 50 poin saja
akan memberikan pengaruh pada level IHSG.
Saham TLKM memang tercatat sebagai saham dengan
kapitalisasi terbesar di BEI. Lain halnya dengan saham PT Bakrie &
Brothers Tbk (BNBR). Saham BNBR yang tercatat di BEI mencapai
93,721 miliar saham, jauh lebih besar dari TLKM.
Akan tetapi, harga saham BNBR saat ini sebesar Rp 127 yang
berarti nilai kapitalisasi pasar BNBR sebesar Rp 11,902 triliun.
Angka tersebut tidak sampai 1% dari kapitalisasi pasar BEI.
76. Jadi, meskipun BNBR mengalami kenaikan harga
atau penurunan harga sebesar 35% pun tidak akan
memberi pengaruh besar terhadap perubahan level
IHSG. Lain halnya jkalau suatu saat harga saham BNBR
mencapai Rp 5.000, dapat dipastikan kenaikan atau
penurunan tipis harga saham BNBR akan memberi
pengaruh besar pada level IHSG.
Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam, dapat
dipastikan hal itu didorong oleh kenaikan hargaharga
saham berkapitalisasi besar atau yang lebih dikenal
sebagai Huge Cap. Jadi wajar saja, kalau saham TLKM
naik tajam, level IHSG pun akan terkerek naik secara
tajam pula.
77. Kelemahan penghitungan ini adalah karena rumus
ini memasukkan sahamsaham yang kurang aktif
diperdagangkan serta memasukkan faktor bobot atau
jumlah saham secara keseluruhan dalam
penghitungannya.
Contohnya, saham TLKM hanya ditransaksikan
sebanyak 1 lot dan mengalami kenaikan sebesar Rp
300 hari ini. Kapitalisasi pasar yang terbentuk
mewakili seluruh 20,159 miliar saham TLKM. Jadi
level IHSG sudah pasti akan terangkat.
78. Dan metode ini ikut memasukkan sahamsaham
yang kurang aktif diperdagangkan, malah terkadang
tergolong saham tidur. Ini akan memangkas
representasi pasar IHSG secara riil, karena
sahamsaham yang tidak ditransaksikan ikut
dimasukkan dalam penghitungannya.
Kendati demikian, BEI menganggap metode yang
dipakai ini sudah cukup mewakili pergerakan seluruh
saham harian di lantai bursa.
80. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berguna untuk melihat
perubahan harga saham secara keseluruhan di pasar. Baik
kenaikan maupun penurunan harga saham di lantai bursa bisa
dilihat dari kenaikan dan penurunan IHSG ini.
Misalkan, nilai IHSG selama tiga hari berturut-turut adalah
4.937,417; 4.899,354; dan 4.925,152, hal ini berarti ada
penurunan harga 38,063 poin dari hari ke-dua terhadap hari
sebelumnya dan terjadi kenaikan 25,798 poin dari hari ke-dua ke
hari ke-tiga.
81. Penurunan IHSG atau kenaikan IHSG ini bukan menyatakan seluruh
harga saham yang tercatat di bursa mengalami penurunan atau
kenaikan. Kenaikan IHSG ini menyatakan bahwa harga saham yang
tercatat di bursa tersebut cenderung mengalami kenaikan lebih
banyak dan lebih besar daripada harga saham yang mengalami
penurunan.
Begitu pula dengan IHSG yang turun, hal ini menyatakan bahwa
penurunan harga cenderung lebih banyak dan lebih besar
daripada harga saham yang mengalami kenaikan. Artinya investor
yang melihat IHSG mengalami kenaikan belum tentu harga saham
yang sedang portofolionya mengalami kenaikan.
82. Ada kemungkinan IHSG yang sedang naik di mana harga
saham yang dalam portofolionya mengalami penurunan
dikarenakan saham-saham yang harganya turun pada pasar
dan pada perhitungan IHSG.
83. IHSG bisa digunakan untuk melihat perkembangan harga saham
dari waktu ke waktu atau dari sejak IHSG tersebut dihitung.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) dihitung mulai Agustus tahun
1982 dengan nilai 100 dan hingga hari ini IHSG telah mencapai
angka 4978. Hal ini berarti IHSG BEI telah mengalami kenaikan
48,7 kali dari nilai awal IHSG.
Dengan waktu yang panjang tersebut, harga saham di bursa
mengalami kenaikan dan penurunan. Bila ditelusuri, ada harga
saham di BEI yang telah naik sebesar kenaikan IHSG tersebut.
Namun, ada juga harga saham yang tidak banyak berubah dari
harga semula atau harga IPO.
84. Kegunaan lain dari IHSG adalah sebagai patokan untuk
portofolio saham bagi investor atau manajer investasi. Angka
yang digunakan sebagai perhitungan dalam bentuk persentase
bila IHSG digunakan sebagai patokan.
Jika kenaikan IHSG lebih tinggi daripada kenaikan portofolio
investor atau manajer investasi, portofolio yang dikelola tidak
berkinerja baik. Kinerja portofolio dianggap berkinerja bagus jika
kenaikan IHSG lebih rendah daripada kenaikan portofolio
investasi investor atau manajer investasi.
86. INDEKS HARGA SAHAM:
Angka Dasar
Indeks harga saham merupakan cermin dari
fluktuasi harga saham di pasar yang dinyatakan
dalam suatu angka dan didasarkan pada angka
dasar tertentu
Angka dasar merupakan angka indeks awal sebelum
harga pasar terbentuk
Angka dasar ditetapkan oleh masing-masing Bursa
Efek, yaitu 100, 500, atau 1.000
87. INDEKS HARGA SAHAM:
Perubahan
Begitu harga pasar terbentuk untuk detik yang
pertama kali, berarti indeks harga saham sudah
berubah, mungkin di atas mungkin di bawah angka
dasar
Dalam setiap detik perdagangan efek terjadi
transaksi bursa, sehingga angka indeks saham
individu dan indeks saham gabungan berubah
88. INDEKS HARGA SAHAM:
Perubahan Total Nilai Dasar
Indeks harga saham berubah karena harga saham di
pasar berubah
Indeks harga saham juga dapat berubah karena
perubahan total nilai dasar saham
Perubahan total nilai dasar saham terjadi karena
perusahaan mengeluarkan modal saham tambahan
melalui right issue, waran, dan convertible bonds
Saham bonus dan split tidak mengubah total nilai
dasar
90. INDEKS HARGA SAHAM:
Jenis-jenis
Jenis-jenis indeks harga saham, yaitu:
Indeks harga saham individu
Indeks harga saham parsial
Indeks harga saham gabungan (composite index)
Setiap pihak boleh membuat indeks parsial untuk
kepentingan sendiri
91. INDEKS HARGA SAHAM:
Return Saham
Indeks harga saham banyak digunakan untuk
menganalisis return saham
Return saham yang dihitung dengan menggunakan
harga saham dalam rupiah sangat berbahaya
apabila selama periode pembanding harga tersebut
telah terjadi corporate action
92. INDEKS HARGA SAHAM:
Return Saham dengan Adjusted Price
Penggunaan rupiah hanya dibenarkan dalam
menghitung return saham, jika harga pasar sebelum
corporate action disesuaikan dengan corporate
action sehingga terbentuk adjusted price
Harga pasar sekarang (setelah corporate action)
dibandingkan dengan adjusted price akan
menghasilkan return yang benar
93. INDEKS HARGA SAHAM:
Return Tahunan
Untuk menghitung return tahunan dari sejumlah
saham yang diteliti, tentu akan sangat sukar
mencari adjusted price setiap jenis saham yang
diteliti itu, sehingga cara ini tidak praktis
94. INDEKS HARGA SAHAM:
Return dengan Indeks Individu
Cara yang mudah untuk menghitung return saham
bulanan atau tahunan adalah dengan menggunakan
indeks harga saham individu, karena tidak perlu
memperhatikan lagi ada tidaknya corporate action
95. INDEKS HARGA SAHAM:
Return dalam Rupiah
Jika dalam suatu periode waktu tidak ada tindakan
corporate action yang dilakukan perusahaan yang
return-nya akan dianalisis, maka harga saham dalam
nilai rupiah dapat digunakan
Apabila masih ingin menggunakan harga saham
dalam nilai rupiah walaupun ada tindakan corporate
action, maka harga saham sebelum corporate action
harus disesuaikan atau dikoreksi secara
proporsional
96. INDEKS HARGA SAHAM:
Estimasi Return
Mengetahui secara pasti berapa return yang akan diperoleh dari suatu
investasi di masa mendatang adalah pekerjaan yang sangat sulit, bahkan
mustahil. Return investasi hanya bisa diperkirakan melalui
pengestimasian. Return investasi di masa datang adalah return harapan
dan sangat mungkin berlainan dengan return aktual yang diterima. Jika
seorang investor misalnya mengharapkan return suatu investasi sebesar
10%, maka mungkin saja tingkat return aktual yang akan diperoleh tidak
sama dengan 10%, bisa kurang atau lebih. Pada dasarnya, tingkat return
harapan sebesar 10% tersebut hanyalah sebuah angka etimasi yang
kenyataannya mungkin bisa di bawah atau di atas angka tersebut.
97.
98. Berikut ini akan diberikan contoh perhitungan return harapan dari suatu
sekuritas ABC berdasarkan skenario kondisi ekonomi seperti dalam tabel
4.1. di bawah ini:
Tabel 4.1. Distribusi probabilitas Return Sekuritas ABC
Kondisi Ekonomi Probabilitas Return
Ekonomi kuat 0,30 0,20
Ekonomi sedang 0,40 0,15
Resesi 0,30 0,10
Perhitungan return harapan dari sekuritas ABC tersebut bisa dihitung
rumus 4.2 di atas, seperti berikut ini :
E(R) = [(0,30) (0,20)] + [(0,40) (0,15)] + [(0,30) (0,10)]
= 0,15
Jadi, return harapan dari sekuritas ABC adalah 0,15 atau 15%
99. • Metode aritbmetic mean adalah metode perhitungan statistik yang biasa kita pakai untuk
menghitung nilai rata-rara, dan biasanya diberi simbol x bar .secara matematis ,rumus arithmatic
• bisa dituliskan sebagai berikut :
• Dimana adalah penjumlahan nilai return selama suatu periode n adalah total jumlah
• periode .
• Contoh : Aset ABC selama 5 tahun memberikan return berturut-turut
• sebagai berikut:
• Tahun Return (%) Return Relatif (1 + return)
tahun return(%) returnrelatif (1+return)
1995 15,25 1,1525
1996 20,35 1,2035
1997 -17,5 0,825
1998 -10,75 0,8925
1999 15,4 1,154
100. Return berdasar metode arithmetic mean: Return berdasar metode geometric mean:
Hasil perhitungan metode arithmetic mean diatas adalah nilail rata-rata return selama 5 tahun. Akan
tetapi metode arithmetic mean kadangkala bisa menyesatkan terutama jikapola distribusi return
selama suatu periode mengalami presentase perubahan yang sangat fluktuatif .oleh karena itu , ada
suatu metode lain yang disebut sebagai geometric mean , yang bisa menggambbarkan secacra lebih
akurat “nilai rata –rata yang sebenarnya “ dari suatu distribusi return selama suatu periode tertentu .
rumus untuk menghitung geometric mean adalah sebagai berikut :
Dalam hal ini Rn adalah return relatif pada periode n . return relatif diperbolehkan dari penjumlahan
1,0 terhadap return . penambahan nilai 1,0 tersebut berguna untuk menghilangkan niali negatif
dalam perhitungan geometric mean .jika distribusi return aset ABC seperti tabel diatas ,mamka kita
hitung denga metode geometric mean , maka hasil yang kita dapatkan adalah :
101. G = [(1 + 0,1525) (1 + 0,2035) (1 – 0,1750) (1 - 0,1075)
(1 + 0,1540)]1/5 – 1
= [(1,1525) (1,2035) (0,8250) (0,8925) (1,1540)]1/5 – 1
= (1,1786) 1/5 – 1
= 1,0334 – 1
= 0,334 = 3,34%
Dari perbandingan perhitungan kedua metode ini , hasil perhitungan metode geometric mean lebih
kecil dari hasil perhitungan metode arithmetic mean . mengapa demikian ? hal ini disebabkan
perhitungan geometric mean adalah perhitungan yang bersifat pelipatgandaan (compounding) dari
aliran return selama periode tertentu .perhitungan seperti ini memang menghasilkan nilai yang
lebih kecil dibanding perhitungann arithmetic mean . disamping itu , geometric mean selalu
bernilai lebih kecil kareana metode ini merefleksikan variabilitas return dalam suatu periode
tertentu .
Kapan sebaiknya kita menggunakan geometricmean atau arithmetic mean untuk menghitung
tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial dan kumulatif (misalnya 5 atau 10
tahun berturut-turut ),sebaiknya menggunakan metode geometric mean ,sedangkan arithmetic
mean kan lebih baik dipakai untuk menghitung nilai rata –rata aliran return yang tidak bersifat
kumulatif
104. ANALISIS SAHAM:
Pendekatan Relatif
Analisis saham yang mudah dipraktikkan adalah
pendekatan relatif, yang meliputi:
Price Earnings Ratio (PER)
Price Dividend Ratio (PDR)
Price Book Value Ratio
105. ANALISIS SAHAM:
Estimasi Harga
Dalam menentukan estimasi harga yang akan
digunakan untuk mengajukan tawaran beli dan
tawaran jual, kita dapat menggunakan rumus:
P = E × R atau P = D × R atau P = B × R
R atau ratio diambil dari pengalaman sebelumnya,
sementara rata-rata bulanan/tahunan E (earnings), D
(dividend), dan B (book value) diestimasi
berdasarkan laporan keuangan terakhir yang
diterbitkan, sehingga selalu berubah setiap ada
terbitan baru
107. ANALISIS SAHAM:
Dividend Discounted Cash Flow
Pendekatan dividend discounted cash flow tidak
berlaku jika:
Growth lebih besar daripada k (cost of capital)
Tidak ada pembagian dividen tunai
Dividen tunai berubah setiap tahun
108. ANALISIS SAHAM:
Estimasi Harga Menurun
Jika ROE turun dan plowback ratio tetap, maka
estimasi harga saham akan menurun
110. WARANT
Suatu opsi yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli sejumlah
lembar saham pd harga yang telah
ditentukan.
Biasanya warrant diterbitkan bersama
obligasi. Sebagai bonus krn membeli
obligasi
Sebagai pemanis/sweetener penerbitan
obligasi
111. RIGHT
Para pemegang saham mempunyai hak
option untuk membeli sejumlah saham baru.
Setiap pemegang saham mempunyai satu
right untuk setiap lembar saham yang
dimiliki.
Apabila pemegang saham tidak ingin
membeli tambahan saham baru maka ia
bisa menjual rights nya ke orang yang mau
membeli saham tersebut.
113. 113
1. Brigham, Eugene F dan Michael C. Ehrhardt (2005) Financial
Management : Theory and Practice. Eleventh Edition, Cincinnati,
Ohio South-Western Publishing Company, (BE)
2. Brealey, Richard A, Steward C. Meyer, dan Frnklin Allen (2006).
Corporate Finance, Eight Edition. New York : Irwin/Mc Graw-Hill.
(BMA)
3. Ross, Stephen A, Randolph W. Westerfield, dn Jeffrey Jaffe (2005).
Corporate Finance. New York : McGraw-Hill/Irwin (RWJ)
4. DeMello, Ji (2006), Cases in Finance. Second Edition.
(Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Ika Permatasari). New
York : Irwin/M-Graw-Hill. (D)
5. Suwandi dan Bambang Sudiatno. Manajemen Keuangan. Bahan
Modul Kuliah.
6. Searching Internet, a.l.:http://id.wikipedia.org/wiki/Stora_Kopparberg,
jakarta stock exchange; www.idx.co.id, www.yahoo.finance.com
REFERENCES