SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Makalah
PENTINGNYA PEMBELAJARAN PKN, PEMBELAJARAN
PKN YANG DEMOKRATIS, DAN MODEL-MODEL
PEMBELAJRAN PKN DI SD
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan SD
Dosen Pengampu: Ahmad Agung, S. M.Pd.

Oleh :
Uthfi Mizanita

(12144600053)

Wahyu Ari Wibowo

(12144600057)

Siti Haryani

(12144600069)

Septi Kusuma Wardhani

(121446000xx)

Intan Puspitasari

(121446000xx)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kaitannya dengan pembentukan warga negara Indonesia yang
demokratis

dan

bertanggung

jawab,

pelajaran

Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang strategis dan penting,
yaitu dalam membentuk siswa maupun sikap dalam berperilaku
keseharian, sehingga diharapkan setiap individu mampu menjadi pribadi
yang baik.
Melalui mata pelajaran PKn ini, siswa sebagai warga negara dapat
mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan dalam forum yang dinamis dan
interaktif.Jika memperhatikan tujuan pendidikan nasional di atas,
Pembangunan

dalam

dunia

pendidikan

perlu

diusahakan

peningkatannya.Pada penelitian ini peneliti meneliti pembelajaran pada
bidang studi PKn, karena PKn bukan sejarah maka hal yang sangat
substansial yang harus dipelajari adalah bagaimana penanaman moral pada
siswa sejak dini.
Minat belajar siswa pada bidang PKn ini perlu mendapat perhatian
khusus karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan
proses belajar. Di samping itu minat yang timbul dari kebutuhan siswa
merupakan faktor penting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatankegiatan atau usahanya.
Pada prakteknya, pembelajaran PKn masih menghadapi banyak
kendala-kendala. Kendala-kendala yang dimaksud antara lain:
Pertama, guru pengampu mata Pelajaran PKn masih mengalami
kesulitan dalam mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses
penggalian dan penelaahan bahan pelajaran.
Kedua, jumlah siswa setiap kelas cukup besar (40-45 siswa).Terkait
dengan jumlah siswa yang cukup besar di setiap kelas ini, proses belajar
dihadapkan pada kenyataan keberadaan sarana dan prasarana pembelajaran
yang kurang memadai, sehingga hal tersebut juga menyebabkan guru
kurang dapat mengenali sikap dan perilaku individual siswa atau murid
secara baik.Hal ini dapat berdampak pada kurangnya perhatian siswa
terhadap materi pembelajaran.
Ketiga, sebagian siswa memandang mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan
teoritis.Akibatnya siswa ketika mengikuti pembelajaran PKn merasa
cukup mencatat dan menghafal konsep-konsep dan teori-teori yang
diceramahkan oleh guru, tugas-tugas terstruktur yang diberikan dikerjakan
secara tidak serius dan bila dikerjakan pun sekedar memenuhi formalitas.
Keempat, praktik kehidupan di masyarakat baik dalam bidang
politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, agama seringkali berbeda dengan
wacana

yang

dikembangkan

dalam

proses

pembelajaran

di

kelas.Akibatnya siswa seringkali merasa apa yang dipelajari dalam proses
belajar di kelas sebagai hal yang sia-sia.
Kelima, letak sekolah yang ada di pinggir kota dan juga asal siswa
dari pinggir kota merupakan kendala dalam pembelajaran, karena
wawasan siswa menjadi sangat terbatas dan kurang, sehingga dalam proses
pembelajaran siswa di kelas menjadi tidak aktif dan tidak bergairah untuk
bersama-sama proaktif.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas, yaitu:
1. Apa pentingnya perencanaan pembelajaran PKn di SD?
2. Bagaimana pembelajaran PKn yang demokratis di SD?
3. Apa saja model-model pembelajaran PKn di SD?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas, yaitu:
1. Untuk mengetahui pentingnya perencanaan pembelajaran PKn di SD.
2. Untuk mengetahui pembelajaran PKn yang demokratis di SD.
3. Untuk mengetahui model-model pembelajaran PKn di SD.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran PKn di SD
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran yang
penting dan wajib untuk dipelajari.Bisa kita tinjau dari SD hingga
Kuliah.Setiap tingkatan sekolah pasti ada pelajaran ini.Apalagi kita berada
di

negara

republik

Indonesia

yang

dikenal

bersifat

kewarganegaraan.Disetiap tindakan kita harus memiliki pengertian
terhadap sesama warga negara. Pendidikan kewarganegaraan ini hampir
sama disetiap jenjang pendidikannya.
Hanya saja setiap tingkat ada penambahan yang lebih dalam untuk
memahaminya. Akan tetapi untuk tingkat perkuliahan nama dari
pendidikan kewarganegaraan di ubah menjadi pendidikan pancasila.
Pembahasannya tetap sama saja yaitu tentang masalah yang menyangkut
sistem bernegara dan tata kehidupan yang selaras dengan norma pancasila
dan kehidupan bangsa Indonesia.
Pendidikan

kewarganegaraan

berdasarkan

undang-undang

merupakan pendidikan yang wajib dilaksanakan oleh setiap pelajar.
Pemerintah

menginginkan

seluruh

warga

negara

Indonesia

agar

menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta
tanah air terhadap kebudayaan bangsa, cendekiawan, ikut melakukan hal
untuk negara dan peduli akan kesulitan bangsa. Itu merupakan tujuan
utama dari pemerintah memberikan undang-undang untuk kewajiban
dalam mempelajari pendidikan kewarganegaraan.
Akan tetapi meskipun pelajaran ini sudah dianggap wajib, masih
juga banyak pelajar yang malas untuk mempelajarinya.Karena pelajaran
ini anggapan mereka sangat membosankan untuk dipelajari.Padahal
pelajaran ini untuk kepentingan semua warga negara menurut anggapan
pemerintah.Pendidikan ini untuk tingkat perkuliahan hanya dianggap
sebagai pelengkap saja.Bisa dilihat dari jumlah efektif belajarnya yang
sefikit dibandingkan dengan pelajaran lainnya.Tetapi untuk tingkat SD
pendidikan ini salah satu materi pendidikan untuk menentukan kelulusan
siswa.Mulai bertolak belakang jika sudah semakin tinggi tingkat
sekolahnya. Sebenarnya pelajaran ini sangat penting, karena jika kita tidak
mengenal dan mengetahui tentang kewarganegaraan kita sendiri maka kita
akan malu bila berhadapan dengan warga-warga negara lainnya. Mereka
semua bahkan dengan serius mempelajari pendidikan kewarganegaraan
karena kecintaan mereka terhadap negara sendiri.Sampai-sampai mereka
pun berani ikut dalam melakukan pertahanan politik dan keamanan.Sangat
berbeda jauh dengan di negara Indonesia.Di sini kebanyakan orang acuh
tak acuh. Jika dibandingkan dengan negara lain yang hubungan antara
negara dan warganya yang saling bekerja sama dengan baik dan benar.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan sebuah pelajaran dasar
untuk penyatuan antara warga masyarakat dan pemerintah. Sebagaimana
kita warga negara indonesia, kita harus memiliki sikap nasionalis untuk
menjadi warga negara yang baik, jujur yang harus diteladani oleh temanteman, masyarakat bahkan anak cucu kita nanti.Jika pendidikan
kewarganegaraan kita sudah benar dan baik maka penyatuan dan kesatuan
warga republik Indonesia dengan pemerintah akan menjadi harmonis dan
saling

bergantungan. Layaknya

simbiosis

mutualisme,

semua

sisi

mendapatkan keuntungan. Tidak ada yang dirugikan satu sama lainnya.
Hal-hal yang penting dalam PKn:
1. Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk mampu
memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara sopan santun,
jujur, dan demokratis serta ihklas sebagai warga negara terdidik dalam
kehidupannya

selaku

warganegara

Republik

Indonesia

yang

bertanggung jawab bersama. Ini merupakan hal yang mendasar dalam
pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tanggung jawab sangat
penting dalam proses ini.
2. Dalam pembelajaran ini dibahas lagi tentang bagaimana kita warga
negara untuk ikut dalam berpolitik. Karena akan kepedulian terhadap
politik kita bangsa Indonesia. Tanpa kekacauan merupakan hal
terpenting dalam menjaring hubungan yang baik antara warga dan
pemerintah.
3. Memberikan pengajaran kepada siswa untuk saling memahami sesama
warga neraga. Saling tenggang rasa, toleransi dan saling menghormati
satu sama lainnya.
4. Memberikan pengetahuan kepada para siswa dan pelajar mengenai
sistem pemerintahan dan tentang peraturan negara yang berlaku baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Juga untuk membuka
kesadaran kita akan pentingnya bela dan cinta tanah air. Karena kita
hidup disini dan secara bersama.

B. Pembelajaran PKn yang Demokratis di SD
Pembelajaran yang demokrtis secara umum adalah pembelajaran
yang didalamnya ada atau terdapat interaksi dua arah antara siswa dan
guru. Guru memberikan bahan pembelajaran dengan selalu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif, memberikan reaksi, siswa bisa
bertanya maupun memberi tanggapan kritis tanpa ada perasaan takut.
Bahkan kalau perlu siswa diperbolehkan menyanggah informasi atau
pendapat guru jika memang dia mempunyai informasi atau pendapat yang
berbeda.Hasil belajar pada dasarnya merupakan hasil reaksi antara bahan
pelajaran,

pendapat

guru,

dan

pengalaman

siswa

sendiri.Dalam

pembelajaran siswa betul-betul sebagai subjek belajar.Bahkan sebagai
botol kosong yang pasrah untuk diisi dengan berbagai ilmu oleh guru.Saat
sekarang rasanya pembelajaran yang demokratis cukup mendesak untuk di
implementasikan dikelas setidaknya berdasarkan tiga alasan.
1. Kenyataan bahwa guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Dalam
era globalisasi informasi seperti saat ini, tidak bisa di pungkiri akses
terhadap berbagai sumber informasi menjadi begitu luas: televisi,
radio, buku,koran,majalah dan internet. Saat berada dikelas siswa
telah memiliki seperangkat pengalaman, pengetahuan dan informasi.
Semua ini bisa sesuai ataupun bertentangan. Pembelajaran yang
demokratis memungkinkan terjadinya proses diolog yang berujung
pada pencapaian instruksional yang ditetapkan, Tanpa demokrasi di
kelas, guru akan menjadi penguasa tunggalyang tidak dapat diganggu
gugat, siswa terkekang dan akhirnya potensi kreativitasnya terbunuh.
2. Kompleksnya kehidupan yang akan dihadapi siswa setelah lulus.
Masa depan menuntut mereka mampu menyesuaikan diri. Prinsip
belajar yang relevan adalah belajar bagaimana belajar atau learning
how to learn, artinya dikelas target belajar juga bagaimana belajar
secara mandiri untuk hal-hal lain. Ini bisa terjadi apabila dalam
kegiatan pembelajaran siswa telah dibiasakan berfikir mandiri,berani
berpendapat dan berani bereksperimen.
3. Dalam konteks pendidikan demokrasi masyarakat. Sebagai bagian dari
masyarakat siswa hendaknya sejak dini telah dibiasakan bersikap
demokratis, bebas berpendapat tetapi dalam rule of game. Ini bisa
dimulai dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang menentukan
adanya demokrasi.
Ketiga alasan di atas cukup signifikan untuk memberikan
rekomendasi tentang perlunya penerapan pembelajaran yang demokratis
dikelas.Hanya saja harus diakui ada beberapa kendala yang perlu
diatasi.Dari pihak guru, kendala lebih bersifat psikologis.Bagaimanappun
selama ini guru telah tercitrakan sebagai orang yang serba tahu dan serba
mampu.Bahkan ada ungkapan bahwa guru itu digugu dan di tiru. Guru
memang harus berwibawa baik secara akademik maupun moral tapi bukan
berarti harus otoriter atau diktator. Harus ada perubahan paradigma guru
sekarang tidak harus serba tahu dan serba mampu karena hal itu
mustahil.Yang paling penting guru harus bisa menjadi motivator dan
fasilitator sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya secara
optimal. Untuk bisa mengubah paradigma ini guru harus menyadari bahwa
wibawa tidak akan lengkap tanpa memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan kreativitasnya. Bukankah justru wibawa guru akan
terangkat bila ia mampu menampilkan performa sebagai guru yang
egaliter, bisa diajak diskusi, terbuka dan demokratis. Sementara dari pihak
siswa,

kendalanya

adalah

belum

adanya

keberanian

untuk

berpendapat.Selama ini mereka terkondisikan untuk pasif, menerima
apapun informasi dari guru tanpa kritik. Kondisi ini harus diubah dengan
cara

mendorong

mereka

untuk

menyampaikan

gagasan

dan

menghargainya. Apapun pendapat siswa, guru harus bisa memberikan
apresiasi secara positif.Melalui apresiasi tersebut siswa diharapkan
berangsur-angsur dapat aktif dan berani mengemukakan pendapatnya.
Jika dikaitkan dengan pembelajaran Pkn di SD tentu pembelajaran
yang demokratis sangat penting dalam proses belajar. Negara kita adalah
negara yang demokratis hal itu di atur dalam butir-butir Undang-undang
tentu saja sebagai guru kita tidak hanya mengajarkan kepada siswa tentang
teori demokrasi tetapi lebih kepada praktiknya.
C. Model-model Pembelajaran PKn di SD
Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi
pembelajaran dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode
pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih
luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik. Sedangkan istilah
“strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait
dengan perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut
meluas tidak hanya ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi
bidang ekonomi, sosial, pendidikan.
Model

Pembelajaran

adalah

sebagai

suatu

disain

yang

menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau
perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005)
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203),
pengertian strategi (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2)
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Soedjadi (1999 :101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah
suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah
keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk
dapat mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan
pembelajaran. Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh
strategi atau metode tertentu yaitu :
1. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan secara berhasil dan
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan dan
metode serta teknik diharapkan guru mata pelajaran umumnya dan
khususnya matematika mampu memilih model dan mempunyai strategi
pembelajaran yang sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta
kompetensi dasar dalam standar isi.
Secara umum Rath dan Kirchenbaum (1972) dalam Dirjen
Mandikdasmen

(2006:31)

mengidentifikasi

beberapa

model

pengembangan sikap demokratis yang bertanggung jawab yang cukup
relevan dengan pendidikan kewarganegaran antara lain :
1. Pertemuan Kelas Berita Baru (Good News Class Meeting)
2. Cambuk Bersiklus (Circle Whip)
3. Waktu Untuk Penghargaan (Appreciation Time)
4. Waktu untuk yang Terhormat (Compliment Time)
5. Pertemuan (Goal Setting Meeting)
6. Pertemuan Legislasi (Rule Setting Meeting)
7. Pertemuan Evaluasi Aturan (Rule Evaluating Meeting)
8. Pertemuan Perumusan Langhkah Kegiatan (Stage Setting Meeting)
9. Pertemuan Evaluasi dan Baikan (Feedback Evaluation)
10. Pertemuan Refleksi Belajar (Selation on Learnings)
11. Forumsiwa (Student Presentation)
12. Pertemuan Pemecahan Masalah (Problem Solving Meeting)
13. Pertemuan Isu Akademis (Academic Issues)
14. PertemuanPerbaikan Kelas (Classroom Improvement Meeting)
15. Pertemuan Tindak Lanjut (Follow Up Meeting)
16. Pertemuan Perencanaan (Planning Meeting)
17. Pertemuan Pengembangan Konsep (Concept Meeting)
18. Pembahasan Situasi Pelik (Stiky Situation)
19. Kotak Saran (Suggestion Box/Class Box)
20. Pertemuan dalam Pertemuan (and Meeting and Meeting)

Disamping

strategi

pembelajaran

model

diatas

berikut

ini

diperkenalkan model pembelajaran yang lain yaitu :
1. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik JIGSAW (model Tim Ahli)
Dikemukakan oleh Aronson, Blanney, dan Stephen, Sikes dan
Snapp, tahun 1987. Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah
suatu pembelajaran kooperatif dimana dalam proses pembelajaran
setiap siswa dalam kelompok disilang dan memperoleh tugas yang
berbeda. Langkah-Langkah pembelajaran :
a. Siswa dibagi dalam kelompok kecil @3-5 orang siswa
b. Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda
c. Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang
diperolehnya
d. Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama
berkumpul membentuk kelompok baru (kelompok ahli)
untuk mendiskusikan tugas tersebut
e. Setiap siswa kelompok-kelompok baru mencatat hasil
diskusinya

unuk

dilaporkan

pada

kelompok

semua

(kelompok lama)
f. Selesai diskusi sebagai tim ahli, masing-masing kembali ke
kelompok asal (semula) untuk menyampaikan hasil diskusi
ke anggota kelompok asal dan secara bergilir atau bergantian
dari tim ahli yang berbeda tugasnya
g. Setelah

seluruh

siswa

selesai

melaporkan,

guru

menunjukkan salah satu kelompok untuk menyampaikan
hasilnya,

dan

siswa

lain

diberi

kesempatan

untuk

menanggapinya
h. Guru dapat mengklarifikasi permasalahan serta disimpulkan

2. Model Numbered Head Together (Kepala Bernomor)
Spencer Kaga, tahun 1992 mengembangkan pembelajaran
koopeatif teknik Numbered Head Together (NHT) atau kepala
bernomor. Artinya setiap siswa dalam kelompok diberi kartu nomor.
Langkah-langkah pembelajaran:
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor kepala
b. Guru memberi tugas, diupayakan setiap kelompok mendapat
tugas

yang

berbeda,

dan

masing-masing

kelompok

mengerjakannya
c. Kelompok mendiskusikan jawaban, tiap anggota kelompok
mencatat hasil diskusi
d. Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan
kesempatan yang sama untuk melaporkan hasil diskusinya
e. Guru memanggil salah satu nomor siswa dalam kelompok untuk
melaporkan hasil diskusinya di depan kelas
f.

Kemudian

kelompok

yang

lain

dapat

memberi

masukan/meresponsi dari hasil diskusinya (menyempurnakan)
g. Guru selanjutnya dapat mengulangi beberapa kali dari kelompok
yang berbeda
h. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan menarik
kesimpulan

3. Model Pembelajaran Think Paire and Share
Frank

Lyman,

tahun

1985

talah

mengembangkan

pembelajaran kooperatif ini yang berarti berpikir berpasangpasangan dan curah pendapat.
Langkah-langkah pembelajaran :
a. Guru menyampaikan pokok materi dan kompetensi yang ingin
dicapai
b. Siswa diminta membentuk kelompok kecil @4 orang (usahakan
genap,karena akan dipasang-pasangkan)
c. Siswa diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan
yang disampaikan guru terkait dengan pokok materi
d. Siswa diminta untuk berpasang-pasangan saling mengemukakan
hasil pemikirannya terhadap permasalahan yang diberikan oleh
guru
e. Kemudian pasangan kembali ke kelompok berempat dan tiap
anggota

kelompok

berempat

diberi

kesempatan

untuk

mengemukakan hasil diskusinya.
f. Guru memimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi
kesempatan untuk mengemukakan hasil diskusinya
g. Berasal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan
pokok permasalahan dan guru dapat menambah yang belum
diungkap para siswa
h. Guru memberi kesimpulan

4. Model Pembelajaran Students Teams Achivement Division
Model pembelajaran ini dikembangkann oleh Slavin 1994.
Langkah-langkah pembelajaran :
a. Membentuk kelompok @3-5 orang siswa secara heterogen
(menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya)
b. Guru menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
d. Guru member kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa
e. Guru member evaluasi

5. Group Investigation
Pembelajaran

ini

dikembangkan

oleh

Sharan

tahun

1992.Pembelajaran ini dimaksudkan untuk membina sikap tanggung
jawab dan bekerjasama dalam kelompok, dan sikap saling
menghargai pendapat anggota kelompok serta membiasakan untuk
berani mengemukakan pendapat.
Langkah-langkah pembelajaran :
a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang
heterogen
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran untuk mengambil
materi tugas yang berbeda untuk dikerjakan
c. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil
materi tugas yang berbeda untuk dikerjakan
d. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara
kooperatif dalam kelompoknya
e. Setelah selesai, lewat juru bicara (missal ketua kelompoknya)
menyampaikan hasil pembahasan di kelompoknya
f. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil
pembahasan
g. Guru memberikan penjelasan singkat (klasifikasi) bila terjadi
kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan
h. Evaluasi

6. Cooperative Script
Densereau,dkk 1985 mengembangkan Model pembelajaarn
Cooperative Script: merupakan cara-cara belajar dimana siswa
bekerjasama berpasang-pasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi pelajaran yang dipelajari.
Langkah-langkah pembelajara:
a. Guru membagi siswa untuk berpasang-pasangan
b. Guru membagikan wacana/materi kepada setiap siswa pasangan
untuk dibaca dan membuat ringkasan
c. Gurudan siswa menetapkan pasangan siapa yang pertama
berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar
d. Pembicara membacakan Ringkasannya. Sementara pendengar
memperhatikan.
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara kemudian jadi
pendengar dan sebaliknya
f. Guru menyimpulkan pokok hasil pembahasan
g. Penutup

7. Make a match (mencari pasangan)
Lorna Curran 1994 mengembangkan model ini dalam rangka
membina keterampilan menemukan informasi dan kerjasama dengan
orang lain serta membina tanggung jawab.
Langkah-langkah pembelajaran:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk sesi revew yang sebaliknya satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c. Tiap siswa mendapat satu buah kartuyang dipegang
d. Setiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang cocok
dengan kartu jawabannya
e. Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin hadiah.
f.

Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya

g. Demikian seterusnya
h. Guru menyimpulkan secara keseluruhan dari isi materi
pembelajaran melalui kartu-kartu tersebut
i. Penutup

8. Model Pembelajaran Debate
Model ini perlu dibelajarkan dalam rangka mendorong siswa
untuk berani mengemukakan pendapat dan mempertahankan
pendapatnya serta membina tanggung jawab kebersaman dalam
mempertahankan ide/gagasan.
Langkah-langkah pembelajaran:
a. Guru membagi dua kelompok peserta debat yaitu kelompok pro
dan kontra
b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan
didebatkan oleh kedua kelompok debat
c. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu
anggota kelompok pro untuk berbicara dan kelompok kontra
menanggapinya
d. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti
dari ide-ide dari setiappembicaraan di papan tulis, sampai
sejumlah ideyang diharapkan guru terpenuhi
e. Guru menambahkan konsep, ide yang belum terungkap serta
mengklarifikasikannya
f. Dari ide yang tertulis di papan tulis,guru mengajar siswa untuk
membuat

kesimpulan/rangkuman

yang

mengacu

paa

topik/materi kompetensi yang ingin dicapai

9. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Merupakan model pembelajaran sebagi usaha yang dilakukan
guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan
mengeskpresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok.
Langkah-langkah pembelajaran
a. Identifikasi masalah
b. Menentukan satu masalah kajian kelas
c. Mengumpulkan data dan informasi
d. Mengembangkan portofolio
e. Gelar Kasus (showcase)
f. Refleksi

10. Model Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar
Pembelajaran

tematik

adalah

pembelajran

yang

menggunakan tema dalam mengkaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa
(Singgih Tri Hastuti, 2008: 1)
Langkah-langkah pembelajaran:
a. Mempelajari dan memahami Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada kelas dan semester yang sama sari
setiap mata pelajaran
b. Memilih tema yang tepat dapat mempersatukan kompetensikompetensi untuk setiap kelas dan semester
c. Membuat “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar Dengan
Tema”
d. Membuat Jaringan tema
e. Menyusun Silabus sesuai tema
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

More Related Content

What's hot

Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiaMakalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiasuyono fis
 
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknasDrs. HM. Yunus
 
Undang undang-no-20-tentang-sisdiknas
Undang undang-no-20-tentang-sisdiknasUndang undang-no-20-tentang-sisdiknas
Undang undang-no-20-tentang-sisdiknasErlita Izzatunnisa
 
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003Reni Nazta
 
Uu20 2003-sisdiknas
Uu20 2003-sisdiknasUu20 2003-sisdiknas
Uu20 2003-sisdiknasf' yagami
 
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)Harun Ar
 
Uu no 20_th_2003
Uu no 20_th_2003Uu no 20_th_2003
Uu no 20_th_2003Swa Mini
 
Www.unpad.ac.id wp content-uploads_2012_10_uu20-2003-sisdiknas
Www.unpad.ac.id wp content-uploads_2012_10_uu20-2003-sisdiknasWww.unpad.ac.id wp content-uploads_2012_10_uu20-2003-sisdiknas
Www.unpad.ac.id wp content-uploads_2012_10_uu20-2003-sisdiknassujiman ae
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikanRiezza Farhan
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaOperator Warnet Vast Raha
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706ArisPiligame
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANharjunode
 

What's hot (14)

Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiaMakalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
 
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas
01.1 uu tahun2003 nomor020 sisdiknas
 
Undang undang-no-20-tentang-sisdiknas
Undang undang-no-20-tentang-sisdiknasUndang undang-no-20-tentang-sisdiknas
Undang undang-no-20-tentang-sisdiknas
 
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
 
Uu 20 2003
Uu 20 2003Uu 20 2003
Uu 20 2003
 
Uu20 2003-sisdiknas
Uu20 2003-sisdiknasUu20 2003-sisdiknas
Uu20 2003-sisdiknas
 
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)
 
Uu no 20_th_2003
Uu no 20_th_2003Uu no 20_th_2003
Uu no 20_th_2003
 
Undang Undang 2003 (sistem pendidikan nasional)
Undang Undang 2003 (sistem pendidikan nasional)Undang Undang 2003 (sistem pendidikan nasional)
Undang Undang 2003 (sistem pendidikan nasional)
 
Www.unpad.ac.id wp content-uploads_2012_10_uu20-2003-sisdiknas
Www.unpad.ac.id wp content-uploads_2012_10_uu20-2003-sisdiknasWww.unpad.ac.id wp content-uploads_2012_10_uu20-2003-sisdiknas
Www.unpad.ac.id wp content-uploads_2012_10_uu20-2003-sisdiknas
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
 
Hib prp t & hib prp-omp
Hib prp t & hib prp-ompHib prp t & hib prp-omp
Hib prp t & hib prp-omp
 
A2 12-penyusunan tujuan insruksional
A2 12-penyusunan tujuan insruksionalA2 12-penyusunan tujuan insruksional
A2 12-penyusunan tujuan insruksional
 
Mmr
MmrMmr
Mmr
 
PPT MTK Balok
PPT MTK BalokPPT MTK Balok
PPT MTK Balok
 
Dpt
DptDpt
Dpt
 
Bcg
BcgBcg
Bcg
 
Kbm biologi protista
Kbm biologi protistaKbm biologi protista
Kbm biologi protista
 
Varisela
VariselaVarisela
Varisela
 
Kumpulan mosi debat hukum
Kumpulan mosi debat hukumKumpulan mosi debat hukum
Kumpulan mosi debat hukum
 
Pp pgri konggres
Pp pgri konggresPp pgri konggres
Pp pgri konggres
 
Interaksi sosial2
Interaksi sosial2Interaksi sosial2
Interaksi sosial2
 
Sejarah pgri
Sejarah pgriSejarah pgri
Sejarah pgri
 
Tujuan instruksional a212
Tujuan instruksional a212Tujuan instruksional a212
Tujuan instruksional a212
 
Kbm biologi virus
Kbm biologi virusKbm biologi virus
Kbm biologi virus
 
Ipa 1
Ipa 1Ipa 1
Ipa 1
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
 
PPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkk
PPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkkPPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkk
PPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkk
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
Makalah "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"
Makalah  "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"Makalah  "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"
Makalah "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"
 

Similar to Makalah clear

PPT-4-Keterkaitan-PKn-dengan-IPS-dan-Matpel-Lain.ppt
PPT-4-Keterkaitan-PKn-dengan-IPS-dan-Matpel-Lain.pptPPT-4-Keterkaitan-PKn-dengan-IPS-dan-Matpel-Lain.ppt
PPT-4-Keterkaitan-PKn-dengan-IPS-dan-Matpel-Lain.pptRezaDarmayanti
 
Memahami Ruang Lingkup Pembelajaran
Memahami Ruang Lingkup PembelajaranMemahami Ruang Lingkup Pembelajaran
Memahami Ruang Lingkup PembelajaranQueenDaresa
 
MAKALH KLP 1 JADI.docx
MAKALH KLP 1 JADI.docxMAKALH KLP 1 JADI.docx
MAKALH KLP 1 JADI.docxpauddrivefile
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaSugeng Riadi
 
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana PendidikanPendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana PendidikanR. Herawati Suryanegara
 
Pertemuan 1 (4).pptx
Pertemuan 1 (4).pptxPertemuan 1 (4).pptx
Pertemuan 1 (4).pptxNurChasanah59
 
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahPengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahHari Adi
 
Makalah mbs 1
Makalah mbs 1Makalah mbs 1
Makalah mbs 1Irdam_06
 
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik berceritaKajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik berceritafatimah Baharin
 
Tri dharma perguruan tinggi terdiri dari 3 poin
Tri dharma perguruan tinggi terdiri dari 3 poinTri dharma perguruan tinggi terdiri dari 3 poin
Tri dharma perguruan tinggi terdiri dari 3 poinYunita Sari
 

Similar to Makalah clear (20)

PPT-4-Keterkaitan-PKn-dengan-IPS-dan-Matpel-Lain.ppt
PPT-4-Keterkaitan-PKn-dengan-IPS-dan-Matpel-Lain.pptPPT-4-Keterkaitan-PKn-dengan-IPS-dan-Matpel-Lain.ppt
PPT-4-Keterkaitan-PKn-dengan-IPS-dan-Matpel-Lain.ppt
 
Pkp Metode jigsaw
Pkp Metode  jigsawPkp Metode  jigsaw
Pkp Metode jigsaw
 
2 jurnal pkn bu eli
2   jurnal pkn bu eli2   jurnal pkn bu eli
2 jurnal pkn bu eli
 
Memahami Ruang Lingkup Pembelajaran
Memahami Ruang Lingkup PembelajaranMemahami Ruang Lingkup Pembelajaran
Memahami Ruang Lingkup Pembelajaran
 
MAKALH KLP 1 JADI.docx
MAKALH KLP 1 JADI.docxMAKALH KLP 1 JADI.docx
MAKALH KLP 1 JADI.docx
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia
 
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana PendidikanPendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
 
Rpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 8 1516 8 kali jp
 
Pertemuan 1 (4).pptx
Pertemuan 1 (4).pptxPertemuan 1 (4).pptx
Pertemuan 1 (4).pptx
 
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahPengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
BAB I Penelitian R and D
BAB I Penelitian R and DBAB I Penelitian R and D
BAB I Penelitian R and D
 
Makalah mbs 1
Makalah mbs 1Makalah mbs 1
Makalah mbs 1
 
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik berceritaKajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
Tri dharma perguruan tinggi terdiri dari 3 poin
Tri dharma perguruan tinggi terdiri dari 3 poinTri dharma perguruan tinggi terdiri dari 3 poin
Tri dharma perguruan tinggi terdiri dari 3 poin
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 

More from WaQhyoe Arryee

Bahan ajar kelas xi semester 2 (genap) ms excel
Bahan ajar kelas xi semester 2 (genap)  ms excelBahan ajar kelas xi semester 2 (genap)  ms excel
Bahan ajar kelas xi semester 2 (genap) ms excelWaQhyoe Arryee
 
Bahan ajar tik microsoft excewahyuel
Bahan ajar tik microsoft excewahyuelBahan ajar tik microsoft excewahyuel
Bahan ajar tik microsoft excewahyuelWaQhyoe Arryee
 
Cinta ditolak membawa keberhasilan bisnis sukses menjadi bos voucher.doc tuga...
Cinta ditolak membawa keberhasilan bisnis sukses menjadi bos voucher.doc tuga...Cinta ditolak membawa keberhasilan bisnis sukses menjadi bos voucher.doc tuga...
Cinta ditolak membawa keberhasilan bisnis sukses menjadi bos voucher.doc tuga...WaQhyoe Arryee
 

More from WaQhyoe Arryee (14)

Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
Pengertian kubus
Pengertian kubusPengertian kubus
Pengertian kubus
 
Makalah Balok
Makalah BalokMakalah Balok
Makalah Balok
 
Bahan ajar kelas xi semester 2 (genap) ms excel
Bahan ajar kelas xi semester 2 (genap)  ms excelBahan ajar kelas xi semester 2 (genap)  ms excel
Bahan ajar kelas xi semester 2 (genap) ms excel
 
Bahan ajar tik microsoft excewahyuel
Bahan ajar tik microsoft excewahyuelBahan ajar tik microsoft excewahyuel
Bahan ajar tik microsoft excewahyuel
 
Kanker serviks 2007
Kanker serviks 2007Kanker serviks 2007
Kanker serviks 2007
 
Kbm biologi fungi
Kbm biologi fungiKbm biologi fungi
Kbm biologi fungi
 
Kbm biologi monera
Kbm biologi  moneraKbm biologi  monera
Kbm biologi monera
 
Kbm mengenal biologi
Kbm mengenal biologiKbm mengenal biologi
Kbm mengenal biologi
 
Polio
PolioPolio
Polio
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
Hepatitis
HepatitisHepatitis
Hepatitis
 
Cinta ditolak membawa keberhasilan bisnis sukses menjadi bos voucher.doc tuga...
Cinta ditolak membawa keberhasilan bisnis sukses menjadi bos voucher.doc tuga...Cinta ditolak membawa keberhasilan bisnis sukses menjadi bos voucher.doc tuga...
Cinta ditolak membawa keberhasilan bisnis sukses menjadi bos voucher.doc tuga...
 
Wahyueeeeeeee
WahyueeeeeeeeWahyueeeeeeee
Wahyueeeeeeee
 

Makalah clear

  • 1. Makalah PENTINGNYA PEMBELAJARAN PKN, PEMBELAJARAN PKN YANG DEMOKRATIS, DAN MODEL-MODEL PEMBELAJRAN PKN DI SD Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan SD Dosen Pengampu: Ahmad Agung, S. M.Pd. Oleh : Uthfi Mizanita (12144600053) Wahyu Ari Wibowo (12144600057) Siti Haryani (12144600069) Septi Kusuma Wardhani (121446000xx) Intan Puspitasari (121446000xx) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kaitannya dengan pembentukan warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang strategis dan penting, yaitu dalam membentuk siswa maupun sikap dalam berperilaku keseharian, sehingga diharapkan setiap individu mampu menjadi pribadi yang baik. Melalui mata pelajaran PKn ini, siswa sebagai warga negara dapat mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan dalam forum yang dinamis dan interaktif.Jika memperhatikan tujuan pendidikan nasional di atas, Pembangunan dalam dunia pendidikan perlu diusahakan peningkatannya.Pada penelitian ini peneliti meneliti pembelajaran pada bidang studi PKn, karena PKn bukan sejarah maka hal yang sangat substansial yang harus dipelajari adalah bagaimana penanaman moral pada siswa sejak dini. Minat belajar siswa pada bidang PKn ini perlu mendapat perhatian khusus karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar. Di samping itu minat yang timbul dari kebutuhan siswa merupakan faktor penting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatankegiatan atau usahanya. Pada prakteknya, pembelajaran PKn masih menghadapi banyak kendala-kendala. Kendala-kendala yang dimaksud antara lain: Pertama, guru pengampu mata Pelajaran PKn masih mengalami kesulitan dalam mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses penggalian dan penelaahan bahan pelajaran. Kedua, jumlah siswa setiap kelas cukup besar (40-45 siswa).Terkait dengan jumlah siswa yang cukup besar di setiap kelas ini, proses belajar
  • 3. dihadapkan pada kenyataan keberadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang memadai, sehingga hal tersebut juga menyebabkan guru kurang dapat mengenali sikap dan perilaku individual siswa atau murid secara baik.Hal ini dapat berdampak pada kurangnya perhatian siswa terhadap materi pembelajaran. Ketiga, sebagian siswa memandang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis.Akibatnya siswa ketika mengikuti pembelajaran PKn merasa cukup mencatat dan menghafal konsep-konsep dan teori-teori yang diceramahkan oleh guru, tugas-tugas terstruktur yang diberikan dikerjakan secara tidak serius dan bila dikerjakan pun sekedar memenuhi formalitas. Keempat, praktik kehidupan di masyarakat baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, agama seringkali berbeda dengan wacana yang dikembangkan dalam proses pembelajaran di kelas.Akibatnya siswa seringkali merasa apa yang dipelajari dalam proses belajar di kelas sebagai hal yang sia-sia. Kelima, letak sekolah yang ada di pinggir kota dan juga asal siswa dari pinggir kota merupakan kendala dalam pembelajaran, karena wawasan siswa menjadi sangat terbatas dan kurang, sehingga dalam proses pembelajaran siswa di kelas menjadi tidak aktif dan tidak bergairah untuk bersama-sama proaktif. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas, yaitu: 1. Apa pentingnya perencanaan pembelajaran PKn di SD? 2. Bagaimana pembelajaran PKn yang demokratis di SD? 3. Apa saja model-model pembelajaran PKn di SD? C. Tujuan Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas, yaitu: 1. Untuk mengetahui pentingnya perencanaan pembelajaran PKn di SD. 2. Untuk mengetahui pembelajaran PKn yang demokratis di SD.
  • 4. 3. Untuk mengetahui model-model pembelajaran PKn di SD. BAB II PEMBAHASAN A. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran PKn di SD Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran yang penting dan wajib untuk dipelajari.Bisa kita tinjau dari SD hingga Kuliah.Setiap tingkatan sekolah pasti ada pelajaran ini.Apalagi kita berada di negara republik Indonesia yang dikenal bersifat kewarganegaraan.Disetiap tindakan kita harus memiliki pengertian terhadap sesama warga negara. Pendidikan kewarganegaraan ini hampir sama disetiap jenjang pendidikannya. Hanya saja setiap tingkat ada penambahan yang lebih dalam untuk memahaminya. Akan tetapi untuk tingkat perkuliahan nama dari pendidikan kewarganegaraan di ubah menjadi pendidikan pancasila. Pembahasannya tetap sama saja yaitu tentang masalah yang menyangkut sistem bernegara dan tata kehidupan yang selaras dengan norma pancasila dan kehidupan bangsa Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan berdasarkan undang-undang merupakan pendidikan yang wajib dilaksanakan oleh setiap pelajar. Pemerintah menginginkan seluruh warga negara Indonesia agar menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air terhadap kebudayaan bangsa, cendekiawan, ikut melakukan hal untuk negara dan peduli akan kesulitan bangsa. Itu merupakan tujuan utama dari pemerintah memberikan undang-undang untuk kewajiban dalam mempelajari pendidikan kewarganegaraan. Akan tetapi meskipun pelajaran ini sudah dianggap wajib, masih juga banyak pelajar yang malas untuk mempelajarinya.Karena pelajaran ini anggapan mereka sangat membosankan untuk dipelajari.Padahal pelajaran ini untuk kepentingan semua warga negara menurut anggapan
  • 5. pemerintah.Pendidikan ini untuk tingkat perkuliahan hanya dianggap sebagai pelengkap saja.Bisa dilihat dari jumlah efektif belajarnya yang sefikit dibandingkan dengan pelajaran lainnya.Tetapi untuk tingkat SD pendidikan ini salah satu materi pendidikan untuk menentukan kelulusan siswa.Mulai bertolak belakang jika sudah semakin tinggi tingkat sekolahnya. Sebenarnya pelajaran ini sangat penting, karena jika kita tidak mengenal dan mengetahui tentang kewarganegaraan kita sendiri maka kita akan malu bila berhadapan dengan warga-warga negara lainnya. Mereka semua bahkan dengan serius mempelajari pendidikan kewarganegaraan karena kecintaan mereka terhadap negara sendiri.Sampai-sampai mereka pun berani ikut dalam melakukan pertahanan politik dan keamanan.Sangat berbeda jauh dengan di negara Indonesia.Di sini kebanyakan orang acuh tak acuh. Jika dibandingkan dengan negara lain yang hubungan antara negara dan warganya yang saling bekerja sama dengan baik dan benar. Pendidikan kewarganegaraan merupakan sebuah pelajaran dasar untuk penyatuan antara warga masyarakat dan pemerintah. Sebagaimana kita warga negara indonesia, kita harus memiliki sikap nasionalis untuk menjadi warga negara yang baik, jujur yang harus diteladani oleh temanteman, masyarakat bahkan anak cucu kita nanti.Jika pendidikan kewarganegaraan kita sudah benar dan baik maka penyatuan dan kesatuan warga republik Indonesia dengan pemerintah akan menjadi harmonis dan saling bergantungan. Layaknya simbiosis mutualisme, semua sisi mendapatkan keuntungan. Tidak ada yang dirugikan satu sama lainnya. Hal-hal yang penting dalam PKn: 1. Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara sopan santun, jujur, dan demokratis serta ihklas sebagai warga negara terdidik dalam kehidupannya selaku warganegara Republik Indonesia yang bertanggung jawab bersama. Ini merupakan hal yang mendasar dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tanggung jawab sangat penting dalam proses ini.
  • 6. 2. Dalam pembelajaran ini dibahas lagi tentang bagaimana kita warga negara untuk ikut dalam berpolitik. Karena akan kepedulian terhadap politik kita bangsa Indonesia. Tanpa kekacauan merupakan hal terpenting dalam menjaring hubungan yang baik antara warga dan pemerintah. 3. Memberikan pengajaran kepada siswa untuk saling memahami sesama warga neraga. Saling tenggang rasa, toleransi dan saling menghormati satu sama lainnya. 4. Memberikan pengetahuan kepada para siswa dan pelajar mengenai sistem pemerintahan dan tentang peraturan negara yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Juga untuk membuka kesadaran kita akan pentingnya bela dan cinta tanah air. Karena kita hidup disini dan secara bersama. B. Pembelajaran PKn yang Demokratis di SD Pembelajaran yang demokrtis secara umum adalah pembelajaran yang didalamnya ada atau terdapat interaksi dua arah antara siswa dan guru. Guru memberikan bahan pembelajaran dengan selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, memberikan reaksi, siswa bisa bertanya maupun memberi tanggapan kritis tanpa ada perasaan takut. Bahkan kalau perlu siswa diperbolehkan menyanggah informasi atau pendapat guru jika memang dia mempunyai informasi atau pendapat yang berbeda.Hasil belajar pada dasarnya merupakan hasil reaksi antara bahan pelajaran, pendapat guru, dan pengalaman siswa sendiri.Dalam pembelajaran siswa betul-betul sebagai subjek belajar.Bahkan sebagai botol kosong yang pasrah untuk diisi dengan berbagai ilmu oleh guru.Saat sekarang rasanya pembelajaran yang demokratis cukup mendesak untuk di implementasikan dikelas setidaknya berdasarkan tiga alasan. 1. Kenyataan bahwa guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Dalam era globalisasi informasi seperti saat ini, tidak bisa di pungkiri akses
  • 7. terhadap berbagai sumber informasi menjadi begitu luas: televisi, radio, buku,koran,majalah dan internet. Saat berada dikelas siswa telah memiliki seperangkat pengalaman, pengetahuan dan informasi. Semua ini bisa sesuai ataupun bertentangan. Pembelajaran yang demokratis memungkinkan terjadinya proses diolog yang berujung pada pencapaian instruksional yang ditetapkan, Tanpa demokrasi di kelas, guru akan menjadi penguasa tunggalyang tidak dapat diganggu gugat, siswa terkekang dan akhirnya potensi kreativitasnya terbunuh. 2. Kompleksnya kehidupan yang akan dihadapi siswa setelah lulus. Masa depan menuntut mereka mampu menyesuaikan diri. Prinsip belajar yang relevan adalah belajar bagaimana belajar atau learning how to learn, artinya dikelas target belajar juga bagaimana belajar secara mandiri untuk hal-hal lain. Ini bisa terjadi apabila dalam kegiatan pembelajaran siswa telah dibiasakan berfikir mandiri,berani berpendapat dan berani bereksperimen. 3. Dalam konteks pendidikan demokrasi masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat siswa hendaknya sejak dini telah dibiasakan bersikap demokratis, bebas berpendapat tetapi dalam rule of game. Ini bisa dimulai dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang menentukan adanya demokrasi. Ketiga alasan di atas cukup signifikan untuk memberikan rekomendasi tentang perlunya penerapan pembelajaran yang demokratis dikelas.Hanya saja harus diakui ada beberapa kendala yang perlu diatasi.Dari pihak guru, kendala lebih bersifat psikologis.Bagaimanappun selama ini guru telah tercitrakan sebagai orang yang serba tahu dan serba mampu.Bahkan ada ungkapan bahwa guru itu digugu dan di tiru. Guru memang harus berwibawa baik secara akademik maupun moral tapi bukan berarti harus otoriter atau diktator. Harus ada perubahan paradigma guru sekarang tidak harus serba tahu dan serba mampu karena hal itu mustahil.Yang paling penting guru harus bisa menjadi motivator dan
  • 8. fasilitator sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk bisa mengubah paradigma ini guru harus menyadari bahwa wibawa tidak akan lengkap tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Bukankah justru wibawa guru akan terangkat bila ia mampu menampilkan performa sebagai guru yang egaliter, bisa diajak diskusi, terbuka dan demokratis. Sementara dari pihak siswa, kendalanya adalah belum adanya keberanian untuk berpendapat.Selama ini mereka terkondisikan untuk pasif, menerima apapun informasi dari guru tanpa kritik. Kondisi ini harus diubah dengan cara mendorong mereka untuk menyampaikan gagasan dan menghargainya. Apapun pendapat siswa, guru harus bisa memberikan apresiasi secara positif.Melalui apresiasi tersebut siswa diharapkan berangsur-angsur dapat aktif dan berani mengemukakan pendapatnya. Jika dikaitkan dengan pembelajaran Pkn di SD tentu pembelajaran yang demokratis sangat penting dalam proses belajar. Negara kita adalah negara yang demokratis hal itu di atur dalam butir-butir Undang-undang tentu saja sebagai guru kita tidak hanya mengajarkan kepada siswa tentang teori demokrasi tetapi lebih kepada praktiknya. C. Model-model Pembelajaran PKn di SD Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik. Sedangkan istilah “strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak hanya ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial, pendidikan. Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
  • 9. memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005) Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203), pengertian strategi (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Soedjadi (1999 :101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk dapat mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu : 1. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya, 2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil dan 4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan dan metode serta teknik diharapkan guru mata pelajaran umumnya dan khususnya matematika mampu memilih model dan mempunyai strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta kompetensi dasar dalam standar isi. Secara umum Rath dan Kirchenbaum (1972) dalam Dirjen Mandikdasmen (2006:31) mengidentifikasi beberapa model pengembangan sikap demokratis yang bertanggung jawab yang cukup relevan dengan pendidikan kewarganegaran antara lain : 1. Pertemuan Kelas Berita Baru (Good News Class Meeting) 2. Cambuk Bersiklus (Circle Whip) 3. Waktu Untuk Penghargaan (Appreciation Time)
  • 10. 4. Waktu untuk yang Terhormat (Compliment Time) 5. Pertemuan (Goal Setting Meeting) 6. Pertemuan Legislasi (Rule Setting Meeting) 7. Pertemuan Evaluasi Aturan (Rule Evaluating Meeting) 8. Pertemuan Perumusan Langhkah Kegiatan (Stage Setting Meeting) 9. Pertemuan Evaluasi dan Baikan (Feedback Evaluation) 10. Pertemuan Refleksi Belajar (Selation on Learnings) 11. Forumsiwa (Student Presentation) 12. Pertemuan Pemecahan Masalah (Problem Solving Meeting) 13. Pertemuan Isu Akademis (Academic Issues) 14. PertemuanPerbaikan Kelas (Classroom Improvement Meeting) 15. Pertemuan Tindak Lanjut (Follow Up Meeting) 16. Pertemuan Perencanaan (Planning Meeting) 17. Pertemuan Pengembangan Konsep (Concept Meeting) 18. Pembahasan Situasi Pelik (Stiky Situation) 19. Kotak Saran (Suggestion Box/Class Box) 20. Pertemuan dalam Pertemuan (and Meeting and Meeting) Disamping strategi pembelajaran model diatas berikut ini diperkenalkan model pembelajaran yang lain yaitu : 1. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik JIGSAW (model Tim Ahli) Dikemukakan oleh Aronson, Blanney, dan Stephen, Sikes dan Snapp, tahun 1987. Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif dimana dalam proses pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang dan memperoleh tugas yang berbeda. Langkah-Langkah pembelajaran : a. Siswa dibagi dalam kelompok kecil @3-5 orang siswa b. Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda c. Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperolehnya
  • 11. d. Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama berkumpul membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan tugas tersebut e. Setiap siswa kelompok-kelompok baru mencatat hasil diskusinya unuk dilaporkan pada kelompok semua (kelompok lama) f. Selesai diskusi sebagai tim ahli, masing-masing kembali ke kelompok asal (semula) untuk menyampaikan hasil diskusi ke anggota kelompok asal dan secara bergilir atau bergantian dari tim ahli yang berbeda tugasnya g. Setelah seluruh siswa selesai melaporkan, guru menunjukkan salah satu kelompok untuk menyampaikan hasilnya, dan siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapinya h. Guru dapat mengklarifikasi permasalahan serta disimpulkan 2. Model Numbered Head Together (Kepala Bernomor) Spencer Kaga, tahun 1992 mengembangkan pembelajaran koopeatif teknik Numbered Head Together (NHT) atau kepala bernomor. Artinya setiap siswa dalam kelompok diberi kartu nomor. Langkah-langkah pembelajaran: a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor kepala b. Guru memberi tugas, diupayakan setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda, dan masing-masing kelompok mengerjakannya c. Kelompok mendiskusikan jawaban, tiap anggota kelompok mencatat hasil diskusi d. Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan kesempatan yang sama untuk melaporkan hasil diskusinya
  • 12. e. Guru memanggil salah satu nomor siswa dalam kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya di depan kelas f. Kemudian kelompok yang lain dapat memberi masukan/meresponsi dari hasil diskusinya (menyempurnakan) g. Guru selanjutnya dapat mengulangi beberapa kali dari kelompok yang berbeda h. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan menarik kesimpulan 3. Model Pembelajaran Think Paire and Share Frank Lyman, tahun 1985 talah mengembangkan pembelajaran kooperatif ini yang berarti berpikir berpasangpasangan dan curah pendapat. Langkah-langkah pembelajaran : a. Guru menyampaikan pokok materi dan kompetensi yang ingin dicapai b. Siswa diminta membentuk kelompok kecil @4 orang (usahakan genap,karena akan dipasang-pasangkan) c. Siswa diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan yang disampaikan guru terkait dengan pokok materi d. Siswa diminta untuk berpasang-pasangan saling mengemukakan hasil pemikirannya terhadap permasalahan yang diberikan oleh guru e. Kemudian pasangan kembali ke kelompok berempat dan tiap anggota kelompok berempat diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil diskusinya. f. Guru memimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil diskusinya g. Berasal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan pokok permasalahan dan guru dapat menambah yang belum diungkap para siswa
  • 13. h. Guru memberi kesimpulan 4. Model Pembelajaran Students Teams Achivement Division Model pembelajaran ini dikembangkann oleh Slavin 1994. Langkah-langkah pembelajaran : a. Membentuk kelompok @3-5 orang siswa secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya) b. Guru menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan d. Guru member kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa e. Guru member evaluasi 5. Group Investigation Pembelajaran ini dikembangkan oleh Sharan tahun 1992.Pembelajaran ini dimaksudkan untuk membina sikap tanggung jawab dan bekerjasama dalam kelompok, dan sikap saling menghargai pendapat anggota kelompok serta membiasakan untuk berani mengemukakan pendapat. Langkah-langkah pembelajaran : a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran untuk mengambil materi tugas yang berbeda untuk dikerjakan c. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi tugas yang berbeda untuk dikerjakan d. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya e. Setelah selesai, lewat juru bicara (missal ketua kelompoknya) menyampaikan hasil pembahasan di kelompoknya f. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan
  • 14. g. Guru memberikan penjelasan singkat (klasifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan h. Evaluasi 6. Cooperative Script Densereau,dkk 1985 mengembangkan Model pembelajaarn Cooperative Script: merupakan cara-cara belajar dimana siswa bekerjasama berpasang-pasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi pelajaran yang dipelajari. Langkah-langkah pembelajara: a. Guru membagi siswa untuk berpasang-pasangan b. Guru membagikan wacana/materi kepada setiap siswa pasangan untuk dibaca dan membuat ringkasan c. Gurudan siswa menetapkan pasangan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar d. Pembicara membacakan Ringkasannya. Sementara pendengar memperhatikan. e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara kemudian jadi pendengar dan sebaliknya f. Guru menyimpulkan pokok hasil pembahasan g. Penutup 7. Make a match (mencari pasangan) Lorna Curran 1994 mengembangkan model ini dalam rangka membina keterampilan menemukan informasi dan kerjasama dengan orang lain serta membina tanggung jawab. Langkah-langkah pembelajaran: a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi revew yang sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  • 15. b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu c. Tiap siswa mendapat satu buah kartuyang dipegang d. Setiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang cocok dengan kartu jawabannya e. Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin hadiah. f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya g. Demikian seterusnya h. Guru menyimpulkan secara keseluruhan dari isi materi pembelajaran melalui kartu-kartu tersebut i. Penutup 8. Model Pembelajaran Debate Model ini perlu dibelajarkan dalam rangka mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan mempertahankan pendapatnya serta membina tanggung jawab kebersaman dalam mempertahankan ide/gagasan. Langkah-langkah pembelajaran: a. Guru membagi dua kelompok peserta debat yaitu kelompok pro dan kontra b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok debat c. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara dan kelompok kontra menanggapinya d. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti dari ide-ide dari setiappembicaraan di papan tulis, sampai sejumlah ideyang diharapkan guru terpenuhi e. Guru menambahkan konsep, ide yang belum terungkap serta mengklarifikasikannya
  • 16. f. Dari ide yang tertulis di papan tulis,guru mengajar siswa untuk membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu paa topik/materi kompetensi yang ingin dicapai 9. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Merupakan model pembelajaran sebagi usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengeskpresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Langkah-langkah pembelajaran a. Identifikasi masalah b. Menentukan satu masalah kajian kelas c. Mengumpulkan data dan informasi d. Mengembangkan portofolio e. Gelar Kasus (showcase) f. Refleksi 10. Model Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar Pembelajaran tematik adalah pembelajran yang menggunakan tema dalam mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Singgih Tri Hastuti, 2008: 1) Langkah-langkah pembelajaran: a. Mempelajari dan memahami Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kelas dan semester yang sama sari setiap mata pelajaran b. Memilih tema yang tepat dapat mempersatukan kompetensikompetensi untuk setiap kelas dan semester c. Membuat “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar Dengan Tema” d. Membuat Jaringan tema e. Menyusun Silabus sesuai tema