Teknik Industri proses kimia semen dan kapur

Iqbal Nak-bah Nak-bah
Iqbal Nak-bah Nak-bahPelukis Plan à Buletin Seniman jalanan

Peroses pembentukan kimia semen dan kapur

Tugas Individu Dosen Pembimbing 
Industri kimia Muhammad Nur, ST, M.Si 
KIMIA KAPUR DAN SEMEN 
DISUSUN OLEH : 
IQBAL DERMAWAN (11052103220) 
Kelas ; Gabungan 
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI 
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI 
UIN SUSKA RIAU 
PEKANBARU 
2013 
1
BAB I 
PENDAHULUAN 
2 
1.1 Latar belakang 
Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, 
tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan 
batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau bahan 
lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau 
Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di China yang menurut legenda 
menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam 
sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan 
kuno yang dijumpai di Pulau Buton. Benar atau tidak, cerita, legenda tadi 
menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai 
bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan 
hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman 
Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu 
lantas dinamai pozzuolana. Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang 
semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan 
Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan 
pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. 
Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an 
M), John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali ramuan kuno 
berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran 
batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai 
Cornwall, Inggris. Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses 
pembuatan cikal bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur 
berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia 
sebut semen portland. Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip 
tanah liat Pulau Portland, Inggris.
Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko 
bangunan. Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap 
mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan 
tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral berbentuk pasir), 
aluminium oksida (alumina) serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian 
dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran baru. 
3 
1.2. Perumusan Masalah 
1. Bagaimana terbentuknya kimia kapur dan semen ! 
2. Apa yang dimaksud dengan kimia kapur dan semen ! 
3. Bagaimana peranan kimia kapur dan semen dalam peradaman pembangunan 
disegala bidang ! 
1.3. Tujuan Penulisan 
1. Mempelajari serta mengetahui tentang kimia kapur dan semen. 
2. Menambah wawasan pengetahuan tentang kimia kapur dan semen. 
3. Memenuhi tugas dari mata kuliah. 
1.4. Manfaat penulisan 
Diharapkan penulisan ini mengenai kimia kapur dan semen dapat 
bermanfaat sebagai sumber pengetahuan dan informasi, sserta dapat berguna 
bagi semua pihak.
BAB II 
ISI 
2.1 KIMIA KAPUR DAN SEMEN 
Dalam pengertian umum, kimia kapur dan semen adalah suatu binder, 
suatu zat yang dapat menetapkan dan mengeraskan dengan bebas, dan dapat 
mengikat material lain. Abu vulkanis dan batu bata yang dihancurkan yang 
ditambahkan pada batu kapur yang dibakar sebagai agen pengikat untuk 
memperoleh suatu pengikat hidrolik yang selanjutnya disebut sebagai 
“cementum”. Semen yang digunakan dalam konstruksi digolongkan kedalam 
semen hidrolik dan semen non-hidrolik. 
2.1.1 KAPUR 
Kapur disebut juga kapur dengan kadar Kalsium tinggi, kapur 
gemuk,kapur murni dan sebagainya. Kapur putih adalah kapur non-hidrolik 
dengan kadar Kalsiumoxida yang tinggi jika berupa kapur tohor (belum 
berhubungan dengan air) atau mengandung banyak kalsium-hydroxida jika telah 
disiram (direndam) dengan air. Jenis-jenis kapur tersebut biasanya merupakan 
kapur gemuk. Kalsium-karbonat bersama dengan bahan-bahan kotorannya seperti 
Magnesia, Silika, Besi, Alkali, Alumina dan Belerang. Proses pembakaran 
dilaksanakan dalam dapur (oven) vertikal atau dapur berputar pada suhu 800° – 
1200°C. Kalsium-karbonat terurai menjadi Kalsiumoxida dan Karbondioxida 
dengan reaksi kimia sebagai berikut : 
Kalsium oxida yang terjadi disebut kapur tohor, dan jika berhubungan dengan air 
berubah menjadi Kalsium hydroxida disertai kehilangan panas, reaksi kimianya 
adalah : 
Proses ini disebut proses mematikan kapur (slaking) dan hasilnya yaitu 
Kalsiumhydroxida disebut kapur mati.Kecepatan berlangsungnya reaksi terutama 
bergantung pada kemurnian kapur, makin tinggi kemurnian kapur yang 
4
bersangkutan makin besar daya reaksinya terhadap air. Kapur mati dapat 
diklasifikasikan kedalam tiga kelompok sebagai berikut : 
1. Dapat dimatikan dengan cepat 
2. Dapat dimatikan agak lambat 
3. Dapat dimatikan dengan lambat 
Bergantung pada jumlah air yang digunakan selama proses mematikan kapur 
tohor, bisa diperoleh dempul kapur atau kapur mati.Kapur mati didapat dengan 
menambahkan air secukupnya pada kapur tohor, yaitu kira-kira 1/3 dari beratnya. 
Dempul kapur diperoleh dengan menambahkan air yang berlebihan pada kapur 
tohor. 
Kedua jenis kapur yakni kapur tohor dan dempul kapur selalu dicampur 
dengan pasir dengan perbandingan 1 bagian kapur dan 3 bagian pasir dengan 
ukuran volume, dengan cara demikian itu dapat dicegah terjadinya terlalu banyak 
penyusutan. Pengikatan adukan kapur adalah akibat kehilangan air dikarenakan 
penyerapan oleh bata umpamanya atau akibat penguapan. 
Proses pengerasan berlansung akibat reaksi Karbon – dioxida dari udara dengan 
kapur mati sebagai berikut : 
Seperti ditunjukan oleh reaksi kimia diatas, maka terbentuk kembali 
Kalsium-karbonat berupa kristal kristal, yang mengikat masa heterogin itu 
menjadi suatu masa yang bergumpal.Proses pengerasan berjalan lambat dan 
perkembangannya dapat berlangsung bertahun-tahun sebelum mencapai 
kekuatannya yang penuh.Agar ini dapat tercapai, diperlukan aliran udara dengan 
bebas untuk persediaan Karbondioxida yang cukup, yang dapat menembus bagian 
terdalam dari adukan agar proses pengerasan dapat berlangsung menyeluruh. 
5
6 
2.1.2 Semen (cement) 
Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku: batu kapur/gamping 
sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan 
hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses 
pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air. Batu 
kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa kalsium oksida 
(CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung 
senyawa: silika oksida (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan 
magnesium oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut 
dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian 
dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil 
akhir dari proses produksi dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40 
kg atau 50 kg. 
2.2 Jenis-jenis Semen 
2.2.1 Semen Abu atau semen Portland 
Semen Abu atau semen Portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan, 
dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi 
yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi Semen ini biasa 
digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan prosentase 
kandungan penyusunannya terdiri dari 5 tipe, yaitu tipe I sampai tipe V. 
2.2.2 Semen Putih (gray cement) 
Semen Putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen 
abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler 
atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone 
murni. 
2.2.3 Oil Well Cement Semen Sumur Minyak 
Oil Well Cement atau adalah semen khusus yang digunakan dalam proses 
pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.
7 
2.2.4 Mixed & Fly Ash Cement 
Mixed & Fly Ash Cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan 
buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari 
pembakaran batubara yang mengandung amorphous silica, aluminium oksida, 
besi oksida dan oksida lainnya dalam variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai 
campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras. 
2.3 Tipe Semen dan Kandungan Penyusunnya 
1. Semen Portland tipe I 
Perekat hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling klinker yang 
kandungan utamanya kalsium silikat dan digiling bersama-sama dengan bahan 
tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat. Komposisi 
senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 
55% (C3S); 19% (C2S); 10% (C3A); 7% (C4AF); 2,8% MgO; 2,9% (SO3); 1,0% 
hilang dalam pembakaran, dan 1,0% bebas CaO. 
2. Semen Portland tipe II 
Dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memerlukan 
persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal, dan dapat 
digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat dan 
lain-lain. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 51% (C3S); 24% 
(C2S); 6% (C3A); 11% (C4AF); 2,9% MgO; 2,5% (SO3); 0,8% hilang dalam 
pembakaran, dan 1,0% bebas CaO. 
3. Semen Portland tipe III 
Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa (tebal) yang 
memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, misal bangunan dipinggir 
laut, bangunan bekas tanah rawa, saluran irigasi , dam-dam. 
Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 
57% (C3S); 19% (C2S); 10% (C3A); 7% (C4AF); 3,0% MgO; 3,1% (SO3); 0,9% 
hilang dalam pembakaran, dan 1,3% bebas CaO. 
4. Semen Portland tipe IV
Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan tinggi 
pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi, misal untuk pembuatan jalan 
beton, bangunan-bangunan bertingkat, bangunan-bangunan dalam air. Komposisi 
senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 
28% (C3S); 49% (C2S); 4% (C3A); 12% (C4F); 1,8% MgO; 1,9% (SO3); 0,9% 
hilang dalam pembakaran, dan 0,8% bebas CaO. 
5. Semen Portland tipe V 
Dipakai untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, 
jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir. Komposisi 
senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 89 38% (C3S); 43% (C2S); 4% (C3A); 
9% (C4AF); 1,9% MgO; 1,8% (SO3); 0,9% hilang dalam pembakaran, dan 0,8% 
bebas CaO. 
Semakin baik mutu semen, maka semakin lama mengeras atau 
membatunya jika dicampur dengan air, dengan angka-angka hidrolitas yang dapat 
dihitung dengan rumus: 
(% SiO2 + % Al2O3 + Fe2O3) : (% CaO + % MgO) 
Angka hodrolitas ini berkisar antara <1/1,5 (lemah) hingga >1/2 (keras sekali). 
Namun demikian dalam industri semen angka hidrolitas ini harus dijaga secara 
teliti untuk mendapatkan mutu yang baik dan tetap, yaitu antara 1/1,9 dan 1/2,15. 
8 
2.3 Proses Pembuatan Semen 
Proses pembuatan semen dapat dibedakan menurut prosesnya : 
1. Proses basah 
Pada proses basah semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, 
dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar 
minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah 
keterbatasan energi BBM. 
2. Proses kering 
Pada proses kering digunakan teknik penggilingan dan blending kemudian 
dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan 
yaitu :
1. Proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller 
meal. 
2. Proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran 
yang homogen. 
3. Proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker : bahan 
setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen). 
4. Proses pendinginan terak. 
5. Proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement 
mill. 
Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena 
pembakaran dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga menghasilkan : 
residu (sisa) yang tak larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium 
oksida, oksida besi, kalsium, magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas. 90 
9 
2.4 Proses Produksi Semen 
Secara garis besar proses produksi semen melalui 6 tahap, 
yaitu : 
1. Penambangan dan penyimpanan bahan mentah 
Semen yang paling umum yaitu semen portland memerlukan empat komponen 
bahan kimia yang utama untuk mendapatkan komposisi kimia yang sesuai. 
Bahan tersebut adalah kapur (batu kapur), silika (pasir silika), alumina (tanah 
liat), dan besi oksida (bijih besi). Gipsum dalam jumlah yang sedikit 
ditambahkan selama penghalusan untuk memperlambat pengerasan. 
2. Penggilingan dan pencampuran bahan mentah 
Semua bahan baku dihancurkan sampai menjadi bubuk halus dan dicampur 
sebelum memasuki proses pembakaran. 
3. Pembakaran 
Tahap paling rumit dalam produksi semen portland adalah proses pembakaran, 
dimana terjadi proses konversi kimiawi sesuai rancangan dan proses fisika 
untuk mempersiapkan campuran bahan baku membentuk klinker. Proses ini 
dilakukan di dalam rotary kiln dengan menggunakan bahan bakar fosil berupa
padat (batubara), cair (solar), atau bahan bakar alternatif. Batubara adalah 
bahan bakar yang paling umum dipergunakan karena pertimbangan biaya. 
10 
4. Penggilingan hasil pembakaran 
Proses selanjutnya adalah penghalusan klinker dengan tambahan sedikit 
gipsum, kurang dari 4%, untuk dihasilkan semen portland tipe 1. Jenis semen 
lain dihasilkan dengan penambahan bahan aditif posolon atau batu kapur di 
dalam penghalusan semen. 
5. Pendinginan dan pengepakan 
Reaksi-reaksi yang terjadi Reaksi alite dengan air : 
2Ca3OSiO4 + 6H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2 
Reaksi ini relatif cepat, menyebabkan penetapan dan perkembangan penguatan 
pada beberapa minggu pertama. Reaksi dari belite : 
2Ca2SiO4 + 4H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + Ca(OH)2 
Reaksi ini relatif lambat, dan berperan untuk meningkatkan penguatan setelah 
satu minggu. Hidrasi trikalsium aluminat dikontrol oleh penambahan kalsium 
sulfat, yang dengan seketika menjadi cairan pada saat penambahan air. 
Pertama-tama, etringit dibentuk dengan cepat, menyebabkan hidrasi yang 
lambat. 
Ca3(AlO3)2 + 3CaSO4 + 32H2O → Ca6(AlO3)2(SO4)3.32H2O 
Sesudah itu etringit bereaksi secara lambat dengan trikalsium aluminat lebih 
lanjut untuk membentuk “monosulfat”.
BAB III 
HUBUNGAN 
HUBUNGAN KIMIA SEMEN DAN KAPUR DENGAN INDUSTRI 
11 
3.1 Semen dan Kapur 
Semen dan kapur merupakan bahan /material dalam industri konstruksi 
yang mana industri konstrusi itu sendiri merupakan industri yang melakukan 
penyediaan produksi berupa bangunan fisik untuk dimanfaatkan ddemi 
kepentingan publik dan sosial seperti pembuatan jalan, jembatan, pengecoran 
beton, lantai, konstruksi bangunan, dan lain sebagainya. 
Dengan mempelajari kimia semen,maka kita lebih mengetahui zat dan 
proses yang terjadi dalam semen yang menembah pengetahuan kita tentang 
proses menhasilkan semen yang berkualitas untuk produk konstruksi tersebut. 
Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan, plesteran,bahan 
penambal, adukan encer (grout) dan sebagainya.Semen portland dipergunakan 
dalam semua jenis beton struktural seperti tembok, , jembatan, terowongan 
dan sebagainya, yang diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan. 
Selanjutnya semen portland itu digunakan dalam segala macam adukan seperti 
fundasi,telapak, dam,tembok penahan, perkerasan jalan dan sebagainya.Apa 
bila semen portland dicampur dengan pasir atau kapur, dihasilkan adukan 
yang dipakai untuk pasangan bata atau batu,atau sebagai bahan plesteran 
untuk permukaan tembok sebelah luar maupun sebelah dalam.
BAB. IV KESIMPULAN 
Seperti yang sudah kita ketahui, kimia sangat berpengaruh terhadap 
kehidupan sehari-hari kita, sebagaiman barang- barang yang kita gunakkan adalah 
melalui proses kimia,industri kimia, yang mana hampir ada di sekeliling kita. 
Daftar Pustaka 
1. Anonim. 2007. Semen. [online]:"http://id.wikipedia.org/wiki/Semen" 
2. Anonim. 2007.Cement. [online]:”http://en.wikipedia.org/wiki/Cement” 
3. Anonim. 2007. Portland Cement. 
[online]:”http://en.wikipedia.org/wiki/Portland_cement" 
4. Anonim. 2007. Production Line. [online]:”www.cimnat.com.lb/Production” 
Anonim. 2000. Kajian Terhadap Semen Sebagai Calon Barang Kena Cukai Dalam 
Rangka Ekstensifikasi Obyek BKC. 
[online]:”http://www.beacukai.go.id/library/data/Semen” 
. Dedy Eka. P. 2007. Semen Dari Sampah. [online]:”http://www.pmij.org” 
Austin, George T,. 1984.Shreve’s Chemical Prosess Industries. 5thedition. Mc-Graw 
Hill,Inc. Singapore 
Bernasconi,G. 1995.Teknologi Kimia. Te r jemahan Dr . I r . Lienda Han 
jojo, MEng. PtPrandnya Paramitha. Jakarta 
Duda, Walter H. 1984.Cement Data Book : Internat ional Prosess 
Engineering in theCement Industry. 2ndedition. Boverlag Gm Bh. Weis 
Baden anfBerum, Mc Donaldand Evan. London 
12
Geankoplis C.J. 1983.Transport Process and Unit Operation. 2ndedition. Allyn and 
BaconInc. USA 
Perry, J.H. 1950.Chemical Engineering Handbook.6thedition. McGraw-Hill Inc. New 
York 
^ Temperature at which H2O vapor pressure reaches 101 kPa, Halstead, 
Moore, J.Chem.Soc (1957) 3873 
http://www.artikelkimia.info/sifat-sifat- ikatan-utama-semen 
http://www.artikelkimia.info/search/pembuatan+semen+portland+dari+kalsium+s 
ilikat+dan+aluminat/feed/rss2/ 
13 
http://www.omri.org/CaOH_final.pdf 
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalsium_hidroksida 
http://ebookbrowse.com/ki/kimia-semen
14

Recommandé

Pembuatan kaca - bahan galian industri par
Pembuatan kaca - bahan galian industriPembuatan kaca - bahan galian industri
Pembuatan kaca - bahan galian industriBonita Susimah
10.2K vues33 diapositives
JAW CRUSHER par
JAW CRUSHERJAW CRUSHER
JAW CRUSHERBadril Azhar
18.8K vues17 diapositives
Kimia bahan galian dolomit par
Kimia bahan galian dolomitKimia bahan galian dolomit
Kimia bahan galian dolomit085753889956
1.5K vues12 diapositives
Sulfur - bahan galian industri par
Sulfur - bahan galian industriSulfur - bahan galian industri
Sulfur - bahan galian industriBonita Susimah
4.5K vues17 diapositives
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban) par
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)gilank_upn
54.9K vues90 diapositives
[Presentasi] Logam Besi (Fe) par
[Presentasi] Logam Besi (Fe)[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)Muhamad Imam Khairy
18.5K vues33 diapositives

Contenu connexe

Tendances

ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA par
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
5.3K vues42 diapositives
Aplikasi alat penukar Ion par
Aplikasi alat penukar IonAplikasi alat penukar Ion
Aplikasi alat penukar IonDawwati Nisaa
5K vues12 diapositives
Kestabilan ion kompleks par
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksDiana Rahmawati
20.9K vues24 diapositives
Isi laporan kalsinasi par
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIrwin Maulana
11K vues18 diapositives
Makalah pengolahan mineral crushing par
Makalah pengolahan mineral crushingMakalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushingActur Saktianto
5.7K vues13 diapositives
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA par
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAPASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
9.2K vues20 diapositives

Tendances(20)

ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA par Bonita Susimah
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Bonita Susimah5.3K vues
Makalah pengolahan mineral crushing par Actur Saktianto
Makalah pengolahan mineral crushingMakalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushing
Actur Saktianto5.7K vues
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA par Bonita Susimah
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAPASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Bonita Susimah9.2K vues
Tanah liat - clay - bahan galian industri par Bonita Susimah
Tanah liat - clay - bahan galian industriTanah liat - clay - bahan galian industri
Tanah liat - clay - bahan galian industri
Bonita Susimah19.9K vues
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri par Bonita Susimah
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriProses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Bonita Susimah19.9K vues
Makalah pengolahan mineral gravity separation par Actur Saktianto
Makalah pengolahan mineral gravity separationMakalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Actur Saktianto3.9K vues
Laporan praktikum - isoterm freundlich par Firda Shabrina
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Firda Shabrina10.3K vues
Unsur Fe (Besi) par Nur Latifah
Unsur Fe (Besi)Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)
Nur Latifah17.4K vues
Mineralogi par hariia
MineralogiMineralogi
Mineralogi
hariia25.4K vues
Presentasi keramik par Agam Real
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
Agam Real41.8K vues
laporan modul 1- kominusi - grinding par Fathur Rozaq
laporan modul 1- kominusi - grindinglaporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grinding
Fathur Rozaq2.7K vues
Draft tube buffle crystalizer par nurul isnaini
Draft tube buffle crystalizerDraft tube buffle crystalizer
Draft tube buffle crystalizer
nurul isnaini1.2K vues

En vedette

Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk par
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkProses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkrino firsa
12.4K vues46 diapositives
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba par
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktubaPkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktubaAhya Alamsyah
5.5K vues90 diapositives
Laporan Kerja Praktek Penentuan Klinker Rasio Semen PCC Trass dan Slag par
Laporan Kerja Praktek Penentuan Klinker Rasio Semen PCC Trass dan SlagLaporan Kerja Praktek Penentuan Klinker Rasio Semen PCC Trass dan Slag
Laporan Kerja Praktek Penentuan Klinker Rasio Semen PCC Trass dan Slag'Adinda Mulyani
4.7K vues78 diapositives
Pembahasan semen par
Pembahasan semenPembahasan semen
Pembahasan semenHikmah Ramadhan
2.8K vues11 diapositives
Pulp & Paper Waste Handling System par
Pulp & Paper Waste Handling SystemPulp & Paper Waste Handling System
Pulp & Paper Waste Handling SystemSuhardiyoto Haryadi
951 vues16 diapositives
Proses pembuatan semen - bahan galian industri par
Proses pembuatan semen - bahan galian industriProses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industriBonita Susimah
4.8K vues18 diapositives

En vedette(8)

Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk par rino firsa
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkProses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
rino firsa12.4K vues
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba par Ahya Alamsyah
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktubaPkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Ahya Alamsyah5.5K vues
Laporan Kerja Praktek Penentuan Klinker Rasio Semen PCC Trass dan Slag par 'Adinda Mulyani
Laporan Kerja Praktek Penentuan Klinker Rasio Semen PCC Trass dan SlagLaporan Kerja Praktek Penentuan Klinker Rasio Semen PCC Trass dan Slag
Laporan Kerja Praktek Penentuan Klinker Rasio Semen PCC Trass dan Slag
'Adinda Mulyani4.7K vues
Proses pembuatan semen - bahan galian industri par Bonita Susimah
Proses pembuatan semen - bahan galian industriProses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industri
Bonita Susimah4.8K vues

Similaire à Teknik Industri proses kimia semen dan kapur

Makalah kimia edit ffff par
Makalah kimia edit ffffMakalah kimia edit ffff
Makalah kimia edit fffflouischristian
4.4K vues23 diapositives
Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping par
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingRekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingUDIN MUHRUDIN
1.9K vues10 diapositives
Industri semen par
Industri semenIndustri semen
Industri semenliabika
764 vues13 diapositives
Modul 3 par
Modul 3Modul 3
Modul 3Ahmad Wiratama
4.7K vues42 diapositives
Rekayasa bahan Galian Industri-1 par
Rekayasa bahan Galian Industri-1Rekayasa bahan Galian Industri-1
Rekayasa bahan Galian Industri-1UDIN MUHRUDIN
1.3K vues30 diapositives
Bahan banguan par
Bahan banguanBahan banguan
Bahan banguanArga S Permana
940 vues13 diapositives

Similaire à Teknik Industri proses kimia semen dan kapur(20)

Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping par UDIN MUHRUDIN
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingRekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
UDIN MUHRUDIN1.9K vues
Industri semen par liabika
Industri semenIndustri semen
Industri semen
liabika764 vues
Rekayasa bahan Galian Industri-1 par UDIN MUHRUDIN
Rekayasa bahan Galian Industri-1Rekayasa bahan Galian Industri-1
Rekayasa bahan Galian Industri-1
UDIN MUHRUDIN1.3K vues
Bab vii pengendapan gamping travertin par Samuel Semy
Bab vii pengendapan gamping travertinBab vii pengendapan gamping travertin
Bab vii pengendapan gamping travertin
Samuel Semy2.8K vues
Pengantar teknologi keramik par aditiass
Pengantar teknologi keramikPengantar teknologi keramik
Pengantar teknologi keramik
aditiass2.6K vues
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis par kh4nt0ng
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
kh4nt0ng13.4K vues
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA par Bonita Susimah
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Bonita Susimah12.3K vues
Keramik 151144025 par Ika Kartika
Keramik 151144025 Keramik 151144025
Keramik 151144025
Ika Kartika2.4K vues

Teknik Industri proses kimia semen dan kapur

  • 1. Tugas Individu Dosen Pembimbing Industri kimia Muhammad Nur, ST, M.Si KIMIA KAPUR DAN SEMEN DISUSUN OLEH : IQBAL DERMAWAN (11052103220) Kelas ; Gabungan JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUSKA RIAU PEKANBARU 2013 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 2 1.1 Latar belakang Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau bahan lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di China yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton. Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris. Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris.
  • 3. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan. Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran baru. 3 1.2. Perumusan Masalah 1. Bagaimana terbentuknya kimia kapur dan semen ! 2. Apa yang dimaksud dengan kimia kapur dan semen ! 3. Bagaimana peranan kimia kapur dan semen dalam peradaman pembangunan disegala bidang ! 1.3. Tujuan Penulisan 1. Mempelajari serta mengetahui tentang kimia kapur dan semen. 2. Menambah wawasan pengetahuan tentang kimia kapur dan semen. 3. Memenuhi tugas dari mata kuliah. 1.4. Manfaat penulisan Diharapkan penulisan ini mengenai kimia kapur dan semen dapat bermanfaat sebagai sumber pengetahuan dan informasi, sserta dapat berguna bagi semua pihak.
  • 4. BAB II ISI 2.1 KIMIA KAPUR DAN SEMEN Dalam pengertian umum, kimia kapur dan semen adalah suatu binder, suatu zat yang dapat menetapkan dan mengeraskan dengan bebas, dan dapat mengikat material lain. Abu vulkanis dan batu bata yang dihancurkan yang ditambahkan pada batu kapur yang dibakar sebagai agen pengikat untuk memperoleh suatu pengikat hidrolik yang selanjutnya disebut sebagai “cementum”. Semen yang digunakan dalam konstruksi digolongkan kedalam semen hidrolik dan semen non-hidrolik. 2.1.1 KAPUR Kapur disebut juga kapur dengan kadar Kalsium tinggi, kapur gemuk,kapur murni dan sebagainya. Kapur putih adalah kapur non-hidrolik dengan kadar Kalsiumoxida yang tinggi jika berupa kapur tohor (belum berhubungan dengan air) atau mengandung banyak kalsium-hydroxida jika telah disiram (direndam) dengan air. Jenis-jenis kapur tersebut biasanya merupakan kapur gemuk. Kalsium-karbonat bersama dengan bahan-bahan kotorannya seperti Magnesia, Silika, Besi, Alkali, Alumina dan Belerang. Proses pembakaran dilaksanakan dalam dapur (oven) vertikal atau dapur berputar pada suhu 800° – 1200°C. Kalsium-karbonat terurai menjadi Kalsiumoxida dan Karbondioxida dengan reaksi kimia sebagai berikut : Kalsium oxida yang terjadi disebut kapur tohor, dan jika berhubungan dengan air berubah menjadi Kalsium hydroxida disertai kehilangan panas, reaksi kimianya adalah : Proses ini disebut proses mematikan kapur (slaking) dan hasilnya yaitu Kalsiumhydroxida disebut kapur mati.Kecepatan berlangsungnya reaksi terutama bergantung pada kemurnian kapur, makin tinggi kemurnian kapur yang 4
  • 5. bersangkutan makin besar daya reaksinya terhadap air. Kapur mati dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok sebagai berikut : 1. Dapat dimatikan dengan cepat 2. Dapat dimatikan agak lambat 3. Dapat dimatikan dengan lambat Bergantung pada jumlah air yang digunakan selama proses mematikan kapur tohor, bisa diperoleh dempul kapur atau kapur mati.Kapur mati didapat dengan menambahkan air secukupnya pada kapur tohor, yaitu kira-kira 1/3 dari beratnya. Dempul kapur diperoleh dengan menambahkan air yang berlebihan pada kapur tohor. Kedua jenis kapur yakni kapur tohor dan dempul kapur selalu dicampur dengan pasir dengan perbandingan 1 bagian kapur dan 3 bagian pasir dengan ukuran volume, dengan cara demikian itu dapat dicegah terjadinya terlalu banyak penyusutan. Pengikatan adukan kapur adalah akibat kehilangan air dikarenakan penyerapan oleh bata umpamanya atau akibat penguapan. Proses pengerasan berlansung akibat reaksi Karbon – dioxida dari udara dengan kapur mati sebagai berikut : Seperti ditunjukan oleh reaksi kimia diatas, maka terbentuk kembali Kalsium-karbonat berupa kristal kristal, yang mengikat masa heterogin itu menjadi suatu masa yang bergumpal.Proses pengerasan berjalan lambat dan perkembangannya dapat berlangsung bertahun-tahun sebelum mencapai kekuatannya yang penuh.Agar ini dapat tercapai, diperlukan aliran udara dengan bebas untuk persediaan Karbondioxida yang cukup, yang dapat menembus bagian terdalam dari adukan agar proses pengerasan dapat berlangsung menyeluruh. 5
  • 6. 6 2.1.2 Semen (cement) Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku: batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air. Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa kalsium oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung senyawa: silika oksida (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan magnesium oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses produksi dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kg. 2.2 Jenis-jenis Semen 2.2.1 Semen Abu atau semen Portland Semen Abu atau semen Portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5 tipe, yaitu tipe I sampai tipe V. 2.2.2 Semen Putih (gray cement) Semen Putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni. 2.2.3 Oil Well Cement Semen Sumur Minyak Oil Well Cement atau adalah semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.
  • 7. 7 2.2.4 Mixed & Fly Ash Cement Mixed & Fly Ash Cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silica, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras. 2.3 Tipe Semen dan Kandungan Penyusunnya 1. Semen Portland tipe I Perekat hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 55% (C3S); 19% (C2S); 10% (C3A); 7% (C4AF); 2,8% MgO; 2,9% (SO3); 1,0% hilang dalam pembakaran, dan 1,0% bebas CaO. 2. Semen Portland tipe II Dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal, dan dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat dan lain-lain. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 51% (C3S); 24% (C2S); 6% (C3A); 11% (C4AF); 2,9% MgO; 2,5% (SO3); 0,8% hilang dalam pembakaran, dan 1,0% bebas CaO. 3. Semen Portland tipe III Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa (tebal) yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, misal bangunan dipinggir laut, bangunan bekas tanah rawa, saluran irigasi , dam-dam. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 57% (C3S); 19% (C2S); 10% (C3A); 7% (C4AF); 3,0% MgO; 3,1% (SO3); 0,9% hilang dalam pembakaran, dan 1,3% bebas CaO. 4. Semen Portland tipe IV
  • 8. Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi, misal untuk pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan bertingkat, bangunan-bangunan dalam air. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 28% (C3S); 49% (C2S); 4% (C3A); 12% (C4F); 1,8% MgO; 1,9% (SO3); 0,9% hilang dalam pembakaran, dan 0,8% bebas CaO. 5. Semen Portland tipe V Dipakai untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 89 38% (C3S); 43% (C2S); 4% (C3A); 9% (C4AF); 1,9% MgO; 1,8% (SO3); 0,9% hilang dalam pembakaran, dan 0,8% bebas CaO. Semakin baik mutu semen, maka semakin lama mengeras atau membatunya jika dicampur dengan air, dengan angka-angka hidrolitas yang dapat dihitung dengan rumus: (% SiO2 + % Al2O3 + Fe2O3) : (% CaO + % MgO) Angka hodrolitas ini berkisar antara <1/1,5 (lemah) hingga >1/2 (keras sekali). Namun demikian dalam industri semen angka hidrolitas ini harus dijaga secara teliti untuk mendapatkan mutu yang baik dan tetap, yaitu antara 1/1,9 dan 1/2,15. 8 2.3 Proses Pembuatan Semen Proses pembuatan semen dapat dibedakan menurut prosesnya : 1. Proses basah Pada proses basah semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM. 2. Proses kering Pada proses kering digunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu :
  • 9. 1. Proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller meal. 2. Proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran yang homogen. 3. Proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker : bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen). 4. Proses pendinginan terak. 5. Proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement mill. Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena pembakaran dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga menghasilkan : residu (sisa) yang tak larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium, magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas. 90 9 2.4 Proses Produksi Semen Secara garis besar proses produksi semen melalui 6 tahap, yaitu : 1. Penambangan dan penyimpanan bahan mentah Semen yang paling umum yaitu semen portland memerlukan empat komponen bahan kimia yang utama untuk mendapatkan komposisi kimia yang sesuai. Bahan tersebut adalah kapur (batu kapur), silika (pasir silika), alumina (tanah liat), dan besi oksida (bijih besi). Gipsum dalam jumlah yang sedikit ditambahkan selama penghalusan untuk memperlambat pengerasan. 2. Penggilingan dan pencampuran bahan mentah Semua bahan baku dihancurkan sampai menjadi bubuk halus dan dicampur sebelum memasuki proses pembakaran. 3. Pembakaran Tahap paling rumit dalam produksi semen portland adalah proses pembakaran, dimana terjadi proses konversi kimiawi sesuai rancangan dan proses fisika untuk mempersiapkan campuran bahan baku membentuk klinker. Proses ini dilakukan di dalam rotary kiln dengan menggunakan bahan bakar fosil berupa
  • 10. padat (batubara), cair (solar), atau bahan bakar alternatif. Batubara adalah bahan bakar yang paling umum dipergunakan karena pertimbangan biaya. 10 4. Penggilingan hasil pembakaran Proses selanjutnya adalah penghalusan klinker dengan tambahan sedikit gipsum, kurang dari 4%, untuk dihasilkan semen portland tipe 1. Jenis semen lain dihasilkan dengan penambahan bahan aditif posolon atau batu kapur di dalam penghalusan semen. 5. Pendinginan dan pengepakan Reaksi-reaksi yang terjadi Reaksi alite dengan air : 2Ca3OSiO4 + 6H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2 Reaksi ini relatif cepat, menyebabkan penetapan dan perkembangan penguatan pada beberapa minggu pertama. Reaksi dari belite : 2Ca2SiO4 + 4H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + Ca(OH)2 Reaksi ini relatif lambat, dan berperan untuk meningkatkan penguatan setelah satu minggu. Hidrasi trikalsium aluminat dikontrol oleh penambahan kalsium sulfat, yang dengan seketika menjadi cairan pada saat penambahan air. Pertama-tama, etringit dibentuk dengan cepat, menyebabkan hidrasi yang lambat. Ca3(AlO3)2 + 3CaSO4 + 32H2O → Ca6(AlO3)2(SO4)3.32H2O Sesudah itu etringit bereaksi secara lambat dengan trikalsium aluminat lebih lanjut untuk membentuk “monosulfat”.
  • 11. BAB III HUBUNGAN HUBUNGAN KIMIA SEMEN DAN KAPUR DENGAN INDUSTRI 11 3.1 Semen dan Kapur Semen dan kapur merupakan bahan /material dalam industri konstruksi yang mana industri konstrusi itu sendiri merupakan industri yang melakukan penyediaan produksi berupa bangunan fisik untuk dimanfaatkan ddemi kepentingan publik dan sosial seperti pembuatan jalan, jembatan, pengecoran beton, lantai, konstruksi bangunan, dan lain sebagainya. Dengan mempelajari kimia semen,maka kita lebih mengetahui zat dan proses yang terjadi dalam semen yang menembah pengetahuan kita tentang proses menhasilkan semen yang berkualitas untuk produk konstruksi tersebut. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan, plesteran,bahan penambal, adukan encer (grout) dan sebagainya.Semen portland dipergunakan dalam semua jenis beton struktural seperti tembok, , jembatan, terowongan dan sebagainya, yang diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan. Selanjutnya semen portland itu digunakan dalam segala macam adukan seperti fundasi,telapak, dam,tembok penahan, perkerasan jalan dan sebagainya.Apa bila semen portland dicampur dengan pasir atau kapur, dihasilkan adukan yang dipakai untuk pasangan bata atau batu,atau sebagai bahan plesteran untuk permukaan tembok sebelah luar maupun sebelah dalam.
  • 12. BAB. IV KESIMPULAN Seperti yang sudah kita ketahui, kimia sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari kita, sebagaiman barang- barang yang kita gunakkan adalah melalui proses kimia,industri kimia, yang mana hampir ada di sekeliling kita. Daftar Pustaka 1. Anonim. 2007. Semen. [online]:"http://id.wikipedia.org/wiki/Semen" 2. Anonim. 2007.Cement. [online]:”http://en.wikipedia.org/wiki/Cement” 3. Anonim. 2007. Portland Cement. [online]:”http://en.wikipedia.org/wiki/Portland_cement" 4. Anonim. 2007. Production Line. [online]:”www.cimnat.com.lb/Production” Anonim. 2000. Kajian Terhadap Semen Sebagai Calon Barang Kena Cukai Dalam Rangka Ekstensifikasi Obyek BKC. [online]:”http://www.beacukai.go.id/library/data/Semen” . Dedy Eka. P. 2007. Semen Dari Sampah. [online]:”http://www.pmij.org” Austin, George T,. 1984.Shreve’s Chemical Prosess Industries. 5thedition. Mc-Graw Hill,Inc. Singapore Bernasconi,G. 1995.Teknologi Kimia. Te r jemahan Dr . I r . Lienda Han jojo, MEng. PtPrandnya Paramitha. Jakarta Duda, Walter H. 1984.Cement Data Book : Internat ional Prosess Engineering in theCement Industry. 2ndedition. Boverlag Gm Bh. Weis Baden anfBerum, Mc Donaldand Evan. London 12
  • 13. Geankoplis C.J. 1983.Transport Process and Unit Operation. 2ndedition. Allyn and BaconInc. USA Perry, J.H. 1950.Chemical Engineering Handbook.6thedition. McGraw-Hill Inc. New York ^ Temperature at which H2O vapor pressure reaches 101 kPa, Halstead, Moore, J.Chem.Soc (1957) 3873 http://www.artikelkimia.info/sifat-sifat- ikatan-utama-semen http://www.artikelkimia.info/search/pembuatan+semen+portland+dari+kalsium+s ilikat+dan+aluminat/feed/rss2/ 13 http://www.omri.org/CaOH_final.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Kalsium_hidroksida http://ebookbrowse.com/ki/kimia-semen
  • 14. 14