1. Pelajaran 5
PELAYAN SEL
A. Pengertian Pelayan
1. “Menjadi Pelayan” adalah tugas terhormat
2. Arti “Menjadi seorang Pelayan”
B. Pelayan Sel KTM
1. Fungsi seorang Pelayan Sel
1) Pelayan Sel adalah Gembala
2) Pelayan Sel adalah Motivator
2. Kriteria Pelayan Sel
3. Skala Prioritas seorang Pelayan Sel
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
Pelayan Sel
C. 1. Refleksi
2. Bahan Diskusi
3. Bahan Studi
4. Tugas
1
2. Mulailah dengan satu orang
yang sungguh-sungguh rindu akan Tuhan
Taburkan beberapa orang kristen lain yg juga
bersemangat
Tambahlah dgn beberapa orang lain yg ingin
mengenal Yesus
Campurkan studi yang menarik dan seimbang
Tambahkan secangkir doa dan secangkir persiapan
Aduklah dengan sendok akal sehat
Masukkan setetes humor
Buanglah kata-kata yang tidak dimengerti orang
banyak
Buanglah emosi yang berlebihan
Bumbuilah dengan penerimaan, kasih dan
kehangatan pribadi
Buanglah gaya mengkotbahi dan sikap sok suci
Manusia modern lebih senang mendengarkan
Ijinkanlah Roh Kudus mengangkat hati orang
seorang saksi daripada guru.
untuk menyembah Tuhan
Dan jika mereka mau mendengarkan guru,
sebabnya ialah karena guru itu adalah saksi.
-Paus Paulus VI-
PELAYAN SEL
2
3. A. Pengertian Pelayan
A.1 “Menjadi Pelayan” adalah tugas terhormat
Setiap pelayan sel hendaklah selalu menyadari bahwa tugas mereka
adalah tugas terhormat di hadapan Allah, bahwa predikat yang
disandangnya bukanlah dalam arti duniawi tetapi dalam arti rohani.
Menjadi pelayan berarti meneladani Yesus, dalam arti itu seorang pelayan
mengerjakan nilai-nilai luhur.
1. Yesus adalah pelayan dan hamba
“Melayani” adalah pekerjaan Yesus di dunia ini. Yesus tidak
mempunyai methode tertentu dalam pelayanan, yang dilakukanNya
hanyalah melayani dan menjadi seorang hamba. Seakan-akan Yesus
berkata: “Satu hal yang harus kamu lakukan jika kamu ingin seperti
aku adalah menjadi “seorang hamba”, menjadi “seorang pelayan.”
- Mrk.10:45 “Karena anak manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
- Flp.2:5-8 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang
walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan
Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang
hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
- Yoh.13:3-5 “Yesus tahu bahwa BapaNya telah menyerahkan segala
sesuatu kepadaNya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali
kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus menanggalkan jubahNya dan
mulai membasuh kaki murid-muridNya.”
2. Allah menghendaki agar setiap orang di muka bumi ini menjadi
murid Kristus.
“Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku……” Mat.28:19.
Amanat Yesus ini mengandung makna betapa besar kerinduanNya
untuk menjadikan semua bangsa muridNya. Itulah program-Nya, yang
merupakan visi-Nya yang jelas di dalam “Perusahaan-Nya”. Siapa
karyawan-Nya, siapa rekan sekerja-Nya dalam bisnis-Nya yang besar
3
4. itu? Sulit mengatakan bahwa seorang pengusaha besar akan sukses
dalam mencapai visinya tanpa rekan sekerja atau karyawan. Allah
dapat melakukan apa saja untuk kebaikan dan keselamatan manusia,
tetapi hanya satu yang tidak dapat dilakukanNya yaitu “Dia tidak dapat
memaksakan kehendakNya pada manusia”. Allah sangat menghargai
kebebasan manusia untuk memilih dan menanggapi tawaranNya.
Demikian pula tidak pernah Dia memaksa seseorang untuk menjadi
rekan sekerja atau karyawan di dalam proyekNya yang besar itu. Keliru
apabila orang berpendapat bahwa untuk dapat dipakai Allah haruslah
masuk dalam pelayanan full time. Sesungguhnya setiap orang kristen
otomatis mendapat tugas perutusan pada saat pembabtisan. Tugas ini
diperkuat lagi dengan sakramen krisma. Sayangnya kesadaran akan hal
ini masih sangat kurang.
Kristus telah membebaskan manusia dengan harapan supaya
kemerdekaan itu tidak dipergunakan untuk berbuat dosa tetapi untuk
melayani Tuhan dan sesama. “Saudara-saudara, memang kamu telah
dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu pergunakan kemer-
dekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dosa, melainkan
layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Gal.5:13). Kitab Suci
mengajarkan kepada kita bahwa setiap orang yang berada di luar
Kristus adalah budak dari keinginannya sendiri. Tetapi kita telah
dimerdekakan untuk menjadi seperti yang dikehendaki Tuhan dan
bebas untuk tidak memperhatikan diri sendiri saja, tetapi memperhati-
kan orang lain juga.
3. Salah satu jalan menuju kebesaran di hadapan Allah adalah
menjadi Pelayan.
Dalam Injil Mat.20 para murid berdebat karena Yakobus dan Yohanes
ingin menjadi yang terbesar di dalam kerajaan Allah. Pada ayat 26 dan
27 Yesus berkata: “Barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” Yesus tidak mengkritik
ataupun memarahi Yakobus dan Yohanes karena mereka berambisi
untuk menjadi besar, tetapi yang dilakukan-Nya adalah memberikan
pengajaran yang mantap bagaimana supaya dapat menjadi besar dalam
kerajaan Allah, yaitu dengan menjadi seorang Hamba, menjadi
Pelayan. Manusia selalu mempunyai keinginan-keinginan yang baik
misalnya: Untuk berpengaruh dalam hidup orang lain, untuk dipakai
Allah, untuk menjadi orang penting dsb. Keinginan-keinginan seperti
itu tidak salah, bahkan keinginan-keinginan ini diberikan Allah pada
manusia. Persoalan yang sesungguhnya adalah bagaimana caranya
4
5. menjadi besar dan menjadi yang pertama dalam pandangan Allah dan
dalam kerajaanNya, yaitu jadilah seorang pelayan. Seringkali manusia
tidak dapat membedakan mana tujuan dan mana sarana, sehingga tidak
jarang orang bekerja mati-matian untuk pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan jamani yang sebenarnya tidak memberikan jaminan
kehidupan kekal. Sebaliknya banyak orang menyepelehkan pekerjaan-
pekerjaan pelayanan ataupun menempatkan itu sebagai pekerjaan
ekstra. Padahal sebenarnya pekerjaan ini dapat memberikan jaminan
untuk kehidupan kekal. Dengan bekerja bagi Tuhan memungkinkan
orang tersebut dapat berkembang dalam iman, harap dan kasihnya
kepada Tuhan, berkembang dalam kebajikan-kebajikan yang dapat
menjamin dia untuk kehidupan kekal.
4. Hukum tabur tuai.
- Obaja 15 berkata, ”Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan
dilakukan kepadamu.”
- Lk.6:38 Yesus berkata, “Berilah maka kamu akan diberi.”
- Galatia 6:7, “Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan
dituainya.”
Ini adalah hukum tabur tuai, yang mengatakan bahwa manusia akan
menuai apa yang ditaburnya. Kalau prinsip ini dipegang oleh pelayan,
maka dia akan mengerti bahwa dengan melayani Tuhan maka Tuhan
juga akan melayani Dia. Dengan demikian Allah tidak akan melupa-
kannya dan Allah akan membalas jerih payahnya. Pendapat ini
bukanlah berlebihan, karena seorang pekerja layak mendapat upahnya.
Seorang pengusaha yang tidak adilpun pasti akan memberikan upah
bagi karyawannya. Demikian pula Pengusaha Agung yang adil itu akan
berlaku sangat adil terhadap para karyawannya, bahkan akan memper-
lakukan para pekerjaNya seperti anakNya sendiri. Inilah perbedaan
besar antara pengusaha duniawi dengan Pengusaha Agung itu. Kalau
seorang pelayan sungguh-sungguh menyadari akan hal ini maka dia
akan bekerja segiat-giatNya hanya bagi kemuliaan Allah Bapa.
Memang apa yang dituainya bukan terutama kebahagiaan duniawi
tetapi kedamaian surgawi dan keselamatan kekal. Allah tidak melupa-
kan kebutuhan-kebutuhan jasmani para hambanya yang masih berada
di dunia ini. “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat.6:33).
A.2 Arti “menjadi seorang pelayan”
5
6. Kenyataannya sulit menemukan orang-orang yang sungguh-
sungguh termotivasi untuk melayani Tuhan. Seandainyapun ada, semangat
pelayanan yang besar kebanyakan dijumpai pada orang-orang yang “baru
bertobat” atau baru mengalami jamahan kasih Allah. Akhibatnya banyak
dari mereka belum mengerti sesungguhnya “arti menjadi seorang pelayan”.
Tidaklah heran kalau sering dijumpai seorang pelayan menjadi tuan dan
minta dilayani, menjadikan dirinya bos dan anggota menjadi anak buah,
sehingga seenaknya memerintah. Pendapat ini dipengaruhi pemikiran
duniawi yang menganggap bahwa kedudukan itu adalah suatu kesempatan.
Di lain pihak ada orang yang memiliki semangat pelayanan tinggi tapi
motivasinya keliru, ingin mencari pujian dll. Pemikiran dan anggapan
tersebut sangat kontras dengan prinsip pelayan yang diajarkan Yesus.
1. Menjadi pelayan berarti menganggap orang lain lebih baik
daripada dirinya sendiri.
Paulus berkata, “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” Flp.2:4.
Mungkin pikiran kita terusik dengan anjuran Paulus itu sehingga kita
berkata, “Bagaimana saya dapat menganggap orang lain lebih baik
daripada diri saya?” tetapi itulah yang dilakukan Yesus sehingga Allah
sangat meninggikan Dia. Memang agak sulit menganggap orang lain
lebih baik dari diri kita sendiri, apalagi kalau perbuatannya tidak
dilandasi motivasi murni atau seorang pembohong dll. Untuk menekan
anggapan ini baiklah kita menyadari bahwa dalam hati manusia tersim-
pan segala macam potensi kejahatan. Dalam diri manusia ada sisi baik
dan buruk, karena perjuangan manusia adalah peperangan antara yang
baik dan jahat yang ada dalam diri manusia itu sendiri. Sehingga kalau
kita melihat diri sendiri, bagaimana mungkin kita melihat orang lain
lebih buruk dari kita? Hanya Tuhan saja yang mengetahui dengan jelas
keadaan kita, Dia lebih mengetahui kadar kebaikan atau keburukan kita
masing-masing. Anggapan ini berguna bagi kita supaya dari dalam hati
kita timbul motivasi murni untuk melayani Tuhan melalui orang lain.
2. Prinsip di dalam Amsal 3:27 “Janganlah menahan kebaikan dari
pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau
mampu melakukannya”.
Seringkali orang merasa tidak bisa ambil bagian dalam hal-hal rohani,
padahal sebenarnya dia mampu melakukannya. Rupanya penyebabnya
karena orang tersebut tidak terbiasa dengan pekerjaan-pekerjaan
rohani. Kebanyakan orang Kristen memang tidak terbiasa dan tidak
6
7. dibiasakan ambil bagian dalam pekerjaan-pekerjaan rohani, mereka
lebih banyak dijadikan objek bukan subjek. Akhibatnya mereka merasa
bahwa pekerjaan-pekerjaan itu bukanlah bagian mereka tetapi bagian
para imam atau katekis atau biarawan-biarawati. Karena itu perlu sekali
sejak dini memberikan tanggung jawab dalam hal-hal rohani kepada
anak-anak misalnya dalam sekolah minggu. Padahal Allah mengingin-
kan supaya setiap orang kristen dapat melakukan pekerjaan kebaikan
yaitu melayani Allah dan sesama. Allah tidak akan pernah meminta
umatnya melakukan apa yang tidak mampu dilakukannya.
3. Menjadi seorang pelayan berarti melakukan pekerjaan dengan
rasa tanggung jawab.
Dalam Lk.17:10 Yesus berkata, “Apabila kamu telah melakukan segala
sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: kami
hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan
apa yang harus kami lakukan.” Kalau demikian seorang pelayan tidak
boleh mengharapkan pujian karena dia hanya melakukan tugasnya saja,
tidak lebih dari itu. Persoalannya sekarang apakah orang mengetahui
dan mengerti bahwa pekerjaan-pekerjaan itu adalah tugas dan tanggung
jawabnya? Seringkali orang tidak menyadari akan hal ini karena
mereka tidak diberikan kepercayaan oleh para pemimpin. Memang
sering dijumpai ada pemimpin takut mempercayakan pekerjaan-
pekerjaan pelayanan kepada orang lain. Mungkin takut akan ekses atau
takut pamornya hilang karena orang lain bisa sukses. Menjadi hamba
atau pelayan sudah menjadi tugas setiap orang yang dibaptis, bukanlah
pekerjaan ekstra, hanya memang proporsinya berbeda-beda untuk
setiap orang. Menjadi seorang pelayan berarti memberikan hidupnya
bagi orang lain hanya untuk menyenangkan hati Allah.
B. Pelayan Sel KTM
Mereka yang diserahi pimpinan dalam KTM disebut pelayan karena
mereka dipanggil bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani
seturut teladan Yesus Kristus (Mat.20:28). Karena itu yang menjadi
pemimpin sel di dalam Komunitas Tritunggal Mahakudus dinamakan
Pelayan Sel. Pelayan sel bertanggung jawab untuk seluruh anggota
selnya, dia harus menjaga kesatuan dan kekompakan kelompoknya
terutama menuntun para anggota mengalami kasih Allah serta
mencintai Allah dan selanjutnya mengarahkan mereka untuk ambil
7
8. bagian di dalam pelayanan. Dalam KTM sel-sel itu merupakan
landasan dasar karena itu peranan seorang Pelayan Sel sangat
menentukan perkembangan komunitas. Sehingga boleh dikatakan
bahwa KTM tidak mungkin ada tanpa kelompok sel dan kelompok sel
tidak mungkin ada tanpa seorang pelayan sel. Karena itu meskipun
kelompok yang dipimpinnya hanyalah kelompok kecil, tetap
dibutuhkan suatu kemampuan dalam hal memimpin.
B.1 Fungsi Seorang Pelayan sel:
1. Sebagai Gembala
2. Motivator.
B.1.1 Pelayan Sel adalah Gembala
Dalam Matius 9:36-38, Yesus sang gembala ideal, melihat orang-
orang seperti kawanan domba yang tidak mempunyai gembala. Ia berkata:
“Mintalah kepada yang empunya tuaian untuk mengirimkan pekerja-
pekerja…..”, yaitu gembala-gembala, baik pria maupun wanita, tua atau
muda dari segala jenjang profesi untuk menjadi pekerja-pekerjanya.
Satu sel adalah satu kawanan yang perlu dituntun, diberi makanan rohani
dan dilindungi. Untuk itu Pelayan sel sebagai gembala hendaklah
membimbing kawanan selnya untuk terbuka kepada Roh Kudus,
mengarahkan anggota-anggota pada hidup rohani yang baik, menjaga
kesatuan kawanan dan menganjurkan mereka untuk berpegang kepada
ketetapan-ketetapan yang menjadi pedoman hidup Komunitas.
Perhatian Pelayan Sel sebagai Gembala
1. Membimbing anggota kepada penghayatan Doa, Kitab Suci dan
Sakramen.
Sel Komunitas haruslah memprioritaskan ketiga sarana ini sebagai
landasan dasar seluruh aktifitas hidup komunitas. Karena inti hidup Kristen
ialah hubungan pribadi dengan Allah, maka sudah selayaknya hubungan ini
harus dibina dan diperdalam terus menerus. Untuk itu KTM harus memakai
sarana-sarana yang disediakan Allah di dalam Gereja. KTM dengan
Spiritualitas Karmelnya sungguh-sungguh menekankan hal ini. Karena itu
hendaklah menjadi perhatian setiap Pelayan Sel untuk mengarahkan Selnya
sebagai kesatuan dan anggota sebagai pribadi pada nilai rohani ini.
a. Doa
8
9. Sel komunitas selalu harus memprioritaskan hidup doa, karena tanpa
doa kita tidak dapat berkembang dalam hubungan pribadi dengan
Allah. Doa haruslah menjadi nafas hidup dari sel. Jadi kelompok sel itu
bukanlah sekumpulan orang yang mengadakan arisan atau pertemuan
makan-makan tetapi kelompok yang berdoa. Pelayan Sel harus selalu
mengingat akan hal ini.
Doa haruslah menduduki tempat paling tinggi di dalam kehidupan sel.
Melalui doa, Roh Kudus dapat berkarya dengan bebas di dalam sel.
Roh Kuduslah yang menggerakkan sel, menguduskan, mendewasakan,
membawa orang kepada Yesus, menumbuhkan sel dan akhirnya
memultiplikasikan sel itu. Hubungan dengan Roh Kudus adalah
mutlak. Doa mengubah karya manusia menjadi karya ilahi. Di luar
karya dan bimbingan Roh Kudus, pertemuan sel akan terasa hambar,
pekerjaan untuk sel terasa melelahkan dan kemungkinan besar suasana
kekeluargaan tidak ada bahkan mungkin pertengkaran dan akhirnya
selnya bubar. Agar dapat mengenali dan dibimbing oleh Roh Kudus,
doa adalah suatu hal yang mutlak bagi anggota sel terutama bagi
pelayan sel. Sel yang berdoa adalah sel yang mempunyai kuasa.
Karena itu Pelayan Sel juga secara pribadi tidak boleh melalaikan hal
ini dan tetap mengingatkan anggotanya untuk tetap berdoa setiap hari.
Pelayan sel wajib mendoakan anggota-anggotanya dan sebaliknya
anggota mendoakan pelayannya.
b. Kitab Suci.
Sel Komunitas hendaklah selalu diarahkan untuk selalu berpegang
pada Kitab Suci. Pengajaran-pengajaran ataupun khotbah diarahkan
untuk berpegang pada Kitab Suci sebagai sumber inspirasi, jangan
terlalu banyak bicara teologi, moral, filsafat ataupun pendapat orang
tetapi hendaklah selalu berpegang pada kebenaran firman Tuhan.
Demikian pula Pelayan Sel itu sendiri hendaklah akrab dengan kitab
suci dan dia pun selalu mengingatkan hal ini kepada anggotanya.
c. Sakramen-sakramen.
Terutama Ekaristi dan rekonsiliasi dianjurkan setiap anggota
menerimanya sesering mungkin. Ekaristi adalah bukti kasih Allah yang
luar biasa, di mana Yesus hadir bagi umatnya secara istimewa dan
menyalurkan kasihNya kepada kita. Karena itu hendaklah pelayan sel
selalu mengingatkan dan memotivasi anggotanya untuk menerima
sakramen ini sesering mungkin atau minimal seminggu dua kali,
termasuk misa minggu tentunya.
9
10. Dalam Sakramen tobat, Tuhan Yesus yang maharahim menantikan
umatnya datang berdamai dan Dia selalu siap sedia mengampuni dosa
umatnya. Karena itu para anggota KTM hendaklah menerima
Sakramen tobat secara teratur. Pelayan Sel hendaklah selalu
mengingatkan hal ini kepada para anggota. Pelayan sel dapat mengatur
jadwal teratur untuk menerima sakramen ini bersama-sama, tentu saja
dengan koordinasi imamnya dan sesuai situasi dan kondisi.
2. Mengarahkan Sel supaya berpegang pada iman Gereja Katolik
dan Statuta.
Sel merupakan bagian dari gereja universal maka Pelayan sel wajib
selalu mengingatkan anggotanya berpegang pada iman Gereja Katolik.
Pelayan Sel wajib memonitor setiap anggota untuk tidak secara aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan Persekutuan Doa atau kebangunan rohani atau
Seminar dan sejenisnya di luar gereja Katolik. Hal ini penting untuk
menjaga kemurnian iman Katolik setiap anggota sel. Bukan berarti bahwa
anggota KTM tidak mempunyai semangat ekumenisme, tetapi kenyataan
untuk saat ini ekumenisme belumlah sehat karena biasanya pihak Katolik
dirugikan. Anggota KTM harus mempunyai semangat ekumenisme yang
sehat karena itu merupakan semangat konsili vatikan II.
Hendaklah Pelayan Sel selalu berpegang pada Statuta KTM sebagai
pedoman hidup Komunitas. Hal ini penting supaya Sel yang dipimpinnya
tetap sejalan dengan keseluruhan Komunitas. Statuta memberikan rambu-
rambu yang jelas supaya semangat komunitas tetap sesuai dengan visi dan
misi KTM. Dalam berpegang pada statuta, Pelayan Sel tetaplah berpegang
pada kebijaksanaan dan kearifan dari Tuhan. Karena itu statuta harus
dibaca, dimengerti dan dilaksanakan dengan semangat cinta kasih.
3. Menciptakan kekeluargaan Kristiani.
Sel bisa dikatakan sebagai “keluarga kedua” atau “rumah kedua”
bagi setiap anggotanya. Suasana kekeluargaan ini haruslah menjiwai
kehidupan seluruh komunitas. Karena itu Pelayan Sel harus berusaha men-
ciptakan atmosfir kekeluargaan Kristiani. Pelayan Sel harus berusaha
sedemikian rupa sehingga setiap anggota merasa diterima, diakui, dihargai,
dibutuhkan, penting, aman dan nyaman berada di dalam sel. Mengusahakan
agar setiap orang merasa bahwa mereka adalah bagian dari sel dan KTM.
Sel dan KTM adalah bagian dari hidupnya. Perlakuan Pelayan Sel ini
bukan hanya terhadap para anggota selnya saja, sel pun harus berlaku sama
pada anggota dari sel yang lain dan terbuka terhadap para pengunjung. Bila
orang baru atau pengunjung merasa tidak diterima, mereka pasti tidak akan
10
11. datang lagi. Tugas pelayan sel untuk menciptakan kekeluargaan kristiani ini
sangat penting.
Cara menciptakan kekeluargaan kristiani:
a. Kristus adalah pusat dari kekeluargaan kristiani.
Kekeluargaan kristiani berbeda dengan bentuk kekeluargaan non-
kristiani. Dalam kekeluargaan kristiani, yang menjadi pusat adalah
Yesus. Yesus harus menjadi pusat dari sel. Yesus yang memanggil,
menyatukan dan membentuk sel
b. Saling mengasihi satu sama lain.
Yesus berkata: “Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yoh.15:12). Kasih
Kristus ini merupakan model dan ukuran. Mengasihi berarti meng-
inginkan yang baik bagi orang lain, dan berusaha mewujudkannya.
Salah satu bentuk dari kasih adalah saling menghargai.
c. Saling menerima satu sama lain.
Setiap orang adalah individu yang unik. Di dunia ini tidak ada dua
orang yang persis sama. Namun adanya perbedaan tidak berarti
tiadanya persatuan dan kekeluargaan. Kekeluargaan hanya mungkin
bila orang mengakui adanya perbedaan itu dan sekaligus menerima
perbedaan itu. Penerimaan ini tidak berarti mengabaikan atau menutupi
dosa. Menerima berarti tetap mengasihi orang lain meskipun mereka
berdosa atau melukai kita, kemudian dengan cinta berusaha menarik
mereka mendekat kepada kita daripada menyingkirkan mereka. Ini
berarti orang yang berdosa tidak ditolak, tidak diadili, tidak dicemooh-
kan, melainkan ditolong, diterima dan disemangati untuk bangkit.
d. Saling mengampuni.
Adalah hal yang biasa apabila di dalam sel terjadi gesekan,
benturan, kekecewaan atau saling menjatuhkan. Jangan mengharapkan
sel yang sempurna di mana tidak ada perselisihan, ini hanyalah mimpi.
Justru melalui gesekan-gesekan ini semua anggota sel didewasakan
dan disempurnakan. Sama seperti batu-batu di sungai umumnya ber-
bentuk bulat dan tidak ada sisi yang tajam. Ini terjadi karena gesekan
dan benturan antar batu yang menghilangkan sisi tajam. Tuhanpun
dapat memakai gesekan-gesekan ini untuk membentuk anggota-
anggota sel dan membentuk sel itu. Baca Ef.4:32; Mat.18:21-22.
e. Saling menolong.
11
12. Paulus memberikan nasihat, “Bertolong-tolonglah menanggung
bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Gal:6:2).
“Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya
sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Flp.2:4). Sel yang sehat
harus memberi dukungan bagi setiap anggotanya. Dukungan hanya
mungkin bila ada keterbukaan dan kepercayaan di antara para anggota.
Dalam sharing orang saling membuka diri, luka-lukanya, problemnya,
kebutuhannya. Anggota yang dalam kesulitan harus ditolong. Satu hal
yang harus diperhatikan ialah bahwa sharing merupakan rahasia.
Bahkan memberikan pertolongan dalam hal finansial, kalau orang
tersebut sungguh-sungguh membutuhkannya.
Kekeluargaan Kristiani merupakan daya tarik yang besar bagi
setiap orang. Kehidupan modern saat ini memiskinkan arti hidup manusia.
Orang kehilangan nilai-nilai yang berharga. Apa yang namanya kasih,
perhatian, dukungan, penerimaan, kekeluargaan dewasa ini menjadi barang
yang langka. Barang-barang ini sulit ditemukan dalam dunia yang indivi-
dualistis dan penuh persaingan. Justru inilah yang ditawarkan KTM, KTM
harus mewujudkan kekeluargaan kristiani. Bila kehilangan ini, maka KTM
tidak akan banyak gunanya, tidak diminati dan bahkan ditinggalkan orang.
Ada dua hal penting untuk menciptakan kekeluargaan kristiani yaitu Kasih
dan waktu. Seberapa besar kasih seseorang akan nampak dari seberapa
banyak waktu yang disediakan. Sulit mengatakan bahwa seorang ayah
mengasihi keluarganya bila ia tidak punya waktu untuk mereka. Demikian
pula halnya dengan Pelayan Sel. Seorang gembala tidak akan dapat meng-
gembalakan domba-dombanya bila ia tidak punya waktu untuk mereka.
Tugas Pelayan Sel sebagai gembala:
1. Memimpin domba-domba (Mzm.23:1-3)
Pelayan sel dibantu oleh seorang wakil, bertugas untuk membimbing
selnya, agar di dalam selnya terdapat semangat doa dan persaudaraan
sejati. Ia mendampingi anggota selnya dalam mencapai cita-cita
hidupnya, dalam menghayati Injil dan mentaati semua peraturan
Komunitas. Ia memperhatikan suka duka mereka dan mendampingi
mereka dalam perjuangan hidupnya.
2. Menjaga domba-domba (Kis.20:28-29)
Pelayan sel bertanggung jawab untuk menjaga selnya seperti seorang
gembala menjaga domba-dombanya. Pelayan sel mengunjungi, meng-
konseling dan berdoa bagi anggota yang sakit dan bermasalah. Pelayan
12
13. yang sering mengunjungi anggota sel-nya mempunyai kemungkinan
lebih besar untuk memulti-plikasikan sel-nya. Suatu kunjungan pribadi
menunjukkan perhatian dari pelayan sel dan seringkali mengubah para
anggota sel itu menjadi pekerja.
3. Melindungi domba-domba (Yoh.10:10; Kis.20:28-29; Ef.6:12).
Pelayan sel bertanggung jawab untuk melindungi domba-dombanya
dari si jahat. Dalam dunia modern sekarang ini, si jahat telah
menyamar dalam banyak bentuk: nilai-nilai dunia yang tidak kristiani,
materialisme, narkoba, korupsi, pornografi, ilmu-ilmu gaib dll.
4. Mencari domba yang hilang (Luk.15:4).
Pelayan sel yang baik akan mencari anggota selnya yang tidak lagi
datang ke pertemuan sel, bukan hanya membiarkan begitu saja.
Pelayan sel hendaklah peka dengan sifat-sifat anggota-anggotanya.
B.1.2. Pelayan Sel adalah motivator.
Sel membutuhkan pemimpin yang dapat memotivasi para anggota-
nya. Karena itu seorang pelayan sel adalah seorang motivator. Sebaik
apapun suatu organisasi, tidak akan berjalan dengan semestinya jika orang-
orang di dalamnya tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaannya.
Cara memotivasi antara lain:
1. Kasih.
Untuk mendorong seseorang, kita perlu menunjukkan kasih yang
ikhlas, yang nampak dari wajah, suara, dan sikap kita. Orang-orang
pasti akan menanggapi kasih ini. Kasih kepada sesama adalah dasar
dari setiap tindakan kita.
2. Penghargaan.
Penghargaan kepada setiap anggota sel dan menganggap mereka orang
penting merupakan sikap yang bijaksana dari Pelayan Sel. Sikap itu
akan membuat para anggota tidak akan pernah merasa rendah diri. Jika
para anggota merasa rendah diri mereka tidak dapat berkarya dan akan
terus merasa tidak mampu dan gagal. Jika orang merasa tidak penting,
mereka akan malas untuk bekerja.
3. Kepercayaan dan tanggung jawab.
Untuk memunculkan calon-calon pemimpin, seorang pelayan sel harus
berani memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada anggota-
nya dalam hal-hal tertentu. Jangan takut kalau anggota berbuat salah.
13
14. Kesalahan yang dibuat perlu dikoreksi, tetapi kepercayaan tetap
diberikan. Kalau anggota percaya diri maka kesalahan yang sama tidak
akan terulang lagi, justru kesalahan itu akan menjadi pelajaran yang
berharga baginya. Kepercayaan dan tanggung jawab itu memunculkan
potensi-potensi yang tersembunyi dari anggota.
4. Pujian.
Memuji kemampuan dan prestasi orang lain itu benar-benar memberi-
kan semangat. Memberikan pujian berarti menuangkan minyak ke
dalam api di hati mereka. Cara terbaik untuk mendorong seseorang
bukan dengan cara mencari kesalahannya tetapi justru mencari
kebaikannya dan memujinya. Motivasi bersalah itu hanya berlangsung
sebentar saja. Lebih baik mencari kebaikan dan memaafkan kesalahan.
Dengan memuji orang lain atas perbuatan baiknya berarti menolong
mereka untuk memperbaiki kesalahannya. Menjelek-jelekkan orang
adalah tindakan mematikan, sedangkan pujian itu menghidupkan.
5. Selalu ada di dalam kegiatan sel (sejauh itu mungkin)
Kehadiran Pelayan Sel di tengah-tengah sel itu sangat penting, ada efek
kehadiran. Pelayan sel menjadi panutan bagi para anggota sel. Sama
seperti seorang anak yang sangat mengharapkan kedekatan dan
kehadiran orang tuanya, para anggota sel menganggap Pelayannya
sebagai orang tuanya karena sel adalah keluarganya yang kedua.
Karena itu mereka sangat mengharapkan agar Pelayan Sel hadir
bersama mereka.
6. Jangan hanya memerintah, tetapi memberi contoh.
Anggota Sel akan tergerak untuk terlibat apabila pelayan sel-nya ambil
bagian dalam pelayanan meskipun dalam segala kekurangannya. Tetapi
jangan memonopoli semua pekerjaan, ini tidak mendidik.
B.2. Kriteria Pelayan Sel.
Seorang Pelayan Sel tidak perlu harus mempunyai banyak
keahlian. Kalau tuntutannya seperti itu, mungkin tidak ada seorang pun
yang dapat dan mau menjadi pelayan sel..
B.2.1. Joel Comiskey (Seorang ahli sistem sel) berdasarkan peneliti-
annya mengatakan bahwa:
a. Setiap orang bisa sukses sebagaimana dirinya ada.
14
15. Setiap orang dapat memultiplikasikan selnya. Setiap orang mempunyai
keistimewaannya sendiri, tidak ada pribadi yang sama. Tuhan memakai
semua orang sesuai tipe kepribadiaannya, kaya atau miskin, pria atau
wanita dll. Maka setiap orang harus menjadi dirinya sendiri. Apa yang
dilakukannya sebagai pemimpin lebih berarti daripada siapa dirinya.
b. Tidak ada hubungan antara karunia rohani pelayan sel dengan keber-
hasilan dalam multiplikasi sel. Karunia-karunia rohani itu penting,
tetapi tidak ada karunia khusus untuk memimpin sebuah sel.
c. Umumnya setiap orang dapat memimpin sel dengan baik setelah
melalui pelatihan.
d. Pelayan Sel yang paling berhasil adalah yang memanfaatkan pelbagai
karunia yang dimiliki anggotanya dan memberikan mereka kesempatan
untuk berkembang dalam karunia-karunianya. Setiap individu itu
penting dalam keberhasilan sel.
e. Umur, pekerjaan dan jenis kelamin bukan merupakan faktor yang
mempengaruhi multiplikasi
B.2.2 Pelayan sel yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut:
1 Mengasihi Allah
Pelayan sel harus memiliki motivasi murni yaitu mencintai Allah di
atas segala-galanya. Kehendak Allah adalah prioritas pertamanya.
a. Menyadari bahwa menjadi pelayan sel adalah panggilan Allah
b. Dengan hidup di hadirat Allah Pelayan sel akan peka terhadap
bimbingan Allah. Dia akan semakin mencari kehendak Allah di
dalam hidupnya dan di dalam selnya sehingga ia akan mengerti ke
mana ia berjalan dan ke mana ia membimbing para anggotanya.
Hidup di hadirat Allah berarti mengasihi Allah yang diungkapkan
dalam bentuk menyediakan waktu doa pribadi, merenungkan dan
melaksanankan Firman Tuhan dan menghayati sakramen-sakramen
terutama Ekaristi dan Rekonsiliasi.
2 Mengasihi jiwa-jiwa.
Hatinya berkobar-kobar untuk semakin membawa orang pada kesela-
matan. Semangat evangelisasi-nya yang tinggi.
a. Mempunyai semangat untuk bekerja dalam team.
Meskipun metode-metode yang digunakan dalam pelayanan dapat
bermacam-macam tetapi harus tetap memegang prinsip kesatuan.
Tuhan tidak akan memberi wewenang dalam hal rohani kepada
orang yang hanya mau bekerja seorang diri saja.
b. Berdedikasi tinggi. (bersemangat dalam pengabdian)
15
16. Pelayan Sel yang bersemangat akan menularkan semangatnya itu
kepada orang lain.
c. Mengerti orang lain.
Dalam hidup bersama selalu terjadi kesalah pahaman, kelupaan
kecil-kecil atau salah pengertian. Jangan menjadikan masalah-
masalah kecil itu menjadi besar. Tindakan Pelayan Sel yang paling
utama adalah memahami dan berpikir positif tentang anggotanya.
d. Mengembangkan semangat evangelisasik oikos.
3. Mempunya kesaksian hidup yang memperlihatkan bahwa dia dibim-
bing oleh Roh Allah. Hal ini hanya mungkin bila ia berada dalam
bimbingan Roh Kudus. Karena itu dia menunjukkan sifat-sifat:
a. Rendah hati.
Rendah hati adalah sifat utama Yesus. Kerendahan hati ini sangat
dibutuhkan oleh seorang pelayan (Flp.2:3-11). Dalam semangat
ke-rendahan hati pelayan sel dapat melihat kelemahan saudara-
saudarinya sebagai suatu kesempatan untuk tumbuh dalam iman.
b. Setia dalam pelayanan.
Kehadirannya dalam pelayanan berdampak besar dalam
evangelisasi.
c. Rela dan setia memikul salib. (Mat.16:24)
Karena pandangannya tertuju pada keselamatan kekal, maka segala
kesulitan akan dihadapinya dalam iman. Dia meresapi sabda Tuhan
dalam Yoh 15:18-25. Demikian pula dalam pelayanan-pelayanan
pengajaran atau konseling dll, dengan iman berani mewartakan
kebenaran bahwa setiap orang yang mau mengikuti Yesus harus
memikul salib. Kegagalan salib adalah kejayaan Paskah.
d. Disiplin dalam hidup rohani.
Disiplin adalah cara yang paling baik untuk melawan si jahat dan
keinginan-keinginan daging.
e. Mencintai keluarganya sendiri.
4. Mencintai Gereja Katolik.
Pelayan Sel KTM yang baik akan selalu taat pada gereja institusi dan
berpegang pada ajaran-ajaran gereja dan iman Katolik.
5. Dalam Pelayanan prioritas utama adalah sel komunitas.
Seorang pelayan sel KTM harus mau melepaskan kegiatan tertentu,
baik di dalam atau di luar gereja supaya ia dapat menjangkau orang-
orang di sekitarnya dengan bebas. Pelayanan yang berhasil membutuh-
16
17. kan banyak tenaga dan waktu. Sebagian besar orang harus melepaskan
dulu banyak kegiatan sebelum memimpin sebuah sel komunitas. Dalam
hubungan dengan gereja setempat kadangkala gereja sangat mem-
butuhkan orang-orang KTM yang berdedikasi tinggi. Sejauh dia
mampu, maka demi kebutuhan yang lebih besar tugas rangkap itu
dimungkinkan asal jangan melalaikan kewajibannya dalam komunitas.
Tetapi perlu diingat bahwa orang yang seperti ini hanya sedikit sekali.
6. Teruji dalam pelayanan
Ujian dapat berupa menjadi wakil pelayan. Seorang Pelayan Sel harus
telah mengikuti program latihan kepemimpinan dan diutus.
7. Seorang pelayan Sel KTM hendaknya sungguh-sungguh mengetahui
dan mengerti Visi dan Misi KTM serta berpegang teguh pada statuta.
B.3. Skala Prioritas Seorang Pelayan Sel.
Sebagai manusia, seorang Pelayan Sel mempunyai banyak
keterbatasan. Biasanya kehendak baik seseorang banyak sekali tetapi
kemampuannya terbatas. Maka perlulah seorang Pelayan Sel menentukan
skala prioritas di dalam hidupnya sebagai berikut:
1. Tuhan.
Norma tertinggi dalam hidup KTM ialah kehendak Allah, karena itu
sesuai dengan teladan Tuhan Yesus Kristus, pelaksanaan kehendak
Allah harus menjiwai seluruh pikiran, keinginan, cita-cita, bahkan
seluruh hidup anggota Komunitas. “MakananKu ialah melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya”
(Yoh.4:34). Seperti Bunda Maria, kitapun harus selalu siap melakukan
kehendak Allah, apapun itu, karena kita tahu bahwa kehendak Bapa
adalah yang terbaik bagi kita. Untuk dapat berjalan sesuai dengan
kehendak Allah maka Pelayan sel memprioritaskan doa, baca Kitab
Suci dan menerima sakramen-sakramen terutama ekaristi dan tobat.
2. Keluarga.
Dalam segala karya pelayanan, perhatian terhadap keluarga harus
diprioritaskan dan tidak boleh diabaikan. Bagi mereka yang sudah
berkeluarga prioritas kedua adalah keluarga karena panggilan hidupnya
adalah untuk mencintai Tuhan melalui keluarganya. Dengan sungguh-
sungguh mencintai keluarga, Pelayan Sel dapat dihantar kepada
kekudusan, karena keluarga itu ditandai dengan sakramen. Bagi
anggota selibat demi kerajaan Allah prioritas ini tidak berlaku.
17
18. 3. Pekerjaan.
KTM adalah komunitas awam. Sebagai awam pasti harus bekerja
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Karena
itu seorang Pelayan sel sebagai seorang awam harus mengembangkan
ketrampilannya untuk bekerja. Pelayanan tidak boleh mengganggu
pekerjaan, tetapi dalam hal ini haruslah seimbang karena dalam dunia
dewasa ini dimana materialisme dan konsumerisme mempengaruhi
manusia begitu kuatnya sehingga banyak orang yang mendewakan
pekerjaannya dan mengabaikan yang lebih utama.
Bagi Pelayan Sel yang bekerja full time pelayanan prioritas ini tidak
berlaku karena dia mendapat penghidupan dari pelayanan. Hal yang
sama juga tidak berlaku bagi mereka yang sudah pensiun atau tidak
punya tanggungan lagi di dalam keluarga.
4. Pelayanan.
Pelayanan harus diberi tempat yang selayaknya di dalam hidup seorang
Pelayan Sel, karena hal itu merupakan salah satu panggilan dalam
kehidupannya. Pelayanan bukanlah pekerjaan ekstra bagi seorang
pelayan sel, tetapi merupakan pekerjaan yang wajib demi cintanya
kepada Tuhan dan sesama. Perlu diingat pula bahwa kita tidak boleh
rakus dalam pelayanan sehingga mau melayani dalam banyak bidang.
Lebih baik satu pelayanan saja dengan hasil yang memuaskan daripada
banyak pelayanan dan tidak satupun yang beres, itu hanya menge-
cewakan Tuhan dan banyak orang serta tidak baik untuk dirinya sendiri
karena dia akan merasa kelelahan dan akhirnya kekeringan..
Skala prioritas setiap pelayan sel tentu saja berbeda-beda, tetapi yang tidak
berbeda adalah prioritas pertama yaitu Tuhan. Di dalam menjalankan skala
prioritas ini jangan lupa bahwa istirahat itu penting dan dikehendaki Tuhan,
karena menjaga kesehatan adalah kewajiban setiap manusia. Pelayan sel
yang baik harus pandai memilah-milah dalam menentukan skala prioritas-
nya. Tapi apabila prioritas pertama yaitu Tuhan sungguh-sungguh dijalan-
kan dengan baik maka pasti yang lain akan terlaksana dengan baik pula.
B.4 Beberapa Hal yang perlu diperhatikan oleh Pelayan Sel:
1. Sel bukan miliknya.
Seorang pemimpin mempunyai kecenderungan menganggap bahwa dia
adalah pemilik dari apa yang dipimpinnya. Sesungguhnya pemilik
kelompok sel itu adalah Tuhan, Pelayan Sel hanya pekerja Tuhan.
18
19. Karena itu Pelayan Sel bertanggung jawab kepada yang empunya
kelompok itu. Untuk dapat mengetahui kehendak pemilik sel Pelayan
sel harus selalu berkomunikasi dengan pemilikNya melalui doa serta
taat kepada pelayan diatasnya.
2. Mengetahui dan mengerti dengan jelas visi dan misi KTM serta
berpegang teguh pada statuta.
Visi dan Misi menentukan arah yang jelas dari komunitas sedangkan
untuk dapat mencapai visi dan misi, statuta memberikan rambu-rambu
bagi komunitas.
3. Mengatur waktu.
Sebagai seorang awam Pelayan Sel pasti mempunyai kesibukan-
kesibukan lain yang perlu diperhitungkan dalam aktivitas hidupnya.
Untuk itu ia harus mengelola waktu pribadi dan waktu untuk sel secara
efektif dengan membuat jadwal yang realistis. Dalam hal ini mungkin
perlu untuk membuang aktivitas-aktivitas yang kurang penting.
4. Jangan takut gagal.
Ketakutan dan keraguan menumpulkan kreativitas dan melemahkan
semangat. Setiap pemimpin harus siap dan berani menerima kegagalan.
Kegagalan merupakan hal yang lumrah dalam semua bidang kehidup-
an, karena segala sesuatu tidak harus berjalan sesuai dengan yang di-
harapkan. Justru dengan kegagalan kita dapat kesempatan untuk mem-
perbaiki kesalahan dan selanjutnya memungkinkan kita untuk maju.
19
20. R e f l e k s i
MENGGEMBALAKAN
Bacalah Kolose 3:12-14.
Anda adalah seorang Gembala. Nilailah diri anda sendiri sejujurnya
dengan mengisi pada kotak, salah satu dari angka 1 sampai 10. Nilai
angka 1 adalah sangat rendah dan angka 10 sangat tinggi.
1. Belas Kasih: Saya merasa sangat prihatin dengan keseng-
saraan orang lain di lingkungan hidup saya.
2. Keramahan: Jika ada seseorang di lingkungan saya yang pu-
tus asa, saya menghiburnya dengan kata-kata dan
perbuatan.
3. Kerendahan hati: Saya menolong orang lain tanpa minta
diperhatikan.
4. Kelembutan: Saya menanggulangi kesedihan dan kesusahan
orang lain seperti seorang ibu kepada anaknya.
5. Kesabaran: Kesalahan orang lain menjadi kesempatan bagi
saya untuk lebih mengerti dan memberi semangat kepada
mereka.
6. Mau menolong: Saya menjadi sangat peka terhadap kesu-
litan orang lain serta berusaha mencari cara untuk
menolong dan menghibur mereka.
7. Mengampuni: Saya dapat memperbaiki hubungan yang re-
20
tak tanpa harus menang dan membela posisi saya.
21. B a h a n D i s k u s i
1. Apakah ciri-ciri para pemimpin yang sukses
di dunia ini ?
2. Apakah perbedaan pemimpin duniawi de-
ngan pemimpin rohani ?
3. Sebagai gembala, anda harus melindungi domba-domba
dari ancaman dunia yang jahat ini. Apa saja ancaman-
ancaman tersebut? Jelaskan.
4. Dewasa ini apa yang namanya kasih dan persaudaraan
sudah menjadi barang langkah. Mengapa demikian?
Sebagai Pelayan anda harus berusaha sedemikian rupa
supaya kasih dan persaudaraan itu tidak menjadi barang
langkah. Apa rencana anda untuk itu?
B a h a n S t u d i
MENGGEMBALAKAN I
Bacalah Injil Yohanes 10:1-10, Mazmur 23 dan
Yehezkiel 34:1-8. Telitilah perikop-perikop Alkitab ini
21
22. kemudian tulislah ayat-ayat yang cocok dengan
gambaran seorang gembala seperti yang tercantum di
bawah ini.
1. Mengenal dombanya :
------------------------------------------------------------------------------
2. Dikenal dombanya :
------------------------------------------------------------------------------
3. Memanggilnya dengan namanya :
------------------------------------------------------------------------------
4. Menjalin hubungan dengan dombanya :
------------------------------------------------------------------------------
5. Memimpinnya di jalan yang benar :
------------------------------------------------------------------------------
6. Mengurbankan hidupnya sendiri :
------------------------------------------------------------------------------
7. Menyediakan padang rumput :
------------------------------------------------------------------------------
8. Memberikan kebutuhan dombanya :
------------------------------------------------------------------------------
9. Memimpinnya di jalan yang benar :
------------------------------------------------------------------------------
10. Menjadi sumber hidup bagi dombanya :
------------------------------------------------------------------------------
11. Menyediakan makanan :
------------------------------------------------------------------------------
22
23. 12. Menyediakan air :
------------------------------------------------------------------------------
13. Berjalan bersama dombanya di lembah :
------------------------------------------------------------------------------
14. Menjadikan murid (pentungan/gada) :
------------------------------------------------------------------------------
15. Menguatkan dan menghibur (tongkat) :
------------------------------------------------------------------------------
16. Menguatkan yang lemah :
------------------------------------------------------------------------------
17. Menyembuhkan yang sakit :
------------------------------------------------------------------------------
18. Membalut yang luka :
------------------------------------------------------------------------------
19. Mengumpulkan yang tercerai berai :
------------------------------------------------------------------------------
20. Mencari yang hilang :
------------------------------------------------------------------------------
Sebagai seorang gembala, pilihlah 5 dari 20 ciri-ciri seorang
pelayan yang baik tersebut, kemudian jelaskan mengapa anda
memilihnya.
1. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
23
24. 5. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MENGGEMBALAKAN II
Baca dan pelajarilah I Petrus 5:1-5. Teks ini memberikan arah
kepada para pemimpin dan anggota sebuah kawanan. Coba anda
kontraskan cara yang betul dan cara yang salah dalam memimpin.
Cara yang betul :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------
Cara yang salah :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------
Apakah tanggung jawab anda kepada pemimpin yang di atas
anda? (ayat 5)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------
T u g a s
1. Bacalah dan Pelajarilah: Redemptoris Missio No. 41-
51, 60
2. Kerjakan bahan refleksi dan bahan studi “Menggem-
balakan I dan II. Buatlah dalam lembar-lembar tugas,
berilah nama kemudian kumpulkan pada pertemuan
berikutnya.
24