SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012



   KAJIAN PESTISIDA NABATI YANG EFEKTIF TERHADAP HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK)
                      PADA TANAMAN KAKAO DI SULAWESI SELATAN



                                              Muh. Asaad 1) dan Mahrita Willis 2)
                              1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan
                                 2) Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik


                                                           ABSTRAK
Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kakao adalah serangan hama. Hama utama yang sangat merugikan
adalah hama penggerek buah kakao (PBK) yang disebabkan oleh serangga Conopomorpha cramerella Snellen. Hama
ini merupakan hama yang berbahaya, karena dapat menurunkan produksi sampai 82.2%. Untuk mengurangi
penggunaan insektisida kimia, telah dihasilkan berbagai pestisida nabati yang diperoleh dari ekstrak tanaman yang
dapat berfungsi sebagai senyawa pembunuh, penolak, pengikat dan penghambat pertumbuhan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memperoleh satu sampai dua jenis insektisida nabati berbasis atsiri yang efektif terhadap penggerek
buah kakao. Penelitian dilaksanakan di Desa Tinco, Kecamatan Citta, Kabupaten Soppeng pada bulan Juni-Desember
2009. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 22 perlakuan dan tiga ulangan. Pestisida
nabati yang digunakan adalah Cekam 20 EC, CEES 50 EC, Asimba 50 EC, Bio Protector-1, Bio Protector-2, Formula
nimba, insektisida deltametrin dan tanpa perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pestisida nabati dan
kimia (deltametrin) berpengaruh nyata pada persentase serangan, intensitas serangan, jumlah lubang masuk, jumlah
lubang keluar serta bobot basah dan bobot kering biji kakao. Pestisida nabati yang efektif menekan persentase dan
intensitas serangan hama PBK di lapang adalah formula mimba, CEES 50 EC, bio protector-2, bio protector-1, dan
asimba 50 EC. Konsentrasi baik yang digunakan adalah 5-10 ml/l air. Jumlah lubang masuk dan lubang keluar
terrendah diperoleh pada formula mimba, bio protector-2, deltametrin, CEES 50 EC dan Asimba 50 EC. Bobot basah
dan bobot kering biji kakao per pohon tertinggi diperoleh pada pestisida formula mimba 10 ml/l, kemudian oleh bio
protector-2 5 ml/l dan asimba 50 EC 5 ml/l

Kata Kunci : Kakao, Penggerek, Buah, Pestisida, nabati


                                                           ABSTRACT
One of the problems in increasing of cocoa production is the pest attacking. The main pest of cocoa that very
dangerous is the cacao fruit borer (CPB) caused by Conopomorpha cramerella Snellen. This pest is pest that harmful
because it can decrease the production of up to 82.2%. To reduce the use of chemical insecticides, it has produced a
variety of plant-based pesticides (botanical pestisides) derived from plant extracts compounds that can serve as a
killer, repellent, binding and inhibiting growth. The purpose of this study was to gain one to two types of plant-based
insecticide that is effective against CPB. The study was conducted in the Tinco Village, Citta Subdistrict, Soppeng
District in June to December 2009. The study was using a randomized block design consisting of 22 treatments and
three replications. The pesticides used were Cekam 20 EC, CEES 50 EC, Asimba 50 EC, Bio protector-1, Bio protector-2,
Neem formula, deltamethrin (chemical pesticide) and without treatment. The results showed that application of
botanical pesticides and chemical pesticide (deltamethrin) were significant effect on the percentage of attacks,
intensity of attacks, number of inlet and hole out of the larvae and the number of wet weight and dry weight of cocoa
beans. Botanical pesticides that effective in suppressing the percentage and intensity of pest attacks of CPB in the
field were neem formula, CEES 50 EC, Bio protector-2, Bio protector-1, and asimba 50 EC. The best concentration used
was 5-10 ml / l of water. The lowest number of inlet and hole out of larvae was obtained in application of neem
formula, bio protector-2, deltamethrin, CEES 50 EC and Asima 50 EC. The highest wet weight and dry weight of cocoa
beans per tree was obtained in application of neem formula of 10 ml /l, then Bio-protector-2 of 5 ml /l and Asimba 50
EC of 5 ml /l.

Key words : Cocoa, Borer, Pod, Pesticide, botanical
                                                              24
Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. Muh. Asaad Dan
                                                                                                                          Mahrita Willis



                                                          PENDAHULUAN
          Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman penghasil devisa negara yang cukup potensial.
Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar ketiga setelah Ivory Coast dan Ghana (Wahyudi et al, 2008). Sentra
produksi kakao nasional adalah Sulawesi, dan menjadi salah satu tanaman primadona karena memberi kontribusi
nyata dalam meningkatkan pendapatan petani.
          Salah satu kendala produksi yang dihadapi adalah serangan hama penggerek buah kakao (PBK)
Conopomorpha cramerella Snellen (Lepidoptera : Gracillaridae). Hama ini merupakan hama yang berbahaya, karena
dapat menurunkan produksi sampai 82.2 % (Wardoyo, 1980). Hama penting lain adalah pengisap buah/ranting
Helopeltis sp. (Hemiptera: reduviidae). Serangan hama ini dapat menurunkan produksi buah 50-60 %. Ada beberapa
spesies yang dijumpai pada pertanaman kakao diantaranya H. Antonii Sign dan H. Theivora Waterh. (Atmadja, 2003).
Serangan kedua hama tersebut menyebabkan rendahnya produktivitas tanaman kakao dan kualitas/mutu biji yang
dihasilkan.
          Hama serangga mempunyai musuh alami yang merupakan serangga bermanfaat untuk stabilitas`produksi.
Serangga bermanfaat tersebut baik berupa parasit/oid, predator maupun patogen. Sulistyowati et al, (1995) telah
menginventarisasi musuh alami hama utama kakao didaerah Maluku ditemukan beberapa serangga yang bermanfaat
berupa parasitoid telur yaitu Trichogrammatoidea dengan tingkat parasitasi 12,0-40,6 %, predator larva pupa PBK
yaitu semut merah (Hymenoptera: formicidae) yang berperan dalam pengendalian serangga. Semut hitam
Dolichoderus thoracicus merupakan agen pengendali hayati yang cukup efisien karena selain dapat mengendalikan
Helopeltis sp juga penggerek buah kakao C. cramella (Khoo and Ho, 1992; See and Khoo, 1996).
          Teknik pengendalian hama penggerek buah kakao yang dianjurkan saat ini adalah dengan memadukan
antara metode pemangkasan, panen sering, pemupukan dan sanitasi kebun (Depparaba, 2002). Penggunaan
insektisida merupakan alternatif akhir karena adanya residu, pengaruhnya terhadap serangga bermanfaat dan
program pertanian ramah lingkungan.
          Pestisida nabati merupakan salah satu jenis pestisida yang potensial untuk digunakan dalam mengendalikan
hama utama kakao. Pestisida nabati diperoleh dari ekstrak tanaman yang dapat berfungsi sebagai senyawa
pembunuh, penolak, pengikat dan penghambat pertumbuhan. Peluang pengembangan pestisida nabati di Indonesia
dinilai sangat strategis mengingat tanaman sumber bahan insektisida banyak tersedia dengan berbagai macam
kandungan kimia yang bersifat racun (Soehardjan, 1994).
          Menurut Grainge dan Ahmed (1988) lebih dari seribu tanaman berpotensi sebagai pengendali hama
tanaman. Tanaman biofarmaka dan atsiri merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati.
Umumnya termasuk kedalam famili Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae (Prakash and Rao,
1997; Prijono et al, 2006).
          Minyak atsiri sudah banyak dimanfaatkan untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
Diantara minyak atsiri yang potensial adalah minyak cengkeh, minyak kayu manis dan minyak serai wangi. Isman
(2000) menyatakan bahwa minyak atsiri tidak hanya sebagai penolak serangga tetapi juga dapat bertindak sebagai
pestisida kontak dan juga bersifat fumigan pada beberapa serangga tertentu. Tanaman cengkeh dengan kandungan
kimianya yang didominasi oleh eugenol diketahui dapat dimanfaatkan sebagai anti hama/ insektisidal (Wiratno et al.,
2008). Balittro mengeluarkan beberapa formula pestisida nabati yang diketahui efektif terhadap beberapa serangan
hama dan penyakit.
          Beberapa hasil penelitian menunjukkan potensi insektisida nabati. Percobaan pengendalian hama PBK
menggunakan insektisida nabati azadirachtin 4,5 % dapat menurunkan tingkat kerusakan sebesar 56,6-60,9 %. Selain
itu penggunaan ekstrak biji dan daun nimba (Azadirachta indica) serta ekstrak biji srikaya (Annona squamosa)
terhadap mortalitas dan perkembangan Helopeltis sp. cenderung menghambat aktivitas makan dan menurunkan
keperidian (Wiryadiputra dan Atmawinata, 1998). Pakih (1999) melaporkan pengujian lapang penggunaan pestisida
nabati dari tanaman mimba, suren, kipait dan kacang babi pada teh dan vanili dapat menurunkan serangan Helopeltis
sp rata-rata 40-60 %. Djuwarso et al (1999) melaporkan tidak adanya dampak negatif dari penggunaan pestisida
nabati dari daun cente, jarak, kamalakian, kemliki, mindi, sirsak kecuali daun panahan terhadap imago Trichogramma
sp, tetapi berdampak negatif terhadap pra imago. Sulistyowati et al. (2006) menyatakan bahwa aplikasi jamur
entomopatogen Paecylomyces sp. berpengaruh sangat rendah terhadap semut hitam Dolichoderus sp.
          Diharapkan penggunaan pestisida nabati untuk mengendalikan hama utama kakao selain dapat menekan
tingkat serangan hama utama kakao sampai 40-50%, juga diharapkan aman terhadap serangga berguna seperti
parasit dan predator, mudah diaplikasikan di lapangan sehingga lebih efisien, efektif dan aman bagi lingkungan.
Sampai sejauh mana tingkat efektivitas pestisida nabati ini dalam mengendalikan hama utama kakao dan
                                                                 25
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012



pengaruhnya terhadap serangga bermanfaat yang diteliti dan dikaji dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah
memperoleh 1-2 jenis insektisida nabati berbasis atsiri yang efektif terhadap penggerek buah C. cramerella sehingga
mampu menekan tingkat serangan sebesar 40-50 % pada skala lapang

                                                           METODOLOGI
         Penelitian dilakukan di lahan petani kakao di Desa Tinco, Kecamatan Citta, Kabupaten Soppeng, Sulawesi
Selatan, mulai bulan Juni sampai Desember 2009. Pestisida nabati berbasis atsiri yang digunakan Cekam 20 EC, CEES
50 EC, Asimba 50 EC, Bio Protector-1, Bio Protector-2, Formula nimba dan untuk pembanding digunakan insektisida
deltametrin dan tanpa perlakuan. Dosis yang digunakan yaitu konsentrasi anjuran, ½ anjuran dan 2x anjuran. Dosis
tertinggi 10 ml/l, rekomendasi 5 ml/l dan 2,5 ml/l untuk pestisida nabati, sementara dosis 2x anjuran 1ml/l, anjuran
0,5 ml/l dan setengah anjuran 0,25 ml/l untuk insektisida Deltametrin. Rancangan yang digunakan adalah Acak
Kelompok dengan 3 ulangan.
         Petak perlakuan terdiri dari 5 pohon dengan jarak antar petak empat larik pohon kakao. Sebanyak 360 pohon
kakao yang telah berproduksi dan mendapat serangan penggerek buah kakao yang diberi label sesuai perlakuan.
Setelah pelaksanaan ploting, selanjutnya dilakukan pemberian tanda pada buah-buah kakao pada tanaman sampel
yang berukuran panjang antara 8-10 cm, kemudian dilakukan penyemprotan pestisida nabati sesuai perlakuan (6
pestisida nabati, 1 insektisida kimia dan kontrol). Penyemprotan menggunakan alat knapsack sprayer dengan volume
semprot 250 ml/pohon atau 250 l/ha. Aplikasi dilakukan pada sore hari dengan interval 2 minggu.
         Pengamatan dilakukan terhadap persentase buah terserang, intensitas serangan dan persentase kehilangan
 hasil. Untuk mengetahui keefektivan insektisida nabati terhadap PBK dilakukan pengamatan terhadap persentase
 serangan PBK pada 15 pentil buah contoh yang pada awal perlakuan diasumsikan belum terserang. Pengamatan juga
 dilakukan terhadap lubang masuk dan lubang keluar PBK, berat basah dan berat kering biji serta kehilangan hasil
 akibat serangan PBK.
         Untuk menghitung persentase buah terserang digunakan rumus :

                 a
          P = ---------- x 100 %
               a +b

          P = Persentase buah terserang (%)
          a = jumlah buah kakao terserang
          b = jumlah buah kakao sehat

         Intensitas serangan adalah suatu besaran yang menggambarkan tingkat kerusakan buah. Untuk mengukur
intensitas serangan digunakan 4 katagori serangan berdasarkan biji lengket pada setiap buah diamati sehat, ringan,
sedang dan berat (Sulistyowati et al , 1995) . Serangan sehat yaitu biji tidak lengket, serangan ringan jika biji lengket
yang tidak dapat dikeluarkan <10 %, serangan sedang jika biji lengket yang tidak dapat dikeluarkan antara 10-50%,
serangan berat jika biji lengket yang tidak dapat dikeluarkan >50%. Tingkat serangan PBK diberi pembobot dengan
skor 0 (buah sehat), 1 (buah terserang ringan), 3 (buah terserang sedang), 9 (buah terserang berat).
         Untuk menghitung intensitas serangan PBK digunakan rumus:

               (1R + 3S + 9B)
           I = --------------------
                     AT

          I = intensitas serangan
          T= Jumlah buah diamati
          R = jumlah buah terserang ringan
          S = jumlah buah terserang sedang
          B = jumlah buah terserang berat
          A = nilai skor tertinggi




                                                               26
Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. Muh. Asaad Dan
                                                                                                                          Mahrita Willis




                                                    HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Persentase Serangan Awal PBK
         Sebelum dilakukan aplikasi pestisida nabati dan kimia, terlebih dahulu dilakukan ploting sesuai perlakuan
pada lahan petani (dua petani kooperator). Selanjutnya dilakukan pengamatan awal terhadap persentase dan
intensitas serangan PBK pada 15 buah kakao yang dipilih secara acak.

     Tabel 1. Persentase dan intensitas serangan penggerek buah kakao (PBK) sebelum aplikasi pestisida nabati
        Jumlah          Tidak ada         Serangan          Serangan          Serangan          Persentase         Intensitas
        Sampel          serangan           ringan            sedang             berat          serangan (%)        serangan
         Buah            (sehat)                                                                                      (%)

           15                6                 4                 3                 2                 60               22,96


2. Persentase Serangan dan Intensitas Serangan Hama PBK
         Persentase serangan dan intensitas serangan hama PBK setelah enam kali aplikasi berbagai pestisida nabati
dan kimia dapat dilihat pada Tabel 2.

         Tabel 2. Persentase dan intensitas serangan penggerek buah kakao (PBK) setelah enam kali aplikasi
                  pestisida nabati
                                                                             Persentase             Intensitas serangan
          Kode                     Perlakuan                             serangan buah (%)                buah (%)
           A1      Cekam 20 EC 2,5 ml/l air                                   83,33 bc                  40,37 abcd
           A2      Cekam 20 EC 5 ml/l air                                     80,00 bc                   18,77 abc
           A3      Cekam 20 EC 10 ml/l air                                    80,00 bc                   59,26 cd
           B1      CEES 50 EC 2,5 ml/l air                                    91,67 bc                  37,34 abcd
           B2      CEES 50 EC 5 ml/l air                                      58,33 abc                  10,18 abc
           B3      CEES 50 EC 10 ml/l air                                     68,33 abc                  25,37 abc
           C1      Asimba 50 EC 2,5 ml/l air                                  83,33 bc                  39,51 abcd
           C2      Asimba 50 EC 5 ml/l air                                    51,67 abc                  16,85 abc
           C3      Asimba 50 EC 10 ml/l air                                   50,00 abc                  25,93 abc
           D1      Bio Protektor-1 2,5 ml/l air                               72,22 abc                 29,01 abcd
           D2      Bio Protektor-1 5 ml/l air                                 60,00 abc                  11,85 abc
           D3      Bio Protektor-1 10 ml/l air                                71,67 abc                  15,31 abc
           E1      Bio Protektor-2 2,5 ml/l air                               58,33 abc                 43,52 abcd
           E2      Bio Protektor-2 5 ml/l air                                 30,00 ab                   12,59 abc
           E3      Bio Protektor-2 10 ml/l air                                49,44 abc                  12,90 abc
           F1      Formula Mimba 2,5 ml/l air                                 41,67 abc                   4,63 ab
           F2      Formula Mimba 5 ml/l air                                   11,11 a                     1,23 a
           F3      Formula Mimba 10 ml/l air                                  63,33 abc                 29,26 abcd
           G1      Deltametrin 0,25 ml/l air                                  57,78 abc                  51,85 bcd
           G2      Deltametrin 0,5 ml/l air                                   41,67 abc                  12,04 abc
           G3      Deltametrin 1 ml/l air                                     27,78 ab                    3,09 ab
           H       Kontrol                                                    100,00 c                    75,19 d
         Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak
                      nyata menurut Uji Duncan 5%.

        Aplikasi pestisida nabati memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase serangan dan intensitas
serangan buah kakao oleh hama PBK setelah enam kali aplikasi. Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase serangan dan
                                                                 27
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012



intensitas serangan PBK lebih rendah dan berbeda nyata pada semua pestisida nabati dan insektisida deltametrin
pada tiga konsentrasi aplikasi dibandingkan dengan tanpa aplikasi pestisida (kontrol). Persentase serangan PBK
berkisar dari 11,11% sampai 91,67% pada perlakuan dengan pestisida nabati dan deltametrin, sementara pada kontrol
100%. Intensitas serangan PBK berkisar dari 1,23% sampai 59,26% pada perlakuan pestisida nabati dan deltametrin,
sementara pada kontrol 75,19%. Hal ini menunjukkan bahwa pestisida nabati dapat menekan tingkat serangan hama
PBK di lapang. Minyak atsiri seperti minyak cengkeh, minyak kayu manis dan minyak serai wangi dapat digunakan
sebagai pestisida nabati. Isman (2000) melaporkan bahwa minyak atsiri tidak hanya sebagai penolak serangga tetapi
juga dapat bertindak sebagai pestisida kontak dan juga bersifat fumigan pada beberapa serangga tertentu.
          Pada Tabel 2 juga menunjukkan bahwa persentase serangan PBK terendah (11,11%) pada pestisida formula
mimba (5 ml/l) dan berbeda nyata dengan asimba 50 EC (5 ml/l ), cekam 20 EC pada semua konsentrasi dan kontrol
(100%), namun berbeda tidak nyata dengan bio protector-2 dan bio protector-1 (semua konsentrasi), asimba 50 EC (5-
10 ml/l), CEES 50 EC (5-10 ml/l) dan deltametrin (semua konsentrasi).
          Sementara intensitas serangan PBK yang terendah ditunjukkan oleh formula mimba (5 ml/l) dan berbeda
nyata dengan deltametrin (0,25 ml/l), cekam 20 EC (10 ml/l) dan kontrol (75,19%), namun berbeda tidak nyata dengan
deltametrin (5-10 ml/l), CEES 50 EC, bio protector-2, bio protector-1, asimba 50 EC (semua konsentrasi) dan cekam 20
EC (2,5-5 ml/l). Ini menunjukkan bahwa selain formula mimba, pestisida nabati yang efektif menekan serangan hama
PBK di lapang adalah CEES 50 EC, bio protector-2, bio protector-1, asimba 50 EC. Intensitas serangan PBK pada
keempat pestisida nabati tersebut juga rendah dan berbeda tidak nyata dengan insektisida kimia (deltametrin)
sehingga dapat menggantikan insektisida deltametrin dalam pengendalian PBK. Walaupun demikian, semua pestisida
nabati yang diaplikasikan mempunyai potensi yang cukup besar dalam mengendalikan hama PBK. Pada tanaman
kentang, cabai dan bawang merah, aplikasi Agonal 866 (ekstrak mimba 8 bagian+serai wangi 6 bagian+lengkuas 6
bagian), Tigonal 866 (kipahit 8 bagian+serai wangi 6 bagian+lengkuas 6 bagian), dan Phrogonal 866 (kacang babi 8
bagian+ serai wangi 6 bagian+lengkuas 6 bagian) cukup efektif untuk mengendalikan OPT utama (Hadisoeganda dan
Udiarto, 1998). Efektivitas semua pestisida nabati dalam mengendalikan serangan hama PBK berkaitan erat dengan
kandungan senyawa biotoksin dan senyawa lainnya dalam setiap formulasi. Tanaman mimba adalah salah satu spesies
tanaman dari keluarga Meliaceae yang mengandung senyawa biotoksin quasinoid, limonoid dan terpenoid yang
berfungsi sebagai insektisida dengan cara kerja penghambat makan dan penghambat tumbuh. Sementara serai wangi
adalah salah satu spesies tanaman dari keluarga Graminae, mengandung senyawa biotoksin sitrol, sitronelo, geraniol,
nerol, farnesol, metil heptenon, dan dipentena. Farnesol adalah senyawa seskuiterpen bersifat toksik dan allergen
(Grainge dan Ahmed, 1988).

3. Jumlah Lubang Masuk dan Keluar
         Jumlah lubang masuk dan lubang keluar hama PBK pada buah setelah enam kali aplikasi berbagai pestisida
nabati dan kimia dapat dilihat pada Tabel 3.
         Perlakuan pestisida nabati memberikan pengaruh terhadap lubang masuk dan lubang keluar hama PBK pada
buah kakao setelah enam kali aplikasi. Tabel 3 menunjukkan bahwa lubang masuk dan lubang keluar hama PBK lebih
rendah pada semua pestisida nabati dan insektisida deltametrin pada tiga konsentrasi aplikasi dibandingkan dengan
tanpa aplikasi pestisida (kontrol). Lubang masuk hama PBK terrendah pada formula mimba (5 ml/l) yaitu 0,33 lubang
dan berbeda nyata dengan CEES 50 EC (2,5 ml/l), bio protector-1 (10 ml/l) dan kontrol, namun berbeda tidak nyata
dengan semua pestisida lainnya termasuk deltametrin. Jumlah lubang masuk pada perlakuan formula mimba pada
semua konsentrasi berbeda tidak nyata dengan jumlah lubang masuk pada bio protector-2, CEES 50 EC (5-10ml/l),
cekam 20 EC, asimba 50 EC, bio protector-1 dan deltametrin. Hal ini menunjukkan bahwa formula mimba, bio
protector-2, CEES 50 EC, cekam 20 EC dan asimba 50 EC efektif menekan aktivitas peletakan telur PBK. Lubang masuk
PBK pada buah kakao berkaitan erat dengan aktivitas peletakan telur oleh imago PBK, semakin banyak lubang masuk
maka jumlah atau frekuensi peletakan telur juga semakin besar. Salah satu cara kerja pestisida nabati adalah mengusir
serangga. Khusus tanaman mimba, selain mengandung senyawa azadirachtin, salannin, nimbinen juga mengandung
senyawa meliantriol yang mempunyai daya kerja penolak serangga (Sudarmo, 2009). Selanjutnya dilaporkan bahwa
ekstrak mimba dapat mencegah serangga betina untuk meletakkan telur.
         Lubang keluar terrendah diperoleh pada formula mimba (5 ml/l) yaitu 0,33 lubang dan berbeda nyata dengan
cekam 20 EC (2,5 ml/air), asimba 50 EC (2,5 ml/l dan 10 ml/l), deltametrin (0,25 ml/l), bio protector-1 (10 ml/l) dan
kontrol, namun berbeda tidak nyata dengan jumlah lubang keluar pada pestisida bio protector-2 (2,5-10 ml/l), CEES 50
EC (2,5-10ml/l), cekam 20 EC (5-10 ml/l), asimba 50 EC (5 ml/l), bio protector-1 (2,5-5 ml/l) dan deltametrin (0,5-1
ml/l). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lubang keluar hama PBK cukup rendah pada perlakuan formula mimba, CEES


                                                           28
Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. Muh. Asaad Dan
                                                                                                                          Mahrita Willis



50 EC, bio protector-2, cekam 20 EC dan asimba 50 EC. Lubang keluar pada buah kakao berkaitan erat dengan
kemampuan larva PBK keluar dari dalam buah untuk menjadi pupa.

         Tabel 3. Jumlah lubang masuk dan lubang keluar PBK per buah setelah enam aplikasi pestisida nabati
                                                                           Lubang masuk                Lubang keluar
          Kode                        Perlakuan                            (Jumlah/buah)               (Jumlah/buah)

           A1       Cekam 20 EC 2,5 ml/l air                                   2,15 abc                  2,29 bcde
           A2       Cekam 20 EC 5 ml/l air                                     1,11 abc                  1,11 abcd
           A3       Cekam 20 EC 10 ml/l air                                    2,44 abc                  1,73 abcde
           B1       CEES 50 EC 2,5 ml/l air                                    2,55 bc                   2,11 abcde
           B2       CEES 50 EC 5 ml/l air                                      1,0 abc                   0,78 abc
           B3       CEES 50 EC 10 ml/l air                                     1,75 abc                  1,92 abcde
           C1       Asimba 50 EC 2,5 ml/l air                                  2,33 abc                  2,39 bcde
           C2       Asimba 50 EC 5 ml/l air                                    2,38 abc                  1,33 abcde
           C3       Asimba 50 EC 10 ml/l air                                   2,44 abc                   2,78 de
           D1       Bio Protektor-1 2,5 ml/l air                               2,0 abc                   1,83 abcde
           D2       Bio Protektor-1 5 ml/l air                                 2,33 abc                  1,33 abcde
           D3       Bio Protektor-1 10 ml/l air                                 2,89 c                    3,11 e
           E1       Bio Protektor-2 2,5 ml/l air                               1,39 abc                  1,39 abcde
           E2       Bio Protektor-2 5 ml/l air                                 1,0 abc                   1,33 abcde
           E3       Bio Protektor-2 10 ml/l air                                1,22 abc                  1,33 abcde
           F1       Formula Mimba 2,5 ml/l air                                 1,0 abc                   0,78 abc
           F2       Formula Mimba 5 ml/l air                                    0,33 a                    0,33 a
           F3       Formula Mimba 10 ml/l air                                  1,53 abc                  1,83 abcde
           G1       Deltametrin 0,25 ml/l air                                  2,17 abc                   2,67 cde
           G2       Deltametrin 0,5 ml/l air                                   1,11 abc                   1,0 abcd
           G3       Deltametrin 1 ml/l air                                     0,67 ab                    0,67 ab
           H        Kontrol                                                    5,20 d                      5,10 f
           Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
                        tidak nyata menurut Uji Duncan 5%.

4. Berat Basah Biji dan Berat Kering Biji
          Berat basah biji dan berat kering biji kakao setelah enam kali aplikasi berbagai pestisida nabati dan pestisida
kimia dapat dilihat pada Tabel 4.
          Perlakuan pestisida nabati berpengaruh baik terhadap bobot basah dan bobot kering biji buah kakao per
pohon setelah enam kali aplikasi. Tabel 4 menunjukkan bahwa bobot basah dan bobot kering biji lebih tinggi pada
semua pestisida nabati dan insektisida deltametrin pada tiga konsentrasi aplikasi dibandingkan dengan tanpa aplikasi
pestisida (kontrol). Bobot basah tertinggi diperoleh pada aplikasi formula mimba (10 ml/l) yaitu 294,17 g, kemudian
pada bio protektor-2 (5 ml/l) dan asimba 50 EC (5 ml/l) dan berbeda nyata dengan bobot basah pada perlakuan
deltametrin (0,25 ml/l), CEES 50 EC (2,5 ml/l), cekam 20 EC (10 ml/l) dan kontrol. Namun berbeda tidak nyata dengan
bobot basah biji pada formula mimba (2,5-5 ml/l), bio protector-2, bio protector-1, asimba 50 EC, CEES 50 EC (5-
10ml/l), dan cekam 20 EC (2,5-5 ml/l). Hal yang sama juga diperoleh pada bobot kering biji kakao.
          Bobot kering biji tertinggi diperoleh pada aplikasi formula mimba (10 ml/l) yaitu 101,04 g, kemudian pada bio
protektor-2 (5 ml/l) dan asimba 50 EC (5 ml/l) dan berbeda nyata dengan bobot kering pada perlakuan deltametrin
(0,25 ml/l), CEES 50 EC (2,5 ml/l), cekam 20 EC (10 ml/l) dan kontrol. Namun berbeda tidak nyata dengan bobot basah
biji pada formula mimba (2,5-5 ml/l), bio protector-2, bio protector-1, asimba 50 EC, CEES 50 EC (5-10ml/l), dan cekam
20 EC (2,5-5 ml/l). Bobot basah dan bobot kering biji bervariasi berdasarkan perlakuan, walaupun bobot tersebut
tidak mutlak ditentukan oleh perlakuan karena bobot biji sangat dipengaruhi oleh jumlah buah yang terbentuk sejak
awal sampai panen. Hasil biji kakao sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Selain karena intensitas serangan hama


                                                                 29
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012



PBK yang rendah, hasil biji kakao sangat ditentukan juga oleh iklim dan tingkat pemeliharaan tanaman seperti
pemupukan, pemangkasan dan lainnya.

                          Tabel 4. Berat basah dan kering biji setelah enam aplikasi pestisida nabati
                                                                      Berat basah biji         Berat kering biji
           Kode                     Perlakuan                             (g/phn)                  (g/phn)
            A1       Cekam 20 EC 2,5 ml/l air                          172,50 abcd               60,38 abcd
            A2       Cekam 20 EC 5 ml/l air                            133,33 abcd               49,34 abcd
            A3       Cekam 20 EC 10 ml/l air                             55,00 ab                 20,90 ab
            B1       CEES 50 EC 2,5 ml/l air                             79,17 ab                 28,50 ab
            B2       CEES 50 EC 5 ml/l air                             132,50 abcd               49,30 abcd
            B3       CEES 50 EC 10 ml/l air                            109,67 abcd               40,08 abcd
            C1       Asimba 50 EC 2,5 ml/l air                         162,42 abcd               56,84 abcd
            C2       Asimba 50 EC 5 ml/l air                            272,00 cd                 96,10 cd
            C3       Asimba 50 EC 10 ml/l air                          195,00 abcd               68,65 abcd
            D1       Bio Protektor-1 2,5 ml/l air                      121,67 abcd               43,00 abcd
            D2       Bio Protektor-1 5 ml/l air                        128,75 abcd               45,36 abcd
            D3       Bio Protektor-1 10 ml/l air                       188,89 abcd               66,11 abcd
            E1       Bio Protektor-2 2,5 ml/l air                      143,33 abcd               50,67 abcd
            E2       Bio Protektor-2 5 ml/l air                         280,53 cd                 94,85 cd
            E3       Bio Protektor-2 10 ml/l air                       219,58 abcd               75,85 abcd
            F1       Formula Mimba 2,5 ml/l air                         241,67 bcd               82,12 bcd
            F2       Formula Mimba 5 ml/l air                          212,08 abcd               74,83 abcd
            F3       Formula Mimba 10 ml/l air                           294,17 d                101,04 d
            G1       Deltametrin 0,25 ml/l air                           95,83 abc               34,04 abc
            G2       Deltametrin 0,5 ml/l air                          115,28 abcd               40,84 abcd
            G3       Deltametrin 1 ml/l air                            143,75 abcd               51,14 abcd
            H        Kontrol                                              33,07 a                 11,72 a
           Keterangan : -Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
                         tidak nyata menurut Uji Duncan 5%.
                        -Berat basah dan kering biji kakao berdasarkan jumlah buah yang dipanen per pohon (untuk
                         sekali panen)

                                                            KESIMPULAN
Dari kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa:
              Aplikasi pestisida nabati dan kimia (deltametrin) berpengaruh nyata pada persentase serangan,
              intensitas serangan, jumlah lubang masuk, jumlah lubang keluar serta bobot basah dan bobot kering biji
              kakao.
              Persentase serangan, intensitas serangan PBK jumlah lubang masuk dan keluar lebih rendah pada semua
              perlakuan pestisida nabati dan insektisida deltametrin pada tiga konsentrasi aplikasi dibandingkan
              dengan tanpa aplikasi pestisida
              Pestisida nabati formula mimba, CEES 50 EC, bio protector-2, bio protector-1, dan asimba 50 EC efektif
              digunakan dalam pengendalian hama PBK di lapang.
              Semua pestisida nabati berpotensi untuk mengendalikan hama PBK pada tanaman kakao di lapang.

                                                           DAFTAR PUSTAKA
Atmadja. W.R. 2003. Status Helopeltis antonii sebagai Hama pada Tanaman Perkebunan dan Pengendaliannya. Jurnal
        Litbang Pertanian 22(2): 67-
Depparaba, F. 2002. Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snellen) dan Penanggulangannya. Jurnal
       Litbang Pertanian 21(2):69-74

                                                                 30
Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. Muh. Asaad Dan
                                                                                                                          Mahrita Willis



Djuwarso, T; D. Kilin dan E.A. Wikardi. 1999. Dampak beberapa insektisida nabati dan sintetik terhadap Parasitoid
        Telur (Trichogramma sp.) (Hymenoptera: Trichogrammatidae) dalam Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah
        Pemanfaatan Pestisida Nabati, Bogor 9-10 Nopember. Pusat Penelitian Tanaman Perkebunan. Bogor. Hal
        269-277
Grainge, M. and S. Ahmed. 1988. Handbook of Plants with Pest Control Properties. John Wiley and Sons. 470 pp.
Hadisoeganda, A. Dan B.K. Udiarto. 1998. Pengaruh Ekstrak Kasar Tanaman Pestisida Biorasional untuk
        Mengendalikan OPT Utama pada Tanaman Kentang, Cabai dan Bawang Merah. Laporan Penelitian Proyek
        APBN 1997/1998. 32 hal.
Isman, M.B. 2000. Plant essential oils for pest and disease management. Crop protection 19:603-608.
Khoo, K. C. and Ho, C. T. 1992. The influence of Dolichoderus thoracicus (Hymenoptera: Formicidae) on losses due to
         Helopeltis theivora (Heteroptera: Miridae), black pod disease, and mammalian pests in cocoa in Malaysia.
         Bulletin of Entomological Research 82:485-491.
Pakih, J. S. 1999. Penggunaan Pestisida Nabati dalam Upaya Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Organisme
          Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan di Jawa Barat dalam Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah
          Pemanfaatan Pestisida Nabati, Bogor 9-10 Nopember. Pusat Penelitian tanaman Perkebunan. Bogor. Hal 337-
          347.
Prakash A, Rao. J. 1997. Botanical Pesticides in Agriculture. New York.: Lewis Publisher.
Prijono D, J.I. Sudiar., Irmayetri. 2006. Insecticidal activity of Indonesian Plant Extracts against the Cabbage Head
         Caterpillar, Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera:Pyralidae). J. ISSAAS 12(1):25-34.
See, Y. A. and Khoo, K. C. 1996. Influence of Dolichoderus thoracicus (Hymenoptera: Formicidae) on cocoa pod damage
          by Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae) in Malaysia. Bulletin of Entomological Research
          86:467-474
Soehardjan, M. 1994. Konsepsi dan strategi penelitian dan pengembangan pestisida nabati. Prosiding Seminar Hasil
        Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.
        Hal. 11 – 18.
Sudarmo, Subiyakto. 2009. Pestisida Nabati, Pembuatan dan Pemanfaatannya (Edisi                           ke 5). Penerbit Kanisius,
       Yogyakarta. 58 hal.
Sulistyowati, E., Wardani, S., Wiryadiputra, S., Winarno, H. dan Atmawinata, O. 1995. Keefektifan beberapa jenis
         insektisida terhadap hama penggerek buah kakao, Conopomorpha cramerella (Snell.). Pelita Perkebunan
         11(2):90-105
Sulistyowati, E., E. Mufrihati dan B. Andayani. 2006. Pengaruh Samping Aplikasi Paecilomyces fumosoroseus terhadap
         semut hitam Dollichoderus thoracicus, predator Helopeltis antonii dan Penggerek buah kakao. Pelita
         Perkebunan 22 (2):91-100
Wahyudi, T; T.R. Panggabean dan Pujianto. 2008. Kakao: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar
       Swadaya. Jakarta. 364 hlm.
Wardoyo, S. (1980). The cocoa pod borer- a major hindrance to cocoa development. Indonesian Agricultural
       Research Development Journal, 2: 1 - 4
Wiratno, Taniwiryono D, Rietjens IMCM, Murk AJ. 2008. Bioactivity of plant extracts to a red flour beetle, Tribolium
        Castaneum. Effectiveness and safety of botanical pesticides applied in black pepper (Piper nigrum)
        plantations. Wageningen: Wageningen University. 126 p.
Wiryadiputra, S dan O. Atmawinata. 1998. Kakao (Theobroma cacao L.) dalam Pedoman Pengendaliam Hama
        Terpadu Tanaman Perkebunan. Pusat Penelitian Tanaman Industri. Badan penelitian dan Pengembangan
        Pertanian. Bogor. Hal 44-52.



                                                                 31
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012



                                                           LAMPIRAN-LAMPIRAN
               Tabel 1. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap persentase serangan hama PBK (%)
     Kode               Perlakuan                    Ulangan I     Ulangan II   Ulangan III   Jumlah    Rata-rata
      A1      Cekam 20 EC 2.5 ml/l air                  75             75          100          250      83,33
      A2      Cekam 20 EC 5 ml/l air                    100           100           40          240      80,00
      A3      Cekam 20 EC 10 ml/l air                   40            100          100          240      80,00
      B1      CEES 50 EC 2,5 ml/l air                   75            100          100          275      91,67
      B2      CEES 50 EC 5 ml/l air                      0            100           75          175      58,33
      B3      CEES 50 EC 10 ml/l air                    25            100           80          205      68,33
      C1      Asimba 50 EC 2,5 ml/l air                 100            50          100          250      83,33
      C2      Asimba 50 EC 5 ml/l air                   80             0            75          155      51,67
      C3      Asimba 50 EC 10 ml/l air                  50             25           75          150      50,00
      D1      Bio Protektor-1 2,5 ml/l air             66,67           50          100        216,67     72,22
      D2      Bio Protektor-1 5 ml/l air                80             50           50          180      60,00
      D3      Bio Protektor-1 10 ml/l air               40             75          100          215      71,67
      E1      Bio Protektor-2 2,5 ml/l air               0            100           75          175      58,33
      E2      Bio Protektor-2 5 ml/l air                50             0            40           90      30,00
      E3      Bio Protektor-2 10 ml/l air               40           33,33          75        148,33     49,44
      F1      Formula Mimba 2,5 ml/l air                75             0            50          125      41,67
      F2      Formula Mimba 5 ml/l air                   0           33,33           0         33,33     11,11
      F3      Formula Mimba 10 ml/l air                 60             50           80          190      63,33
      G1      Deltametrin 0,25 ml/l air                 40            100         33,33       173,33     57,78
      G2      Deltametrin 0,5 ml/l air                   0             25          100          125      41,67
      G3      Deltametrin 1 ml/l air                     0           33,33          50         83,33     27,78
      H       Kontrol                                   100           100          100          300      100,00

                Tabel 2. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap intensitas serangan hama PBK (%
     Kode               Perlakuan                    Ulangan I     Ulangan II   Ulangan III   Jumlah    Rata-rata
      A1      Cekam 20 EC 2,5 ml/l air                 19,44         19,44        82,22       121,10     40,37
      A2      Cekam 20 EC 5 ml/l air                   25,93         25,93         4,44        56,30     18,77
      A3      Cekam 20 EC 10 ml/l air                  8,89           100         68,89       177,78     59,26
      B1      CEES 50 EC 2,5 ml/l air                  19,44         22,22        70,37       112,03     37,34
      B2      CEES 50 EC 5 ml/l air                      0           11,11        19,44        30,55     10,18
      B3      CEES 50 EC 10 ml/l air                   2,78          11,11        62,22        76,11     25,37
      C1      Asimba 50 EC 2,5 ml/l air                66,67         33,33        18,52       118,52     39,51
      C2      Asimba 50 EC 5 ml/l air                  31,11            0         19,44        50,55     16,85
      C3      Asimba 50 EC 10 ml/l air                 50,00          2,78        25,00        77,78     25,93
      D1      Bio Protektor-1 2,5 ml/l air             14,81          5,55        66,67        87,03     29,01
      D2      Bio Protektor-1 5 ml/l air               13,33         16,67         5,55        35,55     11,85
      D3      Bio Protektor-1 10 ml/l air              8,89          18,52        18,52        45,93     15,31
      E1      Bio Protektor-2 2,5 ml/l air               0            100         30,56       130,56     43,52
      E2      Bio Protektor-2 5 ml/l air               11,11            0         26,67        37,78     12,59
      E3      Bio Protektor-2 10 ml/l air              4,44           3,70        30,56        38,70     12,90
      F1      Formula Mimba 2,5 ml/l air               8,33             0          5,56        13,89      4,63
      F2      Formula Mimba 5 ml/l air                   0            3,70           0          3,70      1,23
      F3      Formula Mimba 10 ml/l air                46,67         27,78        13,33        87,78     29,26
      G1      Deltametrin 0,25 ml/l air                22,22          100         33,33       155,55     51,85
      G2      Deltametrin 0,5 ml/l air                   0            2,78        33,33        36,11     12,04
      G3      Deltametrin 1 ml/l air                     0            3,70         5,56         9,26      3,09
      H       Kontrol                                  55,56         86,67        83,33       225,56     75,19

                                                                  32
Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. Muh. Asaad Dan
                                                                                                                        Mahrita Willis



 Tabel 3. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap rata-rata jumlah lubang masuk hama PBK (jumlah
          lubang/buah)
 Kode                Perlakuan                   Ulangan I      Ulangan II      Ulangan III        Jumlah           Rata-rata
  A1       Cekam 20 EC 2,5 ml/l air                1,33            1,33            3,80             6,46              2,15
  A2       Cekam 20 EC 5 ml/l air                   1,0            1,33             1,0             3,33              1,11
  A3       Cekam 20 EC 10 ml/l air                  1,0            3,33             3,0             7,33              2,44
  B1       CEES 50 EC 2,5 ml/l air                 1,33            3,0             3,33             7,66              2,55
  B2       CEES 50 EC 5 ml/l air                     0             1,0              2,0              3,0               1,0
  B3       CEES 50 EC 10 ml/l air                   1,0            1,0             3,25             5,25              1,75
  C1       Asimba 50 EC 2,5 ml/l air               2,50            2,50             2,0              7,0              2,33
  C2       Asimba 50 EC 5 ml/l air                 2,75              0              2,0             4,75              2,38
  C3       Asimba 50 EC 10 ml/l air                 3,0            2,0             2,33             7,33              2,44
  D1       Bio Protektor-1 2,5 ml/l air             1,0            1,0              4,0              6,0               2,0
  D2       Bio Protektor-1 5 ml/l air               1,0            5,0              1,0              7,0              2,33
  D3       Bio Protektor-1 10 ml/l air              4,0            2,33            2,33             8,66              2,89
  E1       Bio Protektor-2 2,5 ml/l air              0             2,5             1,67             4,17              1,39
  E2       Bio Protektor-2 5 ml/l air               1,0              0              2,0              3,0               1,0
  E3       Bio Protektor-2 10 ml/l air              1,0            1,0             1,67             3,67              1,22
  F1       Formula Mimba 2,5 ml/l air               2,0              0              1,0              3,0               1,0
  F2       Formula Mimba 5 ml/l air                  0             1,0               0               1,0              0,33
  F3       Formula Mimba 10 ml/l air               1,33            1,50            1,75             4,58              1,53
  G1       Deltametrin 0,25 ml/l air               2,50            2,0              2,0              6,5              2,17
  G2       Deltametrin 0,5 ml/l air                  0             2,0             1,33             3,33              1,11
  G3       Deltametrin 1 ml/l air                    0             1,0              1,0              2,0              0,67
  H        Kontrol                                  5,5            4,6              5,5             15,6              5,20

 Tabel 4. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap jumlah lubang keluar hama PBK (jumlah lubang/buah)
 Kode                Perlakuan                   Ulangan I      Ulangan II      Ulangan III        Jumlah           Rata-rata
  A1       Cekam 20 EC 2,5 ml/l air                1,33            1,33            4,20             6,86              2,29
  A2       Cekam 20 EC 5 ml/l air                   1,0            1,33             1,0             3,33              1,11
  A3       Cekam 20 EC 10 ml/l air                  1,0            2,0              2,2              5,2              1,73
  B1       CEES 50 EC 2,5 ml/l air                 1,33            2,0              3,0             6,33              2,11
  B2       CEES 50 EC 5 ml/l air                     0             1,0             1,33             2,33              0,78
  B3       CEES 50 EC 10 ml/l air                   1,0            1,0             3,75             5,75              1,92
  C1       Asimba 50 EC 2,5 ml/l air                2,0            3,5             1,67             7,17              2,39
  C2       Asimba 50 EC 5 ml/l air                  2,0              0              2,0              4,0              1,33
  C3       Asimba 50 EC 10 ml/l air                 4,0            2,0             2,33             8,33              2,78
  D1       Bio Protektor-1 2,5 ml/l air             1,0            1,0              3,5              5,5              1,83
  D2       Bio Protektor-1 5 ml/l air               1,0            2,0              1,0              4,0              1,33
  D3       Bio Protektor-1 10 ml/l air              4,0            2,67            2,67             9,34              3,11
  E1       Bio Protektor-2 2,5 ml/l air              0             2,5             1,67             4,17              1,39
  E2       Bio Protektor-2 5 ml/l air               1,0              0              3,0              4,0              1,33
  E3       Bio Protektor-2 10 ml/l air              1,0            1,0              2,0              4,0              1,33
  F1       Formula Mimba 2,5 ml/l air              1,33              0              1,0             2,33              0,78
  F2       Formula Mimba 5 ml/l air                  0             1,0               0               1,0              0,33
  F3       Formula Mimba 10 ml/l air                2,0            2,0              1,5              5,5              1,83
  G1       Deltametrin 0,25 ml/l air               2,50            3,50             2,0              8,0              2,67
  G2       Deltametrin 0,5 ml/l air                  0             2,0              1,0              3,0               1,0
  G3       Deltametrin 1 ml/l air                    0             1,0              1,0              2,0              0,67
  H        Kontrol                                  5,5            4,8              5,0             15,3              5,10

                                                               33
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012



                     Tabel 5. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap berat basah biji (g/pohon)
    Kode              Perlakuan              Ulangan I Ulangan II      Ulangan III   Jumlah         Rata-rata
     A1    Cekam 20 EC 2,5 ml/l air            202,5       247,5          67,5       517,50          172,50
     A2    Cekam 20 EC 5 ml/l air               87,5        87,5          225          400           133,33
     A3    Cekam 20 EC 10 ml/l air             127,5         0            37,5         165            55,00
     B1    CEES 50 EC 2,5 ml/l air             137,5        62,5          37,5        237,5           79,17
     B2    CEES 50 EC 5 ml/l air                215          45          137,5        397,5          132,50
     B3    CEES 50 EC 10 ml/l air               125         46,5         157,5        329,0          109,67
     C1    Asimba 50 EC 2,5 ml/l air           48,75       243,75        194,75      487,25          162,42
     C2    Asimba 50 EC 5 ml/l air              270         400           146          816           272,00
     C3    Asimba 50 EC 10 ml/l air              60         325           200          585           195,00
     D1    Bio Protektor-1 2,5 ml/l air         22,5       262,5           80          365           121,67
     D2    Bio Protektor-1 5 ml/l air          112,5         90          183,75      386,25          128,75
     D3    Bio Protektor-1 10 ml/l air        283,33        150          133,33      566,66          188,89
     E1    Bio Protektor-2 2,5 ml/l air         280          0            150          430           143,33
     E2    Bio Protektor-2 5 ml/l air         333,25        100          408,33      841,58          280,53
     E3    Bio Protektor-2 10 ml/l air          300        233,75         125        658,75          219,58
     F1    Formula Mimba 2,5 ml/l air           390         160           175          725           241,67
     F2    Formula Mimba 5 ml/l air             195        261,25         180        636,25          212,08
     F3    Formula Mimba 10 ml/l air           237,5       288,75        356,25      882,50          294,17
     G1    Deltametrin 0,25 ml/l air           137,5         0            150        287,50           95,83
     G2    Deltametrin 0,5 ml/l air             175         125          45,83       345,83          115,28
     G3    Deltametrin 1 ml/l air                70        247,5         113,75      431,25          143,75
      H    Kontrol                             42,50       28,35         28,35        99,20           33,07
   Keterangan : Berat basah biji kakao berdasarkan jumlah buah yang dipanen per pohon (untuk sekali panen)

                    Tabel 6. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap berat kering biji (g/pohon)
     Kode               Perlakuan                    Ulangan I   Ulangan II   Ulangan III   Jumlah      Rata-rata
      A1      Cekam 20 EC 2,5 ml/l air                 70,87       86,63        23,63       181,13       60,38
      A2      Cekam 20 EC 5 ml/l air                   32,38       32,38        83,25       148,01       49,34
      A3      Cekam 20 EC 10 ml/l air                  48,45         0          14,25        62,70       20,90
      B1      CEES 50 EC 2,5 ml/l air                  49,50       22,50        13,50        85,50       28,50
      B2      CEES 50 EC 5 ml/l air                    77,40       16,87        53,63       147,90       49,30
      B3      CEES 50 EC 10 ml/l air                   45,00       16,97        58,28       120,25       40,08
      C1      Asimba 50 EC 2,5 ml/l air                17,06       85,30        68,16       170,52       56,84
      C2      Asimba 50 EC 5 ml/l air                  97,20      140,00        51,10       288,30       96,10
      C3      Asimba 50 EC 10 ml/l air                 22,20      113,75        70,00       205,95       68,65
      D1      Bio Protektor-1 2,5 ml/l air              8,33       91,88        28,80       129,01       43,00
      D2      Bio Protektor-1 5 ml/l air               39,38       32,40        64,31       136,09       45,36
      D3      Bio Protektor-1 10 ml/l air              99,17       52,50        46,67       198,34       66,11
      E1      Bio Protektor-2 2,5 ml/l air             98,00         0          54,00       152,00       50,67
      E2      Bio Protektor-2 5 ml/l air              106,64       35,00        142,92      284,56       94,85
      E3      Bio Protektor-2 10 ml/l air             102,00       81,81        43,75       227,56       75,85
      F1      Formula Mimba 2,5 ml/l air              132,60       56,00        57,75       246,35       82,12
      F2      Formula Mimba 5 ml/l air                 68,25       91,44        64,80       224,49       74,83
      F3      Formula Mimba 10 ml/l air                83,13       95,29        124,69      303,11       101,04
      G1      Deltametrin 0,25 ml/l air                48,13         0          54,00       102,13       34,04
      G2      Deltametrin 0,5 ml/l air                 61,25       45,00        16,27       122,52       40,84
      G3      Deltametrin 1 ml/l air                   24,50       89,10        39,81       153,41       51,14
      H       Kontrol                                  15,10       10,06        10,00        35,16       11,72
   Keterangan : Berat kering biji kakao berdasarkan jumlah buah yang dipanen per pohon (untuk sekali panen)
                                                                 34

More Related Content

What's hot

Bismillah p aperku
Bismillah p aperkuBismillah p aperku
Bismillah p aperkuEka Kurniati
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Novayanti Simamora
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanHario Sadewo
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaOperator Warnet Vast Raha
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN Repository Ipb
 
PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap Achmad Efendy
 
Interaksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanInteraksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanTidar University
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduEla Afellay
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 

What's hot (16)

Bismillah p aperku
Bismillah p aperkuBismillah p aperku
Bismillah p aperku
 
Ipi184782
Ipi184782Ipi184782
Ipi184782
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Penyakit Bulai Pada Jagung
Penyakit Bulai Pada JagungPenyakit Bulai Pada Jagung
Penyakit Bulai Pada Jagung
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Cara cara pengendalian gulma
Cara cara pengendalian gulmaCara cara pengendalian gulma
Cara cara pengendalian gulma
 
PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap
 
Interaksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanInteraksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanaman
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpadu
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 

Similar to Kajian Pestisida Nabati

4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakau4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakauxie_yeuw_jack
 
Andrew hidayat 93880-id-none
 Andrew hidayat   93880-id-none Andrew hidayat   93880-id-none
Andrew hidayat 93880-id-noneAndrew Hidayat
 
9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpaxie_yeuw_jack
 
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYAINTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYAJosua Sitorus
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatiEla Afellay
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfLaporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfSheirindaAkhirusaniS
 
8 yusmani-minyak nabati
8 yusmani-minyak nabati8 yusmani-minyak nabati
8 yusmani-minyak nabatixie_yeuw_jack
 
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdfbaltazar42
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogensxie_yeuw_jack
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanIr. Zakaria, M.M
 

Similar to Kajian Pestisida Nabati (20)

BIOPESTISIDA
BIOPESTISIDABIOPESTISIDA
BIOPESTISIDA
 
BAB I (2).pdf
BAB I (2).pdfBAB I (2).pdf
BAB I (2).pdf
 
Acara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAHAcara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAH
 
4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakau4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakau
 
Andrew hidayat 93880-id-none
 Andrew hidayat   93880-id-none Andrew hidayat   93880-id-none
Andrew hidayat 93880-id-none
 
9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa
 
Ipi161112
Ipi161112Ipi161112
Ipi161112
 
12phtpadisawah
12phtpadisawah12phtpadisawah
12phtpadisawah
 
12phtpadisawah
12phtpadisawah12phtpadisawah
12phtpadisawah
 
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYAINTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfLaporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
 
Pencemaran tanah&pestisida
Pencemaran tanah&pestisidaPencemaran tanah&pestisida
Pencemaran tanah&pestisida
 
8 yusmani-minyak nabati
8 yusmani-minyak nabati8 yusmani-minyak nabati
8 yusmani-minyak nabati
 
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
Antimikroba adila
Antimikroba adilaAntimikroba adila
Antimikroba adila
 
Kakao (2)
Kakao (2)Kakao (2)
Kakao (2)
 

More from xie_yeuw_jack

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwxie_yeuw_jack
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagarxie_yeuw_jack
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puruxie_yeuw_jack
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccanixie_yeuw_jack
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang baranganxie_yeuw_jack
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011xie_yeuw_jack
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---okxie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacanganxie_yeuw_jack
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabacixie_yeuw_jack
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanahxie_yeuw_jack
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigeraxie_yeuw_jack
 

More from xie_yeuw_jack (20)

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
12 sampul belakang
12 sampul belakang12 sampul belakang
12 sampul belakang
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 

Kajian Pestisida Nabati

  • 1. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 KAJIAN PESTISIDA NABATI YANG EFEKTIF TERHADAP HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) PADA TANAMAN KAKAO DI SULAWESI SELATAN Muh. Asaad 1) dan Mahrita Willis 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan 2) Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik ABSTRAK Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kakao adalah serangan hama. Hama utama yang sangat merugikan adalah hama penggerek buah kakao (PBK) yang disebabkan oleh serangga Conopomorpha cramerella Snellen. Hama ini merupakan hama yang berbahaya, karena dapat menurunkan produksi sampai 82.2%. Untuk mengurangi penggunaan insektisida kimia, telah dihasilkan berbagai pestisida nabati yang diperoleh dari ekstrak tanaman yang dapat berfungsi sebagai senyawa pembunuh, penolak, pengikat dan penghambat pertumbuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh satu sampai dua jenis insektisida nabati berbasis atsiri yang efektif terhadap penggerek buah kakao. Penelitian dilaksanakan di Desa Tinco, Kecamatan Citta, Kabupaten Soppeng pada bulan Juni-Desember 2009. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 22 perlakuan dan tiga ulangan. Pestisida nabati yang digunakan adalah Cekam 20 EC, CEES 50 EC, Asimba 50 EC, Bio Protector-1, Bio Protector-2, Formula nimba, insektisida deltametrin dan tanpa perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pestisida nabati dan kimia (deltametrin) berpengaruh nyata pada persentase serangan, intensitas serangan, jumlah lubang masuk, jumlah lubang keluar serta bobot basah dan bobot kering biji kakao. Pestisida nabati yang efektif menekan persentase dan intensitas serangan hama PBK di lapang adalah formula mimba, CEES 50 EC, bio protector-2, bio protector-1, dan asimba 50 EC. Konsentrasi baik yang digunakan adalah 5-10 ml/l air. Jumlah lubang masuk dan lubang keluar terrendah diperoleh pada formula mimba, bio protector-2, deltametrin, CEES 50 EC dan Asimba 50 EC. Bobot basah dan bobot kering biji kakao per pohon tertinggi diperoleh pada pestisida formula mimba 10 ml/l, kemudian oleh bio protector-2 5 ml/l dan asimba 50 EC 5 ml/l Kata Kunci : Kakao, Penggerek, Buah, Pestisida, nabati ABSTRACT One of the problems in increasing of cocoa production is the pest attacking. The main pest of cocoa that very dangerous is the cacao fruit borer (CPB) caused by Conopomorpha cramerella Snellen. This pest is pest that harmful because it can decrease the production of up to 82.2%. To reduce the use of chemical insecticides, it has produced a variety of plant-based pesticides (botanical pestisides) derived from plant extracts compounds that can serve as a killer, repellent, binding and inhibiting growth. The purpose of this study was to gain one to two types of plant-based insecticide that is effective against CPB. The study was conducted in the Tinco Village, Citta Subdistrict, Soppeng District in June to December 2009. The study was using a randomized block design consisting of 22 treatments and three replications. The pesticides used were Cekam 20 EC, CEES 50 EC, Asimba 50 EC, Bio protector-1, Bio protector-2, Neem formula, deltamethrin (chemical pesticide) and without treatment. The results showed that application of botanical pesticides and chemical pesticide (deltamethrin) were significant effect on the percentage of attacks, intensity of attacks, number of inlet and hole out of the larvae and the number of wet weight and dry weight of cocoa beans. Botanical pesticides that effective in suppressing the percentage and intensity of pest attacks of CPB in the field were neem formula, CEES 50 EC, Bio protector-2, Bio protector-1, and asimba 50 EC. The best concentration used was 5-10 ml / l of water. The lowest number of inlet and hole out of larvae was obtained in application of neem formula, bio protector-2, deltamethrin, CEES 50 EC and Asima 50 EC. The highest wet weight and dry weight of cocoa beans per tree was obtained in application of neem formula of 10 ml /l, then Bio-protector-2 of 5 ml /l and Asimba 50 EC of 5 ml /l. Key words : Cocoa, Borer, Pod, Pesticide, botanical 24
  • 2. Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. Muh. Asaad Dan Mahrita Willis PENDAHULUAN Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman penghasil devisa negara yang cukup potensial. Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar ketiga setelah Ivory Coast dan Ghana (Wahyudi et al, 2008). Sentra produksi kakao nasional adalah Sulawesi, dan menjadi salah satu tanaman primadona karena memberi kontribusi nyata dalam meningkatkan pendapatan petani. Salah satu kendala produksi yang dihadapi adalah serangan hama penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella Snellen (Lepidoptera : Gracillaridae). Hama ini merupakan hama yang berbahaya, karena dapat menurunkan produksi sampai 82.2 % (Wardoyo, 1980). Hama penting lain adalah pengisap buah/ranting Helopeltis sp. (Hemiptera: reduviidae). Serangan hama ini dapat menurunkan produksi buah 50-60 %. Ada beberapa spesies yang dijumpai pada pertanaman kakao diantaranya H. Antonii Sign dan H. Theivora Waterh. (Atmadja, 2003). Serangan kedua hama tersebut menyebabkan rendahnya produktivitas tanaman kakao dan kualitas/mutu biji yang dihasilkan. Hama serangga mempunyai musuh alami yang merupakan serangga bermanfaat untuk stabilitas`produksi. Serangga bermanfaat tersebut baik berupa parasit/oid, predator maupun patogen. Sulistyowati et al, (1995) telah menginventarisasi musuh alami hama utama kakao didaerah Maluku ditemukan beberapa serangga yang bermanfaat berupa parasitoid telur yaitu Trichogrammatoidea dengan tingkat parasitasi 12,0-40,6 %, predator larva pupa PBK yaitu semut merah (Hymenoptera: formicidae) yang berperan dalam pengendalian serangga. Semut hitam Dolichoderus thoracicus merupakan agen pengendali hayati yang cukup efisien karena selain dapat mengendalikan Helopeltis sp juga penggerek buah kakao C. cramella (Khoo and Ho, 1992; See and Khoo, 1996). Teknik pengendalian hama penggerek buah kakao yang dianjurkan saat ini adalah dengan memadukan antara metode pemangkasan, panen sering, pemupukan dan sanitasi kebun (Depparaba, 2002). Penggunaan insektisida merupakan alternatif akhir karena adanya residu, pengaruhnya terhadap serangga bermanfaat dan program pertanian ramah lingkungan. Pestisida nabati merupakan salah satu jenis pestisida yang potensial untuk digunakan dalam mengendalikan hama utama kakao. Pestisida nabati diperoleh dari ekstrak tanaman yang dapat berfungsi sebagai senyawa pembunuh, penolak, pengikat dan penghambat pertumbuhan. Peluang pengembangan pestisida nabati di Indonesia dinilai sangat strategis mengingat tanaman sumber bahan insektisida banyak tersedia dengan berbagai macam kandungan kimia yang bersifat racun (Soehardjan, 1994). Menurut Grainge dan Ahmed (1988) lebih dari seribu tanaman berpotensi sebagai pengendali hama tanaman. Tanaman biofarmaka dan atsiri merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Umumnya termasuk kedalam famili Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae (Prakash and Rao, 1997; Prijono et al, 2006). Minyak atsiri sudah banyak dimanfaatkan untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Diantara minyak atsiri yang potensial adalah minyak cengkeh, minyak kayu manis dan minyak serai wangi. Isman (2000) menyatakan bahwa minyak atsiri tidak hanya sebagai penolak serangga tetapi juga dapat bertindak sebagai pestisida kontak dan juga bersifat fumigan pada beberapa serangga tertentu. Tanaman cengkeh dengan kandungan kimianya yang didominasi oleh eugenol diketahui dapat dimanfaatkan sebagai anti hama/ insektisidal (Wiratno et al., 2008). Balittro mengeluarkan beberapa formula pestisida nabati yang diketahui efektif terhadap beberapa serangan hama dan penyakit. Beberapa hasil penelitian menunjukkan potensi insektisida nabati. Percobaan pengendalian hama PBK menggunakan insektisida nabati azadirachtin 4,5 % dapat menurunkan tingkat kerusakan sebesar 56,6-60,9 %. Selain itu penggunaan ekstrak biji dan daun nimba (Azadirachta indica) serta ekstrak biji srikaya (Annona squamosa) terhadap mortalitas dan perkembangan Helopeltis sp. cenderung menghambat aktivitas makan dan menurunkan keperidian (Wiryadiputra dan Atmawinata, 1998). Pakih (1999) melaporkan pengujian lapang penggunaan pestisida nabati dari tanaman mimba, suren, kipait dan kacang babi pada teh dan vanili dapat menurunkan serangan Helopeltis sp rata-rata 40-60 %. Djuwarso et al (1999) melaporkan tidak adanya dampak negatif dari penggunaan pestisida nabati dari daun cente, jarak, kamalakian, kemliki, mindi, sirsak kecuali daun panahan terhadap imago Trichogramma sp, tetapi berdampak negatif terhadap pra imago. Sulistyowati et al. (2006) menyatakan bahwa aplikasi jamur entomopatogen Paecylomyces sp. berpengaruh sangat rendah terhadap semut hitam Dolichoderus sp. Diharapkan penggunaan pestisida nabati untuk mengendalikan hama utama kakao selain dapat menekan tingkat serangan hama utama kakao sampai 40-50%, juga diharapkan aman terhadap serangga berguna seperti parasit dan predator, mudah diaplikasikan di lapangan sehingga lebih efisien, efektif dan aman bagi lingkungan. Sampai sejauh mana tingkat efektivitas pestisida nabati ini dalam mengendalikan hama utama kakao dan 25
  • 3. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 pengaruhnya terhadap serangga bermanfaat yang diteliti dan dikaji dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh 1-2 jenis insektisida nabati berbasis atsiri yang efektif terhadap penggerek buah C. cramerella sehingga mampu menekan tingkat serangan sebesar 40-50 % pada skala lapang METODOLOGI Penelitian dilakukan di lahan petani kakao di Desa Tinco, Kecamatan Citta, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, mulai bulan Juni sampai Desember 2009. Pestisida nabati berbasis atsiri yang digunakan Cekam 20 EC, CEES 50 EC, Asimba 50 EC, Bio Protector-1, Bio Protector-2, Formula nimba dan untuk pembanding digunakan insektisida deltametrin dan tanpa perlakuan. Dosis yang digunakan yaitu konsentrasi anjuran, ½ anjuran dan 2x anjuran. Dosis tertinggi 10 ml/l, rekomendasi 5 ml/l dan 2,5 ml/l untuk pestisida nabati, sementara dosis 2x anjuran 1ml/l, anjuran 0,5 ml/l dan setengah anjuran 0,25 ml/l untuk insektisida Deltametrin. Rancangan yang digunakan adalah Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Petak perlakuan terdiri dari 5 pohon dengan jarak antar petak empat larik pohon kakao. Sebanyak 360 pohon kakao yang telah berproduksi dan mendapat serangan penggerek buah kakao yang diberi label sesuai perlakuan. Setelah pelaksanaan ploting, selanjutnya dilakukan pemberian tanda pada buah-buah kakao pada tanaman sampel yang berukuran panjang antara 8-10 cm, kemudian dilakukan penyemprotan pestisida nabati sesuai perlakuan (6 pestisida nabati, 1 insektisida kimia dan kontrol). Penyemprotan menggunakan alat knapsack sprayer dengan volume semprot 250 ml/pohon atau 250 l/ha. Aplikasi dilakukan pada sore hari dengan interval 2 minggu. Pengamatan dilakukan terhadap persentase buah terserang, intensitas serangan dan persentase kehilangan hasil. Untuk mengetahui keefektivan insektisida nabati terhadap PBK dilakukan pengamatan terhadap persentase serangan PBK pada 15 pentil buah contoh yang pada awal perlakuan diasumsikan belum terserang. Pengamatan juga dilakukan terhadap lubang masuk dan lubang keluar PBK, berat basah dan berat kering biji serta kehilangan hasil akibat serangan PBK. Untuk menghitung persentase buah terserang digunakan rumus : a P = ---------- x 100 % a +b P = Persentase buah terserang (%) a = jumlah buah kakao terserang b = jumlah buah kakao sehat Intensitas serangan adalah suatu besaran yang menggambarkan tingkat kerusakan buah. Untuk mengukur intensitas serangan digunakan 4 katagori serangan berdasarkan biji lengket pada setiap buah diamati sehat, ringan, sedang dan berat (Sulistyowati et al , 1995) . Serangan sehat yaitu biji tidak lengket, serangan ringan jika biji lengket yang tidak dapat dikeluarkan <10 %, serangan sedang jika biji lengket yang tidak dapat dikeluarkan antara 10-50%, serangan berat jika biji lengket yang tidak dapat dikeluarkan >50%. Tingkat serangan PBK diberi pembobot dengan skor 0 (buah sehat), 1 (buah terserang ringan), 3 (buah terserang sedang), 9 (buah terserang berat). Untuk menghitung intensitas serangan PBK digunakan rumus: (1R + 3S + 9B) I = -------------------- AT I = intensitas serangan T= Jumlah buah diamati R = jumlah buah terserang ringan S = jumlah buah terserang sedang B = jumlah buah terserang berat A = nilai skor tertinggi 26
  • 4. Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. Muh. Asaad Dan Mahrita Willis HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Persentase Serangan Awal PBK Sebelum dilakukan aplikasi pestisida nabati dan kimia, terlebih dahulu dilakukan ploting sesuai perlakuan pada lahan petani (dua petani kooperator). Selanjutnya dilakukan pengamatan awal terhadap persentase dan intensitas serangan PBK pada 15 buah kakao yang dipilih secara acak. Tabel 1. Persentase dan intensitas serangan penggerek buah kakao (PBK) sebelum aplikasi pestisida nabati Jumlah Tidak ada Serangan Serangan Serangan Persentase Intensitas Sampel serangan ringan sedang berat serangan (%) serangan Buah (sehat) (%) 15 6 4 3 2 60 22,96 2. Persentase Serangan dan Intensitas Serangan Hama PBK Persentase serangan dan intensitas serangan hama PBK setelah enam kali aplikasi berbagai pestisida nabati dan kimia dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase dan intensitas serangan penggerek buah kakao (PBK) setelah enam kali aplikasi pestisida nabati Persentase Intensitas serangan Kode Perlakuan serangan buah (%) buah (%) A1 Cekam 20 EC 2,5 ml/l air 83,33 bc 40,37 abcd A2 Cekam 20 EC 5 ml/l air 80,00 bc 18,77 abc A3 Cekam 20 EC 10 ml/l air 80,00 bc 59,26 cd B1 CEES 50 EC 2,5 ml/l air 91,67 bc 37,34 abcd B2 CEES 50 EC 5 ml/l air 58,33 abc 10,18 abc B3 CEES 50 EC 10 ml/l air 68,33 abc 25,37 abc C1 Asimba 50 EC 2,5 ml/l air 83,33 bc 39,51 abcd C2 Asimba 50 EC 5 ml/l air 51,67 abc 16,85 abc C3 Asimba 50 EC 10 ml/l air 50,00 abc 25,93 abc D1 Bio Protektor-1 2,5 ml/l air 72,22 abc 29,01 abcd D2 Bio Protektor-1 5 ml/l air 60,00 abc 11,85 abc D3 Bio Protektor-1 10 ml/l air 71,67 abc 15,31 abc E1 Bio Protektor-2 2,5 ml/l air 58,33 abc 43,52 abcd E2 Bio Protektor-2 5 ml/l air 30,00 ab 12,59 abc E3 Bio Protektor-2 10 ml/l air 49,44 abc 12,90 abc F1 Formula Mimba 2,5 ml/l air 41,67 abc 4,63 ab F2 Formula Mimba 5 ml/l air 11,11 a 1,23 a F3 Formula Mimba 10 ml/l air 63,33 abc 29,26 abcd G1 Deltametrin 0,25 ml/l air 57,78 abc 51,85 bcd G2 Deltametrin 0,5 ml/l air 41,67 abc 12,04 abc G3 Deltametrin 1 ml/l air 27,78 ab 3,09 ab H Kontrol 100,00 c 75,19 d Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Duncan 5%. Aplikasi pestisida nabati memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase serangan dan intensitas serangan buah kakao oleh hama PBK setelah enam kali aplikasi. Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase serangan dan 27
  • 5. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 intensitas serangan PBK lebih rendah dan berbeda nyata pada semua pestisida nabati dan insektisida deltametrin pada tiga konsentrasi aplikasi dibandingkan dengan tanpa aplikasi pestisida (kontrol). Persentase serangan PBK berkisar dari 11,11% sampai 91,67% pada perlakuan dengan pestisida nabati dan deltametrin, sementara pada kontrol 100%. Intensitas serangan PBK berkisar dari 1,23% sampai 59,26% pada perlakuan pestisida nabati dan deltametrin, sementara pada kontrol 75,19%. Hal ini menunjukkan bahwa pestisida nabati dapat menekan tingkat serangan hama PBK di lapang. Minyak atsiri seperti minyak cengkeh, minyak kayu manis dan minyak serai wangi dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Isman (2000) melaporkan bahwa minyak atsiri tidak hanya sebagai penolak serangga tetapi juga dapat bertindak sebagai pestisida kontak dan juga bersifat fumigan pada beberapa serangga tertentu. Pada Tabel 2 juga menunjukkan bahwa persentase serangan PBK terendah (11,11%) pada pestisida formula mimba (5 ml/l) dan berbeda nyata dengan asimba 50 EC (5 ml/l ), cekam 20 EC pada semua konsentrasi dan kontrol (100%), namun berbeda tidak nyata dengan bio protector-2 dan bio protector-1 (semua konsentrasi), asimba 50 EC (5- 10 ml/l), CEES 50 EC (5-10 ml/l) dan deltametrin (semua konsentrasi). Sementara intensitas serangan PBK yang terendah ditunjukkan oleh formula mimba (5 ml/l) dan berbeda nyata dengan deltametrin (0,25 ml/l), cekam 20 EC (10 ml/l) dan kontrol (75,19%), namun berbeda tidak nyata dengan deltametrin (5-10 ml/l), CEES 50 EC, bio protector-2, bio protector-1, asimba 50 EC (semua konsentrasi) dan cekam 20 EC (2,5-5 ml/l). Ini menunjukkan bahwa selain formula mimba, pestisida nabati yang efektif menekan serangan hama PBK di lapang adalah CEES 50 EC, bio protector-2, bio protector-1, asimba 50 EC. Intensitas serangan PBK pada keempat pestisida nabati tersebut juga rendah dan berbeda tidak nyata dengan insektisida kimia (deltametrin) sehingga dapat menggantikan insektisida deltametrin dalam pengendalian PBK. Walaupun demikian, semua pestisida nabati yang diaplikasikan mempunyai potensi yang cukup besar dalam mengendalikan hama PBK. Pada tanaman kentang, cabai dan bawang merah, aplikasi Agonal 866 (ekstrak mimba 8 bagian+serai wangi 6 bagian+lengkuas 6 bagian), Tigonal 866 (kipahit 8 bagian+serai wangi 6 bagian+lengkuas 6 bagian), dan Phrogonal 866 (kacang babi 8 bagian+ serai wangi 6 bagian+lengkuas 6 bagian) cukup efektif untuk mengendalikan OPT utama (Hadisoeganda dan Udiarto, 1998). Efektivitas semua pestisida nabati dalam mengendalikan serangan hama PBK berkaitan erat dengan kandungan senyawa biotoksin dan senyawa lainnya dalam setiap formulasi. Tanaman mimba adalah salah satu spesies tanaman dari keluarga Meliaceae yang mengandung senyawa biotoksin quasinoid, limonoid dan terpenoid yang berfungsi sebagai insektisida dengan cara kerja penghambat makan dan penghambat tumbuh. Sementara serai wangi adalah salah satu spesies tanaman dari keluarga Graminae, mengandung senyawa biotoksin sitrol, sitronelo, geraniol, nerol, farnesol, metil heptenon, dan dipentena. Farnesol adalah senyawa seskuiterpen bersifat toksik dan allergen (Grainge dan Ahmed, 1988). 3. Jumlah Lubang Masuk dan Keluar Jumlah lubang masuk dan lubang keluar hama PBK pada buah setelah enam kali aplikasi berbagai pestisida nabati dan kimia dapat dilihat pada Tabel 3. Perlakuan pestisida nabati memberikan pengaruh terhadap lubang masuk dan lubang keluar hama PBK pada buah kakao setelah enam kali aplikasi. Tabel 3 menunjukkan bahwa lubang masuk dan lubang keluar hama PBK lebih rendah pada semua pestisida nabati dan insektisida deltametrin pada tiga konsentrasi aplikasi dibandingkan dengan tanpa aplikasi pestisida (kontrol). Lubang masuk hama PBK terrendah pada formula mimba (5 ml/l) yaitu 0,33 lubang dan berbeda nyata dengan CEES 50 EC (2,5 ml/l), bio protector-1 (10 ml/l) dan kontrol, namun berbeda tidak nyata dengan semua pestisida lainnya termasuk deltametrin. Jumlah lubang masuk pada perlakuan formula mimba pada semua konsentrasi berbeda tidak nyata dengan jumlah lubang masuk pada bio protector-2, CEES 50 EC (5-10ml/l), cekam 20 EC, asimba 50 EC, bio protector-1 dan deltametrin. Hal ini menunjukkan bahwa formula mimba, bio protector-2, CEES 50 EC, cekam 20 EC dan asimba 50 EC efektif menekan aktivitas peletakan telur PBK. Lubang masuk PBK pada buah kakao berkaitan erat dengan aktivitas peletakan telur oleh imago PBK, semakin banyak lubang masuk maka jumlah atau frekuensi peletakan telur juga semakin besar. Salah satu cara kerja pestisida nabati adalah mengusir serangga. Khusus tanaman mimba, selain mengandung senyawa azadirachtin, salannin, nimbinen juga mengandung senyawa meliantriol yang mempunyai daya kerja penolak serangga (Sudarmo, 2009). Selanjutnya dilaporkan bahwa ekstrak mimba dapat mencegah serangga betina untuk meletakkan telur. Lubang keluar terrendah diperoleh pada formula mimba (5 ml/l) yaitu 0,33 lubang dan berbeda nyata dengan cekam 20 EC (2,5 ml/air), asimba 50 EC (2,5 ml/l dan 10 ml/l), deltametrin (0,25 ml/l), bio protector-1 (10 ml/l) dan kontrol, namun berbeda tidak nyata dengan jumlah lubang keluar pada pestisida bio protector-2 (2,5-10 ml/l), CEES 50 EC (2,5-10ml/l), cekam 20 EC (5-10 ml/l), asimba 50 EC (5 ml/l), bio protector-1 (2,5-5 ml/l) dan deltametrin (0,5-1 ml/l). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lubang keluar hama PBK cukup rendah pada perlakuan formula mimba, CEES 28
  • 6. Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. Muh. Asaad Dan Mahrita Willis 50 EC, bio protector-2, cekam 20 EC dan asimba 50 EC. Lubang keluar pada buah kakao berkaitan erat dengan kemampuan larva PBK keluar dari dalam buah untuk menjadi pupa. Tabel 3. Jumlah lubang masuk dan lubang keluar PBK per buah setelah enam aplikasi pestisida nabati Lubang masuk Lubang keluar Kode Perlakuan (Jumlah/buah) (Jumlah/buah) A1 Cekam 20 EC 2,5 ml/l air 2,15 abc 2,29 bcde A2 Cekam 20 EC 5 ml/l air 1,11 abc 1,11 abcd A3 Cekam 20 EC 10 ml/l air 2,44 abc 1,73 abcde B1 CEES 50 EC 2,5 ml/l air 2,55 bc 2,11 abcde B2 CEES 50 EC 5 ml/l air 1,0 abc 0,78 abc B3 CEES 50 EC 10 ml/l air 1,75 abc 1,92 abcde C1 Asimba 50 EC 2,5 ml/l air 2,33 abc 2,39 bcde C2 Asimba 50 EC 5 ml/l air 2,38 abc 1,33 abcde C3 Asimba 50 EC 10 ml/l air 2,44 abc 2,78 de D1 Bio Protektor-1 2,5 ml/l air 2,0 abc 1,83 abcde D2 Bio Protektor-1 5 ml/l air 2,33 abc 1,33 abcde D3 Bio Protektor-1 10 ml/l air 2,89 c 3,11 e E1 Bio Protektor-2 2,5 ml/l air 1,39 abc 1,39 abcde E2 Bio Protektor-2 5 ml/l air 1,0 abc 1,33 abcde E3 Bio Protektor-2 10 ml/l air 1,22 abc 1,33 abcde F1 Formula Mimba 2,5 ml/l air 1,0 abc 0,78 abc F2 Formula Mimba 5 ml/l air 0,33 a 0,33 a F3 Formula Mimba 10 ml/l air 1,53 abc 1,83 abcde G1 Deltametrin 0,25 ml/l air 2,17 abc 2,67 cde G2 Deltametrin 0,5 ml/l air 1,11 abc 1,0 abcd G3 Deltametrin 1 ml/l air 0,67 ab 0,67 ab H Kontrol 5,20 d 5,10 f Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Duncan 5%. 4. Berat Basah Biji dan Berat Kering Biji Berat basah biji dan berat kering biji kakao setelah enam kali aplikasi berbagai pestisida nabati dan pestisida kimia dapat dilihat pada Tabel 4. Perlakuan pestisida nabati berpengaruh baik terhadap bobot basah dan bobot kering biji buah kakao per pohon setelah enam kali aplikasi. Tabel 4 menunjukkan bahwa bobot basah dan bobot kering biji lebih tinggi pada semua pestisida nabati dan insektisida deltametrin pada tiga konsentrasi aplikasi dibandingkan dengan tanpa aplikasi pestisida (kontrol). Bobot basah tertinggi diperoleh pada aplikasi formula mimba (10 ml/l) yaitu 294,17 g, kemudian pada bio protektor-2 (5 ml/l) dan asimba 50 EC (5 ml/l) dan berbeda nyata dengan bobot basah pada perlakuan deltametrin (0,25 ml/l), CEES 50 EC (2,5 ml/l), cekam 20 EC (10 ml/l) dan kontrol. Namun berbeda tidak nyata dengan bobot basah biji pada formula mimba (2,5-5 ml/l), bio protector-2, bio protector-1, asimba 50 EC, CEES 50 EC (5- 10ml/l), dan cekam 20 EC (2,5-5 ml/l). Hal yang sama juga diperoleh pada bobot kering biji kakao. Bobot kering biji tertinggi diperoleh pada aplikasi formula mimba (10 ml/l) yaitu 101,04 g, kemudian pada bio protektor-2 (5 ml/l) dan asimba 50 EC (5 ml/l) dan berbeda nyata dengan bobot kering pada perlakuan deltametrin (0,25 ml/l), CEES 50 EC (2,5 ml/l), cekam 20 EC (10 ml/l) dan kontrol. Namun berbeda tidak nyata dengan bobot basah biji pada formula mimba (2,5-5 ml/l), bio protector-2, bio protector-1, asimba 50 EC, CEES 50 EC (5-10ml/l), dan cekam 20 EC (2,5-5 ml/l). Bobot basah dan bobot kering biji bervariasi berdasarkan perlakuan, walaupun bobot tersebut tidak mutlak ditentukan oleh perlakuan karena bobot biji sangat dipengaruhi oleh jumlah buah yang terbentuk sejak awal sampai panen. Hasil biji kakao sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Selain karena intensitas serangan hama 29
  • 7. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 PBK yang rendah, hasil biji kakao sangat ditentukan juga oleh iklim dan tingkat pemeliharaan tanaman seperti pemupukan, pemangkasan dan lainnya. Tabel 4. Berat basah dan kering biji setelah enam aplikasi pestisida nabati Berat basah biji Berat kering biji Kode Perlakuan (g/phn) (g/phn) A1 Cekam 20 EC 2,5 ml/l air 172,50 abcd 60,38 abcd A2 Cekam 20 EC 5 ml/l air 133,33 abcd 49,34 abcd A3 Cekam 20 EC 10 ml/l air 55,00 ab 20,90 ab B1 CEES 50 EC 2,5 ml/l air 79,17 ab 28,50 ab B2 CEES 50 EC 5 ml/l air 132,50 abcd 49,30 abcd B3 CEES 50 EC 10 ml/l air 109,67 abcd 40,08 abcd C1 Asimba 50 EC 2,5 ml/l air 162,42 abcd 56,84 abcd C2 Asimba 50 EC 5 ml/l air 272,00 cd 96,10 cd C3 Asimba 50 EC 10 ml/l air 195,00 abcd 68,65 abcd D1 Bio Protektor-1 2,5 ml/l air 121,67 abcd 43,00 abcd D2 Bio Protektor-1 5 ml/l air 128,75 abcd 45,36 abcd D3 Bio Protektor-1 10 ml/l air 188,89 abcd 66,11 abcd E1 Bio Protektor-2 2,5 ml/l air 143,33 abcd 50,67 abcd E2 Bio Protektor-2 5 ml/l air 280,53 cd 94,85 cd E3 Bio Protektor-2 10 ml/l air 219,58 abcd 75,85 abcd F1 Formula Mimba 2,5 ml/l air 241,67 bcd 82,12 bcd F2 Formula Mimba 5 ml/l air 212,08 abcd 74,83 abcd F3 Formula Mimba 10 ml/l air 294,17 d 101,04 d G1 Deltametrin 0,25 ml/l air 95,83 abc 34,04 abc G2 Deltametrin 0,5 ml/l air 115,28 abcd 40,84 abcd G3 Deltametrin 1 ml/l air 143,75 abcd 51,14 abcd H Kontrol 33,07 a 11,72 a Keterangan : -Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Duncan 5%. -Berat basah dan kering biji kakao berdasarkan jumlah buah yang dipanen per pohon (untuk sekali panen) KESIMPULAN Dari kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa: Aplikasi pestisida nabati dan kimia (deltametrin) berpengaruh nyata pada persentase serangan, intensitas serangan, jumlah lubang masuk, jumlah lubang keluar serta bobot basah dan bobot kering biji kakao. Persentase serangan, intensitas serangan PBK jumlah lubang masuk dan keluar lebih rendah pada semua perlakuan pestisida nabati dan insektisida deltametrin pada tiga konsentrasi aplikasi dibandingkan dengan tanpa aplikasi pestisida Pestisida nabati formula mimba, CEES 50 EC, bio protector-2, bio protector-1, dan asimba 50 EC efektif digunakan dalam pengendalian hama PBK di lapang. Semua pestisida nabati berpotensi untuk mengendalikan hama PBK pada tanaman kakao di lapang. DAFTAR PUSTAKA Atmadja. W.R. 2003. Status Helopeltis antonii sebagai Hama pada Tanaman Perkebunan dan Pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian 22(2): 67- Depparaba, F. 2002. Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snellen) dan Penanggulangannya. Jurnal Litbang Pertanian 21(2):69-74 30
  • 8. Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. Muh. Asaad Dan Mahrita Willis Djuwarso, T; D. Kilin dan E.A. Wikardi. 1999. Dampak beberapa insektisida nabati dan sintetik terhadap Parasitoid Telur (Trichogramma sp.) (Hymenoptera: Trichogrammatidae) dalam Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah Pemanfaatan Pestisida Nabati, Bogor 9-10 Nopember. Pusat Penelitian Tanaman Perkebunan. Bogor. Hal 269-277 Grainge, M. and S. Ahmed. 1988. Handbook of Plants with Pest Control Properties. John Wiley and Sons. 470 pp. Hadisoeganda, A. Dan B.K. Udiarto. 1998. Pengaruh Ekstrak Kasar Tanaman Pestisida Biorasional untuk Mengendalikan OPT Utama pada Tanaman Kentang, Cabai dan Bawang Merah. Laporan Penelitian Proyek APBN 1997/1998. 32 hal. Isman, M.B. 2000. Plant essential oils for pest and disease management. Crop protection 19:603-608. Khoo, K. C. and Ho, C. T. 1992. The influence of Dolichoderus thoracicus (Hymenoptera: Formicidae) on losses due to Helopeltis theivora (Heteroptera: Miridae), black pod disease, and mammalian pests in cocoa in Malaysia. Bulletin of Entomological Research 82:485-491. Pakih, J. S. 1999. Penggunaan Pestisida Nabati dalam Upaya Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan di Jawa Barat dalam Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah Pemanfaatan Pestisida Nabati, Bogor 9-10 Nopember. Pusat Penelitian tanaman Perkebunan. Bogor. Hal 337- 347. Prakash A, Rao. J. 1997. Botanical Pesticides in Agriculture. New York.: Lewis Publisher. Prijono D, J.I. Sudiar., Irmayetri. 2006. Insecticidal activity of Indonesian Plant Extracts against the Cabbage Head Caterpillar, Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera:Pyralidae). J. ISSAAS 12(1):25-34. See, Y. A. and Khoo, K. C. 1996. Influence of Dolichoderus thoracicus (Hymenoptera: Formicidae) on cocoa pod damage by Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae) in Malaysia. Bulletin of Entomological Research 86:467-474 Soehardjan, M. 1994. Konsepsi dan strategi penelitian dan pengembangan pestisida nabati. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Hal. 11 – 18. Sudarmo, Subiyakto. 2009. Pestisida Nabati, Pembuatan dan Pemanfaatannya (Edisi ke 5). Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 58 hal. Sulistyowati, E., Wardani, S., Wiryadiputra, S., Winarno, H. dan Atmawinata, O. 1995. Keefektifan beberapa jenis insektisida terhadap hama penggerek buah kakao, Conopomorpha cramerella (Snell.). Pelita Perkebunan 11(2):90-105 Sulistyowati, E., E. Mufrihati dan B. Andayani. 2006. Pengaruh Samping Aplikasi Paecilomyces fumosoroseus terhadap semut hitam Dollichoderus thoracicus, predator Helopeltis antonii dan Penggerek buah kakao. Pelita Perkebunan 22 (2):91-100 Wahyudi, T; T.R. Panggabean dan Pujianto. 2008. Kakao: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 364 hlm. Wardoyo, S. (1980). The cocoa pod borer- a major hindrance to cocoa development. Indonesian Agricultural Research Development Journal, 2: 1 - 4 Wiratno, Taniwiryono D, Rietjens IMCM, Murk AJ. 2008. Bioactivity of plant extracts to a red flour beetle, Tribolium Castaneum. Effectiveness and safety of botanical pesticides applied in black pepper (Piper nigrum) plantations. Wageningen: Wageningen University. 126 p. Wiryadiputra, S dan O. Atmawinata. 1998. Kakao (Theobroma cacao L.) dalam Pedoman Pengendaliam Hama Terpadu Tanaman Perkebunan. Pusat Penelitian Tanaman Industri. Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Hal 44-52. 31
  • 9. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 LAMPIRAN-LAMPIRAN Tabel 1. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap persentase serangan hama PBK (%) Kode Perlakuan Ulangan I Ulangan II Ulangan III Jumlah Rata-rata A1 Cekam 20 EC 2.5 ml/l air 75 75 100 250 83,33 A2 Cekam 20 EC 5 ml/l air 100 100 40 240 80,00 A3 Cekam 20 EC 10 ml/l air 40 100 100 240 80,00 B1 CEES 50 EC 2,5 ml/l air 75 100 100 275 91,67 B2 CEES 50 EC 5 ml/l air 0 100 75 175 58,33 B3 CEES 50 EC 10 ml/l air 25 100 80 205 68,33 C1 Asimba 50 EC 2,5 ml/l air 100 50 100 250 83,33 C2 Asimba 50 EC 5 ml/l air 80 0 75 155 51,67 C3 Asimba 50 EC 10 ml/l air 50 25 75 150 50,00 D1 Bio Protektor-1 2,5 ml/l air 66,67 50 100 216,67 72,22 D2 Bio Protektor-1 5 ml/l air 80 50 50 180 60,00 D3 Bio Protektor-1 10 ml/l air 40 75 100 215 71,67 E1 Bio Protektor-2 2,5 ml/l air 0 100 75 175 58,33 E2 Bio Protektor-2 5 ml/l air 50 0 40 90 30,00 E3 Bio Protektor-2 10 ml/l air 40 33,33 75 148,33 49,44 F1 Formula Mimba 2,5 ml/l air 75 0 50 125 41,67 F2 Formula Mimba 5 ml/l air 0 33,33 0 33,33 11,11 F3 Formula Mimba 10 ml/l air 60 50 80 190 63,33 G1 Deltametrin 0,25 ml/l air 40 100 33,33 173,33 57,78 G2 Deltametrin 0,5 ml/l air 0 25 100 125 41,67 G3 Deltametrin 1 ml/l air 0 33,33 50 83,33 27,78 H Kontrol 100 100 100 300 100,00 Tabel 2. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap intensitas serangan hama PBK (% Kode Perlakuan Ulangan I Ulangan II Ulangan III Jumlah Rata-rata A1 Cekam 20 EC 2,5 ml/l air 19,44 19,44 82,22 121,10 40,37 A2 Cekam 20 EC 5 ml/l air 25,93 25,93 4,44 56,30 18,77 A3 Cekam 20 EC 10 ml/l air 8,89 100 68,89 177,78 59,26 B1 CEES 50 EC 2,5 ml/l air 19,44 22,22 70,37 112,03 37,34 B2 CEES 50 EC 5 ml/l air 0 11,11 19,44 30,55 10,18 B3 CEES 50 EC 10 ml/l air 2,78 11,11 62,22 76,11 25,37 C1 Asimba 50 EC 2,5 ml/l air 66,67 33,33 18,52 118,52 39,51 C2 Asimba 50 EC 5 ml/l air 31,11 0 19,44 50,55 16,85 C3 Asimba 50 EC 10 ml/l air 50,00 2,78 25,00 77,78 25,93 D1 Bio Protektor-1 2,5 ml/l air 14,81 5,55 66,67 87,03 29,01 D2 Bio Protektor-1 5 ml/l air 13,33 16,67 5,55 35,55 11,85 D3 Bio Protektor-1 10 ml/l air 8,89 18,52 18,52 45,93 15,31 E1 Bio Protektor-2 2,5 ml/l air 0 100 30,56 130,56 43,52 E2 Bio Protektor-2 5 ml/l air 11,11 0 26,67 37,78 12,59 E3 Bio Protektor-2 10 ml/l air 4,44 3,70 30,56 38,70 12,90 F1 Formula Mimba 2,5 ml/l air 8,33 0 5,56 13,89 4,63 F2 Formula Mimba 5 ml/l air 0 3,70 0 3,70 1,23 F3 Formula Mimba 10 ml/l air 46,67 27,78 13,33 87,78 29,26 G1 Deltametrin 0,25 ml/l air 22,22 100 33,33 155,55 51,85 G2 Deltametrin 0,5 ml/l air 0 2,78 33,33 36,11 12,04 G3 Deltametrin 1 ml/l air 0 3,70 5,56 9,26 3,09 H Kontrol 55,56 86,67 83,33 225,56 75,19 32
  • 10. Kajian Pestisida Nabati Yang Efektif Terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk) Pada Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. Muh. Asaad Dan Mahrita Willis Tabel 3. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap rata-rata jumlah lubang masuk hama PBK (jumlah lubang/buah) Kode Perlakuan Ulangan I Ulangan II Ulangan III Jumlah Rata-rata A1 Cekam 20 EC 2,5 ml/l air 1,33 1,33 3,80 6,46 2,15 A2 Cekam 20 EC 5 ml/l air 1,0 1,33 1,0 3,33 1,11 A3 Cekam 20 EC 10 ml/l air 1,0 3,33 3,0 7,33 2,44 B1 CEES 50 EC 2,5 ml/l air 1,33 3,0 3,33 7,66 2,55 B2 CEES 50 EC 5 ml/l air 0 1,0 2,0 3,0 1,0 B3 CEES 50 EC 10 ml/l air 1,0 1,0 3,25 5,25 1,75 C1 Asimba 50 EC 2,5 ml/l air 2,50 2,50 2,0 7,0 2,33 C2 Asimba 50 EC 5 ml/l air 2,75 0 2,0 4,75 2,38 C3 Asimba 50 EC 10 ml/l air 3,0 2,0 2,33 7,33 2,44 D1 Bio Protektor-1 2,5 ml/l air 1,0 1,0 4,0 6,0 2,0 D2 Bio Protektor-1 5 ml/l air 1,0 5,0 1,0 7,0 2,33 D3 Bio Protektor-1 10 ml/l air 4,0 2,33 2,33 8,66 2,89 E1 Bio Protektor-2 2,5 ml/l air 0 2,5 1,67 4,17 1,39 E2 Bio Protektor-2 5 ml/l air 1,0 0 2,0 3,0 1,0 E3 Bio Protektor-2 10 ml/l air 1,0 1,0 1,67 3,67 1,22 F1 Formula Mimba 2,5 ml/l air 2,0 0 1,0 3,0 1,0 F2 Formula Mimba 5 ml/l air 0 1,0 0 1,0 0,33 F3 Formula Mimba 10 ml/l air 1,33 1,50 1,75 4,58 1,53 G1 Deltametrin 0,25 ml/l air 2,50 2,0 2,0 6,5 2,17 G2 Deltametrin 0,5 ml/l air 0 2,0 1,33 3,33 1,11 G3 Deltametrin 1 ml/l air 0 1,0 1,0 2,0 0,67 H Kontrol 5,5 4,6 5,5 15,6 5,20 Tabel 4. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap jumlah lubang keluar hama PBK (jumlah lubang/buah) Kode Perlakuan Ulangan I Ulangan II Ulangan III Jumlah Rata-rata A1 Cekam 20 EC 2,5 ml/l air 1,33 1,33 4,20 6,86 2,29 A2 Cekam 20 EC 5 ml/l air 1,0 1,33 1,0 3,33 1,11 A3 Cekam 20 EC 10 ml/l air 1,0 2,0 2,2 5,2 1,73 B1 CEES 50 EC 2,5 ml/l air 1,33 2,0 3,0 6,33 2,11 B2 CEES 50 EC 5 ml/l air 0 1,0 1,33 2,33 0,78 B3 CEES 50 EC 10 ml/l air 1,0 1,0 3,75 5,75 1,92 C1 Asimba 50 EC 2,5 ml/l air 2,0 3,5 1,67 7,17 2,39 C2 Asimba 50 EC 5 ml/l air 2,0 0 2,0 4,0 1,33 C3 Asimba 50 EC 10 ml/l air 4,0 2,0 2,33 8,33 2,78 D1 Bio Protektor-1 2,5 ml/l air 1,0 1,0 3,5 5,5 1,83 D2 Bio Protektor-1 5 ml/l air 1,0 2,0 1,0 4,0 1,33 D3 Bio Protektor-1 10 ml/l air 4,0 2,67 2,67 9,34 3,11 E1 Bio Protektor-2 2,5 ml/l air 0 2,5 1,67 4,17 1,39 E2 Bio Protektor-2 5 ml/l air 1,0 0 3,0 4,0 1,33 E3 Bio Protektor-2 10 ml/l air 1,0 1,0 2,0 4,0 1,33 F1 Formula Mimba 2,5 ml/l air 1,33 0 1,0 2,33 0,78 F2 Formula Mimba 5 ml/l air 0 1,0 0 1,0 0,33 F3 Formula Mimba 10 ml/l air 2,0 2,0 1,5 5,5 1,83 G1 Deltametrin 0,25 ml/l air 2,50 3,50 2,0 8,0 2,67 G2 Deltametrin 0,5 ml/l air 0 2,0 1,0 3,0 1,0 G3 Deltametrin 1 ml/l air 0 1,0 1,0 2,0 0,67 H Kontrol 5,5 4,8 5,0 15,3 5,10 33
  • 11. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 Tabel 5. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap berat basah biji (g/pohon) Kode Perlakuan Ulangan I Ulangan II Ulangan III Jumlah Rata-rata A1 Cekam 20 EC 2,5 ml/l air 202,5 247,5 67,5 517,50 172,50 A2 Cekam 20 EC 5 ml/l air 87,5 87,5 225 400 133,33 A3 Cekam 20 EC 10 ml/l air 127,5 0 37,5 165 55,00 B1 CEES 50 EC 2,5 ml/l air 137,5 62,5 37,5 237,5 79,17 B2 CEES 50 EC 5 ml/l air 215 45 137,5 397,5 132,50 B3 CEES 50 EC 10 ml/l air 125 46,5 157,5 329,0 109,67 C1 Asimba 50 EC 2,5 ml/l air 48,75 243,75 194,75 487,25 162,42 C2 Asimba 50 EC 5 ml/l air 270 400 146 816 272,00 C3 Asimba 50 EC 10 ml/l air 60 325 200 585 195,00 D1 Bio Protektor-1 2,5 ml/l air 22,5 262,5 80 365 121,67 D2 Bio Protektor-1 5 ml/l air 112,5 90 183,75 386,25 128,75 D3 Bio Protektor-1 10 ml/l air 283,33 150 133,33 566,66 188,89 E1 Bio Protektor-2 2,5 ml/l air 280 0 150 430 143,33 E2 Bio Protektor-2 5 ml/l air 333,25 100 408,33 841,58 280,53 E3 Bio Protektor-2 10 ml/l air 300 233,75 125 658,75 219,58 F1 Formula Mimba 2,5 ml/l air 390 160 175 725 241,67 F2 Formula Mimba 5 ml/l air 195 261,25 180 636,25 212,08 F3 Formula Mimba 10 ml/l air 237,5 288,75 356,25 882,50 294,17 G1 Deltametrin 0,25 ml/l air 137,5 0 150 287,50 95,83 G2 Deltametrin 0,5 ml/l air 175 125 45,83 345,83 115,28 G3 Deltametrin 1 ml/l air 70 247,5 113,75 431,25 143,75 H Kontrol 42,50 28,35 28,35 99,20 33,07 Keterangan : Berat basah biji kakao berdasarkan jumlah buah yang dipanen per pohon (untuk sekali panen) Tabel 6. Pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap berat kering biji (g/pohon) Kode Perlakuan Ulangan I Ulangan II Ulangan III Jumlah Rata-rata A1 Cekam 20 EC 2,5 ml/l air 70,87 86,63 23,63 181,13 60,38 A2 Cekam 20 EC 5 ml/l air 32,38 32,38 83,25 148,01 49,34 A3 Cekam 20 EC 10 ml/l air 48,45 0 14,25 62,70 20,90 B1 CEES 50 EC 2,5 ml/l air 49,50 22,50 13,50 85,50 28,50 B2 CEES 50 EC 5 ml/l air 77,40 16,87 53,63 147,90 49,30 B3 CEES 50 EC 10 ml/l air 45,00 16,97 58,28 120,25 40,08 C1 Asimba 50 EC 2,5 ml/l air 17,06 85,30 68,16 170,52 56,84 C2 Asimba 50 EC 5 ml/l air 97,20 140,00 51,10 288,30 96,10 C3 Asimba 50 EC 10 ml/l air 22,20 113,75 70,00 205,95 68,65 D1 Bio Protektor-1 2,5 ml/l air 8,33 91,88 28,80 129,01 43,00 D2 Bio Protektor-1 5 ml/l air 39,38 32,40 64,31 136,09 45,36 D3 Bio Protektor-1 10 ml/l air 99,17 52,50 46,67 198,34 66,11 E1 Bio Protektor-2 2,5 ml/l air 98,00 0 54,00 152,00 50,67 E2 Bio Protektor-2 5 ml/l air 106,64 35,00 142,92 284,56 94,85 E3 Bio Protektor-2 10 ml/l air 102,00 81,81 43,75 227,56 75,85 F1 Formula Mimba 2,5 ml/l air 132,60 56,00 57,75 246,35 82,12 F2 Formula Mimba 5 ml/l air 68,25 91,44 64,80 224,49 74,83 F3 Formula Mimba 10 ml/l air 83,13 95,29 124,69 303,11 101,04 G1 Deltametrin 0,25 ml/l air 48,13 0 54,00 102,13 34,04 G2 Deltametrin 0,5 ml/l air 61,25 45,00 16,27 122,52 40,84 G3 Deltametrin 1 ml/l air 24,50 89,10 39,81 153,41 51,14 H Kontrol 15,10 10,06 10,00 35,16 11,72 Keterangan : Berat kering biji kakao berdasarkan jumlah buah yang dipanen per pohon (untuk sekali panen) 34