Publicité

Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf

Success is always accompanied with failure à Akademi Kebidanan Pemkab Bojonegoro
23 Mar 2022
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Publicité
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Publicité
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Publicité
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Prochain SlideShare
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Chargement dans ... 3
1 sur 17
Publicité

Contenu connexe

Publicité

Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf

  1. MODUL MPI 1 KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING PELATIHAN PUBLIC SPEAKING BAGI SDM KESEHATAN Penasehat Sjamsul Ariffin, SKM, M.Epid Kepala BBPK Ciloto Penanggung Jawab Maman, SKM, MPH. Penyusun: 1. Aditya Nur Iman 2. Maman, SKM, MPH 3. Drg. Rieka Siti Kadaria, MKM 4. Drg. Hetty Permatawati, MKes 5. Dr. Yan Bani Luza P, MKM 6. Rudi Bastaman, S,Kep, MKM 7. Ani Anisah, SKM, MKM 8. Tri Budi Gunawan Editor : Tri Budi Gunawan Ani Anisah, SKM, MKM Hidayat Suprapto, SKM Administrasi: Nafiah, SE Tim Pembahas Pengembangan Kurikulum Pelatihan Pengembangan Media Presentasi Bagi SDM Kesehatan
  2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat-Nya, maka kami dapat menyelesaikan Modul 1 Konsep Dasar Public Speaking Bagi SDM Kesehatan. Modul 1 Konsep Dasar Public Speaking Bagi SDM Kesehatan ini merupakan modul dari pelatihan Public Speaking Bagi SDM Kesehatan yang pelaksanaanya dalam rangka meningkatkan kompetensi teknis non kesehatan bagi SDM Kesehatan yang dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi para SDM Kesehatan. Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan Modul 1 Konsep Dasar Public Speaking Bagi SDM Kesehatan ini. Penyempurnaan dimasa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan untuk perbaikan modul pelatihan ini. Harapan kami Modul 1 Konsep Dasar Public Speaking Bagi SDM Kesehatan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Ciloto, Juni 2021 Kepala BBPK Ciloto, SJAMSUL ARIFFIN
  3. 1 MODUL MPI 1 KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING I. Deskripsi Singkat Apakah Anda pernah mendengar istilah seni berbicara? Apa yang Anda ketahui tentang istilah tersebut? Keterampilan berbicara atau retorika adalah seni tentang berbicara yang dimiliki seseorang. Seni berbicara ini dimiliki seseorang secara alami ataupun dengan menggunakan latihan khusus. Keterampilan berbicara ini merupakan seni tentang berbicara yang merupakan sarana komunikasi dengan bahasa lisan meliputi proses penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan tujuan melaporkan, menghibur, atau meyakinkan orang lain. Namun, pada kenyataannya setiap orang tidak menyadari bahwa dalam berbicara membutuhkan keterampilan atau seni dan jika dihadapkan untuk berbicara didepan publik tidak setiap orang mampu untuk melakukannya. Kemampuan berbicara didepan publik ini dikenal dengan istilah public speaking. Untuk mengetahui seni berbicara, perlu diketahui terlebih dahulu konsep dasar public speaking. Dalam modul ini Anda akan mempelajari konsep dasar public speaking yang meliputi pengertian sampai dengan etiket dalam public speaking. II. Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan konsep dasar public speaking III. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok a.Menjelaskan pengertian public speaking b.Menjelaskan tujuan public speaking c.Menjelaskan komponen public speaking d.Menjelaskan tipe audiens dalam public speaking e.Menjelaskan Jenis - Jenis public speaking f. Menjelaskan etiket dalam public speaking
  4. 2 IV. Uraian Materi Menurut buku himpunan istilah komunikasi karangan Y.S Gunadi menyebutkan bahwa public speaking adalah salah satu seni komunikasi yang dilakukan secara lisan mengenai sesuatu hal atau topik didepan banyak orang, tujuannya adalah agar pesan komunikator kepada komunikan tersampaikan, pesan tersebut adalah mengajak, mempengaruhi, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan, dan menyampaikan informasi kepada masyarakat atau orang banyak di tempat tertentu. Di dalam sebuah proses komunikasi, public speaking adalah merupakan bentuk penjabaran dari proses komunikasi satu arah (one way communication) dimana pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan akan diberikan secara searah. Namun jika dilihat dari sisi komunikan public speaking termasuk kepada salah satu komunikasi kelompok karena penyampaian yang dilakukan oleh komunikator dilakukan secara tatap muka dengan komunikannya. Istilah public speaking merupakan seni (keahlian) berbicara atau berpidato yang sudah berkembang sejak abad sebelum masehi. Secara sederhana proses public speaking adalah proses komunikan memberikan informasi, memepengaruhi (mempersuasi) kepada sekelompok orang dengan tujuan tertentu. David zarefsky mengemukakan bahwa public speaking: strategy for success “Public speaking is a continious communication proses in which massage and signals circulate back and forth between speaker and listener” (public speaking adalah proses komunikasi yang dilakukan secara berulang dan terus menerus untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan). Dengan demikian menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa public speaking adalah suatu proses kegiatan menyampaikan suatu pesan secara A. Pengertian Public Speaking Sumber Gambar : www.business.tutsplus.com
  5. 3 lisan dari komunikator kepada kominukan yang telah direncanakan sebelumnya agar pesan tertentu yang diberikan oleh kominakator dapat dimengerti oleh komunikan hingga tujuan yang telah direncanakan sebelumya dapat tercapai. Menentukan tujuan merupakan salah satu langkah penting dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan, dengan mempunyai sebuah tujuan kita akan memiliki gerak langkah yang pasti dalam setiap kegiatan, sebuah tujuan haruslah direncakan dan dirinci secara benar agar dapat mencapai sasaran yang kita inginkan. Pada hal ini public speaking memiliki tujuan tersendiri, seperti pengertian dari public speaking diatas dapat disimpulkan bahwa public speaking memiliki tujuan untuk: 1. Menyampaikan pesan. 2. Mempengaruhi lawan bicara. 3. Menciptakan dinamika yang menarik. 4. Meninggalkan kesan yang menarik. Menurut Mulyana, 2015: 83, tujuan komunikasi adalah memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan, atau membujuk. Namun secara umum tujuan komunikasi public adalah memberikan informasi kepada sejumlah besar anggota mengenai sesuatu topik, selain itu komunkasi public pun memiliki tujuan untuk menjalin hubungan yang baik antara komunikator dengan komunikan. Latihan 2 : Silahkan Anda terapkan tujuan – tujuan public speaking tersebut pada saat Anda melakukan public speaking. B. Tujuan Public Speaking Latihan 1 : Kemukakan pendapat Anda. Mengapa dalam berbicara, terumata public speaking dibutuhkan keterampilan atau seni?
  6. 4 Public speaking berkaitan erat dengan retorika. Retorika adalah bagian dari ilmu komunikasi. Sebenarnya komponen public speaking hampir sama dengan komponen komunikasi efektif yang meliputi: 1. Penyampaian pesan/informasi/komunikator. Dalam hal ini, pembicara harus memperhatikan teknik-teknik dasar public speaking yang meliputi teknik vokal dan teknik mengolah tubuh sehingga dapat menampilkan showmanship. 2. Pesan/informasi yang disampaikan. Pesan yang disampaikan harus singkat, padat, dan mudah dicerna. Teknik menyusun dan meramu materi presentasi mutlak diperlukan. 3. Komunikan/penerima informasi/audiens. Pembicara harus cerdas dalam melakukan analisis audiens, minimal analisis psikolog dan demografi. 4. Media penyampaian pesan/informasi. Mudah tidaknya suatu informasi diterima dan dicerna oleh audiens juga dipengaruhi oleh media yang digunakan. Dalam hal ini media berperan sebagai sarana pembantu penyampaian informasi. Saat ini cukup banyak media yang bisa digunakan dalam presentasi, seperti media grafis, fotografi, audio, video, dan lingkungan. 5. Feedback/umpak balik. Salah satu indikator suksesnya penyampaian informasi adalah adanya respons/feedback dari penerima informasi. Dapatkan feedback dari audiens dengan mengamati bahasa tubuh mereka, apakah mereka mengantuk, bosan, cemas, atau antusias dengan ciri-ciri mata berbinar, bertepuk tangan, berpartisipasi menjawab pertanyaan, atau aktif memberikan respons. C. Komponen Public Speaking Latihan 3 : Kemukakan pendapat Anda. Jika salah satu komponen public speaking tidak ada, apakah public speaking dapat berjalan dengan efektif? Mengapa demikian?
  7. 5 Apa kaitan kepribadian dengan public speaking for teacher? Pilihan bahasa dan kata itu datangnya dari dalam diri manusia, sementara diri manusia sendiri dipengaruhi oleh banyak hal termasuk kepribadian dan karakternya. Oleh karena itu hampir pasti 90% pilihan bahasa seseorang seorang guru atau pendidik bisnis tercermin dari karakter dan pribadinya. Sehingga seperti apa kepribadian menusia jelas sangat berpengaruh terhadap public speaking for teacher yang akan digunakannya. Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu manusia tidak lepas dari proses interaksi antara satu dengan lainnya, termasuk melalui interaksi berbicara, terutama kaitannya sebagai kebutuhan penopang dalam forum bisnis. Dalam interaksi tersebut tidak mungkin semuanya berjalan dengan mulus. Satu dua friksi atau konflik pasti terjadi. Kerugian bagi dunia pendidikan jika terjadi konflik adalah: terbuangnya waktu dengan percuma, menurunnya tingkat produktivitas, menurunnya semangat kerja. Hal tersebut berdampak mahal untuk jangka panjang. Sebagai contoh, tidak jarang antara pendidik dan peserta didik yang awalnya akur lantas berselisih paham karena satu dan hal lain, atau sesama pendidik di sebuah organisasi pendidikan bertengkar hingga akhirnya saling menyakiti. Konflik dimulai dari persoalan kecil seperti salah berbicara di forum belajar-mengajar. Dari apa yang dimaksud “salah berbicara” seringkali ditemukan bahwa “isi” dan “maksud” pembicaraan tidak salah, tetapi bagaimana cara meyampaikan isi dan maksudnya sering “korsleting” dan perlu segera diperbaiki. Konflik, friksi atau gesekan juga bisa berdampak positif. Misalnya, dengan menimbulkan motivasi diri kita untuk bisa lebih baik dari orang lain. Sedangkan hal negatif adalah rusaknya hubungan diantara sesama manusia. Misalnya, perkelahian, perceraian, permusuhan, penuntutan dan sebagainya. Rusaknya hubungan antar sesama manusia dimulai dengan perasaan tidak nyaman akibat komunikasi yang tidak sejalan sering disebut misscommunication. D. Tipe Audiens Public Speaking Sumber Gambar : www.esmac.sriwijayaair.co.id
  8. 6 Komunikasi tidak sejalan berasal dari kurang paham/tidak mengerti terhadap karakter/tabiat lawan bicara yang menyebabkan mispersepsi dan akhirnya berujung pada konflik. Penting bagi kita pendidik yang kerap bertemu dengan berbagai macam jenis manusia dari latar belakang yang berbeda pula, untuk bisa mengenal karakter-karakter manusia. Untuk mempermudah membedakan orang dari sifat dan karakternya ada salah satu referensi buku menarik di tulis oleh Florence Littauer yang berjudul “Personality Plus”. Dituturkan dalam buku itu, bahwa topik klasik psikologi ini konon sudah ditetapkan Hippocrates sejak 2400 tahun yang lalu. Adapun empat kepribadian manusia itu, disebut koleris (dominance), sanguinis (influence), phlegmatis (steadines), melankolis (concientiousnes). 1. Kepribadian Koleris (Koleris Kuat-Dominance) Bakat orang koleris yang kuat untuk kepemimpinan sangat cepat dan tajam. Kepribadian ini diperlukan dalam setiap tahap kehidupan pada zaman sekarang. Tetapi ketika dibawa sampai titik esktrim, tipe kepribadian ini menjadi sangat sok berkuasa, mendominasi, dan manipulatif. Setiap pemimpin, pasti memiliki sifat ini baik dalam kadar sedikit ataupun banyak. Ciri-cirinya adalah tegas dan lugas. Salah satu untuk mengenal ciri-ciri kepribadian ini adalah ia selalu ingin di depan serta tidak mau kalah dengan orang lain. Secara ekstrem, orang dengan kepribadian seperti ini berpotensi menjadi diktaktor, hasrat untuk tampil dominan dan tidak mau dibawah orang lain, ia tidak pernah mau menyusun sebuah konsep lalu ia tertinggal di belakang konsep itu. Kalau ada acara, haruslah dia yang memberikan kata pembuka/sambutan. Orang dengan kepribadian koleris sangat mahir untuk urusan mengorganisir banyak orang, karena sifatnya yang tegas cocok untuk dibidang keamanan seperti, pasukan militer. Pendidik yang memiliki tugas lain selain mengajar di kelas seperti, kepala sekolah, kepala kelompok guru, kepala lembaga penelitian dekan, rektor memerlukan kepribadian ini. 2. Kepribadian Sanguinis (Sanguinis yang Populer Influence) Kemampuan orang sanguinis yang populer untuk melangsungkan percakapan (public speaking) sangat baik dan enak di dengar, dan kadang membuat orang
  9. 7 lain iri dengan kemudahannya berbicara. Tetapi jika dibawa sampai ke hal yang ekstrem orang sanguinis yang populer akan berbicara terus-menerus, memonopoli, menyela, dan menyimpang terlalu jauh dari kebenaran. Bergaul dengan orang sanguinis sebenarnya menyenangkan, apalagi jika dia bercerita tentang sesuatu hal ia menggambarkan sesuatu dengan baik, sehingga pikiran kita diajak untuk merangkai katanya-katanya seperti sebuah film yang diputar dalam benak kita. Sebuah keadaan singkat yang umum dapat dirangkai menjadi kata-kata yang menarik oleh orang berkepribadian sanguinis. Hal ini dikarenakan emosi mereka yang sangat kreatif, sebuah informasi singkat dapat di “twist” menjadi kalimat yang lebih bermakna dan seolah-olah berbicara secara personal kepada penerimanya. Pendidik yang dalam tugas mengajarnya memerlukan alat bantu seperti komputer dan alat demonstrasi serta peraga lainnya memerlukan karakter ini. Untuk membuat peserta didik tertarik dengan materi peraga, para pendidik dengan karater seperti ini akan mahir melakukan “storytelling” dan membuat peserta didik betah menikmati cerita sang guru. 3. Kepribadian Phlegmatis (Phlegmatis yang Damai Steadiness) Ini adalah sifat yang paling disukai banyak orang. Kepribadian phlegmatis damai mudah bergaul dengan siapa saja, kepribadian ini merupakan perpaduan yang mengagumkan dan menjadikannya orang yang paling disukai dalam kelompok mana saja, namun kalau dibawa sampai ke titik ekstrem, orang phlegmatis yang damai justru tidak peduli melakukan apa pun, masa bodoh, dan sering menunjukkan bahwa masa depannya tidak punya kepastian. Ciri-ciri yang mudah dilihat untuk orang dengan kepribadian ini adalah ia tidak mempunyai sikap yang jelas dalam mengambil keptusan, bimbang/ragu-ragu dan lama sekali, salah satunya adalah kebijakan yang telah “dilokalkan” artinya ia sendiri sebetulnya sudah diperbolehkan untuk membuat keputusan itu dengan hak suaranya. Tapi ketika berhadapan di publik, keraguan itu kembali muncul. Yang repot jika ia benar-benar salah dalam memberikan keputusan dan kesalahannya tidak dapat ditolerir. Reaksi yang ditimbulkan macam-macam seperti, mengamuk, menangis, tersedu-sedu, menyesali
  10. 8 kemampuannya. Namun seringkali ia tidak dapat atau tidak mau secara tegas memihak sesuatu yang belum diketahuinya, phlegmatis cenderung damai dan tidak mau berkonfrontasi secara langsung dengan orang lain. Terkadang orang phlegmatis memang harus didikte untuk mengerjakan sesuatu (secara ekstrem). Orang phlegmatis kurang mahir untuk urusan-urusan yang detail, seperti yang paling sederhana contohnya merapikan kamar tidurnya. Namun phlegmatis juga memiliki kekuatan khusus, ia mampu menjadi negosiator yang ulung dan bisa diandalkan untuk urusan berkomunikasi dengan orang lain. Umumnya orang dengan kepribadian ini memancarkan wajah yang bersih, polos karena sifatnya yang kalem dan tenang. 4. Kepribadian Melankolis (Melankolis yang Sempurna Concientiousnes) Pemikiran analitis yang mendalam dari orang melankolis yang sempurna memiliki ciri khas jenius, banyak dihormati oleh mereka yang pikirannya lebih dangkal, walaupun demikian jika dibawa sampai ke titik ekstrem, dapat menyebabkan kemurungan dan menekan perasaan, karena terlalu berlebihan dengan emosi pesimistisnya. Secara umum hasil riset CBS School of Communications mengemukakan bahwa jika bergaul berlebihan dengan orang melankolis berpotensi besar menimbulkan kebosanan dalam diri kita. Orang-orang dengan perilaku ini melakukan semuanya kegiatan dengan teliti disertai langkah-langkah yang jelas dan terstruktur. Kalau ditemukan waktu yang lama dalam proses pengerjaan oleh orang melankolis, bukan karena ia malas tetapi ia menginginkan semua hasil pekerjaan sempurna. Mudah untuk mengetahui orang melankolis ini, coba lihat dari kamar tidur/kantornya. Semua dalam keadaan serba rapi, tertib dan terpola. Kalau jam dinding miring karena tersenggol seseorang atau dipindahkan, ia pasti akan cepat mengetahuinya. Jika memiliki dua buah mobil yang satu di sebelah kiri dan yang satu di kanan dan terbiasa diparkir dengan formasi yang sama, maka ketika ada yang memindahkannya orang dengan perilaku ini dengan cepat akan memindahkan pada posisi semula agar ia tetap merasa nyaman. Pendidik yang dalam tugas mengajarkan materi pendidikan yang memerlukan keakuratan dari proses hitung menghitung seperti, matematika, akuntasi,
  11. 9 keuangan, dan lain-lain sangat memerlukan karakter ini saat bertugas mendidik. Pendidik dengan karakter ini juga memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan seringkali orang melankolis susah sekali diyakinkan, diperlukan upaya yang luar biasa untuk meyakinkannya. Guru atau dosen dengan karakter melankolis mutlak memerlukan data-data otentik yang mendukung argumentasinya. Orang melankolis sangat banyak bekerja dan dipercaya di sektor keuangan karena kelebihannya yang sangat teliti pada hal-hal yang detail dan rapi dalam mengorganisasi. 5. Kepribadian Campuran dari Kepribadian Dasar Keempat tipe kepribadian tersebut, menurut Littauer juga bisa bercampur dalam diri seseorang. Artinya walau ada empat jenis kepribadian, umumnya ada satu kepribadian yang dominan atau sekurang-kurangnya dua kepribadian yang dominan. Skala persentase dominan bisa bervariasi mulai dari 70.30, 60.40, atau bahkan berbeda tipis 51.49. Littauer membedakannya menjadi empat yaitu campuran alami, campuran pelengkap, campuran yang berlawanan, dan sedikit-sedikit dari segalanya. a. Campuran kepribadian manusia yang alami adalah: 1) Kepribadian sanguinis (influence) dengan kepribadian koleris (dominance). 2) Kepribadian melankolis (concientiousnes) dengan kepribadian phlegmatis (steadiness). b. Campuran kepribadian manusia pelengkap yang berorientasi pada hubungan antar manusia adalah: 1) Kepribadian sanguinis (influence). 2) Kepribadian phlegmatis (steadiness). c. Campuran kepribadian manusia pelengkap yang berorientasi pada sebuah tujuan/hasil kerja/target adalah: 1) Kepribadian koleris kuat (dominance). 2) Kepribadian melankolis sempurna (concientiousnes). Kemungkinan lainnya selain campuran di atas adalah campuran kepribadian manusia yang “berlawanan” seringkali diberikan istilah
  12. 10 sebagai “pertikaian batin” karena siat dan karakternya yang selalu “bertolak belakang” yaitu 1) Kepribadian sanguinis (influence) dengan kepribadian melankolis (concientiousnes). 2) Kepribadian koleris kuat (dominance) dengan kepribadian phlegmatis (steadiness). 1. Jenis - Jenis Public Speaking Berdasarkan Acara dan Tujuan a. Ceremonial Speaking Pidato seremonial adalah pidato yang berlangsung dalam acara resmi, seperti peresmian, peringatan hari besar, dan pidato pernikahan. b. Demonstrative Speaking Pidato demonstrasi adalah bentuk pidato dengan tujuan menyampaikan informasi. Tujuan utama pembicara adalah untuk mengajarkan audiens tentang suatu teknik, tips, atau cara menyelesaikan sesuatu, seperti guru atau dosen saat mengajar di kelas. c. Informative Speaking Pembicaraan informatif umumnya berpusat pada pembicaraan tentang orang, peristiwa, proses, tempat, atau benda. Pembicara memberi tahu audiens tentang salah satu subjek. Contohnya presentasi. Dalam pidato informatif, pembicara menjabarkan topik tertentu didukung dengan fakta-fakta. Beberapa jenis public speaking informatif adalah presentasi bisnis, sidang skripsi di kuliah, dan presentasi materi di kelas. E. Jenis - Jenis Public Speaking Latihan 4 : Dari beberapa tipe audiens diatas, silahkan Anda tulis kepribadian Anda berdasarkan tipe audiens yang ada.
  13. 11 d. Persuasif Speaking Pidato persuasif adalah jenis pidato tertentu di mana pembicara memiliki tujuan untuk memuaskan pendengarnya menerima sudut pandangnya. Public speaker berusaha membujuk atau mengubah opini pendengar mengenai suatu ide atau produk. Pidato persuasif biasanya dibawakan oleh orang-orang marketing untuk menjual produk-produk mereka. Pidato-pidato terkait politik juga termasuk ke dalam jenis ini. 2. Jenis - Jenis Public Speaking Berdasarkan metode atau cara penyampaiannya, public speaking dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu : a. Ad libitum atau impromtu, merupakan bentuk public speaking yang dilakukan secara mendadak dan tanpa persiapan. b. Manuscript atau reading complete text, merupakan bentuk public speaking yang dilakukan dengan cara membaca naskah yang sudah disiapkan. c. Memoriter atau memorizing, merupakan bentuk public speaking yang dilakukan dengan menghafal naskah. d. Extempore atau using note, merupakan bentuk public speaking yang dilakukan dengan bantuan catatan, pointer, outline, atau slide materi yang ditayangkan di layar melalui lcd projector atau alat bantu yang lain. Latihan 5 : Jika Anda diminta untuk menjadi seorang presenter dalam sebuah acara di kampus setempat, jenis public speaking apa yang akan Anda gunakan? Mengapa demikian?
  14. 12 Secara umum etika berbicara adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Yang Baik Sebelum tampil, tanamkanlah niat yang baik ketika akan berbicara. 2. Persiapan Yang Matang Bangunlah persiapan yang matang. Mulai dari persiapan mental, data, penampilan hingga latihan berulang. 3. Mengutamakan Kejujuran Dalam komunikasi, kepercayaan menjadi poin utama yang membuat orang mau mendengarkan kita. Membangun kepercayaan tidak mudah, perlu waktu dan salah satu cara untuk membuat orang percaya adalah dengan berkata jujur. 4. Bahasa dan Penyampaian Yang Santun Sifat komunikasi itu tidak bisa ditarik lagi,maka berbicaralah yang santun. 5. Menjauhi Sikap Egosentris Audiens yang kita hadapi unik dan sangat beragam. Maka, hindari hal-hal yang berkaitan dengan SARA dan bangun hal-hal positif yang membangun. 6. Menghindari Plagiarisme Ketika Anda berbicara dan menggunakan sumber lain, maka cantumkan sumbernya sebagai bentuk apresiasi dan menjaga kredibilitas tulisan. F. Etiket Dalam Public Speaking Sumber Gambar : www.hirespace.com
  15. 13 Dalam berpidato, adaetika yang harus kita perhatikan, seperti berikut : 1. Etika berpidato di depan umum meliputi: mengenakan pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan, rapi, bersih dan sopan; tampil dengan sopan dan bersahaja, sopan dan rendah hati, menyisipkan humor segar dalam pidato; gunakan kata-kata yang sopan, halus, dan sederhana. Sebagai kata penutup jangan lupa mengucapkan maaf bila terdapat tutur kata yang kurang berkenan dan lain-lain. 2. Etika berpidato di depan pejabat: menghilangkan rasa rendah diri; jangan tampil seolah-olah menggurui; sikap lebih tahu dan lain-lain; jangan terlalu memberikan penghormatan yang berlebihan terhadap audience.I 3. Berpidato di depan Pemuka Agama: jangan mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung umat beragama; jangan ada nada merendahkan atau memuji agama tertentu; perbanyak istilah-istilah keagamaan. 4. Etika berpidato di depan wanita. Bila pembicara seorang laki-laki, hati-hati jangan sampai menyinggung harkat dan martabat wanita; menggunakan istilah-istilah yang tepat seperti ibi-ibu atau saudari sekalian; hindari kata-kata kasar, kurang senonoh dan kurang sopan; 5. Etika berpidato di depan Pemuda/Mahasiswa. Pidato harus mengutamakan penalaran yang berkaitan dengan dunia anak-anak muda; jangan mengeluarkan kata-kata yang bersifat menentang; jangan mengkritik dan menyalahkan anak-anak muda. 6. Etika berpidato di depan masyarakat desa. Jangan berbohong; gunakan kata-kata yang sopan dan sederhana, kapan perlu sisipkan beberapa istilah dalam bahasa setempat. Etika yang harus diperhatikan, menjadi seorang MC atau entertaint speaker harus memperhatikan beberapa etika berikut : 1. MC tidak harus membacakan susunan acara pada pembukaan acara, kecuali untuk acara resmi. 2. Seusai pejabat memberikan sambutan pada acara resmi, MC tidak memberikan ucapan terima kasih, komentar atau tanggapan tentang sambutan tersebut.
  16. 14 3. Bila mempersilahkan pejabat untuk memberikan sambutan, sebaiknya MC bergerak meninggalkan mike pada saat yang sama dengan saat pejabat mendapatkan mike. 4. Jangan memulai acara berikutnya sebelum pejabat yang baru saja selesai memberikan sambutan tiba di tempat duduknya. 5. Apabila acara tersebut banyak melibatkan wartawan, fotografer dan cameramen, sehingga kegiatan mereka mengganggu jalannya acara, secara formal beri kesempatan kepada mereka untuk mengambil gambar dan segera akhiri dengan cara yang sama. 6. Untuk catatan-catatan anda, gunakan kertas yang terpotong rapi dengan catatan yang teratur dan jangan mengangkat kertas terlalu tinggi. 7. Jangan memukul, meniup atau selalu menggerak-gerakkan mike, sebelum dan pada saat berbicara. Sumber : https://katalisnet.com/jenis-jenis-public-speaking/ https://legalstudies71.blogspot.com/2020/08/public-speaking-pembicara-publik.html Rizky. Y. (2018). Peningkatan Kemampuan Public Speaking Melalui Metode Pelatihan Kader Muda Organisasi Iskada (Skripsi). Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Ar-Rainy, Banda Aceh. Latihan 6 : Untuk menerapkan etika berpidato, cobalah berlatih berpidato dengan teks yang telah tersedia sesuai dengan etika – etika pidato.
Publicité