SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
PENGANTAR PENDIDIKAN
KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
OLEH
YUSTINUS VICTOR RIANUS BURA
KADEK FERA MEGANTARI
KETUT DARMAYANTI
NI PUTU DWI ARENA
ESTIANA MAYA BILI
AGUSTINUS HANDI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan nasional kita adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan seumur hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang
menerangkan keseluruhan peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam
keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan
orang dewasa, tetapi mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pend. tinggi) dan jenis pendidikan. Asas
pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses
berkelanjutan yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang “pendidikan seumur hidup” yang
dibatasi oleh beberapa masalah seperti berikut :
1.2.1.Bagaimana konsep pendidikan seumur hidup ?
1.2.2. Ada berapa macam klasifikasi pendidikan ?
1.2.3. Bagaimana pentingnya pendidikan seumur hidup dalam bebagai perspektif ?
1.2.4. Kearah mana pendidikan seumur hidup di terapkan ?
1.2.5. Apa implikasi dari pendidikan seumur hidup pada program pendidikan ?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.3.1. Mengetahui konsep pendidikan seumur hidup.
1.3.2. Mengetahui klasifikasi pendidikan.
1.3.3. Mengetahui pentingnya pendidikan seumur hidup.
1.3.4. Mengetahui arah pendidikan seumur hidup yang akan diterapkan.
1.3.5. Mengetahui implikasi dari pendidikan seumur hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai
prosedur pendidikan itu sendiri..Konsep pendidikan seumur hidup mulai di masyarakat melalui
kebijaksanaan negara yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional.Konsep
pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang
terus menerus dari bayi sampai meninggal dunia.
Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu
proses kontinu yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Menurut
GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di
dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat sehingga pendidikan seumur hidup
merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua
bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis dan dasar yuriditisnya :
2.1.1 Dasar Teoritis
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik
Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend
melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu
menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga
pendidikan itu tidak pernah berakhir.Konsep ppendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas
bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal
dunia.
2.1.2 Dasar Yuridis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan
negara yaitu melalui :
1) Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN
menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :
a) pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka
Panjang)
b) Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah
tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian
Pendidikan).
2) UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut :
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
3) Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup,
dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan
dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di
dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan”.
2.2 KLASIFIKASI PENDIDIKAN
Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional Pasal 10 Ayat (1), pendidikan itu hanya dibagi dua, yaitu pendidikan sekolah dan
pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah dibagi pula yang dilembagakan dan yang
tidak dilembagakan.
Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidkan sekolah, pendidikan luar sekolah
yang dilembagakan, dan yang tidak dilembagakan saling mengisi dan saling memperkuat.
Philip H. coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian, yaitu pendidikan
informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) pendidikan formal (pendidikan
sekolah) pendidikan non-formal (pendidikan luar sekolah yang dilembagakan). Kata-kata
“pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan”,”pendidikan sekolah”,dan “pendidikan
sekolah yang dilembagakan” merupakan istilahyang digunakan dalam UU sistem
Pendidikan Nasional diatas.
2.2.1 Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan
pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan adalah proses pendidikan yang
diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada
umumnyatidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di
dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau didalam pergaulan sehari-
hari.Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang, karena
dalam kebanyakan masyarakat pendidiakan luar sekolah yang tidak dilembagakan
berperan penting melalui keluaga, masyarakat dan pengusaha.
2.2.2 Pendidikan sekolah
pendidikan sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis,
mempunyai jenjang dan yang dibagi melalui waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari
taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.Akan tetapi, saat ini sekolah bukan satu-
satunya tempat bagi setiap orang untuk belajar. Namun, kita menyadari bahwa sekolah
merupakan tempat dan periode yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat
untuk membina seseorang untuk membina dalam menghadapi masa depannya.
2.2.3 Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan
pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan
yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan
persekolahan. Dalam hal ini, tenaga pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu
yang dipakai, serta komponen-komponen lainnya yang disesuaikan dengan keadaan
peserta, atau peserta didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.Pendidikan luar
sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan praktis, serta pendekatannya lebih
fleksibel.
2.3 PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF
Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education adalah sangat
penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya adalah
sebagai berikut :
2.3.1 Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau life long education akan memungkingkan
seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab
pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya
untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya
(skill).
2.3.2 Tinjauan Ekonomis
Melalui pendidikan, merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu
lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup
dalam konteks ini memungkingkan seseorang untuk :
1. Meningkatkan produktifitasnya
2. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya dimilikinya
3. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan
4. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat,
sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
5. Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih
banyaknya para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal
bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan
pendidikan formal, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian
pendidikan seumur hidup kepada orang akan merupakan solusi dari masalah tersebut.
2.3.3 Tujuan Filosofis
Di negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak
memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.
2.3.4 Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya.
Semua orang, tak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut
selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di
negara maju.
2.3.5 Tinjauan Psikologis dan Padagogis
Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar
terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan.Disamping itu, perkembangan
tersebut juga makin luas, dalam dan kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan
tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak didik di sekolah.
Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah
mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak
untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara
efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara
cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi
asas pendidikan seumur hidup atau lifelong education.
Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan
pandangan.Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus
memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisisr untuk belajar disetiap kesempatan
sepanjang hidup mereka.Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran
pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan
keahlian mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk
mengembangkan kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya.
2.4 ARAH PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan
pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang
sangat dibutuhkan di dalam hidup.
2.4.1 Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Sebagaimana generasi penerus, kaum muda/dewasa membutuhkan pendidikan
seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntunan
hidup mereka sepanjang masa.Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis
bagi mereka umumnya dan latihan kleterampilan bagi para pekerja, sangat membantu
mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakn kunci
keberhasilan.
2.4.2 Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisis lain yang perlu memperoleh
perhatian dan pemenuhan olah karena anak akan menjadi “ tampat awal” bagi orang
dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan
pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang
lebih ringan.
Proses pendidikan menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada
dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar dan kepribadian belajar yang kuat.
Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar
dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar,
berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang
akan datang.
2.5 IMPLIKASI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP PADA PROGRAM
PENDIDIKAN
Implikasi diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuaensi dari suatu
keputusan tentang pelaksanaaan pendidikan seumur hidup.Menurut W.P Guruge dalam
buku Toward Better Educational Management, implikasi pendidikan seumur hidup pada
program pendidikan adalah :
2.5.1 Pendidikan baca tulis fungsional
Pendidikan baca tulis sangatlah penting bagi masyarakat, baik negara maju
maupun negara berkembang. Realisasi baca tulis fungsional memuat :
a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi
anak didik.
b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut
kecakapan yang telah dimilikinya tersebut.
2.5.2 Pendidikan vokasional
Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak di
luar batas usia sekolah atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam
rangka ‘apprentice ship training merupakan salah satu program dalam pendidikan seumur
hidup. Namun pendidikan vokasional tidak boleh dipandang sebagai jalan pintas tetapi
tetap dilaksanakan secara kontinu.
2.5.3 Pendidikan professional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap profesi hendaklah tercipta
built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai
kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi, dan sikap
profesionalnya.
2.5.4 Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka
mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi
penting dari asas pendidikan seumur hidup.
2.5.5 Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik perlu diberikan dalam
pendidikan seumur hidup bagi kehidupan berbangsa dan bernegara baik menjadi rakyat
maupun pimpinan.
2.5.6 Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang
Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang perlu diberikan secara
konstruktif sebagai bagian konsep long life education. Dengan cara ini waktu senggang
dapat dimanfaatkan berbasis budaya yang baik sehingga pendidikan seumur hidup dapat
berjalan menyenangkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dari pembahasan Konsep Pendidikan Seumur Hidup Konsep pendidikan seumur hidup
merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus dari bayi
sampai meninggal dunia. Dasar pemikiran konsep pendidikan seumur hidup dapat ditinjau dari
berbagai segi yaitu tinjauan ideologis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis, psikologis dan
pedagogis.
Implikasi bidang pendidikan meliputi implikasi program pendidikan yang terdiri dari
pendidikan baca tulis, pendidikan kejuruan, pendidikan profesional, pendidikan ke arah
perubahan dan pengembangan, pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik, perubahan
kultural dan pengisian waktu luang. Arah Pendidikan Seumur Hidup meliputi pendidikan seumur
hidup kepada orang dewasa dan pendidikan seumur hidup kepada anak.
3.2 SARAN
Konsep pendidikan seumur hidup diharapkan akan mengubah pandangan masyarakat
bahwa pendidikan bukan hanya belajar di sekolah formal saja, melainkan dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja, misalnya di lingkungan keluarga dan masyarakat. Untuk mendukung
konsep tentang pendidikan seumur hidup dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan
pemerintah, sehingga konsep pendidikan seumur hidup dapat terealisasikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pendidikan Seumur Hidup.
http://plsbersinergi.blogspot.com/2012/12/psh-konsep-dasar-ps.html (diakses 23 Maret 2016)
Maya dyah. 2013. Pendidikan Sepanjang Hayat.
http://dyahmayarikawati.blogspot.com/2013/12/makalah-pendidikan-sepanjang-hayat.html?m=1
(diakses 1 April 2016)
Suchodolski(1976). Budaya dan Pendidikan. Ditejemahkan oleh
http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-seumur-hidup/mrdetail/14530/
diposting oleh Rizki Amalia (diakses 1 april 2016)
Mudyahardho, Redja. 2006. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Contenu connexe

Tendances

3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan
3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan
3.1 Landasan ontologi Teknologi PendidikanHari Sugiarto
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanMETA GUNAWAN
 
Hukum perkembangan
Hukum perkembanganHukum perkembangan
Hukum perkembanganAyu Laponda
 
Ppt sejarah pendidikan masa kolonial belanda
Ppt sejarah pendidikan masa kolonial belandaPpt sejarah pendidikan masa kolonial belanda
Ppt sejarah pendidikan masa kolonial belandaDewi_Sejarah
 
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptxMust Yuz
 
Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1Kejayan_Kab_Pasuruan
Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1Kejayan_Kab_PasuruanOrganisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1Kejayan_Kab_Pasuruan
Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1Kejayan_Kab_PasuruanBimaaaaa Mahendraaa
 
Sistem pendidikan masa orde lama
Sistem pendidikan masa orde lamaSistem pendidikan masa orde lama
Sistem pendidikan masa orde lamaViviAlfianiMukhtar
 
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptxKedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptxHafidMuhammadRafdi
 
Inovasi pendidikan di indonesia
Inovasi pendidikan di indonesiaInovasi pendidikan di indonesia
Inovasi pendidikan di indonesiaAdy Setiawan
 
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)Septian Muna Barakati
 
Bab 5. Peristiwa Kontemporer Dunia.pptx
Bab 5. Peristiwa Kontemporer Dunia.pptxBab 5. Peristiwa Kontemporer Dunia.pptx
Bab 5. Peristiwa Kontemporer Dunia.pptxrun2san
 
Gerakan nasionalisme india
Gerakan nasionalisme indiaGerakan nasionalisme india
Gerakan nasionalisme indiaaswansetiawan
 
Hakikat evaluasi pembelajaran
Hakikat evaluasi pembelajaranHakikat evaluasi pembelajaran
Hakikat evaluasi pembelajaranRunia Malikah
 
Teori belajar kognitif
Teori belajar kognitifTeori belajar kognitif
Teori belajar kognitifMitha Ye Es
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaAdy Setiawan
 

Tendances (20)

3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan
3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan
3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu Pendidikan
 
Hukum perkembangan
Hukum perkembanganHukum perkembangan
Hukum perkembangan
 
Ppt sejarah pendidikan masa kolonial belanda
Ppt sejarah pendidikan masa kolonial belandaPpt sejarah pendidikan masa kolonial belanda
Ppt sejarah pendidikan masa kolonial belanda
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx
 
Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1Kejayan_Kab_Pasuruan
Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1Kejayan_Kab_PasuruanOrganisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1Kejayan_Kab_Pasuruan
Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1Kejayan_Kab_Pasuruan
 
Sistem pendidikan masa orde lama
Sistem pendidikan masa orde lamaSistem pendidikan masa orde lama
Sistem pendidikan masa orde lama
 
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptxKedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
 
Inovasi pendidikan di indonesia
Inovasi pendidikan di indonesiaInovasi pendidikan di indonesia
Inovasi pendidikan di indonesia
 
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
 
Bab 5. Peristiwa Kontemporer Dunia.pptx
Bab 5. Peristiwa Kontemporer Dunia.pptxBab 5. Peristiwa Kontemporer Dunia.pptx
Bab 5. Peristiwa Kontemporer Dunia.pptx
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 
Gerakan nasionalisme india
Gerakan nasionalisme indiaGerakan nasionalisme india
Gerakan nasionalisme india
 
Kurikulum di Jepang
Kurikulum di JepangKurikulum di Jepang
Kurikulum di Jepang
 
Hakikat evaluasi pembelajaran
Hakikat evaluasi pembelajaranHakikat evaluasi pembelajaran
Hakikat evaluasi pembelajaran
 
Teori belajar kognitif
Teori belajar kognitifTeori belajar kognitif
Teori belajar kognitif
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesia
 
PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD
 

En vedette (12)

Vaikundarajan Celebrates International Yoga Day
Vaikundarajan Celebrates International Yoga DayVaikundarajan Celebrates International Yoga Day
Vaikundarajan Celebrates International Yoga Day
 
Perfil ocupacional ok
Perfil ocupacional okPerfil ocupacional ok
Perfil ocupacional ok
 
Touch Sub
Touch SubTouch Sub
Touch Sub
 
Emét
EmétEmét
Emét
 
Shoal hsc flyer_10
Shoal hsc flyer_10Shoal hsc flyer_10
Shoal hsc flyer_10
 
Botani phanerogamae
Botani phanerogamaeBotani phanerogamae
Botani phanerogamae
 
Konsep pembelajaran sepanjang hayat
Konsep pembelajaran sepanjang hayatKonsep pembelajaran sepanjang hayat
Konsep pembelajaran sepanjang hayat
 
Tema 4. Citología ginecológica
Tema 4. Citología ginecológicaTema 4. Citología ginecológica
Tema 4. Citología ginecológica
 
Bilangan, notasi Sigma, Barisan, dan Deret
Bilangan, notasi Sigma, Barisan, dan DeretBilangan, notasi Sigma, Barisan, dan Deret
Bilangan, notasi Sigma, Barisan, dan Deret
 
Introduction to biomechanics
Introduction to biomechanicsIntroduction to biomechanics
Introduction to biomechanics
 
Fabula
FabulaFabula
Fabula
 
CupderRegionSpielplan[1].pdf
CupderRegionSpielplan[1].pdfCupderRegionSpielplan[1].pdf
CupderRegionSpielplan[1].pdf
 

Similaire à Pendidikan Seumur Hidup

Konsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidupKonsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidupNovia Senja
 
Pendidikan sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayatPendidikan sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayatM N Habibah
 
Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Erik Kuswanto
 
PPT_PENGANTAR_PENDIDIKAN_PENGERTIAN_DAN.pptx
PPT_PENGANTAR_PENDIDIKAN_PENGERTIAN_DAN.pptxPPT_PENGANTAR_PENDIDIKAN_PENGERTIAN_DAN.pptx
PPT_PENGANTAR_PENDIDIKAN_PENGERTIAN_DAN.pptxperpusikipmu
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikanpresetya
 
Sesi 1. Pengantar Dasar Pendidikan
Sesi 1. Pengantar Dasar PendidikanSesi 1. Pengantar Dasar Pendidikan
Sesi 1. Pengantar Dasar PendidikanDaniel Saroengoe
 
Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikanLembaga pendidikan
Lembaga pendidikanNamaku Merah
 
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniSoga Biliyan Jaya
 
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMakalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMara Sutan Siregar
 
2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan
2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan
2. Falsafah Pendidikan KebangsaanNormala Mehat
 

Similaire à Pendidikan Seumur Hidup (20)

Konsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidupKonsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidup
 
Pendidikan seumur hidup
Pendidikan seumur hidupPendidikan seumur hidup
Pendidikan seumur hidup
 
Pendidikan sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayatPendidikan sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayat
 
Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan
 
Bakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.pBakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.p
 
PPT_PENGANTAR_PENDIDIKAN_PENGERTIAN_DAN.pptx
PPT_PENGANTAR_PENDIDIKAN_PENGERTIAN_DAN.pptxPPT_PENGANTAR_PENDIDIKAN_PENGERTIAN_DAN.pptx
PPT_PENGANTAR_PENDIDIKAN_PENGERTIAN_DAN.pptx
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikan
 
Dsar Ilmu Pendidikan
Dsar Ilmu PendidikanDsar Ilmu Pendidikan
Dsar Ilmu Pendidikan
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikan
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikan
 
Sesi 1. Pengantar Dasar Pendidikan
Sesi 1. Pengantar Dasar PendidikanSesi 1. Pengantar Dasar Pendidikan
Sesi 1. Pengantar Dasar Pendidikan
 
Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikanLembaga pendidikan
Lembaga pendidikan
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
 
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMakalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
 
2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan
2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan
2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan
 

Plus de victoryustinus@gmail.com

Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Model
Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai ModelPendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Model
Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Modelvictoryustinus@gmail.com
 
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))victoryustinus@gmail.com
 
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi puji
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi pujiPhanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi puji
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi pujivictoryustinus@gmail.com
 

Plus de victoryustinus@gmail.com (20)

mikrobiologi
mikrobiologimikrobiologi
mikrobiologi
 
Cooperative script (spkcs)
Cooperative script (spkcs)Cooperative script (spkcs)
Cooperative script (spkcs)
 
Teori sibernetik dalam pembelajaran
Teori sibernetik dalam pembelajaranTeori sibernetik dalam pembelajaran
Teori sibernetik dalam pembelajaran
 
Teori behavioristik
Teori behavioristikTeori behavioristik
Teori behavioristik
 
Teori humanistik
Teori humanistikTeori humanistik
Teori humanistik
 
Perubahan fisik, sosial dan emosi
Perubahan fisik, sosial dan emosiPerubahan fisik, sosial dan emosi
Perubahan fisik, sosial dan emosi
 
Standar nasional pendidikan
Standar nasional pendidikanStandar nasional pendidikan
Standar nasional pendidikan
 
Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Model
Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai ModelPendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Model
Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Model
 
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))
 
Quantum learning ppt
Quantum learning pptQuantum learning ppt
Quantum learning ppt
 
Pola pertahanan pada hewan
Pola pertahanan pada hewanPola pertahanan pada hewan
Pola pertahanan pada hewan
 
faham evolusi mahluk hidup pra darwin
faham evolusi mahluk hidup pra darwinfaham evolusi mahluk hidup pra darwin
faham evolusi mahluk hidup pra darwin
 
Phanerogamae
PhanerogamaePhanerogamae
Phanerogamae
 
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi puji
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi pujiPhanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi puji
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi puji
 
Phanerogamae (hutan serangan)
Phanerogamae (hutan serangan)Phanerogamae (hutan serangan)
Phanerogamae (hutan serangan)
 
Phanerogamae
PhanerogamaePhanerogamae
Phanerogamae
 
Botani crytogamae
Botani crytogamaeBotani crytogamae
Botani crytogamae
 
Botani cryptogamae
Botani cryptogamaeBotani cryptogamae
Botani cryptogamae
 
Perkembangan hewan
Perkembangan hewanPerkembangan hewan
Perkembangan hewan
 
Konsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidupKonsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidup
 

Dernier

Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 

Dernier (20)

Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 

Pendidikan Seumur Hidup

  • 1. PENGANTAR PENDIDIKAN KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP OLEH YUSTINUS VICTOR RIANUS BURA KADEK FERA MEGANTARI KETUT DARMAYANTI NI PUTU DWI ARENA ESTIANA MAYA BILI AGUSTINUS HANDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2016
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan nasional kita adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan seumur hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pend. tinggi) dan jenis pendidikan. Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia 1.2 RUMUSAN MASALAH Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang “pendidikan seumur hidup” yang dibatasi oleh beberapa masalah seperti berikut : 1.2.1.Bagaimana konsep pendidikan seumur hidup ? 1.2.2. Ada berapa macam klasifikasi pendidikan ? 1.2.3. Bagaimana pentingnya pendidikan seumur hidup dalam bebagai perspektif ? 1.2.4. Kearah mana pendidikan seumur hidup di terapkan ? 1.2.5. Apa implikasi dari pendidikan seumur hidup pada program pendidikan ?
  • 3. 1.3 TUJUAN Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1.3.1. Mengetahui konsep pendidikan seumur hidup. 1.3.2. Mengetahui klasifikasi pendidikan. 1.3.3. Mengetahui pentingnya pendidikan seumur hidup. 1.3.4. Mengetahui arah pendidikan seumur hidup yang akan diterapkan. 1.3.5. Mengetahui implikasi dari pendidikan seumur hidup.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri..Konsep pendidikan seumur hidup mulai di masyarakat melalui kebijaksanaan negara yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional.Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus dari bayi sampai meninggal dunia. Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Menurut GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat sehingga pendidikan seumur hidup merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis dan dasar yuriditisnya : 2.1.1 Dasar Teoritis Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.Konsep ppendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia. 2.1.2 Dasar Yuridis Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara yaitu melalui :
  • 5. 1) Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain : a) pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang) b) Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan). 2) UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut : “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. 3) Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”. 2.2 KLASIFIKASI PENDIDIKAN Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 10 Ayat (1), pendidikan itu hanya dibagi dua, yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah dibagi pula yang dilembagakan dan yang tidak dilembagakan.
  • 6. Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidkan sekolah, pendidikan luar sekolah yang dilembagakan, dan yang tidak dilembagakan saling mengisi dan saling memperkuat. Philip H. coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian, yaitu pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) pendidikan formal (pendidikan sekolah) pendidikan non-formal (pendidikan luar sekolah yang dilembagakan). Kata-kata “pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan”,”pendidikan sekolah”,dan “pendidikan sekolah yang dilembagakan” merupakan istilahyang digunakan dalam UU sistem Pendidikan Nasional diatas. 2.2.1 Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnyatidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau didalam pergaulan sehari- hari.Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang, karena dalam kebanyakan masyarakat pendidiakan luar sekolah yang tidak dilembagakan berperan penting melalui keluaga, masyarakat dan pengusaha. 2.2.2 Pendidikan sekolah pendidikan sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi melalui waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.Akan tetapi, saat ini sekolah bukan satu- satunya tempat bagi setiap orang untuk belajar. Namun, kita menyadari bahwa sekolah merupakan tempat dan periode yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang untuk membina dalam menghadapi masa depannya. 2.2.3 Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini, tenaga pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai, serta komponen-komponen lainnya yang disesuaikan dengan keadaan peserta, atau peserta didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan praktis, serta pendekatannya lebih fleksibel.
  • 7. 2.3 PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education adalah sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai berikut : 2.3.1 Tinjauan Ideologis Pendidikan seumur hidup atau life long education akan memungkingkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill). 2.3.2 Tinjauan Ekonomis Melalui pendidikan, merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkingkan seseorang untuk : 1. Meningkatkan produktifitasnya 2. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya dimilikinya 3. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan 4. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat, sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya. 5. Tinjauan Sosiologis Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyaknya para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian pendidikan seumur hidup kepada orang akan merupakan solusi dari masalah tersebut.
  • 8. 2.3.3 Tujuan Filosofis Di negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya. 2.3.4 Tinjauan Teknologis Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di negara maju. 2.3.5 Tinjauan Psikologis dan Padagogis Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan.Disamping itu, perkembangan tersebut juga makin luas, dalam dan kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak didik di sekolah. Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau lifelong education. Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan pandangan.Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisisr untuk belajar disetiap kesempatan sepanjang hidup mereka.Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan
  • 9. keahlian mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk mengembangkan kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya. 2.4 ARAH PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP Pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam hidup. 2.4.1 Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa Sebagaimana generasi penerus, kaum muda/dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntunan hidup mereka sepanjang masa.Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan kleterampilan bagi para pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakn kunci keberhasilan. 2.4.2 Pendidikan seumur hidup bagi anak Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisis lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan olah karena anak akan menjadi “ tampat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan. Proses pendidikan menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar dan kepribadian belajar yang kuat. Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.
  • 10. 2.5 IMPLIKASI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP PADA PROGRAM PENDIDIKAN Implikasi diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuaensi dari suatu keputusan tentang pelaksanaaan pendidikan seumur hidup.Menurut W.P Guruge dalam buku Toward Better Educational Management, implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan adalah : 2.5.1 Pendidikan baca tulis fungsional Pendidikan baca tulis sangatlah penting bagi masyarakat, baik negara maju maupun negara berkembang. Realisasi baca tulis fungsional memuat : a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik. b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya tersebut. 2.5.2 Pendidikan vokasional Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia sekolah atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka ‘apprentice ship training merupakan salah satu program dalam pendidikan seumur hidup. Namun pendidikan vokasional tidak boleh dipandang sebagai jalan pintas tetapi tetap dilaksanakan secara kontinu. 2.5.3 Pendidikan professional Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap profesi hendaklah tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi, dan sikap profesionalnya.
  • 11. 2.5.4 Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari asas pendidikan seumur hidup. 2.5.5 Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik perlu diberikan dalam pendidikan seumur hidup bagi kehidupan berbangsa dan bernegara baik menjadi rakyat maupun pimpinan. 2.5.6 Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang perlu diberikan secara konstruktif sebagai bagian konsep long life education. Dengan cara ini waktu senggang dapat dimanfaatkan berbasis budaya yang baik sehingga pendidikan seumur hidup dapat berjalan menyenangkan.
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 SIMPULAN Dari pembahasan Konsep Pendidikan Seumur Hidup Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus dari bayi sampai meninggal dunia. Dasar pemikiran konsep pendidikan seumur hidup dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu tinjauan ideologis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis, psikologis dan pedagogis. Implikasi bidang pendidikan meliputi implikasi program pendidikan yang terdiri dari pendidikan baca tulis, pendidikan kejuruan, pendidikan profesional, pendidikan ke arah perubahan dan pengembangan, pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik, perubahan kultural dan pengisian waktu luang. Arah Pendidikan Seumur Hidup meliputi pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa dan pendidikan seumur hidup kepada anak. 3.2 SARAN Konsep pendidikan seumur hidup diharapkan akan mengubah pandangan masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya belajar di sekolah formal saja, melainkan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, misalnya di lingkungan keluarga dan masyarakat. Untuk mendukung konsep tentang pendidikan seumur hidup dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan pemerintah, sehingga konsep pendidikan seumur hidup dapat terealisasikan dengan baik.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Pendidikan Seumur Hidup. http://plsbersinergi.blogspot.com/2012/12/psh-konsep-dasar-ps.html (diakses 23 Maret 2016) Maya dyah. 2013. Pendidikan Sepanjang Hayat. http://dyahmayarikawati.blogspot.com/2013/12/makalah-pendidikan-sepanjang-hayat.html?m=1 (diakses 1 April 2016) Suchodolski(1976). Budaya dan Pendidikan. Ditejemahkan oleh http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-seumur-hidup/mrdetail/14530/ diposting oleh Rizki Amalia (diakses 1 april 2016) Mudyahardho, Redja. 2006. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.