1. KB DALAM PERSPEKTIF AGAMA
Pengertian KB
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama dikenal. KB artinya mengatur
jumlah anak sesuai kehendak dan menentukan sendiri kapan ingin hamil. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1997), KB adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran.
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta
menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi.
Dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan
sebagainya. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan
merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perb uatan
untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
Pandangan Agama Mengenai KB
2. Pandangan Agama Islam
KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga
sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan
syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, Kb juga memiliki
sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan
manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak
diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.
Halal Kalau Motivasinya Benar
Motivasi yang melatar-belakanginya bukan karena takut tidak mendapat rezeki. Karena bila
motivasinya seperti ini, berarti kita telah kufur kepada salah satu sifat Allah, yaitu Ar-Razzaq.
Sifat Allah SWT yang satu ini harus kita imani dalam bentuk kita yakin sepenuhnya bahwa tidak
ada satu pun bayi lahir kecuali Allah telah menjamin rezeki untuknya. Karena itu membunuh
bayi karena takut kelaparan dianggap sebagai dosa besar di dalam Al-Quran.
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi
rezki kepadamu dan kepada mereka. (QS. Al-An’am: 151)
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan
memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
suatu dosa yang besar. (QS. Al-Isra’:31)
Motivasi yang dibenarkan adalah mencegah sementara kehamilan untuk mengatur jarak
kelahiran itu sendiri. Atau karena alasan medis berdasarkan penelitian para ahli berkaitan dengan
keselamatan nyawa manusia bila harus mengandung anak. Dalam kasus tertentu, seorang wanita
bila hamil bisa membahayakan nyawanya sendiri atau nyawa anak yang dikandungnya. Dengan
demikian maka dharar itu harus ditolak.
3. Halal Kalau Metodenya Dibenarkan Syariah
Metode pencegah kehamilan serta alat-alat yang digunakan haruslah yang sejalan dengan syariat
Islam. Ada metode yang secara langsung pernah dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW
dan para shahabat dan ada juga yang memang diserahkan kepada dunia medis dengan syarat
tidak melanggar norma dan etika serta prinsip umum ketentuan Islam.
Contoh metode pencegah kehamilan yang pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW adalah
‘azl (coitus interruptus).
Dari Jabir berkata:` Kami melakukan `azl di masa Nabi saw sedang Al-Qur`an turun (HR
Bukhari dan Muslim) Dari Jabir berkata: `Kami melakukan `azl di masa Rasulullah saw, dan
Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya` (HR muslim).
Sedangkan metode di zaman ini yang tentunya belum pernah dilakukan di zaman Rasulullah
SAW membutuhkan kajian yang mendalam dan melibat para ahli medis dalam menentukan
kebolehan atau keharamannya.
Pandangan Agama Kristen
Pandangan tentang manusia menurut kristen harus menjadi acuan utama dalam membangun
keluarga sejahtera. Langkah awal mewujudkan keluarga sejahtera menurut alkitabiah, tercermin
dari perkawinan.
Perkawinan sebagai sebuah proses yang bertanggung jawab, selain itu kristen juga menyebutkan
kesejahteraan keluarga memiliki makna yang sangat penting dengan apa yang disebut keluarga
yang bertanggung jawab. Kepentingan tersebut terletak pada tanggung jawab membawa bahtera
rumah tangga dalam takut akan Allah. Karena itu, kristen mendukung program KB.
Bagi agama kristen, program KB dapat menunjang terciptanya kebahagian keluarga, dimana hak
dan peran anggotanya dapat diwujudkan secara memadai. Secara filosofis bertujuan untuk
4. melindungi hidup. Pandangan ini didasarkaan antara lain baahwa kebahaagiaan suatu keluarga
bergantung dari tiap anggota, bagaimana ia memainkan peranannya dengan tepat terhadap tiap
anggota yang lain.
Kristen Protestan
Agama kristen protestan memandang kesejahteraan keluarga diletakkan dan diwujudkan dalam
pemahaman yang bersifat real sesuai dengan kehendak Allah dan tidak melarang umatnya
berKB.
Kristen Katolik
Menurut kristen katolik untuk mengatur kelahiran anak suami istri harus tetap menghormati dan
menaati moral katolik dan umat katolik dibolehkan berKB dengan metode alami yang
memanfaatkan masa tidak subur.
Pandangan Agama Budha
Masalah kependudukan dan keluarga berencana belum timbul ketika budha Gotama maasih
hidup. Tetapi kita bisa menelaah ajarannya yang relevan dengan makna keluarga berencana.
Kebahagiaan dalam keluarga adalah adanya hidup harmonis antara suami istri dan antara orang
tua dan anaknya. Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah berusaha menimbulkan dan
memperkembangkan kesejahteraan untuk anak-anaknya.
Jadi, bila kita perhatikan kewajiban tersebut maka program KB patut dilaksanakan karena KB
menimbulkan kesejahteraan keluarga. Keluarga berencana dibenarkan dalam agama budha dan
umat budha dibebaskan memilih cara KB yang cocok.
Pandangan Agama Hindu
5. KB menurut Agama Hindu diperbolehkan karena Kb dapat membatasi jumlah anak dengan
tujuan agar sejahtera.
Tujuan Dari Ber-KB
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju
pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka
kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan
penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan
penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori
Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti
deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung.
Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan
menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila
dirasakan anak telah cukup.
Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu
tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya
keluarga bahagia.
Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah
dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga
yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi
ekonomi.
6. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi
Berikut ini adalah beberapa macam alat-alat kontrasepsi yang dipakai dan beredar pada saat
sekarang ini. Macam-macam alat kontrasepsi tersebut antara lain adalah:
Alat Kontarepsi Berupa Kondom
Alat Kontarepsi Berupa Diagfragma
Alat Kontarepsi Berupa Susuk KB
Alat Kontarepsi Berupa Pil KB
Alat Kontrasepsi Berupa Sterilisasi
Alat Kontrasepsi Berupa IUD
Berikut ini adalah penjabaran dari macam-macam alat kontarasepsi tersebut :
ALAT KONTRASEPSI BERUPA KONDOM
Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang diselubungkan ke organ
intim lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak
terjadi pembuahan. Kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang sering
di-gunakan. Kondom juga bisa digunakan untuk melindungi pasangan dan diri sendiri dari virus
HIV dan penyakit menular seksual.
ALAT KONTRASEPSI BERUPA DIAGFRAGMA
Kontrasepsi diafragma merupakan hal yang tidak biasa di Indonesia. Kontrasepsi ini adalah
kontrasepsi barier yang tidak mengurangi kenikamatan berhubungan seksual karena terjadi skin
to skin kontak antara penis dengan vagina dan dapat meningkatkan frekuensi sentuhan pada G
Spot dalam. Sayangnya diafragma memiliki efektifitas yang paling rendah dibandingkan dengan
alat kontrasepsi lainnya, selain itu pemasangannya harus oleh tenaga kesehatan dan harganya
relatif lebih mahal.
ALAT KONTRASEPSI BERUPA SUSUK KB (IMPLAN)
7. Susuk : Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas,
alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul a tau tergantung
jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya
ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun,
dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan
bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api.
Jika Implant dicabut kesuburan bisa pulih dan tidak. kehamilan bisa terjadi Cara pencabutan
Implan hampir sama dengan pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan oleh
petugas kesehatan yang terlatih. Sebelum pemasangan Implan sebaiknya kesehatan Ibu diperiksa
terlebih dahulu,dengan tujuan untuk mengetahui apakah Ibu bisa memakai Implan atau tidak.
ALAT KONTRASEPSI BERUPA PIL
Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception). Berupa kombinasi dosis rendah estrogen
dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara
sekaligus sebagai berikut:
Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur).
Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma.
Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%.
Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil b isa
langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.
STERILISASI (VASEKTOMI/TUBEKTOMI)
8. Yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik
sperma) dengan kelenjar prostat (gudang sperma menjelang diejakulasi) bagi laki- laki. Atau
tubektomi dengan operasi yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam
rongga rahim. Akibat dari sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya.
IUD
Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah pembuahan sel telur
oleh sperma. Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra Uterine
Devices, disingkat IUD. Tergantung jenis spiral apa yang dipakai, spiral b isa bertahan dalam
rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus
dikeluarkan dan diganti.
Kesimpulan
KB merupakan upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992). Keluarga Berencana yang dibolehkan
syariat adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan
sementara atas kesepakatan suami- istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan
(mashlahat) keluarga, masyarakat maupun negara.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa KB
diperbolehkan dengan alasan – alasan tertentu misalnya untuk menjaga kesehatan ibu, mengatur
jarak diantara dua kelahiran, untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak.
Namun KB bisa menjadi tidak diperbolehkan apabila dilandasi dengan niat dan alasan yang
salah, seperti takut miskin, takut tidak bisa mendidik anak, dan takut mengganggu pekerjaan
orang tua. Dengan kata lain, penilaian tentang KB tergantung pada individu masing-masing.