Perintah mendirikan shalat diberikan kepada
Rasulullah SAW melalui suatu proses yang
sangat luar biasa yaitu melalui peristiwa Isra
dan Mi’raj. Proses ini tidak dapat dipahami
hanya secara akal saja, melainkan harus
secara keimanan yang mendalam. Dilihat dari
prosesnya yang sangat luar biasa maka shalat
merupakan kewajiban yang utama, amalan
shalat dapat menentukan amal – amal yang
lainnya, dan mendirikan shalat berarti
mendirikan agama.
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah
beserta orang-orang yang rukuk. QS Al-Baqarah (2):43
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan
kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu,
tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu
kerjakan. QS Al-Baqarah (2):110
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
(yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikaanlah shalat untuk mengingat Aku. QS Tha Ha
(20):14
Tujuan Shalat:
Beribadah kepada Allah (melaksanakan perintah-Nya)
Mencegah perbuatan keji dan munkar.
Dari Abdillah ibn Qurth, dia berkata, Nabi saw.
bersabda: “Yang mula-pertama dihisab (diperiksa
amalnya) dari seorang hamba pada hari qiyamat
adalah (amal-ibadah) shalat. Jika shalatnya beres,
maka bereslah seluruh amalnya, dan jika shalatnya
rusak, maka rusaklah seluruh ‘amalnya”. HR Ath-
Thabraniy
Syarat syahnya sholat adalah sebagai berikut :
1. Islam.
2. Berakal.
3. Mumayyiz atau baligh.
4. Suci dari hadats
5. Menghilangkan najis dari badan, pakaian dan tempat
sholat.
6. Menutu Aurat.
7. Masuknya waktu.
8. Menghadap kiblat.
9. Niat.
1- Sunah Ab’adh
Sunah Ab’adh adalah amalan amalan dalam sholat yang
sangat dituntut, jika ditinggalkan dengan sengaja atau
tidak, disunatkan sujud sahwi
Membaca tasyahud awal (kesatu) serta
Duduk di saat tasyahud awal
Membaca shalawat atas Nabi saw pada tasyahud awal
Membaca shalawat atas keluarganya pada tasyahhud
awal
Membaca do’a qunut yaitu membacanya sewaktu
bangkit (berdiri) dari
ruku pada raka’at kedua di shalat subuh
Membaca shalawat atas Rasulallah saw dan keluarganya
sebagai penutup do’a qunut pada shalat subuh.
2- Sunah Haiat
Sunah Haiat adalah amalan amalan sunat dalam sholat , jika
ditinggalkan dengan sengaja atau tidak , tidak disunatkan sujud
sahwi. Sunah haiat ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan agar
menambah banyak pahala. Sunah-sunah tersebut di
antaranya:
1. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu ketika
bertakbiratul ihram, ketika akan ruku, ketika bangkit dari ruku,
ketika berdiri setelah tasyahud awal.
2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah dada
dan di atas pusar.
3. Membaca do’a iftitah dilakukan sebelum membaca ta’awwudh
(‘Audzubillahi minas syaitonir rajim),
4. Membaca ta’awwudh (A’udzubillaahi minasy syaithoonirojiim)
sebelum membaca surat al-Fatihah dengan perlahan-lahan.
5. Membaca amin (aamiin) setelah membaca surat al-Fatihah. Hal
ini disunahkan kepada setiap orang yang shalat, baik sebagai
imam maupun makmum jika mendengar bacaan imamnya
atau shalat sendirian.
6. Membaca sesuatu dari ayat al-Qur’an setelah membaca surat
al-Fatihah pada shalat Subuh atau shalat-shalat lainya
7. Memperpanjang raka’at pertama dari raka’at yang
kedua.
8. Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan surat pada waktu
shalat jahriah (yang dikeraskan bacaannya). Yaitu
mengeraskan suara pada kedua raka’at shalat subuh,
dan dua rakaat yang pertama pada shalat Magrib dan
Isya, dan kedua raka’at shalat Jumat.. Hal ini disunahkan
bagi imam dan bagi yang shalat sendiri.
9. Merendahkan suara pada shalat yang dipelankan
bacaannya (sirriah), yaitu pada shalat dzuhur, ashar, dan
di raka’at ketiga pada shalat maghrib, dan di raka’at
ketiga dan keempat pada shalat isya. (mengikuti
perbuatan salaf)
10. Merenggangkan kedua tangan dari lambung saat sujud
dan ruku.
11. Bertasbih pada waktu ruku dan sujud. Yaitu membaca
“Subhana Rabbiyal ‘adzim” waktu ruku dan membaca: ”
Subhana rabbiyal ‘ala”.waktu sujud.
12.Membaca “sami’allahu liman hamidah” sewaktu bangkit
dari ruku’.
13. Membaca do’a Qunut sewaktu bangkit
(berdiri) dari ruku’ pada raka’at kedua shalat
subuh dan membaca shalawat atas Rasulallah
saw dan keluarganya sebagai penutup do’a.
Perbuatan ini merupakan sunah ab’adh yang
jika ditinggalkan harus diganti dengan sujud
sahwi. Disunahkan pada saat berdo’a
mengangkat kedua tangan.
14. Mendahulukan kedua lutut kemudian kedua
tangan, hidung, dan kening jika hendak sujud.
15. Iftirasy yaitu duduk diatas tumit kaki pada
setiap duduk setelah sujud dan pada tasyahud
awal kecuali pada tasyahud akhir maka
disunahkan duduk tawarruk yaitu memasukan
kaki kiri ke kaki kanan dengan posisi di atas
paha.
1. Melirik atau menoleh (Al-Iltafat) tanpa keperluan tertentu dalam
shalat.
2. Mengangkat pandangan, baik ke arah langit atau kemanapun,
merupakan salah satu dari pada perbuatan makruh dalam
shalat.
3. Sholat dengan tangan di pinggang. Yaitu seseorang sholat
dengan bertolak pinggang.
4. Mengusap rambut yang terurai atau melipatkan lengan baju
yang terulur tanpa sebab. Hal juga merupakan perbuatan
makruh dalam shalat.
5. Membaca amin (aamiin) setelah membaca surat al-Fatihah. Hal
ini disunahkan kepada setiap orang yang shalat, baik sebagai
imam maupun makmum jika mendengar bacaan imamnya
atau shalat sendirian.
6. Membaca sesuatu dari ayat al-Qur’an setelah membaca surat
al-Fatihah pada shalat Subuh atau shalat-shalat lainya.