2. • Iman • Pentateukh
• Nabi • Taurat + Janji
• Orang berhikmat • Sastra Hikmat
3. Hikmat Edom (Ob. 1:7, Yer. 49)
Hikmat Tirus (Yeh. 27:24)
Hikmat Babel (Yes. 44, Yer. 50-51)
Hikmat Mesir , (Kel. 7→ melawan dua
tulah)
4.
5. Kriteria tema
(isi), misalnya: masalah
Kriteria formal (gaya sastra), yang hukuman, pembagian
dikelompokkan lagi menjadi:
Berdasarkan kedua
Struktur menurut alphabet seperti
antara yang benar dan
jahat, nasihat untuk
puisi)
kriteria tersebut maka secara pribadi
Mazmur-mazmur ukrostikon (gaya
percaya
Mzm.
Pernyataan-pernyataan dengan kepada Tuhan, takut
angka, misalnya: “tiga bahkan empat” akan
(Ams.30:18) 1, 19, 32, 34, 37, 49, 78 perenungan
Tuhan,
Pernyataan-pernyataan berkat (asre)
, 111, 112, 119, 127, 12
Pernyataan-pernyataan keadaan yang
akan hukum tertulis
lebih baik Allah sebagai sumber
8 dan 133 termasuk
Perbandingan, peringatan kesukaan.
kategori kitab-kitab
Amanat dari ayah kepada anak laki-laki
Penggunaan kosakata hikmat dan
hikmat
perubahan frasa-frasa
Penggunaan
perumpamaan, kiasan, pertanyaan
retorik, serta kata-kata seperti:
“dengarkanlah aku …”
6. Ayub Amsal
Beberapa ahli mengatakan ditulis oleh Kitab Amsal berisikan berbagai
Salomo wejangan singkat dalam setiap
Bukan karena kepenulisannya (banyak pasalnya. Ada yang saling berhubungan
diperdebatkan) melainkan pada isinya : dan terpisah. Oleh karena berisi
pergumulan melawan hal-hal yang wejangan maka kitab ini memberikan
membingungkan dalam kehidupan. pengalaman kepada manusia untuk
Cerita tentang pengujian Ayub oleh lebih berhikmat
Allah yang dijabarkan dalam banyak
prosa dan sedikit narasi memakai
“rahasia hikmat” sebagai salah tema Pengkhotbah
utamanya. ditulis oleh Salomo yang sudah
Rahasia ini adalah sebuah rahasia mempunyai reputasi sebagai guru hikmat
bagaimana manusia dapat mengerti dan pengarang kitab-kitab hikmat.
bahwa Allah pun turut mengajar di Dengan ini maka dengan mudah kitab
dalam penderitan serta penderitaan Pengkhotbah dapat dimasukkan ke
tidak selalu sebagai akibat kita tidak dalam golongan sastra hikmat.
takut akan Allah. Lebih lanjut Selain itu, Pengkhotbah juga berisi
tentang hal ini akan dipaparkan wejangan yang membuat pembacanya
dalam makna teologis lebih berhikmat setelah membacanya.
7. Kidung Agung
Kidung Agung tidak selalu dianggap sebagai sastra
hikmat. Alasan kitab ini dimasukkan ke dalam sastra
hikmat mirip dengan kitab Pengkhotbah.
Pertama, Salomo yang sudah memiliki reputasi sebagai
orang berhikmat diakui sebagai penulisnya – walaupun
ada sejumlah ahli yang tidak setuju. Nama Salomo
disebutkan sebanyak enam kali dalam kitab itu (Kid.
1:5; 3:7; 9; 11; 8:11-12). Kedua, di balik banyaknya
perkataan cinta dalam kitab ini tersembunyi makna
teologis yang oleh Kaiser dimasukkan ke dalam
Eudemonisme dan Takut akan Tuhan (lihat bab 2).
Ketiga, karena ia membicarakan bagaimana hidup
bijaksana dalam masa pacaran maupun pernikahan.
8. Dalam kitab-kitab lain kata hikmat mengacu lebih kepada
kecakapan dalam konteks pekerjaan orang yang
terampil, memberi saran atau pertimbangan, ketajaman
intelektual (Kel 28:3; 35:30; 36:2; 35:25-26).
Kata “hokmah” yang dipakai di luar kitab-kitab hikmat
menggambarkan keahlian dalam kecakapan praktis yang membuat
kehidupan seseorang berhasil dan bagaimana cara untuk bisa berhasil
9. Hubbard
sastra hikmat adalah ragam sastra yang lazim di Timur
Dekat Kuno, yang berisikan tentang petunjuk-petunjuk
kehidupan yang berhasil atau kebingungan-kebingungan
tentang eksistensi manusia direnungkan.
10. Tanda perjanjian Allah Sejarah penggenapan janji Tuhan
dengan umat-Nya dan dan peringatan bagi umat-Nya
peraturan-peraturan bagi yang menjauh dari Tuhan
umat-Nya
11. Ada kesinambungan konsep sastra hikmat dengan zaman para bapa leluhur
Berikut adalah beberapa persamaan pokok antara sastra hikmat dan kitab Ulangan:
1) “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan memiliki
para pemimpin dan hakim harus janganlah
kamu menguranginya.” (Ul. 4:2 bdg. 12:32)
kecapakan, sikap takut akan Tuhan,
2) “Semua firman adalah murni … Jangan menambahi firman-Nya” (Ams. 30:5-6)
dapat dipercaya, dan membenci suap
3) “Jangan menggeser batas tanah sesamamu” (Ul. 19:4; bdg. 27:17)
(Kel. 18:21), bijaksana, berakal budi, dan
4) “Jangan engkau memindahkan batas tanah yang lama, yang ditetapkan oleh nenek
berpengalaman (Ul. 1:13-17; bgd dengan
moyangmu” (Ams. 22:28 bdg. 23:10).
Bil. 11:11-30). Kualifikasi yang demikian
juga dituntut pada permimpin di dalam
sastra hikmat sebagai diungkapkan Ams.
8:15-16.
12. Sastra hikmat bukanlah sebuah hikmat-hikmat biasa sebagaimana
tanda perjanjian Allah dengan umat-Nya
dikatakanSebagai obat untuk mengatasi masalah bagi umat-Nya
1. oleh sejumlah teolog sebagai moto/ slogan umum atau
dan peraturan-peraturan
hanya sekedar agama yaitu ajaran-ajaranpada tidak
dalam wejangan dari orangtua yang anaknya atau
membantu anak-anak muda tetapaplikatif bagi umat-Nya yang menjauh
peringatan
di jalan yang benar
menyentuh/ kurang dari Tuhan serta janji pemulihan
Setiap peraturan dalam Taurat ternyata diulangi dalam sastra-sastra
2. Memberitahu kepada orang-orang Kristen
hikmat sebagai sesuatu yang lebih konkret dan aplikatif
masa kini bahwa sebagaimana ajaran-ajaran
Alkitab itu nyata dan aplikatif, mereka pun
tidak boleh hadir sebagai orang menyediri
atau menjauh dari peradaban. Mereka pun
harus menjangkau orang-orang.
13.
14. Takut Akan Tuhan (penting)
salah satu pokok
penting dalam dalam Kitab dalam sastra
Taurat. Misalnya: Ulangan, takut akan Takut akan Tuhan bukan sebuah
ketaatan Abraham Tuhan menjadi perasaan gemetar karena suatu hikmat, istilah
kekaguman pada sifat adikodrati
terhadap perintah suatu pokok Allah melainkan hasil dari takut akan
mendengar, memperhatikan, dan
Allah untuk perhatian utama menanggapi Firman Allah. Takut Tuhan ini telah
akan Tuhan ini juga berjalan
mempersembahkan seperti disebutkan bersama dengan “berpegang pada menjadi inti dari
Ishak (Kej. dalam Ul. 4:10;5:26; perintah-Nya”, “hidup menurut
jalan-Nya”, “ melayani pengetahuan
22:12), para bidan 6:2; 13, 24; 8:6; Dia”, “mengasihi Dia”, dan
yang takut akan 10:12, 20; 13:4; “beribadah kepada-Nya.” dan hikmat
Allah (Kel. 17:9; 28:58;) Allah
1:17), dsb
15. Mazmur
Ayub
Dalam kitab Mazmur, orang yang
takut akan Tuhan dengan mudah
dibedakan dengan rekan-rekan
Dengan mengabaikan pertentangan
mereka yang lain. Mereka adalah
apakah Ayub 28 merupakah
orang yang penuh penyerahan diri
interupsi yang disisipkan sementara
dalam jemaat Tuhan
Ayub beragumen dengan kawan-
(34:8, 10), mematuhi hukum Allah
kawannya maka Ayub 28 adalah
dan merenungkannya siang dan
puncak seluruh puisi tentang hikmat
malam (19:7-4; 112:1; 119:33-38;
dalam pembahasan kitab Ayub.
57:64), serta memuji nama Yahweh
(22:22-23) dan Allah senang
kepadanya (33:18; 103; 147:11).
16. Pengkhotbah
Amsal
Kitab Pengkhotbah mencoba
Takut akan Tuhan (1:7) menjadi moto menuturkan bahwa Allah telah
untuk seluruh kitab tersebut dan menciptakan manusia sedemikian rupa
muncul sebanyak 13 kali. Jika manusia sehingga tanpa mengenal-Nya [takut
takut akan Tuhan maka mereka akan akan Tuhan] maka segala sesuatu yang
memahami berbagai objek dan dunia lain tidak akan berarti (3:14). Orang
itu sendiri (hikmat). Manusia yang yang takut akan Tuhan mengalami
takut akan Tuhan membenci kebaikan pada jalan-jalan mereka (8:12)
kejahatan (3:7; 16:6) dan berjalan dan ibadahnya mencerminkan takut
dengan jujur (14:2). akan Tuhan (5:1-7).
“Takut akan Tuhan adalah tanggapan iman terhadap janji dan
berkat Tuhan sebagaimana fungsinya pada masa Abraham dan
Musa. Selain itu, takut akan Tuhan juga adalah tanda masuk
untuk memahami dan menikmati alam ciptaan Tuhan.”
17. Takut akan Tuhan sebagai topik penting dalam sastra hikmat sangat
erat hubungannya dengan kehidupan sebagai berikut:
a) Ketaatan adalah jalan kehidupan (Ams. 2:19; 5:6; 10:17; 15:24)
b) Ajaran hikmat dan takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan
(13:14; 14:27)
c) Hikmat, keadilan, dan ucapan yang lembut adalah pohon
kehidupan (3:18; 11:30; 13:12; 15:4)
Itulah pesan Taurat Musa. Karena mereka telah menerima karunia dan
penebusan Allah maka orang-orang disuruh menaati dan melakukan
segenap perintah Tuhan mereka “supaya [mereka] hidup.” Hasil dari
mengabdikan diri kepada Allah adalah “kehidupan.”
18. Salomo dalam Pkh. 12:13 menuliskan pumcak dari argumentasinya yaitu : “Akhir
kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.” Menurut Canon
Wright, Allah telah menciptakan manusia sedemikian rupa sehingga setiap manusia
memiliki kekosongan yang besar dalam hatinya untuk mencari tahu tentang Allah.
Makna dari “kesia-siaan atas kesia-siaan” bukan berarti bahwa kehidupan itu
membosankann, penuh dengan kegagalan, kehampaan, atau tidak berharga.
“Kesia-siaan” di sini berarti bahwa selain kehidupan itu sendiri, manusia
memerlukan untuk mencari Tuhan dalam hidupnya. Hanya bila seseorang hidup
takut akan Tuhan barulah mereka merasakan kesatuan antara
kebenaran, pengetahuan, dan hidup (Pkh. 7:14, 8:14).
20. Bagian Alkitab yang berisi ajaran pokok tentang hikmat adalah Amsal 8 yang garis
besarnya adalah sebagai berikut:
1. Kehebatan dalam hikmat (Ams. 8:1-21)
a) Dalam seruan-Nya (ay. 1-3)
b) Dalam kebenaran-Nya (ay. 4-12)
c) Dalam kasih dan kebencian-Nya (ay. 13-16)
d) Dalam berbagai pemberian-Nya (ay. 17-21)
2. Asal usul hikmat (Ams. 8:22-31)
a) Keberadaanya sebelum dunia ada (ay. 22-26)
b) Partisipasi aktifnya dalam penciptaan (ay. 27-31)
3. Berkat-berkat hikmat (Ams. 8:32-36)
a) Nasihat penutup (ay. 32-33)
b) Berkat yang dijanjikan (ay. 34-36)
Dari uraian di aras dapat kita lihat bahwa hikmat lebih dahulu ada daripada
keseluruh ciptaan Tuhan dan telah menjadi instrument-Nya dalam penciptaan.
Jadi, takut akan Tuhan mendatangkan hikmat dari Tuhan yang jauh ada sebelum
semua ciptaan-Nya. Konsep takut akan Tuhan tidak dapat dipisahkan dan menjadi
sumber hikmat
21. Kesalahpahaman dapat timbul dari konsep takut akan yaitu bahwa orang
menganggap dengan mereka takut akan Tuhan maka mereka akan mendapatkan
kesenangan dan materi dalam hidup. Mereka ini tidak mengerti arti sesungguhnya
dari takut akan Tuhan sebab Ams. 10:4 dan 11:6 menguraikan dengan tepat bahwa
manusia tidak boleh dikuasai oleh hawa nafsu. Tetapi orang bijak mereka akan
menjalankan rencana Tuhan dan tertib dalam segala hal atau dengan kata lain
mereka takut akan Tuhan.
Kitab Pengkhotbah memberikan penjelasan yang tepat bahwa
Tuhanlah yang membuat segalanya indah pada waktunya
(Pkh. 3:11). Memang tampaknya tidak adil namun perlu
diingat bahwa kemalangan/ penderitaan belum tentu
merupakan hal yang jahat (7:1-15). Demikian
sebaliknya, kemakmuran atau materi bukan selalu hal yang
baik (6:1-12). Aspek kehidupan duniawi seperti
makan, minum, dan kenikmatan atas kehidupan adalah
sebuah “pemberian” Allah (2:24; 3:13; 5:18-20; 8:15; 9:9).
22. Kidung Agung juga berusaha menyajikan hal
yang sama. Kitab ini berusaha memberi
tahu bahwa kesetiaan hidup dalam
pernikahan melebihi segala harta benda.
Sebagaimana dapat kita lihat Salomo
berusaha membujuk gadis Sulam
meninggalkan kekasihnya sang gembala
namun itu tidaklah berhasil. Jadi kitab ini
dimaksudkan sebagai tafsiran dari Kej. 2:24
dan pedoman tentag berkat dan upah dari
cinta atas perkawinan yang mesra setelah
Allah memberikan kemampuan untuk
menikmati. Hanya Tuhanlah yang memberi
berkat dan berkat itu jangan sampai
dijadikan tujuan akhir dari takut akan
Tuhan melainkan hanya sebagai pemberian.
23. Perjanjian Lama bukanlah sekedar pelengkap dari Perjanjian Baru namun di
dalamnya kita dapat menemukan banyak sekali kebenaran dan pewahyuan.
Peraturan Allah telah diberikan di Gunung Sinai pada zaman Musa dan
penjabarannya secara aplikatif dapat kita temukan di dalam sastra hikmat. Oleh
karena itu, sastra hikmat bukan wejangan biasa seperti banyak wejangan orangtua
kepada anaknya. Sastra hikmat memiliki tema teologinya tersendiri dan setiap
warisan teologi darinya juga menjadi sumber bagi para nabi.
Sastra hikmat memakai istilah “takut akan Tuhan” sebagai sumber utamanya sebab
itulah sumber pengetahuan (Ams. 1:7). Tuhanlah sang sumber hikmat itu sendiri dan
dengan hikmat dari Tuhan itu manusia dapat mengisi kekosongan dalam hidupnya.
Manusia selalu bertanya akan segala hal tentang eksistensinya dan eksistensi alam
semesta. Dengan hikmatnya, semua itu tidak mungkin dapat tercapai. Hanya bila
dalam hidupnya manusia mencari Tuhan dengan segenap hati, kehidupannya tidak
akan sia-sia. Takut akan Tuhan adalah mencari dan mengikuti jalan Tuhan dengan
segenap hati.