2. Pengertian Persekutuan Secara Umum
Persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau
asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan
menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan
untuk memperoleh laba. Berdasarkan luasnya tanggung jawab
para sekutunya, persekutuan dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu persekutuan firma (Fa), dan persekutuan komanditer (CV
= Comanditair Vennotschap).
3. Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan
awal para sekutu untuk menjalankan usaha bersama-sama
dilanggar dan tidak berlaku lagi. Misalnya, persekutuan
secara otomatis bubar jika salah seorang sekutu meninggal
dunia. Apabila timbul perselisihan di antara para sekutu,
maka atas permintaan seorang sekutu atau lebih pengadilan
dapat memutuskan pembubaran persekutuan firma.
Pengunduran diri salah seorang sekutu atau lebih lewat
penjualan kepentingannya juga membubarkan persekutuan
firma.
4. Dengan bubarnya persekutuan firma, maka wewenang
para sekutu untuk menjalankan perusahaannya juga
berakhir.
Kalau seorang sekutu meninggal atau mengundurkan diri,
maka perusahaan dapat dilanjutkan sebagai persekutuan
firma baru, yang terdiri dari sekutu-sekutu yang ada
ataupun sekutu-sekutu yang ada ditambah dengan
masuknya seorang sekutu baru.
5. Kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan
Masuknya sekutu baru dan keluarnya sekutu lama pada persekutuan akan
mengakibatkan pembubaran. Pembubaran ada dua jenis:
1. Pembubaran persekutuan dari segi hukum (perubahan surat
perjanjian/akte pendirian), tetapi kegiatan perusahaan tetap
dilanjutkan, ini disebut disolution.
2. Pembubaran persekutuan dengan menghentikan kegiatan dan
penutupan perusahaan atau disebut likuidasi.
Kondisi-kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan firma
dikelompokkan dan diikhtisarkan sebagai berikut:
Pembubaran oleh tindakan sekutu
Pembubaran karena ketentuan Undang-undang
6. - Persekutuan firma dengan sendirinya bubar karena
kemungkinan-kemungkinan tertentu yang ditetapkan oleh undangundang, yakni:
1. Seorang anggota persekutuan firma meninggal dunia.
2. Seorang sekutu atau persekutuan firma itu sendiri mengalami
kebangkrutan.
3.Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan tidak layak untuk
menjalankan kegiatan usahanya lagi atau bagi individu-individu
untuk menjalankan perusahaan sebagai persekutuan firma.
4. Perang.
- Pembubaran oleh Keputusan Pengadilan
7. Pengadilan dapat memutuskan pembubaran karena terbukti
timbul hal-hal sbb:
1. Seorang sekutu tidak waras atau tidak mampu untuk
menyelesaikan setiap masalah atau untuk memenuhi
bagiannya dalam perjanjian persekutuan firma.
2. Sikap seorang sekutu yang merugikan perusahaan.
3. Perselisihan intern di antara para sekutu.
4. Kelanjutan perusahaan tidak mungkin lagi menguntungkan.
8. Masuknya sekutu baru dengan membeli kepentingan sekutu lama
- Seorang dapat diterima sebagai sekutu baru karena kesepakatan semua sekutu .
- Penerimaan sekutu baru menimbulkan perjanjian baru & pembentukan
persekutuan baru, persekutuan firma yang sebelumnya dianggap bubar dengan
kesepakatan umum
- Persetujuan persekutuan firma hanya mengikat sepanjang para sekutunya tetap
tunduk terhadap persetujuan yang ditetapkan. Dengan masuknya seorang sekutu
baru maka suatu persetujuan baru harus dirancang untuk menetapkan kepentingan
sekutu pada pembentukan firma, pembagian laba dan rugi, dan semua hal yang
menyangkut asosiasi
- Seorang sekutu yang baru masuk biasanya menyetorkan aktiva untuk memperoleh
kepentingan dalam persekutuan firma yang baru didirikan.
9. - Seorang dapat memperoleh kepentingan dalam persekutuan firma
lewat :
a. Masuknya sekutu baru dengan membeli kepentingan sekutu
lama. Jika semua sekutu setuju untuk menerima seorang
pembeli kepentingan sebagai sekutu, maka hal ini akan
membubarkan persekutuan firma yang lama dan menciptakan
persekutuan firma baru.
b. Perolehan kepentingan lewat investasi. Apabila seseorang
memperoleh kepentingan dengan melakukan investasi, maka
aktiva dan modal persekutuan firma akan bertambah.
10. Persekutuan Firma
Dalam persekutuan firma, semua sekutu ikut aktif mengelola persekutuan dan
bertanggung jawab penuh (tidak terbatas). Yang dimaksud dengan tanggung
jawab penuh disini adalah bahwa tanggung jawabnya tidak terbatas sebesar
modal yang ditanam dipersekutuan saja, melainkan dengan seluruh harta
pribadinya.
Persekutuan Komanditer
Dalam persekutuan komanditer, tidak semua sekutu ikut aktif mengelola
perusahaan. Berdasarkan luasnya tanggung jawab dan ikut tidaknya didalam
pengelolaan perusahaan, maka para sekutu persekutuan komanditer dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif
11. Sekutu aktif atau sekutu kerja atau sekutu komplementer adalah sekutu
yang ikut aktif mengelola perusahaan. Sekutu ini bertanggung jawab penuh
dengan seluruh harta pribadinya (tidak terbatas).
Sekutu Pasif / sekutu komanditer atau sekutu diam adalah sekutu yang
tidak ikut mengelola perusahaan. Sekutuini bertanggung jawab terbatas
sebesar modal yang di tanam di dalam persekutuan. Sekutu pasif ini hanya
menanam modal saja.
Ketentuan di dalam Perjanjian Persekutuan
Perjanjian persekutuan akan berisi ketentuan-ketentuan yang disepakati oleh
para sekutu mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
persekutuan sampai pembubarannya
12. Unsur Pokok Persekutuan yaitu
1.Gabungan atau asosiasi para sekutu. Sebagai suatu asosiasi dari
beberapa sekutu ( individu ) maka persekutuan tidak dapat
dipisahkan dengan kesepakatan atau perjanjian, yaitu
perjanjian untuk mendirikan, memiliki, dan mengelola
persekutuan.
2. Pemilikan dan pengelolaan bersama. Didalam Persekutuan harus
selalu dituntut adanya kebersamaan,yaitu :
a.Persekutuan dimiliki bersama.
b.Persekutuan dikelola bersama.
c.Kalau ada risiko ditanggung bersama.
d.Kalau memperoleh laba dibagi bersama.
3. Tujuan untuk memperoleh laba. Laba dibagi secara adil menurut
rasio atau metode pembagian laba yang telah disepakati
13. Isi perjanjian (antara lain):
1. Ketentuan mengenai persekutuan.
2. Ketentuan mengenai sekutu.
3. Ketentuan yang berhubungan dengan modal persekutuan.
4. Ketentuan mengenai pembagian laba.
5. Ketentuan yang berhubungan dengan pembubaran persekutuan.
6. Ketentuan mengenai pertanggungan ( asuransi ) terhadap masing-masing
sekutu.
Isi perjanjian persekutuan akan dipakai sebagai :
- Dasar pencatatan setoran modal.
- Dasar perhitungan modal.
- Dasar pembagian laba.
- Dasar pencatatan transaksi-transaksi persekutuan yang menyangkut modal.
- Dasar pembagian aktiva dalam likuidasi.
Dari uraian diatas terlihat bahwa perjanjian mempunyai peranan yang sangat
penting dalam persekutuan mulai dari pendirian hingga pembubarannya
.