SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  122
Télécharger pour lire hors ligne
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Diskusi Kelompok Fokus
Strategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi Daerah
Melalui Penguatan Klaster Industri
Wieke IrawatiKodri
fe_bandung@yahoo.com
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Peta Kabupaten / Kota
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kapasitas
inovatif dan
standar hidup
Topik
Lokasi
Klaster
Industri
Referensi
kebijakan
Lingkungan
Usaha
Isu penting
pembangunan
ekonomi
Pergeseran
Daya Saing
Tahapan
ekonomi
Ilustrasi
perkuatan KI
Inisiasi
peningkatan
daya saing Rambu
kebijakan
kontemporer
regionalRantai nilai
perbandingan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Tahapan perkembangan ekonomi
Factor-Driven
Economy
Investment-
Driven Economy
Innovation-
Driven Economy
• Kondisi Faktor Dasar (upah
murah, SDA, lokasi geografis)
adalah sumber utama
competitive advantage
• Teknologi didapat dari import,
FDI, dan meniru
• Perusahaan bersaing pada
harga murah dan kurang
berhubungan dengan konsumen
• Peran perusahaan pada rantai
nilai sangat terbatas, fokus pada
perakitan, pengolahan padat
karya, dan penambangan
sumberdaya
• Sensitif terhadap siklus ekonomi
dunia, harga komoditas, dan
nilai tukar
• Sumber daya saing utama
adalah membuat produk dan
layanan standard dan efisien.
• Teknologi diakses melalui
licensing, joint ventures, FDI,
dan meniru
• Tidak hanya meniru teknologi
asing, tapi memiliki kapasitas
untuk mengembangkannya.
• Iklim usaha mendukung
investasi pada infrastruktur yang
efisien dan proses produksi
modern
• Perusahaan melayani pelanggan
OEM dan memperluas
kapabilitasnya pada rantai nilai.
• Konsentrasi pada manufaktur
dan mengekspor jasa yang
diambil dari luar perusahaan
• Produk dan jasa yang inovatif
secara global merupakan
sumber utama competitive
advantage
• Iklim usaha kuat di semua area
bersamaan dengan hadirnya
struktur klaster yang dalam.
• Perusahaan bersaing dengan
strategi yang unik dan
cakupannya global
• Kondisi ekonomi berada dalam
situasi yang saling berbagi dan
tahan terhadap goncangan dari
luar
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Pergeseran agenda kebijakan ekonomi
• Integrasi Ekonomi
dengan Sosial
• Ekonomi
• Lintas Nasional
• Regional/Lokal
• Reformasi Mikro
• Inovasi
• Klaster
• Nasional
• Reformasi Makro
• Produktivitas
• Economi secara
luas
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kapasitas inovatif dan standar hidup
Kemakmuran
Daya Saing
(Produktivitas)
Kapasitas Inovatif
Produktivitas
merupakan indikator
paling masuk akal
untuk mengukur
daya saing
• Sumber paling penting dari kemakmuran adalah “diciptakan”, bukan dari “warisan”
• Produktivitas suatu daerah tidak bergantung dari pada industri “apa” dia bersaing,
melainkan “bagaimana” dia bersaing.
• Kemakmuran suatu daerah bergantung pada produktivitas seluruh industri-nya.
• Inovasi merupakan faktor penting bagi peningkatan produktivitas jangka panjang.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lokasi dan Persaingan
Lokasi dan Produktivitas
Lokasi dan Strategi
Paradoks
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lokasi dan persaingan
• Sebagian dari competitive advantage berada di luar perusahaan
• Faktor input tradisional yang merupakan comparative advantages menurun
perannya pada persaingan internasional
• Kondisi lingkungan usaha berpotensi untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi
di lokasi.
• Klaster menunjukkan bentuk organisasi yang efisien, dibandingkan dengan global
outsourcing dan integrasi vertikal
• “Keuntungan lokasi" klaster sulit diakses tanpa kehadiran perusahaan secara
penuh di lokasi
• Perkembangan klaster tidak terjadi secara otomatis, walaupun seringkali muncul
secara spontan dan seringkali dipengaruhi oleh peluang
• Klaster menunjukkan adanya cara baru bagi perusahaan dan pemerintah dalam
memandang kondisi ekonomi
• Muncul peran baru bagi perusahaan dalam meningkatkan keuntungan lokasi,
termasuk kegiatan kolektif sektor swasta
• Klaster memunculkan prioritas baru bagi pemerintah yang didukung oleh sektor
swasta.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lokasi dan persaingan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lokasi dan produktivitas
• Lokasi bersaing dengan menawarkan lingkungan yang paling produktif bagi
dunia usaha.
• Sektor pemerintah dan swasta memainkan peran yang berbeda namun saling
berkaitan pada penciptaan ekonomi yang produktif
• Lokasi mempengaruhi persaingan dan competitive advantage karena mempengaruhi
produktivitas perusahaan dalam menggunakan sumberdaya manusia, modal dan alam.
- Produktivitas bergantung pada value produk dan jasa (mis. keunikan, kualitas) dan
efisiensi
- Lokasi tidak hanya mempengaruhi produktivitas tetapi juga kapasitas untuk ber-inovasi
- Produktivitas di lokasi merupakan pertanda bahwa perusahaan domestik dan asing
memilih untuk melakukan usaha di sana. Lokasi kepemilikan merupakan masalah
sekunder dalam kemakmuran bangsa.
- Produktivitas industri domestik “lokal” merupakan hal penting dalam daya saing
internasional.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lokasi dan Strategi Daya Saing
Keunggulan jangka
panjang
Struktur industri yang
atraktif
Keunggulan kompetitif
Posisi persaingan
yang unik
Efektifitas operasional
Lokasi
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Paradoks
• Sumberdaya, modal, teknologi
dan input lainnya mudah
diperoleh di pasar global.
• Perusahaan dapat mengakses
input tak bergerak melalui
jaringan perusahaan. Tak
perlu lagi berada dekat
dengan pasar untuk
melayaninya.
• Pemerintah kehilangan
pengaruhnya atas persaingan
pada kekuatan global.
• Fakta menunjukkan bahwa
ekonomi yang kompetitif
terdapat pada kondisi
lokasi yang unik.
Sementara . . . Di lain pihak . . .
Lokasi sepertinya sudah tidak
penting lagi
Ternyata lokasi masih berperan
penting, walaupun dengan alasan
yang berbeda
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Daya Saing
Derajat Persaingan
Strategi Bersaing Perusahaan
Komponen inovasi perusahaan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Daya Saing
 Tidak ada daerah yang berdaya saing
jika hanya membuat produk „biasa‟
dengan kualitas „biasa‟
 Lokalitas (faktor lokal) merupakan
elemen penting dari daya saing
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Derajat Persaingan
Ancaman barang
dan jasa substitusi
Ancaman pemain
baru
Kekuatan tawar
dari pemasok
Kekuatan tawar
dari pembeli
Persaingan antar
perusahaan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Derajat Persaingan
Ancaman barang dan
jasa substitusi
Ancaman pemain baru
Kekuatan tawar
dari pemasok
Kekuatan tawar
dari pembeliPersaingan antar
perusahaan
• Diferensiasi input
• Switching costs pemasok dan perusahaan
dalam industri
• Kehadiran input pengganti
• Konsentrasi pemasok
• Pentingnya volume bagi pemasok
• Biaya relatif thd total pembelian dalam industri
• Dampak input thd biaya dan diferensiasi
• Ancaman integrasi ke depan relatif thd integrasi
ke belakang oleh perusahaan dalam industri
Determinants of Supplier Power
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Derajat Persaingan
Kekuatan tawar
dari pemasok
Ancaman pemain
baru
• Skala ekonomi
• Kepemilikan diferensiasi produk
• Identitas merek
• Biaya perubahan (Switching costs)
• Kebutuhan modal
• Akses kepada distribusi
• Keunggulan biaya absolut
• Kurva belajar dari pemilik
• Akses kepada input yang dibutuhkan
• Kepemilikan desain produk biaya rendah
• Kebijakan pemerintah
• Pembalasan yang diharapkan
Entry Barriers/Mobility Barriers
Ancaman barang dan
jasa substitusi
Kekuatan tawar
dari pembeli
Persaingan antar
perusahaan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Derajat Persaingan
Kekuatan tawar
dari pembeli
• Konsentrasi pembeli vs.
konsentrasi perusahaan
• Volume pembeli
• Switching costs pembeli
relatif terhadap switching
costs perusahaan
• Informasi pembeli
• Kemampuan untuk
melakukan integrasi ke
belakang
• Produk substitusi
• Pull-through
• Harga/total
pembelian
• Diferensiasi produk
• Identitas merek
• Dampak thd
kualitas/ keragaan
• Keuntungan dari
pembeli
• Insentif pengambil
keputusan
Bargaining Leverage Price Sensitivity
Ancaman barang dan
jasa substitusi
Ancaman pemain baru
Kekuatan tawar
dari pemasok
Persaingan antar
perusahaan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Derajat Persaingan
Ancaman barang
dan jasa substitusi
Penentu ancaman substitusi
• harga relatif dari substitusi
• Biaya perubahan (Switching costs)
• Kecondongan pembeli kepada substitusi
Kekuatan tawar
dari pembeli
Ancaman pemain baru
Kekuatan tawar
dari pemasok
Persaingan antar
perusahaan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Derajat Persaingan
Persaingan antar
perusahaan
• Konsentrasi dan
perimbangan
• Pertumbuhan industri
• Biaya tetap (atau biaya
penyimpanan)/nilai tambah
• Overcapacity sewaktu-
waktu
• Diferensiasi produk
• Identitas merek
• Biaya perubahan
• Informational complexity
• Keragaman pesaing
• Corporate stakes
• Exit barriers
Rivalry Determinants
Ancaman barang dan
jasa substitusi
Kekuatan tawar
dari pembeli
Ancaman pemain baru
Kekuatan tawar
dari pemasok
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Strategi Bersaing Perusahaan
1. Cost leadership 2. Differentiation
3b. Differentiation
focus
3a. Cost focus
Lower cost Differentiation
Broad
Target
Narrow
Target
Competitive AdvantageCompetitiveScope
FOCUS
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Strategi Bersaing Perusahaan
• Keunggulan biaya berasal dari berbagai sumber:
skala ekonomi, pemilik teknologi, akses terhadap
bahan baku
• Perusahaan harus mencari dan memanfaatkan
sumber keunggulan biaya
• Jika berhasil maka perusahaan dapat menjadi
pemimpin harga.
1. Cost leadership
• Keunggulan biaya berasal dari berbagai sumber:
skala ekonomi, pemilik teknologi, akses terhadap
bahan baku
• Perusahaan memilih satu atau lebih atribut yang
dianggap penting oleh pembeli sehingga
menempatkannya menjadi unik.
• Imbalan keunikan tersebut adalah harga premium
2. Differentiation
• Memilih lingkup kompetisi yang sempit dalam industri
• Pelaku memilih suatu segmen dan menyesuaikan
strateginya untuk melayani segmen tersebut secara
eksklusif.
3. Focus
• Perusahaan mencari keunggulan dalam
biaya dalam sasaran segmen-nya.
• Mengeksploitasi perbedaan dalam
perilaku biaya dalam beberapa segmen.
3a. Cost focus
• Perusahaan mencari diferensiasi dalam
segmen-nya.
• Mengeksploitasi kebutuhan khusus dari
pembeli dalam segmen tertentu.
3b. Differentiation focus
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Komponen Inovasi Perusahaan
Kebijakan,
aturan
Pembiaya-
an/ modal
berisiko
Litbang
Pengetahu-
an iptek, alih
teknologi
Ketrampilan,
SDM
Inkubasi,
mentoring
Perusaha-
an inovatif
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lingkungan Usaha
Unggul
Model 9 faktor
Double Diamond
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lingkungan Usaha Penentu Daya Saing
Strategi
prsh &
persaingan
Industri
pendukung
& terkait
Kondisi
Faktor
(Input)
 Konteks Tingkat
permintaan lokal
 Ketersediaan dan kualitas
pemasok lokal dan industri terkait
 Adanya klaster industri yang kuat
 Strategi yg diambil
perusahaan
 Keadaan persaingan lokal
Kondisi
Permintaan
 Sumberdaya alam (fisik)
 Sumberdaya manusia
 Sumberdaya modal
 Infrastruktur fisik
 Infrastruktur administratif
 Infrastruktur informasi
 Infrastruktur iptek
pemerintah
peluang
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Unggul
Produk unggul
Perusahaan unggul
Klaster industri unggul
Daerah unggul
Dalam berbagai
tingkatan - mikro, meso
dan makro - unggul
memiliki pengertian
yang berbeda,namun
saling berkaitan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Daerah Unggul
Produk unggul
Perusahaan unggul
Klaster industri unggul
Daerah unggul
Perusahaan yang mampu mengatasi perubahan dan
persaingan pasar dalam memperbesar atau
mempertahankan keuntungan, pangsa pasar dan skala
usahanya
Sehimpunan perusahaan yang saling terkait dalam hal
khusus yang menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi
daripada himpunan perusahaan yang lain.
Daerah yang mampu memberikan iklim
paling produktif bagi dunia usaha
Produk berupa barang atau jasa yang mampu selalu
menjadi pilihan konsumen untuk membeli.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Model 9 faktor
Lingkungan
bisnis
Industri
pendukung
& terkait
Anugerah
Sumber-
daya
Permintaan
domestik
Daya saing
inter-
nasional
Politisi dan
birokrat
pekerja
Manajer dan
insinyur
profesional
Para
wirausahaw
an
Peristiwa
peluang * Dong-Sung Cho, 2000
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Perbandingan
1. Anugerah sumberdaya
alam
2. Lingkungan bisnis
3. Industri terkait dan
pendukung
4. Permintaan domestik
5. Pekerja
6. Politisi dan birokrat
7. Wirausahawan
8. Manajer dan insinyur
profesional
9. Peluang, peristiwa
Faktor fisik
Faktor manusia
Faktor internal
Faktor eksternal
1. Kondisi faktor
2. Strategi perusahaan,
struktur dan persaingan
3. Industri terkait dan
pendukung
4. Kondisi permintaan
5. Pemerintah
6. Peluang
Model Diamond Model Sembilan Faktor
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
The North American “Double Diamond”
(Rugman & D’Cruz, 1993)
Supporting
Infrastructure
Supporting
Industries and
Institutions
Canadian
Customers
U.S. Customers
Canadian-based
Resources
U.S.-based
Resources
Canadian
government
U.S. government
Exports outside North
America
Exports outside North
America
North American
Business
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Klaster Industri
Mengapa Klaster Industri
Ilustrasi klaster agro
Ilustrasi klaster wisata
Ilustrasi klaster Tek. Produksi
Ilustrasi klaster kerajinan
Diagram pelaku klaster
Ilustrasi klaster pangan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Klaster Industri
• Perusahaan jasa
• Pemasok input khusus, komponen, mesin, pembiayaan, dan jasa
• Perusahaan terkait dan industri hilir (i.e., kanal atau pelanggan)
• Produsen produk komplementer
• Penyedia infrastruktur khusus
• Pemerintah dan lembaga lain yang menyediakan pelatihan khusus, pendidikan,
informasi, riset dan dukungan teknik (mis. universitas, think tanks, penyedia
latihan ketrampilan)
• Lembaga pemerintah untuk penetapan standar
• Asosiasi dagang dan lembaga swasta kolektif lainnya
Klaster adalah sekumpulan perusahaan dan lembaga yang berdekatan
secara geografis, saling terhubung pada bidang khusus, terkait karena
kesamaannya dan komplementaritasnya.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Mengapa Klaster Industri?
Meningkatkan
produktivitas
dan efisiensi
Merangsang
munculnya
inovasi
Memfasilitasi
terjadinya
komersialisasi
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Produktivitas dan Efisiensi
 KI meningkatkan produktivitas dan
efisiensi
 Akses yang efisien terhadap input khusus,
pekerja, informasi, lembaga-lembaga dan
“public goods” seperti program pelatihan
dan lembaga pelatihan.
 Mudah berkoordinasi antar perusahaan
 Difusi yang cepat dari “best practices”
 Perbandingan kinerja dengan pesaing
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Inovasi
 KI merangsang munculnya inovasi
 Lebih dapat merasakan peluang inovasi.
 Hadirnya berbagai pemasok dan lembaga
yang dapat membantu terciptanya
pengetahuan.
 Kemudahan dalam bereksperimen dari
tersedianya sumberdaya lokal.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Komersialisasi
 KI memfasilitasi terjadinya
komersialisasi
 Peluang bagi perusahaan baru dan bisnis
baru lebih nampak.
 Hambatan untuk masuk (barrier to entry)
ke dalam industri terkait lebih rendah
karena tersedianya ketrampilan, pasokan
dll.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Diagram pelaku klaster industri
Industri inti
Pemasok
Pembeli
Industri pendukung
Industri terkait
Lembaga pendukung
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi klaster komoditas agro
Petani
Pengolahan hasil
pertanian
Benih, bibit
Pupuk, Pestisida,
Herbisida
Peralatan panen
Teknologi Irigasi
& iklim
Peralatan
pengolahan
Label
Kemasan
Public Relations
dan Periklanan
Penerbitan
Khusus
Klaster Pangan Klaster Pariwisata
Pendidikan Riset
Fasilitas
Perdagangan
Badan
Pemerintah
Distributor,
agen, grosir
Restoran
Ritel
konsumen
Transportasi
Organisasi
petani
Organisasi
pengolah
Organisasi
pedagang
Pengumpul,
eksportir
Konsultan
bisnis
Industri hilir
berbasis agro
Lembaga
pembiayaan
Lembaga
kolaboratif
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi klaster kerajinan
Perajin
Galleries, outlet
Budidaya pertanian
peternakan
Peralatan
produksi
Infrastruktur fisik
Peralatan
pengolahan
Label
Kemasan
Public Relations
dan Periklanan
Penerbitan
Khusus
Klaster Pangan Klaster Pariwisata
Pendidikan Riset
Fasilitas
Perdagangan
Badan
Pemerintah
Distributor,
agen, grosir
Industri sandang
Ritel
konsumen
Transportasi
Organisasi
masyarakat
Organisasi
perajin
Organisasi
pedagang
Pengumpul,
eksportir
Konsultan
bisnis
Industri
perumahan
Klaster Agro
Eksplorasi SDA
(bahan baku)
Industri perabot
RT
Importir bahan
baku/pembantu
Lembaga
pembiayaan
Lembaga
kolaboratif
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi klaster wisata
Transportasi
Akomodasi
Telekomunikasi
Public Relations
dan Periklanan
Penerbitan
Khusus
Klaster Pangan Klaster Pertanian
Keamanan
Lembaga
Pembiayaan
Pemerintah
Pusat
keluarga
individu
Klp wisata
Klp studi
Universitas. Sekolah,
Pelatihan
Pemerintah
Provinsi
Pemerintah
Daerah
Klaster teknologi
produksi
Organisasi
komunitas
Jalan raya Bandar Udara
Peristirahatan,
pantai
Prmainan,
Rkreasi, alm bbas
Eceran,
restauran, pasar
Desa Wisata
Tempat
bersejarah
Keg Olahraga,
keg. masyarakat
Kongres bisnis
Daya Tarik Wisata
Regu olahraga pasien
delegasi
politisi
pengusaha
Pengunjung
Operator
wisata
Agen
perjalanan
Pemandu
wisata
konstruksi
Layanan
kesehatan
asuransi
Makanan &
minuman
pemasok
Industri terkait
Pembiayaan
Cinderamata
Asosiasi industri
Kesehatan,
pendidikan
Lembaga
kolaboratif
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi klaster pangan
Daging & ikan olahanikan
Ternak ruminansia
Peralatan panen
Teknologi Irigasi
& iklim
Peralatan
pengolahan
Label
Kemasan
Public Relations
dan Periklanan
Penerbitan
Khusus
Klaster Agro Klaster Pariwisata
Pendidikan Riset
Fasilitas
Perdagangan
Badan
Pemerintah
Distributor,
agen, grosir
Restoran
Gerai / ritel
konsumen
Transportasi
Organisasi
petani
Organisasi
pengolah
Organisasi
pedagang
Pengumpul,
eksportir
Konsultan
bisnis
Lembaga
pembiayaan
Lembaga
kolaboratif
Minuman botolTernak unggas
Biji2-an, umbi2-an
Buah2-an
Makanan kering
Roti & kue basah
Makanan segar Pasar Modern
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi klaster teknologi produksi
Metal Work
Machine Tools
Process Equipment
Production Machinery
Process Equipment
Subsystems
Process Equipment
Components
Other Machinery
Transportation Equipment
Parts
Material Handling
Specialized Services
Banking, Accounting, Legal,
Environmental
Specialized Risk Capital
Bank, Lenders
Cluster Organizations
Adv Mfg Network
Training Institutions
Research
Metal Processing
Specialized Inputs
Casting and Forging and
Other Products
Vehicles and Heavy
Stamping
Related Machinery
Consumer Equipment
Construction Machinery
Related Equipment
(Blast Furnace and Steel
Mills)
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi kebijakan pemerintah
dan dukungan pihak swasta
Kebijakan Pemerintah
Dukungan Pihak Swasta
Penentu Produktivitas
Peningkatan landasan
ekonomi mikro
Peran baru asosiasi industri
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi kebijakan pemerintah dalam
perkuatan Klaster Industri
Konteks
strategi
perusahaan &
persaingan
Industri
pendukung &
terkait
Kondisi Faktor
(input)
Kondisi
permintaan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Konteks
strategi
perusahaan &
persaingan
Industri
pendukung &
terkait
Kondisi Faktor
(input)
Kondisi
permintaan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi kebijakan pemerintah
(faktor input)
 Menciptakan program pendidikan dan pelatihan khusus
(spesialis)
 Melakukan riset pada universitas lokal tentang teknologi
yang berhubungan dengan klaster
 Mendukung pengumpulan dan kompilasi data tentang
klaster spesifik.
 Meningkatkan tranportasi, komunikasi khusus dan
infrastruktur lain yang dibutuhkan oleh klaster
back
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi kebijakan pemerintah
(kondisi persaingan dan strategi perusahaan)
 Mengurangi hambatan untuk bersaing di tingkat lokal
 Menarik investasi asing dengan berfokus pada topik-
topik sekitar klaster
 Fokus pada peningkatan ekspor di sekitar klaster
 Mengorganisasikan instansi pemerintah yang relevan di
sekitar klaster
back
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi kebijakan pemerintah
(kondisi permintaan)
 Menciptakan standar kebijakan yang dapat mendukung
klaster
 Mengurangi ketidakpastian kebijakan
 Merangsang „early adoption‟
 Mendorong inovasi produk dan proses
 Mensponsori layanan pengujian, sertifikasi produk, rating
yang independen
 Berlaku sebagai pembeli yang penuntut untuk barang
dan jasa dari klaster
back
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi kebijakan pemerintah
(industri pendukung dan terkait)
 Mensponsori forum untuk mengumpulkan semua
partisipan klaster
 Berupaya untuk menarik pemasok dan penyedia jasa
dari daerah lain
 Membangun free trade zone, industrial park, supplier
park yang berorientasi klaster
back
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi dukungan pihak swasta
dalam perkuatan Klaster Industri
Context for
Firm Strategy
and Rivalry
Related and
Supporting
Industries
Factor
(Input)
Conditions
Demand
Conditions
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi dukungan swasta
(faktor input)
 Secara bersama-sama mengembangkan kurikulum pendidikan
ketrampilan, pendidikan teknik pada perguruan tinggi
 Mensponsori pusat penelitian khusus di universitas
 Mengumpulkan informasi klaster melalui asosiasi perdagangan
 Menjaga hubungan dengan penyedia infrastruktur untuk
kepentingan kebutuhan klaster yang khusus (mis.:komunikasi data,
logistik)
 Mengadakan kursus bagi para manager tentang isu-isu kebijakan,
kualitas dan manajemen
back
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi dukungan swasta
(kondisi persaingan dan strategi perusahaan)
 Melakukan pemasaran bersama melalui pameran
dagang dan delegasi dagang
 Bekerjasama dengan upaya pemerintah dalam
peningkatan ekspor
 Membuat direktori partisipan klaster
back
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi dukungan swasta
(kondisi permintaan)
 Bekerjasama dengan pemerintah dalam merampingkan
dan memodifikasi kebijakan untuk mendorong inovasi
 Mendirikan organisasi pengujian dan standar lokal
back
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Ilustrasi dukungan swasta
(industri pendukung dan terkait)
 Mendirikan asosiasi perdagangan berbasis klaster
 Mendorong tersedianya pemasok lokal dan menarik
investasi bagi pemasok dari manapun melalui upaya
kolektif dan individual.
back
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
• Melakukan lobby kepada pemerintah
• Perdagangan dan regulasi
• Menyelenggarakan pertemuan untuk berjaringan
Peran baru asosiasi industri
Peran Tradisional
• Berunding dengan pemerintah
- Perdagangan dan regulasi
• Menghimpun informasi dan menyebarluaskannya
- Mis. Melakukan benchmarking secara reguler
• Pemasaran bersama
- Mis. Pameran dagang, misi dagang
• Pelatihan
- Pelatihan untuk manajer
- Kolaborasi dengan lembaga pendidikan di luar
daerah
- Menjadi sponsor untuk beasiswa kelompok
tertentu
• Riset
- Bermitra dengan perguruan tinggi
- Standardisasi dan pengujian
- Lembaga riset terspesialisasi
• Pengadaan (belanja)
- Program pembelian bersama
• Lingkungan Hidup
- Proyek percontohan
- Sponsor kegiatan riset
Peran Baru
Cluster activation and enabling
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Penentu produktivitas dan pertumbuhan produktivitas
Ekonomi makro, Politik, dan konteks legal untuk Pembangunan
Landasan Ekonomi Mikro untuk Pembangunan
Kecanggihan operasi
perusahaan dan
strategi
Kualitas lingkungan
bisnis ekonomi mikro
• Kebijakan ekonomi makro yang sehat dan politik / konteks legal yang
stabil memang diperlukan untuk menjamin kemakmuran ekonomi, tapi
tidak cukup
• Daya saing sangat bergantung pada perbaikan landasan persaingan
ekonomi mikro
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Peningkatan landasan ekonomi mikro
Context for
Firm Strategy
and Rivalry
Related and
Supporting
Industries
Factor
(Input)
Conditions
Demand
Conditions
Input lokal
sedikit
Input lokal yg
berlapis-lapis
Biaya input Kualitas input
Input umum Input khusus
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Peningkatan landasan ekonomi mikro
Context for
Firm
Strategy and
Rivalry
Related and
Supporting
Industries
Factor
(Input)
Conditions
Demand
Conditions
Keuntungan dari biaya
input
Keuntungan dari biaya
total dan diferensiasi
Investasi rendah Investasi tinggi
Meniru Inovasi
Bersaing dengan impor Bersaing dengan lokal
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Peningkatan landasan ekonomi mikro
Context for
Firm Strategy
and Rivalry
Related and
Supporting
Industries
Factor
(Input)
Conditions
Demand
Conditions
Permintaan lokal
yang “sederhana”
Keseimbangan pada
permintaan dalam negeri
Pasokan komoditas
ke pasar luar negeri
Pasar lokal yang canggih
dan tersegmentasi
Ekspor tradisional
ke negara maju
Ekspor non-tradisional ke
negara tetangga
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Peningkatan landasan ekonomi mikro
Context for
Firm Strategy
and Rivalry
Related and
Supporting
Industries
Factor
(Input)
Conditions
Demand
Conditions
Aliansi dengan
perusahaan asing
Kolaborasi dengan
perusahaan lokal
Material, komponen,
mesin, jasa impor
Pemasok berbasis lokal
Perusahaan dan
industri yg terisolasi
klaster
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Isu penting dalam agenda pengembangan daya
saing ekonomi daerah
Pelaku Usaha
Skala Kecil
• Usaha Kecil tidak terisolasi dari lingkungan bisnis
• Pemihakan kepada Usaha kecil adalah memberikan prioritas
untuk mengantarkannya menjadi lebih berdaya saing
Regionalisasi
• Daerah tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan daerah
di sekelilingnya
• Kolaborasi lintas daerah merupakan pendukung daya saing
nasional
Pijakan Klaster
Industri
• Keberadaan lapisan pemasok, industri pendukung dan terkait
merupakan landasan formasi klaster industri
• Perkuatan hubungan bisnis (linkage) merupakan agenda
prioritas
Instrumen
Kebijakan
• Agenda kolaborasi, strategi dan prioritas pengembangan perlu
dituangkan dalam instrumen kebijakan yang mendukung
Lembaga
Kolaborasi
• Diperlukan kelembagaan yang dapat mengawal agenda
peningkatan daya saing.
• Jika lembaga yang sudah ada tidak mencukupi, dibutuhkan
dibentuknya lembaga baru
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Koordinasi Ekonomi Regional
Kondisi
faktor
(input)
Strategi dan
persaingan
Kondisi
Permintaan
Industri
pendukung
dan terkait
Tata peme-
rintahan
regional
• Meningkatkan
infrastruktur
transportasi regional
• Menciptakan jaringan
energi yg efisien
• Meningkatkan
hubungan komunikasi
regional
• Meningkatkan pasar
finansial
• Meningkatkan pendi-
dikan tinggi dgn mem-
fasilitasi spesialisasi
dan pertukaran mhs
• Memperluas bisnis
lintas batas serta
akses dan berbagi ttg
info finansial.
• Koordinasi untuk
menjamin keamanan
pribadi
• Koordinasi kebijakn
ekonomi makro
• Mengurangi ham-
batan perdagangan
dan investasi dalam
wilayah regional
• Bersepakat ttg pan-
duan promosi inves-
tasi asing utk mem-
batasi bentuk inves-
tasi yg tdk mening-
katkan produktivitas
• Menyederhanakan
regulasi dan adm
lintas wilayah
• Menjamin perlin-
dungan dasar mini-
mum bagi investor
• Mengkoordinasikan
kebijakan
persaingan
• Menetapkan
standar lingkungan
minimum
• Menetapkan
standar keaman
minimum
• Menciptakan
prosedur bersama
tentang pembelian
pemerintah
• Membangun aturan
perlindungan
konsumen secara
timbal balik
• Membangun
peningkatan proses
di dalam klaster
yang bersifat lintas
batas
- pariwisata
- Agribusiness
- Textile dan
apparel
- Teknologi
informasi
• Berbagi praktik
terbaik operasi
pemerintahan
• Memperbaiki
lembaga regional
- Regional
Development
Bank
- Dispute
mekanisme
pemecahan
masalah
- Kebijakan
badan
koordinasi
• Mengembangkan
suatu strategi
pemasaran regional
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
PROPENAS (UU no 25 th 2000)
Kebijakan Pembangunan Indag th 2001
RTJM-UKM 2002
Peraturan presiden no 7 tahun 2005
Kebijakan Pembangunan Industri Nasional 2005
UU no 32 th 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
PROPENAS (UU no 25 th 2000)
BAB IV PEMBANGUNAN EKONOMI...........................................................….......... IV – 1
A. UMUM....................................................................................................................... IV - 1
B. ARAH KEBIJAKAN ................................................................................................ IV - 4
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN .......................................................... IV – 8
1. Menanggulangi Kemiskinan dan Memenuhi Kebutuhan Pokok Masyarakat . IV – 12
2. Mengembangkan Usaha Skala Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi ......... IV –
28
3. Menciptakan Stabilitas Ekonomi dan Keuangan ............................................. IV - 32
4. Memacu Peningkatan Daya Saing ................................................................ IV - 45
5. Meningkatkan Investasi ................................................................................... IV - 58
6. Menyediakan Sarana dan Prasarana Penunjang Pembangunan Ekonomi ....... IV - 63
7. Memanfaatkan Kekayaan Sumber Daya Alam Secara Berkelanjutan ............ IV – 73
D. KERANGKA EKONOMI MAKRO ....................................................................... IV – 80
1. Arah Kebijakan Ekonomi Makro .................................................................... IV – 80
2. Gambaran Umum Perekonomian .................................................................... IV - 84
3. Struktur Ekonomi ............................................................................................ IV - 89
4. Neraca Pembayaran ......................................................................................... IV - 91
5. Keuangan Negara ............................................................................................ IV - 96
6. Moneter ........................................................................................................... IV - 99
E. MATRIKS KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI................ IV - 101
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
PROPENAS (UU no 25 th 2000)
4 Memacu Peningkatan Daya Saing
4.1 Pengembangan Ekspor
4.1.1 Program Pengembangan Ekspor
4.2 Pengembangan Industri Berkeunggulan Kompetitif
4.2.1 Program Penataan dan Penguatan Basis Produksi dan Distribusi
4.2.2 Program Penguatan Pranata Iklim Kompetitif dan Non-diskriminatif
4.3 Penguatan Institusi Pasar
4.3.1 Program Penguatan Institusi Pasar
4.4 Pengembangan Pariwisata
4.5 Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
4.5.1 Program Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Dunia
Usaha
4.5.2 Program Diseminasi Informasi Teknologi
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
PROPENAS (UU no 25 th 2000)
4.2 Pengembangan Industri Berkeunggulan Kompetitif
………
Dalam rangka mengkonsolidasikan pembangunan sektor-sektor primer,
sekunder, dan tersier, termasuk keseimbangan persebaran pembangunannya
ditempuh pendekatan klaster industri. Melalui pendekatan ini diharapkan
pola keterkaitan antar kegiatan baik di dalam sektor industri sendiri
(keterkaitan horisontal) maupun antara sektor industri dengan seluruh
jaringan produksi dan distribusi terkait (keterkaitan vertikal) akan dapat
secara responsif menjawab tantangan persaingan global yang semakin ketat.
Dipilihnya pendekatan klaster industri didorong oleh pemikiran
bahwa berbagai kebijakan yang lalu bersifat parsial dan memberi
preferensi lebih pada kegiatan industri tertentu yang cenderung
kurang memperhatikan keterkaitan horisontal maupun vertikal,
sehingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan pada gilirannya
justru melemahkan daya saing nasional.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
PROPENAS (UU no 25 th 2000)
4.2 Pengembangan Industri Berkeunggulan Kompetitif
Lanjutan ………
Pengembangan klaster industri membutuhkan rumusan strategi nasional
industrialisasi yang perumusannya melibatkan unsur pemerintah, termasuk
pemerintah daerah, bersama seluruh pelaku usaha. Strategi nasional tersebut
memuat arahan pengembangan masing-masing klaster industri yang secara
khusus mempertimbangkan potensi sumber daya lokal. Melalui pendekatan
ini, daerah (pemerintah daerah beserta pelaku usaha terkait) memiliki
peluang lebih besar di dalam menciptakan lingkungan bisnis lokal yang
kondusif. Pada hakekatnya, klaster industri merupakan bentukan organisasi
industrial yang paling sesuai guna menjawab tantangan globalisasi, tuntutan
desentralisasi, dan sekaligus mendorong terbentuknya jaringan kegiatan
produksi dan distribusi serta pengembangan PKMK untuk meningkatkan
keunggulan kompetitifnya.
Program-program pengembangan industri berkeunggulan kompetitif
adalah sebagai berikut.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
PROPENAS (UU no 25 th 2000)
4.2.1 Program Penataan dan Penguatan Basis
Produksi dan Distribusi
…………
Sasaran program ini adalah (1) terwujudnya proses
industrialisasi yang mantap dengan dasar sistem keterkaitan
yang terintegrasi antara kegiatan industri dengan kegiatan-
kegiatan produksi lain terkait dan distribusi; (2) makin
kukuhnya upaya pengembangan klaster industri yang
kompetitif berbasis sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya potensial lainnya, termasuk keragaman
budaya; dan (3) makin tingginya keragaman basis produksi dan
distribusi yang berdaya saing global.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
PROPENAS (UU no 25 th 2000)
4.2.1 Program Penataan dan Penguatan Basis
Produksi dan Distribusi
Lanjutan …………
Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan pokok yang
dilakukan adalah (1) pengkajian basis daya saing sektor industri
dan keterkaitannya dengan sektor-sektor produksi lain dan
distribusi; (2) perumusan strategi peningkatan daya saing global
dengan prioritas pada klaster industri berbasis sumber daya
alam terutama industri pertanian (dalam arti luas) termasuk
industri kelautan, klaster industri berbasis tenaga kerja terampil
dan terlatih, dan klaster industri berbasis padat modal; (3)
pengorganisasian keterkaitan usaha produksi dan distribusi
dengan pola pendekatan klaster industri;
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
PROPENAS (UU no 25 th 2000)
4.2.1 Program Penataan dan Penguatan Basis
Produksi dan Distribusi
Lanjutan …………
(4) penguatan unsur-unsur pokok pendukung penguatan
daya saing global kegiatan produksi dan distribusi di beberapa
wilayah potensial termasuk kawasan Timur Indonesia; (5)
pengembangan dan penerapan standardisasi produk barang dan
jasa sesuai kebutuhan regional/global; (6) peningkatan kualitas
produk dan produktivitas usaha; dan (7) peningkatan
kemampuan penguasaan teknologi proses, teknologi produksi,
teknologi rancang bangun dan perekayasaan industri sesuai
kebutuhan.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
PROPENAS (UU no 25 th 2000)
4.2.1 Program Penataan dan Penguatan Basis
Produksi dan Distribusi
Lanjutan …………
Khusus untuk mendukung pengembangan klaster industri
pertanian dalam arti luas, maka dibutuhkan penguatan jaringan
agribisnis dan agroindustri. Untuk itu, komponen pokok yang
perlu dikembangkan adalah modernisasi pertanian. Peningkatan
kualitas produk pertanian baik dalam jumlah, keragaman,
maupun kontinuitasnya, dan pemberdayaan pelaku pertanian
menjadi sangat penting.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kebijakan Pembangunan Indag th 2001
A. Sasaran
Sasaran pembangunan sektor industri dan perdagangan pada
tahun 2001 adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya pengembangan industri yang mempunyai
keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif
dengan mengacu kepada pengembangan klaster
industri, sehingga tercipta struktur industri yang kokoh dan
seimbang;
2. ……
3. ……
4. ……
5. ……
6. ……
7. ……
8. ……
9. ……
10. ……
11. ……
12. ……
13. ……
14. ……
15. ……
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kebijakan Pembangunan Indag th 2001
B. Strategi
Strategi pembangunan industri dan perdagangan, pada hakekatnya merupakan
strategi industrialisasi yang bersifat multi-dimensional dan lintas
sektoral/regional, dimaksudkan untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kedua sektor ini sesuai dengan visi, misi, dan sasaran yang telah
ditetapkan, yaitu :
1. ……
2. ……
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kebijakan Pembangunan Indag th 2001
B. Strategi
3. Pemanfaatan keunggulan komparatif dan penciptaan keunggulan
kompetitif dalam rangka menghadapi persaingan global. Strategi ini
mengupayakan penciptaan nilai tambah, perluasan kesempatan kerja,
dan perolehan devisa yang optimal dengam menempatkan keunggulan
komparatif sumber daya alam, terutama agroindustri dan agribisnis
sebagai leading-sector, yang didukung oleh industri-industri
penunjangnya, serta terus menerus mengembangkan keunggulan
kompetitif untuk menghadapi persaingan global. Dengan keterbatasan
sumber daya yang ada, maka perlu ditentukan industri-industri
penghasil produk-produk unggulan nasional maupun produk-produk
andalan daerah. Suksesnya strategi dimaksud memerlukan pendekatan
prioritas (priority approach) melalui pendekatan klaster industri
yang diharapkan akan menciptakan pola keterkaitan antar kegiatan baik
di dalam sektor industri sendiri (keterkaitan horizontal) maupun antara
sektor industri dengan seluruh jaringan produksi dan distribusi terkait
(keterkaitan vertikal).
4. ……
5. ……
6. ……
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kebijakan Pembangunan Indag th 2001
C. Kebijakan Pembangunan Industri dan Perdagangan
1. ……
2. Sesuai dengan arahan GBHN 1999-2004 dan Undang-undang RI No. 25 Tahun
2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-
2004, serta dengan memperhatikan kekuatan-kekuatan yang selama ini telah
dimiliki sebagai hasil pembangunan yang telah dilakukan, kelemahan-
kelemahan yang masih harus dihadapi, serta peluang-peluang yang ada baik
ditingkat lokal maupun internasional, maka kebijakan pembangunan industri
jangka panjang antara lain diarahkan pada :
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kebijakan Pembangunan Indag th 2001
C. Kebijakan Pembangunan Industri dan Perdagangan
Lanjutan . . . . .
a. Pembentukan industri klaster dengan memperkuat industri-industri
yang terdapat dalam rantai nilai (value chain ), antara lain industri
inti, industri penunjang dan industri terkait, yang dapat mendorong
keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Selain itu,
memperkuat keterkaitan antar klaster dalam satu sektor dan dengan klaster
pada sektor lainnya serta sekaligus mendorong kemitraan antara UKM
dengan perusahaan besar dan kaitan interaktif yang relevan lainnya,
sehingga membentuk jaringan industri dan struktur yang mendukung
peningkatan nilai tambah melalui peningkatan produktivitas. Disamping
itu, kebijakan dasar yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
pembentukan klaster adalah mendorong tumbuhnya related
industries yang memerlukan suplai bahan baku dan penolong yang
sama, sehingga memperkuat partnership antara core, supporting, dan
related industries, serta memfasilitasi upaya-upaya pemasaran
internasional dalam peningkatan ekspor;
b. ……
3. ……
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Rencana Tindak Jangka Menengah Meneg
UKM
Cuplikan Lampiran D
• RENCANA TINDAK JANGKA MENENGAH UNTUK
PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN UKM
BERKEUNGGULAN KOMPETITIF
– Pendekatan klaster sebagai kerangka acuan perumusan UKM
berkeunggulan kompetitif dan penyediaan BDS yang efektif
• Membimbing dan koordinasi inisiatif pengembangan klaster pada
tingkat nasional dan regional
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Peraturan presiden no 7 tahun 2005
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kebijakan Pembangunan Industri Nasional
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
UU no 32 th 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
UU no 32 th 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Rambu kebijakan
Adequacy of scope
Leverage Effects
Exit Policy
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kecukupan lingkup
Adequacy of scope
 kelengkapan instrumen-
instrumen kebijakan yang
dipergunakan, dengan
memperhatikan
karakteristik permasalahan
pada sisi demand, supply
dan linkages
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Daya ungkit
Leverage Effects
 Merupakan dampak yang
diharapkan dari intervensi
 Kondisi ideal adalah jika upaya
yang dilakukan relatif kecil,
namun dampaknya relatif besar.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Pembatasan intervensi
Exit Policy
 kriteria dan cara untuk
membatasi intervensi
pemerintah, sehingga secara
bertahap permasalahan yang
ditangani dapat dikembalikan
pada mekanisme pasar.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Inisiasi Prakarsa Klaster
Partisipan Lokakarya Awal
Proses Pengembangan Klaster
Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
Lembaga Kolaborasi
Beberapa penyebab kegagalan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Partisipan Lokakarya Awal
• Perwakilan sektor dan kelompok dalam kamar dagang
• Perwakilan pemerintah daerah
• Perwakilan pendidikan teknik, universitas, R&D dan lembaga
MSTQ, inkubator teknologi dan sejenisnya
• Perwakilan UKM dan lembaga pendukung bisnis
• Perwakilan asosiasi bisnis dan profesi
• Perwakilan asosiasi dagang dan LSM yg tertarik dengan isu
ekonomi
• Perwakilan bank dan perusahaan penting (besar)
• Perwakilan media lokal dan regional. Informasi tentang proyek
harus disebarluaskan sebelumnya.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Proses Pengembangan Klaster
Implementasi
Peren-
canaan
aksi
Pengem-
bangan
Strategi
Kolaborasi
dengan
Stakeholder
Pelibatan
Stakeholder
Mobilisasi
Stakeholder
Pengum-
pulan
Data
Pendefi-
nisian
lingkup
Pem-
bentukan
Tim
Inisiasi
Pembelajaran dan Kepemimpinan
Pengelolaan keterlibatan dan Komunikasi
evaluasi
Pengamanan
kesepakatan
Pengeloalaan
Tugas, SDM dan
hubungan
Penentuan SDM dan
Sumber dana
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Proses Pengembangan Klaster
Inisiasi
Pendefinisian lingkup
Pembentukan tim
Pengumpulan data
Pelibatan stakeholder
Mobilisasi stakeholder
Pembelajaran dan kepemimpinan
Kolaborasi dengan stakeholder
Pengembangan strategi
Pengelolaan keterlibatan dan komunikasi
Perencanaan aksi
Implementasi
Penentuan SDM dan sumber dana
Pengelolaan tugas, SDM dan hubungan
Pengamanan kesepakatan
Evaluasi
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lembaga Kolaborasi
• Kamar Dagang
• Asosiasi Profesional
• Jaringan kerja Sekolah
• Kelompok kemitraan Universitas
• Jaringan kerja keagamaan
• Gabungan dewan penasihat
swasta/pemerintah
• Dewan Daya Saing
Umum
• Asosiasi Industri
• Asosiasi dan masyarakat profesional
khusus
• Kelompok alumni dari perusahaan inti
klaster
• Inkubator
Klaster-spesifik
• Lembaga kolaborasi adalah organisasi
formal dan informal yang
- Memfasilitasi pertukaran informasi dan
teknologi
- Memelihara kerjasama dan koordinasi
• Lembaga Kolaborasi dapat meningkatkan
lingkungan bisnis dengan cara
- Menciptakan hubungan dan tingkat
kepercayaan (trust) yang mendukung
- Menguatkan standard bersama
- Memfasilitasi organisasi dalam
membuat aksi kolektif
- Mendukung komunikasi antar faham
dan perilaku
- Memberikan mekanisme untuk
mengembangkan agenda ekonomi atau
agenda klaster secara bersama
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah terdapat aktivitas
sektoral yang telah terdefinisi?
STOP Apakah sektor ini cukup kompetitif, saling
terhubung dan memiliki potensi ekspor?
Diskusikan dengan
Komite Klaster
Tidak
Ya
Tidak Tahu
Apakah terdapat peluang komersial
tertentu yang memiliki hasil?
Tidak
Apakah terdapat aktivitas yang memiliki
rantai nilai yang cukup untuk membuat
kompetensinya meningkat?
Ya
Apakah sektor ini signifikan
secara nasional/regional?
Diskusikan dengan
Komite Klaster
Tidak Tahu
STOP
Tidak Ya
STOP
Tidak
Teridentifikasi
Potensi Klaster
Regional
Teridentifikasi
Potensi Klaster
Komersial
Tidak Ya
Teridentifikasi Potensi
Klaster Nasional
Ya
1…
Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
1…
Apakah ada dukungan dari
Pemerintah setempat?
Apakah potensi klaster telah dianalisis
dan rantai nilai telah dipetakan?
Diskusikan dengan
Komite Klaster
Tidak Ya
Apakah ada dukungan dari industri
lokal, institusi riset dan pendidikan?
Tidak
Ya
Apakah peluang ekspor beserta
tantangannya telah teridentifikasi?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Klaster pada
tahap Inisiasi
Klaster meningkat ke
tahap Inkubasi
2…
Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah telah dilakukan benchmark untuk mengukur kemajuan?
2…
Apakah terdapat fasilitator terlatih, netral dan diterima oleh klaster telah dilibatkan?
Apakah struktur organisasi telah teridentifikasi?
Tidak
Ya
Apakah agenda aksi bersama telah terdefinisi?
Tidak
Ya
Apakah kemampuan klaster telah dikaji?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Klaster pada tahap
Inkubasi
Klaster dapat dilanjutkan ke
tahap Implementasi
3…
Apakah rencana aksi spesifik telah diimplementasikan?
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah sudah ada pendapatan yang dihasilkan oleh klaster?
Apakah jumlah tenaga kerja dalam klaster meningkat?
Apakah produk hasil inovasi telah dihasilkan oleh prakarsa kolaborasi?
3…
Apakah fasilitator masih terlibat dalam proses?
Apakah pasar prioritas telah ditentukan?
Tidak
Ya
Apakah keanggotaan klaster meningkat?
Tidak
Ya
Apakah aliansi bisnis baru terbentuk di dalam klaster?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Klaster pada tahap
Implementasi
Klaster dapat ditingkatkan
ke tahap Improvement
4…
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah dihasilkan bisnis atau investasi baru?
4…
Apakah reputasi klaster menghasilkan peluang pasar baru?
Apakah klaster baru telah terbentuk?
Tidak
Ya
Apakah pendapatan klaster dapat membuat klaster berkelanjutan?
Tidak
Ya
Apakah momentum klaster masih ada?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Klaster pada tahap
Perbaikan (Improvement)
Apakah terdapat tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan klaster?
Tidak
Ya
Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Beberapa penyebab kegagalan prakarsa
pengembangan klaster
• Memberikan prioritas klaster berdasar pada klasifikasi generik (mis.:
nilai tambah yang tinggi) daripada potensi lokal dan keinginan untuk
mengembangkan diri.
• Mempertentangkan antara klaster yang digerakkan oleh pemerintah
(government-driven) dan oleh swasta (private sector-driven)
• Menggunakan konsep klaster hanya sebagai „selubung‟ untuk
intervensi dan kebijakan industri.
• Definisi klaster terlalu luas atau terlalu sempit
• Pertimbangan geografis terlalu luas atau terlalu sempit
• Berorientasi kepada subsidi atau pembatasan persaingan.
• Mengabaikan klaster yang kecil, baru muncul atau tradisional.
• Mencoba untuk menciptakan klaster tanpa adanya landasan kuat.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Isu kontemporer
Business Development Service
Technology Roadmap
Agropolitan
Kapasitas Inovatif
One Stop Services
Regulatory Impact Assessment
Balanced Scorecard
Kerjasama antar daerah
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Business Development Service
Lihat penjelasan
tentang Business
Development Service
Provider
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Generic Technology Roadmap
(Schematic)
time
Business / Market
Product / Service /
Capability / Systems
Technology / Skills /
Competences / Resources
}“Resources”
(know-how)
“Delivery”
(know-what)
“Purpose”
(know-why)
“Timing”
(know-when)
Layers connect:
*) University of Cambridge, 2001
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kapasitas Inovatif
Lihat penjelasan
tentang Kapasitas
Inovatif
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Agropolitan
• AGROPOLITAN (Agro = pertanian : Politan = kota) adalah kota
pertanian yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu
berkembangnya sistem & usaha agribisnis sehingga dapat melayani,
mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian
(agribisnis) di wilayah sekitarnya.
• KAWASAN AGROPOLITAN, terdiri dari Kota Pertanian dan Desa-Desa
sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang
tidak ditentukan oleh batasan administrasi Pemerintahan, tetapi lebih
ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada. Dengan
kata lain Kawasan Agropolitan adalah Kawasan Agribisnis yang
memiliki fasilitas perkotaan.
• PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN, adalah pembangunan
ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan
dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada
untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang
berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi,
yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lokasi Agropolitan - 2002
No Provinsi Kabupaten Basis
1 Sumatera Barat Agam Ternak sapi
2 Bengkulu Rejang Lebong jagung dan sayuran
3 Jawa Barat Cianjur sayuran dan bungaan
4 DI Yogyakarta Kulon Progo Biofarmaka
5 Bali Bangli Kopi dan jeruk
6 Sulawesi Selatan Barru sapi
7 Gorontalo Boalemo Jagung (+ sapi)
8 Kalimantan Timur Kutai Timur Coklat dan jagung
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lokasi Agropolitan - 2003
No Provinsi Kabupaten Basis
1
Nanggroe Aceh
Darussalam
Aceh Besar sapi
2 Sumatera Utara
Karo, Simalungun,
Dairi, Toba Samosir,
tapanuli Utara
sayuran
3 Lampung Lampung tengah Padi, jagung, kedelai
4 Bangka Belitung Belitung Manggis dan lada
5 Riau Indragiri Hilir Kelapa dan padi
6 Jambi Tanjung jabung Timur
Kedelai dan sapi
potong
7 Sumatera Selatan
Ogan Komering Ulu,
Ogan Komering Ilir
Padi dan hortikultura
8 Banten Pandeglang Palawija dan Durian
9 Jawa Barat Kuningan sapi
10 Jawa Tengah Semarang, Pemalang palawija
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Lokasi Agropolitan - 2003
No Provinsi Kabupaten Basis
11 Jawa Timur
Mojokerto,
Banyuwangi
palawija
12 Bali Tabanan peternakan
13 Nusa Tenggara Barat Dompu sapi
14 Nusa Tenggara Timur Kupang sapi
15 Sulawesi Utara Minahasa
Kentang, wortel,
sayuran
16 Sulawesi Tengah Donggala Kakao, sapi, ikan
17 Sulawesi Tenggara Kendari sapi
18 Kalimantan Selatan
Hulu Sungai
Tengah
Jeruk dan sayuran
19 Kalimantan Tengah Kapuas sapi
20 Barru sapi
21 Papua Jayapura kakao
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
One Stop Service
• Merupakan layanan publik yang terletak dalam satu atap, dimaksudkan
untuk membuat proses pengurusan dapat lebih efisien.
• Yang biasanya dimasukkan dalam layanan ini di antaranya adalah:
perijinan usaha, pendaftaran penduduk.
• Daerah yang memiliki lembaga pelayanan satu atap:
– Kota & kabupaten Kediri,Magetan, Ngawi, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo,
Kab. Pasuruan, Kota Probolinggo, Kab. Banyuwangi, Kot Blitar, Kota & Kab.
Malang, Gresik, Pare-pare, Gianyar,
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Balanced Scorecard
Lihat penjelasan
tentang Balanced
Scorecard
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Rantai Nilai
Logistik
masuk
operasi
Logistik
keluar
Pemasaran
& penjualan
pelayanan
Pembelian
Pengembangan Teknologi
Manajemen SDM
Infrastruktur Perusahaan
Value
Kegiatan Utama
KegiatanPendukung
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Rantai Nilai
Logistik masuk
(penyimpanan
material datang,
Pengumpulan
data,
Pelayanan,
Akses thd
konsumen)
Infrastruktur Perusahaan
(pembiayaan, perencanaan, hubungan investor)
Operasi
(perakitan,
Fabrikasi
komponen,
Branch
Operations)
Logistik Keluar
(pengolahan
order,
penggudangan,
Penyusunan
laporan)
Pemasaran &
Penjualan
(tenaga penjualan,
Promosi,
iklan,
Penulisan
proposal, Web
site)
Layanan Purna
Jual
(instalasi,
Dukungan kpd
konsumen,
Penanganan
keluhan,
Perbaikan)
Manajemen SDM
(rekrut, pelatihan, sistem kompensasi)
Pengembangan Teknologi
(desain produk, pengujian, desain proses, riset material, riset pasar)
Pembelian
(komponen, permesinan, iklan, pelayanan)
Value
Pembeli
bersedia
untuk
membeli
• Perusahaan adalah kumpulan kegiatan yang berbeda dan unik,
tempat keunggulan kompetitif berada.
KegiatanPendukung
Kegiatan Utama
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Rangkaian Rantai Nilai
perusahaan
Inbound
Logistics
Operations
Outbound
Logistics
Marketing
& Sales
Service
Procurement
Technology Development
Human Resource Management
Firm Infrastructure
MarginMargin
Inbound
Logistics
Operations
Outbound
Logistics
Marketing
& Sales
Service
Procurement
Technology Development
Human Resource Management
Firm Infrastructure
MarginMarginMarginMargin
perusahaan
Inbound
Logistics
Operations
Outbound
Logistics
Marketing
& Sales
Service
Procurement
Technology Development
Human Resource Management
Firm Infrastructure
MarginMargin
Inbound
Logistics
Operations
Outbound
Logistics
Marketing
& Sales
Service
Procurement
Technology Development
Human Resource Management
Firm Infrastructure
MarginMarginMarginMargin
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org Perusahaan C
Perusahaan B
Perusahaan A
Perusahaan P
Inbound
Logistics
Operations
Outbound
Logistics
Marketing
& Sales
Service
Procurement
Technology Development
Human Resource Management
Firm Infrastructure MarginMargin
Inbound
Logistics
Operations
Outbound
Logistics
Marketing
& Sales
Service
Procurement
Technology Development
Human Resource Management
Firm Infrastructure MarginMarginMarginMargin
Logistik
masuk
operasi
Logistik
keluar
Pemasaran
& penjualan
pelayanan
Pembelian
Pengembangan Teknologi
Manajemen SDM
Infrastruktur Perusahaan
MarginMarginMarginMargin
Logistik
masuk
operasi
Logistik
keluar
Pemasaran
& penjualan
pelayanan
Pembelian
Pengembangan Teknologi
Manajemen SDM
Infrastruktur Perusahaan
MarginMarginMarginMargin
Logistik
masuk
operasi
Logistik
keluar
Pemasaran
& penjualan
pelayanan
Pembelian
Pengembangan Teknologi
Manajemen SDM
Infrastruktur Perusahaan
MarginMarginMarginMargin
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Barlingmascakeb
Sapta Mitra Pantura
Kedungsapur
Pawonsari
Subosuka Wonosraten
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kerjasama antar daerah
Subosuka wonosraten
Surakarta
Boyolali
Sukoharjo
Karanganyar
Wonogiri
Sragen
Klaten
Barlingmascakeb
Banjarnegara
Purbalingga
Banyumas
Cilacap
Kebumen
Pawonsari
Tiga kabupaten dalam
tiga provinsi
Pacitan (Jatim)
Wonogiri (Jateng)
Wonosari (DIY)
Sapta Mitra Pantura (Sampan)
Kab Brebes
Kota Tegal
Kab Tegal
Kab Pemalang
Kab Batang
Kota Pekalongan
Kab Pekalongan
Kedungsapur
Kendal
Ungaran
Semarang
Purwodadi
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kemitraan Teluk Bone
Kota Palopo
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Luwu Timur
Kab. Wajo
Kab. Bone
Kab. Sinjai
Kab. Bulukumba
Kab. Selayar
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kerjasama antar daerah
Kawasan Teluk Tomini
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Meta study
• Dilakukan oleh Dr. Claas van der Linde dari
Institute for Strategy and Competitiveness,
Harvard Business School & Research Institute
for International Management, University of St.
Gallen
• Meliputi 833 klaster dari 49 negara, termasuk 24
negara berkembang.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Berdaya saing vs. tak berdaya saing
38,8
21,3
16,3
20
3,8
0
10
20
30
40
50
60
faktor penentu
52,2
30,4
8,7
0
8,7
0
10
20
30
40
50
60
faktor penentu
Klaster berdaya saing Klaster tak berdaya saing
Faktor input
Permintaan
Industri pendukung & terkait
Strategi & persaingan
Lainnya: pemerintah & peluang
Sumber: Cluster Meta-Study, Institute for
Strategy and Competitiveness, Harvard
Business School
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Berdaya saing vs. tak berdaya saing
38,3%
16%
20,0%
20,0%
52,2%
30,4%
8,7%
Kondisi
faktor
Industri
terkait &
pendukung
Strategi &
Persaingan
Kondisi
permintaan
Kondisi
faktor
Industri
terkait &
pendukung
Strategi &
Persaingan
Kondisi
permintaan
0%
Klaster berdaya saing, mengandalkan berbagai bagian dari Diamond, Klaster tak
berdaya saing biasanya hanya mengandalkan kondisi faktor
9,7%
3,8%
lainnya lainnya
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Mulai dibuat
19/07/2004
Fonts tambahan
Arial Rounded MT Bold
Jumlah halaman
122
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kawi Boedisetio
+62 817 219 755
telebiro.bandung0@clubmember.org
kawi.4shared.com

Contenu connexe

En vedette

Ulasan ringkas bata ringan
Ulasan ringkas bata ringanUlasan ringkas bata ringan
Ulasan ringkas bata ringan
Adhitya Henrika
 
KB FGD-5-r02
KB FGD-5-r02KB FGD-5-r02
KB FGD-5-r02
PUPUK
 
KB migrasi-03
KB migrasi-03KB migrasi-03
KB migrasi-03
PUPUK
 
KB oyama &-yufuin-02
KB oyama &-yufuin-02KB oyama &-yufuin-02
KB oyama &-yufuin-02
PUPUK
 
Ulasan ringkas bata ringan
Ulasan ringkas bata ringanUlasan ringkas bata ringan
Ulasan ringkas bata ringan
Adhitya Henrika
 
KB FGD-7-r04
KB FGD-7-r04KB FGD-7-r04
KB FGD-7-r04
PUPUK
 
Transparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITI
Transparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITITransparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITI
Transparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITI
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

En vedette (20)

Handbook adobe premiere basic
Handbook adobe premiere basicHandbook adobe premiere basic
Handbook adobe premiere basic
 
Siaran Pers : Penerimaan Sektor Pertambangan Sulawesi Tenggara Harus Transpar...
Siaran Pers : Penerimaan Sektor Pertambangan Sulawesi Tenggara Harus Transpar...Siaran Pers : Penerimaan Sektor Pertambangan Sulawesi Tenggara Harus Transpar...
Siaran Pers : Penerimaan Sektor Pertambangan Sulawesi Tenggara Harus Transpar...
 
Petroleum Fund dalam Revisi UU Migas, PWYP Indonesia-ICEL
Petroleum Fund dalam Revisi UU Migas, PWYP Indonesia-ICELPetroleum Fund dalam Revisi UU Migas, PWYP Indonesia-ICEL
Petroleum Fund dalam Revisi UU Migas, PWYP Indonesia-ICEL
 
Ulasan ringkas bata ringan
Ulasan ringkas bata ringanUlasan ringkas bata ringan
Ulasan ringkas bata ringan
 
Catatan Satu Tahun Jokowi-JK di Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral
Catatan Satu Tahun Jokowi-JK di Bidang Energi dan Sumberdaya MineralCatatan Satu Tahun Jokowi-JK di Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral
Catatan Satu Tahun Jokowi-JK di Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral
 
5 tanggapan masy sipil atas pelaporan cost recovery dalam EITI
5 tanggapan masy sipil atas pelaporan cost recovery dalam EITI5 tanggapan masy sipil atas pelaporan cost recovery dalam EITI
5 tanggapan masy sipil atas pelaporan cost recovery dalam EITI
 
KB FGD-5-r02
KB FGD-5-r02KB FGD-5-r02
KB FGD-5-r02
 
KB migrasi-03
KB migrasi-03KB migrasi-03
KB migrasi-03
 
Carut Marut Tambang di Bumi Celebes
Carut Marut Tambang di Bumi CelebesCarut Marut Tambang di Bumi Celebes
Carut Marut Tambang di Bumi Celebes
 
Formulir pengajuan Small Grant Activity PWYP Indonesia
Formulir pengajuan Small Grant Activity PWYP  IndonesiaFormulir pengajuan Small Grant Activity PWYP  Indonesia
Formulir pengajuan Small Grant Activity PWYP Indonesia
 
Beneficial Ownership Transparency, State Revenue, and EITI
Beneficial Ownership Transparency, State Revenue, and EITIBeneficial Ownership Transparency, State Revenue, and EITI
Beneficial Ownership Transparency, State Revenue, and EITI
 
KB oyama &-yufuin-02
KB oyama &-yufuin-02KB oyama &-yufuin-02
KB oyama &-yufuin-02
 
KB Bahan Bacaan-36
KB Bahan Bacaan-36KB Bahan Bacaan-36
KB Bahan Bacaan-36
 
Ulasan ringkas bata ringan
Ulasan ringkas bata ringanUlasan ringkas bata ringan
Ulasan ringkas bata ringan
 
KB FGD-7-r04
KB FGD-7-r04KB FGD-7-r04
KB FGD-7-r04
 
Revenue Management on Extractive Resource Governance, The Best Deal for Peopl...
Revenue Management on Extractive Resource Governance, The Best Deal for Peopl...Revenue Management on Extractive Resource Governance, The Best Deal for Peopl...
Revenue Management on Extractive Resource Governance, The Best Deal for Peopl...
 
Kimia bahan galian dolomit
Kimia bahan galian dolomitKimia bahan galian dolomit
Kimia bahan galian dolomit
 
Transparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITI
Transparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITITransparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITI
Transparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITI
 
Relaksasi Mineral Raw Material untuk Siapa?
Relaksasi Mineral Raw Material untuk Siapa? Relaksasi Mineral Raw Material untuk Siapa?
Relaksasi Mineral Raw Material untuk Siapa?
 
Tarik Ulur Kebijakan Larangan Ekspor Mineral
Tarik Ulur Kebijakan Larangan Ekspor Mineral Tarik Ulur Kebijakan Larangan Ekspor Mineral
Tarik Ulur Kebijakan Larangan Ekspor Mineral
 

Similaire à KB FGD-1-r25

KB profil kegiatan-08
KB profil kegiatan-08KB profil kegiatan-08
KB profil kegiatan-08
PUPUK
 
starategi bersaing dalam manajemen pemasaran
starategi bersaing dalam manajemen pemasaranstarategi bersaing dalam manajemen pemasaran
starategi bersaing dalam manajemen pemasaran
mas karebet
 
Kb apa-09
Kb apa-09Kb apa-09
Kb apa-09
PUPUK
 
Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitasPeningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Sugeng Budiharsono
 
07. Strategi Pemasaran Global (1).pptx
07. Strategi Pemasaran Global (1).pptx07. Strategi Pemasaran Global (1).pptx
07. Strategi Pemasaran Global (1).pptx
aviaenggar
 

Similaire à KB FGD-1-r25 (20)

KB profil kegiatan-08
KB profil kegiatan-08KB profil kegiatan-08
KB profil kegiatan-08
 
ICT _ Digital Business_.pdf
 ICT _ Digital Business_.pdf ICT _ Digital Business_.pdf
ICT _ Digital Business_.pdf
 
Strategi Internasional - Manajemen Strategik
Strategi Internasional - Manajemen StrategikStrategi Internasional - Manajemen Strategik
Strategi Internasional - Manajemen Strategik
 
Sistem pengendalian manajemen
Sistem pengendalian manajemenSistem pengendalian manajemen
Sistem pengendalian manajemen
 
starategi bersaing dalam manajemen pemasaran
starategi bersaing dalam manajemen pemasaranstarategi bersaing dalam manajemen pemasaran
starategi bersaing dalam manajemen pemasaran
 
1769 (wiyadi, 2009)
1769 (wiyadi, 2009)1769 (wiyadi, 2009)
1769 (wiyadi, 2009)
 
chapter 7 & 8.pptx
chapter 7 & 8.pptxchapter 7 & 8.pptx
chapter 7 & 8.pptx
 
2014 11-03 - prd week 2 rolling
2014 11-03 - prd week 2 rolling2014 11-03 - prd week 2 rolling
2014 11-03 - prd week 2 rolling
 
Konsep dan Strategi Pemasaran Modern
Konsep dan Strategi Pemasaran ModernKonsep dan Strategi Pemasaran Modern
Konsep dan Strategi Pemasaran Modern
 
Telkom 2
Telkom 2Telkom 2
Telkom 2
 
Analisis_industribaru2020 (1).en.id.pptx
Analisis_industribaru2020 (1).en.id.pptxAnalisis_industribaru2020 (1).en.id.pptx
Analisis_industribaru2020 (1).en.id.pptx
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
Pertemuan 05 desain barang dan jasa
Pertemuan 05 desain barang dan jasaPertemuan 05 desain barang dan jasa
Pertemuan 05 desain barang dan jasa
 
Desain produk
Desain produk Desain produk
Desain produk
 
Strategic Management by Vidyara
Strategic Management by VidyaraStrategic Management by Vidyara
Strategic Management by Vidyara
 
Kb apa-09
Kb apa-09Kb apa-09
Kb apa-09
 
Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitasPeningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
 
07. Strategi Pemasaran Global (1).pptx
07. Strategi Pemasaran Global (1).pptx07. Strategi Pemasaran Global (1).pptx
07. Strategi Pemasaran Global (1).pptx
 
Kuliah iii manstra
Kuliah iii manstraKuliah iii manstra
Kuliah iii manstra
 
Kuliah iii manstra
Kuliah iii manstraKuliah iii manstra
Kuliah iii manstra
 

Plus de PUPUK (20)

KB Pohon Industri-20
KB Pohon Industri-20KB Pohon Industri-20
KB Pohon Industri-20
 
KB pohon industri-19
KB pohon industri-19KB pohon industri-19
KB pohon industri-19
 
KB state_of_the_arts-03
KB state_of_the_arts-03KB state_of_the_arts-03
KB state_of_the_arts-03
 
KB FGD-6-r05
KB FGD-6-r05KB FGD-6-r05
KB FGD-6-r05
 
KB FGD-3-r05
KB FGD-3-r05KB FGD-3-r05
KB FGD-3-r05
 
KB FGD-2-r19
KB FGD-2-r19KB FGD-2-r19
KB FGD-2-r19
 
KB whitebook-03
KB whitebook-03KB whitebook-03
KB whitebook-03
 
KB greenbook-3-ind-06
KB greenbook-3-ind-06KB greenbook-3-ind-06
KB greenbook-3-ind-06
 
KB CSR 02
KB CSR 02KB CSR 02
KB CSR 02
 
KB san ojego-07
KB san ojego-07KB san ojego-07
KB san ojego-07
 
KB lembar kerja_CSR-02
KB lembar kerja_CSR-02KB lembar kerja_CSR-02
KB lembar kerja_CSR-02
 
KB lokabiz-03
KB lokabiz-03KB lokabiz-03
KB lokabiz-03
 
KB pelatihan basis-data-02
KB pelatihan basis-data-02KB pelatihan basis-data-02
KB pelatihan basis-data-02
 
KB techno pemuda-04
KB techno pemuda-04KB techno pemuda-04
KB techno pemuda-04
 
KB Cluster Game-08
KB Cluster Game-08KB Cluster Game-08
KB Cluster Game-08
 
KB campaign-05
KB campaign-05KB campaign-05
KB campaign-05
 
KB input-output table-r05
KB input-output table-r05KB input-output table-r05
KB input-output table-r05
 
KB Komponen Teknologi-04
KB Komponen Teknologi-04KB Komponen Teknologi-04
KB Komponen Teknologi-04
 
KB Kerjasama-07
KB Kerjasama-07KB Kerjasama-07
KB Kerjasama-07
 
KB Diamond-companion-02
KB Diamond-companion-02KB Diamond-companion-02
KB Diamond-companion-02
 

Dernier

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 

Dernier (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

KB FGD-1-r25

  • 1. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Diskusi Kelompok Fokus Strategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi Daerah Melalui Penguatan Klaster Industri
  • 3. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kapasitas inovatif dan standar hidup Topik Lokasi Klaster Industri Referensi kebijakan Lingkungan Usaha Isu penting pembangunan ekonomi Pergeseran Daya Saing Tahapan ekonomi Ilustrasi perkuatan KI Inisiasi peningkatan daya saing Rambu kebijakan kontemporer regionalRantai nilai perbandingan
  • 4. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Tahapan perkembangan ekonomi Factor-Driven Economy Investment- Driven Economy Innovation- Driven Economy • Kondisi Faktor Dasar (upah murah, SDA, lokasi geografis) adalah sumber utama competitive advantage • Teknologi didapat dari import, FDI, dan meniru • Perusahaan bersaing pada harga murah dan kurang berhubungan dengan konsumen • Peran perusahaan pada rantai nilai sangat terbatas, fokus pada perakitan, pengolahan padat karya, dan penambangan sumberdaya • Sensitif terhadap siklus ekonomi dunia, harga komoditas, dan nilai tukar • Sumber daya saing utama adalah membuat produk dan layanan standard dan efisien. • Teknologi diakses melalui licensing, joint ventures, FDI, dan meniru • Tidak hanya meniru teknologi asing, tapi memiliki kapasitas untuk mengembangkannya. • Iklim usaha mendukung investasi pada infrastruktur yang efisien dan proses produksi modern • Perusahaan melayani pelanggan OEM dan memperluas kapabilitasnya pada rantai nilai. • Konsentrasi pada manufaktur dan mengekspor jasa yang diambil dari luar perusahaan • Produk dan jasa yang inovatif secara global merupakan sumber utama competitive advantage • Iklim usaha kuat di semua area bersamaan dengan hadirnya struktur klaster yang dalam. • Perusahaan bersaing dengan strategi yang unik dan cakupannya global • Kondisi ekonomi berada dalam situasi yang saling berbagi dan tahan terhadap goncangan dari luar
  • 5. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Pergeseran agenda kebijakan ekonomi • Integrasi Ekonomi dengan Sosial • Ekonomi • Lintas Nasional • Regional/Lokal • Reformasi Mikro • Inovasi • Klaster • Nasional • Reformasi Makro • Produktivitas • Economi secara luas
  • 6. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kapasitas inovatif dan standar hidup Kemakmuran Daya Saing (Produktivitas) Kapasitas Inovatif Produktivitas merupakan indikator paling masuk akal untuk mengukur daya saing • Sumber paling penting dari kemakmuran adalah “diciptakan”, bukan dari “warisan” • Produktivitas suatu daerah tidak bergantung dari pada industri “apa” dia bersaing, melainkan “bagaimana” dia bersaing. • Kemakmuran suatu daerah bergantung pada produktivitas seluruh industri-nya. • Inovasi merupakan faktor penting bagi peningkatan produktivitas jangka panjang.
  • 7. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Lokasi dan Persaingan Lokasi dan Produktivitas Lokasi dan Strategi Paradoks
  • 8. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Lokasi dan persaingan • Sebagian dari competitive advantage berada di luar perusahaan • Faktor input tradisional yang merupakan comparative advantages menurun perannya pada persaingan internasional • Kondisi lingkungan usaha berpotensi untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi di lokasi. • Klaster menunjukkan bentuk organisasi yang efisien, dibandingkan dengan global outsourcing dan integrasi vertikal • “Keuntungan lokasi" klaster sulit diakses tanpa kehadiran perusahaan secara penuh di lokasi • Perkembangan klaster tidak terjadi secara otomatis, walaupun seringkali muncul secara spontan dan seringkali dipengaruhi oleh peluang • Klaster menunjukkan adanya cara baru bagi perusahaan dan pemerintah dalam memandang kondisi ekonomi • Muncul peran baru bagi perusahaan dalam meningkatkan keuntungan lokasi, termasuk kegiatan kolektif sektor swasta • Klaster memunculkan prioritas baru bagi pemerintah yang didukung oleh sektor swasta.
  • 10. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Lokasi dan produktivitas • Lokasi bersaing dengan menawarkan lingkungan yang paling produktif bagi dunia usaha. • Sektor pemerintah dan swasta memainkan peran yang berbeda namun saling berkaitan pada penciptaan ekonomi yang produktif • Lokasi mempengaruhi persaingan dan competitive advantage karena mempengaruhi produktivitas perusahaan dalam menggunakan sumberdaya manusia, modal dan alam. - Produktivitas bergantung pada value produk dan jasa (mis. keunikan, kualitas) dan efisiensi - Lokasi tidak hanya mempengaruhi produktivitas tetapi juga kapasitas untuk ber-inovasi - Produktivitas di lokasi merupakan pertanda bahwa perusahaan domestik dan asing memilih untuk melakukan usaha di sana. Lokasi kepemilikan merupakan masalah sekunder dalam kemakmuran bangsa. - Produktivitas industri domestik “lokal” merupakan hal penting dalam daya saing internasional.
  • 11. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Lokasi dan Strategi Daya Saing Keunggulan jangka panjang Struktur industri yang atraktif Keunggulan kompetitif Posisi persaingan yang unik Efektifitas operasional Lokasi
  • 12. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Paradoks • Sumberdaya, modal, teknologi dan input lainnya mudah diperoleh di pasar global. • Perusahaan dapat mengakses input tak bergerak melalui jaringan perusahaan. Tak perlu lagi berada dekat dengan pasar untuk melayaninya. • Pemerintah kehilangan pengaruhnya atas persaingan pada kekuatan global. • Fakta menunjukkan bahwa ekonomi yang kompetitif terdapat pada kondisi lokasi yang unik. Sementara . . . Di lain pihak . . . Lokasi sepertinya sudah tidak penting lagi Ternyata lokasi masih berperan penting, walaupun dengan alasan yang berbeda
  • 13. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Daya Saing Derajat Persaingan Strategi Bersaing Perusahaan Komponen inovasi perusahaan
  • 14. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Daya Saing  Tidak ada daerah yang berdaya saing jika hanya membuat produk „biasa‟ dengan kualitas „biasa‟  Lokalitas (faktor lokal) merupakan elemen penting dari daya saing
  • 15. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Derajat Persaingan Ancaman barang dan jasa substitusi Ancaman pemain baru Kekuatan tawar dari pemasok Kekuatan tawar dari pembeli Persaingan antar perusahaan
  • 16. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Derajat Persaingan Ancaman barang dan jasa substitusi Ancaman pemain baru Kekuatan tawar dari pemasok Kekuatan tawar dari pembeliPersaingan antar perusahaan • Diferensiasi input • Switching costs pemasok dan perusahaan dalam industri • Kehadiran input pengganti • Konsentrasi pemasok • Pentingnya volume bagi pemasok • Biaya relatif thd total pembelian dalam industri • Dampak input thd biaya dan diferensiasi • Ancaman integrasi ke depan relatif thd integrasi ke belakang oleh perusahaan dalam industri Determinants of Supplier Power
  • 17. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Derajat Persaingan Kekuatan tawar dari pemasok Ancaman pemain baru • Skala ekonomi • Kepemilikan diferensiasi produk • Identitas merek • Biaya perubahan (Switching costs) • Kebutuhan modal • Akses kepada distribusi • Keunggulan biaya absolut • Kurva belajar dari pemilik • Akses kepada input yang dibutuhkan • Kepemilikan desain produk biaya rendah • Kebijakan pemerintah • Pembalasan yang diharapkan Entry Barriers/Mobility Barriers Ancaman barang dan jasa substitusi Kekuatan tawar dari pembeli Persaingan antar perusahaan
  • 18. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Derajat Persaingan Kekuatan tawar dari pembeli • Konsentrasi pembeli vs. konsentrasi perusahaan • Volume pembeli • Switching costs pembeli relatif terhadap switching costs perusahaan • Informasi pembeli • Kemampuan untuk melakukan integrasi ke belakang • Produk substitusi • Pull-through • Harga/total pembelian • Diferensiasi produk • Identitas merek • Dampak thd kualitas/ keragaan • Keuntungan dari pembeli • Insentif pengambil keputusan Bargaining Leverage Price Sensitivity Ancaman barang dan jasa substitusi Ancaman pemain baru Kekuatan tawar dari pemasok Persaingan antar perusahaan
  • 19. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Derajat Persaingan Ancaman barang dan jasa substitusi Penentu ancaman substitusi • harga relatif dari substitusi • Biaya perubahan (Switching costs) • Kecondongan pembeli kepada substitusi Kekuatan tawar dari pembeli Ancaman pemain baru Kekuatan tawar dari pemasok Persaingan antar perusahaan
  • 20. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Derajat Persaingan Persaingan antar perusahaan • Konsentrasi dan perimbangan • Pertumbuhan industri • Biaya tetap (atau biaya penyimpanan)/nilai tambah • Overcapacity sewaktu- waktu • Diferensiasi produk • Identitas merek • Biaya perubahan • Informational complexity • Keragaman pesaing • Corporate stakes • Exit barriers Rivalry Determinants Ancaman barang dan jasa substitusi Kekuatan tawar dari pembeli Ancaman pemain baru Kekuatan tawar dari pemasok
  • 21. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Strategi Bersaing Perusahaan 1. Cost leadership 2. Differentiation 3b. Differentiation focus 3a. Cost focus Lower cost Differentiation Broad Target Narrow Target Competitive AdvantageCompetitiveScope FOCUS
  • 22. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Strategi Bersaing Perusahaan • Keunggulan biaya berasal dari berbagai sumber: skala ekonomi, pemilik teknologi, akses terhadap bahan baku • Perusahaan harus mencari dan memanfaatkan sumber keunggulan biaya • Jika berhasil maka perusahaan dapat menjadi pemimpin harga. 1. Cost leadership • Keunggulan biaya berasal dari berbagai sumber: skala ekonomi, pemilik teknologi, akses terhadap bahan baku • Perusahaan memilih satu atau lebih atribut yang dianggap penting oleh pembeli sehingga menempatkannya menjadi unik. • Imbalan keunikan tersebut adalah harga premium 2. Differentiation • Memilih lingkup kompetisi yang sempit dalam industri • Pelaku memilih suatu segmen dan menyesuaikan strateginya untuk melayani segmen tersebut secara eksklusif. 3. Focus • Perusahaan mencari keunggulan dalam biaya dalam sasaran segmen-nya. • Mengeksploitasi perbedaan dalam perilaku biaya dalam beberapa segmen. 3a. Cost focus • Perusahaan mencari diferensiasi dalam segmen-nya. • Mengeksploitasi kebutuhan khusus dari pembeli dalam segmen tertentu. 3b. Differentiation focus
  • 23. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Komponen Inovasi Perusahaan Kebijakan, aturan Pembiaya- an/ modal berisiko Litbang Pengetahu- an iptek, alih teknologi Ketrampilan, SDM Inkubasi, mentoring Perusaha- an inovatif
  • 25. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Lingkungan Usaha Penentu Daya Saing Strategi prsh & persaingan Industri pendukung & terkait Kondisi Faktor (Input)  Konteks Tingkat permintaan lokal  Ketersediaan dan kualitas pemasok lokal dan industri terkait  Adanya klaster industri yang kuat  Strategi yg diambil perusahaan  Keadaan persaingan lokal Kondisi Permintaan  Sumberdaya alam (fisik)  Sumberdaya manusia  Sumberdaya modal  Infrastruktur fisik  Infrastruktur administratif  Infrastruktur informasi  Infrastruktur iptek pemerintah peluang
  • 26. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Unggul Produk unggul Perusahaan unggul Klaster industri unggul Daerah unggul Dalam berbagai tingkatan - mikro, meso dan makro - unggul memiliki pengertian yang berbeda,namun saling berkaitan
  • 27. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Daerah Unggul Produk unggul Perusahaan unggul Klaster industri unggul Daerah unggul Perusahaan yang mampu mengatasi perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar atau mempertahankan keuntungan, pangsa pasar dan skala usahanya Sehimpunan perusahaan yang saling terkait dalam hal khusus yang menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi daripada himpunan perusahaan yang lain. Daerah yang mampu memberikan iklim paling produktif bagi dunia usaha Produk berupa barang atau jasa yang mampu selalu menjadi pilihan konsumen untuk membeli.
  • 28. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Model 9 faktor Lingkungan bisnis Industri pendukung & terkait Anugerah Sumber- daya Permintaan domestik Daya saing inter- nasional Politisi dan birokrat pekerja Manajer dan insinyur profesional Para wirausahaw an Peristiwa peluang * Dong-Sung Cho, 2000
  • 29. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Perbandingan 1. Anugerah sumberdaya alam 2. Lingkungan bisnis 3. Industri terkait dan pendukung 4. Permintaan domestik 5. Pekerja 6. Politisi dan birokrat 7. Wirausahawan 8. Manajer dan insinyur profesional 9. Peluang, peristiwa Faktor fisik Faktor manusia Faktor internal Faktor eksternal 1. Kondisi faktor 2. Strategi perusahaan, struktur dan persaingan 3. Industri terkait dan pendukung 4. Kondisi permintaan 5. Pemerintah 6. Peluang Model Diamond Model Sembilan Faktor
  • 30. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org The North American “Double Diamond” (Rugman & D’Cruz, 1993) Supporting Infrastructure Supporting Industries and Institutions Canadian Customers U.S. Customers Canadian-based Resources U.S.-based Resources Canadian government U.S. government Exports outside North America Exports outside North America North American Business
  • 31. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Klaster Industri Mengapa Klaster Industri Ilustrasi klaster agro Ilustrasi klaster wisata Ilustrasi klaster Tek. Produksi Ilustrasi klaster kerajinan Diagram pelaku klaster Ilustrasi klaster pangan
  • 32. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Klaster Industri • Perusahaan jasa • Pemasok input khusus, komponen, mesin, pembiayaan, dan jasa • Perusahaan terkait dan industri hilir (i.e., kanal atau pelanggan) • Produsen produk komplementer • Penyedia infrastruktur khusus • Pemerintah dan lembaga lain yang menyediakan pelatihan khusus, pendidikan, informasi, riset dan dukungan teknik (mis. universitas, think tanks, penyedia latihan ketrampilan) • Lembaga pemerintah untuk penetapan standar • Asosiasi dagang dan lembaga swasta kolektif lainnya Klaster adalah sekumpulan perusahaan dan lembaga yang berdekatan secara geografis, saling terhubung pada bidang khusus, terkait karena kesamaannya dan komplementaritasnya.
  • 33. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Mengapa Klaster Industri? Meningkatkan produktivitas dan efisiensi Merangsang munculnya inovasi Memfasilitasi terjadinya komersialisasi
  • 34. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Produktivitas dan Efisiensi  KI meningkatkan produktivitas dan efisiensi  Akses yang efisien terhadap input khusus, pekerja, informasi, lembaga-lembaga dan “public goods” seperti program pelatihan dan lembaga pelatihan.  Mudah berkoordinasi antar perusahaan  Difusi yang cepat dari “best practices”  Perbandingan kinerja dengan pesaing
  • 35. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Inovasi  KI merangsang munculnya inovasi  Lebih dapat merasakan peluang inovasi.  Hadirnya berbagai pemasok dan lembaga yang dapat membantu terciptanya pengetahuan.  Kemudahan dalam bereksperimen dari tersedianya sumberdaya lokal.
  • 36. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Komersialisasi  KI memfasilitasi terjadinya komersialisasi  Peluang bagi perusahaan baru dan bisnis baru lebih nampak.  Hambatan untuk masuk (barrier to entry) ke dalam industri terkait lebih rendah karena tersedianya ketrampilan, pasokan dll.
  • 37. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Diagram pelaku klaster industri Industri inti Pemasok Pembeli Industri pendukung Industri terkait Lembaga pendukung
  • 38. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi klaster komoditas agro Petani Pengolahan hasil pertanian Benih, bibit Pupuk, Pestisida, Herbisida Peralatan panen Teknologi Irigasi & iklim Peralatan pengolahan Label Kemasan Public Relations dan Periklanan Penerbitan Khusus Klaster Pangan Klaster Pariwisata Pendidikan Riset Fasilitas Perdagangan Badan Pemerintah Distributor, agen, grosir Restoran Ritel konsumen Transportasi Organisasi petani Organisasi pengolah Organisasi pedagang Pengumpul, eksportir Konsultan bisnis Industri hilir berbasis agro Lembaga pembiayaan Lembaga kolaboratif
  • 39. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi klaster kerajinan Perajin Galleries, outlet Budidaya pertanian peternakan Peralatan produksi Infrastruktur fisik Peralatan pengolahan Label Kemasan Public Relations dan Periklanan Penerbitan Khusus Klaster Pangan Klaster Pariwisata Pendidikan Riset Fasilitas Perdagangan Badan Pemerintah Distributor, agen, grosir Industri sandang Ritel konsumen Transportasi Organisasi masyarakat Organisasi perajin Organisasi pedagang Pengumpul, eksportir Konsultan bisnis Industri perumahan Klaster Agro Eksplorasi SDA (bahan baku) Industri perabot RT Importir bahan baku/pembantu Lembaga pembiayaan Lembaga kolaboratif
  • 40. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi klaster wisata Transportasi Akomodasi Telekomunikasi Public Relations dan Periklanan Penerbitan Khusus Klaster Pangan Klaster Pertanian Keamanan Lembaga Pembiayaan Pemerintah Pusat keluarga individu Klp wisata Klp studi Universitas. Sekolah, Pelatihan Pemerintah Provinsi Pemerintah Daerah Klaster teknologi produksi Organisasi komunitas Jalan raya Bandar Udara Peristirahatan, pantai Prmainan, Rkreasi, alm bbas Eceran, restauran, pasar Desa Wisata Tempat bersejarah Keg Olahraga, keg. masyarakat Kongres bisnis Daya Tarik Wisata Regu olahraga pasien delegasi politisi pengusaha Pengunjung Operator wisata Agen perjalanan Pemandu wisata konstruksi Layanan kesehatan asuransi Makanan & minuman pemasok Industri terkait Pembiayaan Cinderamata Asosiasi industri Kesehatan, pendidikan Lembaga kolaboratif
  • 41. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi klaster pangan Daging & ikan olahanikan Ternak ruminansia Peralatan panen Teknologi Irigasi & iklim Peralatan pengolahan Label Kemasan Public Relations dan Periklanan Penerbitan Khusus Klaster Agro Klaster Pariwisata Pendidikan Riset Fasilitas Perdagangan Badan Pemerintah Distributor, agen, grosir Restoran Gerai / ritel konsumen Transportasi Organisasi petani Organisasi pengolah Organisasi pedagang Pengumpul, eksportir Konsultan bisnis Lembaga pembiayaan Lembaga kolaboratif Minuman botolTernak unggas Biji2-an, umbi2-an Buah2-an Makanan kering Roti & kue basah Makanan segar Pasar Modern
  • 42. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi klaster teknologi produksi Metal Work Machine Tools Process Equipment Production Machinery Process Equipment Subsystems Process Equipment Components Other Machinery Transportation Equipment Parts Material Handling Specialized Services Banking, Accounting, Legal, Environmental Specialized Risk Capital Bank, Lenders Cluster Organizations Adv Mfg Network Training Institutions Research Metal Processing Specialized Inputs Casting and Forging and Other Products Vehicles and Heavy Stamping Related Machinery Consumer Equipment Construction Machinery Related Equipment (Blast Furnace and Steel Mills)
  • 43. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi kebijakan pemerintah dan dukungan pihak swasta Kebijakan Pemerintah Dukungan Pihak Swasta Penentu Produktivitas Peningkatan landasan ekonomi mikro Peran baru asosiasi industri
  • 44. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi kebijakan pemerintah dalam perkuatan Klaster Industri Konteks strategi perusahaan & persaingan Industri pendukung & terkait Kondisi Faktor (input) Kondisi permintaan
  • 46. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi kebijakan pemerintah (faktor input)  Menciptakan program pendidikan dan pelatihan khusus (spesialis)  Melakukan riset pada universitas lokal tentang teknologi yang berhubungan dengan klaster  Mendukung pengumpulan dan kompilasi data tentang klaster spesifik.  Meningkatkan tranportasi, komunikasi khusus dan infrastruktur lain yang dibutuhkan oleh klaster back
  • 47. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi kebijakan pemerintah (kondisi persaingan dan strategi perusahaan)  Mengurangi hambatan untuk bersaing di tingkat lokal  Menarik investasi asing dengan berfokus pada topik- topik sekitar klaster  Fokus pada peningkatan ekspor di sekitar klaster  Mengorganisasikan instansi pemerintah yang relevan di sekitar klaster back
  • 48. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi kebijakan pemerintah (kondisi permintaan)  Menciptakan standar kebijakan yang dapat mendukung klaster  Mengurangi ketidakpastian kebijakan  Merangsang „early adoption‟  Mendorong inovasi produk dan proses  Mensponsori layanan pengujian, sertifikasi produk, rating yang independen  Berlaku sebagai pembeli yang penuntut untuk barang dan jasa dari klaster back
  • 49. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi kebijakan pemerintah (industri pendukung dan terkait)  Mensponsori forum untuk mengumpulkan semua partisipan klaster  Berupaya untuk menarik pemasok dan penyedia jasa dari daerah lain  Membangun free trade zone, industrial park, supplier park yang berorientasi klaster back
  • 50. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi dukungan pihak swasta dalam perkuatan Klaster Industri Context for Firm Strategy and Rivalry Related and Supporting Industries Factor (Input) Conditions Demand Conditions
  • 51. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi dukungan swasta (faktor input)  Secara bersama-sama mengembangkan kurikulum pendidikan ketrampilan, pendidikan teknik pada perguruan tinggi  Mensponsori pusat penelitian khusus di universitas  Mengumpulkan informasi klaster melalui asosiasi perdagangan  Menjaga hubungan dengan penyedia infrastruktur untuk kepentingan kebutuhan klaster yang khusus (mis.:komunikasi data, logistik)  Mengadakan kursus bagi para manager tentang isu-isu kebijakan, kualitas dan manajemen back
  • 52. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi dukungan swasta (kondisi persaingan dan strategi perusahaan)  Melakukan pemasaran bersama melalui pameran dagang dan delegasi dagang  Bekerjasama dengan upaya pemerintah dalam peningkatan ekspor  Membuat direktori partisipan klaster back
  • 53. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi dukungan swasta (kondisi permintaan)  Bekerjasama dengan pemerintah dalam merampingkan dan memodifikasi kebijakan untuk mendorong inovasi  Mendirikan organisasi pengujian dan standar lokal back
  • 54. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Ilustrasi dukungan swasta (industri pendukung dan terkait)  Mendirikan asosiasi perdagangan berbasis klaster  Mendorong tersedianya pemasok lokal dan menarik investasi bagi pemasok dari manapun melalui upaya kolektif dan individual. back
  • 55. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org • Melakukan lobby kepada pemerintah • Perdagangan dan regulasi • Menyelenggarakan pertemuan untuk berjaringan Peran baru asosiasi industri Peran Tradisional • Berunding dengan pemerintah - Perdagangan dan regulasi • Menghimpun informasi dan menyebarluaskannya - Mis. Melakukan benchmarking secara reguler • Pemasaran bersama - Mis. Pameran dagang, misi dagang • Pelatihan - Pelatihan untuk manajer - Kolaborasi dengan lembaga pendidikan di luar daerah - Menjadi sponsor untuk beasiswa kelompok tertentu • Riset - Bermitra dengan perguruan tinggi - Standardisasi dan pengujian - Lembaga riset terspesialisasi • Pengadaan (belanja) - Program pembelian bersama • Lingkungan Hidup - Proyek percontohan - Sponsor kegiatan riset Peran Baru Cluster activation and enabling
  • 56. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Penentu produktivitas dan pertumbuhan produktivitas Ekonomi makro, Politik, dan konteks legal untuk Pembangunan Landasan Ekonomi Mikro untuk Pembangunan Kecanggihan operasi perusahaan dan strategi Kualitas lingkungan bisnis ekonomi mikro • Kebijakan ekonomi makro yang sehat dan politik / konteks legal yang stabil memang diperlukan untuk menjamin kemakmuran ekonomi, tapi tidak cukup • Daya saing sangat bergantung pada perbaikan landasan persaingan ekonomi mikro
  • 57. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Peningkatan landasan ekonomi mikro Context for Firm Strategy and Rivalry Related and Supporting Industries Factor (Input) Conditions Demand Conditions Input lokal sedikit Input lokal yg berlapis-lapis Biaya input Kualitas input Input umum Input khusus
  • 58. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Peningkatan landasan ekonomi mikro Context for Firm Strategy and Rivalry Related and Supporting Industries Factor (Input) Conditions Demand Conditions Keuntungan dari biaya input Keuntungan dari biaya total dan diferensiasi Investasi rendah Investasi tinggi Meniru Inovasi Bersaing dengan impor Bersaing dengan lokal
  • 59. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Peningkatan landasan ekonomi mikro Context for Firm Strategy and Rivalry Related and Supporting Industries Factor (Input) Conditions Demand Conditions Permintaan lokal yang “sederhana” Keseimbangan pada permintaan dalam negeri Pasokan komoditas ke pasar luar negeri Pasar lokal yang canggih dan tersegmentasi Ekspor tradisional ke negara maju Ekspor non-tradisional ke negara tetangga
  • 60. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Peningkatan landasan ekonomi mikro Context for Firm Strategy and Rivalry Related and Supporting Industries Factor (Input) Conditions Demand Conditions Aliansi dengan perusahaan asing Kolaborasi dengan perusahaan lokal Material, komponen, mesin, jasa impor Pemasok berbasis lokal Perusahaan dan industri yg terisolasi klaster
  • 61. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Isu penting dalam agenda pengembangan daya saing ekonomi daerah Pelaku Usaha Skala Kecil • Usaha Kecil tidak terisolasi dari lingkungan bisnis • Pemihakan kepada Usaha kecil adalah memberikan prioritas untuk mengantarkannya menjadi lebih berdaya saing Regionalisasi • Daerah tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan daerah di sekelilingnya • Kolaborasi lintas daerah merupakan pendukung daya saing nasional Pijakan Klaster Industri • Keberadaan lapisan pemasok, industri pendukung dan terkait merupakan landasan formasi klaster industri • Perkuatan hubungan bisnis (linkage) merupakan agenda prioritas Instrumen Kebijakan • Agenda kolaborasi, strategi dan prioritas pengembangan perlu dituangkan dalam instrumen kebijakan yang mendukung Lembaga Kolaborasi • Diperlukan kelembagaan yang dapat mengawal agenda peningkatan daya saing. • Jika lembaga yang sudah ada tidak mencukupi, dibutuhkan dibentuknya lembaga baru
  • 62. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Koordinasi Ekonomi Regional Kondisi faktor (input) Strategi dan persaingan Kondisi Permintaan Industri pendukung dan terkait Tata peme- rintahan regional • Meningkatkan infrastruktur transportasi regional • Menciptakan jaringan energi yg efisien • Meningkatkan hubungan komunikasi regional • Meningkatkan pasar finansial • Meningkatkan pendi- dikan tinggi dgn mem- fasilitasi spesialisasi dan pertukaran mhs • Memperluas bisnis lintas batas serta akses dan berbagi ttg info finansial. • Koordinasi untuk menjamin keamanan pribadi • Koordinasi kebijakn ekonomi makro • Mengurangi ham- batan perdagangan dan investasi dalam wilayah regional • Bersepakat ttg pan- duan promosi inves- tasi asing utk mem- batasi bentuk inves- tasi yg tdk mening- katkan produktivitas • Menyederhanakan regulasi dan adm lintas wilayah • Menjamin perlin- dungan dasar mini- mum bagi investor • Mengkoordinasikan kebijakan persaingan • Menetapkan standar lingkungan minimum • Menetapkan standar keaman minimum • Menciptakan prosedur bersama tentang pembelian pemerintah • Membangun aturan perlindungan konsumen secara timbal balik • Membangun peningkatan proses di dalam klaster yang bersifat lintas batas - pariwisata - Agribusiness - Textile dan apparel - Teknologi informasi • Berbagi praktik terbaik operasi pemerintahan • Memperbaiki lembaga regional - Regional Development Bank - Dispute mekanisme pemecahan masalah - Kebijakan badan koordinasi • Mengembangkan suatu strategi pemasaran regional
  • 63. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org PROPENAS (UU no 25 th 2000) Kebijakan Pembangunan Indag th 2001 RTJM-UKM 2002 Peraturan presiden no 7 tahun 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional 2005 UU no 32 th 2004 tentang Pemerintahan Daerah
  • 64. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org PROPENAS (UU no 25 th 2000) BAB IV PEMBANGUNAN EKONOMI...........................................................….......... IV – 1 A. UMUM....................................................................................................................... IV - 1 B. ARAH KEBIJAKAN ................................................................................................ IV - 4 C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN .......................................................... IV – 8 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Memenuhi Kebutuhan Pokok Masyarakat . IV – 12 2. Mengembangkan Usaha Skala Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi ......... IV – 28 3. Menciptakan Stabilitas Ekonomi dan Keuangan ............................................. IV - 32 4. Memacu Peningkatan Daya Saing ................................................................ IV - 45 5. Meningkatkan Investasi ................................................................................... IV - 58 6. Menyediakan Sarana dan Prasarana Penunjang Pembangunan Ekonomi ....... IV - 63 7. Memanfaatkan Kekayaan Sumber Daya Alam Secara Berkelanjutan ............ IV – 73 D. KERANGKA EKONOMI MAKRO ....................................................................... IV – 80 1. Arah Kebijakan Ekonomi Makro .................................................................... IV – 80 2. Gambaran Umum Perekonomian .................................................................... IV - 84 3. Struktur Ekonomi ............................................................................................ IV - 89 4. Neraca Pembayaran ......................................................................................... IV - 91 5. Keuangan Negara ............................................................................................ IV - 96 6. Moneter ........................................................................................................... IV - 99 E. MATRIKS KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI................ IV - 101
  • 65. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org PROPENAS (UU no 25 th 2000) 4 Memacu Peningkatan Daya Saing 4.1 Pengembangan Ekspor 4.1.1 Program Pengembangan Ekspor 4.2 Pengembangan Industri Berkeunggulan Kompetitif 4.2.1 Program Penataan dan Penguatan Basis Produksi dan Distribusi 4.2.2 Program Penguatan Pranata Iklim Kompetitif dan Non-diskriminatif 4.3 Penguatan Institusi Pasar 4.3.1 Program Penguatan Institusi Pasar 4.4 Pengembangan Pariwisata 4.5 Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) 4.5.1 Program Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Dunia Usaha 4.5.2 Program Diseminasi Informasi Teknologi
  • 66. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org PROPENAS (UU no 25 th 2000) 4.2 Pengembangan Industri Berkeunggulan Kompetitif ……… Dalam rangka mengkonsolidasikan pembangunan sektor-sektor primer, sekunder, dan tersier, termasuk keseimbangan persebaran pembangunannya ditempuh pendekatan klaster industri. Melalui pendekatan ini diharapkan pola keterkaitan antar kegiatan baik di dalam sektor industri sendiri (keterkaitan horisontal) maupun antara sektor industri dengan seluruh jaringan produksi dan distribusi terkait (keterkaitan vertikal) akan dapat secara responsif menjawab tantangan persaingan global yang semakin ketat. Dipilihnya pendekatan klaster industri didorong oleh pemikiran bahwa berbagai kebijakan yang lalu bersifat parsial dan memberi preferensi lebih pada kegiatan industri tertentu yang cenderung kurang memperhatikan keterkaitan horisontal maupun vertikal, sehingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan pada gilirannya justru melemahkan daya saing nasional.
  • 67. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org PROPENAS (UU no 25 th 2000) 4.2 Pengembangan Industri Berkeunggulan Kompetitif Lanjutan ……… Pengembangan klaster industri membutuhkan rumusan strategi nasional industrialisasi yang perumusannya melibatkan unsur pemerintah, termasuk pemerintah daerah, bersama seluruh pelaku usaha. Strategi nasional tersebut memuat arahan pengembangan masing-masing klaster industri yang secara khusus mempertimbangkan potensi sumber daya lokal. Melalui pendekatan ini, daerah (pemerintah daerah beserta pelaku usaha terkait) memiliki peluang lebih besar di dalam menciptakan lingkungan bisnis lokal yang kondusif. Pada hakekatnya, klaster industri merupakan bentukan organisasi industrial yang paling sesuai guna menjawab tantangan globalisasi, tuntutan desentralisasi, dan sekaligus mendorong terbentuknya jaringan kegiatan produksi dan distribusi serta pengembangan PKMK untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Program-program pengembangan industri berkeunggulan kompetitif adalah sebagai berikut.
  • 68. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org PROPENAS (UU no 25 th 2000) 4.2.1 Program Penataan dan Penguatan Basis Produksi dan Distribusi ………… Sasaran program ini adalah (1) terwujudnya proses industrialisasi yang mantap dengan dasar sistem keterkaitan yang terintegrasi antara kegiatan industri dengan kegiatan- kegiatan produksi lain terkait dan distribusi; (2) makin kukuhnya upaya pengembangan klaster industri yang kompetitif berbasis sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya potensial lainnya, termasuk keragaman budaya; dan (3) makin tingginya keragaman basis produksi dan distribusi yang berdaya saing global.
  • 69. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org PROPENAS (UU no 25 th 2000) 4.2.1 Program Penataan dan Penguatan Basis Produksi dan Distribusi Lanjutan ………… Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan pokok yang dilakukan adalah (1) pengkajian basis daya saing sektor industri dan keterkaitannya dengan sektor-sektor produksi lain dan distribusi; (2) perumusan strategi peningkatan daya saing global dengan prioritas pada klaster industri berbasis sumber daya alam terutama industri pertanian (dalam arti luas) termasuk industri kelautan, klaster industri berbasis tenaga kerja terampil dan terlatih, dan klaster industri berbasis padat modal; (3) pengorganisasian keterkaitan usaha produksi dan distribusi dengan pola pendekatan klaster industri;
  • 70. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org PROPENAS (UU no 25 th 2000) 4.2.1 Program Penataan dan Penguatan Basis Produksi dan Distribusi Lanjutan ………… (4) penguatan unsur-unsur pokok pendukung penguatan daya saing global kegiatan produksi dan distribusi di beberapa wilayah potensial termasuk kawasan Timur Indonesia; (5) pengembangan dan penerapan standardisasi produk barang dan jasa sesuai kebutuhan regional/global; (6) peningkatan kualitas produk dan produktivitas usaha; dan (7) peningkatan kemampuan penguasaan teknologi proses, teknologi produksi, teknologi rancang bangun dan perekayasaan industri sesuai kebutuhan.
  • 71. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org PROPENAS (UU no 25 th 2000) 4.2.1 Program Penataan dan Penguatan Basis Produksi dan Distribusi Lanjutan ………… Khusus untuk mendukung pengembangan klaster industri pertanian dalam arti luas, maka dibutuhkan penguatan jaringan agribisnis dan agroindustri. Untuk itu, komponen pokok yang perlu dikembangkan adalah modernisasi pertanian. Peningkatan kualitas produk pertanian baik dalam jumlah, keragaman, maupun kontinuitasnya, dan pemberdayaan pelaku pertanian menjadi sangat penting.
  • 72. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kebijakan Pembangunan Indag th 2001 A. Sasaran Sasaran pembangunan sektor industri dan perdagangan pada tahun 2001 adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya pengembangan industri yang mempunyai keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif dengan mengacu kepada pengembangan klaster industri, sehingga tercipta struktur industri yang kokoh dan seimbang; 2. …… 3. …… 4. …… 5. …… 6. …… 7. …… 8. …… 9. …… 10. …… 11. …… 12. …… 13. …… 14. …… 15. ……
  • 73. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kebijakan Pembangunan Indag th 2001 B. Strategi Strategi pembangunan industri dan perdagangan, pada hakekatnya merupakan strategi industrialisasi yang bersifat multi-dimensional dan lintas sektoral/regional, dimaksudkan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kedua sektor ini sesuai dengan visi, misi, dan sasaran yang telah ditetapkan, yaitu : 1. …… 2. ……
  • 74. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kebijakan Pembangunan Indag th 2001 B. Strategi 3. Pemanfaatan keunggulan komparatif dan penciptaan keunggulan kompetitif dalam rangka menghadapi persaingan global. Strategi ini mengupayakan penciptaan nilai tambah, perluasan kesempatan kerja, dan perolehan devisa yang optimal dengam menempatkan keunggulan komparatif sumber daya alam, terutama agroindustri dan agribisnis sebagai leading-sector, yang didukung oleh industri-industri penunjangnya, serta terus menerus mengembangkan keunggulan kompetitif untuk menghadapi persaingan global. Dengan keterbatasan sumber daya yang ada, maka perlu ditentukan industri-industri penghasil produk-produk unggulan nasional maupun produk-produk andalan daerah. Suksesnya strategi dimaksud memerlukan pendekatan prioritas (priority approach) melalui pendekatan klaster industri yang diharapkan akan menciptakan pola keterkaitan antar kegiatan baik di dalam sektor industri sendiri (keterkaitan horizontal) maupun antara sektor industri dengan seluruh jaringan produksi dan distribusi terkait (keterkaitan vertikal). 4. …… 5. …… 6. ……
  • 75. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kebijakan Pembangunan Indag th 2001 C. Kebijakan Pembangunan Industri dan Perdagangan 1. …… 2. Sesuai dengan arahan GBHN 1999-2004 dan Undang-undang RI No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000- 2004, serta dengan memperhatikan kekuatan-kekuatan yang selama ini telah dimiliki sebagai hasil pembangunan yang telah dilakukan, kelemahan- kelemahan yang masih harus dihadapi, serta peluang-peluang yang ada baik ditingkat lokal maupun internasional, maka kebijakan pembangunan industri jangka panjang antara lain diarahkan pada :
  • 76. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kebijakan Pembangunan Indag th 2001 C. Kebijakan Pembangunan Industri dan Perdagangan Lanjutan . . . . . a. Pembentukan industri klaster dengan memperkuat industri-industri yang terdapat dalam rantai nilai (value chain ), antara lain industri inti, industri penunjang dan industri terkait, yang dapat mendorong keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Selain itu, memperkuat keterkaitan antar klaster dalam satu sektor dan dengan klaster pada sektor lainnya serta sekaligus mendorong kemitraan antara UKM dengan perusahaan besar dan kaitan interaktif yang relevan lainnya, sehingga membentuk jaringan industri dan struktur yang mendukung peningkatan nilai tambah melalui peningkatan produktivitas. Disamping itu, kebijakan dasar yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pembentukan klaster adalah mendorong tumbuhnya related industries yang memerlukan suplai bahan baku dan penolong yang sama, sehingga memperkuat partnership antara core, supporting, dan related industries, serta memfasilitasi upaya-upaya pemasaran internasional dalam peningkatan ekspor; b. …… 3. ……
  • 77. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Rencana Tindak Jangka Menengah Meneg UKM Cuplikan Lampiran D • RENCANA TINDAK JANGKA MENENGAH UNTUK PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN UKM BERKEUNGGULAN KOMPETITIF – Pendekatan klaster sebagai kerangka acuan perumusan UKM berkeunggulan kompetitif dan penyediaan BDS yang efektif • Membimbing dan koordinasi inisiatif pengembangan klaster pada tingkat nasional dan regional
  • 80. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org UU no 32 th 2004 tentang Pemerintahan Daerah
  • 81. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org UU no 32 th 2004 tentang Pemerintahan Daerah
  • 83. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kecukupan lingkup Adequacy of scope  kelengkapan instrumen- instrumen kebijakan yang dipergunakan, dengan memperhatikan karakteristik permasalahan pada sisi demand, supply dan linkages
  • 84. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Daya ungkit Leverage Effects  Merupakan dampak yang diharapkan dari intervensi  Kondisi ideal adalah jika upaya yang dilakukan relatif kecil, namun dampaknya relatif besar.
  • 85. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Pembatasan intervensi Exit Policy  kriteria dan cara untuk membatasi intervensi pemerintah, sehingga secara bertahap permasalahan yang ditangani dapat dikembalikan pada mekanisme pasar.
  • 86. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Inisiasi Prakarsa Klaster Partisipan Lokakarya Awal Proses Pengembangan Klaster Tahapan Klasifikasi Klaster Industri Lembaga Kolaborasi Beberapa penyebab kegagalan
  • 87. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Partisipan Lokakarya Awal • Perwakilan sektor dan kelompok dalam kamar dagang • Perwakilan pemerintah daerah • Perwakilan pendidikan teknik, universitas, R&D dan lembaga MSTQ, inkubator teknologi dan sejenisnya • Perwakilan UKM dan lembaga pendukung bisnis • Perwakilan asosiasi bisnis dan profesi • Perwakilan asosiasi dagang dan LSM yg tertarik dengan isu ekonomi • Perwakilan bank dan perusahaan penting (besar) • Perwakilan media lokal dan regional. Informasi tentang proyek harus disebarluaskan sebelumnya.
  • 88. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Proses Pengembangan Klaster Implementasi Peren- canaan aksi Pengem- bangan Strategi Kolaborasi dengan Stakeholder Pelibatan Stakeholder Mobilisasi Stakeholder Pengum- pulan Data Pendefi- nisian lingkup Pem- bentukan Tim Inisiasi Pembelajaran dan Kepemimpinan Pengelolaan keterlibatan dan Komunikasi evaluasi Pengamanan kesepakatan Pengeloalaan Tugas, SDM dan hubungan Penentuan SDM dan Sumber dana
  • 89. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Proses Pengembangan Klaster Inisiasi Pendefinisian lingkup Pembentukan tim Pengumpulan data Pelibatan stakeholder Mobilisasi stakeholder Pembelajaran dan kepemimpinan Kolaborasi dengan stakeholder Pengembangan strategi Pengelolaan keterlibatan dan komunikasi Perencanaan aksi Implementasi Penentuan SDM dan sumber dana Pengelolaan tugas, SDM dan hubungan Pengamanan kesepakatan Evaluasi
  • 90. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Lembaga Kolaborasi • Kamar Dagang • Asosiasi Profesional • Jaringan kerja Sekolah • Kelompok kemitraan Universitas • Jaringan kerja keagamaan • Gabungan dewan penasihat swasta/pemerintah • Dewan Daya Saing Umum • Asosiasi Industri • Asosiasi dan masyarakat profesional khusus • Kelompok alumni dari perusahaan inti klaster • Inkubator Klaster-spesifik • Lembaga kolaborasi adalah organisasi formal dan informal yang - Memfasilitasi pertukaran informasi dan teknologi - Memelihara kerjasama dan koordinasi • Lembaga Kolaborasi dapat meningkatkan lingkungan bisnis dengan cara - Menciptakan hubungan dan tingkat kepercayaan (trust) yang mendukung - Menguatkan standard bersama - Memfasilitasi organisasi dalam membuat aksi kolektif - Mendukung komunikasi antar faham dan perilaku - Memberikan mekanisme untuk mengembangkan agenda ekonomi atau agenda klaster secara bersama
  • 91. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Apakah terdapat aktivitas sektoral yang telah terdefinisi? STOP Apakah sektor ini cukup kompetitif, saling terhubung dan memiliki potensi ekspor? Diskusikan dengan Komite Klaster Tidak Ya Tidak Tahu Apakah terdapat peluang komersial tertentu yang memiliki hasil? Tidak Apakah terdapat aktivitas yang memiliki rantai nilai yang cukup untuk membuat kompetensinya meningkat? Ya Apakah sektor ini signifikan secara nasional/regional? Diskusikan dengan Komite Klaster Tidak Tahu STOP Tidak Ya STOP Tidak Teridentifikasi Potensi Klaster Regional Teridentifikasi Potensi Klaster Komersial Tidak Ya Teridentifikasi Potensi Klaster Nasional Ya 1… Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
  • 92. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org 1… Apakah ada dukungan dari Pemerintah setempat? Apakah potensi klaster telah dianalisis dan rantai nilai telah dipetakan? Diskusikan dengan Komite Klaster Tidak Ya Apakah ada dukungan dari industri lokal, institusi riset dan pendidikan? Tidak Ya Apakah peluang ekspor beserta tantangannya telah teridentifikasi? Tidak Ya Tidak Ya Klaster pada tahap Inisiasi Klaster meningkat ke tahap Inkubasi 2… Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
  • 93. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Apakah telah dilakukan benchmark untuk mengukur kemajuan? 2… Apakah terdapat fasilitator terlatih, netral dan diterima oleh klaster telah dilibatkan? Apakah struktur organisasi telah teridentifikasi? Tidak Ya Apakah agenda aksi bersama telah terdefinisi? Tidak Ya Apakah kemampuan klaster telah dikaji? Tidak Ya Tidak Ya Klaster pada tahap Inkubasi Klaster dapat dilanjutkan ke tahap Implementasi 3… Apakah rencana aksi spesifik telah diimplementasikan? Tidak Tidak Ya Ya Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
  • 94. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Apakah sudah ada pendapatan yang dihasilkan oleh klaster? Apakah jumlah tenaga kerja dalam klaster meningkat? Apakah produk hasil inovasi telah dihasilkan oleh prakarsa kolaborasi? 3… Apakah fasilitator masih terlibat dalam proses? Apakah pasar prioritas telah ditentukan? Tidak Ya Apakah keanggotaan klaster meningkat? Tidak Ya Apakah aliansi bisnis baru terbentuk di dalam klaster? Tidak Ya Tidak Ya Klaster pada tahap Implementasi Klaster dapat ditingkatkan ke tahap Improvement 4… Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
  • 95. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Apakah dihasilkan bisnis atau investasi baru? 4… Apakah reputasi klaster menghasilkan peluang pasar baru? Apakah klaster baru telah terbentuk? Tidak Ya Apakah pendapatan klaster dapat membuat klaster berkelanjutan? Tidak Ya Apakah momentum klaster masih ada? Tidak Ya Tidak Ya Klaster pada tahap Perbaikan (Improvement) Apakah terdapat tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan klaster? Tidak Ya Tahapan Klasifikasi Klaster Industri
  • 96. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Beberapa penyebab kegagalan prakarsa pengembangan klaster • Memberikan prioritas klaster berdasar pada klasifikasi generik (mis.: nilai tambah yang tinggi) daripada potensi lokal dan keinginan untuk mengembangkan diri. • Mempertentangkan antara klaster yang digerakkan oleh pemerintah (government-driven) dan oleh swasta (private sector-driven) • Menggunakan konsep klaster hanya sebagai „selubung‟ untuk intervensi dan kebijakan industri. • Definisi klaster terlalu luas atau terlalu sempit • Pertimbangan geografis terlalu luas atau terlalu sempit • Berorientasi kepada subsidi atau pembatasan persaingan. • Mengabaikan klaster yang kecil, baru muncul atau tradisional. • Mencoba untuk menciptakan klaster tanpa adanya landasan kuat.
  • 97. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Isu kontemporer Business Development Service Technology Roadmap Agropolitan Kapasitas Inovatif One Stop Services Regulatory Impact Assessment Balanced Scorecard Kerjasama antar daerah
  • 98. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Business Development Service Lihat penjelasan tentang Business Development Service Provider
  • 99. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Generic Technology Roadmap (Schematic) time Business / Market Product / Service / Capability / Systems Technology / Skills / Competences / Resources }“Resources” (know-how) “Delivery” (know-what) “Purpose” (know-why) “Timing” (know-when) Layers connect: *) University of Cambridge, 2001
  • 101. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Agropolitan • AGROPOLITAN (Agro = pertanian : Politan = kota) adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem & usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. • KAWASAN AGROPOLITAN, terdiri dari Kota Pertanian dan Desa-Desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi Pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada. Dengan kata lain Kawasan Agropolitan adalah Kawasan Agribisnis yang memiliki fasilitas perkotaan. • PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN, adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah.
  • 102. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Lokasi Agropolitan - 2002 No Provinsi Kabupaten Basis 1 Sumatera Barat Agam Ternak sapi 2 Bengkulu Rejang Lebong jagung dan sayuran 3 Jawa Barat Cianjur sayuran dan bungaan 4 DI Yogyakarta Kulon Progo Biofarmaka 5 Bali Bangli Kopi dan jeruk 6 Sulawesi Selatan Barru sapi 7 Gorontalo Boalemo Jagung (+ sapi) 8 Kalimantan Timur Kutai Timur Coklat dan jagung
  • 103. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Lokasi Agropolitan - 2003 No Provinsi Kabupaten Basis 1 Nanggroe Aceh Darussalam Aceh Besar sapi 2 Sumatera Utara Karo, Simalungun, Dairi, Toba Samosir, tapanuli Utara sayuran 3 Lampung Lampung tengah Padi, jagung, kedelai 4 Bangka Belitung Belitung Manggis dan lada 5 Riau Indragiri Hilir Kelapa dan padi 6 Jambi Tanjung jabung Timur Kedelai dan sapi potong 7 Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir Padi dan hortikultura 8 Banten Pandeglang Palawija dan Durian 9 Jawa Barat Kuningan sapi 10 Jawa Tengah Semarang, Pemalang palawija
  • 104. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Lokasi Agropolitan - 2003 No Provinsi Kabupaten Basis 11 Jawa Timur Mojokerto, Banyuwangi palawija 12 Bali Tabanan peternakan 13 Nusa Tenggara Barat Dompu sapi 14 Nusa Tenggara Timur Kupang sapi 15 Sulawesi Utara Minahasa Kentang, wortel, sayuran 16 Sulawesi Tengah Donggala Kakao, sapi, ikan 17 Sulawesi Tenggara Kendari sapi 18 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Tengah Jeruk dan sayuran 19 Kalimantan Tengah Kapuas sapi 20 Barru sapi 21 Papua Jayapura kakao
  • 105. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org One Stop Service • Merupakan layanan publik yang terletak dalam satu atap, dimaksudkan untuk membuat proses pengurusan dapat lebih efisien. • Yang biasanya dimasukkan dalam layanan ini di antaranya adalah: perijinan usaha, pendaftaran penduduk. • Daerah yang memiliki lembaga pelayanan satu atap: – Kota & kabupaten Kediri,Magetan, Ngawi, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Kab. Pasuruan, Kota Probolinggo, Kab. Banyuwangi, Kot Blitar, Kota & Kab. Malang, Gresik, Pare-pare, Gianyar,
  • 107. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Rantai Nilai Logistik masuk operasi Logistik keluar Pemasaran & penjualan pelayanan Pembelian Pengembangan Teknologi Manajemen SDM Infrastruktur Perusahaan Value Kegiatan Utama KegiatanPendukung
  • 108. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Rantai Nilai Logistik masuk (penyimpanan material datang, Pengumpulan data, Pelayanan, Akses thd konsumen) Infrastruktur Perusahaan (pembiayaan, perencanaan, hubungan investor) Operasi (perakitan, Fabrikasi komponen, Branch Operations) Logistik Keluar (pengolahan order, penggudangan, Penyusunan laporan) Pemasaran & Penjualan (tenaga penjualan, Promosi, iklan, Penulisan proposal, Web site) Layanan Purna Jual (instalasi, Dukungan kpd konsumen, Penanganan keluhan, Perbaikan) Manajemen SDM (rekrut, pelatihan, sistem kompensasi) Pengembangan Teknologi (desain produk, pengujian, desain proses, riset material, riset pasar) Pembelian (komponen, permesinan, iklan, pelayanan) Value Pembeli bersedia untuk membeli • Perusahaan adalah kumpulan kegiatan yang berbeda dan unik, tempat keunggulan kompetitif berada. KegiatanPendukung Kegiatan Utama
  • 109. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Rangkaian Rantai Nilai perusahaan Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Marketing & Sales Service Procurement Technology Development Human Resource Management Firm Infrastructure MarginMargin Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Marketing & Sales Service Procurement Technology Development Human Resource Management Firm Infrastructure MarginMarginMarginMargin perusahaan Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Marketing & Sales Service Procurement Technology Development Human Resource Management Firm Infrastructure MarginMargin Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Marketing & Sales Service Procurement Technology Development Human Resource Management Firm Infrastructure MarginMarginMarginMargin
  • 110. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Perusahaan C Perusahaan B Perusahaan A Perusahaan P Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Marketing & Sales Service Procurement Technology Development Human Resource Management Firm Infrastructure MarginMargin Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Marketing & Sales Service Procurement Technology Development Human Resource Management Firm Infrastructure MarginMarginMarginMargin Logistik masuk operasi Logistik keluar Pemasaran & penjualan pelayanan Pembelian Pengembangan Teknologi Manajemen SDM Infrastruktur Perusahaan MarginMarginMarginMargin Logistik masuk operasi Logistik keluar Pemasaran & penjualan pelayanan Pembelian Pengembangan Teknologi Manajemen SDM Infrastruktur Perusahaan MarginMarginMarginMargin Logistik masuk operasi Logistik keluar Pemasaran & penjualan pelayanan Pembelian Pengembangan Teknologi Manajemen SDM Infrastruktur Perusahaan MarginMarginMarginMargin
  • 111. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Barlingmascakeb Sapta Mitra Pantura Kedungsapur Pawonsari Subosuka Wonosraten
  • 112. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kerjasama antar daerah Subosuka wonosraten Surakarta Boyolali Sukoharjo Karanganyar Wonogiri Sragen Klaten Barlingmascakeb Banjarnegara Purbalingga Banyumas Cilacap Kebumen Pawonsari Tiga kabupaten dalam tiga provinsi Pacitan (Jatim) Wonogiri (Jateng) Wonosari (DIY) Sapta Mitra Pantura (Sampan) Kab Brebes Kota Tegal Kab Tegal Kab Pemalang Kab Batang Kota Pekalongan Kab Pekalongan Kedungsapur Kendal Ungaran Semarang Purwodadi
  • 113. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kemitraan Teluk Bone Kota Palopo Kab. Luwu Kab. Luwu Utara Kab. Luwu Timur Kab. Wajo Kab. Bone Kab. Sinjai Kab. Bulukumba Kab. Selayar
  • 115. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kerjasama antar daerah Kawasan Teluk Tomini Sulawesi Tengah Gorontalo
  • 117. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Meta study • Dilakukan oleh Dr. Claas van der Linde dari Institute for Strategy and Competitiveness, Harvard Business School & Research Institute for International Management, University of St. Gallen • Meliputi 833 klaster dari 49 negara, termasuk 24 negara berkembang.
  • 118. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Berdaya saing vs. tak berdaya saing 38,8 21,3 16,3 20 3,8 0 10 20 30 40 50 60 faktor penentu 52,2 30,4 8,7 0 8,7 0 10 20 30 40 50 60 faktor penentu Klaster berdaya saing Klaster tak berdaya saing Faktor input Permintaan Industri pendukung & terkait Strategi & persaingan Lainnya: pemerintah & peluang Sumber: Cluster Meta-Study, Institute for Strategy and Competitiveness, Harvard Business School
  • 119. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Berdaya saing vs. tak berdaya saing 38,3% 16% 20,0% 20,0% 52,2% 30,4% 8,7% Kondisi faktor Industri terkait & pendukung Strategi & Persaingan Kondisi permintaan Kondisi faktor Industri terkait & pendukung Strategi & Persaingan Kondisi permintaan 0% Klaster berdaya saing, mengandalkan berbagai bagian dari Diamond, Klaster tak berdaya saing biasanya hanya mengandalkan kondisi faktor 9,7% 3,8% lainnya lainnya
  • 121. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Mulai dibuat 19/07/2004 Fonts tambahan Arial Rounded MT Bold Jumlah halaman 122
  • 122. Kawi Boedisetio telebiro.bandung0@clubmember.org Kawi Boedisetio +62 817 219 755 telebiro.bandung0@clubmember.org kawi.4shared.com