1. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Mendukung
Terwujudnya Cita – Cita Partai
Oleh:
Mas Wigrantoro Roes Setiyadi
Pengantar
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, partai politik dapat disetarakan dengan
organisasi modern yang mau tidak mau harus memiliki keunggulan bersaing agar
tetap eksis dalam lingkungan ketata-negaraan yang semakin kompleks dan kompetitif
meliputi antara lain aspek ekonomi, budaya, sosial dan politik.
Agar menang dalam kompetisi, partai politik yang modern sebaiknya:
a. Memiliki karakter yang dinamis;
b. Memiliki keunggulan kompetitif;
c. Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas unggul jasmani dan rohani;
d. Berkarya berdasarkan suatu sistem manajemen kepartaian modern;
e. Memanfaatkan teknologi sebagai sarana membangun keunggulan kompetitif.
Teknologi yang mampu untuk mendukung partai politik agar memiliki persyaratan
sebagai sebuah partai modern sebagaimana tercantum dalam butir 2 di atas adalah
Teknologi Informasi (TI).
Teknologi Informasi
Per definisi, TI adalah suatu teknik atau cara untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi.
Meskipun demikian, tidak berarti semua cara untuk mengumpulkan dan seterusnya
hingga menyebarkan dan menyajikan informasi dapat disebut Teknologi Informasi.
2. Batasan dalam pengertian ini adalah bahwa teknik yang digunakan tunduk pada
disiplin ilmu elektronika, komputasi, dan pemrograman.
Wujud nyata TI yang dapat kita lihat antara lain berupa peralatan komputer beserta
perlengakapan pendukungnya, seperti monitor, printer, scanner, hard disk, diskete,
modem, Internet, saluran telepon, aplikasi piranti lunak, dan lain sebagainya. Pada
perkembangannya yang terakhir, peralatan sistem telekomunikasi yang semula berdiri
terpisah dari kelompok komputer, telah berkonvergensi membentuk jaringan
komunikasi data serta aplikasi multimedia.
Pada masa sekarang konfigurasi peralatan komputer tersebut menjadi sangat berdaya
guna terutama setelah munculnya Internet. Dengan Internet, Sistem Informasi yang
semula hanya terdapat pada suatu lokasi tertentu saja, dan hanya dapat diakses dari
satu atau beberapa lokasi tertentu lainnya, sekarang ini menjadi suatu jaringan global
yang dapat diakses dari mana saja, oleh siapa saja, dan dari mana saja.
Manfaat Teknologi Informasi
Implikasi dari tersedianya Internet sebagai suatu jaringan komputer global pada
dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori. Kategori pertama, adalah
implikasi negatif, berupa dampak negatif dari penggunaan Internet secara tidak
bertanggung jawab seperti munculnya jenis kejahatan baru yang menggunakan
Internet, maraknya sajian pornografi melalui Internet, serta perilaku negatif lainnya
yang dipicu oleh Internet. Adapun kategori kedua, berupa dampak positif dari
penggunaan Internet, yang sebetulnya lebih besar dari pada dampak negatifnya.
Sebagaimana sebuah pisau, yang sangat tergantung pada siapa yang
menggunakannya, demikian pula Internet. Jika digunakan untuk kebaikan,
manfaatnya akan sangat besar, sebaliknya jika yang menggunakannya orang yang
tidak bertanggung jawab, mudharat-lah yang akan dihasilkan.
Dalam konteks yang positif dan sejalan dengan upaya mewujudkan cita – cita partai
politik, TI setidaknya dapat menawarkan manfaat untuk:
3. a. Memberikan dukungan manajemen pengelolaan organisasi partai berupa
penyediaan basis data (database) keanggotaan, koordinasi pusat-daerah,
pembinaan kader, pengelolaan sumber daya (keuangan, aset, SDM, dan lain –
lain), serta tersedianya Sistem Informasi Eksekutif bagi pembuatan keputusan
oleh jajaran Pimpinan.
b. Menjadi sarana yang efektif dan efisien di dalam upaya komunikasi dan
penyebaran informasi dari pusat ke daerah, atau sebaliknya; media interaksi
antara pengurus, kader, dan anggota; serta sarana kampanye yang murah dan
mampu menjangkau seluruh wilayah konstituen.
Hubungan TI dan Cita – Cita Partai Politik
Sebagai suatu organisasi, partai politik tidak luput dari keharusan untuk menawarkan
manfaat (benefits) kepada konstituen yang ingin dijadikan sasaran. Jika dalam
organisasi bisnis benefit yang ditawarkan berupa barang dan jasa, dalam partai politik
yang ditawarkan untuk “dijual” kepada masyarakat adalah CITA-CITA PARTAI
yang tercermin dari Visi, Misi, Ideologi, dan Program Kerja. Jika untuk memperoleh
barang dan jasa harus diperoleh dengan transaksi yang dibayar dengan uang, untuk
memperoleh dan merasakan manfaat dari CITA-CITA PARTAI rakyat membelinya
dengan menyerahkan hak suara yang “diberikan” kepada partai yang disukainya.
Pertanyaannya adalah bagaimana partai politik dapat memanfaatkan TI sedemikian
rupa sehingga sebanyak – banyaknya pemegang hak suara memberikan suaranya
untuk ditukarkan dengan CITA-CITA PARTAI yang ditawarkan.
Jawaban dari pertanyaan di atas adalah pemanfaatan TI secara terencana, teratur dan
terbarukan setiap saat, serta memperoleh dukungan dari setiap elemen partai politik
dari jajaran pimpinan di tingkat pusat hingga di tingkat cabang dan ranting. Sebagai
contoh, suatu survei yang dilakukan oleh George Washington University baru – baru
ini menunjukkan bahwa electronic mail (e-mail) telah menjadi sarana komunikasi
politik yang cukup ampuh dan popular di Amerika selama putaran pemilu 2002
(untuk memilih senator). Survei tersebut melaporkan dua per tiga dari dari aktivis
4. politik berkomunikasi dengan media massa dan konstituen menggunakan e-mail.
Ditambahkan para pelaksana kampanye merasa lebih sukses berkampanye
menggunakan Internet dan e-mail.
Keberhasilan pemanfaatan TI dalam kegiatan partai termasuk untuk kampanye,
penggalangan dukungan dana, dan pembinaan kader sebagaimana ditunjukkan di
Amerika Serikat menunjukkan setidaknya tiga hal, adanya perencanaan yang bagus
dalam memanfaatkan Internet sebagai sarana efektif menggalan dukungan massa,
adanya dukungan dari pimpinan partai politik dan kesediaan mereka berkomunikasi
dengan konstituennya menggunakan Internet, serta sudah terbiasanya masyarakat
pemilih ber-Internet dan sekaligus mempercayai Internet sebagai sarana komunikasi
yang efektif dan efisien.
Hambatan
Meskipun barangkali sudah banyak pimpinan partai politik yang mengetahui atau
setidaknya pernah mendengar manfaat TI bagi partai politik, namun demikian
setidaknya di Indonesia, ada kendala besar yang menghambat implementasi TI di
kalangan partai politik.
Hambatan terbesar adalah masih banyak pemimpin partai yang tidak akrab dengan
teknologi, khususnya TI. Hal ini dapat dimengerti karena mereka berasal dari
generasi masa lalu yang tumbuh ketika Internet belum menjadi menu sehari – hari.
Hambatan berikutnya adalah, “karena tidak mengerti maka tidak menyukai”
ungkapan ini pernah muncul dari seorang ketua umum partai besar di Indonesia
ketika menanggapi soal lambannya pembangunan TI di Indonesia. Dua hal di atas
sebetulnya merupakan hambatan utama dari pimpinan partai politik yangdapat
menjelaskan mengapa partai politik masih enggan ber-TI. Hambatan lain yang
bersifat teknis, seperti langkanya SDM yang mumpuni di bidang TI di kepengurusan
partai politik, atau minimnya dana untuk mengadakan perangkat TI, dapat diatasi
dengan mudah bila sudah ada leadership dari atas.
5. Meraih
Pemilih
Fasilitas TI
Partai
Politik
Aktivitas
Kepartaian
Pemilihan
Umum
Kekuasaan
Pengaturan
Executive
Legislative
Cita – Cita
Partai
6. Gambar 1: Peran TI dalam mendukung Terwujudnya Cita – cita Partai
Modem
Server
DPW/
DPC
Modem
Server
DPP
Internet
Masyarakat/anggota mengakses
ke Sistem Informasi Partai
melalui PC di rumah/kantor
atau Warung Internet
Hub
Hub
Gambar2: Konfigurasi Jaringan Intranet Sistem Informasi Partai Politik
Back Office di DPP/DPW/DPC Front End Situs Internet
A
P
L
I
K
Informasi
Visi/Misi/
Proker
A
P
L
I
K
Sistem
Informasi
Eksekutif
7. Internet
Sistem
Informasi
Keanggotaan
Sistem
Informasi
Pembinaan
Kader
Sistem
Informasi
Keuangan
Sistem
Informasi
Administrasi
Pendaftaran
Anggota Baru
Layanan
Keanggotaan
Informasi
Kegiatan
Partai
Sistem
Informasi
Intelligen
Sistem
Informasi
Komunikasi
Anggota/
Kampanye
Informasi
Pendidikan
Kader
Komunikasi
Antar
Anggota /
Pengurus
Struktur
Organisasi
dan
Personalia
Gambar 3: Aplikasi Sistem Informasi Partai Politik Menggunakan Intranet