SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  35
AIRWAY & BREATHING
MANAGEMENT
POKOK BAHASAN
 Bantuan pada sistem Respirasi :
– airway yang bebas
– bantuan ventilasi bila napas spontan
tidak adekuat
– Suplemen O2

 Alat-alat yang diperlukan untuk
tindakan diatas
2
Airway Control
 Membebaskan jalan napas

Prioritas utama pada
Obstruksi airway yang akut.
 Obstruksi airway  pasien tak sadar

o/k jatuhnya pangkal lidah
ke arah posterior.
3
a. Pasien dengan respirasi distres dan masih napas
spontan :
* berikan suplemen O2
Bila ventilasi tidak adekuat : * berikan bantuan ventilasi

b. Tanda-tanda : stridor – crowing
Cyanosis
(+) aksesoris notot-otot pernapasan
retraksi suprasternal, intercostal, epigastrik
Harus dianggap  obstruksi airway yang komplit

4
 Tehnik untuk membebaskan
airway pada keadaan ini :
Chin lift + head tilt
Jaw trust
Pada pasien trauma 
C.Spine control tanpa head tilt
5
Head Tilt

Chin Lift

Jaw Thrust
6
Non trauma  airway maneuver
Pertama : chin lift
Jaw thrust
Perlahan-lahan Head tilt

7
Pasien-pasien dengan trauma :
C spine control

8
Bila dengan cara-cara diatas
( tanpa alat ) tidak berhasil 
 airway adjunct

9
Airway adjunct
1.
2.
3.
4.
5.

Oropharyngeal air way
Nasopharingeal airway
Endotracheal intubation
Crycothyrotomy
Tracheostomy

10
Oropharyngeal airway
Nama lain :

- Mayo
- Guedel
• Memberikan fasilitas untuk suctioning
• Mencegah endotrakheal tergigit pasien

11
Oropharingeal airway
• Sekret, darah, muntahan dibersihkan dulu
( Suction )
• Hanya untuk pasien-pasien tak sadar
Komplikasi : - menimbulkan obstruksi
- dapat menstimulasi muntah
dan spasme laring
12
Ukuran Oropharyngeal airway
Orang dewasa :
Besar
ukuran : 5
Medium
ukuran : 4
Small
ukuran : 3
Cara insersi : - dengan bantuan “tounge“ spatel
- disimpan terbalik lalu diputar
perlahan-lahan
13
Teknik Insersi Oropharyngeal Airway

14
Nasopharyngeal airway
• tube  tanpa cuff
dari plastik atau karet yang soft ( lunak )
• dipilih bila insersi oropharingeal  sulit.
• oleh karena :
- trimus,
- trauma masif di mulut,
- interdental wiring
• Alat ini juga berguna :
  pasien-pasien yang napas
• spontan dan masih semiconscious

15
Setiap setelah insersi  pharyngeal airway
( Oro naso ) periksa respirasi
nafas ( - )
bantuan nafas ( positive pressure )
--------------------------------------------alat
mouth to mouth to nose

16
Nasopharyngeal airway
– Ukuran : dewasa : large
medium
Small
– Teknik insersi :

8-9
7-8
6-7

• Lubrikasi
• Masukan lewat lubang hidung dst

– Komplikasi :  masuk oesophagus  distensi gaster
• laryngospasm dan muntah
• perdarahan hidung
17
TEKNIK INSERSI NASOPHARYNGEAL AIRWAY

18
Endotracheal intubasi
Pada pasien-pasien diatas  secepatnya intubasi
Keuntungan :
• perlindungan airway > adekuat airway lebih
paten, risiko aspirasi lebih rendah
memungkinkan “ clearing airway “ > adekuat
• memungkinkan pemberian O2 dengan
konsentrasi tinggi
• bantuan ventilasi lebih adekuat ( volume tidak
terkontrol )
• dapat sebagai salahsatu pilihan rute pemberian
obat-obatan
19
Waktu memasang ETT :
lakukan penekanan pd krikoid ( oleh orang yg
membantu intubasi )
Tujuan : mencegah regurgitasi
Aspirasi
Tekanan dipertahankan sampai setelah
“ tube “ masuk dan cuff dikembangkan
20
Indikasi pemasangan ETT
• Henti jantung dan sedang dilakukan
kompresi jantung luar
• Pasien-pasien dengan ventilasi yang tidak
adekkuat ( walaupun o.s. sadar )
• Melindungi airway ( koma, areflexia,
henti jantung )
• Tidak dapat diventilasi dengan adekuat
dengan cara-cara yang konvensional pada
pasien-pasien yang tidak sadar
21
Hindari intubasi bronchial 
Paru-paru kanan saja
 periksa suara nafas

22
Jangan terlalu asik intubasi
Saat intubasi napas (-)
Bila terlalu lama pasien tdk bernapas
Hipoksi dst
23
Komplikasi Intubasi






gigi patah
bibir laserasi
perdarahan
Hematom
Ruptur trachea
24
ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Laringoskop  - periksa - lampu
- cara memasang blade
2 jenis Blade :
- Lengkung : macintosh
- Lurus ( Straight) :
(Miller, Wisconsin, Magil)

25
Laringoskop
Blade Lengkung

Laringoskop
Blade Lurus
26
2. Endotracheal tube :
–
–
–

–

pipa terbuka dikedua ujungnya
bagian proximal  konektor
bagian distal cuff yg dapat
dikembangkan melalui
“ one way inflating valve “
Ukuran : wanita 7 - 8 mm (Orang Barat ),
laki-laki 8 - 8,5 mm ( Orang Barat )

Sesuai dengan ID ( Internal Diameter )
Saat sudah intubasi  tempat yg tepat : 20-22 cm
( tanda ETT)
27
Stylet :
– Membantu agar ETT dapat dibentuk sesuai kebutuhan
– Jangan lupa  lubrikasi

Alat-alat lain :
–
–
–
–

Spuit 10 cc ( untuk mengembangkan cuff )

Forceps Magill
Lubrikant
Suction unit
28
ALAT INTUBASI

29
TEKNIK INTUBASI :
– Siapkan dan periksa kembali alat-alat yang tersedia
– Siapkan posisi kepala penderita
3 aksis : mulut, pharynx, trachea
Dalam 1 garis lurus agar visualisasi > mudah
 kepala ektensi dan leher flexi

30
Buka mulut dengan tangan kanan, mulai
masukkan blade dari kanan digeser ketengah
sisihkan lidah kekiri.
Cari epiglotis, insersikan tip  blade
di Vallecula  angkat ke anterior
Jangan gunakan gigi depan sebagai fulcrum
( tumpuan )
Setelah rimaglotis  terlihat insersikan ETT
31
Proses intubasi 
jangan lebih dari 30 detik
( > baik < 15 detik )
32
Antara intubasi dan intubasi
(  berikan bantuan nafas )
33
VENTILASI
• Resusitasi  sinkron dengan kompresi
jantung luar
• Bantuan Ventilasi : 12 - 15 x / menit
Volume tidal 10-15 cc/kg BB
Gunakan O2 100 %
34
35

Contenu connexe

Tendances

RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)ADam Raeyoo
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTpjj_kemenkes
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary surveyIra Rahmawati
 
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup LanjutBantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup LanjutRobertus Arian Datusanantyo
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2cokordawahyu
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)Seascape Surveys
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 

Tendances (20)

RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGT
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
13 Basic Life Support
13 Basic Life Support13 Basic Life Support
13 Basic Life Support
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
pemberian-oksigen
pemberian-oksigenpemberian-oksigen
pemberian-oksigen
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup LanjutBantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Initial assesment
Initial assesmentInitial assesment
Initial assesment
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 

En vedette (20)

2. airway and breathing management 11
2. airway and breathing management 112. airway and breathing management 11
2. airway and breathing management 11
 
Tersedak
TersedakTersedak
Tersedak
 
AIRWAY ADJUNCT
AIRWAY ADJUNCTAIRWAY ADJUNCT
AIRWAY ADJUNCT
 
Choking
ChokingChoking
Choking
 
Jaringan darah
Jaringan darahJaringan darah
Jaringan darah
 
The heimlich maneuver
The heimlich maneuverThe heimlich maneuver
The heimlich maneuver
 
Bantuan Hidup Dasar untuk Awam
Bantuan Hidup Dasar untuk AwamBantuan Hidup Dasar untuk Awam
Bantuan Hidup Dasar untuk Awam
 
Heimlich Maneuver
Heimlich ManeuverHeimlich Maneuver
Heimlich Maneuver
 
INTUBASI
INTUBASIINTUBASI
INTUBASI
 
Choking
ChokingChoking
Choking
 
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
 
Tindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ettTindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ett
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
 
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah PernapasanPenatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
 
Evakuasi pada bencana
Evakuasi pada bencanaEvakuasi pada bencana
Evakuasi pada bencana
 
HIPERVENTILASI
HIPERVENTILASIHIPERVENTILASI
HIPERVENTILASI
 
Afasia
AfasiaAfasia
Afasia
 
Ppt komputer yuyun ayunda
Ppt komputer yuyun ayundaPpt komputer yuyun ayunda
Ppt komputer yuyun ayunda
 
Darah tinggi
Darah tinggiDarah tinggi
Darah tinggi
 
Hipertensi @ Darah Tinggi - Komunikasi Kesihatan
Hipertensi @ Darah Tinggi - Komunikasi KesihatanHipertensi @ Darah Tinggi - Komunikasi Kesihatan
Hipertensi @ Darah Tinggi - Komunikasi Kesihatan
 

Similaire à AIRWAY MANAGEMENT

Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptxPengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptxDeniSuryadiPratama
 
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxBreathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxNurulLaili35
 
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxMutia840738
 
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...RTISanglah
 
general anestesi.ppt
general anestesi.pptgeneral anestesi.ppt
general anestesi.pptdrfauzulna
 
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROLPenanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROLKindal
 
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.pptErik Efendi
 
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxaskep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxssuserfc224a
 
TBR Airway Management.pptx
TBR Airway Management.pptxTBR Airway Management.pptx
TBR Airway Management.pptxBudiHartanto37
 
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdfResusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdfihsan398552
 
Difficult Airway Management.pptx
Difficult Airway Management.pptxDifficult Airway Management.pptx
Difficult Airway Management.pptxChalisNovriza1
 

Similaire à AIRWAY MANAGEMENT (20)

Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptxPengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
 
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxBreathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
 
Sop osce 1
Sop osce 1Sop osce 1
Sop osce 1
 
Algoritma acls
Algoritma aclsAlgoritma acls
Algoritma acls
 
ATLS.pptx
ATLS.pptxATLS.pptx
ATLS.pptx
 
OKSIGENASI (2).ppt
OKSIGENASI (2).pptOKSIGENASI (2).ppt
OKSIGENASI (2).ppt
 
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
 
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
 
NARASI Video Intubasi.docx
NARASI Video Intubasi.docxNARASI Video Intubasi.docx
NARASI Video Intubasi.docx
 
general anestesi.ppt
general anestesi.pptgeneral anestesi.ppt
general anestesi.ppt
 
178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf
 
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROLPenanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
 
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
 
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxaskep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
 
TBR Airway Management.pptx
TBR Airway Management.pptxTBR Airway Management.pptx
TBR Airway Management.pptx
 
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdfResusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
 
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNATindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
 
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
 
Airway_Breathing.ppt
Airway_Breathing.pptAirway_Breathing.ppt
Airway_Breathing.ppt
 
Difficult Airway Management.pptx
Difficult Airway Management.pptxDifficult Airway Management.pptx
Difficult Airway Management.pptx
 

Dernier

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 

Dernier (20)

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 

AIRWAY MANAGEMENT

  • 2. POKOK BAHASAN  Bantuan pada sistem Respirasi : – airway yang bebas – bantuan ventilasi bila napas spontan tidak adekuat – Suplemen O2  Alat-alat yang diperlukan untuk tindakan diatas 2
  • 3. Airway Control  Membebaskan jalan napas Prioritas utama pada Obstruksi airway yang akut.  Obstruksi airway  pasien tak sadar o/k jatuhnya pangkal lidah ke arah posterior. 3
  • 4. a. Pasien dengan respirasi distres dan masih napas spontan : * berikan suplemen O2 Bila ventilasi tidak adekuat : * berikan bantuan ventilasi b. Tanda-tanda : stridor – crowing Cyanosis (+) aksesoris notot-otot pernapasan retraksi suprasternal, intercostal, epigastrik Harus dianggap  obstruksi airway yang komplit 4
  • 5.  Tehnik untuk membebaskan airway pada keadaan ini : Chin lift + head tilt Jaw trust Pada pasien trauma  C.Spine control tanpa head tilt 5
  • 7. Non trauma  airway maneuver Pertama : chin lift Jaw thrust Perlahan-lahan Head tilt 7
  • 8. Pasien-pasien dengan trauma : C spine control 8
  • 9. Bila dengan cara-cara diatas ( tanpa alat ) tidak berhasil   airway adjunct 9
  • 10. Airway adjunct 1. 2. 3. 4. 5. Oropharyngeal air way Nasopharingeal airway Endotracheal intubation Crycothyrotomy Tracheostomy 10
  • 11. Oropharyngeal airway Nama lain : - Mayo - Guedel • Memberikan fasilitas untuk suctioning • Mencegah endotrakheal tergigit pasien 11
  • 12. Oropharingeal airway • Sekret, darah, muntahan dibersihkan dulu ( Suction ) • Hanya untuk pasien-pasien tak sadar Komplikasi : - menimbulkan obstruksi - dapat menstimulasi muntah dan spasme laring 12
  • 13. Ukuran Oropharyngeal airway Orang dewasa : Besar ukuran : 5 Medium ukuran : 4 Small ukuran : 3 Cara insersi : - dengan bantuan “tounge“ spatel - disimpan terbalik lalu diputar perlahan-lahan 13
  • 15. Nasopharyngeal airway • tube  tanpa cuff dari plastik atau karet yang soft ( lunak ) • dipilih bila insersi oropharingeal  sulit. • oleh karena : - trimus, - trauma masif di mulut, - interdental wiring • Alat ini juga berguna :   pasien-pasien yang napas • spontan dan masih semiconscious 15
  • 16. Setiap setelah insersi  pharyngeal airway ( Oro naso ) periksa respirasi nafas ( - ) bantuan nafas ( positive pressure ) --------------------------------------------alat mouth to mouth to nose 16
  • 17. Nasopharyngeal airway – Ukuran : dewasa : large medium Small – Teknik insersi : 8-9 7-8 6-7 • Lubrikasi • Masukan lewat lubang hidung dst – Komplikasi :  masuk oesophagus  distensi gaster • laryngospasm dan muntah • perdarahan hidung 17
  • 19. Endotracheal intubasi Pada pasien-pasien diatas  secepatnya intubasi Keuntungan : • perlindungan airway > adekuat airway lebih paten, risiko aspirasi lebih rendah memungkinkan “ clearing airway “ > adekuat • memungkinkan pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi • bantuan ventilasi lebih adekuat ( volume tidak terkontrol ) • dapat sebagai salahsatu pilihan rute pemberian obat-obatan 19
  • 20. Waktu memasang ETT : lakukan penekanan pd krikoid ( oleh orang yg membantu intubasi ) Tujuan : mencegah regurgitasi Aspirasi Tekanan dipertahankan sampai setelah “ tube “ masuk dan cuff dikembangkan 20
  • 21. Indikasi pemasangan ETT • Henti jantung dan sedang dilakukan kompresi jantung luar • Pasien-pasien dengan ventilasi yang tidak adekkuat ( walaupun o.s. sadar ) • Melindungi airway ( koma, areflexia, henti jantung ) • Tidak dapat diventilasi dengan adekuat dengan cara-cara yang konvensional pada pasien-pasien yang tidak sadar 21
  • 22. Hindari intubasi bronchial  Paru-paru kanan saja  periksa suara nafas 22
  • 23. Jangan terlalu asik intubasi Saat intubasi napas (-) Bila terlalu lama pasien tdk bernapas Hipoksi dst 23
  • 24. Komplikasi Intubasi      gigi patah bibir laserasi perdarahan Hematom Ruptur trachea 24
  • 25. ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN 1. Laringoskop  - periksa - lampu - cara memasang blade 2 jenis Blade : - Lengkung : macintosh - Lurus ( Straight) : (Miller, Wisconsin, Magil) 25
  • 27. 2. Endotracheal tube : – – – – pipa terbuka dikedua ujungnya bagian proximal  konektor bagian distal cuff yg dapat dikembangkan melalui “ one way inflating valve “ Ukuran : wanita 7 - 8 mm (Orang Barat ), laki-laki 8 - 8,5 mm ( Orang Barat ) Sesuai dengan ID ( Internal Diameter ) Saat sudah intubasi  tempat yg tepat : 20-22 cm ( tanda ETT) 27
  • 28. Stylet : – Membantu agar ETT dapat dibentuk sesuai kebutuhan – Jangan lupa  lubrikasi Alat-alat lain : – – – – Spuit 10 cc ( untuk mengembangkan cuff ) Forceps Magill Lubrikant Suction unit 28
  • 30. TEKNIK INTUBASI : – Siapkan dan periksa kembali alat-alat yang tersedia – Siapkan posisi kepala penderita 3 aksis : mulut, pharynx, trachea Dalam 1 garis lurus agar visualisasi > mudah  kepala ektensi dan leher flexi 30
  • 31. Buka mulut dengan tangan kanan, mulai masukkan blade dari kanan digeser ketengah sisihkan lidah kekiri. Cari epiglotis, insersikan tip  blade di Vallecula  angkat ke anterior Jangan gunakan gigi depan sebagai fulcrum ( tumpuan ) Setelah rimaglotis  terlihat insersikan ETT 31
  • 32. Proses intubasi  jangan lebih dari 30 detik ( > baik < 15 detik ) 32
  • 33. Antara intubasi dan intubasi (  berikan bantuan nafas ) 33
  • 34. VENTILASI • Resusitasi  sinkron dengan kompresi jantung luar • Bantuan Ventilasi : 12 - 15 x / menit Volume tidal 10-15 cc/kg BB Gunakan O2 100 % 34
  • 35. 35