SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  35
AIRWAY & BREATHING
MANAGEMENT
POKOK BAHASAN
 Bantuan pada sistem Respirasi :
– airway yang bebas
– bantuan ventilasi bila napas spontan
tidak adekuat
– Suplemen O2

 Alat-alat yang diperlukan untuk
tindakan diatas
2
Airway Control
 Membebaskan jalan napas

Prioritas utama pada
Obstruksi airway yang akut.
 Obstruksi airway  pasien tak sadar

o/k jatuhnya pangkal lidah
ke arah posterior.
3
a. Pasien dengan respirasi distres dan masih napas
spontan :
* berikan suplemen O2
Bila ventilasi tidak adekuat : * berikan bantuan ventilasi

b. Tanda-tanda : stridor – crowing
Cyanosis
(+) aksesoris notot-otot pernapasan
retraksi suprasternal, intercostal, epigastrik
Harus dianggap  obstruksi airway yang komplit

4
 Tehnik untuk membebaskan
airway pada keadaan ini :
Chin lift + head tilt
Jaw trust
Pada pasien trauma 
C.Spine control tanpa head tilt
5
Head Tilt

Chin Lift

Jaw Thrust
6
Non trauma  airway maneuver
Pertama : chin lift
Jaw thrust
Perlahan-lahan Head tilt

7
Pasien-pasien dengan trauma :
C spine control

8
Bila dengan cara-cara diatas
( tanpa alat ) tidak berhasil 
 airway adjunct

9
Airway adjunct
1.
2.
3.
4.
5.

Oropharyngeal air way
Nasopharingeal airway
Endotracheal intubation
Crycothyrotomy
Tracheostomy

10
Oropharyngeal airway
Nama lain :

- Mayo
- Guedel
• Memberikan fasilitas untuk suctioning
• Mencegah endotrakheal tergigit pasien

11
Oropharingeal airway
• Sekret, darah, muntahan dibersihkan dulu
( Suction )
• Hanya untuk pasien-pasien tak sadar
Komplikasi : - menimbulkan obstruksi
- dapat menstimulasi muntah
dan spasme laring
12
Ukuran Oropharyngeal airway
Orang dewasa :
Besar
ukuran : 5
Medium
ukuran : 4
Small
ukuran : 3
Cara insersi : - dengan bantuan “tounge“ spatel
- disimpan terbalik lalu diputar
perlahan-lahan
13
Teknik Insersi Oropharyngeal Airway

14
Nasopharyngeal airway
• tube  tanpa cuff
dari plastik atau karet yang soft ( lunak )
• dipilih bila insersi oropharingeal  sulit.
• oleh karena :
- trimus,
- trauma masif di mulut,
- interdental wiring
• Alat ini juga berguna :
  pasien-pasien yang napas
• spontan dan masih semiconscious

15
Setiap setelah insersi  pharyngeal airway
( Oro naso ) periksa respirasi
nafas ( - )
bantuan nafas ( positive pressure )
--------------------------------------------alat
mouth to mouth to nose

16
Nasopharyngeal airway
– Ukuran : dewasa : large
medium
Small
– Teknik insersi :

8-9
7-8
6-7

• Lubrikasi
• Masukan lewat lubang hidung dst

– Komplikasi :  masuk oesophagus  distensi gaster
• laryngospasm dan muntah
• perdarahan hidung
17
TEKNIK INSERSI NASOPHARYNGEAL AIRWAY

18
Endotracheal intubasi
Pada pasien-pasien diatas  secepatnya intubasi
Keuntungan :
• perlindungan airway > adekuat airway lebih
paten, risiko aspirasi lebih rendah
memungkinkan “ clearing airway “ > adekuat
• memungkinkan pemberian O2 dengan
konsentrasi tinggi
• bantuan ventilasi lebih adekuat ( volume tidak
terkontrol )
• dapat sebagai salahsatu pilihan rute pemberian
obat-obatan
19
Waktu memasang ETT :
lakukan penekanan pd krikoid ( oleh orang yg
membantu intubasi )
Tujuan : mencegah regurgitasi
Aspirasi
Tekanan dipertahankan sampai setelah
“ tube “ masuk dan cuff dikembangkan
20
Indikasi pemasangan ETT
• Henti jantung dan sedang dilakukan
kompresi jantung luar
• Pasien-pasien dengan ventilasi yang tidak
adekkuat ( walaupun o.s. sadar )
• Melindungi airway ( koma, areflexia,
henti jantung )
• Tidak dapat diventilasi dengan adekuat
dengan cara-cara yang konvensional pada
pasien-pasien yang tidak sadar
21
Hindari intubasi bronchial 
Paru-paru kanan saja
 periksa suara nafas

22
Jangan terlalu asik intubasi
Saat intubasi napas (-)
Bila terlalu lama pasien tdk bernapas
Hipoksi dst
23
Komplikasi Intubasi






gigi patah
bibir laserasi
perdarahan
Hematom
Ruptur trachea
24
ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Laringoskop  - periksa - lampu
- cara memasang blade
2 jenis Blade :
- Lengkung : macintosh
- Lurus ( Straight) :
(Miller, Wisconsin, Magil)

25
Laringoskop
Blade Lengkung

Laringoskop
Blade Lurus
26
2. Endotracheal tube :
–
–
–

–

pipa terbuka dikedua ujungnya
bagian proximal  konektor
bagian distal cuff yg dapat
dikembangkan melalui
“ one way inflating valve “
Ukuran : wanita 7 - 8 mm (Orang Barat ),
laki-laki 8 - 8,5 mm ( Orang Barat )

Sesuai dengan ID ( Internal Diameter )
Saat sudah intubasi  tempat yg tepat : 20-22 cm
( tanda ETT)
27
Stylet :
– Membantu agar ETT dapat dibentuk sesuai kebutuhan
– Jangan lupa  lubrikasi

Alat-alat lain :
–
–
–
–

Spuit 10 cc ( untuk mengembangkan cuff )

Forceps Magill
Lubrikant
Suction unit
28
ALAT INTUBASI

29
TEKNIK INTUBASI :
– Siapkan dan periksa kembali alat-alat yang tersedia
– Siapkan posisi kepala penderita
3 aksis : mulut, pharynx, trachea
Dalam 1 garis lurus agar visualisasi > mudah
 kepala ektensi dan leher flexi

30
Buka mulut dengan tangan kanan, mulai
masukkan blade dari kanan digeser ketengah
sisihkan lidah kekiri.
Cari epiglotis, insersikan tip  blade
di Vallecula  angkat ke anterior
Jangan gunakan gigi depan sebagai fulcrum
( tumpuan )
Setelah rimaglotis  terlihat insersikan ETT
31
Proses intubasi 
jangan lebih dari 30 detik
( > baik < 15 detik )
32
Antara intubasi dan intubasi
(  berikan bantuan nafas )
33
VENTILASI
• Resusitasi  sinkron dengan kompresi
jantung luar
• Bantuan Ventilasi : 12 - 15 x / menit
Volume tidal 10-15 cc/kg BB
Gunakan O2 100 %
34
35

Contenu connexe

Tendances

Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Christian Paomey
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
Dafid Rozi
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
Yeni Anggraini
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Uwes Chaeruman
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 

Tendances (20)

Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Rumus tetesan infus
Rumus tetesan infusRumus tetesan infus
Rumus tetesan infus
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
 
Penyembuhan luka part 1
Penyembuhan luka part 1Penyembuhan luka part 1
Penyembuhan luka part 1
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Defibrilasi dan kardioversi
Defibrilasi dan kardioversiDefibrilasi dan kardioversi
Defibrilasi dan kardioversi
 
Penatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
Penatalaksanaan Gangguan Jalan NaparPenatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
Penatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
 
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadarEkstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
 
Obat obat emergency
Obat obat emergencyObat obat emergency
Obat obat emergency
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 

En vedette

2. airway and breathing management 11
2. airway and breathing management 112. airway and breathing management 11
2. airway and breathing management 11
Benny Gustian
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Arif WR
 

En vedette (20)

2. airway and breathing management 11
2. airway and breathing management 112. airway and breathing management 11
2. airway and breathing management 11
 
Tersedak
TersedakTersedak
Tersedak
 
AIRWAY ADJUNCT
AIRWAY ADJUNCTAIRWAY ADJUNCT
AIRWAY ADJUNCT
 
Choking
ChokingChoking
Choking
 
Jaringan darah
Jaringan darahJaringan darah
Jaringan darah
 
The heimlich maneuver
The heimlich maneuverThe heimlich maneuver
The heimlich maneuver
 
Bantuan Hidup Dasar untuk Awam
Bantuan Hidup Dasar untuk AwamBantuan Hidup Dasar untuk Awam
Bantuan Hidup Dasar untuk Awam
 
Heimlich Maneuver
Heimlich ManeuverHeimlich Maneuver
Heimlich Maneuver
 
INTUBASI
INTUBASIINTUBASI
INTUBASI
 
Choking
ChokingChoking
Choking
 
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
 
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah PernapasanPenatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
 
Evakuasi pada bencana
Evakuasi pada bencanaEvakuasi pada bencana
Evakuasi pada bencana
 
HIPERVENTILASI
HIPERVENTILASIHIPERVENTILASI
HIPERVENTILASI
 
Afasia
AfasiaAfasia
Afasia
 
Ppt komputer yuyun ayunda
Ppt komputer yuyun ayundaPpt komputer yuyun ayunda
Ppt komputer yuyun ayunda
 
Darah tinggi
Darah tinggiDarah tinggi
Darah tinggi
 
Hipertensi @ Darah Tinggi - Komunikasi Kesihatan
Hipertensi @ Darah Tinggi - Komunikasi KesihatanHipertensi @ Darah Tinggi - Komunikasi Kesihatan
Hipertensi @ Darah Tinggi - Komunikasi Kesihatan
 
DIABETIK KETOASIDOSIS
DIABETIK KETOASIDOSISDIABETIK KETOASIDOSIS
DIABETIK KETOASIDOSIS
 

Similaire à Airway breathingmanagement

Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptxPengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
DeniSuryadiPratama
 
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
Mutia840738
 
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
RTISanglah
 
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
Erik Efendi
 
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdfResusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
ihsan398552
 

Similaire à Airway breathingmanagement (20)

Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptxPengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
 
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxBreathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
 
Sop osce 1
Sop osce 1Sop osce 1
Sop osce 1
 
Algoritma acls
Algoritma aclsAlgoritma acls
Algoritma acls
 
ATLS.pptx
ATLS.pptxATLS.pptx
ATLS.pptx
 
OKSIGENASI (2).ppt
OKSIGENASI (2).pptOKSIGENASI (2).ppt
OKSIGENASI (2).ppt
 
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
 
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
 
NARASI Video Intubasi.docx
NARASI Video Intubasi.docxNARASI Video Intubasi.docx
NARASI Video Intubasi.docx
 
general anestesi.ppt
general anestesi.pptgeneral anestesi.ppt
general anestesi.ppt
 
178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf
 
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROLPenanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
 
Awake Intubation in for somebody who need awake intubation
Awake Intubation in for somebody who need awake intubationAwake Intubation in for somebody who need awake intubation
Awake Intubation in for somebody who need awake intubation
 
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
 
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxaskep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
 
TBR Airway Management.pptx
TBR Airway Management.pptxTBR Airway Management.pptx
TBR Airway Management.pptx
 
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdfResusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdf
 
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNATindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
 
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
Tindakan suctioning AKPER PEMKAB MUNA
 
Airway_Breathing.ppt
Airway_Breathing.pptAirway_Breathing.ppt
Airway_Breathing.ppt
 

Dernier

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
Meboix
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
hurufd86
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
wisanggeni19
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 

Dernier (20)

Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

Airway breathingmanagement

  • 2. POKOK BAHASAN  Bantuan pada sistem Respirasi : – airway yang bebas – bantuan ventilasi bila napas spontan tidak adekuat – Suplemen O2  Alat-alat yang diperlukan untuk tindakan diatas 2
  • 3. Airway Control  Membebaskan jalan napas Prioritas utama pada Obstruksi airway yang akut.  Obstruksi airway  pasien tak sadar o/k jatuhnya pangkal lidah ke arah posterior. 3
  • 4. a. Pasien dengan respirasi distres dan masih napas spontan : * berikan suplemen O2 Bila ventilasi tidak adekuat : * berikan bantuan ventilasi b. Tanda-tanda : stridor – crowing Cyanosis (+) aksesoris notot-otot pernapasan retraksi suprasternal, intercostal, epigastrik Harus dianggap  obstruksi airway yang komplit 4
  • 5.  Tehnik untuk membebaskan airway pada keadaan ini : Chin lift + head tilt Jaw trust Pada pasien trauma  C.Spine control tanpa head tilt 5
  • 7. Non trauma  airway maneuver Pertama : chin lift Jaw thrust Perlahan-lahan Head tilt 7
  • 8. Pasien-pasien dengan trauma : C spine control 8
  • 9. Bila dengan cara-cara diatas ( tanpa alat ) tidak berhasil   airway adjunct 9
  • 10. Airway adjunct 1. 2. 3. 4. 5. Oropharyngeal air way Nasopharingeal airway Endotracheal intubation Crycothyrotomy Tracheostomy 10
  • 11. Oropharyngeal airway Nama lain : - Mayo - Guedel • Memberikan fasilitas untuk suctioning • Mencegah endotrakheal tergigit pasien 11
  • 12. Oropharingeal airway • Sekret, darah, muntahan dibersihkan dulu ( Suction ) • Hanya untuk pasien-pasien tak sadar Komplikasi : - menimbulkan obstruksi - dapat menstimulasi muntah dan spasme laring 12
  • 13. Ukuran Oropharyngeal airway Orang dewasa : Besar ukuran : 5 Medium ukuran : 4 Small ukuran : 3 Cara insersi : - dengan bantuan “tounge“ spatel - disimpan terbalik lalu diputar perlahan-lahan 13
  • 15. Nasopharyngeal airway • tube  tanpa cuff dari plastik atau karet yang soft ( lunak ) • dipilih bila insersi oropharingeal  sulit. • oleh karena : - trimus, - trauma masif di mulut, - interdental wiring • Alat ini juga berguna :   pasien-pasien yang napas • spontan dan masih semiconscious 15
  • 16. Setiap setelah insersi  pharyngeal airway ( Oro naso ) periksa respirasi nafas ( - ) bantuan nafas ( positive pressure ) --------------------------------------------alat mouth to mouth to nose 16
  • 17. Nasopharyngeal airway – Ukuran : dewasa : large medium Small – Teknik insersi : 8-9 7-8 6-7 • Lubrikasi • Masukan lewat lubang hidung dst – Komplikasi :  masuk oesophagus  distensi gaster • laryngospasm dan muntah • perdarahan hidung 17
  • 19. Endotracheal intubasi Pada pasien-pasien diatas  secepatnya intubasi Keuntungan : • perlindungan airway > adekuat airway lebih paten, risiko aspirasi lebih rendah memungkinkan “ clearing airway “ > adekuat • memungkinkan pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi • bantuan ventilasi lebih adekuat ( volume tidak terkontrol ) • dapat sebagai salahsatu pilihan rute pemberian obat-obatan 19
  • 20. Waktu memasang ETT : lakukan penekanan pd krikoid ( oleh orang yg membantu intubasi ) Tujuan : mencegah regurgitasi Aspirasi Tekanan dipertahankan sampai setelah “ tube “ masuk dan cuff dikembangkan 20
  • 21. Indikasi pemasangan ETT • Henti jantung dan sedang dilakukan kompresi jantung luar • Pasien-pasien dengan ventilasi yang tidak adekkuat ( walaupun o.s. sadar ) • Melindungi airway ( koma, areflexia, henti jantung ) • Tidak dapat diventilasi dengan adekuat dengan cara-cara yang konvensional pada pasien-pasien yang tidak sadar 21
  • 22. Hindari intubasi bronchial  Paru-paru kanan saja  periksa suara nafas 22
  • 23. Jangan terlalu asik intubasi Saat intubasi napas (-) Bila terlalu lama pasien tdk bernapas Hipoksi dst 23
  • 24. Komplikasi Intubasi      gigi patah bibir laserasi perdarahan Hematom Ruptur trachea 24
  • 25. ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN 1. Laringoskop  - periksa - lampu - cara memasang blade 2 jenis Blade : - Lengkung : macintosh - Lurus ( Straight) : (Miller, Wisconsin, Magil) 25
  • 27. 2. Endotracheal tube : – – – – pipa terbuka dikedua ujungnya bagian proximal  konektor bagian distal cuff yg dapat dikembangkan melalui “ one way inflating valve “ Ukuran : wanita 7 - 8 mm (Orang Barat ), laki-laki 8 - 8,5 mm ( Orang Barat ) Sesuai dengan ID ( Internal Diameter ) Saat sudah intubasi  tempat yg tepat : 20-22 cm ( tanda ETT) 27
  • 28. Stylet : – Membantu agar ETT dapat dibentuk sesuai kebutuhan – Jangan lupa  lubrikasi Alat-alat lain : – – – – Spuit 10 cc ( untuk mengembangkan cuff ) Forceps Magill Lubrikant Suction unit 28
  • 30. TEKNIK INTUBASI : – Siapkan dan periksa kembali alat-alat yang tersedia – Siapkan posisi kepala penderita 3 aksis : mulut, pharynx, trachea Dalam 1 garis lurus agar visualisasi > mudah  kepala ektensi dan leher flexi 30
  • 31. Buka mulut dengan tangan kanan, mulai masukkan blade dari kanan digeser ketengah sisihkan lidah kekiri. Cari epiglotis, insersikan tip  blade di Vallecula  angkat ke anterior Jangan gunakan gigi depan sebagai fulcrum ( tumpuan ) Setelah rimaglotis  terlihat insersikan ETT 31
  • 32. Proses intubasi  jangan lebih dari 30 detik ( > baik < 15 detik ) 32
  • 33. Antara intubasi dan intubasi (  berikan bantuan nafas ) 33
  • 34. VENTILASI • Resusitasi  sinkron dengan kompresi jantung luar • Bantuan Ventilasi : 12 - 15 x / menit Volume tidal 10-15 cc/kg BB Gunakan O2 100 % 34
  • 35. 35