1. TUGAS METODOLOGI PEMBELAJARAN
‘IDENTIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL
TEACHING LEARNING’
DISUSUN OLEH :
AYU SITI FARHA 12502241002
JATMIKO NUGROHO 12502241002
DEWI KARTIKA L. 12502241019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
2. A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada
penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi
gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Pendekatan kontekstual ( Contextual Teaching and Learning ) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi
siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil
B. PENGERTIAN
Contextual Teaching and Learning ( CTL ) merupakan proses pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu siswa memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya
terhadap konteks kehidupan mereka sehari – hari, sehinga siswa memiliki pengetahuan /
ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif
pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Selain itu CTL merupakan pembelajaran yang dimlai dengan sajian atau tanya
jawab lisan ( terbuka dan negoisasi ) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa,
sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul,
dunia pikiran siswa menjadi konkret dan suasana menjadi kondusif, nyaman, dan
menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual ini adalah aktivitas siswa, siswa
melakukan dan mengalami. Tidak hanya menonton dan mencatat, tetapi terdapat
pengembangan kemampuan dan sosialisasi.
3. C. KOMPONEN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
1. Konstruktivisme
Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada
pengetahuan awal.
Pembelajaran harus dikemas menjadi proses bukan menerima pengetahuan.
2. Inquiry
Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman.
Siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis.
3. Questioning (Bertanya)
Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa.
Bagis siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang
berbasis inquiry.
4. Learning Commnity ( Masyarakat Belajar )
Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar
Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri
5. Modeling ( Pemodelan )
Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar.
Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya.
6. Reflection ( Refleksi )
Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari
Mencatat apa yang telah dipelajari
Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok
7. Authentic Assesment ( Penilaian yang sebenarnya )
Mengukur pengetahuan dan ketrampilan siswa
Penilaian produk ( kinerja )
Tugas – tugas yang relevan dan kontekstual
4. D. PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS
Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi
apa saja dan kelas yang bagaimanapun keadaanya. Pendekatan pembelajaran kontekstual
dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar,langkahnya sebagai berikut:
1. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan untuk semua topik
2. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
3. Ciptakan masyarakat belajar
4. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
5. Lakukan refleksi di akhir pertemuan
6. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
E. ALASAN PENERAPAN PEMBELAJARAN CTL
Dari uraian di atas yang perlu kita fahami tentang CTL(contekstual teaching and
learning) kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan langsung siswa untuk
menemukan materi, artinya proses belajar di orientasikan pada proses pengalaman secara
langsung. Proses belajar dalam konteks ini tidak mengharapkan agar siswa hanya
menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi
pembelajaran. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi
yang di pelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa di tuntut untuk dapat
menangkap hubhngan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
Alasan digunakan model pembelajaran CTL adalah:
a. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” apa yang dipelajari bukan
hanya “menghafalkan”.
b. Strategi pembelajaran tidak hanya menuntut siswa menghafalakan fakta, konsep,
generalisasi, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk
mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
c. Memperbaiki kebiasaan sehari-hari dalam PBM, yaitu dari siswa dipaksa
menerima dan menghafal kearah strategi pembelajaran yang berpihak dan
memberdayakan siswa.
5. F. KESIMPULAN
1. CTL(contextual teaching and learning) merupakan proses pembelajaransiswa yang
holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
meng kaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari(konteks pribadi
sosial dan kultural).ctl di sebut pendekatan kontekstual karna konsep belajar yang
membantu guru mengkaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata.
2. Dalam pembelajaran, misalnya fisika pemilihan metode yang tepat untuk materi ajar
akan sangat menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran yaitu melalui pendekatan
kontekstual.
3. Secara operasional, terdapat tujuh komponen utama penerapan CTL(contextual
teaching and learning) di kelas, yaitu :
a) Kontruktivisme (contruktivisme)
b) Bertanya (quistioning)
c) Menemukan (inquiri)
d) Masyarakat belajar (learning community)
e) Pemodelan (modeling)
f) Reffleksi (reflection)
g) Penilain sebenarnya (autentic assessment).