SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  24
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam keunikan yang 
berbeda dari setiap sisinya.Keunikan ini baik berupa non fisik maupun fisik yang 
terkandung didalamnya.Dalam keunikan non fisik berupa keaanekaragaman suku dan 
budaya yang di miliki oleh Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Pulau 
miangas sampai Pulau rote.Sedangkan keunikan fisik adalah keunikan bentuk 
Indonesia yang terdiri dari rentetan pulau-pulau yang berjejer seakan sambung 
menyambung dan membentuk negara kepulauan atau istilahnya adalah Nusantara 
(archipelago).Keunikan fisik tersebut bukan hanya itu berdasarkan dari 
pembentukannya saja Indonesia sudah unik beberapa pulau yang terbentuk hampir 
menyerupai hewan – hewan tertentu.Seperti Pulau sumatera menyerupai ikan dan 
Pulau papua menyerupai burung dan pulau – pulau kecil nusa tenggara dikatakan 
mirip dengan kalajengking. 
Keunikan yang lain dimiliki Indonesia adalah pertemuan dua pegunungan 
sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang menyebabkan Indonesia berada pada 
lingkaran bola api ( ring of fire ).Keadaan ini menyebabkan banyak gunung api aktif 
yang menyebar di Indonesia.Namun kadang kala pergerakan lempeng ini 
menyebabkan daerah Indonesia rentan akan terjadinya bencana di sekitar daerah 
Indonesia.Bencana siap datang kapan saja dan tidak dapat dipastikan kapan waktu 
terjadinya untuk itu masyarakat di harapkan agar selalu siap siaga di setiap kegiatan 
yang mereka laksanakan. 
Klasifikasi bencana terbagi menjadi dua jenis yakni bencana yang disebabkan 
oleh alam dan bencana yang disebabkan oleh non alam.Bencana non alam di 
Indonesia bisa dikatakan jarang namun bukan berarti tidak pernah terjadi.Sedangkan 
bencana alam bisa dikatakan sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia mulai 
dari longsor, gempa bumi, gunung meletus, banjir atau bahkan tsunami. 
Beberapa kejadian bencana yang disebutkan diatas beberapa diantaranya adalah 
bencana akibat geomorfologis dan bencana kelautan .Namun pada makalah ini akan 
membahas mengenai bencana kelautan.
2 
B. Rumusan Masalah 
Dalam penulisan makalah ini rumusan masalah yang dimuat adalah : 
1. Apakah bencana kelautan? 
2. Apakah gelombang badai itu? 
3. Apakah topan dan bagaimana terbentuknya? 
4. Apakah tsunami dan bagaimana mitigasinya? 
5. Bagaimana mitigasi bencana ? 
C. Tujuan Penulisan 
Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang bencana 
kelautan dan bagaimana mitigasinya.Semua pertanyaan diatas akan dibahas dalam bab 
selanjutnya. 
D. Manfaat Penulisan 
Dalam penulisan makalah ini memiliki manfaat sebagai [emberi informasi serta 
dapat berguna untuk menambah khasanah ilmu yang akan dimiliki baik si penulis 
serta si pembaca.Bahkan dapat pula di manfaatkan sebagai media pembelajaran bagi 
si pembaca..
3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
Bencana laut adalah bencana alam yang berasal dari laut. lingkungan normal atau 
perubahan drastis alam laut, sehingga di zona pesisir terjadi di laut atau serius 
membahayakan masyarakat, ekonomi dan peristiwa-peristiwa kehidupan dan properti. 
1) Gelombang badai 
Gelombang badai adalah sebutan untuk fenomena gelombang laut yang terjadi karena 
itupan angin badai, yang ukurannya di atas ukuran gelombang normal, yang melanda ke 
daratan. Di Indonesia, secara umum masyarakat menyebut fenomena gelombang ini dengan 
Gelombang Pasang. Gelombang badai dapat menyebabkan air laut masuk ke daratan dan 
mencapat jarak 200 meter ke dalam daratan dari tepi pantai. Berbeda dengan tsunami yang 
terjadi karena gempa, longsoran bawah laut atau letusan gunungapi bawah laut, fenomena 
gelombang badai ini terjadi menyusul terjadinya badai atau tiupan angn yang sangat kencang 
di lautan (fenomena meteorologi), tinggi gelombangnya dapat mencapai belasan meter di 
daerah dekat sumber angin, dan gelombang terus berlangsung selama angin bertiup dan reda 
bersama dengan redanya tiupan angin. Berkaitan dengan mekanisme pencetusannya, 
fenomena gelombang badai ini hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu yang berkaitan 
dengan musim angin tertentu, dan hanya akan melanda lokasi-lokasi tertentu pula. 
Peristiwa gelombang badai yang terbaru terjadi di Indonesia terjadi pada pertengahan 
bulan Mei 2007 yang melanda kawasan pesisir Pulau Sumatera, Jawa, Bali dan pulau-pulau 
Nusa Tenggara Barat dan Timur (BBC Indonesia, 2007; Antara, 2007), yang menghadap ke 
Samudera Hindia; dan gelombang badai yang melanda kawasan pesisir utara Pulau Jawa di 
daerah Inderamayu – Cirebon. 
Gambar 1 : setting lingkungan pesisir
4 
Sumber : http://wayuancol.files.wordpress.com/ 
Pada Gambar terlihat bahwa terdapat dua setting lingkungan pesisir yang berbeda yang 
dilanda oleh gelombang badai. Pertama, kawasan pesisir yang menghadap ke Samudera 
Hindia mulai dari Sumatera sampai Nusa Tenggara Timur, dan ke-dua, kawasan pesisir yang 
berada di “lingkungan dalam” (Laut Jawa) perairan Kepulauan Indonesia yaitu wilayah 
pesisir Inderamayu – Cirebon, yang menghadap ke arah timur. Hal itu menunjukkan bahwa 
kedua peristiwa gelombang bagai itu terjadi secara terpisah dengan dua pencetus yang 
berbeda. 
Pertama, gelombang badai yang melanda kawasan pesisir pulau-pulau yang menghadap 
ke Samudera Hindia adalah gelombang bagai yang merupakan bagian dari fenomena yang 
dikenal dengan “Southern Swell” yang muncul karena badai di Afrika Selatan pada posisi 
40oS (AVISO, 2007 dan ESA, 2007). Kedua, gelombang badai yang melanda pesisir 
Inderamayu – Cirebon yang menghadap ke arah timur itu adalah gelombang badai yang 
timbul karena tiupan angin dari arah timur yang bertepatan dengan Musim Timur. 
Gambar 2 : animasi perambatan gelombang 
Sumber : http://wayuancol.files.wordpress.com/ 
Pada Gambar diatas Hasil animasi perambatan gelombang “Southern Swell” yang 
memperlihatkan perambatan gelombang dari Afrika Selatan ke seluruh bagian Samudera 
Hindia dan menjangkau Kepulauan Indonesia (AVISO, 2007 dengan modifikasi). Gambar 
menunjukkan kondisi pada tanggal 17 Mei 2007.Dari dua peristiwa fenomena gelombang 
badai tersebut dapat disimpulkan bahwa:
5 
1) Kawasan pesisir dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali dan pulau-pulau Nusa Tenggara 
yang menghadap ke Samudera Hindia merupakan kawasan pesisir yang berpotensi 
untuk terkena gelombang badai yang datang dari Samudera Hindia. Hal ini berkaitan 
dengan kemungkinan terjadinya angin siklon di Samudera Hindia. Memperhatikan 
kejadian terbaru dari gelombang badai yang terjadi, maka gelombang badai di masa 
datang mungkin terjadi dalam bulan Mei. 
2) Segmen pantai kawasan pesisir utara Pulau Jawa yang menghadap ke arah timur 
adalah kawasan pesisir yang sangat berpotensi untuk terkena gelombang badai yang 
terjadi pada saat Musim Timur berlangsung di bulan Mei. 
Fenomena gelombang badai muncul berkaitan dengan fenomena meteorologi berupa 
tiupan angin yang kemungkinan waktu terjadinya relatif teratur sepanjang tahun sesuai 
dengan perubahan musim. Dengan demikian, prediksi atau peringatan dini akan terjadinya 
gelombang badai lebih mudah dilakukan dari pada prediksi atau peringatan dini tsunami. 
Mengenai sifat merusak dari gelombang badai ini, kemampuan merusak dari 
gelombang badai memang kecil bila dibandingkan dengan tsunami seperti yang melanda 
Propinsi Nagroe Aceh Darussalam pada 26 Desember 2004. Meskipun demikian, untuk 
kondisi tertentu di suatu tempat tertentu, gelombang badi bisa cukup kuat, seperti yang terjadi 
pada 11 Juni 2007 di Pantai Nobbys, Newcastle, Australia. Gelombang badai yang terjadi di 
kawasan pesisir itu mampu mengkandaskan kapal yang memuat batubara seberat 30.000 ton 
ke pantai 
2) Tornado 
Kata tornado merupakan perubahan dari kata dalam Bahasa Spanyol tronada, yang 
berarti badai petir,kata tornado juga diambil dari Bahasa Latin tonare, yang berarti gemuruh. 
Kata ini sangat mungkin merupakan kombinasi dari bahasa Spanyol tronada dan tornar 
("berputar").Tornado juga secara umum dikenal sebagai twisters. 
Tornado adalah di antara badai paling kejam di Bumi, dengan potensi untuk 
menyebabkan kerusakan yang sangat serius. Perubahan lapisan udara merupakan pemicu 
lahirnya tornado. Dalam hal ini jika lapisan udara dingin berada diatas lapisan udara panas, 
udara panas naik dengan kecepatan 300-an km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah 
yang mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna
6 
maka sebuah tornado bisa memiliki kecepatan hingga 400 km/jam serta lebar cerobong antara 
15 - 365 meter.Berikut ini gambaran proses terjadinya badai tornado: 
Gambar 3 : angin tornado 
Sumber : http://1.bp.blogspot.com/ 
Udara panas yang terus menerus menghantam bumi akan menyebabkan suhu tanah 
meningkat. Dan ketika suhu panas meningkat, udara panas dan lembab yang ada di udara 
akan mulai naik dan semakin naik. 
Gambar 4 : fase awal tornado 
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ 
Ketika udara panas, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering, dan terangkat ke 
atas, kemudian akan masuk ke lapisan udara atas. Pada fase ini sebuah awan petir mulai 
tercipta.
7 
Gambar 5 : fase tornado 
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ 
Pergerakan udara keatas yang terjadi sangat cepat dan adanya angin dari sisi samping 
menyebabkan arah yang berbeda dan membentuk sebuah pusaran. 
Gambar 6 : fase tornado 
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ 
Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan terlihat 
dari awan ke permukaan tanah. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
8 
Gambar 7 : fase akhir tornado 
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ 
Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara 
awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan 
tanah. Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi 
yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi 
oleh awan yang membawa puing-puing. 
Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata 
jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado 
yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil 
(1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km. 
Meskipun tornado telah diamati di tiap benua kecuali Antartika, tornado lebih sering 
terjadi di Amerika Serikat. Tornado juga umumnya terjadi di Kanada bagian selatan, selatan-tengah 
dan timur Asia, timur-tengah Amerika Latin, Afrika Selatan, barat laut dan tengah 
Eropa, Italia, barat dan selatan Australia, dan Selandia Baru. 
Beberapa mitigasi Untuk melindungi diri sendiri maupun orang lain dari bencana topan, 
kita perlu mengetahui apa saja yang harus kita lakukan untuk menanggulanginya. Sebelum 
terjadi : 
a. Tetapkan suatu daerah di rumah sebagai tempat berlindung. 
b. Buat rencana komunikasi darurat jika terjadi perpisahan. 
c. Ketahui perbedaan antara kemungkinan adanya tornado (dikeluarkan ketika tornado 
yang mungkin akan terjadi di daerah Anda) dan peringatan adanya tornado (tornado 
telah terlihat oleh radar). 
d. Ambil tempat berlindung di sebuah bangunan dengan pondasi yang kuat.
9 
e. Jika toilet tidak tersedia, berbaring di selokan atau dataran rendah. 
f. Pelajari tanda-tanda bahaya: sebelum tornado menghantam, angin dapat mereda dan 
udara dapat menjadi diam, dan umumnya terjadi di dekat tepi badai, Anda seringkali 
dapat melihat jelas langit setelah tornado. 
Saat terjadi tornado dan korban berada di dalam rumah : 
a. Pergilah ke ruang bawah tanah atau bagian terendah dari bangunan. 
b. Jika tidak ada ruang bawah tanah, pergi ke sebuah lorong dalam atau ruangan tanpa 
jendela. 
c. Pergi ke tengah ruangan, menjauhlah dari sudut karena mereka menarik puing-puing. 
d. Berlidunglah di bawah perabot yang kokoh dan berpeganglah pada benda tersebut. 
e. Gunakan lengan untuk melindungi kepala dan leher. 
f. Jika berada dalam mobil , segera keluar dan cari tempat perlindungan. 
Saat di sekolah atau kantor hal yang dilakukan adalah : 
a. Pergi ke lantai terendah dalam gedung, hindari atap yang lebar seperti auditorium, 
atau kafetaria. 
b. Cari perabot yang kuat dan berlindunglah di bawahnya. 
c. Gunakan lengan untuk melindungi kepala dan leher. 
Saat di luar ruangan bila terjadi tornado hal yang dilakukan adalah : 
a. Cobalah untuk masuk ke dalam, jika tidak memungkinkan , berbaringlah di selokan 
atau dataran rendah atau berjongkok dekat sebuah bangunan yang kuat, dan sadari 
potensi banjir. 
b. Gunakan lengan untuk melindungi kepala dan leher. 
Saat terjadi tornado bila berada di dalam mobil hal yang harus dilakukan adalah: 
a. Jangan pernah mencoba mengendarai dan melawan tornado dengan kendaraan. 
b. Keluar dari mobil dengan segera dan cobalah untuk menemukan tempat berlindung di 
sebuah gedung atau bangunan yang kuat. 
c. Berbaringlah di selokan atau dataran rendah yang jauh dari kendaraan. 
Setelah terjadi tornado hal yang harus dilakukan adalah :
10 
a. Bantulah orang lain yang terjebak atau terluka , dan jangan mencoba untuk 
memindahkan orang-orang yang terluka kecuali mereka berada dalam bahaya dengan 
cedera. 
b. Nyalakan radio atau televisi untuk mendapatkan informasi terbaru. 
c. Tetap keluar dari bangunan yang rusak dan kembali ke rumah hanya ketika petugas 
mengatakan aman. 
d. Gunakan telepon hanya untuk panggilan darurat. 
e. Bersihkan obat-obatan yang tumpah, pemutih, bensin, atau cairan yang mudah 
terbakar lainnya dengan segera. 
f. Tinggalkan bangunan jika Anda mencium bau gas atau asap kimia. 
g. Ambil foto kerusakan untuk mengklaim asuransi. 
h. Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin membutuhkan bantuan. 
3) El nina dan La nina 
El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para 
penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik 
bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah 
meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan 
perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik 
permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pemberian nama 
El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan 
Desember. El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”. Di 
kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu 
permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut 
akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina 
(juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan” (oseanografi.blogspot.com., 2005). 
Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun.Jadi berdasarkan hal diatas dapat kita 
memberi pengertian bahwa yang dimaksud dengan El-Nino adalah fenomena dimana terjadi 
peningkatan suhu permukaan laut yang biasanya dingin yang menyebabkan upwelling dan 
biasaya kita indikasikasikan dengan kekeringan pada daerah tersebut dan La-Nina adalah 
fenomena dimanaterjadi pendingginan suhu permukaan laut akibat menguatnya upwellig dan 
biasanya kita indikasikan dengan banjir pada daerah tersebut. 
Proses kejadian El Nino dan La Nina
11 
Gambar 8 : proses el nino 
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ 
Ketika Peru mengalami musim panas, arus laut dingin Humbolt tergantikan oleh arus 
laut panas. Kuatnya penyinaran oleh sinar matahari pada perairan di Pasifik Tengah dan 
Timur menyebabkan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer sehingga 
tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur menjadi rendah. Hal ini diikuti oleh kemunculan 
awan-awan konvektif, atau awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat. 
Di sisi lain, di bagian Pasifik Barat awan sulit terbentuk. Daerah Pasifik Barat 
contohnya adalah Indonesia, yang pada dasarnya cuacanya dipengaruhi oleh angin muson, 
angin pasat, dan angin lokal walaupun sebenarnya pengaruh angin muson yang lebih kuat 
berasal dari daratan Asia. Oleh karena sifat udara adalah bergerak dari tekanan udara tinggi 
ke tekanan udara rendah, udara dari Pasifik Barat akan bergerak ke Pasifik Tengah dan 
Timur. Hal ini menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke Pasifik tengah dan 
Timur. 
Pada La Nina, atau kebalikan dari El Nino, fenomena tersebut terjadi saat permukaan 
laut di Pasifik Tengah dan Timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu 
tertentu. Kemudian, tekanan udara di kawasan Pasifik Barat jadi menurun yang 
memungkinkan terbentuknya awan. Sebagai akibatnya, tekanan udara di Pasifik Tengah dan 
Timur menjadi tinggi sehingga proses pembentukan awan terhambat.
12 
Gambar 9 : proses la nina 
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ 
Sementara itu, di bagian Pasifik Barat, misalnya di Indonesia, tekanan udara menjadi 
rendah sehingga mudah terbentuk awan cumulus nimbus. Awan ini menimbulkan turunnya 
hujan lebat yang disertai petir. Seperti yang disebutkan sebelumnya, sifat udara yang 
bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah menyebabkan udara dari Pasifik 
Tengah dan Timur bergerak ke Pasifik Barat. Hal ini menyebabkan awan konvektif di atas 
Pasifik Tengah dan Timur bergeser ke Pasifik Barat. 
Dampak El-Nino 
Fenomena El-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur menjadi sebaliknya. Ini 
diakibatkan karena upwelling yang membawa banyak nutrien dari dasar laut dan biasanya 
upwelling menjadi tempat berkumpulnya ikan dan plankton menjadi melemah. Air hangat 
dengan kandungan nutrisi yang rendah menyebar di sepanjang pantai sehingga panen para 
nelayan berkurang.Salah satu contoh kasus adalah pada fase El-Nino air dari Laut Maluku 
banyak terhisap ke dalam Samudra Pasifik untuk menggantikan air yang terhisap kearah 
timur. Untuk mengganti kekosongan di Laut Maluku, maka terjadi peristiwa upwelling. Hal 
ini bisa menyebabkan melimpahnya plankton atau sering disebut dengan red tide. 
Hal ini jelas tidak menguntungkan bagi kehidupan di laut, karena red tide bisa 
menghasilkan racun yang bisa mengganggu kehidupan bawah laut terutama pada ikan.lain 
yang disebabkan oleh El-Nino adalah matinya karang-karang atau sering disebut dengan 
coral bleaching. Menurut saya hal ini disebabkan karena El-Nino bisa menghangatkan suhu 
laut. Karena suhu laut naik maka alga yang hidup pada coral mengalami kematian sehingga 
jaringan terumbu menjadi menjadi pudar sehingga warna putih kalsium karbonat yang seperti 
tulang kelihatan.
13 
Coral bleaching yang terjadi di Indonesia telah terjadi selama periode El-Nino pada 
tahun 1998, yang terlihat mulai dari kepulauan Riau sampai Kepulauan Seribu, kepulauan 
Karimun Jawa, Pulau Bali, Pulau Lombok dan Selat Sunda. Gejala coral bleaching ini 
pertama kali dilaporkan di Pulau Bali dan Pulau Lombok pada awal Maret 1998 dan di 
Kepulauan Seribu pada awal Mei 1998. Pada Akhir Agustus kematian terumbu karang ini 
semakin meluas bahkan mencapai 90-95%. Dari semua spesies terumbu karang yang mati 
spesies yang paling banyak mengalami kematian adalah Acrocpora spp. 
Pemantauan suhu secara terus-menerus yang dilakukan di pulau Pari menunjukan bahwa 
pemanasan air dimulai pada 10 Januari dan mencapai suhu maksimum sekitar 19 Maret 1998. 
Selama terjadinya pemutihan tercatat sehu air meningkat dekitar 2-3oC lebih tinggi dari nilai 
rata-rata normalnya. 
Menurut Dr. Wahyu S Hantoro, pakar iklim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 
(LIPI) mengatakan kerugian akibat kehadiran El-Nino tidak hanya menimpa manusia dan 
sumber daya nabati, tetapi juga menimpa sumber daya hewani perairan, termasuk terumbu 
karang. Pada 1997, banyak terumbu karang yang mati bukan hanya karena perubahan suhu 
tetapi juga karena masuknya abu hasil pembakaran hutan ke perairan. Terumbu karang 
dikenal sebagai hewan yang sensitif terhadap perubahan suhu 
Cara Penanggulangan El-Nino 
Seperti yang kita ketahui bahwa El-Nino bukan gejala yang disebabkan oleh ulah 
manusia El-Nino adalah peristiwa alam. Oleh sebab itu El-Nino tidak bisa dicegah maupun 
dihentikan, maka kita hanya bisa mencoba mengurangi dampak yang dihasilkan oleh El- 
Nino. Oleh sebab itu, tindakan yang dapat dilakukan untuk beradaptasi dengan El-Nino 
adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat dari jauh-jauh hari. 
Selain itu pemerintah juga harus mempersiapkan segala upaya untuk mencegah besarnya 
akibat yang dihasilkan oleh El-Nino, seperti membuat gerakan hemat air karena 
El-Nino bisa membuat kemarau yang berkepanjangan, mengatur tata penggunaan air, 
irigasi, termasuk ketersediaan air di waduk-waduk, dll.El-Nino juga bisa mengancam 
kehidupan nelayan tradisional di Indonesia. Menurut yang saya baca dari beberapa situs 
internet mengatakan bahwa para nelayan hanya bisa pasrah dan menunggu El-Nino berlalu 
karena mereka tidak mempunyai alat yang memadai untuk menangkap ikan. 
Dampak El Nino dan La Nina di Indonesia
14 
Dampak yang paling nyata dari fenomena El Nino adalah kekeringan di Indonesia yang 
menyebabkan langkanya air di sejumlah daerah dan kemudian berakibat pada penurunan 
produksi pertanian karena tertundanya masa tanam. Selain itu, meluasnya kebakaran hutan 
yang terjadi di beberapa wilayah di Kalimantan dan Sumatera juga diindikasikan sebagai 
salah satu dampak dari fenomena El Nino tersebut. Untuk La Nina, dampak yang paling 
terasa adalah hujan deras yang juga menyebabkan gagal panen pada pertanian karena sawah 
tergenang. 
Ada juga keuntungan dari El Nino, yaitu bergerak masuknya ikan tuna yang berada di 
Samudera Hindia ke selatan Indonesia. Hal itu terjadi karena perairan di timur samudera 
mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Akibat 
proses ini, Indonesia mendapat banyak ikan tuna, sebuah berkah yang perlu dimanfaatkan. 
Dampak La-Nina 
Hasil La-Nina sebagian besar kebalikan dari orang-orang dari El Nino , misalnya, El- 
Nino akan menyebabkan periode basah di AS Midwestern, sedangkan La-Nina biasanya akan 
menyebabkan musim kemarau di daerah ini. Di sisi lain dari Pasifik La-Nina dapat 
menyebabkan hujan lebat. Untuk India, El-Nino sering menjadi penyebab keprihatinan 
karena dampak buruk terhadap monsun barat, ini terjadi pada tahun 2009. La-Nina, di sisi 
lain, sering menguntungkan bagi monsun, terutama di paruh kedua. La-Nina yang muncul di 
Pasifik pada tahun 2010 mungkin membantu mengakhiri musim barat selatan-tahun lalu pada 
catatan yang menguntungkan. 
Tapi kemudian, hal itu juga memberikan kontribusi terhadap banjir di Australia, yang 
mengakibatkan salah satu bencana terburuk negara itu alam dengan sebagian besar Negara 
Queensland baik di bawah air dari banjir 'proporsi alkitabiah' atau dipukuli oleh Badai Tropis, 
termasuk kategori 5 Siklon Tropis Yasi. Hal ini melancarkan kekacauan serupa di Brazil 
selatan-timur dan memainkan bagian dalam hujan deras dan banjir akibat yang telah 
mempengaruhi Sri Lanka. Cara Penanggulangan La-Nina 
Untuk menggulangi La-Nina hal yang harus dilakukan adalah pembuatan waduk, 
restorasi / reboisasi hutan yang gundul untuk memperluas resapan air, dan penertiban 
pembuangan sampah di daerah sungai 
4) Tsunami
15 
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam 
gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran 
lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah 
lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan 
semakin membesar.pengertian tentang tsunami,penyebab tsunami,bahaya tsunami,sebab 
terjadi nya gelombang tsunami,tsunami aceh 26 desember 2004 dan pengertian tsunami dan 
penebabnya 
Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena saat mencapai 
daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang tinggi daripada 
menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh tiupan angin. Namun 
sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air 
laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman yang salah, para ahli oseanografi sering 
menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic sea wave) untuk menyebut tsunami, 
yang secara ilmiah lebih akurat. 
Tsunami dapat dipicu oleh bermacam-macam gangguan (disturbance) berskala besar 
terhadap air laut, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di 
bawah laut, atau tumbukan benda langit. Tsunami dapat terjadi apabila dasar laut bergerak 
secara tiba-tiba dan mengalami perpindahan vertikal. 
Langkah yang harus dilakukan Sinoman Sadar Bencana ini antara lain : 
a. Petakan daerah rawan genangan tertinggi tsunami, jalur evakuasi, dan tempat 
penampungan sementara yang cukup aman. 
b. Berkoordinasi dengan Badan Meterologi dan Geofisika (BMG), kepolisian, 
pemerintah daerah, dan rumah sakit. Jika data dari BMG mengenai peringatan dini 
bencana tak bisa diharapkan kecepatannya, komunitas ini harus menghimpun gejala-gejala 
alam yang tidak biasa terjadi. 
c. Melakukan pertemuan rutin untuk menambah pengetahuan mengenai gempa dan 
tsunami. Jika perlu, mendatangkan ahli. 
d. Melakukan latihan secara reguler, baik terjadwal maupun tidak terjadwal. 
e. Buat deadline waktu respon evakuasi untuk diterapkan saat latihan agar dalam 
bencana sesungguhnya telah terbiasa merespon secara cepat. 
f. Buat kode tertentu yang dikenali masyarakat sekitar untuk menandakan evakuasi. 
Semisal di Pulau Simeuleu yang paling dekat dengan episentrum gempa Aceh,
16 
memiliki istilah Semong yang diteriakkan berulang kali untuk menunjukkan adanya 
tsunami. Dengan kode ini, otomatis harus dilakukan evakuasi secepatnya ke tempat 
yang lebih tinggi.Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat 
anggota komunitas tinggal. 
g. Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat anggota komunitas 
tinggal. 
Sedangkan langkah yang harus dilakukan tiap individu adalah : 
a. Siapkan satu tas darurat yang sudah diisi keperluan-keperluan mengungsi untuk 3 
hari. Di dalamnya termasuk, pakaian, makanan, surat-surat berharga, dan minuman 
secukupnya. Jangan membawa tas terlalu berat karena akan mengurangi kelincahan 
mobilitas. 
b. Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat terjadinya bencana. 
c. Selalu peka dengan fenomena alam yang tidak biasa. 
Untuk membaca tanda-tanda alam sebelum terjadinya tsunami, Amien Widodo 
memberikan sejumlah petunjuk berdasarkan pengalaman tsunami-tsunami sebelumnya. 
1. Terdengar suara gemuruh yang terjadi akibat pergeseran lapisan tanah. Suara ini bisa 
didengar dalam radius ratusan kilometer seperti yang terjadi saat gempa dan tsunami 
di Pangandaran lalu. 
2. Jika pusat gempa berada di bawah permukaan laut dikedalaman dangkal dan kekuatan 
lebih dari 6 skala richter, perlu diwaspadai adanya tsunami. 
3. Jangka waktu sapuan gelombang tsunami di pesisir bisa dihitung berdasarkan jarak 
episentrumnya dengan pesisir. 
4. Garis pantai dengan cepat surut karena gaya yang ditimbulkan pergeseran lapisan 
tanah. Surutnya garis pantai ini bisa jadi cukup jauh.Karena surutnya garis pantai, 
tercium bau-bau yang khas seperti bau amis dan kadang bau belerang. 
5. Untuk wilayah yang memiliki jaringan pipa bawah tanah, terjadi kerusakan jaringan-jaringan 
pipa akibat gerakan permukaan tanah. 
Dalam sejumlah kasus, perilaku binatang juga bisa dijadikan peringatan dini terjadinya 
tsunami. Sesaat sebelum tsunami di Aceh, ribuan burung panik dan menjauhi pantai, 
sedangkan gajah-gajah di Thailand gelisah dan juga menjauhi pantai. 
Upaya Mitigasi tsunami
17 
Mitigasi bencana gempa yang dilakukan oleh pemerintah ialah memberi peringatan dini 
saat terjadi gempa bumi. Sedangkan untuk mendeteksi kemungkinan adanya bahaya tsunami, 
telah dipasang beberapa alat peringatan tsunami di beberapa perairan Indonesia di antaranya 
di Samudra Hindia sepanjang pantai barat Sumatera, Selat Sunda, Utara dan Pulau Komodo. 
Saat ini telah terpasang lebih dari 90 alat pendeteksi tsunami yang dipasang di perairan 
Indonesia. 
Gambar 10 :Alat pendeteksi tsunami yang dipasang di perairan Indonesia 
(Sumber: www.beritajakarta.com) 
Jepang telah membangun dinding penahan tsunami setinggi 4,5 – 10 meter pada daerah 
pantai yang padat penduduk. Ketika gempa tahun 1993 menimpa Hokkaido tahun 2011 lalu 
di area Tohoku, tinggi gelombang tsunami mencapai 30 m. Dinding penahan terlampaui 
namun dapat mengurangi kecepatan tsunami. Korban jiwa memang tidak terhindarkan. 
Dinding semacam ini dapat digunakan di Aceh atau daerah lainnya (Pangandaran) yang 
rawan Tsunami, namun efektivitas dinding penahan tersebut perlu dilakukan penelitian. 
Pembuatan model dengan alat sentrifugal dan uji laboratorium dapat mensimulasikan tinggi 
gelombang yang dikehendaki. 
Mitigasi harus memperhatikan semua tindakan yang diambil untuk mengurangi 
pengaruh dari bencana dan kondisi yang peka dalam rangka mengurangi bencana yang lebih 
besar di kemudian hari. Oleh karena itu, seluruh aktivitas mitigasi difokuskan pada bencana 
itu sendiri atau bagian/elemen dari ancaman. 
Tsunami Early Warning System (TEWS) adalah upaya untuk mitigasi bencana tsunami. 
Hal sederhana yang dapat dilakukan untuk memberi peringatan dini bagi penduduk yang 
berada di sekitar kota/pantai yang memiliki potensi tsunami adalah memberi peringatan
18 
melalui sirene atau televisi/radio lokal yang dapat dengan segera mensosialisasikan akan 
terjadinya Tsunami. Menurut pengalaman di Aceh ada jeda waktu sekitar 30 menit sampai 
gelombang mencapai pantai. Saat ini di daerah yang rawan seperti Aceh dan Pangandaran 
sedang disiapkan perangkat alat pendeteksi dini untuk memperkirakan terjadinya gempa 
maupun tsunami. 
Sudah menjadi keharusan bagi Indonesia untuk memiliki suatu sistem peringatan dini 
tsunami TEWS yang terintegrasi, apalagi dengan pengalaman yang menimpa negeri semaju 
Jepang yang tetap kewalahan menghadapi tsunami. Sejauh ini, Indonesia telah menerima 
bantuan beberapa unit buoy dari Jerman, Norwegia, dan beberapa negara sahabat. Bahkan 
beberapa waktu lalu, Indonesia juga telah menerima satu unit buoy dari Amerika Serikat. 
Buoy adalah sebuah alat pendeteksi tsunami (Deep-Ocean Assessment and Reporting of 
Tsunami/DART) yang terapung di permukaan laut dan merupakan bagian dari skema 
teknologi TEWS yang disandingkan dengan perangkat OBU (Ocean Bottom Unit) yang 
terpasang di dasar laut. OBU dipasang bersama seismometer untuk mendeteksi kekuatan 
gempa di dasar laut. Ketika terjadi getaran gempa, OBU akan mengirimkan informasi 
kekuatan gempa ke buoy yang dilengkapi dengan penerima GPS (Global Positioning System) 
untuk memberikan data posisi derajat lintang dan derajat bujur unit yang terapung. 
Kemudian, buoy langsung memberikan informasi lewat satelit pemancar untuk diteruskan ke 
master station yang ada di daratan. Jika kekuatan gempa mengindikasikan akan ada tsunami, 
pihak terkait yang berada di master station segera memberikan informasi ke beberapa 
institusi untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat berupa alarm maupun 
penyiaran darurat radio dan televisi.
19 
Gambar 11 :Skema kerja TEWS 
(Sumber: www.majalaheindonesia.com) 
Selain itu prinsip TEWS harus pula memperhatikan hal-hal berikut ini. 
1. Dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa. 
Konstruksi bangunan tahan gempa biasanya di desain agar memberikan rasa aman 
bagi penghuninya terhadap bencana gempa. Dengan mengikuti konstruksi yang tahan 
gempa ini, dampak gempa dapat diminimalkan sehingga korban jiwa akibat runtuhnya 
bangunan juga akan lebih sedikit. 
2. Penguatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas terbaik. 
Setiap bangunan tentunya harus memiliki standar kualitas bangunan yang baik. 
Dengan mengikuti standar yang ada, bangunan akan kokoh dan dapat bertahan 
terhadap goncangan atau getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi. Bangunan yang 
mengikuti standar ialah bangunan yang dibuat dengan perencanaan yang matang agar 
aman dan nyaman untuk ditempati. 
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi. 
Kegiatan pembangunan fasilitas umum seperti sekolah, pasar, rumah sakit, dan yang 
lainnya juga harus memiliki standar kualitas yang tinggi. Rumah sakit terutama 
sebagai fasilitas umum yang sifatnya penting dalam kondisi darurat saat bencana 
harus memiliki bangunan yang kuat. 
4. Pengaturan daerah pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah 
rawan gempa bumi.
20 
5. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan. 
Kegiatan zonasi dapat dilakukan dengan bantuan ilmu terapan seperti Sistem 
Informasi Geografi (SIG) yang mampu memberikan gambaran dari kondisi/fenomena 
yang terjadi di permukaan bumi. Indonesia sudah sarat pengalaman gempa. Oleh 
karena itu, selain mempelajari proses terjadinya gempa bumi, kita masih harus mau 
belajar dari pengalaman masa lalu agar mampu meminimalkan dampak gempa bumi. 
Untuk jangka panjang, pemerintah bersama-sama peneliti ilmu geofisika perlu 
membuat peta zonasi gempa bumi tektonik. Peta semacam ini secara global sudah 
ada, namun perlu dikembangkan peta yang lebih rinci, misalnya peta zonasi gempa 
untuk setiap provinsi atau bahkan setingkat kabupaten, disertai dengan peraturan 
bangunan tahan gempa. Di samping itu, perlu diupayakan untuk merapatkan jaringan 
seismograf (alat pendeteksi dan pencatat gempa bumi) di seluruh wilayah Indonesia, 
sehingga peta bencana dapat dibuat per kecamatan atau bahkan per desa.Untuk jangka 
pendek, perlu dilakukan riset yang lebih rinci di setiap segmen patahan (sesar) aktif 
seperti Sesar Opak (Bantul), Sesar Menoreh (Kulon Progo), serta sesar-sesar mikro 
aktif lainnya, yang sering memicu terjadinya gempa bumi tektonik. Perlu juga 
disarankan kepada penduduk untuk tidak bermukim di wilayah yang diperkirakan 
rawan gempa bumi. Selain itu, studi deformasi kerak bumi dilakukan dengan jalan 
pemantauan dan monitoring gempa bumi mikro, pergerakan kerak bumi, memetakan 
sesar-sesar aktif, dan mempelajari karakteristik seismologi suatu daerah. Memang 
benar terjadinya gempa bumi tidak dapat kita cegah, tetapi para pakar dapat 
memprediksi dan melakukan langkah antisipasi. 
6. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara 
penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.Berbagai cara telah dilakukan oleh 
pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang konsen terhadap 
mitigasi bencana. Pendidikan dan penyuluhan ini penting bagi masyarakat di daerah 
rawan gempa dan sekaligus rawan tsunami. 
Beberapa sumber lain menyatakan ada dua jenis dalam upaya mitigasi bencana tsunami 
yakni : 
1) Upaya Mitigasi Bencana Tsunami Struktural 
Upaya structural dalam menangani masalah bencana tsunami adalah upaya teknis yang 
bertujuan untuk meredam/mengurangi energy gelombang tsunami yang menjalar ke kawasan
21 
pantai. Berdasarkan pemahaman atas mekanisme terjadinya tsunami, karateristik gelombang 
tsunami, inventarisasi dan identifikasi kerusakan struktur bangunan, maka upaya structural 
tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : 
a. Alami, seperti penanaman hutan mangrove/ green belt, disepanjang kawasan pantai 
dan perlindungan terumbu karang. 
b. Buatan,Pembangunan breakwater, seawall, pemecah gelombang sejajar pantai untuk 
menahan tsunami,Memperkuat desain bangunan serta infrastruktur lainnya dengan 
kaidah teknik bangunan tahan bencana tsunami dan tata ruang akrab bencana, dengan 
mengembangkan beberapa insentif anatara lain Retrofitting dan Relokasi. 
2) Upaya Mitigasi Bencana Tsunami Non Struktural 
Upaya Non structural merupakan upaya non teknis yang menyangkut penyesuaian dan 
pengaturan tentang kegiatan manusia agar sejalan dan sesuai dengan upaya mitigasi structural 
maupun upaya lainnya. Upaya non structural tersebut meliputi antara lain : 
a. Kebijakan tentang tata guna lahan/ tata ruang/ zonasi kawasan pantai yang aman 
bencana, 
b. Kebijakan tentang standarisasi bangunan (pemukiman maupun bangunan lainnya) 
serta infrastruktur sarana dan prasarana, 
c. Mikrozonasi daerah rawan bencana dalam skala local, 
d. Pembuatan peta potensi bencana tsunami, peta tingkat kerentanan dan peta tingkat 
ketahanan, sehingga dapat didesain komplek pemukiman “akrab bencana” yang 
memperhaikan berbagai aspek, 
e. Kebijakan tentang eksplorasi dan kegiatan perekonomian masyarakat kawasan pantai, 
f. Pelatihan dan simulasi mitigasi bencana tsunami, 
g. Penyuluhan dan sosialisasi upaya mitigasi bencana tsunami dan,Pengembangan 
system peringatan dini adanya bahaya tsunami 
Mitigasi Bencana Kelautan 
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang rawan terhadap berbagai ancaman 
bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung berapi, banjir, tanah longsor kekeringan
22 
dan angin badai. Itu disebabkan lantaran wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi 
aktif dunia akibat pertemuan tiga lempeng tektonik (Lempeng Samudra Indo-Australia, 
Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudra Pasifik). Berkaitan dengan hal tersebut 
Pemerintah Indonesia berupaya melakukan Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim. 
Dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melakukan 
Launching Sistem Informasi Mitigasi Bencana dan Adaptasi Lingkungan (SI-MAIL). Ini 
adalah program yang diluncurkan guna memberikan informasi berkaitan dengan arah angin, 
gempa, tsunami dan bahaya lainnya. “Informasi ini disebarkan oleh Dinas Kelautan dan 
Perikanan setempat. 
Mitigasi bencana adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak risiko 
bencana, melaui beberapa hal. Sedangkan mitigasi perubahan iklim adalah tindakan–tindakan 
yang dilakukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca supaya global warming atau 
pemanasan global bisa di turunkan. 
Upaya–upaya mengurangi dampak iklim masyarakat belum banyak yang tahu dan 
dianggap sebagai kegiatan yang menakut–nakuti, yang belum tentu benar, masalahnya adalah 
belum ada data yang disebut data kerentanan wilayah pesisir.. Perubahan iklim diprediksi 
dengan adanya kenaikan air laut yang mencapai 7 mili dalam satu tahun. Untuk pesisir di 
Pantai Utara Jawa perubahan iklim bercampur dengan kenaikan permukaan air tanah. Ada 
erosi, ada kenaikan permukaan air laut. 
Menurunkan Emisi Karbon 
Untuk mengantispiasi kenaikan permukaan air laut karena perubahan iklim hanya bisa 
dilakukan dengan menurunkan emisi karbon, supaya perubahan iklim dapat diramalkan, 
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi penebangan hutan, mengurangi 
penggunaaan kendaraan bermotor, tidak membuang samaph sembarang, dan perbanyak hutan 
atau perbanyak tanaman. 
SI-MAIL merupakan Program Pusat Informasi tentang Mitigasi Bencana dan Adaptasi. 
Informasi ini akan disebarluaskan kepada masyarakat nelayan dan masyarakat pesisir melalui 
layanan SMS langsung dari BMKG. Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan 
Provinsi Jawa Tengah yang diwakili Kabid. Kelautan Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil, 
mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu 
pendekatan struktural dan nonstruktural.
23 
Mitigasi struktural dilakukan dengan melakukan upaya mengurangi dampak bencana 
dan perubahan iklim yang bersifat fisik. Mitigasi ini dibedakan menjadi dua kelompok yaitu 
alami, seperti penanaman hutan pantai, di sepanjang pantai dan perlindungan terumbu karang 
dan buatan, seperti pembangunan pemecah gelombang, shelter retrofitting ruang.Untuk 
upaya mitigasi non-struktural adalah melalui sosialisasi penyadaran masyarakat, peningkatan 
kapasitas kelembagaan, dan whorkshop untuk mengurangi pemanasan global.
24 
.DAFTAR PUSTAKA 
http://wahyuancol.wordpress.com/2008/07/01/gelombang-badai-gelombang-tinggi/ 
http://alikaviamaru.blogspot.com/2013/04/makalah-tsunami-dan-pengrtian-tsunami.html 
http://kskbiogama.wordpress.com/2010/03/22/identiikasi-dan-mitigasi-bencana-tsunami/ 
Ilyas,Tommy.2006. Mitigasi Gempa dan Tsunami di Daerah perkotaan. Makalah Seminar 
Bidang Kerekayasaan, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi. 
http://www.kkp.go.id/index.php/mobile/arsip/c/9465/Mitigasi-Bencana-Kelautan-Luncurkan- 
SI-Mail-di-Batang/?category_id=58

Contenu connexe

Tendances

Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya
Sejarah Pembentukan Bumi dan PerkembangannyaSejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya
Sejarah Pembentukan Bumi dan PerkembangannyaFitri Yani
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologiasriantiputrilestari5
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikbestricabebest
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
 
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Ari Panggih Nugroho
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Nanda Reda
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik'Oke Aflatun'
 
Bab 6 karakteristik Event Seismik
Bab 6 karakteristik Event SeismikBab 6 karakteristik Event Seismik
Bab 6 karakteristik Event SeismikAlexander Elake
 
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaCara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaBagus ardian
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Nanda Reda
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLatifatul Hidayah
 
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Armstrong Sompotan
 
Laporan praktikum geolistrik
Laporan praktikum geolistrikLaporan praktikum geolistrik
Laporan praktikum geolistrikAzhar Affandi
 

Tendances (20)

Geologi laut 1
Geologi laut 1Geologi laut 1
Geologi laut 1
 
Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya
Sejarah Pembentukan Bumi dan PerkembangannyaSejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya
Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
 
CITRA SRTM
CITRA SRTM CITRA SRTM
CITRA SRTM
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografi
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
 
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
 
Makalah Hotspot & Mantle Plume
Makalah Hotspot & Mantle PlumeMakalah Hotspot & Mantle Plume
Makalah Hotspot & Mantle Plume
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
 
Hukum kepler
Hukum keplerHukum kepler
Hukum kepler
 
Bab 6 karakteristik Event Seismik
Bab 6 karakteristik Event SeismikBab 6 karakteristik Event Seismik
Bab 6 karakteristik Event Seismik
 
Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)
 
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaCara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
 
Laporan praktikum geolistrik
Laporan praktikum geolistrikLaporan praktikum geolistrik
Laporan praktikum geolistrik
 

En vedette

Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan lautLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan lautRegister Undip
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesaiLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesaiRegister Undip
 
Uu no.8 th 1999 ttg perlindungan konsumen
Uu no.8 th 1999 ttg perlindungan konsumenUu no.8 th 1999 ttg perlindungan konsumen
Uu no.8 th 1999 ttg perlindungan konsumenBobby D'Arch
 
Pemanfaatan air tanah
Pemanfaatan air tanahPemanfaatan air tanah
Pemanfaatan air tanahDianora Didi
 
Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...
Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...
Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...estelleyves
 
Geografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus LautGeografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus LautRamadhani Sardiman
 
Format Cover Tugas Observasi Lapangan
Format  Cover Tugas Observasi LapanganFormat  Cover Tugas Observasi Lapangan
Format Cover Tugas Observasi Lapanganirawan afrianto
 
Analisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentananAnalisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentananChoiri Askolani
 
Geografi ekonomi dan globalisasi
Geografi ekonomi dan globalisasiGeografi ekonomi dan globalisasi
Geografi ekonomi dan globalisasiDechy Angellina
 
BAB I TRANSPORTASI LAUT
BAB I TRANSPORTASI LAUTBAB I TRANSPORTASI LAUT
BAB I TRANSPORTASI LAUTYogga Haw
 
Kemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAKemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAsamsir07
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Srestha Anindyanari
 
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)Muhamad Dzaki Albiruni
 

En vedette (20)

Oseanografi sifat kimia air laut
Oseanografi sifat kimia air lautOseanografi sifat kimia air laut
Oseanografi sifat kimia air laut
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan lautLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesaiLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
 
Uu no.8 th 1999 ttg perlindungan konsumen
Uu no.8 th 1999 ttg perlindungan konsumenUu no.8 th 1999 ttg perlindungan konsumen
Uu no.8 th 1999 ttg perlindungan konsumen
 
Atmosfer ok
Atmosfer okAtmosfer ok
Atmosfer ok
 
Pemanfaatan air tanah
Pemanfaatan air tanahPemanfaatan air tanah
Pemanfaatan air tanah
 
Makalah bencana alam
Makalah bencana alamMakalah bencana alam
Makalah bencana alam
 
Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...
Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...
Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...
 
Geografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus LautGeografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus Laut
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
 
Format Cover Tugas Observasi Lapangan
Format  Cover Tugas Observasi LapanganFormat  Cover Tugas Observasi Lapangan
Format Cover Tugas Observasi Lapangan
 
Transportasi Laut
Transportasi LautTransportasi Laut
Transportasi Laut
 
Analisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentananAnalisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentanan
 
Geografi ekonomi dan globalisasi
Geografi ekonomi dan globalisasiGeografi ekonomi dan globalisasi
Geografi ekonomi dan globalisasi
 
BAB I TRANSPORTASI LAUT
BAB I TRANSPORTASI LAUTBAB I TRANSPORTASI LAUT
BAB I TRANSPORTASI LAUT
 
Kemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAKemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIA
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
 
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencanaBahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
 
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
 
4 BAB II ekonomi maritim
4 BAB II ekonomi maritim4 BAB II ekonomi maritim
4 BAB II ekonomi maritim
 

Similaire à Bencana Laut

Kumpulan garuda (bencana tsunami di aceh)
Kumpulan garuda (bencana tsunami di aceh)Kumpulan garuda (bencana tsunami di aceh)
Kumpulan garuda (bencana tsunami di aceh)rifqimuammar
 
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPIKelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPINanda Reda
 
Tugas makalah plh tentang bencana alam
Tugas makalah plh  tentang bencana alamTugas makalah plh  tentang bencana alam
Tugas makalah plh tentang bencana alamirvanhamdi
 
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptx
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptxJENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptx
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptxabqary1107
 
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptx
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptxJENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptx
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptxdesyomaolidya
 
Kondisi Alam Indonesia.pptx
Kondisi Alam Indonesia.pptxKondisi Alam Indonesia.pptx
Kondisi Alam Indonesia.pptxtrinaputri1
 
Kd 4 gejala alam
Kd 4 gejala alamKd 4 gejala alam
Kd 4 gejala alamAryetti
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGILAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGISansanikhs
 
Bangunan Tahan Gempa
Bangunan Tahan GempaBangunan Tahan Gempa
Bangunan Tahan Gempaafifsalim12
 
FENOMENA IKLIM LUAR BIASA
FENOMENA IKLIM LUAR BIASAFENOMENA IKLIM LUAR BIASA
FENOMENA IKLIM LUAR BIASAAsmawi Abdullah
 

Similaire à Bencana Laut (20)

MAKALAH TSUNAMI .docx
MAKALAH TSUNAMI .docxMAKALAH TSUNAMI .docx
MAKALAH TSUNAMI .docx
 
Dokumen.tips makalah tsunami.
Dokumen.tips makalah tsunami.Dokumen.tips makalah tsunami.
Dokumen.tips makalah tsunami.
 
MAKALAH TSUNAMI.docx
MAKALAH TSUNAMI.docxMAKALAH TSUNAMI.docx
MAKALAH TSUNAMI.docx
 
Kumpulan garuda (bencana tsunami di aceh)
Kumpulan garuda (bencana tsunami di aceh)Kumpulan garuda (bencana tsunami di aceh)
Kumpulan garuda (bencana tsunami di aceh)
 
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPIKelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
 
Tugas makalah plh tentang bencana alam
Tugas makalah plh  tentang bencana alamTugas makalah plh  tentang bencana alam
Tugas makalah plh tentang bencana alam
 
Fisika - tsunami
Fisika - tsunamiFisika - tsunami
Fisika - tsunami
 
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptx
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptxJENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptx
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptx
 
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptx
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptxJENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptx
JENIS DAN INDIKATOR BENCANA-Presentasi 2 OK.pptx
 
Kondisi Alam Indonesia.pptx
Kondisi Alam Indonesia.pptxKondisi Alam Indonesia.pptx
Kondisi Alam Indonesia.pptx
 
Pergerakan lempeng
Pergerakan lempengPergerakan lempeng
Pergerakan lempeng
 
Teks Eksplanasi Gempa Bumi
Teks Eksplanasi Gempa BumiTeks Eksplanasi Gempa Bumi
Teks Eksplanasi Gempa Bumi
 
PPT TSUNAMI.pptx
PPT TSUNAMI.pptxPPT TSUNAMI.pptx
PPT TSUNAMI.pptx
 
Gerakan air__laut
Gerakan  air__lautGerakan  air__laut
Gerakan air__laut
 
Kd 4 gejala alam
Kd 4 gejala alamKd 4 gejala alam
Kd 4 gejala alam
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGILAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
 
Cuaca buruk
Cuaca burukCuaca buruk
Cuaca buruk
 
Bangunan Tahan Gempa
Bangunan Tahan GempaBangunan Tahan Gempa
Bangunan Tahan Gempa
 
FENOMENA IKLIM LUAR BIASA
FENOMENA IKLIM LUAR BIASAFENOMENA IKLIM LUAR BIASA
FENOMENA IKLIM LUAR BIASA
 
Gelombang laut
Gelombang lautGelombang laut
Gelombang laut
 

Dernier

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 

Dernier (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Bencana Laut

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam keunikan yang berbeda dari setiap sisinya.Keunikan ini baik berupa non fisik maupun fisik yang terkandung didalamnya.Dalam keunikan non fisik berupa keaanekaragaman suku dan budaya yang di miliki oleh Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Pulau miangas sampai Pulau rote.Sedangkan keunikan fisik adalah keunikan bentuk Indonesia yang terdiri dari rentetan pulau-pulau yang berjejer seakan sambung menyambung dan membentuk negara kepulauan atau istilahnya adalah Nusantara (archipelago).Keunikan fisik tersebut bukan hanya itu berdasarkan dari pembentukannya saja Indonesia sudah unik beberapa pulau yang terbentuk hampir menyerupai hewan – hewan tertentu.Seperti Pulau sumatera menyerupai ikan dan Pulau papua menyerupai burung dan pulau – pulau kecil nusa tenggara dikatakan mirip dengan kalajengking. Keunikan yang lain dimiliki Indonesia adalah pertemuan dua pegunungan sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang menyebabkan Indonesia berada pada lingkaran bola api ( ring of fire ).Keadaan ini menyebabkan banyak gunung api aktif yang menyebar di Indonesia.Namun kadang kala pergerakan lempeng ini menyebabkan daerah Indonesia rentan akan terjadinya bencana di sekitar daerah Indonesia.Bencana siap datang kapan saja dan tidak dapat dipastikan kapan waktu terjadinya untuk itu masyarakat di harapkan agar selalu siap siaga di setiap kegiatan yang mereka laksanakan. Klasifikasi bencana terbagi menjadi dua jenis yakni bencana yang disebabkan oleh alam dan bencana yang disebabkan oleh non alam.Bencana non alam di Indonesia bisa dikatakan jarang namun bukan berarti tidak pernah terjadi.Sedangkan bencana alam bisa dikatakan sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia mulai dari longsor, gempa bumi, gunung meletus, banjir atau bahkan tsunami. Beberapa kejadian bencana yang disebutkan diatas beberapa diantaranya adalah bencana akibat geomorfologis dan bencana kelautan .Namun pada makalah ini akan membahas mengenai bencana kelautan.
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah Dalam penulisan makalah ini rumusan masalah yang dimuat adalah : 1. Apakah bencana kelautan? 2. Apakah gelombang badai itu? 3. Apakah topan dan bagaimana terbentuknya? 4. Apakah tsunami dan bagaimana mitigasinya? 5. Bagaimana mitigasi bencana ? C. Tujuan Penulisan Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang bencana kelautan dan bagaimana mitigasinya.Semua pertanyaan diatas akan dibahas dalam bab selanjutnya. D. Manfaat Penulisan Dalam penulisan makalah ini memiliki manfaat sebagai [emberi informasi serta dapat berguna untuk menambah khasanah ilmu yang akan dimiliki baik si penulis serta si pembaca.Bahkan dapat pula di manfaatkan sebagai media pembelajaran bagi si pembaca..
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN Bencana laut adalah bencana alam yang berasal dari laut. lingkungan normal atau perubahan drastis alam laut, sehingga di zona pesisir terjadi di laut atau serius membahayakan masyarakat, ekonomi dan peristiwa-peristiwa kehidupan dan properti. 1) Gelombang badai Gelombang badai adalah sebutan untuk fenomena gelombang laut yang terjadi karena itupan angin badai, yang ukurannya di atas ukuran gelombang normal, yang melanda ke daratan. Di Indonesia, secara umum masyarakat menyebut fenomena gelombang ini dengan Gelombang Pasang. Gelombang badai dapat menyebabkan air laut masuk ke daratan dan mencapat jarak 200 meter ke dalam daratan dari tepi pantai. Berbeda dengan tsunami yang terjadi karena gempa, longsoran bawah laut atau letusan gunungapi bawah laut, fenomena gelombang badai ini terjadi menyusul terjadinya badai atau tiupan angn yang sangat kencang di lautan (fenomena meteorologi), tinggi gelombangnya dapat mencapai belasan meter di daerah dekat sumber angin, dan gelombang terus berlangsung selama angin bertiup dan reda bersama dengan redanya tiupan angin. Berkaitan dengan mekanisme pencetusannya, fenomena gelombang badai ini hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu yang berkaitan dengan musim angin tertentu, dan hanya akan melanda lokasi-lokasi tertentu pula. Peristiwa gelombang badai yang terbaru terjadi di Indonesia terjadi pada pertengahan bulan Mei 2007 yang melanda kawasan pesisir Pulau Sumatera, Jawa, Bali dan pulau-pulau Nusa Tenggara Barat dan Timur (BBC Indonesia, 2007; Antara, 2007), yang menghadap ke Samudera Hindia; dan gelombang badai yang melanda kawasan pesisir utara Pulau Jawa di daerah Inderamayu – Cirebon. Gambar 1 : setting lingkungan pesisir
  • 4. 4 Sumber : http://wayuancol.files.wordpress.com/ Pada Gambar terlihat bahwa terdapat dua setting lingkungan pesisir yang berbeda yang dilanda oleh gelombang badai. Pertama, kawasan pesisir yang menghadap ke Samudera Hindia mulai dari Sumatera sampai Nusa Tenggara Timur, dan ke-dua, kawasan pesisir yang berada di “lingkungan dalam” (Laut Jawa) perairan Kepulauan Indonesia yaitu wilayah pesisir Inderamayu – Cirebon, yang menghadap ke arah timur. Hal itu menunjukkan bahwa kedua peristiwa gelombang bagai itu terjadi secara terpisah dengan dua pencetus yang berbeda. Pertama, gelombang badai yang melanda kawasan pesisir pulau-pulau yang menghadap ke Samudera Hindia adalah gelombang bagai yang merupakan bagian dari fenomena yang dikenal dengan “Southern Swell” yang muncul karena badai di Afrika Selatan pada posisi 40oS (AVISO, 2007 dan ESA, 2007). Kedua, gelombang badai yang melanda pesisir Inderamayu – Cirebon yang menghadap ke arah timur itu adalah gelombang badai yang timbul karena tiupan angin dari arah timur yang bertepatan dengan Musim Timur. Gambar 2 : animasi perambatan gelombang Sumber : http://wayuancol.files.wordpress.com/ Pada Gambar diatas Hasil animasi perambatan gelombang “Southern Swell” yang memperlihatkan perambatan gelombang dari Afrika Selatan ke seluruh bagian Samudera Hindia dan menjangkau Kepulauan Indonesia (AVISO, 2007 dengan modifikasi). Gambar menunjukkan kondisi pada tanggal 17 Mei 2007.Dari dua peristiwa fenomena gelombang badai tersebut dapat disimpulkan bahwa:
  • 5. 5 1) Kawasan pesisir dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali dan pulau-pulau Nusa Tenggara yang menghadap ke Samudera Hindia merupakan kawasan pesisir yang berpotensi untuk terkena gelombang badai yang datang dari Samudera Hindia. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya angin siklon di Samudera Hindia. Memperhatikan kejadian terbaru dari gelombang badai yang terjadi, maka gelombang badai di masa datang mungkin terjadi dalam bulan Mei. 2) Segmen pantai kawasan pesisir utara Pulau Jawa yang menghadap ke arah timur adalah kawasan pesisir yang sangat berpotensi untuk terkena gelombang badai yang terjadi pada saat Musim Timur berlangsung di bulan Mei. Fenomena gelombang badai muncul berkaitan dengan fenomena meteorologi berupa tiupan angin yang kemungkinan waktu terjadinya relatif teratur sepanjang tahun sesuai dengan perubahan musim. Dengan demikian, prediksi atau peringatan dini akan terjadinya gelombang badai lebih mudah dilakukan dari pada prediksi atau peringatan dini tsunami. Mengenai sifat merusak dari gelombang badai ini, kemampuan merusak dari gelombang badai memang kecil bila dibandingkan dengan tsunami seperti yang melanda Propinsi Nagroe Aceh Darussalam pada 26 Desember 2004. Meskipun demikian, untuk kondisi tertentu di suatu tempat tertentu, gelombang badi bisa cukup kuat, seperti yang terjadi pada 11 Juni 2007 di Pantai Nobbys, Newcastle, Australia. Gelombang badai yang terjadi di kawasan pesisir itu mampu mengkandaskan kapal yang memuat batubara seberat 30.000 ton ke pantai 2) Tornado Kata tornado merupakan perubahan dari kata dalam Bahasa Spanyol tronada, yang berarti badai petir,kata tornado juga diambil dari Bahasa Latin tonare, yang berarti gemuruh. Kata ini sangat mungkin merupakan kombinasi dari bahasa Spanyol tronada dan tornar ("berputar").Tornado juga secara umum dikenal sebagai twisters. Tornado adalah di antara badai paling kejam di Bumi, dengan potensi untuk menyebabkan kerusakan yang sangat serius. Perubahan lapisan udara merupakan pemicu lahirnya tornado. Dalam hal ini jika lapisan udara dingin berada diatas lapisan udara panas, udara panas naik dengan kecepatan 300-an km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah yang mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna
  • 6. 6 maka sebuah tornado bisa memiliki kecepatan hingga 400 km/jam serta lebar cerobong antara 15 - 365 meter.Berikut ini gambaran proses terjadinya badai tornado: Gambar 3 : angin tornado Sumber : http://1.bp.blogspot.com/ Udara panas yang terus menerus menghantam bumi akan menyebabkan suhu tanah meningkat. Dan ketika suhu panas meningkat, udara panas dan lembab yang ada di udara akan mulai naik dan semakin naik. Gambar 4 : fase awal tornado Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ Ketika udara panas, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering, dan terangkat ke atas, kemudian akan masuk ke lapisan udara atas. Pada fase ini sebuah awan petir mulai tercipta.
  • 7. 7 Gambar 5 : fase tornado Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ Pergerakan udara keatas yang terjadi sangat cepat dan adanya angin dari sisi samping menyebabkan arah yang berbeda dan membentuk sebuah pusaran. Gambar 6 : fase tornado Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan terlihat dari awan ke permukaan tanah. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
  • 8. 8 Gambar 7 : fase akhir tornado Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing. Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km. Meskipun tornado telah diamati di tiap benua kecuali Antartika, tornado lebih sering terjadi di Amerika Serikat. Tornado juga umumnya terjadi di Kanada bagian selatan, selatan-tengah dan timur Asia, timur-tengah Amerika Latin, Afrika Selatan, barat laut dan tengah Eropa, Italia, barat dan selatan Australia, dan Selandia Baru. Beberapa mitigasi Untuk melindungi diri sendiri maupun orang lain dari bencana topan, kita perlu mengetahui apa saja yang harus kita lakukan untuk menanggulanginya. Sebelum terjadi : a. Tetapkan suatu daerah di rumah sebagai tempat berlindung. b. Buat rencana komunikasi darurat jika terjadi perpisahan. c. Ketahui perbedaan antara kemungkinan adanya tornado (dikeluarkan ketika tornado yang mungkin akan terjadi di daerah Anda) dan peringatan adanya tornado (tornado telah terlihat oleh radar). d. Ambil tempat berlindung di sebuah bangunan dengan pondasi yang kuat.
  • 9. 9 e. Jika toilet tidak tersedia, berbaring di selokan atau dataran rendah. f. Pelajari tanda-tanda bahaya: sebelum tornado menghantam, angin dapat mereda dan udara dapat menjadi diam, dan umumnya terjadi di dekat tepi badai, Anda seringkali dapat melihat jelas langit setelah tornado. Saat terjadi tornado dan korban berada di dalam rumah : a. Pergilah ke ruang bawah tanah atau bagian terendah dari bangunan. b. Jika tidak ada ruang bawah tanah, pergi ke sebuah lorong dalam atau ruangan tanpa jendela. c. Pergi ke tengah ruangan, menjauhlah dari sudut karena mereka menarik puing-puing. d. Berlidunglah di bawah perabot yang kokoh dan berpeganglah pada benda tersebut. e. Gunakan lengan untuk melindungi kepala dan leher. f. Jika berada dalam mobil , segera keluar dan cari tempat perlindungan. Saat di sekolah atau kantor hal yang dilakukan adalah : a. Pergi ke lantai terendah dalam gedung, hindari atap yang lebar seperti auditorium, atau kafetaria. b. Cari perabot yang kuat dan berlindunglah di bawahnya. c. Gunakan lengan untuk melindungi kepala dan leher. Saat di luar ruangan bila terjadi tornado hal yang dilakukan adalah : a. Cobalah untuk masuk ke dalam, jika tidak memungkinkan , berbaringlah di selokan atau dataran rendah atau berjongkok dekat sebuah bangunan yang kuat, dan sadari potensi banjir. b. Gunakan lengan untuk melindungi kepala dan leher. Saat terjadi tornado bila berada di dalam mobil hal yang harus dilakukan adalah: a. Jangan pernah mencoba mengendarai dan melawan tornado dengan kendaraan. b. Keluar dari mobil dengan segera dan cobalah untuk menemukan tempat berlindung di sebuah gedung atau bangunan yang kuat. c. Berbaringlah di selokan atau dataran rendah yang jauh dari kendaraan. Setelah terjadi tornado hal yang harus dilakukan adalah :
  • 10. 10 a. Bantulah orang lain yang terjebak atau terluka , dan jangan mencoba untuk memindahkan orang-orang yang terluka kecuali mereka berada dalam bahaya dengan cedera. b. Nyalakan radio atau televisi untuk mendapatkan informasi terbaru. c. Tetap keluar dari bangunan yang rusak dan kembali ke rumah hanya ketika petugas mengatakan aman. d. Gunakan telepon hanya untuk panggilan darurat. e. Bersihkan obat-obatan yang tumpah, pemutih, bensin, atau cairan yang mudah terbakar lainnya dengan segera. f. Tinggalkan bangunan jika Anda mencium bau gas atau asap kimia. g. Ambil foto kerusakan untuk mengklaim asuransi. h. Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin membutuhkan bantuan. 3) El nina dan La nina El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan” (oseanografi.blogspot.com., 2005). Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun.Jadi berdasarkan hal diatas dapat kita memberi pengertian bahwa yang dimaksud dengan El-Nino adalah fenomena dimana terjadi peningkatan suhu permukaan laut yang biasanya dingin yang menyebabkan upwelling dan biasaya kita indikasikasikan dengan kekeringan pada daerah tersebut dan La-Nina adalah fenomena dimanaterjadi pendingginan suhu permukaan laut akibat menguatnya upwellig dan biasanya kita indikasikan dengan banjir pada daerah tersebut. Proses kejadian El Nino dan La Nina
  • 11. 11 Gambar 8 : proses el nino Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ Ketika Peru mengalami musim panas, arus laut dingin Humbolt tergantikan oleh arus laut panas. Kuatnya penyinaran oleh sinar matahari pada perairan di Pasifik Tengah dan Timur menyebabkan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer sehingga tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur menjadi rendah. Hal ini diikuti oleh kemunculan awan-awan konvektif, atau awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat. Di sisi lain, di bagian Pasifik Barat awan sulit terbentuk. Daerah Pasifik Barat contohnya adalah Indonesia, yang pada dasarnya cuacanya dipengaruhi oleh angin muson, angin pasat, dan angin lokal walaupun sebenarnya pengaruh angin muson yang lebih kuat berasal dari daratan Asia. Oleh karena sifat udara adalah bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah, udara dari Pasifik Barat akan bergerak ke Pasifik Tengah dan Timur. Hal ini menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke Pasifik tengah dan Timur. Pada La Nina, atau kebalikan dari El Nino, fenomena tersebut terjadi saat permukaan laut di Pasifik Tengah dan Timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Kemudian, tekanan udara di kawasan Pasifik Barat jadi menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sebagai akibatnya, tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur menjadi tinggi sehingga proses pembentukan awan terhambat.
  • 12. 12 Gambar 9 : proses la nina Sumber : http://3.bp.blogspot.com/ Sementara itu, di bagian Pasifik Barat, misalnya di Indonesia, tekanan udara menjadi rendah sehingga mudah terbentuk awan cumulus nimbus. Awan ini menimbulkan turunnya hujan lebat yang disertai petir. Seperti yang disebutkan sebelumnya, sifat udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah menyebabkan udara dari Pasifik Tengah dan Timur bergerak ke Pasifik Barat. Hal ini menyebabkan awan konvektif di atas Pasifik Tengah dan Timur bergeser ke Pasifik Barat. Dampak El-Nino Fenomena El-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur menjadi sebaliknya. Ini diakibatkan karena upwelling yang membawa banyak nutrien dari dasar laut dan biasanya upwelling menjadi tempat berkumpulnya ikan dan plankton menjadi melemah. Air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah menyebar di sepanjang pantai sehingga panen para nelayan berkurang.Salah satu contoh kasus adalah pada fase El-Nino air dari Laut Maluku banyak terhisap ke dalam Samudra Pasifik untuk menggantikan air yang terhisap kearah timur. Untuk mengganti kekosongan di Laut Maluku, maka terjadi peristiwa upwelling. Hal ini bisa menyebabkan melimpahnya plankton atau sering disebut dengan red tide. Hal ini jelas tidak menguntungkan bagi kehidupan di laut, karena red tide bisa menghasilkan racun yang bisa mengganggu kehidupan bawah laut terutama pada ikan.lain yang disebabkan oleh El-Nino adalah matinya karang-karang atau sering disebut dengan coral bleaching. Menurut saya hal ini disebabkan karena El-Nino bisa menghangatkan suhu laut. Karena suhu laut naik maka alga yang hidup pada coral mengalami kematian sehingga jaringan terumbu menjadi menjadi pudar sehingga warna putih kalsium karbonat yang seperti tulang kelihatan.
  • 13. 13 Coral bleaching yang terjadi di Indonesia telah terjadi selama periode El-Nino pada tahun 1998, yang terlihat mulai dari kepulauan Riau sampai Kepulauan Seribu, kepulauan Karimun Jawa, Pulau Bali, Pulau Lombok dan Selat Sunda. Gejala coral bleaching ini pertama kali dilaporkan di Pulau Bali dan Pulau Lombok pada awal Maret 1998 dan di Kepulauan Seribu pada awal Mei 1998. Pada Akhir Agustus kematian terumbu karang ini semakin meluas bahkan mencapai 90-95%. Dari semua spesies terumbu karang yang mati spesies yang paling banyak mengalami kematian adalah Acrocpora spp. Pemantauan suhu secara terus-menerus yang dilakukan di pulau Pari menunjukan bahwa pemanasan air dimulai pada 10 Januari dan mencapai suhu maksimum sekitar 19 Maret 1998. Selama terjadinya pemutihan tercatat sehu air meningkat dekitar 2-3oC lebih tinggi dari nilai rata-rata normalnya. Menurut Dr. Wahyu S Hantoro, pakar iklim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan kerugian akibat kehadiran El-Nino tidak hanya menimpa manusia dan sumber daya nabati, tetapi juga menimpa sumber daya hewani perairan, termasuk terumbu karang. Pada 1997, banyak terumbu karang yang mati bukan hanya karena perubahan suhu tetapi juga karena masuknya abu hasil pembakaran hutan ke perairan. Terumbu karang dikenal sebagai hewan yang sensitif terhadap perubahan suhu Cara Penanggulangan El-Nino Seperti yang kita ketahui bahwa El-Nino bukan gejala yang disebabkan oleh ulah manusia El-Nino adalah peristiwa alam. Oleh sebab itu El-Nino tidak bisa dicegah maupun dihentikan, maka kita hanya bisa mencoba mengurangi dampak yang dihasilkan oleh El- Nino. Oleh sebab itu, tindakan yang dapat dilakukan untuk beradaptasi dengan El-Nino adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat dari jauh-jauh hari. Selain itu pemerintah juga harus mempersiapkan segala upaya untuk mencegah besarnya akibat yang dihasilkan oleh El-Nino, seperti membuat gerakan hemat air karena El-Nino bisa membuat kemarau yang berkepanjangan, mengatur tata penggunaan air, irigasi, termasuk ketersediaan air di waduk-waduk, dll.El-Nino juga bisa mengancam kehidupan nelayan tradisional di Indonesia. Menurut yang saya baca dari beberapa situs internet mengatakan bahwa para nelayan hanya bisa pasrah dan menunggu El-Nino berlalu karena mereka tidak mempunyai alat yang memadai untuk menangkap ikan. Dampak El Nino dan La Nina di Indonesia
  • 14. 14 Dampak yang paling nyata dari fenomena El Nino adalah kekeringan di Indonesia yang menyebabkan langkanya air di sejumlah daerah dan kemudian berakibat pada penurunan produksi pertanian karena tertundanya masa tanam. Selain itu, meluasnya kebakaran hutan yang terjadi di beberapa wilayah di Kalimantan dan Sumatera juga diindikasikan sebagai salah satu dampak dari fenomena El Nino tersebut. Untuk La Nina, dampak yang paling terasa adalah hujan deras yang juga menyebabkan gagal panen pada pertanian karena sawah tergenang. Ada juga keuntungan dari El Nino, yaitu bergerak masuknya ikan tuna yang berada di Samudera Hindia ke selatan Indonesia. Hal itu terjadi karena perairan di timur samudera mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Akibat proses ini, Indonesia mendapat banyak ikan tuna, sebuah berkah yang perlu dimanfaatkan. Dampak La-Nina Hasil La-Nina sebagian besar kebalikan dari orang-orang dari El Nino , misalnya, El- Nino akan menyebabkan periode basah di AS Midwestern, sedangkan La-Nina biasanya akan menyebabkan musim kemarau di daerah ini. Di sisi lain dari Pasifik La-Nina dapat menyebabkan hujan lebat. Untuk India, El-Nino sering menjadi penyebab keprihatinan karena dampak buruk terhadap monsun barat, ini terjadi pada tahun 2009. La-Nina, di sisi lain, sering menguntungkan bagi monsun, terutama di paruh kedua. La-Nina yang muncul di Pasifik pada tahun 2010 mungkin membantu mengakhiri musim barat selatan-tahun lalu pada catatan yang menguntungkan. Tapi kemudian, hal itu juga memberikan kontribusi terhadap banjir di Australia, yang mengakibatkan salah satu bencana terburuk negara itu alam dengan sebagian besar Negara Queensland baik di bawah air dari banjir 'proporsi alkitabiah' atau dipukuli oleh Badai Tropis, termasuk kategori 5 Siklon Tropis Yasi. Hal ini melancarkan kekacauan serupa di Brazil selatan-timur dan memainkan bagian dalam hujan deras dan banjir akibat yang telah mempengaruhi Sri Lanka. Cara Penanggulangan La-Nina Untuk menggulangi La-Nina hal yang harus dilakukan adalah pembuatan waduk, restorasi / reboisasi hutan yang gundul untuk memperluas resapan air, dan penertiban pembuangan sampah di daerah sungai 4) Tsunami
  • 15. 15 Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin membesar.pengertian tentang tsunami,penyebab tsunami,bahaya tsunami,sebab terjadi nya gelombang tsunami,tsunami aceh 26 desember 2004 dan pengertian tsunami dan penebabnya Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena saat mencapai daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang tinggi daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh tiupan angin. Namun sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman yang salah, para ahli oseanografi sering menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic sea wave) untuk menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih akurat. Tsunami dapat dipicu oleh bermacam-macam gangguan (disturbance) berskala besar terhadap air laut, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di bawah laut, atau tumbukan benda langit. Tsunami dapat terjadi apabila dasar laut bergerak secara tiba-tiba dan mengalami perpindahan vertikal. Langkah yang harus dilakukan Sinoman Sadar Bencana ini antara lain : a. Petakan daerah rawan genangan tertinggi tsunami, jalur evakuasi, dan tempat penampungan sementara yang cukup aman. b. Berkoordinasi dengan Badan Meterologi dan Geofisika (BMG), kepolisian, pemerintah daerah, dan rumah sakit. Jika data dari BMG mengenai peringatan dini bencana tak bisa diharapkan kecepatannya, komunitas ini harus menghimpun gejala-gejala alam yang tidak biasa terjadi. c. Melakukan pertemuan rutin untuk menambah pengetahuan mengenai gempa dan tsunami. Jika perlu, mendatangkan ahli. d. Melakukan latihan secara reguler, baik terjadwal maupun tidak terjadwal. e. Buat deadline waktu respon evakuasi untuk diterapkan saat latihan agar dalam bencana sesungguhnya telah terbiasa merespon secara cepat. f. Buat kode tertentu yang dikenali masyarakat sekitar untuk menandakan evakuasi. Semisal di Pulau Simeuleu yang paling dekat dengan episentrum gempa Aceh,
  • 16. 16 memiliki istilah Semong yang diteriakkan berulang kali untuk menunjukkan adanya tsunami. Dengan kode ini, otomatis harus dilakukan evakuasi secepatnya ke tempat yang lebih tinggi.Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat anggota komunitas tinggal. g. Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat anggota komunitas tinggal. Sedangkan langkah yang harus dilakukan tiap individu adalah : a. Siapkan satu tas darurat yang sudah diisi keperluan-keperluan mengungsi untuk 3 hari. Di dalamnya termasuk, pakaian, makanan, surat-surat berharga, dan minuman secukupnya. Jangan membawa tas terlalu berat karena akan mengurangi kelincahan mobilitas. b. Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat terjadinya bencana. c. Selalu peka dengan fenomena alam yang tidak biasa. Untuk membaca tanda-tanda alam sebelum terjadinya tsunami, Amien Widodo memberikan sejumlah petunjuk berdasarkan pengalaman tsunami-tsunami sebelumnya. 1. Terdengar suara gemuruh yang terjadi akibat pergeseran lapisan tanah. Suara ini bisa didengar dalam radius ratusan kilometer seperti yang terjadi saat gempa dan tsunami di Pangandaran lalu. 2. Jika pusat gempa berada di bawah permukaan laut dikedalaman dangkal dan kekuatan lebih dari 6 skala richter, perlu diwaspadai adanya tsunami. 3. Jangka waktu sapuan gelombang tsunami di pesisir bisa dihitung berdasarkan jarak episentrumnya dengan pesisir. 4. Garis pantai dengan cepat surut karena gaya yang ditimbulkan pergeseran lapisan tanah. Surutnya garis pantai ini bisa jadi cukup jauh.Karena surutnya garis pantai, tercium bau-bau yang khas seperti bau amis dan kadang bau belerang. 5. Untuk wilayah yang memiliki jaringan pipa bawah tanah, terjadi kerusakan jaringan-jaringan pipa akibat gerakan permukaan tanah. Dalam sejumlah kasus, perilaku binatang juga bisa dijadikan peringatan dini terjadinya tsunami. Sesaat sebelum tsunami di Aceh, ribuan burung panik dan menjauhi pantai, sedangkan gajah-gajah di Thailand gelisah dan juga menjauhi pantai. Upaya Mitigasi tsunami
  • 17. 17 Mitigasi bencana gempa yang dilakukan oleh pemerintah ialah memberi peringatan dini saat terjadi gempa bumi. Sedangkan untuk mendeteksi kemungkinan adanya bahaya tsunami, telah dipasang beberapa alat peringatan tsunami di beberapa perairan Indonesia di antaranya di Samudra Hindia sepanjang pantai barat Sumatera, Selat Sunda, Utara dan Pulau Komodo. Saat ini telah terpasang lebih dari 90 alat pendeteksi tsunami yang dipasang di perairan Indonesia. Gambar 10 :Alat pendeteksi tsunami yang dipasang di perairan Indonesia (Sumber: www.beritajakarta.com) Jepang telah membangun dinding penahan tsunami setinggi 4,5 – 10 meter pada daerah pantai yang padat penduduk. Ketika gempa tahun 1993 menimpa Hokkaido tahun 2011 lalu di area Tohoku, tinggi gelombang tsunami mencapai 30 m. Dinding penahan terlampaui namun dapat mengurangi kecepatan tsunami. Korban jiwa memang tidak terhindarkan. Dinding semacam ini dapat digunakan di Aceh atau daerah lainnya (Pangandaran) yang rawan Tsunami, namun efektivitas dinding penahan tersebut perlu dilakukan penelitian. Pembuatan model dengan alat sentrifugal dan uji laboratorium dapat mensimulasikan tinggi gelombang yang dikehendaki. Mitigasi harus memperhatikan semua tindakan yang diambil untuk mengurangi pengaruh dari bencana dan kondisi yang peka dalam rangka mengurangi bencana yang lebih besar di kemudian hari. Oleh karena itu, seluruh aktivitas mitigasi difokuskan pada bencana itu sendiri atau bagian/elemen dari ancaman. Tsunami Early Warning System (TEWS) adalah upaya untuk mitigasi bencana tsunami. Hal sederhana yang dapat dilakukan untuk memberi peringatan dini bagi penduduk yang berada di sekitar kota/pantai yang memiliki potensi tsunami adalah memberi peringatan
  • 18. 18 melalui sirene atau televisi/radio lokal yang dapat dengan segera mensosialisasikan akan terjadinya Tsunami. Menurut pengalaman di Aceh ada jeda waktu sekitar 30 menit sampai gelombang mencapai pantai. Saat ini di daerah yang rawan seperti Aceh dan Pangandaran sedang disiapkan perangkat alat pendeteksi dini untuk memperkirakan terjadinya gempa maupun tsunami. Sudah menjadi keharusan bagi Indonesia untuk memiliki suatu sistem peringatan dini tsunami TEWS yang terintegrasi, apalagi dengan pengalaman yang menimpa negeri semaju Jepang yang tetap kewalahan menghadapi tsunami. Sejauh ini, Indonesia telah menerima bantuan beberapa unit buoy dari Jerman, Norwegia, dan beberapa negara sahabat. Bahkan beberapa waktu lalu, Indonesia juga telah menerima satu unit buoy dari Amerika Serikat. Buoy adalah sebuah alat pendeteksi tsunami (Deep-Ocean Assessment and Reporting of Tsunami/DART) yang terapung di permukaan laut dan merupakan bagian dari skema teknologi TEWS yang disandingkan dengan perangkat OBU (Ocean Bottom Unit) yang terpasang di dasar laut. OBU dipasang bersama seismometer untuk mendeteksi kekuatan gempa di dasar laut. Ketika terjadi getaran gempa, OBU akan mengirimkan informasi kekuatan gempa ke buoy yang dilengkapi dengan penerima GPS (Global Positioning System) untuk memberikan data posisi derajat lintang dan derajat bujur unit yang terapung. Kemudian, buoy langsung memberikan informasi lewat satelit pemancar untuk diteruskan ke master station yang ada di daratan. Jika kekuatan gempa mengindikasikan akan ada tsunami, pihak terkait yang berada di master station segera memberikan informasi ke beberapa institusi untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat berupa alarm maupun penyiaran darurat radio dan televisi.
  • 19. 19 Gambar 11 :Skema kerja TEWS (Sumber: www.majalaheindonesia.com) Selain itu prinsip TEWS harus pula memperhatikan hal-hal berikut ini. 1. Dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa. Konstruksi bangunan tahan gempa biasanya di desain agar memberikan rasa aman bagi penghuninya terhadap bencana gempa. Dengan mengikuti konstruksi yang tahan gempa ini, dampak gempa dapat diminimalkan sehingga korban jiwa akibat runtuhnya bangunan juga akan lebih sedikit. 2. Penguatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas terbaik. Setiap bangunan tentunya harus memiliki standar kualitas bangunan yang baik. Dengan mengikuti standar yang ada, bangunan akan kokoh dan dapat bertahan terhadap goncangan atau getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi. Bangunan yang mengikuti standar ialah bangunan yang dibuat dengan perencanaan yang matang agar aman dan nyaman untuk ditempati. 3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi. Kegiatan pembangunan fasilitas umum seperti sekolah, pasar, rumah sakit, dan yang lainnya juga harus memiliki standar kualitas yang tinggi. Rumah sakit terutama sebagai fasilitas umum yang sifatnya penting dalam kondisi darurat saat bencana harus memiliki bangunan yang kuat. 4. Pengaturan daerah pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
  • 20. 20 5. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan. Kegiatan zonasi dapat dilakukan dengan bantuan ilmu terapan seperti Sistem Informasi Geografi (SIG) yang mampu memberikan gambaran dari kondisi/fenomena yang terjadi di permukaan bumi. Indonesia sudah sarat pengalaman gempa. Oleh karena itu, selain mempelajari proses terjadinya gempa bumi, kita masih harus mau belajar dari pengalaman masa lalu agar mampu meminimalkan dampak gempa bumi. Untuk jangka panjang, pemerintah bersama-sama peneliti ilmu geofisika perlu membuat peta zonasi gempa bumi tektonik. Peta semacam ini secara global sudah ada, namun perlu dikembangkan peta yang lebih rinci, misalnya peta zonasi gempa untuk setiap provinsi atau bahkan setingkat kabupaten, disertai dengan peraturan bangunan tahan gempa. Di samping itu, perlu diupayakan untuk merapatkan jaringan seismograf (alat pendeteksi dan pencatat gempa bumi) di seluruh wilayah Indonesia, sehingga peta bencana dapat dibuat per kecamatan atau bahkan per desa.Untuk jangka pendek, perlu dilakukan riset yang lebih rinci di setiap segmen patahan (sesar) aktif seperti Sesar Opak (Bantul), Sesar Menoreh (Kulon Progo), serta sesar-sesar mikro aktif lainnya, yang sering memicu terjadinya gempa bumi tektonik. Perlu juga disarankan kepada penduduk untuk tidak bermukim di wilayah yang diperkirakan rawan gempa bumi. Selain itu, studi deformasi kerak bumi dilakukan dengan jalan pemantauan dan monitoring gempa bumi mikro, pergerakan kerak bumi, memetakan sesar-sesar aktif, dan mempelajari karakteristik seismologi suatu daerah. Memang benar terjadinya gempa bumi tidak dapat kita cegah, tetapi para pakar dapat memprediksi dan melakukan langkah antisipasi. 6. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang konsen terhadap mitigasi bencana. Pendidikan dan penyuluhan ini penting bagi masyarakat di daerah rawan gempa dan sekaligus rawan tsunami. Beberapa sumber lain menyatakan ada dua jenis dalam upaya mitigasi bencana tsunami yakni : 1) Upaya Mitigasi Bencana Tsunami Struktural Upaya structural dalam menangani masalah bencana tsunami adalah upaya teknis yang bertujuan untuk meredam/mengurangi energy gelombang tsunami yang menjalar ke kawasan
  • 21. 21 pantai. Berdasarkan pemahaman atas mekanisme terjadinya tsunami, karateristik gelombang tsunami, inventarisasi dan identifikasi kerusakan struktur bangunan, maka upaya structural tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : a. Alami, seperti penanaman hutan mangrove/ green belt, disepanjang kawasan pantai dan perlindungan terumbu karang. b. Buatan,Pembangunan breakwater, seawall, pemecah gelombang sejajar pantai untuk menahan tsunami,Memperkuat desain bangunan serta infrastruktur lainnya dengan kaidah teknik bangunan tahan bencana tsunami dan tata ruang akrab bencana, dengan mengembangkan beberapa insentif anatara lain Retrofitting dan Relokasi. 2) Upaya Mitigasi Bencana Tsunami Non Struktural Upaya Non structural merupakan upaya non teknis yang menyangkut penyesuaian dan pengaturan tentang kegiatan manusia agar sejalan dan sesuai dengan upaya mitigasi structural maupun upaya lainnya. Upaya non structural tersebut meliputi antara lain : a. Kebijakan tentang tata guna lahan/ tata ruang/ zonasi kawasan pantai yang aman bencana, b. Kebijakan tentang standarisasi bangunan (pemukiman maupun bangunan lainnya) serta infrastruktur sarana dan prasarana, c. Mikrozonasi daerah rawan bencana dalam skala local, d. Pembuatan peta potensi bencana tsunami, peta tingkat kerentanan dan peta tingkat ketahanan, sehingga dapat didesain komplek pemukiman “akrab bencana” yang memperhaikan berbagai aspek, e. Kebijakan tentang eksplorasi dan kegiatan perekonomian masyarakat kawasan pantai, f. Pelatihan dan simulasi mitigasi bencana tsunami, g. Penyuluhan dan sosialisasi upaya mitigasi bencana tsunami dan,Pengembangan system peringatan dini adanya bahaya tsunami Mitigasi Bencana Kelautan Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang rawan terhadap berbagai ancaman bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung berapi, banjir, tanah longsor kekeringan
  • 22. 22 dan angin badai. Itu disebabkan lantaran wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi aktif dunia akibat pertemuan tiga lempeng tektonik (Lempeng Samudra Indo-Australia, Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudra Pasifik). Berkaitan dengan hal tersebut Pemerintah Indonesia berupaya melakukan Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim. Dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melakukan Launching Sistem Informasi Mitigasi Bencana dan Adaptasi Lingkungan (SI-MAIL). Ini adalah program yang diluncurkan guna memberikan informasi berkaitan dengan arah angin, gempa, tsunami dan bahaya lainnya. “Informasi ini disebarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan setempat. Mitigasi bencana adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak risiko bencana, melaui beberapa hal. Sedangkan mitigasi perubahan iklim adalah tindakan–tindakan yang dilakukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca supaya global warming atau pemanasan global bisa di turunkan. Upaya–upaya mengurangi dampak iklim masyarakat belum banyak yang tahu dan dianggap sebagai kegiatan yang menakut–nakuti, yang belum tentu benar, masalahnya adalah belum ada data yang disebut data kerentanan wilayah pesisir.. Perubahan iklim diprediksi dengan adanya kenaikan air laut yang mencapai 7 mili dalam satu tahun. Untuk pesisir di Pantai Utara Jawa perubahan iklim bercampur dengan kenaikan permukaan air tanah. Ada erosi, ada kenaikan permukaan air laut. Menurunkan Emisi Karbon Untuk mengantispiasi kenaikan permukaan air laut karena perubahan iklim hanya bisa dilakukan dengan menurunkan emisi karbon, supaya perubahan iklim dapat diramalkan, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi penebangan hutan, mengurangi penggunaaan kendaraan bermotor, tidak membuang samaph sembarang, dan perbanyak hutan atau perbanyak tanaman. SI-MAIL merupakan Program Pusat Informasi tentang Mitigasi Bencana dan Adaptasi. Informasi ini akan disebarluaskan kepada masyarakat nelayan dan masyarakat pesisir melalui layanan SMS langsung dari BMKG. Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah yang diwakili Kabid. Kelautan Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil, mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan struktural dan nonstruktural.
  • 23. 23 Mitigasi struktural dilakukan dengan melakukan upaya mengurangi dampak bencana dan perubahan iklim yang bersifat fisik. Mitigasi ini dibedakan menjadi dua kelompok yaitu alami, seperti penanaman hutan pantai, di sepanjang pantai dan perlindungan terumbu karang dan buatan, seperti pembangunan pemecah gelombang, shelter retrofitting ruang.Untuk upaya mitigasi non-struktural adalah melalui sosialisasi penyadaran masyarakat, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan whorkshop untuk mengurangi pemanasan global.
  • 24. 24 .DAFTAR PUSTAKA http://wahyuancol.wordpress.com/2008/07/01/gelombang-badai-gelombang-tinggi/ http://alikaviamaru.blogspot.com/2013/04/makalah-tsunami-dan-pengrtian-tsunami.html http://kskbiogama.wordpress.com/2010/03/22/identiikasi-dan-mitigasi-bencana-tsunami/ Ilyas,Tommy.2006. Mitigasi Gempa dan Tsunami di Daerah perkotaan. Makalah Seminar Bidang Kerekayasaan, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi. http://www.kkp.go.id/index.php/mobile/arsip/c/9465/Mitigasi-Bencana-Kelautan-Luncurkan- SI-Mail-di-Batang/?category_id=58