Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Tehnologi bioorganik di pertanian
1. TECHNOLOGI MIKROBA/BIOTECHNOLOGI UNTUK
KELESTARIAN ALAM DAN KELANGSUNGAN PERTANIAN
RINGKASAN
Alasan kesehatan dan kelestarian alam menjadikan pertanian organik sebagai
salah satu alternatif pertanian organik.Pertanian organik mengandalkan input
bahan-bahan alami dan menghindari input bahan sintetik/kimia,baik berupa
pupuk,herbisida, pestisida,maupun insektisida sintetik/kimia.Namun petani sering
mengeluhkan hasil pertanian organik yang produktivitasnya cenderung rendah dan
rentan terhadap hama dan penyakit.Masalah ini sebenarnya bisa di atasi dengan
memanfaatkan bioteknologi berbasis mikroba yang diambil dari sumber-sumber
kekayaan hayati.
Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme,seperti
bakteri,aktinomicetes,fungi,protozoa,alga dan virus.
Tanah yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah.
Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba
tersebut.Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungkan
bagi pertanian.yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik,re-cycling
hara tanaman.fiksasi biologis nitrogen,pelarut fosfat,merangsang
pertumbuhan,biokontrol pathogen dan membantu penyerapan unsur
hara.Bioteknologi berbasis mikroba dikembangkan dengan memanfaatkan peran-
peran penting mikroba tersebut.
TECHNOLOGI KOMPOS BIOAKTIF
Salah satu masalah yang sering ditemui ketika penerapan pertanian organik adalah
kandungan bahan organik dan status hara tanah yang rendah.Petani organik
mengatasi masalah tersebut dengan memberikan pupuk hijau atau pupuk
2. kandang.Kedua jenis pupuk itu adalah limbah organik yang mengalami
penghancuran sehingga menjadi tersedia tanaman.Limbah organik seperti sisa-sisa
tanaman dan kotoran binatang ternak tidak bisa langsung diberikan
ketanaman.Limbah organik harus dihancurkan atau dikomposkan terlebih dahulu
oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat terserap oleh tanaman.Proses
pengkomposan alami memakan waktu yang lama,berkisar antara enam sampai
hingga setahun sampai bahan organik tersebut benar-benar tersedia bagi
tanaman.
Proses pengkomposan dapat dipercepat menggunakan mikroba
penghancur(decomposer)yang berkemampuan tinggi.
Penggunaan mikroba dapat mempersingkat proses dekomposisi dari beberapa
bulan menjadi beberapa minggu saja.Salah satu produk di pasaran adalah
‘’HERBAFARM”pupuk bioorganik,PLUS bioprotectan.
Kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoselulolitik unggul yang
tetap bertahan didalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati pengendali
penyakit tanaman.HERBAFARM diproduksi oleh PT SIDOMUNCUL
Balai Penelitian Bioteknologi perkebunan Indonesia(BPBPI) dan Universitas Gajah
Mada (UGM) fakultas pertanian Yogyakarta dan UNIVERSITAS lain di
indonesia,sudah di uji dalam penelitian berdasarkan filosofi tersebut.Mikroba
biodekomposer unggul yang di gunakan adalah:Trichoderma
pseudokoningii,Cytopaga dan Pelapuk putih.Mikroba tersebut mampu
mempercepat proses menjadi sekitar 2-3 minggu.Mikroba akan tetap hidup dan
aktif didalam kompos.ketika kompos tersebut diberikan di tanah,mikroba akan
mengendalikan organisme pathogen penyebab penyakit tanaman.
3. BIOFERTILIZER
Petani organik sangat menghindari pupuk kimia.Untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman,petani mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi
tanaman.Sayangnya kandungan hara kompos rendah.Kompos matang kandungan
hara kurang lebih:
1.69%N,0.34%P205,dan 2.81%K.Dengan kata lain 100kg kompos setara1.69kg
UREA,0.34kg SP36,dan 2.81kg KCL.Misalnya untuk memupuk tanaman padi satu
hektar kebutuhan hara 200kg UREA 75kg SP36 7.5kg KCL,maka membutuhkan
kompos sebanyak 22ton/ha.Jumlah kompos sedemikian besar ini memerlukan
banyak tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi.
Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun
penyerapan unsur hara bagi tanaman.tiga unsur hara penting tanaman,yaitu
Nitrogen(N),Fosfat(P)dan Kalium(K)seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba.Hara
N melimpah di udara.Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N,Namun,N udara
tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman.N harus ditambat oleh mikroba dan
diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman.Mikroba penambat N yang
bersimbiosis dan ada pula yang bebas.Mikroba penambat N simbiotik antara lain:
Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman.Kacang-
kacangan(leguminose)
Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya:Azospirillum sp dan Azotobacter sp.
Mikroba penambat N simbiotik hanya digunakan untuk tanaman kacang-kacangan
saja,sedangkan Mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk
tanaman semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba
pelarut fosfat(P)dan kalium(K).Tanah pertanian kita umumnya memiliki
kandungan fosfat(P) jenuh cukup tinggi.Namun, hara fosfat(P) ini sedikit/tidak
tersedia bagi tanaman,karena terikat pada mineral liat tanah.Di sinilah peranan
4. mikroba pelarut fosfat(P).Mikroba ini melepaskan ikatan fosfat(P) dari mineral liat
tanah dan menyediakan kebutuhan hara tanaman.Banyak sekali mikroba yang
mampu melarutkan fosfat(P),antara lain:Aspergillus sp,Penecillium
sp,Pseudomonas sp,dan Bacillus megatherium.
Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan fosfat(P),umumnya juga
berkemampuan tinggi dalam melarutkan kalium(K).
Kelompok mikroba lain yang juga berperan dalam penyerapan unsur fosfat(P)
adalah Mikoriza yang ber simbisis pada akar tanaman.Setidaknya ada dua jenis
mikoriza yang sering di pakai untuk biofertilizer,yaitu:ektomikoriza dan
endomikoriza,mikoriza berperan dalam melarutkan fosfat(P) dan membantu
penyerapan hara fosfat(P) oleh tanaman.Selain itu tanaman yang bermikoriza
umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan.contoh mikoriza yang sering di
manfaatkan antara lain: Glomus sp dan Gigaspora sp.
Beberapa mikroba tanah mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman.Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan
diserap oleh tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar.Kelompok
mikroba yang mampu menghasilkan hormon tanaman antaralain:Pseudomonas
sp,Azotobacter sp.
Mikroba-mikroba bermanfaat tersebut diformulasikan dalam bahan pembawa
khusus dan digunakan sebagai biofertilizer.
Hasil penelitian yang di lakukan oleh BPBPI mendapatkan bahwa biofertilizer
setidaknya dapat mensuplai lebih dari setengah kebutuhan hara tanaman.
AGEN BIOCONTROL / BIOPROTECTANT
Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala serius dalam budidaya
pertanian organik.
5. Jenis-jenis tanaman yang terbiasa dilindungi oleh pestisida kimia,umumnya sangat
rentan terhadap serangan hama dan penyakit ketika dibudidayakan dengan sistim
organik.Alam sebenarnya telah menyediakan mekanisme perlindungan alami.Di
alam terdapat mikroba yang dapat mengendalikan organisme pathogen tersebut.
Organisme pathogen akan merugikan tanaman ketika terjadi ketidakseimbangan
populasi antara organisme pathogen dengan mikroba.Pengendalinya,dimana
jumlah organisme pathogen lebih banyak daripada jumlah mikroba pengendali
hama.Pengendaliannya,apabila kita dapat menyeimbangkan populasi kedua jenis
organisme ini,maka hama dan penyakit tanaman dapat dihindari.
Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain:
Bacillus thurigiensis(BT),Bauveria bassina,Paecilomyces fumosoroseus,dan
Metharizium anisopliae.
Mikroba ini mampu menyerang dan membunuh berbagai serangga hama.Mikroba
yang dapat mengendalikan penyakit tanaman misalnya:
Trichoderma sp yang mampu mengendalikan penyakit tanaman yang di sebabkan
oleh Gonoderma sp,JAP (jamur putih) dan phytoptora sp.
APLIKASI PADA PERTANIAN ORGANIK
Produk-produk bioteknologi mikroba hampir seluruhnya menggunakan bahan-
bahan alami. Produk ini dapat memenuhi kebutuhan petani organik.
Kebutuhan bahan organik dan hara tanaman dapat di penuhi dengan kompos
bioaktif dan aktivator pengomposan.Aplikasi biofertizer pada pertanian organik
dapat mensuplai kebutuhan hara tanaman yang selama ini dipenuhi dari pupuk-
pupuk kimia.Serangan hama dan penyakit tanaman dapat dikendalikan dengan
memanfaatkan biokontrol.
6. Petani Indonesia yang menerapkan sistim pertanian organik umumnya hanya
mengandalkan kompos dan cenderung membiarkan serangan hama dan penyakit
tanaman.
Dengan tersedianya biotechnologi berbasis mikroba,petani organik tidak perlu
kawatir dengan masalah ketersediaan bahan organik,unsur hara,dan serangan
hama dan penyakit tanaman.
Gambar Mikroba
pembunuh larva(no 1kiri),Mikroba pengurai
fosfat(P)dan kalium(K) di lahan(no2 dr kiri),Mikroba
kalium(K)dan fusfat(P)no3dan
Penulis:ROMDLONI:081229320942