1. Hujan
sengaja engkau mengecup basah rerumptuan
meleleh di ujung mata menawan, dari awan yang perawan
turun ke bumi, memeluk hitam-kelam tanah lalu terdiam
di ujung waktu. kau terus merayu waktu dengan merinai
indah di batas senja, meliuki daun-daun menari ria
pada tetes-tetes bisu yang tercurah dari ketidakalpaanMu
yang dalam bersama adaMu di bola mataku.
St. Arnoldus Nitapleat,13Maret 2013.