SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  66
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN LUKA
BAKAR

By.
OCTO ZULKARNAIN,.S.Kep.Ns
Octojames.blogspot.com
Definisi

Luka bakar adalah suatu trauma yang
disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa
dan jaringan yang lebih dalam
Etiologi
1. Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn)
a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat (Solid)
2. Luka Bakar Bahan Kimia (chemical
Burn)
3. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical
Burn)
4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
Fase Luka Bakar
A. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok.
Penderita akan mengalami ancaman gangguan airway
(jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas), dan
circulation (sirkulasi).
Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau
beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat
terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera
inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma.
Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama
penderita pada fase akut.
Sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
B. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi.
Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan
jaringan akibat kontak dengan sumber panas.
Luka yang terjadi menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problem penutupan luka dengan titik perhatian
pada
luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan
atau pada struktur atau organ – organ fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
• Fase lanjut akan berlangsung hingga
terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional.
• Problem yang muncul pada fase ini adalah
penyulit berupa parut yang hipertropik,
keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan
kontraktur.
Klasifikasi Luka Bakar : Dalamnya luka bakar
Kedalaman Penyebab Penampilan
Ketebalan
partial
superfisial
(tingkat I)

Warna

Jilatan api, sinar Kering tidak ada Bertambah
ultra violet
gelembung.
merah.
(terbakar oleh Oedem minimal
matahari).
atau tidak ada.
Pucat bila
ditekan dengan
ujung jari, berisi
kembali bila
tekanan dilepas.

Perasaan
Nyeri
Kedalaman Penyebab

Penampilan

Warna

Perasaan

Lebih dalam Kontak dengan Blister besar dan Berbintik-bintik Sangat
dari
bahan air atau lembab yang
yang kurang
nyeri
ketebalan
bahan padat. ukurannya
jelas, putih,
partial
Jilatan api
bertambah besar. coklat, pink,
(tingkat II) kepada
Pucat bila ditekan daerah merah
Superfisial pakaian.
dengan ujung
coklat.
Jilatan
jari, bila tekanan
Dalam
langsung
dilepas berisi
kimiawi.
kembali.
Sinar ultra
violet.
Kedalaman
Ketebalan
sepenuhnya
(tingkat III)

Penyebab

Penampilan

Kontak dengan
bahan cair atau
padat.
Nyala api.
Kimia.

Warna

Kering disertai kulit Putih, kering,
mengelupas.
hitam, coklat
Pembuluh darah
tua.Hitam.
seperti arang
Merah.
terlihat dibawah
kulit yang
Kontak dengan arus
mengelupas.
listrik.
Gelembung jarang,
dindingnya sangat
tipis, tidak
membesar.
Tidak pucat bila
ditekan.

Perasaan
Tidak sakit, sedikit
sakit.
Rambut mudah
lepas bila dicabut.
Luas Luka Bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9
yang terkenal dengan nama rule of nine atau
rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai masing-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
Berat Ringannya Luka Bakar
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus
dipertimbangkan beberapa faktor antara lain :
o Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan
tubuh.
o Kedalaman luka bakar.
o Anatomi lokasi luka bakar.
o Umur klien.
o Riwayat pengobatan yang lalu.
o Trauma yang menyertai atau bersamaan.
AMERICAN COLLEGE OF SURGEON
Membagi Dalam:

Parah – critical:
Tingkat II : 30% atau lebih.
Tingkat III : 10% atau lebih.
Tingkat III : pada tangan, kaki dan wajah.
Dengan adanya komplikasi penafasan,
jantung, fractura, soft tissue yang luas.
Sedang – moderate:
a) Tingkat II : 15 – 30%
b) Tingkat III : 1 – 10%
Ringan – minor:
a) Tingkat II : kurang 15%
b) Tingkat III : kurang 1%
Perubahan Fisiologis Pada Luka Bakar
Perubahan

Tingkatan hipovolemik
( s/d 48-72 jam pertama)

Tingkatan diuretik
(12 jam – 18/24 jam pertama)

Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari

Pergeseran Vaskuler ke Hemokonsent Interstitial ke Hemodilusi.
cairan
insterstitial. rasi oedem vaskuler.
ekstraseluler.
pada lokasi
luka bakar.
Perubahan

Tingkatan hipovolemik
( s/d 48-72 jam pertama)

Tingkatan diuretik
(12 jam – 18/24 jam pertama)

Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari
Fungsi renal.

Aliran darah
Oliguri.
renal berkurang
karena desakan
darah turun dan
CO berkurang.

Kadar
Na+
Defisit sodium.
sodium/natrium. direabsorbsi
oleh ginjal, tapi
kehilangan Na+
melalui eksudat
dan tertahan
dalam cairan
oedem.

Peningkatan
Diuresis.
aliran darah
renal karena
desakan darah
meningkat.
Kehilangan Na+ Defisit sodium.
melalui diuresis
(normal kembali
setelah 1
minggu).
Perubahan

Tingkatan hipovolemik
( s/d 48-72 jam pertama)

Tingkatan diuretik
(12 jam – 18/24 jam pertama)

Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari
K+ dilepas
Hiperkalemi
sebagai akibat
cidera jarinagn
sel-sel darah
merah, K+
berkurang
ekskresi karena
fungsi renal
berkurang.
Kadar protein. Kehilangan
Hipo
protein ke
proteinemia.
dalam jaringan
akibat kenaikan
Kadar
potassium.

K+ bergerak
Kadar
kembali ke
potassium.
dalam sel, K+
terbuang
melalui diuresis
(mulai 4-5 hari
setelah luka
bakar).
Kehilangan
protein waktu
berlangsung
terus

Kadar protein.
Perubahan

Tingkatan diuretik
Tingkatan hipovolemik
( s/d 48-72 jam pertama) (12 jam – 18/24 jam pertama)
Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari

Keseimbangan
nitrogen.

Katabolisme jaringan, Keseimbangan
kehilangan protein
nitrogen negatif.
dalam jaringan, lebih
banyak kehilangan
dari masukan.

Katabolisme jaringan, Keseimbangan
kehilangan protein,
nitrogen negatif.
immobilitas.

Keseimbnagan asam
basa.

Metabolisme anaerob Asidosis metabolik.
karena perfusi
jarinagn berkurang
peningkatan asam dari
produk akhir, fungsi
renal berkurang
(menyebabkan retensi
produk akhir
tertahan), kehilangan
bikarbonas serum.

Kehilangan sodium
bicarbonas melalui
diuresis,
hipermetabolisme
disertai peningkatan
produk akhir
metabolisme.

Asidosis metabolik.
Perubahan

Tingkatan hipovolemik
( s/d 48-72 jam pertama)

Tingkatan diuretik
(12 jam – 18/24 jam pertama)

Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari
Respon stres.

Eritrosit

Lambung.

Jantung.

Terjadi karena
Aliran darah renal
trauma,
berkurang.
peningkatan
produksi cortison.
Terjadi karena
Luka bakar termal.
panas, pecah
menjadi fragil.
Curling ulcer (ulkus Rangsangan central
pada gaster),
di hipotalamus dan
perdarahan
peningkatan jumlah
lambung, nyeri.
cortison.
MDF meningkat 2x Disfungsi jantung.
lipat, merupakan
glikoprotein yang
toxic yang
dihasilkan oleh kulit
yang terbakar.

Terjadi karena sifat Stres karena luka.
cidera berlangsung
lama dan terancam
psikologi pribadi.
Tidak terjadi pada Hemokon sentrasi
hari-hari pertama.
Akut dilatasi dan
paralise usus.

Peningkatan jumlah
kortison

Peningkatan zat
CO menurun
MDF (miokard
depresant factor)
sampai 26 unit,
bertanggung jawab
terhadap syok
spetic.
Indikasi Rawat Inap Luka Bakar
1. Luka bakar grade II:
* Dewasa > 20%
* Anak/orang tua > 15%
2. Luka bakar grade III.
3. Luka bakar dengan komplikasi: jantung, otak
dll.
Penatalaksanaan
Resusitasi A, B, C.
a. Airway (bebaskan jalan nafas)
b. Breathing (Pernafasan):
- Udara panas : mukosa rusak, oedem, obstruksi.
- Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin :
iritasi, Bronkhokontriksi , obstruksi, gagal nafas.
c. Circulation:
Gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari
intra vaskuler pindah ke ekstra vaskuler :
hipovolemi relatif, syok, ATN, gagal ginjal.
Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka
Resusitasi cairan : Baxter.
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24
jam.
Anak: jumlah resusitasi
+ kebutuhan faal:
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.

Kebutuhan faal:
< 1 tahun : BB x 100 cc
1 – 3 tahun : BB x 75 cc
3 – 5 tahun : BB x 50 cc
½ diberikan 8 jam
pertama
½ diberikan 16 jam
berikutnya.
Hari kedua:
Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin.
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100

(Albumin 25% = gram x 4 cc) à 1 cc/mnt.
Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.
• Monitor urine dan CVP.
• Topikal dan tutup luka
- Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 )
+
buang jaringan nekrotik.
- Tulle.
- Silver sulfa diazin tebal.
- Tutup kassa tebal.
- Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
Obat – obatan:
– Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6
jam sejak kejadian.
– Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola
kuman dan sesuai hasil kultur.
– Analgetik : kuat (morfin, petidine)
– Antasida : kalau perlu
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan
rentang gerak pada area yang sakit; gangguan massa
otot, perubahan tonus.
Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT):
hipotensi (syok); penurunan nadi perifer distal pada
ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum
dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok
listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka
bakar).
Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan,
keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan,
menyangkal, menarik diri, marah.

Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase
darurat; warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi
mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam;
diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak
ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar
dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik
gastrik.
• Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.

• Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan
refleks tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas;
aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal; kerusakan
retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik);
ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).
• Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka
bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada
luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf;
luka bakar derajat tiga tidak nyeri.

• Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera
inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengi; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan
menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada;
jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan
laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru);
stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian
kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan
kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan
variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seperti kulit samak halus;
lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih
dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat
berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran
masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal
tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot
tetanik sehubungan dengan syok listrik).
Pemeriksaan Diagnostik:
 LED: mengkaji hemokonsentrasi.
 Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini
terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam
24 jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti
jantung.
 Gas darah arteri (GDA)
 Sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi
asap.
 BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
 Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan
kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
 Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
 Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun
pada luka bakar masif.
 Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obtruksi
trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia.
Luka bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan
dada atau keterdatasan pengembangan dada.
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d Kehilangan
cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan :
status hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan.
Kehilangan perdarahan.
3. Resiko gangguan pertukaran gas b.d cedera inhalasi asap
atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap
luka bakar sirkumfisial dari dada atau leher.
4. Resiko tinggi infeksi b.d Pertahanan primer tidak adekuat;
kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik.
Pertahanan sekunder tidak adekuat; penurunan
Hb, penekanan respons inflamasi.
5. Nyeri b.d Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema.
Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka.
6. Resiko tinggi kerusakan perfusi
jaringan, perubahan/disfungsi neurovaskuler perifer b.d
Penurunan/interupsi aliran darah arterial/vena, contoh
luka bakar seputar ekstremitas dengan edema.
7. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b.d
status hipermetabolik (sebanyak 50 % – 60% lebih besar
dari proporsi normal pada cedera berat) atau katabolisme
protein.
8. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan
neuromuskuler, nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan
dan tahanan.
Resiko Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1. Tinggikan kepala tempat tidur. Hindari penggunaan
bantal di bawah kepala, sesuai indikasi
2. Dorong batuk/latihan nafas dalam dan lakukan
perubahan posisi (sering).
3. Lakukan hisapan lendir (bila perlu) pada perawatan
ekstrem, pertahankan teknik steril.
4. Tingkatkan istirahat suara tetapi kaji kemampuan untuk
bicara dan/atau menelan sekret oral secara periodik.
5. Amati perubahan perilaku/mental contoh gelisah,
agitasi, kacau mental.
6. Awasi 24 jam keseimbngan cairan, perhatikan
variasi/perubahan.
7. Lakukan program kolaborasi meliputi :
- Berikan pelembab O2 melalui cara yang tepat,
contoh masker wajah
- Awasi/gambaran seri GDA
- Kaji ulang seri rontgen
- Berikan/bantu fisioterapi dada/spirometri
intensif.
- Siapkan/bantu intubasi atau trakeostomi sesuai
indikasi.
8. Kaji refleks gangguan/menelan; perhatikan
pengaliran air liur, ketidakmampuan menelan,
serak, batuk mengi.Awasi frekuensi, irama,
kedalaman pernafasan ; perhatikan adanya
pucat/sianosis dan sputum mengandung karbon
atau merah muda.
9.Auskultasi paru, perhatikan stridor,
mengi/gemericik, penurunan bunyi nafas, batuk
rejan.
10. Perhatikan adanya pucat atau warna buah ceri
merah pada kulit yang cidera
Resiko Tinggi Kekurangan Volume Cairan
1. Mulai terapi IV yang ditentukan dengan jarum
lubang besar (18G), lebih disukai melalui kulit yang
telah terluka bakar. Bila pasien menaglami luka
bakar luas dan menunjukkan gejala-gejala syok
hipovolemik, bantu dokter dengan pemasangan
kateter vena sentral untuk pemantauan CVP.
2. Koordinasi dg dokter bila: haluaran urine < 30
ml/jam, haus, takikardia, CVP < 6 mmHg,
bikarbonat serum di bawah rentang normal, gelisah,
TD di bawah rentang normal, urine gelap atau encer
gelap.
3. Konsultasi dokter bila manifestasi kelebihan
cairan terjadi.
4. Berikan antasida yag diresepkan atau
antagonis reseptor histamin seperti
simetidin
5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi :
- Diuretika contohnya Manitol (Osmitrol)
- Kalium
- Antasida
6. Pantau:
- Tanda-tanda vital setiap jam selama periode darurat,
setiap 2 jam selama periode akut, dan setiap 4 jam
selama periode rehabilitasi.
- Jumlah & Warna urine  Masukan dan haluaran setiap
jam selama periode darurat, setiap 4 jam selama periode
akut, setiap 8 jam selama periode rehabilitasi.
- Hasil-hasil DL dan laporan elektrolit.
- Berat badan setiap hari.
- CVP (tekanan vena sentral) setiap jam bila diperlukan.
- Status umum setiap 8 jam.
7. Lakukan program kolaborasi meliputi :
- Pasang / pertahankan kateter urine
- Pasang/ pertahankan ukuran kateter IV.
- Berikan penggantian cairan IV yang
dihitung,
elektrolit, plasma, albumin.
8. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium (
Hb, elektrolit, natrium ).
9. Observasip Perkirakan drainase luka dan
kehilangan yang tampak
10. Ukur lingkar ekstremitas yang terbakar tiap
hari sesuai indikasi
11. Pantau perubahan mental
12. Observasi distensi
abdomen,hematomesis,feces hitam
13. Pantau Hemates drainase NG dan feces
secara periodik.
Resiko Gangguan Pertukaran Gas
1. Anjurkan pernafasan dalam dengan
penggunaan spirometri insentif setiap 2 jam
selama tirah baring.
2. Pertahankan posisi semi fowler, bila hipotensi
tak ada.
3. Untuk luka bakar sekitar torakal, beritahu
dokter bila terjadi dispnea disertai dengan
takipnea. Siapkan pasien untuk pembedahan
eskarotomi sesuai pesanan
4. Pantau laporan GDA dan kadar karbon
monoksida serum.Beriakan suplemen oksigen
pada tingkat yang ditentukan. Pasang atau
bantu dengan selang endotrakeal dan
tempatkan pasien pada ventilator mekanis
sesuai pesanan bila terjadi insufisiensi
pernafasan (dibuktikan dengan
hipoksia, hiperkapnia, rales, takipnea dan
perubahan sensorium).
Resiko Tinggi Infeksi
1. Tempatkan pasien pada ruangan khusus dan lakukan
kewaspadaan untuk luka bakar luas yang mengenai
area luas tubuh. Gunakan linen tempat tidur steril,
handuk dan skort untuk pasien. Gunakan skort steril,
sarung tangan dan penutup kepala dengan masker bila
memberikan perawatan pada pasien. Tempatkan radio
atau televisis pada ruangan pasien untuk
menghilangkan kebosanan.
2. Bila riwayat imunisasi tak adekuat, berikan globulin
imun tetanus manusia (hyper-tet) sesuai pesanan
3. Bersihkan area luka bakar setiap hari dan
lepaskan jaringan nekrotik (debridemen) sesuai
pesanan. Berikan mandi kolam sesuai pesanan,
implementasikan perawatan yang ditentukan
untuk sisi donor, yang dapat ditutup dengan
balutan vaseline atau op site.
4. Lepaskan krim lama dari luka sebelum
pemberian krim baru. Gunakan sarung tangan
steril dan berikan krim antibiotika topikal yang
diresepkan pada area luka bakar dengan ujung
jari. Berikan krim secara menyeluruh di atas luka.
5. Beritahu dokter bila demam drainase purulen
atau bau busuk dari area luka bakar, sisi donor
atau balutan sisi tandur. Dapatkan kultur luka dan
berikan antibiotika IV sesuai ketentuan.
6. Mulai rujukan pada ahli diet, berikan protein
tinggi, diet tinggi kalori. Berikan suplemen nutrisi
seperti ensure atau sustacal dengan atau antara
makan bila masukan makanan kurang dari 50%.
Anjurkan NPT atau makanan enteral bial pasien
tak dapat makan per oral.
7. Pantau:
- Penampilan luka bakar (area luka bakar, sisi
donor dan status balutan di atas sisi tandur
bial
tandur kulit dilakukan) setiap 8 jam.
- Suhu setiap 4 jam.
- Jumlah makanan yang dikonsumsi setiap kali
makan.
Nyeri
1. Berikan analgesik narkotik yang diresepkan
dan sedikitnya 30 menit sebelum prosedur
perawatan luka. Evaluasi keefektifannya.
Anjurkan analgesik IV bila luka bakar
luas.Pertahankan pintu kamar tertutup,
tingkatkan suhu ruangan dan berikan selimut
ekstra untuk memberikan kehangatan.
2.Berikan ayunan di atas tempat tidur bila
diperlukan.
3. Bantu dengan pengubahan posisi setiap 2
jam bila diperlukan. Dapatkan bantuan
tambahan sesuai kebutuhan, khususnya bila
pasien tak dapat membantu membalikkan
badan sendiri
Resiko Tinggi Gangguan Perfusi Jaringan
1. Untuk luka bakar yang mengitari ekstermitas
atau luka bakar listrik, pantau status
neurovaskular dari ekstermitas setaip 2
jam.Pertahankan ekstermitas bengkak
ditinggikan.
2. Beritahu dokter dengan segera bila terjadi
nadi berkurang, pengisian kapiler buruk, atau
penurunan sensasi. Siapkan untuk
pembedahan eskarotomi sesuai pesanan.
Gangguan integritas kulit
1. Pertahankan penutupan luka sesuai indikasi.
2. Tinggikan area graft bila mungkin/tepat.
Pertahankan posisi yang diinginkan dan
imobilisasi area bila diindikasikan.
3. Pertahankan balutan diatas area graft baru
dan/atau sisi donor sesuai indikasi.
4. Cuci sisi dengan sabun ringan, cuci, dan minyaki
dengan krim, beberapa waktu dalam
sehari, setelah balutan dilepas dan
penyembuhan selesai.
5. Lakukan program kolaborasi :
- Siapkan / bantu prosedur bedah/balutan
biologis.
6. Pantau dan catat ukuran, warna, kedalaman
luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi
sekitar luka.Lakukan perawatan luka bakar
yang tepat dan tindakan kontrol infeksi.
Daftar Pustaka














Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition. J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal.
1293 – 1328.
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 752 – 779.
Carpenito,J,L. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2 (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Djohansjah, M. (1991). Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University Press. Surabaya.
Doenges M.E. (1989). Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). F.A. Davis Company. Philadelpia.
Donna D.Ignatavicius dan Michael, J. Bayne. (1991). Medical Surgical Nursing. A Nursing Process Approach. W. B. Saunders
Company. Philadelphia. Hal. 357 – 401.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995). Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis. Alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih. PT
EGC. Jakarta.
Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Volume I. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Pajajaran. Bandung.
Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien Edisi 3. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.

Contenu connexe

Tendances (20)

Perekaman EKG
Perekaman EKGPerekaman EKG
Perekaman EKG
 
Data mayor dan data minor
Data mayor dan data minorData mayor dan data minor
Data mayor dan data minor
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Konsep Keperawatan Maternitas
Konsep Keperawatan Maternitas Konsep Keperawatan Maternitas
Konsep Keperawatan Maternitas
 
Prosedur ROM
Prosedur ROMProsedur ROM
Prosedur ROM
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
 
Power Point Keganasan
Power Point KeganasanPower Point Keganasan
Power Point Keganasan
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 
Teori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanTeori Etika Keperawatan
Teori Etika Keperawatan
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
 

Similaire à Asuhan keperawatan pada luka bakar

Similaire à Asuhan keperawatan pada luka bakar (20)

Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptxLuka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
 
Luka_Bakar.pptx
Luka_Bakar.pptxLuka_Bakar.pptx
Luka_Bakar.pptx
 
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKARASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR
 
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.pptPPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Asuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancyAsuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancy
 
113962427 case-bedah
113962427 case-bedah113962427 case-bedah
113962427 case-bedah
 
Askep lb point
Askep lb pointAskep lb point
Askep lb point
 
Burn_dr_Frank_terbaru_kali.pptx
Burn_dr_Frank_terbaru_kali.pptxBurn_dr_Frank_terbaru_kali.pptx
Burn_dr_Frank_terbaru_kali.pptx
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep luka bakar 2020.1
Askep luka bakar 2020.1Askep luka bakar 2020.1
Askep luka bakar 2020.1
 
Luka bakar pyo
Luka bakar   pyoLuka bakar   pyo
Luka bakar pyo
 
Asuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarAsuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakar
 
Burn management
Burn managementBurn management
Burn management
 
Resusitasi_Cairan_Pada_Luka_Bakar.ppt
Resusitasi_Cairan_Pada_Luka_Bakar.pptResusitasi_Cairan_Pada_Luka_Bakar.ppt
Resusitasi_Cairan_Pada_Luka_Bakar.ppt
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Luka+bakar 2020.2
Luka+bakar 2020.2Luka+bakar 2020.2
Luka+bakar 2020.2
 

Plus de octo zulkarnain

patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids octo zulkarnain
 
Silabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAP
Silabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAPSilabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAP
Silabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAPocto zulkarnain
 
pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu
pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu
pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu octo zulkarnain
 
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritualPengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritualocto zulkarnain
 
pengkajian fisik psikososial
pengkajian fisik psikososialpengkajian fisik psikososial
pengkajian fisik psikososialocto zulkarnain
 
Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif
Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif
Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif octo zulkarnain
 
Tm.vi aspek legal homecare
Tm.vi aspek legal homecareTm.vi aspek legal homecare
Tm.vi aspek legal homecareocto zulkarnain
 
Kontrak pembelajaran enterpreuner
Kontrak pembelajaran enterpreunerKontrak pembelajaran enterpreuner
Kontrak pembelajaran enterpreunerocto zulkarnain
 
Resusitasi jantung paru otak
Resusitasi jantung paru otakResusitasi jantung paru otak
Resusitasi jantung paru otakocto zulkarnain
 
Sop praktikum pengkajian sistem respirasi
Sop praktikum pengkajian sistem respirasiSop praktikum pengkajian sistem respirasi
Sop praktikum pengkajian sistem respirasiocto zulkarnain
 

Plus de octo zulkarnain (20)

patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
 
Silabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAP
Silabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAPSilabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAP
Silabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAP
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Konsep enterpreneur
Konsep enterpreneurKonsep enterpreneur
Konsep enterpreneur
 
KONSEP PENYAKIT Hiv aids
KONSEP PENYAKIT Hiv aids KONSEP PENYAKIT Hiv aids
KONSEP PENYAKIT Hiv aids
 
pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu
pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu
pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu
 
DESAIN PROMOSI
DESAIN PROMOSIDESAIN PROMOSI
DESAIN PROMOSI
 
Sgd kel. 6
Sgd kel. 6Sgd kel. 6
Sgd kel. 6
 
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritualPengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
 
pengkajian fisik psikososial
pengkajian fisik psikososialpengkajian fisik psikososial
pengkajian fisik psikososial
 
Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif
Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif
Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif
 
Tm.vi aspek legal homecare
Tm.vi aspek legal homecareTm.vi aspek legal homecare
Tm.vi aspek legal homecare
 
Rps keperawatan paliatif
Rps keperawatan paliatifRps keperawatan paliatif
Rps keperawatan paliatif
 
Tm.3 konsep dasar etik
Tm.3 konsep dasar etikTm.3 konsep dasar etik
Tm.3 konsep dasar etik
 
Kontrak pembelajaran enterpreuner
Kontrak pembelajaran enterpreunerKontrak pembelajaran enterpreuner
Kontrak pembelajaran enterpreuner
 
Silabus hiv aids
Silabus hiv aidsSilabus hiv aids
Silabus hiv aids
 
Resusitasi jantung paru otak
Resusitasi jantung paru otakResusitasi jantung paru otak
Resusitasi jantung paru otak
 
Sop praktikum pengkajian sistem respirasi
Sop praktikum pengkajian sistem respirasiSop praktikum pengkajian sistem respirasi
Sop praktikum pengkajian sistem respirasi
 
Anfis endokrine
Anfis endokrineAnfis endokrine
Anfis endokrine
 
Pmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrinPmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrin
 

Dernier

Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 

Dernier (20)

Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 

Asuhan keperawatan pada luka bakar

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN LUKA BAKAR By. OCTO ZULKARNAIN,.S.Kep.Ns Octojames.blogspot.com
  • 2.
  • 3. Definisi Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam
  • 4. Etiologi 1. Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn) a. Gas b. Cairan c. Bahan padat (Solid) 2. Luka Bakar Bahan Kimia (chemical Burn) 3. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn) 4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
  • 5. Fase Luka Bakar A. Fase akut. Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada fase akut. Sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
  • 6. B. Fase sub akut. Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan: 1. Proses inflamasi dan infeksi. 2. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional. 3. Keadaan hipermetabolisme.
  • 7. C. Fase lanjut. • Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. • Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
  • 8. Klasifikasi Luka Bakar : Dalamnya luka bakar Kedalaman Penyebab Penampilan Ketebalan partial superfisial (tingkat I) Warna Jilatan api, sinar Kering tidak ada Bertambah ultra violet gelembung. merah. (terbakar oleh Oedem minimal matahari). atau tidak ada. Pucat bila ditekan dengan ujung jari, berisi kembali bila tekanan dilepas. Perasaan Nyeri
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12. Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan Lebih dalam Kontak dengan Blister besar dan Berbintik-bintik Sangat dari bahan air atau lembab yang yang kurang nyeri ketebalan bahan padat. ukurannya jelas, putih, partial Jilatan api bertambah besar. coklat, pink, (tingkat II) kepada Pucat bila ditekan daerah merah Superfisial pakaian. dengan ujung coklat. Jilatan jari, bila tekanan Dalam langsung dilepas berisi kimiawi. kembali. Sinar ultra violet.
  • 13.
  • 14. Kedalaman Ketebalan sepenuhnya (tingkat III) Penyebab Penampilan Kontak dengan bahan cair atau padat. Nyala api. Kimia. Warna Kering disertai kulit Putih, kering, mengelupas. hitam, coklat Pembuluh darah tua.Hitam. seperti arang Merah. terlihat dibawah kulit yang Kontak dengan arus mengelupas. listrik. Gelembung jarang, dindingnya sangat tipis, tidak membesar. Tidak pucat bila ditekan. Perasaan Tidak sakit, sedikit sakit. Rambut mudah lepas bila dicabut.
  • 15.
  • 16. Luas Luka Bakar Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine atau rule of wallace yaitu: 1) Kepala dan leher : 9% 2) Lengan masing-masing 9% : 18% 3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36% 4) Tungkai masing-masing 18% : 36% 5) Genetalia/perineum : 1%
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21. Berat Ringannya Luka Bakar Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain : o Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh. o Kedalaman luka bakar. o Anatomi lokasi luka bakar. o Umur klien. o Riwayat pengobatan yang lalu. o Trauma yang menyertai atau bersamaan.
  • 22. AMERICAN COLLEGE OF SURGEON Membagi Dalam: Parah – critical: Tingkat II : 30% atau lebih. Tingkat III : 10% atau lebih. Tingkat III : pada tangan, kaki dan wajah. Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung, fractura, soft tissue yang luas.
  • 23. Sedang – moderate: a) Tingkat II : 15 – 30% b) Tingkat III : 1 – 10%
  • 24. Ringan – minor: a) Tingkat II : kurang 15% b) Tingkat III : kurang 1%
  • 25. Perubahan Fisiologis Pada Luka Bakar Perubahan Tingkatan hipovolemik ( s/d 48-72 jam pertama) Tingkatan diuretik (12 jam – 18/24 jam pertama) Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari Pergeseran Vaskuler ke Hemokonsent Interstitial ke Hemodilusi. cairan insterstitial. rasi oedem vaskuler. ekstraseluler. pada lokasi luka bakar.
  • 26. Perubahan Tingkatan hipovolemik ( s/d 48-72 jam pertama) Tingkatan diuretik (12 jam – 18/24 jam pertama) Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari Fungsi renal. Aliran darah Oliguri. renal berkurang karena desakan darah turun dan CO berkurang. Kadar Na+ Defisit sodium. sodium/natrium. direabsorbsi oleh ginjal, tapi kehilangan Na+ melalui eksudat dan tertahan dalam cairan oedem. Peningkatan Diuresis. aliran darah renal karena desakan darah meningkat. Kehilangan Na+ Defisit sodium. melalui diuresis (normal kembali setelah 1 minggu).
  • 27. Perubahan Tingkatan hipovolemik ( s/d 48-72 jam pertama) Tingkatan diuretik (12 jam – 18/24 jam pertama) Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari K+ dilepas Hiperkalemi sebagai akibat cidera jarinagn sel-sel darah merah, K+ berkurang ekskresi karena fungsi renal berkurang. Kadar protein. Kehilangan Hipo protein ke proteinemia. dalam jaringan akibat kenaikan Kadar potassium. K+ bergerak Kadar kembali ke potassium. dalam sel, K+ terbuang melalui diuresis (mulai 4-5 hari setelah luka bakar). Kehilangan protein waktu berlangsung terus Kadar protein.
  • 28. Perubahan Tingkatan diuretik Tingkatan hipovolemik ( s/d 48-72 jam pertama) (12 jam – 18/24 jam pertama) Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari Keseimbangan nitrogen. Katabolisme jaringan, Keseimbangan kehilangan protein nitrogen negatif. dalam jaringan, lebih banyak kehilangan dari masukan. Katabolisme jaringan, Keseimbangan kehilangan protein, nitrogen negatif. immobilitas. Keseimbnagan asam basa. Metabolisme anaerob Asidosis metabolik. karena perfusi jarinagn berkurang peningkatan asam dari produk akhir, fungsi renal berkurang (menyebabkan retensi produk akhir tertahan), kehilangan bikarbonas serum. Kehilangan sodium bicarbonas melalui diuresis, hipermetabolisme disertai peningkatan produk akhir metabolisme. Asidosis metabolik.
  • 29. Perubahan Tingkatan hipovolemik ( s/d 48-72 jam pertama) Tingkatan diuretik (12 jam – 18/24 jam pertama) Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari Respon stres. Eritrosit Lambung. Jantung. Terjadi karena Aliran darah renal trauma, berkurang. peningkatan produksi cortison. Terjadi karena Luka bakar termal. panas, pecah menjadi fragil. Curling ulcer (ulkus Rangsangan central pada gaster), di hipotalamus dan perdarahan peningkatan jumlah lambung, nyeri. cortison. MDF meningkat 2x Disfungsi jantung. lipat, merupakan glikoprotein yang toxic yang dihasilkan oleh kulit yang terbakar. Terjadi karena sifat Stres karena luka. cidera berlangsung lama dan terancam psikologi pribadi. Tidak terjadi pada Hemokon sentrasi hari-hari pertama. Akut dilatasi dan paralise usus. Peningkatan jumlah kortison Peningkatan zat CO menurun MDF (miokard depresant factor) sampai 26 unit, bertanggung jawab terhadap syok spetic.
  • 30. Indikasi Rawat Inap Luka Bakar 1. Luka bakar grade II: * Dewasa > 20% * Anak/orang tua > 15% 2. Luka bakar grade III. 3. Luka bakar dengan komplikasi: jantung, otak dll.
  • 31. Penatalaksanaan Resusitasi A, B, C. a. Airway (bebaskan jalan nafas) b. Breathing (Pernafasan): - Udara panas : mukosa rusak, oedem, obstruksi. - Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin : iritasi, Bronkhokontriksi , obstruksi, gagal nafas. c. Circulation: Gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra vaskuler : hipovolemi relatif, syok, ATN, gagal ginjal. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka
  • 32. Resusitasi cairan : Baxter. Dewasa : Baxter. RL 4 cc x BB x % LB/24 jam. Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal: RL : Dextran = 17 : 3 2 cc x BB x % LB. Kebutuhan faal: < 1 tahun : BB x 100 cc 1 – 3 tahun : BB x 75 cc 3 – 5 tahun : BB x 50 cc ½ diberikan 8 jam pertama ½ diberikan 16 jam berikutnya.
  • 33. Hari kedua: Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin. ( 3-x) x 80 x BB gr/hr 100 (Albumin 25% = gram x 4 cc) à 1 cc/mnt. Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.
  • 34. • Monitor urine dan CVP. • Topikal dan tutup luka - Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik. - Tulle. - Silver sulfa diazin tebal. - Tutup kassa tebal. - Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
  • 35. Obat – obatan: – Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian. – Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur. – Analgetik : kuat (morfin, petidine) – Antasida : kalau perlu
  • 37. Pengkajian Aktifitas/istirahat: Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus. Sirkulasi: Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
  • 38. Integritas ego: Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah. Eliminasi: Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
  • 39. • Makanan/cairan: Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah. • Neurosensori: Gejala: area batas; kesemutan. Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
  • 40. • Nyeri/kenyamanan: Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri. • Pernafasan: Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi). Tanda: serak; batuk mengi; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
  • 41. Keamanan: Tanda: Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok. Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal. Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seperti kulit samak halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera. Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar. Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik).
  • 42. Pemeriksaan Diagnostik:  LED: mengkaji hemokonsentrasi.  Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung.  Gas darah arteri (GDA)  Sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi asap.  BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.  Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.  Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.  Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar masif.  Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.
  • 43. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan dada. 2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d Kehilangan cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan. 3. Resiko gangguan pertukaran gas b.d cedera inhalasi asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada atau leher. 4. Resiko tinggi infeksi b.d Pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
  • 44. 5. Nyeri b.d Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema. Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka. 6. Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi neurovaskuler perifer b.d Penurunan/interupsi aliran darah arterial/vena, contoh luka bakar seputar ekstremitas dengan edema. 7. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b.d status hipermetabolik (sebanyak 50 % – 60% lebih besar dari proporsi normal pada cedera berat) atau katabolisme protein. 8. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler, nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan.
  • 45.
  • 46.
  • 47. Resiko Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif 1. Tinggikan kepala tempat tidur. Hindari penggunaan bantal di bawah kepala, sesuai indikasi 2. Dorong batuk/latihan nafas dalam dan lakukan perubahan posisi (sering). 3. Lakukan hisapan lendir (bila perlu) pada perawatan ekstrem, pertahankan teknik steril. 4. Tingkatkan istirahat suara tetapi kaji kemampuan untuk bicara dan/atau menelan sekret oral secara periodik. 5. Amati perubahan perilaku/mental contoh gelisah, agitasi, kacau mental. 6. Awasi 24 jam keseimbngan cairan, perhatikan variasi/perubahan.
  • 48. 7. Lakukan program kolaborasi meliputi : - Berikan pelembab O2 melalui cara yang tepat, contoh masker wajah - Awasi/gambaran seri GDA - Kaji ulang seri rontgen - Berikan/bantu fisioterapi dada/spirometri intensif. - Siapkan/bantu intubasi atau trakeostomi sesuai indikasi.
  • 49. 8. Kaji refleks gangguan/menelan; perhatikan pengaliran air liur, ketidakmampuan menelan, serak, batuk mengi.Awasi frekuensi, irama, kedalaman pernafasan ; perhatikan adanya pucat/sianosis dan sputum mengandung karbon atau merah muda. 9.Auskultasi paru, perhatikan stridor, mengi/gemericik, penurunan bunyi nafas, batuk rejan. 10. Perhatikan adanya pucat atau warna buah ceri merah pada kulit yang cidera
  • 50. Resiko Tinggi Kekurangan Volume Cairan 1. Mulai terapi IV yang ditentukan dengan jarum lubang besar (18G), lebih disukai melalui kulit yang telah terluka bakar. Bila pasien menaglami luka bakar luas dan menunjukkan gejala-gejala syok hipovolemik, bantu dokter dengan pemasangan kateter vena sentral untuk pemantauan CVP. 2. Koordinasi dg dokter bila: haluaran urine < 30 ml/jam, haus, takikardia, CVP < 6 mmHg, bikarbonat serum di bawah rentang normal, gelisah, TD di bawah rentang normal, urine gelap atau encer gelap.
  • 51. 3. Konsultasi dokter bila manifestasi kelebihan cairan terjadi. 4. Berikan antasida yag diresepkan atau antagonis reseptor histamin seperti simetidin 5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : - Diuretika contohnya Manitol (Osmitrol) - Kalium - Antasida
  • 52. 6. Pantau: - Tanda-tanda vital setiap jam selama periode darurat, setiap 2 jam selama periode akut, dan setiap 4 jam selama periode rehabilitasi. - Jumlah & Warna urine  Masukan dan haluaran setiap jam selama periode darurat, setiap 4 jam selama periode akut, setiap 8 jam selama periode rehabilitasi. - Hasil-hasil DL dan laporan elektrolit. - Berat badan setiap hari. - CVP (tekanan vena sentral) setiap jam bila diperlukan. - Status umum setiap 8 jam.
  • 53. 7. Lakukan program kolaborasi meliputi : - Pasang / pertahankan kateter urine - Pasang/ pertahankan ukuran kateter IV. - Berikan penggantian cairan IV yang dihitung, elektrolit, plasma, albumin. 8. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium ( Hb, elektrolit, natrium ).
  • 54. 9. Observasip Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak 10. Ukur lingkar ekstremitas yang terbakar tiap hari sesuai indikasi 11. Pantau perubahan mental 12. Observasi distensi abdomen,hematomesis,feces hitam 13. Pantau Hemates drainase NG dan feces secara periodik.
  • 55. Resiko Gangguan Pertukaran Gas 1. Anjurkan pernafasan dalam dengan penggunaan spirometri insentif setiap 2 jam selama tirah baring. 2. Pertahankan posisi semi fowler, bila hipotensi tak ada. 3. Untuk luka bakar sekitar torakal, beritahu dokter bila terjadi dispnea disertai dengan takipnea. Siapkan pasien untuk pembedahan eskarotomi sesuai pesanan
  • 56. 4. Pantau laporan GDA dan kadar karbon monoksida serum.Beriakan suplemen oksigen pada tingkat yang ditentukan. Pasang atau bantu dengan selang endotrakeal dan tempatkan pasien pada ventilator mekanis sesuai pesanan bila terjadi insufisiensi pernafasan (dibuktikan dengan hipoksia, hiperkapnia, rales, takipnea dan perubahan sensorium).
  • 57. Resiko Tinggi Infeksi 1. Tempatkan pasien pada ruangan khusus dan lakukan kewaspadaan untuk luka bakar luas yang mengenai area luas tubuh. Gunakan linen tempat tidur steril, handuk dan skort untuk pasien. Gunakan skort steril, sarung tangan dan penutup kepala dengan masker bila memberikan perawatan pada pasien. Tempatkan radio atau televisis pada ruangan pasien untuk menghilangkan kebosanan. 2. Bila riwayat imunisasi tak adekuat, berikan globulin imun tetanus manusia (hyper-tet) sesuai pesanan
  • 58. 3. Bersihkan area luka bakar setiap hari dan lepaskan jaringan nekrotik (debridemen) sesuai pesanan. Berikan mandi kolam sesuai pesanan, implementasikan perawatan yang ditentukan untuk sisi donor, yang dapat ditutup dengan balutan vaseline atau op site. 4. Lepaskan krim lama dari luka sebelum pemberian krim baru. Gunakan sarung tangan steril dan berikan krim antibiotika topikal yang diresepkan pada area luka bakar dengan ujung jari. Berikan krim secara menyeluruh di atas luka.
  • 59. 5. Beritahu dokter bila demam drainase purulen atau bau busuk dari area luka bakar, sisi donor atau balutan sisi tandur. Dapatkan kultur luka dan berikan antibiotika IV sesuai ketentuan. 6. Mulai rujukan pada ahli diet, berikan protein tinggi, diet tinggi kalori. Berikan suplemen nutrisi seperti ensure atau sustacal dengan atau antara makan bila masukan makanan kurang dari 50%. Anjurkan NPT atau makanan enteral bial pasien tak dapat makan per oral.
  • 60. 7. Pantau: - Penampilan luka bakar (area luka bakar, sisi donor dan status balutan di atas sisi tandur bial tandur kulit dilakukan) setiap 8 jam. - Suhu setiap 4 jam. - Jumlah makanan yang dikonsumsi setiap kali makan.
  • 61. Nyeri 1. Berikan analgesik narkotik yang diresepkan dan sedikitnya 30 menit sebelum prosedur perawatan luka. Evaluasi keefektifannya. Anjurkan analgesik IV bila luka bakar luas.Pertahankan pintu kamar tertutup, tingkatkan suhu ruangan dan berikan selimut ekstra untuk memberikan kehangatan. 2.Berikan ayunan di atas tempat tidur bila diperlukan.
  • 62. 3. Bantu dengan pengubahan posisi setiap 2 jam bila diperlukan. Dapatkan bantuan tambahan sesuai kebutuhan, khususnya bila pasien tak dapat membantu membalikkan badan sendiri
  • 63. Resiko Tinggi Gangguan Perfusi Jaringan 1. Untuk luka bakar yang mengitari ekstermitas atau luka bakar listrik, pantau status neurovaskular dari ekstermitas setaip 2 jam.Pertahankan ekstermitas bengkak ditinggikan. 2. Beritahu dokter dengan segera bila terjadi nadi berkurang, pengisian kapiler buruk, atau penurunan sensasi. Siapkan untuk pembedahan eskarotomi sesuai pesanan.
  • 64. Gangguan integritas kulit 1. Pertahankan penutupan luka sesuai indikasi. 2. Tinggikan area graft bila mungkin/tepat. Pertahankan posisi yang diinginkan dan imobilisasi area bila diindikasikan. 3. Pertahankan balutan diatas area graft baru dan/atau sisi donor sesuai indikasi. 4. Cuci sisi dengan sabun ringan, cuci, dan minyaki dengan krim, beberapa waktu dalam sehari, setelah balutan dilepas dan penyembuhan selesai.
  • 65. 5. Lakukan program kolaborasi : - Siapkan / bantu prosedur bedah/balutan biologis. 6. Pantau dan catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.Lakukan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan kontrol infeksi.
  • 66. Daftar Pustaka             Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition. J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 1293 – 1328. Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 752 – 779. Carpenito,J,L. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2 (terjemahan). PT EGC. Jakarta. Djohansjah, M. (1991). Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University Press. Surabaya. Doenges M.E. (1989). Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). F.A. Davis Company. Philadelpia. Donna D.Ignatavicius dan Michael, J. Bayne. (1991). Medical Surgical Nursing. A Nursing Process Approach. W. B. Saunders Company. Philadelphia. Hal. 357 – 401. Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995). Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis. Alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih. PT EGC. Jakarta. Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Volume I. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta. Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung. Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.