SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  26
PEDOMAN KODING
MORBIDITAS
Lily Kresnowati
PEDOMAN KODING “MAIN CONDITION”
(KONDISI UTAMA) DAN “OTHER CONDITION”
(KONDISI LAIN)
Prinsip Umum
- Sebaiknya kondisi utama dan kondisi lain
ditentukan oleh praktisi medis yg
bertanggungjawab
- Bila ditemukan ketidaksesuaian atau kesalahan
dan inkonsistensi penulisan diagnosis 
kembalikan pada praktisi medis ybs. utk klarifikasi
- Jika gagal klarifikasi, gunakan aturan reseleksi
MB1-MB5
• Kode Opsional Tambahan
- disarankan untuk merekam “kondisi lain”
sebagai kode opsional tambahan untuk
memberikan tambahan informasi.
• Kondisi ”dagger & asterisk”
 sebaiknya kode dagger maupun asterisk
digunakan untuk kondisi utama, mengingat
keduanya menunjukkan dua jalur yang
berbeda dalam suatu ‘kondisi-tunggal’ yang
merujuk pada satu penyakit yang sama.
• Contoh 1 :
Kondisi Utama : measles pneumonia  kode
sbg measles complicated by pneumonia
(B05.2) dan pneumonia in viral diseases
classified elsewhere (J17.1*)
• Contoh 2 :
Kondisi Utama : Tuberculous pericarditis
 kode sbg tuberculosis of other specified
organs (A18.8) dan pericarditis in bacterial
diseases classified elsewhere (I32.0*)
Bagaimana Implementasi
Koding Ganda dalam DRG ??
Koding untuk kondisi-kondisi suspek
(curiga), gejala dan temuan abnormal
serta situasi tidak-sakit
- Bila diagnosis yang lebih spesifik belum dapat
ditegakkan sampai akhir masa perawatan pasien,
atau bila benar-benar tak ada penyakit atau cedera
yang dapat di-kode sampai saat discharge (pulang),
maka pemberian kode dari Bab XVIII dan XXI
diperbolehkan (lihat MB3 & MB5)
- Perhatikan deskripsi catatan Bab XVIII dan XXI dalam
ICD-10
Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Symptom, signs and abnormal
clinical and laboratory findings.
Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors
influencing health status and contact with health services.
- Bilamana setelah suatu episode asuhan
kesehatan kondisi utamanya masih terekam
sebagai “suspek (curiga)’, ‘dipertanyakan’, dll,
dan tak ada informasi atau klarifikasi lebih
lanjut, maka diagnosis suspek harus dikode
seakan telah ditegakkan.
- Kategori Z03.- (Medical observation and
evaluation for suspected diseases and
conditions) digunakan untuk diagnosis suspek
yang dapat disingkirkan setelah adanya
pemeriksaan lebih lanjut.
Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors influencing health status
and contact with health services.
• Contoh 3 :
- Kondisi utama : suspected acute cholecystitis
- Kondisi lain : -
Beri kode sebagai acute cholecystitis (K81.0)
• Contoh 4 :
- Kondisi utama : severe epistaksis
- Kondisi lain : -
Pasien dirawat di RS 1 hari. Tak ada laporan
tentang tindakan / pemeriksaan lain.
Beri kode epistaksis (R04.0), tampaknya pasien
masuk untuk mendapat pertolongan gawat
darurat saja.
• Koding untuk kondisi multipel
- Bilamana kondisi multipel terekam dalam
kategori yang berjudul “multiple ...” dan
tak ada satu kondisi tunggal yang
predominan, kode untuk kategori
“multiple....” harus digunakan sebagai
kode pilihan, dan kode opsional tambahan
dapat disertakan untuk merinci kondisi
individual.
- Koding jenis ini banyak digunakan untuk
kondisi-kondisi yang terkait penyakit HIV,
cedera dan gejala sisa.
• Koding untuk kategori kombinasi
- ICD menyediakan kategori tertentu
dimana dua kondisi atau satu kondisi
yang disertai proses sekunder terkait
dapat diwakili oleh kode tunggal.
- Kategori kombinasi tersebut sebaiknya
digunakan sebagai kondisi utama
- Dua atau lebih kondisi yang terekam sbg
“kondisi utama” dapat saling terkait bila
salah satu dari mereka dianggap sebagai
adjectival modifier dari kondisi yang lain.
• Contoh 5 :
- Kondisi utama : Renal failure
- Kondisi lain : Hypertensive renal disease
Beri kode sebagai hypertensive renal disease
with renal failure (I12.0) sbg kond utama.
• Contoh 6 :
- Kondisi utama : Intestinal obstruction
- Kondisi lain : Left inguinal hernia
Beri kode sebagai unilateral or unspecified
inguinal hernia, with obstruction, without
gangrene (K40.3).
• Koding untuk sebab luar dari morbiditas
- Untuk cedera dan kondisi lain yang
diakibatkan oleh sebab luar, baik kondisi
cedera maupun keadaan dari sebab
luarnya harus di-kode.
- Kode kondisi utama yang terpilih
haruslah menggambarkan kondisi cedera
- Biasanya, namun tidak selalu, kondisi
utama terklasifikasi dalam Bab XIX.
Adapun sebab luar dari Bab XX sbg kode
tambahan opsional.
• Contoh 7 :
- Kondisi utama : Fracture of neck of femur caused
by fall due to tripping on uneven pavement
- Kondisi lain : contusion to elbow & upper arm
Kode KU : fracture of neck of femur (S72.0)
Kode sebab luar : fall on the same level from
tripping on street (W01.4).
• Contoh 8 :
- Kondisi utama : severe hypothermia – patient fell
in her garden in cold weather
- Kondisi lain : senility
Beri kode KU : hypothermia (T68)
Kode sebab luar : exposure to excessive natural cold
at home (X31.0)
• Koding untuk sequelae dari kondisi
tertentu
- kode untuk kondisi utama, di mana kondisi
primer penyakit tersebut sudah tidak ada lagi.
- untuk “kondisi utama” adalah kondisi
sequelae itu sendiri, sedangkan kode untuk
“sequelae of ....” yang mengacu pada penyakit
primernya dapat ditambahkan sbg kode
opsional.
- Bilamana terdapat sejumlah sequelae yg
berbeda dan tak ada yang predominan, maka
diperbolehkan untuk menggunakan istilah
“sequelae of ...” untuk direkam sebagai
“kondisi utama” untuk kemudian ditambahkan
kode-kode rinci dengan kategori yang sesuai.
• Contoh 9 :
- Kondisi utama : dysphasia from old cerebral infarction
- Kondisi lain : -
Beri kode dysphasia (R47.0) sebagai “kondisi utama”. Kode
untuk sequelae of cerebral infarction (I69.3) dapat
digunakan sebagai kode tambahan opsional.
• Contoh 10 :
- Kondisi utama : Osteoarthritis of hip joint due to old hip
fracture from motor vehicle accident 10 years ago
- Kondisi lain : -
Beri kode sebagai other post-traumatic coxarthrosis
(M16.5) sebagai “kondisi utama”. Sedang kode untuk
sequelae of fracture of femur (T93.1) dan sequelae of motor
vehicle accident (Y85.0) dapat digunakan sebagai kode
tambahan opsional.
• Koding untuk kondisi akut dan kronis
- Bilamana kondisi utama yang terekam
sebagai akut (atau subakut) maupun kronik
terdapat secara bersamaan, sedang ICD
menyediakan kategori atau subkategori
terpisah untuk masing-masing, namun tdk
untuk kombinasinya,
- kecuali kategori kombinasi, kategori untuk
kondisi akut harus digunakan sebagai kondisi
utama terpilih.
• Contoh 11 :
- Kondisi utama : Acute and chronic cholecystitis
- Kondisi lain : -
Kode untuk acute cholecystitis (K81.0) sebagai
“kondisi utama”, sdg chronic cholecystitis (K81.1)
utk kode tmbh opsional.
• Contoh 12 :
- Kondisi utama : acute exacerbation of chronic
obstructive bronchitis
- Kondisi lain : -
Kode chronic obstructive pulmonary disease with
acute exacerbation (J44.1) sbg “kondisi utama”
karena sesuai kategori kombinasi
• Koding untuk kondisi pasca-prosedural dan
komplikasi
- Kategori yang tersedia dalam Bab XIX (T80 –
T88) untuk komplikasi tertentu yang terkait
prosedur operasi dan lainnya
- Sebagian besar bab body-systems juga berisi
kategori utk kondisi yg mrpk akibat dari
prosedur khusus atau teknik tertentu atau
sebagai hasil dari operasi
- Beberapa kondisi pasca prosedur di-kode
seperti biasa tapi Y83 – Y84 dapat
ditambahkan untuk mengidentifikasi
hubungannya terhadap prosedur.
• Contoh 13 :
- Kondisi utama : hypothyroidism since
thyroidectomy 1 year ago
- Spesialisasi : Umum
Beri kode postsurgical hypothyroidism (E89.0)
sebagai “kondisi utama”.
• Contoh 14 :
- Kondisi utama : Post-operative psychosis after
plastic surgery
- Spesialisasi : psychiatry
Beri kode psychosis (F09) sebagai “kondisi utama”
dan Y83.8 (other specified surgical procedures [as
the cause of abnormal reaction of the patient])
untuk menunjukkan hubungan pasca prosedural.

Contenu connexe

Tendances

Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Kanaidi ken
 
Spo rekam medik
Spo rekam medikSpo rekam medik
Spo rekam medikkhusnuleza
 
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimPenatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimDokter Tekno
 
Indikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptxIndikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptxfarid50526
 
Sistem informasi rumah sakit
Sistem informasi rumah sakitSistem informasi rumah sakit
Sistem informasi rumah sakitJoni Iswanto
 
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam MedisSistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam MedisFahmi Hakam
 
Paparan simrs peraturan menkes ri no 82 tahun 2013
Paparan simrs peraturan menkes ri no 82 tahun 2013Paparan simrs peraturan menkes ri no 82 tahun 2013
Paparan simrs peraturan menkes ri no 82 tahun 2013dwi sty
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)ADam Raeyoo
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehataniyandri tiluk wahyono
 
(10) audit informasi klinis
(10) audit  informasi   klinis(10) audit  informasi   klinis
(10) audit informasi klinisImelda Wijaya
 
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisAnalisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisFahmi Hakam
 
Teknis Koding ICD 10 & Diagnosis_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 10 & Diagnosis_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Teknis Koding ICD 10 & Diagnosis_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 10 & Diagnosis_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Kanaidi ken
 
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)delsyayounartin
 
Pengelolaan Dokumen dalam Akreditasi RS 2022.pptx
Pengelolaan Dokumen dalam Akreditasi RS 2022.pptxPengelolaan Dokumen dalam Akreditasi RS 2022.pptx
Pengelolaan Dokumen dalam Akreditasi RS 2022.pptxGalih Endradita M
 
Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Erwin santosa
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasI Putu Cahya Legawa
 

Tendances (20)

Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
 
Dasar icd 10
Dasar icd 10Dasar icd 10
Dasar icd 10
 
Spo rekam medik
Spo rekam medikSpo rekam medik
Spo rekam medik
 
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimPenatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
 
Indikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptxIndikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptx
 
Koding INA-CBG
Koding INA-CBGKoding INA-CBG
Koding INA-CBG
 
Keselamatan Pasien di Puskesmas
Keselamatan Pasien di PuskesmasKeselamatan Pasien di Puskesmas
Keselamatan Pasien di Puskesmas
 
Sistem informasi rumah sakit
Sistem informasi rumah sakitSistem informasi rumah sakit
Sistem informasi rumah sakit
 
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam MedisSistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
 
Paparan simrs peraturan menkes ri no 82 tahun 2013
Paparan simrs peraturan menkes ri no 82 tahun 2013Paparan simrs peraturan menkes ri no 82 tahun 2013
Paparan simrs peraturan menkes ri no 82 tahun 2013
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
 
(10) audit informasi klinis
(10) audit  informasi   klinis(10) audit  informasi   klinis
(10) audit informasi klinis
 
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisAnalisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
 
Teknis Koding ICD 10 & Diagnosis_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 10 & Diagnosis_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Teknis Koding ICD 10 & Diagnosis_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 10 & Diagnosis_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
 
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
 
Struktur kode ina cbgs
Struktur kode ina cbgsStruktur kode ina cbgs
Struktur kode ina cbgs
 
Pengelolaan Dokumen dalam Akreditasi RS 2022.pptx
Pengelolaan Dokumen dalam Akreditasi RS 2022.pptxPengelolaan Dokumen dalam Akreditasi RS 2022.pptx
Pengelolaan Dokumen dalam Akreditasi RS 2022.pptx
 
Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 

En vedette

Sisa Metabolit Obat Kemoterapi Prima KFT 051215
Sisa Metabolit Obat Kemoterapi Prima KFT 051215Sisa Metabolit Obat Kemoterapi Prima KFT 051215
Sisa Metabolit Obat Kemoterapi Prima KFT 051215Imelda Wijaya
 
(6) pedoman pencatatan diagnosis
(6) pedoman pencatatan diagnosis(6) pedoman pencatatan diagnosis
(6) pedoman pencatatan diagnosisImelda Wijaya
 
(5) latihan koding (1)
(5) latihan koding (1)(5) latihan koding (1)
(5) latihan koding (1)Imelda Wijaya
 
Varicose Vein dr Victor Jesron Nababan SpBTKV 160116
Varicose Vein dr Victor Jesron Nababan SpBTKV 160116Varicose Vein dr Victor Jesron Nababan SpBTKV 160116
Varicose Vein dr Victor Jesron Nababan SpBTKV 160116Imelda Wijaya
 
(1) problematika implementasi koding ina cbgs
(1) problematika implementasi koding ina cbgs(1) problematika implementasi koding ina cbgs
(1) problematika implementasi koding ina cbgsImelda Wijaya
 
Proper Handling of Cytotoxic Agents
Proper Handling of Cytotoxic AgentsProper Handling of Cytotoxic Agents
Proper Handling of Cytotoxic AgentsAnn Meredith Garcia
 
E catalog obat generik tahun 2014
E catalog obat generik tahun 2014E catalog obat generik tahun 2014
E catalog obat generik tahun 2014Mbah Junior
 
(2) pengenalan icd 10 struktur & isi
(2) pengenalan icd 10 struktur & isi(2) pengenalan icd 10 struktur & isi
(2) pengenalan icd 10 struktur & isiImelda Wijaya
 
(4) lead term & tata cara koding icd 10
(4) lead term & tata cara koding icd 10(4) lead term & tata cara koding icd 10
(4) lead term & tata cara koding icd 10Imelda Wijaya
 
Icd 10 cm untuk fisioterapi, ICD 10 Fisioterapi bahasa Indonesia, JKN, BPJS, ...
Icd 10 cm untuk fisioterapi, ICD 10 Fisioterapi bahasa Indonesia, JKN, BPJS, ...Icd 10 cm untuk fisioterapi, ICD 10 Fisioterapi bahasa Indonesia, JKN, BPJS, ...
Icd 10 cm untuk fisioterapi, ICD 10 Fisioterapi bahasa Indonesia, JKN, BPJS, ...Ishak Majid
 
Safe administration & preparation of cancer chemotherapy by irene weru
Safe administration & preparation of cancer chemotherapy by irene weruSafe administration & preparation of cancer chemotherapy by irene weru
Safe administration & preparation of cancer chemotherapy by irene weruKesho Conference
 
Vascular Access Devices
Vascular Access DevicesVascular Access Devices
Vascular Access Devicesmomdogz
 
Central venous lines and their problems
Central venous lines and their problemsCentral venous lines and their problems
Central venous lines and their problemsSunil Agrawal
 
PRINCIPLES OF CANCER CHEMOTHERAPY
PRINCIPLES OF CANCER CHEMOTHERAPYPRINCIPLES OF CANCER CHEMOTHERAPY
PRINCIPLES OF CANCER CHEMOTHERAPYBashir BnYunus
 
Principles of chemotherapy ppt
Principles of chemotherapy pptPrinciples of chemotherapy ppt
Principles of chemotherapy pptmadurai
 

En vedette (17)

Sisa Metabolit Obat Kemoterapi Prima KFT 051215
Sisa Metabolit Obat Kemoterapi Prima KFT 051215Sisa Metabolit Obat Kemoterapi Prima KFT 051215
Sisa Metabolit Obat Kemoterapi Prima KFT 051215
 
Kode pintar icd 10
Kode pintar icd 10Kode pintar icd 10
Kode pintar icd 10
 
(6) pedoman pencatatan diagnosis
(6) pedoman pencatatan diagnosis(6) pedoman pencatatan diagnosis
(6) pedoman pencatatan diagnosis
 
(5) latihan koding (1)
(5) latihan koding (1)(5) latihan koding (1)
(5) latihan koding (1)
 
Varicose Vein dr Victor Jesron Nababan SpBTKV 160116
Varicose Vein dr Victor Jesron Nababan SpBTKV 160116Varicose Vein dr Victor Jesron Nababan SpBTKV 160116
Varicose Vein dr Victor Jesron Nababan SpBTKV 160116
 
(1) problematika implementasi koding ina cbgs
(1) problematika implementasi koding ina cbgs(1) problematika implementasi koding ina cbgs
(1) problematika implementasi koding ina cbgs
 
Proper Handling of Cytotoxic Agents
Proper Handling of Cytotoxic AgentsProper Handling of Cytotoxic Agents
Proper Handling of Cytotoxic Agents
 
E catalog obat generik tahun 2014
E catalog obat generik tahun 2014E catalog obat generik tahun 2014
E catalog obat generik tahun 2014
 
(2) pengenalan icd 10 struktur & isi
(2) pengenalan icd 10 struktur & isi(2) pengenalan icd 10 struktur & isi
(2) pengenalan icd 10 struktur & isi
 
(4) lead term & tata cara koding icd 10
(4) lead term & tata cara koding icd 10(4) lead term & tata cara koding icd 10
(4) lead term & tata cara koding icd 10
 
Icd 10 cm untuk fisioterapi, ICD 10 Fisioterapi bahasa Indonesia, JKN, BPJS, ...
Icd 10 cm untuk fisioterapi, ICD 10 Fisioterapi bahasa Indonesia, JKN, BPJS, ...Icd 10 cm untuk fisioterapi, ICD 10 Fisioterapi bahasa Indonesia, JKN, BPJS, ...
Icd 10 cm untuk fisioterapi, ICD 10 Fisioterapi bahasa Indonesia, JKN, BPJS, ...
 
Safe administration & preparation of cancer chemotherapy by irene weru
Safe administration & preparation of cancer chemotherapy by irene weruSafe administration & preparation of cancer chemotherapy by irene weru
Safe administration & preparation of cancer chemotherapy by irene weru
 
Vascular Access Devices
Vascular Access DevicesVascular Access Devices
Vascular Access Devices
 
Central venous lines and their problems
Central venous lines and their problemsCentral venous lines and their problems
Central venous lines and their problems
 
PRINCIPLES OF CANCER CHEMOTHERAPY
PRINCIPLES OF CANCER CHEMOTHERAPYPRINCIPLES OF CANCER CHEMOTHERAPY
PRINCIPLES OF CANCER CHEMOTHERAPY
 
Chemotherapy
ChemotherapyChemotherapy
Chemotherapy
 
Principles of chemotherapy ppt
Principles of chemotherapy pptPrinciples of chemotherapy ppt
Principles of chemotherapy ppt
 

Plus de Imelda Wijaya

CPR 2015 oleh Bram, MD, Anesthesiologist 20.01.16
CPR 2015 oleh Bram, MD, Anesthesiologist 20.01.16CPR 2015 oleh Bram, MD, Anesthesiologist 20.01.16
CPR 2015 oleh Bram, MD, Anesthesiologist 20.01.16Imelda Wijaya
 
Kalori normal dr brain gantoro m gizi spgk 090116
Kalori normal dr brain gantoro m gizi spgk 090116Kalori normal dr brain gantoro m gizi spgk 090116
Kalori normal dr brain gantoro m gizi spgk 090116Imelda Wijaya
 
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)Imelda Wijaya
 
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCCVentricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCCImelda Wijaya
 
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraud
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraudEtika dan disiplin profesi dalam mencegah fraud
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraudImelda Wijaya
 

Plus de Imelda Wijaya (9)

CPR 2015 oleh Bram, MD, Anesthesiologist 20.01.16
CPR 2015 oleh Bram, MD, Anesthesiologist 20.01.16CPR 2015 oleh Bram, MD, Anesthesiologist 20.01.16
CPR 2015 oleh Bram, MD, Anesthesiologist 20.01.16
 
Kalori normal dr brain gantoro m gizi spgk 090116
Kalori normal dr brain gantoro m gizi spgk 090116Kalori normal dr brain gantoro m gizi spgk 090116
Kalori normal dr brain gantoro m gizi spgk 090116
 
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
 
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCCVentricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
 
Adm kemo print hsd
Adm kemo print hsdAdm kemo print hsd
Adm kemo print hsd
 
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraud
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraudEtika dan disiplin profesi dalam mencegah fraud
Etika dan disiplin profesi dalam mencegah fraud
 
Icd 9-cm-2007
Icd 9-cm-2007Icd 9-cm-2007
Icd 9-cm-2007
 
Notulen dpm
Notulen dpmNotulen dpm
Notulen dpm
 
Bahan dpm
Bahan dpmBahan dpm
Bahan dpm
 

Dernier

MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 

Dernier (12)

MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 

(7) pedoman koding morbiditas

  • 2. PEDOMAN KODING “MAIN CONDITION” (KONDISI UTAMA) DAN “OTHER CONDITION” (KONDISI LAIN) Prinsip Umum - Sebaiknya kondisi utama dan kondisi lain ditentukan oleh praktisi medis yg bertanggungjawab - Bila ditemukan ketidaksesuaian atau kesalahan dan inkonsistensi penulisan diagnosis  kembalikan pada praktisi medis ybs. utk klarifikasi - Jika gagal klarifikasi, gunakan aturan reseleksi MB1-MB5
  • 3. • Kode Opsional Tambahan - disarankan untuk merekam “kondisi lain” sebagai kode opsional tambahan untuk memberikan tambahan informasi. • Kondisi ”dagger & asterisk”  sebaiknya kode dagger maupun asterisk digunakan untuk kondisi utama, mengingat keduanya menunjukkan dua jalur yang berbeda dalam suatu ‘kondisi-tunggal’ yang merujuk pada satu penyakit yang sama.
  • 4. • Contoh 1 : Kondisi Utama : measles pneumonia  kode sbg measles complicated by pneumonia (B05.2) dan pneumonia in viral diseases classified elsewhere (J17.1*) • Contoh 2 : Kondisi Utama : Tuberculous pericarditis  kode sbg tuberculosis of other specified organs (A18.8) dan pericarditis in bacterial diseases classified elsewhere (I32.0*)
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. Koding untuk kondisi-kondisi suspek (curiga), gejala dan temuan abnormal serta situasi tidak-sakit - Bila diagnosis yang lebih spesifik belum dapat ditegakkan sampai akhir masa perawatan pasien, atau bila benar-benar tak ada penyakit atau cedera yang dapat di-kode sampai saat discharge (pulang), maka pemberian kode dari Bab XVIII dan XXI diperbolehkan (lihat MB3 & MB5) - Perhatikan deskripsi catatan Bab XVIII dan XXI dalam ICD-10
  • 11. Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Symptom, signs and abnormal clinical and laboratory findings.
  • 12. Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors influencing health status and contact with health services.
  • 13. - Bilamana setelah suatu episode asuhan kesehatan kondisi utamanya masih terekam sebagai “suspek (curiga)’, ‘dipertanyakan’, dll, dan tak ada informasi atau klarifikasi lebih lanjut, maka diagnosis suspek harus dikode seakan telah ditegakkan. - Kategori Z03.- (Medical observation and evaluation for suspected diseases and conditions) digunakan untuk diagnosis suspek yang dapat disingkirkan setelah adanya pemeriksaan lebih lanjut.
  • 14. Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors influencing health status and contact with health services.
  • 15. • Contoh 3 : - Kondisi utama : suspected acute cholecystitis - Kondisi lain : - Beri kode sebagai acute cholecystitis (K81.0) • Contoh 4 : - Kondisi utama : severe epistaksis - Kondisi lain : - Pasien dirawat di RS 1 hari. Tak ada laporan tentang tindakan / pemeriksaan lain. Beri kode epistaksis (R04.0), tampaknya pasien masuk untuk mendapat pertolongan gawat darurat saja.
  • 16. • Koding untuk kondisi multipel - Bilamana kondisi multipel terekam dalam kategori yang berjudul “multiple ...” dan tak ada satu kondisi tunggal yang predominan, kode untuk kategori “multiple....” harus digunakan sebagai kode pilihan, dan kode opsional tambahan dapat disertakan untuk merinci kondisi individual. - Koding jenis ini banyak digunakan untuk kondisi-kondisi yang terkait penyakit HIV, cedera dan gejala sisa.
  • 17. • Koding untuk kategori kombinasi - ICD menyediakan kategori tertentu dimana dua kondisi atau satu kondisi yang disertai proses sekunder terkait dapat diwakili oleh kode tunggal. - Kategori kombinasi tersebut sebaiknya digunakan sebagai kondisi utama - Dua atau lebih kondisi yang terekam sbg “kondisi utama” dapat saling terkait bila salah satu dari mereka dianggap sebagai adjectival modifier dari kondisi yang lain.
  • 18. • Contoh 5 : - Kondisi utama : Renal failure - Kondisi lain : Hypertensive renal disease Beri kode sebagai hypertensive renal disease with renal failure (I12.0) sbg kond utama. • Contoh 6 : - Kondisi utama : Intestinal obstruction - Kondisi lain : Left inguinal hernia Beri kode sebagai unilateral or unspecified inguinal hernia, with obstruction, without gangrene (K40.3).
  • 19. • Koding untuk sebab luar dari morbiditas - Untuk cedera dan kondisi lain yang diakibatkan oleh sebab luar, baik kondisi cedera maupun keadaan dari sebab luarnya harus di-kode. - Kode kondisi utama yang terpilih haruslah menggambarkan kondisi cedera - Biasanya, namun tidak selalu, kondisi utama terklasifikasi dalam Bab XIX. Adapun sebab luar dari Bab XX sbg kode tambahan opsional.
  • 20. • Contoh 7 : - Kondisi utama : Fracture of neck of femur caused by fall due to tripping on uneven pavement - Kondisi lain : contusion to elbow & upper arm Kode KU : fracture of neck of femur (S72.0) Kode sebab luar : fall on the same level from tripping on street (W01.4). • Contoh 8 : - Kondisi utama : severe hypothermia – patient fell in her garden in cold weather - Kondisi lain : senility Beri kode KU : hypothermia (T68) Kode sebab luar : exposure to excessive natural cold at home (X31.0)
  • 21. • Koding untuk sequelae dari kondisi tertentu - kode untuk kondisi utama, di mana kondisi primer penyakit tersebut sudah tidak ada lagi. - untuk “kondisi utama” adalah kondisi sequelae itu sendiri, sedangkan kode untuk “sequelae of ....” yang mengacu pada penyakit primernya dapat ditambahkan sbg kode opsional. - Bilamana terdapat sejumlah sequelae yg berbeda dan tak ada yang predominan, maka diperbolehkan untuk menggunakan istilah “sequelae of ...” untuk direkam sebagai “kondisi utama” untuk kemudian ditambahkan kode-kode rinci dengan kategori yang sesuai.
  • 22. • Contoh 9 : - Kondisi utama : dysphasia from old cerebral infarction - Kondisi lain : - Beri kode dysphasia (R47.0) sebagai “kondisi utama”. Kode untuk sequelae of cerebral infarction (I69.3) dapat digunakan sebagai kode tambahan opsional. • Contoh 10 : - Kondisi utama : Osteoarthritis of hip joint due to old hip fracture from motor vehicle accident 10 years ago - Kondisi lain : - Beri kode sebagai other post-traumatic coxarthrosis (M16.5) sebagai “kondisi utama”. Sedang kode untuk sequelae of fracture of femur (T93.1) dan sequelae of motor vehicle accident (Y85.0) dapat digunakan sebagai kode tambahan opsional.
  • 23. • Koding untuk kondisi akut dan kronis - Bilamana kondisi utama yang terekam sebagai akut (atau subakut) maupun kronik terdapat secara bersamaan, sedang ICD menyediakan kategori atau subkategori terpisah untuk masing-masing, namun tdk untuk kombinasinya, - kecuali kategori kombinasi, kategori untuk kondisi akut harus digunakan sebagai kondisi utama terpilih.
  • 24. • Contoh 11 : - Kondisi utama : Acute and chronic cholecystitis - Kondisi lain : - Kode untuk acute cholecystitis (K81.0) sebagai “kondisi utama”, sdg chronic cholecystitis (K81.1) utk kode tmbh opsional. • Contoh 12 : - Kondisi utama : acute exacerbation of chronic obstructive bronchitis - Kondisi lain : - Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute exacerbation (J44.1) sbg “kondisi utama” karena sesuai kategori kombinasi
  • 25. • Koding untuk kondisi pasca-prosedural dan komplikasi - Kategori yang tersedia dalam Bab XIX (T80 – T88) untuk komplikasi tertentu yang terkait prosedur operasi dan lainnya - Sebagian besar bab body-systems juga berisi kategori utk kondisi yg mrpk akibat dari prosedur khusus atau teknik tertentu atau sebagai hasil dari operasi - Beberapa kondisi pasca prosedur di-kode seperti biasa tapi Y83 – Y84 dapat ditambahkan untuk mengidentifikasi hubungannya terhadap prosedur.
  • 26. • Contoh 13 : - Kondisi utama : hypothyroidism since thyroidectomy 1 year ago - Spesialisasi : Umum Beri kode postsurgical hypothyroidism (E89.0) sebagai “kondisi utama”. • Contoh 14 : - Kondisi utama : Post-operative psychosis after plastic surgery - Spesialisasi : psychiatry Beri kode psychosis (F09) sebagai “kondisi utama” dan Y83.8 (other specified surgical procedures [as the cause of abnormal reaction of the patient]) untuk menunjukkan hubungan pasca prosedural.