1. Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Salahuddin Yusuf al-Ayyubi setelah menaklukkan Mesir dari dinasti Fatimiyah pada tahun 1171.
2. Masa kekuasaan dinasti Ayyubiyah berlangsung selama kurang lebih 75 tahun hingga tahun 1252 di bawah 9 orang penguasa.
3. Pada masa dinasti ini, ilmu pengetahuan berkembang dengan didirikannya madrasah dan datangnya
2. SEJARAH BERDIRINYA DINASTI AYYUBIYAH
Dinasti Ayyubiyah merupakan keturunan Ayyub suku Kurdi. Pendiri dinasti ini adalah
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi putra dari Najamuddin bin Ayyub. Salahuddin mendampingi
pamannya Asaduddin Syirkuh yang mendapat tugas dari Nuruddin Zanki untuk membantu Bani
Fatimiyah di Mesir yang perdana menterinya diserang oleh Dirgam.Tiga tahun kemudian,
Salahuddin al-Ayyubi kembali menyertai pamannya ke Mesir. Hal ini dilakukan karena Perdana
Menteri Syawar bersekutu dengan Amauri yaitu seorang panglima perang tentara salib yang
dulu pernah membantu Dirgam. Maka terjadilah peperangan. Dalam peperangan tersebut
pasukan Salahuddin berhasil menduduki Iskandariyah, tetapi ia dikepung dari darat dan laut
oleh tentara salib yang dipimpin oleh Amauri. Akhirnya peperangan ini berakhir dengan
perjanjian damai pada bulah Agustus 1167 M, yang isinya adalah sebagai berikut:
a. Pertukaran tawanan perang
b. Salahuddin Yusuf al-Ayyubi harus kembali ke Suriah
c. Amauri harus kembali ke Yerusalem
d. Kota Iskandariyah diserahkan kembali kepada Syawar.
Pada tahun 1169, tentara salib yang dipimpin oleh Amauri melanggar perjanjian damai
yang disepakati dahulu yaitu Dia menyerang Mesir dan bermaksud untuk menguasainya. Hal itu
tentu saja sangat membahayakan keadaan umat islam di Mesir.Khalifah al-Addid mengangkat
Asaduddin Syirkuh sebagai Perdana Menteri Mesir pada tahun 1169 M.Setelah Khalifah al-Adid
(Khalifah Dinasti Fatimah) yang terakhir wafat pada tahun 1171 M, Salahuddin Yusuf al-Ayyubi
berkuasa penuh untuk menjalankan peran keagamaan dan politik. Maka sejak saat itulah Dinasti
Ayyubiyah mulai berkuasa hingga sekitar 75 tahun lamanya.
3. Salahuddin memiliki sifat berani, wara’, zuhud, khusyu’,
pemurah, pemaaf, tegas, dan sifat terpuji lainnya. Salahuddin
menghabiskan waktunya dengan bekerja keras siang dan
malam untuk Islam. Hidupnya sangat sederhana, makanannya
sederhana, pakaiannya terbuat dari bahan yg kasar. Beliau
senantiasa menjaga waktu-waktu shalat dan mengerjakannya
secara berjamaah. Beliau juga suka mendengarkan bacaan Al-
Quran, hadist, dan ilmu pengetahuan.
4. RAJA YANG BERKUASA
Selama lebih kurang 75 tahun dinasti Al-Ayyubiyah berkuasa, terdapat 9 orang
penguasa yakni sebagai berikut:
• 1. Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M)
• 2. Malik Al-Aziz Imaduddin (1193-1198 M)
• 3. Malik Al-Mansur Nasiruddin (1198-1200 M)
• 4. Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M)
• 5. Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
• 6. Malik Al-Adil Sifuddin, pemerintahan II (1238-1240 M)
• 7. Malik As-Saleh Najmuddin (1240-1249 M)
• 8. Malik Al-Mu’azzam Turansyah (1249-1250 M)
• 9. Malik Al-Asyraf Muzaffaruddin (1250-1252 M)
Dalam uraian berikut akan dibahas mengenai penguasa-penguasa yang menonjol,
yaitu:
• 1. Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M)
• 2. Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M)
• 3. Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
5. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
PADA MASA DINASTI AYYUBIYAH
Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mendirikan tiga buah madrasah di kairo dan
iskandariyah untuk mengembangkan Mazhab Sunni. Pada masa Dinasty Ayyubiyah
yang menganut mazhab Suni, al-Azhar berubah menjadi media penyebarluasan
mazhab Suni. Perkembangan ilmu pengatahuan ditandai dengan datangnya ulama-
ulama masyhur untuk mengajar di al-Azhar. Beberapa ulama tersebut adalah
• Abdul Latif al-Bagdadi, ahli ilmu mantik dan bayan;
• Syekh Abdul Qasim al-Manfalubi, ahli fikih;
• Syamsuddin Khallikan, ahli sejarah;
• Abu Abdullah al-Quda’i, seorang ahli fikih, hadis, dan sejarah;
• Al-Hufi, ahli bahasa;
• Abu Abdullah Muhammad bin Barakat, ahli nahwu;
• Hasan bin Khatir al-Farisi, ahli fikih dan tafsir.
6. PERANG SALIB 1
Perang Salib Pertama dilancarkan pada 1095 oleh Paus Urban II untuk
merebut serta membebaskan tanah kota suci Yerusalem yang juga merupakan tanah
suci bagi umat Kristen dari umat Muslim yang pada saat itu terdapat perkembangan
dan banyak kunjungan yang dilakukan oleh terutama para pedagang Muslim kaum
seljuk Turki. Perang Salib pertama adalah tidak lebih dari suara-suara yang dilebih-
lebihkan dari para ulama Kristen yang diakibatkan oleh gangguan yang dilakukan oleh
segelintir pedagang kaum seljuk Turki juga bukan mengatasnamakan agama yang
dilakukan pada jalur perdagangan kaum Kristiani. Keberangkatan atau migrasi dari
pasukan salib pertama ini berubah dari misi atau tugas yang diberikan yaitu untuk
melindungi dan merekonsiliasi antara tiga umat beragama disana menjadi sebuah
usaha penaklukan,pembantaian terhadap umat non-Kristen dan Yahudi serta
penguasaan keseluruhan wilayah Yerusalem.
Baik ksatria dan orang awam dari banyak negara di Eropa Barat, dengan
sedikit pimpinan terpusat, berjalan melalui tanah dan laut menuju Yerusalem dan
menguasai kota tersebut pada Juli 1099, serta mendirikan Kerajaan Yerusalem atau
kerajaan Latin di Yerusalem. Meskipun penguasaan ini hanya berakhir kurang dari dua
ratus tahun, Perang salib merupakan titik balik penguasaan dunia Barat, dan satu-
satunya yang berhasil meraih tujuannya.
7. PERANG SALIB 2
Perang Salib Kedua (1145–1149) adalah perang salib kedua yang dilancarkan
dari Eropa. Perang ini meletus akibat jatuhnya County Edessa pada tahun sebelumnya.
Edessa adalah negara tentara salib yang pertama kali didirikan selama Perang Salib
Pertama (1095–1099), dan juga negara yang pertama kali jatuh. Perang Salib Kedua
diumumkan oleh Paus Eugenius III, dan merupakan Perang Salib pertama yang
dipimpin oleh raja-raja Eropa, seperti Louis VII dari Perancis dan Conrad III dari Jerman,
dengan bantuan dari bangsawan-bangsawan Eropa penting lainnya. Pasukan-pasukan
kedua raja tersebut bergerak menyeberangi Eropa secara terpisah dan sedikit
terhalang oleh kaisar Romawi Timur, Manuel I Comnenus. Setelah melewati Bizantium
dan memasuki Anatolia, pasukan-pasukan kedua raja tersebut dikalahkan oleh tentara
Seljuk. Louis, Conrad, dan sisa dari pasukannya berhasil mencapai Yerusalem dan
melancarkan serangan yang "keliru" ke Damaskus pada tahun 1148. Perang Salib di
Timur mencapai kemenangan. Kegagalan ini memicu jatuhnya kota Yerusalem dan
Perang Salib Ketiga pada akhir abad ke-12.
Tentara salib yang mampu menggapai kemenangan adalah gabungan tentara
salib Flandria, Frisia, Normandia, Inggris, Skotlandia, dan Jerman. Mereka berlayar
menuju Tanah Suci. Di tengah perjalanan, tentara tersebut berhenti dan membantu
bangsa Portugis merebut Lisboa tahun 1147. Sementara itu, Perang Salib Utara
dikobarkan sebagai upaya untuk mengubah orang-orang yang menganut paganisme
menjadi beriman Kristen, dan mereka harus berjuang selama berabad-abad.
8. PERANG SALIB 3
Pasukan besar Tentara Salib dari tiga negara, Inggris, Jerman, dan Prancis,
bertolak ke Timur guna menguasai kembali Yerusalem yang jatuh ke tangan
Shalahuddin sesudah pertempuran Hattin. Richard I "Sang Hati Singa", Raja
Inggris, menjadi pemimpin tertingginya, dan sesudah menaklukkan kota Akre,
dia memimpin balatentaranya berbaris menuju Yerusalem. Shalahuddin tak
tinggal diam, sang Sultan mengerahkan laskarnya untuk menghentikan Tentara
Salib. Dua panglima terbesar sepanjang sejarah Perang Salib, Richard dan
Shalahuddin, akhirnya bentrok di medan laga. Sepanjang jalan menyusuri
pantai Timur Tengah, dua tokoh yang dikagumi kawan dan lawan ini beradu
kepiawaian bertempur, memperebutkan Kota Suci Yerusalem.
9. PERANG SALIB 4
Perang Salib Keempat (1202-1204) pada awalnya dimaksudkan untuk
menaklukkan Yerusalem yang telah dikuasai Muslim melalui suatu invasi
melalui Mesir. Sebaliknya, pada April 1204, Tentara Salib dari Eropa Barat
menyerang dan menaklukkan Kristen (Ortodoks Timur) kota Konstantinopel,
ibukota Kekaisaran Bizantium. Ini dipandang sebagai salah satu dari tindakan
yang mengakibatkan skisma besar antara Gereja Ortodoks Timur dan Gereja
Katolik Roma.
10. PERANG SALIB 5
Perang Salib Kelima (1217-1221) adalah upaya untuk merebut kembali
Yerusalem dan seluruh wilayah Tanah Suci lainnya dengan pertama-tama menaklukkan
Dinasti Ayyubiyyah yang kuat di Mesir. Paus Honorius III mengorganisir Tentara Salib
yang dipimpin oleh Leopold VI dari Austria dan Andrew II dari Hongaria, dan sebuah
serangan terhadap Yerusalem akhirnya menyebabkan kota itu tetap berada di tangan
pihak Muslim. Belakangan pada 1218, sebuah pasukan Jerman yang dipimpin oleh
Oliver dari Koln, dan sebuah pasukan campuran Belanda, Vlams dan Frisia yang
dipimpin oleh William I, Adipati Belanda tiba. Untuk menyerang Damietta di Mesir,
mereka bersekutu dengan Kesultanan Rûm Seljuk di Anatolia, yang menyerang Dinasti
Ayubi di Suriah dalam upaya membebaskan Tentara Salib dari pertempuran di dua
front. Setelah menduduki pelabuhan Damietta, para Tentara Salib berbaris ke selatan
menuju Kairo pada Juli 1221, tetapi mereka berbalik setelah pasokan mereka
berkurang dan menyebabkan mereka harus mengundurkan diri. Sebuah serangan
malam oleh Sultan Al-Kamil menyebabkan kerugian besar di kalangan Tentara Salib
dan akhirnya pasukan itu pun menyerah. Al-Kamil sepakat untuk mengadakan
perjanjian perdamaian delapan tahun dengan Mesir.
11. PERANG SALIB 6
Perang Salib Keenam dimulai pada tahun 1228 sebagai upaya untuk mendapatkan
kembali Yerusalem. Itu dimulai tujuh tahun setelah kegagalan Perang Salib Kelima. Frederick II,
Kaisar Romawi Suci, telah melibatkan dirinya secara luas dalam Perang Salib Kelima, pengiriman
pasukan dari Jerman, tapi ia gagal mendampingi pasukan secara langsung, walau ada dorongan
Honorius III dan kemudian Gregorius IX, saat ia diperlukan untuk mengkonsolidasikan posisinya
di Jerman dan Italia sebelum memulai sebuah perang salib. Namun, Frederick lagi berjanji untuk
pergi pada perang salib setelah penobatannya sebagai kaisar pada 1220 oleh Paus Honorius
III.Pada 1225 Frederick menikah Yolande dari Yerusalem (juga dikenal sebagai Isabella), putri
John dari Brienne, calon penguasa Kerajaan Yerusalem, dan Maria dari Montferrat. Frederick kini
punya klaim pada kerajaan yang terpecah, dan mempunyai alasan untuk berusaha
memulihkannya. Pada 1227, setelah menjadi Paus Gregorius IX, Frederick dan pasukannya
berlayar dari Brindisi menuju Acre, tetapi sebuah epidemi Frederick menyebabkan ia kembali ke
Italia. Gregorius mengambil kesempatan ini untuk mengucilkan Frederick untuk tentara salib
yang melanggar sumpah, walaupun ini hanya alasan, seperti Frederick sudah selama bertahun-
tahun telah berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuasaan kekaisaran di Italia dengan
mengorbankan kepausan.
Gregorius menyatakan bahwa alasan bagi ekskomunikasi Frederick adalah keengganan
untuk meneruskan perang salib. Untuk Gregory, perang salib hanyalah alasan untuk
mengucilkan kaisar. Frederick berusaha untuk bernegosiasi dengan Paus, tapi akhirnya
memutuskan untuk mengabaikannya, dan berlayar ke Suriah pada 1228 meskipun
ekskomunikasi, dan tiba di Acre pada bulan September.
12. PERANG SALIB 7
Perang salib VII (1249-52)Inisiatif untuk Perang Salib ini diambil oleh
Raja Louis IX dari Prancis. sekali lagi, strateginya adalah untuk menyerang
Mesir dan dijadikan tawaran untuk Palestina. Prajurit Salib dengan cepat
mampu mengambil alih Damietta tapi harus membayar mahal ketika
mengambil alih Kairo.
Serangan balasan Muslim berhasil menangkap Louis IX. Dia kemudian
dibebaskan setelah setuju untuk mengembalikan Damietta dan membayar
uang tebusan. Setelah itu Louis IX tetap di Timur beberapa tahun untuk
bernegosiasi mengenai pelepasan tawanan dan mengkokohkan kekristenan di
wilayah tersebut.
13. PERANG SALIB 8
Perang salib VIII (1270)Perang Salib terakhir juga dipimpin oleh Louis IX. Di
tahun-tahun kemudian, perubahan di dunia Muslim mengakibatkan munculnya
sejumlah serangan baru ke wilayah Kristen di Tanah Kudus. Warga lokal meminta
bantuan militer pada Barat, tapi cuma sedikit bangsa Eropa yang tertarik untuk
melakukan kampanye besar. Satu orang yang sekali lagi mau memanggul beban adalah
Louis IX. Namun kampanye yang dia lakukan kali ini mencapai kurang dari apa yang
dicapai sebelumnya bagi Kerajaan Yerusalem.Tidak diketahui mengapa, tapi Tunisia di
Afrika Utara dijadikan sasaran awal. Setelah disana, wabah peyakit mengambil nyawa
banyak orang, termasuk Louis serta saudaranya, Charles Anjou, tiba dengan kapal-
kapal Sisilia dan berhasil mengungsikan sisa tentara.
Meskipun ini adalah Perang Salib terakhir, ini bukanlah ekspidisi militer
terakhir yang bisa disebut sebagai Perang Salib. Kampanya terus diserukan atas
berbagai sasaran (bukan hanya Muslim) oleh Prajurit Salib-orang yang berkaul untuk
melakukan perang.Umat Kristen di Palestina ditinggalkan tanpa bantuan lebih lanjut.
Meskipun mengalami kekalahan terus menerus, Kerajaan Yerusalem tetap bertahan
sampai 1291, ketika akhirnya musnah. Umat Kristen masih tetap hidup di daerah
tersebut bahkan setelah kejatuhan Kerajaan Yerusalem
14. RUNTUHNYA DINASTI
AYYUBIYAH
Runtuhnya Dinasti Ayyubiyah dimulai pada masa pemerintahan Sultan As-Salih.
Setelah As-Salih meniggal pada tahun 1249 M, kaum Mamluk mengangkati
estri As-Salih, Syajaratud Durr sebagai Sultanah. Dengan demikian, berakhirlah
kekuasaan Dinasti Ayyubiah di Mesir. Meskipun demikian dinasti Ayyubiyah
masih berkuasa di Suriah. Pada tahun 1260 M. tentara Mongol hendak
menyerbu Mesir. Komando tentara Islam dipegang oleh Qutuz, panglima
perang Mamluk. Dalam pertempuran di Ain Jalut, Qutuz berhasil mengalahkan
tentara Mongol dengan gemilang. Selanjutnya, Qutuz mengambil alih
Kekuasaan Dinasti Ayyubiyah. Sejak itu, berakhirlah kekuasaan Dinasti
Ayyubiyah.