HR Excellency sedang mempersiapkan program Kecerdasan Emosional untuk para pemimpin perusahaan multinasional Jepang di Jakarta. HR Excellency telah aktif mengembangkan Kecerdasan Emosional di Indonesia melalui buku, program radio, TV, dan telah diikuti hingga level Menteri. Lebih dari 10.000 orang telah mengikuti program Kecerdasan Emosional dari HR Excellency.
2. Kata Pengantar
Saat ini, kami di HR Excellency sedang mempersiapkan diri
2 HR Excellency
untuk suatu event dimana kami akan memberikan program
KECERDASAN EMOSIONAL dalam sebuah forum Asia
Pacific Leaders bagi para pemimpin Asia Pacific suatu perusahaan
multinasional dari Jepang yang akan berkumpul di Jakarta. Rupa-rupanya
perusahaan multinasional ini, sejak dulu sudah memasukkan
EQ atau Kecerdasan Emosional sebagai salah satu kompetensi penting
yang harus dimiliki oleh para pemimpin mereka.
EQ memang sedang menjamur dan beberapa bulan yang lalu
pun, bekerjasama dengan perusahaan Combiphar, kami mengadakan
program “EQ for Nation”. Tujuan kami sederhana, yakni mengajarkan
dan menyebarkan “virus positif” kecerdasan emosional ke seluruh
nusantara. Sambutannya sungguh luar biasa!
Saat ini, memang boleh dikatakan, HR Excellency, merupakan
lembaga yang paling aktif dan terdepan dalam pengembangan
KECERDASAN EMOSIONAL di Indonesia. Hal ini juga terlihat dari buku-buku,
CD, program radio, program televisi serta para alumni yang
telah dihasilkan. Bahkan, program EQ dari HR Excellency juga telah
3. diajarkan adan diakui oleh para eksekutif di negara-negara Jepang,
China, Singapore serta Malaysia. Di Indonesia sendiri, program
EQ dari HR Excellency bahkan telah diikuti hingga ke level Menteri
Negara. Sebuah bukti betapa banyaknya pemimpin yang sadar akan
pentingnya Kecerdasan Emosional saat ini. Bahkan di tahun 2011 ini,
HR Excellency telah merambah dan mengajarkan EQ hingga ke level
remaja (program EQ Youth Camp) serta mahasiswa (program EQ
Goes TO Campus). Lebih dari 10,000 alumni telah berhasil lulus dari
program EQ HR Excellency.
Kami pun mempunyai milis HR Excellency dengan keanggotaan
mencapai 4.000 orang yang bisa sangat aktif mensharingkan
berbagai pengetahuan dan pengalaman soal EQ. Apabila tertarik
Anda dapat bergabung dengan memasukkan email Anda ke: www.
hrexcellency.com
Selain itu, untuk mengetahui produk buku-buku dan CD serta
informasi mengenai seminar dan training di seputar EQ, silakan
menghubungi kami di: 021-3518505 atau 021-3862521, atau bisa
pula dengan email kepada kami: hrexcel@dnet.net.id
Selamat membaca dan menikmati sajian E-book ini!
—
Editor HR Excellency
E-book “Meminjam Pikiran Orang” 3
4. (Kompetensi EQ: Kesabaran)
4 HR Excellency
anyak orang ingin cara instan untuk berhasil. Wajar sih,
siapa sih yang ingin berlama-lama? Tetapi, di bawah
matahari, setiap hal ada waktunya. Misalkan, ada waktu
seorang bayi manusia lahir, sekitar 9 bulan. Ada waktu
pula bagi suatu tanaman untuk bertumbuh. Kita bisa memaksa
mempercepat hasil itu, tetapi, hasilnya akan tidak karuan.
Begitu pula, bicara soal keberhasilan. Karena tidak sabar untuk
menjadi sukses, banyak orang menempuh langkah-langkah tidak etis
yang justru membuat
suksesnya menjadi
semakin lama. Seperti
halnya seorang pencuri,
ingin menjadi kaya
tetapi justru dengan
mencuri, ia akhirnya
mendekam di penjara
yang membuatnya semakin lama jadi kaya. Hati-hati, kata Peter
Senge, penulis buku The Fifth Discipline, kadangkala: The fastest is the
slowest! What do you think? Kenalkah Anda dengan mereka yang ingin
cepat, tetapi justru berakhir dengan situasi yang semakin lama?
5. (Kompetensi EQ: Coaching, Listening, Learning)
E-book “Meminjam Pikiran Orang” 5
ikiran dan pengalaman kita
bisa terbatas. Saat kita selalu
mentok dan terus-menerus
tidak mampu begerak lebih jauh dan
kelihatannya segitu-segitu saja. Padahal,
kita telah berusaha secara maksimal.
Saat itulah, Anda mulai menyentuh
limit pengalaman dan pikiran Anda. Itulah saat dimana Anda perlu
perlu meminjam pikiran dan pengalaman orang lain.
Meminjam ini bisa dilakukan dengan membaca, mendengarkan,
ngobrol atau mengikuti bimbingan atau pelatihan tertentu. Intinya,
masalah yang Anda alami sekarang, kadang tidak bisa diatasi dengan
pikiran Anda karena keterbatasan pengalaman yang Anda miliki. Itulah
manfaat bicara, mendengarkan dan belajar dari orang lain.
Ketika Anda kelihatannya mentok di satu titik dan tidak kemana-mana
meskipun Anda telah berusaha keras, mungkin saatnya bagi Anda untuk meminjam
pikiran orang lain
6. (Kompetensi EQ: Self Awareness, Creativity)
ulu, saya seringkali berpikir manusia
kekurangan uang, tetapi dari waktu ke
waktu, saya semakin percaya manusia
itu tidak kekurangan uang, tetapi kurang
ide. Seminar-seminar soal Wealth, selalu
mengajarkan soal ini. Dulunya, saya nggak
terlalu percaya, tetapi di tahun-tahun terakhir
ini, saya mulai yakin. Kita nggak kekurangan
uang, tetapi kurang ide.
Seorang yang hidupnya pas-pas atau kekurangan, mungkin
terbatas kemampuan dan idenya sehinga hanya melakukan hal yang
itu-itu saja. Biasanya, mereka nggak sadar soal hal itu. Dan umumnya,
mereka mengeluh soal nasib, soal kekurangan kesempatan. Padahal,
masalahnya adalah soal bagaimana mereka mau mencoba memeras
pikiran mereka untuk situasi mereka, serta mencoba ide yang baru.
Ingat, orang pada dasarnya bukan miskin uang, tetapi miskin ide.
Orang menjadi miskin, seringkali bukan karena kekurangan uang
tetapi kekurangan ide. Karenanya, bantuan ide sebenarnya
6 HR Excellency
lebih berharga daripada bantuan uang.
7. (Kompetensi EQ: Self Awarness, Self Management)
nda pernah mengalami masalah dengan seseorang, Anda
benci dengan orang tersebut? Cobalah pikirkan, bahwa
beberapa hal yang Anda benci pada orang itu, mungkin
sebenarnya, pernah Anda lakukan juga. Jadi, saat Anda merasa benci
dan jengkel dengan seseorang, Anda pun sebenarnya bukannya tidak
E-book “Meminjam Pikiran Orang” 7
bersalah.
Pemulihan terjadi, tatkala kita mulai
menyadari soal ini. Tatkala kita mulai melihat,
daripada membenci dan menyalahkan orang
tersebut. Kita mulai berpikir bahwa apa
yang kita terima dari orang tersebut, bisa
jadi adalah dampak dari sesuatu yang yang
pernah kita lakukan pula dalam kehidupan
kita. Kita benci dengan boss yang otoriter, tetapi bisa jadi kita pun
otoriter di rumah. Selanjutnya, dengan menyadari bahwa kita pun
mungkin melakukan kesalahan yang sama, kita bisa bertanya pada
diri kita sendiri, “Apa alasan saya melakukannya waktu itu”. Dengan
memahami alasan dalam diri kita, kita pun akan lebih bisa memahami
alasan yang dilakukan oleh orangyang bikin kita sebel tersebut.
You will see that you’re also guilty for the problem you experience.
8. (Kompetensi EQ: Self Awareness, Other Awareness, Self Regulation)
adangkala, masalahnya terletak pada kacamata kita yang
buram dalam melihat masalah. Akibatnya, semua yang ada
tampaknya buram. Tapi,
sayangnya kita tidak sadar bahwa
kacamata kita yang buram dan
kita terus menerus mendesak
agak orang lain membuat diri
mereka supaya lebih lebih
‘jernih’. Padahal, untuk membuat
jernih pemandangan, yang harus
diubah adalah kacamatanya. Tapi, kadang kita terlalu ngotot.
Kadangkala, anak kita, pasangan kita, orang tua kita, saudara-saudara
kita, guru kita, boss kita, rekan kita, mereka baik-baik saja.
Hanya saja, kacamata kita memandangnya yang sudah buram.
Akhirnya, kita terus-menerus menyalahkan mereka. Mungkin, ini
saatnya bagi kita untuk mengubah kacamata kita dalam melihat
mereka.
Ketika kacamatamu buram, jangan menyalahkan pemandangannya.
8 HR Excellency
Ubahkah kacamatanya!
9. (Kompetensi EQ: Self Awareness, Others Understanding, Relationship
Management)
ecara psikologis, orang yang suka melukai umumnya punya
masalah. Ketika bertemu dengan orang ataupun sekelompk
orang yang suka menyiksa, melukai atau membenci, biasanya
merekalah yang punya masalah. Kadangkala bisa jadi karena orang-orang
E-book “Meminjam Pikiran Orang” 9
ini sebenarnya punya perasaan
tidak aman, punya perasaan takut, punya
perasaan mudah terancam. Akibatnya,
orang-orang ini menunjukkan kekusaannya
dengan cara melukai dan mencederai
orang lain. Tidak mengherankan, kalau
di penjara kita bertemu dengan para
kriminal yang sebenarnya punya masalah
dengan diri mereka sendiri, tetapi malah memecahkan masalahnya
dengancara melukai orang lain.
Ada kasus seorang Bapak yang suka melukai anaknya sampai
berdarah-darah. Tetapi, ternyata si Bapak ini adalah seorang penakut
dan pengangguran yang benci dengan situasinya. Begitupun kelompok
orang yang punya hobi mencederai dan melukai orang lain, adalah
kumpulan orang-orang yang punya masalah dengan diri mereka,
ataupun minimal mungkin digerakkan oleh seorang pemimpin yang
sebenarnya punya masalah dengan dirinya sendiri. Jadi ketika Anda
punya kebiasaan melukai orang lain, bisa jadi sebenarnya Anda sendiri
adalah seorang yang terluka.
10. (Kompetensi EQ: Self Awareness)
riorotaskan kesehatan karena
itulah dasar dari semua
sukses dan pencapaian Anda.
Sulit buat Anda mencapai jengkang
karir yang lebih tinggi, jalan-jalan,
berlibur, mencapai produktivitas yang
tinggi, meraih mimmpi Anda kalau
seandainya kondisi kesehatan Anda
tidak prima.
Masalahnya, kita kadang berpikir,
“nggak apa-apa saya kerja keras sekarang nanti akan kubayar dengan
olah raga dan memperhatikan tubuhku”. Itulah kebiasaan yang dulu,
seringkali saya pikirkan. Dan sampai sekarang pun, godaan pikiran
itu masih terus-menerus menimpa saya. Tetapi, saya belajar untuk
semakin sadar, bahwa kalau saya ingin memiliki segala-galanya,
kesuksesan serta prestasi, maka kesehatan saya harus diperhatikan
terlebih dahulu, Seharusnya, kesehatanlah yang perlu menjadi
prioritas setiap orang. Tanpa kesehatan prima, tidak banyak hal yang
bisa kita raih dan kita nikmati.
Kesehatan memang bukan segala-galanya, tetapi segala-galanya
10 HR Excellency
tidak ada artinya tanpa kesehatan.
11. S
(Kompetensi EQ: Self Awareness, Self Management, Self Control)
E-book “Meminjam Pikiran Orang” 11
aat bersama anakku yang terkecil
berbelanja, di sebuah mal ada
sebuah kaos anak-anak yang
menarik perhatianku. Di bagian depan
kaos tertulis besar-besar, “SUPER SPONGE:
MUDAH MENYERAP SIFAT DAN KEBIASAAN BAIK”. Wow..kaos yang
isinya cukup positif, kupikir.
Saya jadi ingat, ketika dulu sewaktu kecil diajari bahwa lebih mudah
bagi kita untuk mempelajari hal yang buruk daripada mempelajari hal
baik. Bahkan ada pepatahnya yang mengatakan, belajar buruk hanya
beberapa menit tetapi belajar baik, butuh bertahun-tahun. Mungkin,
kesannya agak hiperbolis. Tapi mungkin juga ada benarnya. Artinya,
dalam kenyataanya tidak mudah menjadi “super sponge” ini!
REFLEKSI HARI INI:
Bagaimana dengan pengalaman Anda, lebih gampang belajar hal baik
atau belajar hal-hal yang negatif?
12. (Kompetensi EQ: Humor, Relationship Management)
adi pagi, sewaktu sedang menunggu pesawat di lounge, ada
seorang Bapak yang duduk di depan saya, terlihat wajah serius
Bapak itu membaca sebuah buku. Kupikir, “Wah, pasti buku
yang sangat serius!” Sementara itu, saya juga sambil santai membaca
majalah. Akhirnya, si Bapak itu sempat mengangkat cover bukunya.
Judulnya, saya tidak hafal tetapi kurang lebih adalah, “KUMPULAN
HUMOR”. Wah, saya jadi bingung, mengapa tidak ada muka tersenyum?
12 HR Excellency
Berbagai kemungkinan jadi muncul di benak
saya. Bisa jadi humornya garing, nggak lucu,
atau memang ‘urat’ humor si Bapak sudah
putus ...!?
Memang, ada orang yang tidak membutuhkan
buku humor untuk ketawa. Ada
orang yang mudah menemukan dan menciptakan humor, ada yang
jadi penikmat. Kalaupun tidak humoris, setidak-tidaknya jadilah
penikmat humor yang baik. Selain itu, saya terus-menerus belajar
untuk menemukan hal-hal yang lucu disekeliling untuk dinikmati.
Lha...yang tadi, Bapak yang baca buku humor dengan serius, adalah
salah satu pemandangan menarik yang saya nikmati.
REFLEKSI HARI INI:
Apa hal-hal lucu yang Anda saksikan dan
membuat hidup Anda lebih ringan, hari ini?
13. (Kompetensi EQ: Networking, Relationship Management, Other Awareness)
adang, kita tidak pernah tahu bahwa suatu
percakapan, pertemuan ataupun interaksi
sesaat dengan seseorang bisa mengubah
nasib kita. Pernah tahu tentang nasib Bill Clinton?
Ia adalah anak dengan banyak cita-cita. Ia pernah
bercita-cita jadi dokter, jadi musisi atau jadi
reporter. Sama sekali tidak ada cita-cita soal politik.
Tapi, sewaktu di sekolah menengah, ada suatu
pertemuannya dengan John F. Kennedy yang mengubah hidupnya.
Padahal itu pun bukan pertemuan pribadi, hanya dalam suasana
formal. Tetapi, perjumpaan sesaat dengan John Kennedy mengubah
hidupnya selamanya. Sejak itu ia punya cita-cita masuk politik. 30
tahun kemudian, Bill di usia 46 terpilih jadi Presiden Amerika.
Kadang, kita memang tidak tahu bagaimana pertemuan atau
perbincangan dengan seseorang bisa begitu mengubah. Tuhan, kadang
menggunakan mereka untuk menyentuh ataupun membangkitkan
suatu kesadaran pada diri kita. Setelah pertemuan itu, kita TELAH
berubah selamanya.
REFLEKSI HARI INI: Apakah Anda pernah menolak bertemu dengan seseorang yang
bisa menjadi model untuk Anda? Padahal mungkin pertemuan itu akan menjadi
momen yang mengubah Anda? INI PERTANYAAN DARI SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI
TRAINER: Apakah pernah menghindari seminar atau training (padahal mungkin investasinyanya
tidak seberapa) padahal mungkin kehidupan Anda akan berubah selamanya disana?
E-book “Meminjam Pikiran Orang” 13
14. (Kompetensi EQ: Self Directing, Self Control, Persistence)
udah mengubah suatu impian. Tetapi, bertahan dalam
impian kita, hingga bisa terwujud, adalah suatu kemenangan
jiwa yang luar biasa. Itulah yang terjadi dengan Jay Leno.
Kini, ia salah seorang pemandu acara yang terkemuka di Amerika,
sekelas Oprah. Tapi, sewaktu hanya usia 22 tahun dan bukan siapa-siapa.
Ia cuma jadi komedian yang tidak dikenal siapa-siapa. Dalam
hatiya, ia ingin jadi pembawa acara di televisi. Selama 20 tahun, ia
harus memperjuangkan mimpinya. Dan akhirnya, mimpinya terwujud
ketika ia diminta menggantikan Johny Carson, pembaca acara “The
Tonight Show”.
Memang mudah untuk bermimpi, dan
lebih mudah lagi menggantinya dengan
mimpiyang lain ketika situasi kelihatannya,
tak mendukung. Tapi bertahan dalam
impian, apapun risiko, butuh pengorbanan
dan ketabahan yang luar biasa. Hanya
orang luar biasa yang mampu!
14 HR Excellency
REFLEKSI HARI INI:
Masih ingat dengan mimpi Anda? Berapa kali Anda mengubah impian Anda?
Masih berapa lama dirimu sanggup bertahan untuk melihat,
suatu ketika, impianmu terwujud?
15. (Kompetensi EQ: Endurance, Self Management)
aya baru saja mendapatkan slide
yang berisi foto rumah pegolf yang
terkenal, Tiger Woods. Kali ini saya
tidak membicarakan soal skandalnya yang masih
tetap ramai dibicarakan tetapi soal bagaimana ia
berjuang hingga mencapai kesuksesan itu. Buat saya, ini lebih positif.
Ada kisah menarik. Sewaktu kecil dan melakukan latihan. Ayahnya
yang juga menjadi pelatihnya akan berusaha mengejutkannya dengan
memecahkan balon-balon yang telah ditiup di belakangnya. Tiap
kali saat Tiger akan memukul, akan terdengar suara, “DUAERRR!”.
Namun, Tiger harus tetap tetang dan konsentrasi untuk memukul
bolanya. Dengan cara itulah, dan masih banyak latihan-latihan yang
sulit, harus dilalui oleh Tiger, yang membuatnya sukses. Itulah latihan
yang dilewati oleh seorang the Golf GrandMaster.
Bandingkanlah sekaangdengan orang, yang diberi latihan dan
di-stretch sedikit saja dari apa yang rutin dilakukan sekarang, sudah
mengeluh. Tetapi, atlit luar biasa seperti Tiger Woods, harus menjalani
hal seperti ini setiap hari.
E-book “Meminjam Pikiran Orang” 15
REFLEKSI HARI INI:
Apa latihan Anda untuk berhasil? Apa STRETCH yang Anda berikan
dalam hidup Anda saat ini untuk melatiha diri Anda
lebih dari sekedar yang biasanya Anda lakukan ataupun
yang umumnya orang-orang lakukan? Todays practice, tomorrow’s victory!
16. (Kompetensi EQ: Self Management, Self Control, Self Navigation)
asih ingat dengan Paul, si gurita
yang mengagetkan dengan semua
prediksinya yang tepat di Piala Dunia
Afsel 2010? Nah, ada kisah lain sebelumnya
yang perlu Anda ketahui. Muhammad Ali,
sang petinju legendaris, juga pernah membuat
19 kali prediksi atas pertandingannya. Dan
hasilnya, semuanya juga tepat 100%.
Apa yang Ali lakukan? Setelah membuat prediksi. Ia mulai
memvisualisasikan, membayang bagaimana ia akan bekerja keras untuk
mencapai apa yang ia impikan. Lalu, disitu ia akan memikirkan dari
hasil prediksinya itu, apa yang akan ia lakukan untuk mewujudkannya.
Dan kenyataannya, Ali berhasil.
Kita pun bisa punya kemampuan meramal nasib kita seperti Moh.
Ali. tapi, kita seringkali membiarkan situasi dan kondisi mengambil
alih. Kita pikir, kita tak punya kendali. Salah, apa yang Moh.Ali ajarkan
adalah bahwa kita punya kendali. Ali bukanlah peramal, ia hanyalah
seorang yang optimis, yang bekerja keras untuk mewujudkan apa
yang ia ramalkan tentang dirinya sendiri.
16 HR Excellency
REFLEKSI HARI INI:
Apa ramalan Anda tentang kehidupan Anda? Bagaimana Anda melihat kehidupan
Anda nantinya? Dari ramalan itu, bagaimana Anda berusaha mewujudkannya
sekarang? Apalah langkah-langkah praktis yang bisa Anda lakukan?
17. (Kompetensi EQ: Positive Emotion, Self Awareness)
aya baru saja kembali dari Bali. Ada hal yang menarik ketika
jalan-jalan ke sekitar Kuta, ada banyak toko Tatoo di sana.
Di salah satu toko Tatoo tersebut, saya masuk dan melihat
gambar-gambar yang indah disitu.
Biasanya, ada banyak model tatoo yang
bisa dipilih. Saya hanya tertarik untuk
melihat gambar-gambarnya. Salah
satunya bikin saya mengernyitkan alis
mata saya, tulisannya, “BORN TO BE A
LOSER”. Kalau diartikan, “LAHIR UNTUK
MENJADI PECUNDANG”. Lantas, saya
pun jadi ingat salah satu buku dari
seorang penulis yang menceritakan
pengalamannya bertemu dengan orang
dengan tatoo yang demikian. Lantas saya bertanya,
“Mas, banyak ya yang bikin tatoo kayak begini?”
“Oh, Lumayan lho. Cukup banyak!” kata si Mas-nya dengan aksen
E-book “Meminjam Pikiran Orang” 17
Bali yang kental.
Ternyata banyak orang yang membuat tatoo demikian dalam
hidupnya. Ada yang betul-betul kelihatan, tapi ada yang diam-diam
sudah ditatoo dalam pikiran mereka. Segalanya kan dimulai dari pikiran
dulu, baru kemudian diwujudkan secara fisik. Saya yakin, mereka yang
memasang tatoo ini pastilah punya pikiran yang demikian tentang
18. hidupnya. Bagaimanakah kemungkinan kehidupan orang-orang
dengan tatoo yang seperti itu. Saya cuma tahu satu hal, pasti orang-orang
sukses dan berhasil, tidak akan membuat tatoo yang demikian
dalam tubuhnya. Nah, tatoo apakah yang sudah Anda buat dalam
pikiran Anda sendiri?
“Pertama, Anda mentatoo di pikiran. Berikutnya, Anda mulai
mentatoo di badan. Akhirnya, Anda pun akan mentatoo di kehidupan
Anda.”
18 HR Excellency
REFLEKSI HARI INI:
Setiap orang punya tatoo yang ia yakini.
Nah, apa tatoo kehidupan Anda?
19. Anthony Dio Martin, adalah seorang praktisi bisnis, trainer, speaker,
ahli psikologi dan juga personal coach, yang oleh media dijuluki “The
Best EQ Trainer Indonesia”. Beliau adalah penulis dari banyak buku
bestseller bertema Kecerdasan Emosional, Kepemimpinan, Bisnis serta
Pengembangan Diri, seperti: “Emotional Quality Management” (2003) dan
audiobook “Emotional Power” (2004, Gramedia Pustaka Utama), juga buku
“Manajemen Intrapreneurship: Pemburu dan Petani” (2005) serta “Smart
Emotion 1 & 2” (2006&2007), “Pelampung Hati” (2008), “Toxic Employee”
(2009), “21 Most Powerful Sales Sotries & Cartoon” (2010), “101,5 Kisah
Inspirasional Kecerdasan Emosional untuk Kaum Muda” (2011), “Up Your Life
& Up Your Success” (2011), “Emotional Quality Management Revisi (2011).
Tulisan-tulisan lepas atau artikel beliau secara rutin juga dapat dinikmati
dalam rubrik Motivasi di Bisnis Indonesia Minggu serta
majalah Inspirasi. Selain itu, Anthony Dio Martin juga
narasumber ahli dalam program radio inspirasional
untuk pengembangan personal “Smart Emotion” di
jaringan radio SmartFM yang disiarkan ke seluruh
nusantara dan juga pernah pemandu acara televisi,
“Inspiration with Anthony Dio Martin” di QTV
maupun SUN TV.
E-book “Meminjam Pikiran Orang” 19
Saat ini, Anthony Dio Martin adalah
direktur lembaga training, HR Excellency
yang berpusat di Jakarta serta Managing
Director MiniWorkshopSeries (MWS)
untuk Indonesia. Latar belakang
21. Sadarkah Anda?
bahwa kecerdasan emosi berpengaruh 4 kali lipat lebih besar dari IQ
dalam menentukan kesuksesan hidup Anda? Temukanlah
rahasia menakjubkan dan PULUHAN TIPS JITU untuk meningkatkan
kecerdasan emosi Anda secara SIGNIFIKAN !
Anthony Dio Martin
• The BEST EQ Trainer Indonesia
• Int’l Certified EQ Trainer
• Int’l Certified NLP Trainer
• Host Smart Emotion Radio Talk
• di Smart FM
KINI SAATNYA ANDA BERTINDAK!
Isilah liburan anak-anak Anda dengan hal yang
sangat berguna bagi masa depannya, Ikutkan
mereka dalam program EQM Youth Camp,sebuah
camp luar biasa yang dibawakan secara FUN
dengan pendekatan gaya remaja untuk
meningkatkan level EQ mereka sejak dini!
Max Sandy
• The Passionate Trainer Indonesia
• Certified EQ Trainer
• Certified NLP Trainer
• Int’l Professional Licensed Trainer
E-book “Meminjam Pikiran Orang” 21
BENEFIT
• Dapatkan skor stamina level emosi Anda saat ini.
• Lebih peka dan beresonansi dengan kebutuhan emosional
orang lain!
• Mampu mengekspresikan kemarahan Anda secara positif dan
membangun!
Dalam workshop ini Anda akan belajar bagaimana mengelola bawah sadar,
berkomunikasi dengan bawah sadar serta me-reprogram bawah sadar Anda
untuk hasil hidup Anda yang lebih optimal. Sebuah workshop yang akan memberikan
kepada Anda demonstrasi nyata antara hubungan antara bawah sadar Anda dengan
kesehatan, diet, problem emosional, problem kehidupan, karir maupun kesehatan
mental Anda.
Anda akan diajari step by step hingga Anda memiliki keyakinan untuk
melakukan hypnosis untuk: memecahkan masalah, memberikan solusi,
mengubah kebiasaan buruk, membangun kebiasaan positif serta
memprogram sukses pribadi Anda!
BENEFIT
• Sertifikasi ELT (Essential Licenced Trainer) MWS International yang telah mempunyai network
luas di Malaysia, Singapura, China, Indonesia, Australia, India
• Materi standard International yang lengkap, praktis dan komprehensif untuk menjadi seorang trainer
profesional
• Setelah diberikan training dan LULUS, profil Anda diakui dan mendapat sertifikat kelulusan,
dimentor dan tergabung dalam komunitas trainer ELT MWS Indonesia
• Kesempatan dan Peluang menjadi mitra bisnis MWS Indonesia di masa depan