Dokumen tersebut membahas strategi untuk membangun petani Indonesia menjadi modern dan profesional dengan meningkatkan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia petani. Langkah awalnya adalah penguatan ekonomi petani melalui program agribisnis dan stabilisasi harga, serta peningkatan kualitas penyuluhan pertanian dengan mencontoh sistem Australia. Tujuannya agar petani mampu mengolah sumber daya alam secara optimal dan bersaing di pasar global.
1. MEMBANGUN PETANI INDONESIA YANG MODERN DAN PROFESIONAL :
PELUANG DAN TANTANGAN
Oleh : Hikmatullah
Indonesia adalah negara eksotis yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang
melimpah dan budaya tradisi masyarakat yang menghormati alam. Tidak heran kalau para
pendahulu kita memproklamirkan negeri ini sebagai negara agraris dan menjadikan lahan
pertanian sebagai tulang punggung kehidupan masyarakatnya. Sejak berabad-abad yang
lalu, sebagian besar masyarakat kita telah menggantungkan hidupnya pada lahan
pertanian dan menjadikan petani sebagai profesi turun temurun. Hingga saat ini para
petani inilah yang berjasa besar dalam memasok kebutuhan pangan kita sehari-hari dan
menjauhkan kita dari kelaparan. Hal ini sejalan dengan tujuan terbesar dari praksis
pertanian yaitu untuk keberlanjutan alam semesta. Pemenuhan pangan adalah bagian
intrinsik dalam keberlanjutan alam semesta itu sendiri.
Namun jasa para petani yang sangat besar ini seolah berbanding terbalik dengan
realitas kehidupannya sehari-hari. Sebagian besar dari mereka masih hidup di bawah garis
kemiskinan dan belum sejahtera. Kondisi ini diperparah dengan sulitnya mengakses
permodalan, seringnya gagal panen karena lahannya terserang hama dan ketidakpastian
iklim serta jatuhnya harga komoditas pertanian di pasar. Selain itu pola pikir sebagian
besar petani kita yang cenderung statis dan sulit berubah menyebabkan keberadaan
mereka sebagai mitra penyuluh semakin sulit diharapkan yang pada ujungnya makin
memperparah posisi mereka. Sehingga wajar saja kalau sebagian masyarakat kita masih
1
2. menganggap petani sebagai pekerja kotor, jauh dari kota, kelompok ekonomi lemah dan
tidak memiliki masa depan cerah.
Keadaan ini seharusnya tidak perlu terjadi, Indonesia adalah salah satu negara
Mega Biodiversity (kekayaan akan keanekaragaman hayati ekosistem, sumberdaya
genetika, dan spesies yang sangat berlimpah), dan memiliki sekitar 60% dari dua juta
spesies tumbuhan di dunia. Sangat disayangkan kalau kekayaan alam yang sangat
melimpah ini menjadi sia-sia karena kita sendiri tidak mampu mengolahnya.
Kini sudah saatnya dibentuk sebuah grand strategy yang memuat target dan
sasaran yang menjadi kesepakatan dan acuan semua pihak di negara ini dalam
pembangunan pertanian berbasis para petani ini. Petani sebagai ujung tombak pertanian
Indonesia harus segera bermetamorfosa menjadi petani yang modern dan professional
agar dapat mengolah kekayaan alam ini secara maksimal sehingga pada akhirnya mampu
bersaing dengan negara-negara penghasil pertanian lainnya.
Strategi utama untuk membangun petani yang modern dan profesional adalah
dengan penguatan ekonomi petani dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Program ini mutlak diperlukan agar mereka dapat diberdayakan dan bukan diperdaya oleh
pasar dan para mafia ekonomi. Menurut Muhammad Yunus1, orang-orang miskin (para
petani) itu cerdas, yang mereka butuhkan hanya akses dan lingkungan yang
memungkinkan kreativitasnya berkembang.
Langkah pertama dalam penguatan ekonomi petani sebenarnya telah pemerintah
lakukan dengan reorientasi dari pendekatan produksi ke pendapatan petani dengan konsep
1
Mohammad Yunus adalah tokoh pemberantas kemiskinan di Bangladesh. Ia mengembangkan konsep
kredit mikro, yaitu pengembangan pinjaman skala kecil untuk usahawan miskin yang tidak mampu
meminjam dari bank umum. Pada tahun 1983 ia mendirikan Grameen Bank bersama muridnya guna
memfasilitasi penyaluran kredit mikro pada rakyat miskin. Hingga saat ini lebih dari 250 lembaga di
hampir 100 negara mengadopsi program kredit mikro berdasarkan model Grameen Bank ini. Atas
usahanya ini, pada tahun 2006 Muhammad Yunus mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian atas
usahanya dalam pengentasan kemiskinan.
2
3. agribisnis. Selain itu, untuk tanaman padi pemerintah juga telah menerapkan kebijakan
stabilisasi harga gabah di dalam negeri agar harga komoditas tidak jatuh. Namun untuk
menambah akselerasi penguatan ekonomi petani, program ini perlu ditambah dengan
penyediaan/perbaikan infrastruktur termasuk perbaikan sistem perbenihan/perbibitan,
penanganan pembiayaan pertanian, dan fasilitasi pemasaran hasil pertanian.
Sementara itu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, hal yang perlu
dilakukan adalah perbaikan sistim penyuluhan dan penguatan kelembagaan petani. Dalam
hal ini, negara Australia bisa kita jadikan contoh. Australia adalah negara industri maju
berbasis pertanian. Beberapa komoditas andalan ekspor mereka diantaranya adalah Apel,
Jeruk, Gandum, Strawberry, Sapi dan Domba. Pengembangan pertanian negeri kangguru
ini sangat kuat dan ditopang dengan penelitian serta penyuluhan pertanian profesional.
Permintaan pangan dunia yang tinggi dan besarnya profit yang mereka hasilkan
menimbulkan sinergi yang baik antara para petani dan penyuluh. Atas dasar orientasi
inilah penyuluh memberikan pelayanan purna suluh (after extention service) dan
pendampingan secara prima kepada petani serta melakukan pendampingan secara utuh
tentang teknologi yang diintroduksikan sampai pada pelayanan usaha pertanian (inovasi
teknologi, informasi dan komunikasi teknologi, pembiayaan perusahaan).
Penyuluh juga bekerja sama dengan peneliti dalam melakukan penelitian di kebun
percobaan dan membawanya ke petani dengan melakukan riset aksi (action research) di
lahan petani (on farm trial in local area). Pada setiap even introduksi inovasi teknologi
ini, para penyuluh melakukan farmers field day dan pada akhir kegiatan dilakukan open
days (open house atau temu lapangan). Para penyuluh dan peneliti bekerja sama secara
profesional dan saling menghargai dengan penuh pengertian dan prinsip kesetaraan untuk
mendorong petani agar memiliki kemampuan di pasar untuk menghasilkan profit.
3
4. Prinsip ini bisa kita adopsi dalam menyusun strategi penyuluhan yang purna suluh
terhadap petani Indonesia. Tenaga penyuluh yang andal dan profesional mutlak
diperlukan guna menambah akselerasi pembangunan pertanian di Indonesia. Untuk itu
sudah saatnya keterlibatan semua pihak dalam mendukung penyuluhan, melalui
penyelenggaraan pelatihan, komunikasi hasil penelitian, peningkatan kemampuan
penyuluh pertanian serta penyampaian informasi ke petani. Sehingga akan terwujud share
knowledge dan saling mengisi antara penyuluh dan petani dan pada akhirnya dapat
memecahkan masalah yang dihadapi petani.
Saat ini masih diperlukan upaya yang sistematis dalam membangun penyuluh
yang andal dan sasarannya tidak hanya pada penyuluhan yang berstatus pegawai negeri
sipil. Namun, bisa juga pada penyuluh swakarsa dari kalangan petani sendiri atau LSM
dan swasta yang peduli pada pembangunan pertanian. Keterlibatan berbagai pihak ini
tentu akan dapat memberikan input yang beragam pada petani sehingga diharapkan
mendapat hasil pertanian yang lebih baik. Selain itu penguatan lembaga petani berbasis
komunitas perlu dikembangkan supaya sikap kolektivisme mereka terbangun dan dapat
memperluas jaringan antar sesama petani.
Dengan pola pendampingan yang handal, petani diharapkan mampu melakukan
analisa usaha dengan baik dan mampu memanfaatkan jaringan teknologi modern seperti
internet untuk mengetahui perubahan harga, komoditas unggulan, perubahan cuaca,
metodologi dan pola bertani yang baru. Kondisi ini pada akhirnya dapat melahirkan
sosok-sosok petani Indonesia yang modern dan profesional.
Petani yang telah berhasil memperlihatkan diri sebagai petani modern yang
profesional akan lebih mampu mengolah sumber daya alam secara optimal.
Meningkatnya pendapatan dan pengetahuan petani akan berdampak pula pada
4
5. peningkatan gairah produksi pertanian nasional. Kondisi ini tentu akan berpengaruh besar
pada pasar domestik kita yang saat ini masih tergantung pada produk pertanian impor.
Ketergantungan pada pertanian produk asing pun dapat kita kurangi secara bertahap dan
dalam jangka waktu tertentu kita dapat menargetkan untuk swasembada. Pada gilirannya
Petani yang modern dan profesional juga akan lebih siap dalam menghadapi tantangan
persaingan pasar global.
Perlu kita ingat bahwa dulu pertanian kita pernah mengalami sejarah kelam yaitu
dengan diberlakukannya sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel)2 oleh pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1830 hingga 1870. Sistem yang sangat menyengsarakan para petani
kita ini telah memberikan sumbangan besar bagi modal kerajaan Belanda dengan total
saldo keuntungan sebesar 823 juta gulden dan mengubah kas mereka yang semula defisit
menjadi surplus.
Dari peristiwa tanam paksa ini kita dapat memetik pelajaran bagaimana tanah
subur negeri ini telah mampu membangun sebuah peradaban penjajah yang hampir
bangkrut dan mentransformasikannya menjadi negara industri dan perdagangan yang
kokoh dan kuat. Kita harus yakin bahwa dengan lahirnya sosok-sosok petani modern dan
professional dapat mendorong pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan
dapat mentransformasikan negeri ini menjadi negara industri maju berbasis pertanian.
2
Tanam paksa atau cultuur stelsel adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal
Johannes van den Bosch yang mewajibkan setiap desa harus menyisihkan sebagian tanahnya (20%)
untuk ditanami komoditi ekspor khususnya kopi, tebu, nila. Hasil tanaman ini akan dijual kepada
pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah
kolonial. Penduduk desa yang tidak memiliki tanah harus bekerja 75 hari dalam setahun (20%) pada
kebun-kebun milik pemerintah yang menjadi semacam pajak. Tujuan utamanya adalah mengisi kas
pemerintahan jajahan yang kosong serta menutup defisit anggaran pemerintah kerajaan Belanda. Pada
perkembangan selanjutnya lebih dari 72 persen penerimaan Kerajaan Belanda disumbang dari Hindia
Belanda.
5
6. Petani memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan Indonesia secara
keseluruhan. Pasokan pangan yang aman memungkinkan masyarakat dapat bekerja lebih
baik, para siswa dapat belajar dengan nyaman dan pemerintah dapat membangun dengan
tenang tanpa merasa khawatir mengalami goncangan pasokan dan harga pangan.
Pembangunan pertanian bangsa sudah saatnya berorientasi pada petani sehingga visi
pertanian 2020 dalam mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, modern dan efisien
dapat terlaksana.
6