SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
Laboratorium Farmasetika
Jurusan Farmasi FIKES
UIN Alauddin Makassar
“BERAT JENIS DAN RAPAT JENIS”

OLEH:

OLEH:
KELOMPOK I (SATU)
GELOMBANG I (SATU)

ABULKHAIR ABDULLAH (70100111001)
AGUS SALIM (70100111003)
AHMAD ZAKIR (70100111004)
ASWAR NASHIR AS(70100111017)
FADLI DZULHIDAYAT (70100111024)

Asisten Pembimbing
MUH. HIDAYAT

GOWA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sifat fisika obat yang mempengaruhi bioavaibilitas dari
sediaan farmasi adalah bobot jenis dan rapat jenis, dimana bobot jenis suatu
zat berbeda dengan bobot jenis zat yang lainnya
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding
dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 250). Sedangkan rapat janis
adalah perbandingan antara bobotjenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya
dinyatakan sebagai 25o/25o, 25o/4o, 4o/4o) (Tim Asisten, 2012, 1).
Dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka kita dapat melakukan
pemeriksaan identitas, konsentrasi dan kemurnian senyawa aktif. Di samping
itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan mempermudah dalam
memformulasi obat juga dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur
atau tidak dengan zat lainnya. Di bidang farmasi, selain bobot jenis digunakan
untuk mengetahui kekentalan suatu zat cair juga digunakan untuk mengetahui
kemurnian suatu zat dengan menghitung berat jenisnya kemudian
dibandingkan dengan teori yang ada, jika berat jenisnya mendekati maka
dapat dikatakan zat tersebut memiliki kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu,
percobaan ini dilakukan untuk mengetahui hal tersebut (Roth, 1988 : 466468).
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1.

Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penentuan berat jenis dan rapat
jenis dengan metode tertentu.

2.

Tujuan Percobaan
a.

Menentukan bobot jenis aquadest, gliserin, minyak kelapa, minyak
tanah, dan bensin.

b.

Menghitung rapat jenis sampel gliserin, minyak kelapa minyak
tanah, dan bensin

C. Prinsip Percobaan
Penentuan bobot jenis sampel aquadest, gliserin, minyak kelapa,
minyak tanah, dan bensin dengan metode hidrometer dengan memasukkan
sampel dalam hidrometer dengan menekan tombol hijau pada hidrometer dan
muncul suhu dan bobot jenis sampel.
Penentuan rapat jenis dengan menghitung rapat jenis sampel gliserin,
minyak kelapa minyak tanah, dan bensin dengan menbandingkan bobot jenis
sampel dengan bobot jenis aquadest.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Bobot jenis adalah konstanta/tetapan bahan yan bergantung pada suhu
unutuk padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai
hubungan dari massa (m) suatu bahan terhadap volumenya. Atau bobot jenis
adalah suatu karakteristik bahan yang penting yang digunakan untuk
pengujian identitas dan kemurnian dari bahan obat dan bahan pembantu,
terutama dari cairan dan zat-zat bersifat seperti malam (Effendi, 2004 : 12).
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan
bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain,
didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250 terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dalam
monografi, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu
yang ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila
pada suhu 250C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang
telah tertera pada masing-masing monografi, dan mengacu pada air yang
tetap pada suhu 250C (Ditjen POM, 1995 : 1030).
Menurut defenisi, rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan
dalam decimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume
yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature
yang telah diketahui. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat,
hydrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis
terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat
untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah
dimurnikan (Roth, 1988 : 466-468).
Berbeda dengan kerapatan, bobot jenis adalah bilangan murni atau
tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan
rumus yang cocok. Bobot jenis untuk penggunaan praktis lebih sering
didefinisikan sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa
sejumlah volume air pada suhu 40C atau temperatur lain yang telah ditentukan
(Ansel, 1989 : 65).
Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan 3 macam bobot
jenis yaitu : (Lachman, 1994 : 78).
a. Bobot jenis sejati
b. Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka
dan tertutup.
c. Bobot jenis nyata
d. Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka,
tetapi termasuk pori yang tertutup.
e. Bobot jenis efektif
f. Massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang tebuka dan
tertutup.
Seperti titik lebur, titik didih atau indeks bias (bilangan bias). Kerapatan
relatif merupakan besaran spesifik zat. Besaran ini dapat digunakan untuk
pemeriksan konsentrasi dan kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu dan
sediaan farmasi (Voigt, 1994 : 464-465).
Metode penentuan untuk cairan (Voigt, 1994 : 466) :
Metode Piknometer. Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan
massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini
dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian
metode piknometer akan bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu
dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada
sekitar isi ruang 30 ml.
Metode Neraca Hidrostatik. Metode ini berdasarkan hukum Archimedes
yaitu suatu benda yang dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa
sebesar berat volume cairan yang terdesak.
Metode Neraca Mohr-Westphal. Benda dari kaca dibenamkan
tergantung pada balok timbangan yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan
disitimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan penentuan kerapatan
dengan neraca Mohr-Westphal adalah penggunan waktu yang singkat dan
mudah dlaksanakan.
Metode areometer. Penentuan kerapatan dengan areometer berskala
(timbangan benam, sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya
tabung gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup
dengan pelelehan.
Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan,
zat padat, dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai
standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. (Martin, 1993 : 625).
Kerapatan partikel, karena partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal
dan kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus menyatakan
kerapatan dengan hati-hati. Kerapatan partikel secara umum didefinisikan
sebagai berat per satuan volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba
untuk menentukan volume dan partikel yang mengandung retakan-retakan
mikroskopis pori-pori dalam ruang kapiler. (Ditjen POM, 1979 :1058).
B. Uraian Bahan
1. AQUADEST

(Dirjen POM, 1979 : 96)

Nama Resmi

:

AQUA DESTILLATA

Nama Lain

:

Air suling, Aqua, Air kering

Berat Molekul

:

18,02

Bobot Jenis

: 0,997 g/ml (25o C)

Rumus Molekul

:

Rumus Bangun

:

Pemerian

:

H2 O

Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan

:

Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan

:

Sebagai sampel uji

2. MINYAK KELAPA

(Dirjen POM, 1979 : 456)

Nama Resmi

:

OLEUM COCOS

Nama Lain

:

Minyak kelapa

Bobot Jenis

: 0,845 - 0,905 g/ml

Pemerian

: Cairan jernih; tidak berwarna atau kuning
pucat; bau khas, tidak tengik.

Kelarutan

: Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada
suhu 600C; sangat mudah larut dalam
kloroform P dan juga mudah larut dalam
eter P.

Penyimpanan

:

Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk.

Kegunaan

:

Khasiat

: zat tambahan

3. MINYAK TANAH

Sebagai sampel uji.

(Dirjen POM, 1979 : 739)
Nama resmi

: Oleum mineralle

Nama lain

: Minyak tanah

Bobot jenis

: 0,812 - 0,813 g/mL

Pemerian

: Cairan minyak, jenuh tidak berwarna
bebas/praktis bebas dari flouresensi dalam
wadah dengan tidak berbau, berasa dan
jika dipanaskan berbusa.

Kelarutan

: Tidak larut dalam air dan dalam etanol,
larut dalam minyak menguap dapat
bercampur dengan minyak jenuh.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan

: Sebagai sampel.

4. ETANOL

(Dirjen POM, 1979 : 65)

Nama resmi

: Aethanolum

Sinonim

: Etanol, etil alkohol

Berat Molekul

: 46, 07

Rumus Molekul

: C2H6O

Bobot Jenis

: 0,8119 g/ml

Pemerian

: Jernih, tidak berbau, bergerak, cairan
pelarut. Menghasilkan bau yang khas dan
rasa terbakar pada lidah

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, dijauhkan dari
api

Kegunaan

: Sebagai pembilas piknometer dan gelas
ukur.

5. MINYAK IKAN

(Dirjen POM, 1979 : 457)

Nama Resmi

:

OLEUM IECORIS

Nama Lain

:

Minyak ikan

Bobot Jenis

: 0,917 – 0,9245 g/ml
Pemerian

: Cairan kuning, padat, bau khas, agak
manis, tidak tengil, rasa khas.

Kelarutan

: Sukar larut dalam etanol (95 %) P, mudah
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam eter minyak P.

Penyimpanan

:

Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan

:

Sebagai sampel uji.

Khasiat

: sumber vitamin A dan vitamin D.
C. Prosedur Kerja (Tim Asisten Dosen Farmasi Fisika, 2012 : 2)
Menentukan bobot jenis dan rapat jenis menggunakan piknometer
1.

Bersihkan piknometer hingga tidak meninggalkan bekas tetesan air
dengan cara setelah dibersihkan dengan air suling, bilas dengan pelarut
aseton atau alkohol absolute.

2.

Piknometer panaskan dalam oven pada suhu 100o C selama 1 jam,
kemudian masukkan ke dalam eksikator sampai dingin. Timbang dalam
neraca analitik (bobot a gram)

3.

Isikan air suling yang akan diukur ke dalam piknometer hingga penuh.

4.

Seluruh piknometer dengan isinya didinginkan dalam es hingga suhu air
dalam piknometer mencapai suhu di bawah 25o C, lalu keluarkan dalam
es.

5.

Setelah suhu mencapai tepat 25 derajat segera piknometer ditutup dan lap
dengan kain bersih. Biarkan pada suhu kamar dan timbang secara teliti
menggunakan neraca analitik (bobot b gram).

6.

Hitung bobot jenis = (b-a) gram/volume ml.

7.

Dengan cara yang sama, tetapkan bobot jenis zat yang lain

8.

Rapat jenis cair dihitung dengan membandingkan bobot zat dengan bobot
air pada suhu yang sama.

Mengukur bobot jenis dengan Hidrometer
Ambil gelas ukur volume 500 ml, selanjutnya masukkan cairan yang
akan diukur. Hidrometer yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu
dan masukkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi cairan yang akan
diperiksa. Catat angka yang bertanda tepat dipermukaan cairan. Angka
tersebut menunjukkan bobot jenisnya.
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan adalah Botol Semprot, Gelas Kimia, Gelas
Ukur, dan Hidrometer.
Bahan-bahan yang digunakan adalah Aquadest, Minyak tanah,
Minyak Kelapa, Minyak ikan, dan Etanol.

B. Cara Kerja
Disiapkan alat hidrometer lalu dikalibrasi. Dimasukkan alat kedalam
sampel. Dilihat data suhu dan berat jenisnya pada alat. Dicatat hasil.
Dikalibrasi hidrometer. Diulangi untuk sampel lainnya. Dihitung rapat jenis
dari data yang diperoleh.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
Sampel

Berat Jenis (g/ml)

Suhu

Aquadest

0,553

25o

Gliserin

0,778

25o

Minyak Kelapa

0,425

25o

Minyak Tanah

0,406

25o

Bensin

33,7

25o

B. Perhitungan
Gliserin

→

=

=
= 1,406

Minyak Kelapa → RJ2 =

=
= 0,858

Minyak Tanah → RJ3 =

=
= 0,734

Bensin

→ RJ4 =

=
= 1,808
BAB V
PEMBAHASAN

Berat jenis atau massa jenis suatu didefenisikan sebagai massa zat
tersebut persatuan volume (g/ml) atau berat jenis suatu zat adalah
perbandingan antara bobot zat tersebut dengan volume zat itu pada suhu
tertentu.
Rapat jenis atau bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap
bobot jenis pada volume sama yang ditimbang di udara pada suhu yang sama.
Percobaan ini dilakukan untuk menetapkan berat jenis dan rapat jenis
dari beberapa sampel yaitu aquadest, etanol, minyak tanah, minyak ikan dan
minyak kelapa dengan menggunakan metode piknometer dimana piknometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis dan bobot jenis zat
cair dari suatu zat.
Adapun metode kerja untuk metode hidrometer, pertama-tama
disiapkan hidrometer, lalu sampel dimasukkan dalam tabung reaksi yang
berbeda. Setelah itu, tabung reaksi yang berisi sampel didinginkan hingga
suhu 25o C. dicelupkan alat hidrometer (selangnya dalam sampel). Ditekan
tombol untuk membaca bobot jenis sampel, dan setiap diganti sampel alat
dikalibrasi terlebih dahulu.
Prinsip kerja hidrometer didasarkan pada prinsip Archimedes bahwa
tersuspensi pada fluida akan didukung oleh kekuatan sama dengan berat
fluida yang dipindahkan. Dengan demikian, semakin rendah kerapatan zat
tersebut, lebih jauh hidrometer akan tenggelam. Hidrometer biasanya terbuat
dari kaca dan terdiri dari sebuah batang silinder dan bola pembobotan dengan
merkuri atau mengarah ditembak untuk membuatnya mengapung tegak.
cairan yang akan diuji dituangkan ke dalam wadah yang tinggi, seringkali
sebuah silinder lulus, dan hidrometer yang lembut diturunkan ke dalam cairan
sampai mengapung bebas. Intinya di mana permukaan menyentuh cairan
batang hidrometer yang dicatat. Hidrometer biasanya mengandung skala di
dalam batang, sehingga berat jenis dapat dibaca secara langsung. Berbagai
skala ada, dan digunakan tergantung pada konteks.
Keuntungan menggunakan metode hidrometer dibandingkan dengan
metode piknometer yaitu bobot jenis dari larutan dapat langsung terbaca
dengan melihat angka yang ditunjukkan tepat pada permukaan larutan dan
membutuhkan waktu yang singkat. Sedangkan pada penggunaan piknometer
waktu yang dibutuhkan lama untuk memperoleh bobot jenisnya. Karena
memerlukan waktu untuk melakukan pengeringan, pengisian sample,
penentuan suhu, dan penimbangan. Tetapi penggunaan hidrometer harus
dilakukan secara hati-hati, yaitu pada saat akan menenggelamkan alat
hidrometer ke dalam cairan sampel, harus dilakukan secara perlahan-lahan
karena apabila diturunkan begitu saja dan ujung hidrometer sampai pada
dasar gelas, dapat menimbulkan kerusakan pada alat hidrometer.
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil penghitungan bobot
jenis dari masing-masing sample dengan menggunakan metode hidrometer
diperoleh hasil bobot jenis aquadest adalah 0,553 g/ml, bensin adalah 33,7
g/ml, minyak tanah adalah 0,406 g/ml, minyak kelapa adalah 0,476 g/ml, dan
gliserin adalah 0,778 g/ml.
Untuk perhitungan rapat jenis sampel bensin adalah 1,808 g/ml, minyak
tanah adalah 0,734 g/ml, minyak kelapa adalah 0,858 g/ml, dan gliserin
adalah 1,406 g/ml..
Dari hasil percobaan dan pehitungan diperoleh hasil yang berbeda dari
penggunaan kedua alat tersebut juga perbedaan dibandingkan dengan
literatur.. Adapun perbedaan hasil ini kemungkinan disebabkan oleh :
1. Kesalahan pembacaan skala pada alat
2. Cairan yang digunakan sudah tidak murni lagi sehingga mempengaruhi
bobot jenisnya
3. Pengaruh suhu dari pemegang alat, juga berpengaruh pada alat
Dalam bidang farmasi, penentuan bobot jenis dapat digunakan untuk
identifikasi suatu senyawa yang tidak diketahui dan untuk menentukan
kemurnian suatu senyawa.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh berat jenis masing-masing
cairan sampel aquadest adalah 0,553 g/ml, bensin adalah 33,7 g/ml, minyak
tanah adalah 0,406 g/ml, minyak kelapa adalah 0,476 g/ml, dan gliserin
adalah 0,778 g/ml. Untuk rapat jenis sampel bensin adalah 1,808 g/ml,
minyak tanah adalah 0,734 g/ml, minyak kelapa adalah 0,858 g/ml, dan
gliserin adalah 1,406 g/ml.

B. Saran
1.

Untuk Laboratorium
Masih dengan alat dan bahan dilengkapi.

2.

Untuk Asisten
Ditambah pengawasan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmas, Edisi IV, Universitas Indonesia
Press, Jakarta, 1989.
Ditjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta, 1979.

Effendi, I.M. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika, Farmasi Unhas Makassar,
2004.
Lachman, L., dkk. Teori dan Praktek Farmasi Industri II, diterjemahkan oleh Siti
suyatmi, UI Press, Jakarta, 1994.
Martin, Alfred. Farmasi Fisika, UI Press, Jakarta, 1993.
Roth, Hermann J dan Gottfried Blaschke. Analisis Farmasi, UGM-Press,
Yogyakarta, 1988.
Tim Asisten Dosen Kimia Dasar . Penuntun Praktikum Kimia Dasar, UIN
Alauddin, Makassar, 2011.
Voigt, R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi V, UGM-Press, Yogyakarta, 1994.
Lampiran
SKEMA KERJA

Aquadest

Gliserin

Minyak kelapa

Bensin

Diukur ρ sampel dengan hidrometer

Dicatat hasil

Dihitung rapat jenis

Solar
Lampiran
Gambar Alat Hidrometer

Tombol Pengaturan
Layar Monitor
Tombol Penghisap
Cairan
Tampat Pegangan
Tombol untuk
mengeluarkan cairan

Pipet Penghisap Cairan

Contenu connexe

Tendances

Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiArwinAr
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanuus17F
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 

Tendances (20)

Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Karbohidrat II
Karbohidrat IIKarbohidrat II
Karbohidrat II
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 

Similaire à Berat Jenis dan Rapat Jenis

Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docxFarmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docxRahmaQiyah03
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaFransiska Puteri
 
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJLaporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJkhoirilliana12
 
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenisLaporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jeniskhoirilliana12
 
Laporan praktikum kimia fisika bab i
Laporan praktikum kimia fisika bab iLaporan praktikum kimia fisika bab i
Laporan praktikum kimia fisika bab isafira muliani
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatErnalia Rosita
 
Viskositas
ViskositasViskositas
ViskositasTillapia
 
Laporan praktikum fisika hidrostatika
Laporan praktikum fisika hidrostatikaLaporan praktikum fisika hidrostatika
Laporan praktikum fisika hidrostatikaNur An'nisa
 
Studi kualitas minyak_goreng_dengan_parameter_viskositas_dan_indeks_bias
Studi kualitas minyak_goreng_dengan_parameter_viskositas_dan_indeks_biasStudi kualitas minyak_goreng_dengan_parameter_viskositas_dan_indeks_bias
Studi kualitas minyak_goreng_dengan_parameter_viskositas_dan_indeks_biasbrawijaya university
 
Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisRidwan
 
laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)Fadly SaNdi
 

Similaire à Berat Jenis dan Rapat Jenis (20)

Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docxFarmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
Farmasi Fisika BOBOT JENIS Individu Rahma Fazri Hasanah 1B.docx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
 
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJLaporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
 
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenisLaporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
 
Visko adit
Visko aditVisko adit
Visko adit
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Hhh
HhhHhh
Hhh
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Laporan praktikum kimia fisika bab i
Laporan praktikum kimia fisika bab iLaporan praktikum kimia fisika bab i
Laporan praktikum kimia fisika bab i
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
 
Viskositas
ViskositasViskositas
Viskositas
 
Laporan praktikum fisika hidrostatika
Laporan praktikum fisika hidrostatikaLaporan praktikum fisika hidrostatika
Laporan praktikum fisika hidrostatika
 
Studi kualitas minyak_goreng_dengan_parameter_viskositas_dan_indeks_bias
Studi kualitas minyak_goreng_dengan_parameter_viskositas_dan_indeks_biasStudi kualitas minyak_goreng_dengan_parameter_viskositas_dan_indeks_bias
Studi kualitas minyak_goreng_dengan_parameter_viskositas_dan_indeks_bias
 
Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat Jenis
 
Presentasi no 3 5_stokiometri
Presentasi no 3 5_stokiometriPresentasi no 3 5_stokiometri
Presentasi no 3 5_stokiometri
 
Kelarutan
KelarutanKelarutan
Kelarutan
 
laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)
 
SIFAT FISIKO-KIMIA (TLM).pptx
SIFAT FISIKO-KIMIA  (TLM).pptxSIFAT FISIKO-KIMIA  (TLM).pptx
SIFAT FISIKO-KIMIA (TLM).pptx
 
Tujuan
TujuanTujuan
Tujuan
 
Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)
Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)
Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)
 

Plus de Abulkhair Abdullah (20)

Asam Urat
Asam UratAsam Urat
Asam Urat
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
 
Marine Pharmacognosy
Marine PharmacognosyMarine Pharmacognosy
Marine Pharmacognosy
 
Slimming Agent
Slimming AgentSlimming Agent
Slimming Agent
 
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obatMolekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
 
Kosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan PembagiannyaKosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan Pembagiannya
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIReaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan MatematikaDasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
 
Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darahSistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah
 
Tnf alpha
Tnf alphaTnf alpha
Tnf alpha
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Gandaria
GandariaGandaria
Gandaria
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Helium
HeliumHelium
Helium
 

Dernier

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 

Dernier (20)

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 

Berat Jenis dan Rapat Jenis

  • 1. Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi FIKES UIN Alauddin Makassar “BERAT JENIS DAN RAPAT JENIS” OLEH: OLEH: KELOMPOK I (SATU) GELOMBANG I (SATU) ABULKHAIR ABDULLAH (70100111001) AGUS SALIM (70100111003) AHMAD ZAKIR (70100111004) ASWAR NASHIR AS(70100111017) FADLI DZULHIDAYAT (70100111024) Asisten Pembimbing MUH. HIDAYAT GOWA 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sifat fisika obat yang mempengaruhi bioavaibilitas dari sediaan farmasi adalah bobot jenis dan rapat jenis, dimana bobot jenis suatu zat berbeda dengan bobot jenis zat yang lainnya Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 250). Sedangkan rapat janis adalah perbandingan antara bobotjenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25o/25o, 25o/4o, 4o/4o) (Tim Asisten, 2012, 1). Dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka kita dapat melakukan pemeriksaan identitas, konsentrasi dan kemurnian senyawa aktif. Di samping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan mempermudah dalam memformulasi obat juga dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya. Di bidang farmasi, selain bobot jenis digunakan untuk mengetahui kekentalan suatu zat cair juga digunakan untuk mengetahui kemurnian suatu zat dengan menghitung berat jenisnya kemudian dibandingkan dengan teori yang ada, jika berat jenisnya mendekati maka dapat dikatakan zat tersebut memiliki kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui hal tersebut (Roth, 1988 : 466468).
  • 3. B. Maksud dan Tujuan Percobaan 1. Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami cara penentuan berat jenis dan rapat jenis dengan metode tertentu. 2. Tujuan Percobaan a. Menentukan bobot jenis aquadest, gliserin, minyak kelapa, minyak tanah, dan bensin. b. Menghitung rapat jenis sampel gliserin, minyak kelapa minyak tanah, dan bensin C. Prinsip Percobaan Penentuan bobot jenis sampel aquadest, gliserin, minyak kelapa, minyak tanah, dan bensin dengan metode hidrometer dengan memasukkan sampel dalam hidrometer dengan menekan tombol hijau pada hidrometer dan muncul suhu dan bobot jenis sampel. Penentuan rapat jenis dengan menghitung rapat jenis sampel gliserin, minyak kelapa minyak tanah, dan bensin dengan menbandingkan bobot jenis sampel dengan bobot jenis aquadest.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum Bobot jenis adalah konstanta/tetapan bahan yan bergantung pada suhu unutuk padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan dari massa (m) suatu bahan terhadap volumenya. Atau bobot jenis adalah suatu karakteristik bahan yang penting yang digunakan untuk pengujian identitas dan kemurnian dari bahan obat dan bahan pembantu, terutama dari cairan dan zat-zat bersifat seperti malam (Effendi, 2004 : 12). Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250 terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 250C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi, dan mengacu pada air yang tetap pada suhu 250C (Ditjen POM, 1995 : 1030). Menurut defenisi, rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam decimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat,
  • 5. hydrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan (Roth, 1988 : 466-468). Berbeda dengan kerapatan, bobot jenis adalah bilangan murni atau tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Bobot jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada suhu 40C atau temperatur lain yang telah ditentukan (Ansel, 1989 : 65). Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan 3 macam bobot jenis yaitu : (Lachman, 1994 : 78). a. Bobot jenis sejati b. Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka dan tertutup. c. Bobot jenis nyata d. Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup. e. Bobot jenis efektif f. Massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang tebuka dan tertutup. Seperti titik lebur, titik didih atau indeks bias (bilangan bias). Kerapatan relatif merupakan besaran spesifik zat. Besaran ini dapat digunakan untuk
  • 6. pemeriksan konsentrasi dan kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu dan sediaan farmasi (Voigt, 1994 : 464-465). Metode penentuan untuk cairan (Voigt, 1994 : 466) : Metode Piknometer. Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml. Metode Neraca Hidrostatik. Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume cairan yang terdesak. Metode Neraca Mohr-Westphal. Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah penggunan waktu yang singkat dan mudah dlaksanakan. Metode areometer. Penentuan kerapatan dengan areometer berskala (timbangan benam, sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan.
  • 7. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat, dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. (Martin, 1993 : 625). Kerapatan partikel, karena partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal dan kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus menyatakan kerapatan dengan hati-hati. Kerapatan partikel secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba untuk menentukan volume dan partikel yang mengandung retakan-retakan mikroskopis pori-pori dalam ruang kapiler. (Ditjen POM, 1979 :1058).
  • 8. B. Uraian Bahan 1. AQUADEST (Dirjen POM, 1979 : 96) Nama Resmi : AQUA DESTILLATA Nama Lain : Air suling, Aqua, Air kering Berat Molekul : 18,02 Bobot Jenis : 0,997 g/ml (25o C) Rumus Molekul : Rumus Bangun : Pemerian : H2 O Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : Sebagai sampel uji 2. MINYAK KELAPA (Dirjen POM, 1979 : 456) Nama Resmi : OLEUM COCOS Nama Lain : Minyak kelapa Bobot Jenis : 0,845 - 0,905 g/ml Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna atau kuning pucat; bau khas, tidak tengik. Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 600C; sangat mudah larut dalam kloroform P dan juga mudah larut dalam eter P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk. Kegunaan : Khasiat : zat tambahan 3. MINYAK TANAH Sebagai sampel uji. (Dirjen POM, 1979 : 739)
  • 9. Nama resmi : Oleum mineralle Nama lain : Minyak tanah Bobot jenis : 0,812 - 0,813 g/mL Pemerian : Cairan minyak, jenuh tidak berwarna bebas/praktis bebas dari flouresensi dalam wadah dengan tidak berbau, berasa dan jika dipanaskan berbusa. Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam minyak menguap dapat bercampur dengan minyak jenuh. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Kegunaan : Sebagai sampel. 4. ETANOL (Dirjen POM, 1979 : 65) Nama resmi : Aethanolum Sinonim : Etanol, etil alkohol Berat Molekul : 46, 07 Rumus Molekul : C2H6O Bobot Jenis : 0,8119 g/ml Pemerian : Jernih, tidak berbau, bergerak, cairan pelarut. Menghasilkan bau yang khas dan rasa terbakar pada lidah Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, dijauhkan dari api Kegunaan : Sebagai pembilas piknometer dan gelas ukur. 5. MINYAK IKAN (Dirjen POM, 1979 : 457) Nama Resmi : OLEUM IECORIS Nama Lain : Minyak ikan Bobot Jenis : 0,917 – 0,9245 g/ml
  • 10. Pemerian : Cairan kuning, padat, bau khas, agak manis, tidak tengil, rasa khas. Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95 %) P, mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : Sebagai sampel uji. Khasiat : sumber vitamin A dan vitamin D.
  • 11. C. Prosedur Kerja (Tim Asisten Dosen Farmasi Fisika, 2012 : 2) Menentukan bobot jenis dan rapat jenis menggunakan piknometer 1. Bersihkan piknometer hingga tidak meninggalkan bekas tetesan air dengan cara setelah dibersihkan dengan air suling, bilas dengan pelarut aseton atau alkohol absolute. 2. Piknometer panaskan dalam oven pada suhu 100o C selama 1 jam, kemudian masukkan ke dalam eksikator sampai dingin. Timbang dalam neraca analitik (bobot a gram) 3. Isikan air suling yang akan diukur ke dalam piknometer hingga penuh. 4. Seluruh piknometer dengan isinya didinginkan dalam es hingga suhu air dalam piknometer mencapai suhu di bawah 25o C, lalu keluarkan dalam es. 5. Setelah suhu mencapai tepat 25 derajat segera piknometer ditutup dan lap dengan kain bersih. Biarkan pada suhu kamar dan timbang secara teliti menggunakan neraca analitik (bobot b gram). 6. Hitung bobot jenis = (b-a) gram/volume ml. 7. Dengan cara yang sama, tetapkan bobot jenis zat yang lain 8. Rapat jenis cair dihitung dengan membandingkan bobot zat dengan bobot air pada suhu yang sama. Mengukur bobot jenis dengan Hidrometer Ambil gelas ukur volume 500 ml, selanjutnya masukkan cairan yang akan diukur. Hidrometer yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu dan masukkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi cairan yang akan diperiksa. Catat angka yang bertanda tepat dipermukaan cairan. Angka tersebut menunjukkan bobot jenisnya.
  • 12. BAB III METODE PERCOBAAN A. Alat dan Bahan yang Digunakan Alat-alat yang digunakan adalah Botol Semprot, Gelas Kimia, Gelas Ukur, dan Hidrometer. Bahan-bahan yang digunakan adalah Aquadest, Minyak tanah, Minyak Kelapa, Minyak ikan, dan Etanol. B. Cara Kerja Disiapkan alat hidrometer lalu dikalibrasi. Dimasukkan alat kedalam sampel. Dilihat data suhu dan berat jenisnya pada alat. Dicatat hasil. Dikalibrasi hidrometer. Diulangi untuk sampel lainnya. Dihitung rapat jenis dari data yang diperoleh.
  • 13. BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Tabel Pengamatan Sampel Berat Jenis (g/ml) Suhu Aquadest 0,553 25o Gliserin 0,778 25o Minyak Kelapa 0,425 25o Minyak Tanah 0,406 25o Bensin 33,7 25o B. Perhitungan Gliserin → = = = 1,406 Minyak Kelapa → RJ2 = = = 0,858 Minyak Tanah → RJ3 = = = 0,734 Bensin → RJ4 = = = 1,808
  • 14. BAB V PEMBAHASAN Berat jenis atau massa jenis suatu didefenisikan sebagai massa zat tersebut persatuan volume (g/ml) atau berat jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat tersebut dengan volume zat itu pada suhu tertentu. Rapat jenis atau bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap bobot jenis pada volume sama yang ditimbang di udara pada suhu yang sama. Percobaan ini dilakukan untuk menetapkan berat jenis dan rapat jenis dari beberapa sampel yaitu aquadest, etanol, minyak tanah, minyak ikan dan minyak kelapa dengan menggunakan metode piknometer dimana piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis dan bobot jenis zat cair dari suatu zat. Adapun metode kerja untuk metode hidrometer, pertama-tama disiapkan hidrometer, lalu sampel dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda. Setelah itu, tabung reaksi yang berisi sampel didinginkan hingga suhu 25o C. dicelupkan alat hidrometer (selangnya dalam sampel). Ditekan tombol untuk membaca bobot jenis sampel, dan setiap diganti sampel alat dikalibrasi terlebih dahulu. Prinsip kerja hidrometer didasarkan pada prinsip Archimedes bahwa tersuspensi pada fluida akan didukung oleh kekuatan sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Dengan demikian, semakin rendah kerapatan zat
  • 15. tersebut, lebih jauh hidrometer akan tenggelam. Hidrometer biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari sebuah batang silinder dan bola pembobotan dengan merkuri atau mengarah ditembak untuk membuatnya mengapung tegak. cairan yang akan diuji dituangkan ke dalam wadah yang tinggi, seringkali sebuah silinder lulus, dan hidrometer yang lembut diturunkan ke dalam cairan sampai mengapung bebas. Intinya di mana permukaan menyentuh cairan batang hidrometer yang dicatat. Hidrometer biasanya mengandung skala di dalam batang, sehingga berat jenis dapat dibaca secara langsung. Berbagai skala ada, dan digunakan tergantung pada konteks. Keuntungan menggunakan metode hidrometer dibandingkan dengan metode piknometer yaitu bobot jenis dari larutan dapat langsung terbaca dengan melihat angka yang ditunjukkan tepat pada permukaan larutan dan membutuhkan waktu yang singkat. Sedangkan pada penggunaan piknometer waktu yang dibutuhkan lama untuk memperoleh bobot jenisnya. Karena memerlukan waktu untuk melakukan pengeringan, pengisian sample, penentuan suhu, dan penimbangan. Tetapi penggunaan hidrometer harus dilakukan secara hati-hati, yaitu pada saat akan menenggelamkan alat hidrometer ke dalam cairan sampel, harus dilakukan secara perlahan-lahan karena apabila diturunkan begitu saja dan ujung hidrometer sampai pada dasar gelas, dapat menimbulkan kerusakan pada alat hidrometer. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil penghitungan bobot jenis dari masing-masing sample dengan menggunakan metode hidrometer diperoleh hasil bobot jenis aquadest adalah 0,553 g/ml, bensin adalah 33,7
  • 16. g/ml, minyak tanah adalah 0,406 g/ml, minyak kelapa adalah 0,476 g/ml, dan gliserin adalah 0,778 g/ml. Untuk perhitungan rapat jenis sampel bensin adalah 1,808 g/ml, minyak tanah adalah 0,734 g/ml, minyak kelapa adalah 0,858 g/ml, dan gliserin adalah 1,406 g/ml.. Dari hasil percobaan dan pehitungan diperoleh hasil yang berbeda dari penggunaan kedua alat tersebut juga perbedaan dibandingkan dengan literatur.. Adapun perbedaan hasil ini kemungkinan disebabkan oleh : 1. Kesalahan pembacaan skala pada alat 2. Cairan yang digunakan sudah tidak murni lagi sehingga mempengaruhi bobot jenisnya 3. Pengaruh suhu dari pemegang alat, juga berpengaruh pada alat Dalam bidang farmasi, penentuan bobot jenis dapat digunakan untuk identifikasi suatu senyawa yang tidak diketahui dan untuk menentukan kemurnian suatu senyawa.
  • 17. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan diperoleh berat jenis masing-masing cairan sampel aquadest adalah 0,553 g/ml, bensin adalah 33,7 g/ml, minyak tanah adalah 0,406 g/ml, minyak kelapa adalah 0,476 g/ml, dan gliserin adalah 0,778 g/ml. Untuk rapat jenis sampel bensin adalah 1,808 g/ml, minyak tanah adalah 0,734 g/ml, minyak kelapa adalah 0,858 g/ml, dan gliserin adalah 1,406 g/ml. B. Saran 1. Untuk Laboratorium Masih dengan alat dan bahan dilengkapi. 2. Untuk Asisten Ditambah pengawasan dalam praktikum.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Ansel, H. C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmas, Edisi IV, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1989. Ditjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta, 1979. Effendi, I.M. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika, Farmasi Unhas Makassar, 2004. Lachman, L., dkk. Teori dan Praktek Farmasi Industri II, diterjemahkan oleh Siti suyatmi, UI Press, Jakarta, 1994. Martin, Alfred. Farmasi Fisika, UI Press, Jakarta, 1993. Roth, Hermann J dan Gottfried Blaschke. Analisis Farmasi, UGM-Press, Yogyakarta, 1988. Tim Asisten Dosen Kimia Dasar . Penuntun Praktikum Kimia Dasar, UIN Alauddin, Makassar, 2011. Voigt, R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi V, UGM-Press, Yogyakarta, 1994.
  • 19. Lampiran SKEMA KERJA Aquadest Gliserin Minyak kelapa Bensin Diukur ρ sampel dengan hidrometer Dicatat hasil Dihitung rapat jenis Solar
  • 20. Lampiran Gambar Alat Hidrometer Tombol Pengaturan Layar Monitor Tombol Penghisap Cairan Tampat Pegangan Tombol untuk mengeluarkan cairan Pipet Penghisap Cairan