SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  26
Télécharger pour lire hors ligne
abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
                                    1
Sesi                                                                                                           Metode
        Pokok Bahasan                  Hasil Pembelajaran                   Penilaian Hasil Pembelajaran
Ke-                                                                                                           Penilaian

                                                                      Mahasiswa mampu menjelaskan
        Karakteristik      Mahasiswa mengetahui dan memahami
01                                                                    karakteristik dari patah lelah yang
       kelelahan logam     kegagalan patah lelah pada komponen logam.
                                                                      terjadi pada komponen logam.
       Aspek metalurgi     Mahasiswa mengetahui dan memahami aspek Mahasiswa mampu menjelaskan aspek
02     pada kelelahan      metalurgi yang mempengaruhi perilaku    metalurgi yang mempengaruhi
           logam           kelelahan pada logam.                   perilaku kelelahan logam.
                                                                     Mahasiswa mampu menjelaskan batas
                           Mahasiswa mengetahui dan memahami batas
03     batas lelah logam                                             kelelahan logam serta cara
                           kelelahan logam serta cara menentukannya.
                                                                     menentukannya.
                                                                        Mahasiswa mampu menghitung
                           Mahasiswa mengetahui dan memahami
                                                                        tegangan yang bekerja pada komponen
                           hubungan antara tegangan (S) yang bekerja
04       Konsep S-N                                                     logam serta mampu memprediksi
                           pada komponen logam dengan umur (N)
                                                                        umur komponen tersebut berdasarkan    ჱ Tugas
                           komponen tersebut.
                                                                        Konsep S-N.
                                                                                                               ჱ UTS
                                                                        Mahasiswa mampu menghitung             ჱ UAS
                           Mahasiswa mengetahui dan memahami
                                                                        tegangan dan regangan yang bekerja
                           hubungan antara regangan () yang bekerja
05       Konsep -N                                                     pada komponen logam serta mampu
                           pada komponen logam dengan umur (N)
                                                                        memprediksi umur komponen tersebut
                           komponen tersebut.
                                                                        berdasarkan konsep -N.

                                                                        Mahasiswa mampu menjelaskan dan
       Pengaruh takikan    Mahasiswa mengetahui dan memahami
                                                                        menghitung pengaruh takikan ataupun
06       pada perilaku     pengaruh takikan ataupun geometri
                                                                        geometri komponen terhadap umur
        kelelahan logam    komponen terhadap kegagalan lelah.
                                                                        lelahnya.

                                                                        Mahasiswa mampu menjelaskan dan
       Penjalaran retak    Mahasiswa mengetahui dan memahami            konsep penjalaran retak lelah serta
07
             lelah         konsep penjalaran retak lelah.               mampu memprediksi umur lelah
                                                                        berdasarkan konsep tersebut.                      2
                            abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
Konsep tegangan-siklus (S-N) merupakan pendekatan
pertama untuk memahami fenomena kelelahan
logam. Konsep ini secara luas dipergunakan dalam
aplikasi perancangan material dimana tegangan yang
terjadi dalam daerah elastik dan umur lelah cukup
panjang. Metoda S-N ini tidak dapat dipakai dalam
kondisi sebaliknya (tegangan dalam daerah plastis
dan umur lelah relatif pendek), hal ini dapat dilihat
pada Gambar 3.1. Umur lelah yang diperhitungkan
dalam metoda S-N ini adalah umur lelah tahap I
(inisiasi retak lelah) dan umur lelah II (propagasi
retakan).



                abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
                                                    3
HCF                  Total = Elastic and Plastic




                             Elastic
 LCF                             Plastic


LCF atau PCS                  HCF atau ECS


  HCS=High Cycles Stress/Strain            LCF=Low Cycles Fatigue
  LCS=Low Cycles Stress/Strain         PCS=Plastic Cycles Strain
  HCF=High Cycles Fatigue              ECS=Elastic Cycles Strain


    Gambar. 3.1 Pembagian daerah umur lelah dalam kurva S-N.
                                                                    4
Batas daerah pada Gambar 41 tersebut diatas adalah
antara 10÷105 tergantung jenis materialnya (baja:
±104 siklus).

Dasar dari metoda S-N ini adalah diagram Wohler
atau diagram S-N yang secara experimen didapat dari
pengujian lelah lentur putar dengan tegangan yang
bekerja   berfluktuasi  secara    sinusiodal  antara
tegangan tarik dan tekan, sebagai contoh adalah pada
pengujian R.R Moore dengan 4 titik pembebanan pada
frekwensi 1750 rpm terhadap spesimen silindris
berdiameter 0,25÷0,3 in. Kurva hasil pengujian ini
ditunjukkan pada Gambar 3.2, 3.3 dan 3.4 berikut ini.



                abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
                                                    5
Gambar. 3.2 Kurva S-N
                                       baja AISI 1045.




                                    Gambar. 3.3 Kurva S-
                                    N aluminium 2024-T4.




                                                        6
abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
Gambar. 3.4 Kurva S-N beberapa baja yang diplot
              dalam rasio Se/Su.

            abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI     7
Kekuatan lelah atau batas lelah (endurance
limit), Se adalah tegangan yang memberikan
umur tak berhingga. Sebagai Contoh pada
nilai batas lelah baja AISI 1045 seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.2 diatas yaitu
sebesar 50 ksi. Kebanyakan jenis baja dengan
kekuatan tarik dibawah 200 ksi memiliki nilai
batas lelah sebesar 0,5 dari kekuatan
tariknya, hal ini ditunjukkan pada Gambar 2.7
dan Gambar 3.4 diatas.



              abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI   8
Tegangan dibawah batas lelah akan menyebabkan
logam aman terhadap kelelahan, hal ini disebabkan
karena gerakan dislokasinya akan terhambat oleh
atom-atom asing interstisi sehingga tidak akan
menghasilkan PSB (Presistant Slip Band). Batas lelah
logam-logam BCC (Body Centered Cubic) akan tidak
jelas sehingga kurvanya menjadi kontinyu jika
mengalami kondisi sebagai berikut:

Over load periodik (sehingga dislokasi mengalami
unlock atau unpin).
Lingkungan yang korosif.
Temperatur tinggi (sehingga mobilitas dislokasi
tinggi).


                 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI   9
Pada logam-logam FCC (Face centered Cubic), batas
lelahnya tidak jelas atau kurvanya kontinyu (Gambar
3.5), sehingga kekuatan lelahnya ditentukan dari nilai
tegangan yang memberikan umur: 5X108 siklus.



                               BCC Metals




                            FCC Metals




            Gambar. 3.5 Perbandingan kurva S-
               N pada logam BCC dan FCC.
                                                       10
                   abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
Kurva S-N baja dapat diestimasi dari rasio kelelahan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7 dan 3.4
yaitu ditunjukkan pada Gambar 3.6 berikut ini.




        Gambar. 3.6 Estimasi kurva S-N untuk Baja.
                                                       11
                  abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
Hubungan tegangan siklik, S dan umur lelah, N
(siklus):
S = 10C Nb      (untuk: 103 < N < 106)        (3.1)
atau:
N = 10-C/b S1/b (untuk: 103 < N < 106)        (3.2)

Eksponen C dan b ditentukan sebagai berikut:
b = - 1/3 log (S1000/Se)                     (3.3)
C = log {(S1000)2/Se}                        (3.4)




                abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI     12
Batas lelah:
Se = 0,5 Su      (Su ≤ 200 ksi atau 1379 Mpa)
      (3.5)
Se = 0,25 BHN    (BHN ≤ 400)                 (3.6)
Se = 100 ksi atau 689,5 Mpa                  (3.7)
                 (Su > 200 ksi atau 1379 Mpa)

Tegangan siklik yang menghasilkan umur 1000 siklus:
S1000 = 0,9 Su                             (3.8)


Estimasi hubungan S-N (untuk: 103 < N < 106)
adalah:
S = 1,62 Su N-0,085                          (3.9)
atau
S = 0,81 BHN N-0,085                         (3.10)
                abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI    13
Berdasarkan     persamaan  garis     lurus
(Y=mX+C) dari Gambar 3.6 diatas, estimasi
hubungan S-N (untuk: 103 < N < 106 atau
Se<S<S1000) adalah:

S=-[(S1000 – Se)/(106 – 103)] N + S1000
 =-(S1000 – Se) 10-6 N + S1000
 =-(0,9 Su – 0,5 Su) 10-6 N + 0,9 Su
 =-0,4 Su 10-6 N + 0,9 Su
 =Su (0,9 – 0,4 10-6 N)

S/Su=k=0,9 – 0,4 10-6 N
0,4 10-6 N = 0,9 – k
                                                  14
              abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
maka:

N = [(0,9-k)/0,4] 106                              (3.11)

Untuk N>106 siklus:
Sa/Sb = (Nb/Na)R                                   (3.12)

dimana:
Sa = Kekuatan lelah pada umur Na
Sb = Kekuatan lelah pada umur Nb
Na = Umur lelah pada kekuatan lelah Sa
Nb = Umur lelah pada kekuatan lelah Sb
R = Rasio tegangan = σmin / σmax

                                                            15
               abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
Pada tegangan siklik, S atau SN sebesar tegangan
patah sebenarnya, σf     maka umur lelah adalah
sebesar 1 atau ¼ siklus.

Hubungan tegangan maksimum, σmax dengan batas
lelah dan kekuatan tarik, dapat dirumuskan sebagai
berikut:

σmax = (2 Se Su) / {Se + Su + R (Se – Su)}           (3.13)




                 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI            16
Contoh Soal 3.1:

Suatu komponen baja dengan Su = 150 ksi
dan Se = 60 ksi mengalami pembebanan siklik
dengan tegangan maksimum 110 ksi dan
tegangan    minimum    10    ksi. Dengan
menggunakan persamaan Goodman, tentukan
umur komponen baja tersebut.

Jawab:
σmax = 110 Ksi
σmin = 10 Ksi
σa = ( 110 – 10 ) : 2 = 50 Ksi
σm = (110 + 10 ) : 2 = 60 Ksi
                                                                     17
                                 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
dari persamaan Goodman:
σa /Se + σm /Su = 1
σa /SN + σm /Su = 1
50/SN + 60/150 = 1
SN = 83 Ksi

Jika diplot pada Diagram haigh:
                σa

  S1000=0,9Su=110

              83
    Se=0,5Su=60




                                   σm
                     60   Su=150

                                                                        18
                                    abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
Maka umur komponen akan berada pada siklus antara
103 ÷ 106 dengan nilai tegangan siklik sebesar 83 Ksi.

Jika diplot pada Diagram S-N:

          S (Ksi)

    110


     83

     60



                                                        N (siklus)
      103                     106


                                                                     19
                    abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
dapat dihitung berdasarkan persamaan
S-N:

S = 1,62 . Su . N-0,085
83 = 1,62 . 150 . N-0,085
N = 3,1 . 105 Siklus




              abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI   20
Contoh Soal 3.2:

Suatu    batang   komponen    baja    dengan
kekuatan tarik, Su = 114 Ksi memiliki lebar 1
inch dan tebal ¼ inch dan pada kedua sisinya
terdapat takikan ½ lingkaran dengan radius
1/10 inch.
Tentukan umur lelah komponen tersebut jika
dikenai beban berulang (R=-1) dengan
amplitudo beban 10 Kips.



              abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI   21
Jawab.

Penampang sisa, Anet = ¼ . 0,8 = 0,2 in2
Maka:
Snet = P/Anet = 10 Kips / 0,2 in2 = 50 Ksi

Berdasarkan persamaan S-N, sehingga:
S = 1,62 . Su . N-0,085
50 = 1,62 . 114 . N-0,085
N = 4,7 . 106 Siklus




                  abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI   22
abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
                                    23
3.1 Baja dengan kekuatan tarik, Su = 100 Ksi.
Prediksikanlah tegangan siklik yang diijinkan yang
akan memberikan umur: 103 dan 106 siklus. Ulangi
prediksi tersebut untuk baja dengan kekuatan tarik
220 Ksi. Gambarkan pula skematis kurva S-N nya.

3.2 Estimasikanlah kekerasan minimum (BHN) dari
baja yang akan dipakai sebagai suatu komponen
yang mendapat tegangan siklik ± 100 Ksi dan harus
berumur 500.000 siklus.

3.3 Estimasikanlah umur lelah (dalam siklus) yang
direncanakan terhadap komponen: batang torak pada
mesin otomotif, handle rem sepeda motor dan engsel
pintu. Berikanlah penjelasannya.

               abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
                                                   24
3.4 Suatu baja dengan kekuatan tarik, Su = 70 Ksi
dan kekuatan lelah, Se = 33 Ksi. Tentukanlah
tegangan maksimum (zero to max, R = 0) yang
memberikan umur lelah: 103 dan 106 siklus.
Gunakanlah persamaan Goodman dalam prediksi
tersebut.

3.5 Suatu komponen mengalami tegangan siklik:
σmax = 75 Ksi dan σmin = -5 Ksi. Jika komponen
tersebut terbuat dari baja dengan kekuatan tarik, Su
= 100 Ksi, prediksikanlah umur lelahnya.

3.6 Pendekatan lain dalam memprediksi umur lelah
adalah dengan persamaan Basquin (1910):
     σa = (σf - σm) (2Nf)b

                abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
                                                    25
dimana:
σf = kekuatan patah sebenarnya (true fracture
strength)
b = eksponen kekuatan lelah
2Nf = umur kegagalan (cycles to failure)

Jika Su = 75 Ksi, σf = 120 Ksi dan b = -0,085.
Tentukanlah tegangan siklik yang diijinkan (σa) yang
dapat bergabung dengan σm sebesar 40 ksi dan
memberikan umur lelah 5.105 siklus. Bandingkan pula
hasilnya jika prediksi dilakukan melalui persamaan
Goodman.




                abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
                                                    26

Contenu connexe

Tendances

Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Hera Rosdiana
 
Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.
Vendi Supendi
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
kaatteell
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
Rumah Belajar
 

Tendances (20)

Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
Tugas pengujian material
Tugas pengujian materialTugas pengujian material
Tugas pengujian material
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
pemesinan konvensional
pemesinan konvensionalpemesinan konvensional
pemesinan konvensional
 
Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
Metode Manufaktur materi sampai UTS
Metode Manufaktur materi sampai UTSMetode Manufaktur materi sampai UTS
Metode Manufaktur materi sampai UTS
 
Patahan Logam
Patahan LogamPatahan Logam
Patahan Logam
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Poros dan Pasak
Poros dan PasakPoros dan Pasak
Poros dan Pasak
 

En vedette (10)

4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)
4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)
4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)
 
Risma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkc
Risma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkcRisma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkc
Risma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkc
 
Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantling
Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantlingAnalisa umur kelelahan (fatigue life) scantling
Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantling
 
pengujian lentur
pengujian lenturpengujian lentur
pengujian lentur
 
modul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utmodul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode ut
 
Refresh k3 (paradigm)
Refresh k3 (paradigm)Refresh k3 (paradigm)
Refresh k3 (paradigm)
 
Paint Calculation Practice & Report (AA)
Paint Calculation Practice & Report (AA)Paint Calculation Practice & Report (AA)
Paint Calculation Practice & Report (AA)
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
 
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkTEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
 

Plus de Abrianto Akuan

Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Abrianto Akuan
 
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Abrianto Akuan
 
WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)
Abrianto Akuan
 
Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)
Abrianto Akuan
 
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Abrianto Akuan
 
Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)
Abrianto Akuan
 
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Abrianto Akuan
 
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Abrianto Akuan
 
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Abrianto Akuan
 
Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)
Abrianto Akuan
 
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Abrianto Akuan
 
Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)
Abrianto Akuan
 
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Abrianto Akuan
 
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Abrianto Akuan
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)
Abrianto Akuan
 
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Abrianto Akuan
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
Abrianto Akuan
 
Fmea shrinkage casting defect aa
Fmea shrinkage casting defect aaFmea shrinkage casting defect aa
Fmea shrinkage casting defect aa
Abrianto Akuan
 

Plus de Abrianto Akuan (20)

Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
 
Index minerals (AA)
Index minerals (AA)Index minerals (AA)
Index minerals (AA)
 
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
 
WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)
 
Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)
 
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
 
Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)
 
Images Minerals (AA)
Images Minerals (AA)Images Minerals (AA)
Images Minerals (AA)
 
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
 
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
 
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
 
Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)
 
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
 
Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)
 
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
 
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)
 
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 
Fmea shrinkage casting defect aa
Fmea shrinkage casting defect aaFmea shrinkage casting defect aa
Fmea shrinkage casting defect aa
 

Dernier

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)

  • 2. Sesi Metode Pokok Bahasan Hasil Pembelajaran Penilaian Hasil Pembelajaran Ke- Penilaian Mahasiswa mampu menjelaskan Karakteristik Mahasiswa mengetahui dan memahami 01 karakteristik dari patah lelah yang kelelahan logam kegagalan patah lelah pada komponen logam. terjadi pada komponen logam. Aspek metalurgi Mahasiswa mengetahui dan memahami aspek Mahasiswa mampu menjelaskan aspek 02 pada kelelahan metalurgi yang mempengaruhi perilaku metalurgi yang mempengaruhi logam kelelahan pada logam. perilaku kelelahan logam. Mahasiswa mampu menjelaskan batas Mahasiswa mengetahui dan memahami batas 03 batas lelah logam kelelahan logam serta cara kelelahan logam serta cara menentukannya. menentukannya. Mahasiswa mampu menghitung Mahasiswa mengetahui dan memahami tegangan yang bekerja pada komponen hubungan antara tegangan (S) yang bekerja 04 Konsep S-N logam serta mampu memprediksi pada komponen logam dengan umur (N) umur komponen tersebut berdasarkan ჱ Tugas komponen tersebut. Konsep S-N. ჱ UTS Mahasiswa mampu menghitung ჱ UAS Mahasiswa mengetahui dan memahami tegangan dan regangan yang bekerja hubungan antara regangan () yang bekerja 05 Konsep -N pada komponen logam serta mampu pada komponen logam dengan umur (N) memprediksi umur komponen tersebut komponen tersebut. berdasarkan konsep -N. Mahasiswa mampu menjelaskan dan Pengaruh takikan Mahasiswa mengetahui dan memahami menghitung pengaruh takikan ataupun 06 pada perilaku pengaruh takikan ataupun geometri geometri komponen terhadap umur kelelahan logam komponen terhadap kegagalan lelah. lelahnya. Mahasiswa mampu menjelaskan dan Penjalaran retak Mahasiswa mengetahui dan memahami konsep penjalaran retak lelah serta 07 lelah konsep penjalaran retak lelah. mampu memprediksi umur lelah berdasarkan konsep tersebut. 2 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
  • 3. Konsep tegangan-siklus (S-N) merupakan pendekatan pertama untuk memahami fenomena kelelahan logam. Konsep ini secara luas dipergunakan dalam aplikasi perancangan material dimana tegangan yang terjadi dalam daerah elastik dan umur lelah cukup panjang. Metoda S-N ini tidak dapat dipakai dalam kondisi sebaliknya (tegangan dalam daerah plastis dan umur lelah relatif pendek), hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Umur lelah yang diperhitungkan dalam metoda S-N ini adalah umur lelah tahap I (inisiasi retak lelah) dan umur lelah II (propagasi retakan). abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 3
  • 4. HCF Total = Elastic and Plastic Elastic LCF Plastic LCF atau PCS HCF atau ECS HCS=High Cycles Stress/Strain LCF=Low Cycles Fatigue LCS=Low Cycles Stress/Strain PCS=Plastic Cycles Strain HCF=High Cycles Fatigue ECS=Elastic Cycles Strain Gambar. 3.1 Pembagian daerah umur lelah dalam kurva S-N. 4
  • 5. Batas daerah pada Gambar 41 tersebut diatas adalah antara 10÷105 tergantung jenis materialnya (baja: ±104 siklus). Dasar dari metoda S-N ini adalah diagram Wohler atau diagram S-N yang secara experimen didapat dari pengujian lelah lentur putar dengan tegangan yang bekerja berfluktuasi secara sinusiodal antara tegangan tarik dan tekan, sebagai contoh adalah pada pengujian R.R Moore dengan 4 titik pembebanan pada frekwensi 1750 rpm terhadap spesimen silindris berdiameter 0,25÷0,3 in. Kurva hasil pengujian ini ditunjukkan pada Gambar 3.2, 3.3 dan 3.4 berikut ini. abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 5
  • 6. Gambar. 3.2 Kurva S-N baja AISI 1045. Gambar. 3.3 Kurva S- N aluminium 2024-T4. 6 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
  • 7. Gambar. 3.4 Kurva S-N beberapa baja yang diplot dalam rasio Se/Su. abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 7
  • 8. Kekuatan lelah atau batas lelah (endurance limit), Se adalah tegangan yang memberikan umur tak berhingga. Sebagai Contoh pada nilai batas lelah baja AISI 1045 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2 diatas yaitu sebesar 50 ksi. Kebanyakan jenis baja dengan kekuatan tarik dibawah 200 ksi memiliki nilai batas lelah sebesar 0,5 dari kekuatan tariknya, hal ini ditunjukkan pada Gambar 2.7 dan Gambar 3.4 diatas. abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 8
  • 9. Tegangan dibawah batas lelah akan menyebabkan logam aman terhadap kelelahan, hal ini disebabkan karena gerakan dislokasinya akan terhambat oleh atom-atom asing interstisi sehingga tidak akan menghasilkan PSB (Presistant Slip Band). Batas lelah logam-logam BCC (Body Centered Cubic) akan tidak jelas sehingga kurvanya menjadi kontinyu jika mengalami kondisi sebagai berikut: Over load periodik (sehingga dislokasi mengalami unlock atau unpin). Lingkungan yang korosif. Temperatur tinggi (sehingga mobilitas dislokasi tinggi). abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 9
  • 10. Pada logam-logam FCC (Face centered Cubic), batas lelahnya tidak jelas atau kurvanya kontinyu (Gambar 3.5), sehingga kekuatan lelahnya ditentukan dari nilai tegangan yang memberikan umur: 5X108 siklus. BCC Metals FCC Metals Gambar. 3.5 Perbandingan kurva S- N pada logam BCC dan FCC. 10 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
  • 11. Kurva S-N baja dapat diestimasi dari rasio kelelahan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7 dan 3.4 yaitu ditunjukkan pada Gambar 3.6 berikut ini. Gambar. 3.6 Estimasi kurva S-N untuk Baja. 11 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
  • 12. Hubungan tegangan siklik, S dan umur lelah, N (siklus): S = 10C Nb (untuk: 103 < N < 106) (3.1) atau: N = 10-C/b S1/b (untuk: 103 < N < 106) (3.2) Eksponen C dan b ditentukan sebagai berikut: b = - 1/3 log (S1000/Se) (3.3) C = log {(S1000)2/Se} (3.4) abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 12
  • 13. Batas lelah: Se = 0,5 Su (Su ≤ 200 ksi atau 1379 Mpa) (3.5) Se = 0,25 BHN (BHN ≤ 400) (3.6) Se = 100 ksi atau 689,5 Mpa (3.7) (Su > 200 ksi atau 1379 Mpa) Tegangan siklik yang menghasilkan umur 1000 siklus: S1000 = 0,9 Su (3.8) Estimasi hubungan S-N (untuk: 103 < N < 106) adalah: S = 1,62 Su N-0,085 (3.9) atau S = 0,81 BHN N-0,085 (3.10) abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 13
  • 14. Berdasarkan persamaan garis lurus (Y=mX+C) dari Gambar 3.6 diatas, estimasi hubungan S-N (untuk: 103 < N < 106 atau Se<S<S1000) adalah: S=-[(S1000 – Se)/(106 – 103)] N + S1000 =-(S1000 – Se) 10-6 N + S1000 =-(0,9 Su – 0,5 Su) 10-6 N + 0,9 Su =-0,4 Su 10-6 N + 0,9 Su =Su (0,9 – 0,4 10-6 N) S/Su=k=0,9 – 0,4 10-6 N 0,4 10-6 N = 0,9 – k 14 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
  • 15. maka: N = [(0,9-k)/0,4] 106 (3.11) Untuk N>106 siklus: Sa/Sb = (Nb/Na)R (3.12) dimana: Sa = Kekuatan lelah pada umur Na Sb = Kekuatan lelah pada umur Nb Na = Umur lelah pada kekuatan lelah Sa Nb = Umur lelah pada kekuatan lelah Sb R = Rasio tegangan = σmin / σmax 15 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
  • 16. Pada tegangan siklik, S atau SN sebesar tegangan patah sebenarnya, σf maka umur lelah adalah sebesar 1 atau ¼ siklus. Hubungan tegangan maksimum, σmax dengan batas lelah dan kekuatan tarik, dapat dirumuskan sebagai berikut: σmax = (2 Se Su) / {Se + Su + R (Se – Su)} (3.13) abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 16
  • 17. Contoh Soal 3.1: Suatu komponen baja dengan Su = 150 ksi dan Se = 60 ksi mengalami pembebanan siklik dengan tegangan maksimum 110 ksi dan tegangan minimum 10 ksi. Dengan menggunakan persamaan Goodman, tentukan umur komponen baja tersebut. Jawab: σmax = 110 Ksi σmin = 10 Ksi σa = ( 110 – 10 ) : 2 = 50 Ksi σm = (110 + 10 ) : 2 = 60 Ksi 17 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
  • 18. dari persamaan Goodman: σa /Se + σm /Su = 1 σa /SN + σm /Su = 1 50/SN + 60/150 = 1 SN = 83 Ksi Jika diplot pada Diagram haigh: σa S1000=0,9Su=110 83 Se=0,5Su=60 σm 60 Su=150 18 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
  • 19. Maka umur komponen akan berada pada siklus antara 103 ÷ 106 dengan nilai tegangan siklik sebesar 83 Ksi. Jika diplot pada Diagram S-N: S (Ksi) 110 83 60 N (siklus) 103 106 19 abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI
  • 20. dapat dihitung berdasarkan persamaan S-N: S = 1,62 . Su . N-0,085 83 = 1,62 . 150 . N-0,085 N = 3,1 . 105 Siklus abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 20
  • 21. Contoh Soal 3.2: Suatu batang komponen baja dengan kekuatan tarik, Su = 114 Ksi memiliki lebar 1 inch dan tebal ¼ inch dan pada kedua sisinya terdapat takikan ½ lingkaran dengan radius 1/10 inch. Tentukan umur lelah komponen tersebut jika dikenai beban berulang (R=-1) dengan amplitudo beban 10 Kips. abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 21
  • 22. Jawab. Penampang sisa, Anet = ¼ . 0,8 = 0,2 in2 Maka: Snet = P/Anet = 10 Kips / 0,2 in2 = 50 Ksi Berdasarkan persamaan S-N, sehingga: S = 1,62 . Su . N-0,085 50 = 1,62 . 114 . N-0,085 N = 4,7 . 106 Siklus abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 22
  • 24. 3.1 Baja dengan kekuatan tarik, Su = 100 Ksi. Prediksikanlah tegangan siklik yang diijinkan yang akan memberikan umur: 103 dan 106 siklus. Ulangi prediksi tersebut untuk baja dengan kekuatan tarik 220 Ksi. Gambarkan pula skematis kurva S-N nya. 3.2 Estimasikanlah kekerasan minimum (BHN) dari baja yang akan dipakai sebagai suatu komponen yang mendapat tegangan siklik ± 100 Ksi dan harus berumur 500.000 siklus. 3.3 Estimasikanlah umur lelah (dalam siklus) yang direncanakan terhadap komponen: batang torak pada mesin otomotif, handle rem sepeda motor dan engsel pintu. Berikanlah penjelasannya. abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 24
  • 25. 3.4 Suatu baja dengan kekuatan tarik, Su = 70 Ksi dan kekuatan lelah, Se = 33 Ksi. Tentukanlah tegangan maksimum (zero to max, R = 0) yang memberikan umur lelah: 103 dan 106 siklus. Gunakanlah persamaan Goodman dalam prediksi tersebut. 3.5 Suatu komponen mengalami tegangan siklik: σmax = 75 Ksi dan σmin = -5 Ksi. Jika komponen tersebut terbuat dari baja dengan kekuatan tarik, Su = 100 Ksi, prediksikanlah umur lelahnya. 3.6 Pendekatan lain dalam memprediksi umur lelah adalah dengan persamaan Basquin (1910): σa = (σf - σm) (2Nf)b abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 25
  • 26. dimana: σf = kekuatan patah sebenarnya (true fracture strength) b = eksponen kekuatan lelah 2Nf = umur kegagalan (cycles to failure) Jika Su = 75 Ksi, σf = 120 Ksi dan b = -0,085. Tentukanlah tegangan siklik yang diijinkan (σa) yang dapat bergabung dengan σm sebesar 40 ksi dan memberikan umur lelah 5.105 siklus. Bandingkan pula hasilnya jika prediksi dilakukan melalui persamaan Goodman. abrianto_akuan@T.Metalurgi-UNJANI 26