3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran discovery learning, peserta
didik dapat :
Penilaian Sikap dan sosial
1.4. Mensyukuri karunia Allah melalui
kebersamaan dengan orang lain tanpa kehilangan
identitas (SIKAP)
2.4. Bersedia hidup bersama dengan orang lain
tanpa kehilangan identitas dirinya (SOSIAL)
Penilaian Pengetahuan
3. 4.1.Menunjukkan hal-hal yang positif dan negatif dari
keberagaman manusia
3.4.2..Menjelaskan kepelbagaian manusia menurut
Alkitab
3.4.3. Berbagi pengalaman mengenai konflik yang terjadi
karena dipicu oleh perbedaan suku, budaya maupun
agama
3.4.4. Menjelaskan karunia Allah dalam kepelbagaian
4. Penilaian Keterampilan
4.4.1.Membuat program kerja atau proyek dalam rangka
mewujudkan solidaritas dan perdamaian dalam masyarakat.
4.4.2.Membuat komitmen/janji untuk berupaya hidup dalam
solidaritas dan perdamaian dengan sesama yang berbeda tanpa
kehilangan identitas.
5. Materi Pokok
Karya Allah Dalam Kepelbagaian
Bahan alkitab :
1 petrus 3 : 15
Galatia 3 : 28
Kejadian 1 : 28
Kejadian 11 : 1-9
Matius 6 : 24
7. Pendahuluan
Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku,
budaya, daerah, agama maupun kelas social.
Masih banyak orang yang berpikir hanya dirinya atau kelompok sukunya, kelompok
agamanya maupun kelompok bangsanya yang merupakan kelompok terbaik
dibandingkan dengan yang lainnya.
Pemahaman seperti ini berpotensi merusak kerukunan hidup antar masyarakat
atau individu.
Manusia diciptakan Allah dalam berbagai keunikan, antara lain warna kulit, ciri-
ciri isik dll
Berbagai keunikan ini menjadi bukti bahwa Allah mengasihi semua manusia tanpa
kecuali. Oleh karena itu, tiap orang patut menghargai sesamanya dalam berbagai
perbedaan dan keunikan yang ada. Bukan hanya menghargai namun dapat
membangun hubungan pertemanan dan persahabatan tanpa memandang berbagai
perbedaan yang ada. Dari keberagaman tersebut Merujuk pada makna peribahasa
8. 10 Dampak positif dan 10 dampak negatif dari
perbedaan suku, agama dan ras
Dampak Positif :
1. Sebagai keragaman budaya di tengah kehidupan sosial masyarakat Indonesia
2. Melatih kita agar bisa saling menghormati
3. Kita bisa mengambil hikmah atau mencontoh kebiasaan baik yang sering dilakukan oleh suatu suku, agama
agama atau ras
4. Melatih untuk menghargai perbedaan dan rasa toleransi
5. Memotivasi anak bangsa untuk tetap bersatu walau berada di tengah perbedaan
6. Kita bisa memperoleh ilmu pegetahuan lebih banyak karena pergaulan kita yang beragam
9. 7. Keragaman suku, ras dan agama membuka mata kita sebagai makhluk sosial
bahwa kita tidak hidup sendiri, melainkan membutuhkan bantuan orang lain
8. Setiap kelebihan dan kemampuan yang di miliki oleh masing-masing
suku, agama maupun ras secara tidak langsung membantu pembangunan
negeri
9. Membuktikan kepada dunia bahwa indonesia merupakan negara yang kaya
dan beragam
10. Dampak Negatif
1. Bagi beberapa kalangan, perbedaan menimbulkan perpecahan
2. Adanya isu SARA
3. Timbulnya kekerasan akibat kurangnya rasa tolernsi dan
kurangnya menghargai perbedaan.
4. Timbul persaingan, saling berlomba lomba untuk membuktikan agama,
suku atau ras mana yang paling baik.
5. Munculnya rasisme, atau membeda-bedakan antar golongan
11. 6. Timbulnya permusuhan antar suku karena perbedaan atau
pertentangan budaya
7. Adanya tindak anarkis dari oknum fanatik yang mengatasnamakan
suku, ras maupun agama
8. Munculnya egoisme, karena setiap suku, agama, maupun ras
memiliki kepentingan yang berbeda
9. Munculnya perpecahan antar suku, ras atau agama karena perbedaan
budaya atau ajaran masing-masing
10.Timbulnya individualisme karena suatu suku, agama atau ras yang tidak
mau membaur dengan suku, agama atau ras lainnya.
12. Memahami Kepelbagaian
Manusia Menurut Alkitab
Tuhan Yesus menegaskan bahwa tidak mudah menjadi seorang murid Kristus. Kualitas hidup
seorang murid menurut Matius 16:24 adalah:
1. Menyangkal dirinya
Kualitas ini tidak mengandung pengertian negatif bahwa seorang murid harus menghilangkan
eksistensi dan makna diri dalam hidupnya. Menyangkal diri terkandung dalam kalimat, “...
tetapi bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mu yang jadi” (Luk. 22:42). Artinya
menempatkan Kristus sebagai pusat kehidupan di mana seluruh keinginan manusiawi seorang
murid ditakhlukan di bawah kehendak gurunya.
Contoh: secar manusia, sangat mudah bagi seorang pelayan gereja untuk merasa tersinggung
ketika mendapat kritikan dari rekan pelayan lain yang tidak memiliki kekayaan atau kedudukan
setinggi dirinya. Namun demikian, jika dia orang Kristen yang sungguh-sungguha, maka dia
akan melupakan statusnya itu, karena semua orang sama derajatnya di mata Allah, dan
menerima kritikan tersebut dengan penuh kasih.
13. 2. Memikul salib
Salib di pundak Yesus bukan hanya hukuman Romawi yang paling berat
dan hina, tetapi pelimpahan kehinaan akibat dosa kita kepada Guru Agung
yang tanpa dosa. Yesus memikul salib menunjukkan ketaatan-Nya kepada
Allah. Dia mati untuk menyelamatkan kehidupan manusia. Komitmen pada
Kristus berati menanggung salib setiap hari, menyerahkan harapan,
impian, harta benda, dan mungkin juga nyawa Anda bagi Kristus.
Contoh: orang-orang Kristen tidak akan mempunyai ambisi lagi untuk
mendapatkan kekayaan dan nama besar demi kepentingannya sendiri.
Keduanya tetap bisa mereka raih, namun dengan cara yang memuliakan
Tuhan dan juga digunakan untuk melayani Tuhan.
3. Mengikut Kristus
Artinya, setia mengikuti dan menaati semua firman-Nya. Justru dengan
menjadi pengikut Kristus mereka harus sampai kehilangan nyawa pun, itu
bukan merupakan kerugian karena “barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku, ia akan menyelamatkannya” (Luk. 9:24).
14. Memahami Kepelbagaian
Manusia Menurut Alkitab
Narasi Alkitab tentang Menara Babel Kej. 11:1-9 sering digunakan untuk
membenarkan pandangan yang negatif ini. Seolah-olah keberagaman merupakan
kutukan Allah. Peristiwa Babel tidak dapat dijadikan contoh bahwa Allah tidak
berkenan terhadap kepelbagaian.
Peristiwa Menara Babel merupakan peringatan bagi manusia untuk tidak bersifat
congkak dan hendak menyamakan diri dengan Allah sang Pencipta.
C. S. Song, seorang teolog dari Taiwan, mengatakan bahwa peristiwa Menara
juga mengingatkan kita bahwa Allah justru tidak ingin manusia hidup di dalam
kelompoknya sendiri dan dengan cara itu menganggap dirinya hebat.
15. next
Oleh karena itu, tindakan Allah yang dilakukan dalam peristiwa Menara Babel
adalah mencegah manusia membangun identitasnya terlepas dari kontrol Allah
atau kehendak-Nya.
Campur tangan Tuhan dan penciptaan beragam bahasa benar-benar memaksa
orang-orang Babel untuk memenuhi perintah Allah yang semula dalam Kejadian
1:28 untuk “memenuhi bumi dan menaklukkannya,” sesuatu yang tampaknya
dilakukan oleh orang-orang pada waktu itu. Mereka tidak mau tersebar ke seluruh
bumi. Ketakutan ini dituliskan dalam Kejadian 11:1-9 khususnya ayat empat,
delapan dan sembilan.
Dengan demikian, keanekaragaman budaya dan bahasa manusia, memenuhi tujuan
penebusan dalam rencana Allah dan bukan kutukan.
16. Petrus berkata: “Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan
Dan siap sedialah pada
segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap
orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang
pengharapan yang ada padamu, tetapi hendaklah dengan lemah lembut
dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni.” 1 Ptr. 3:15.
17. ada beberapa makna yang dalam
1 Ptr. 3:15:
1. Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu.
Semua ajaran Yesus dan kekudusannya harus dihayati, dijalankan, dan dipelihara. Orang Kristen tidak
mungkin melakukan ajaran iman-Nya jika tidak menguduskan Tuhan. Arti “kudus” di sini adalah
mengkhususkan sesuatu hanya untuk Tuhan.
2. Mempertanggungjawabkan iman.
Tiap orang dipanggil untuk selalu siap mempertanggungjawabkan imannya termasuk identitas sebagai
remaja Kristen. Jadi, menjadi remaja Kristen bukan sekadar identitas seperti yang tertulis dalam KTP,
melainkan menyangkut seluruh sikap hidup yang harus ditunjukkan pada orang lain. Dengan cara itu,
orang-orang menyaksikan kehidupan kristiani yang sesungguhnya.
18. next
3. Dengan lemah lembut dan hormat serta hati yang murni.
Mempertahankan ciri khas sebagai remaja Kristen dengan cara yang beradab. Salah
satu tanda dari cinta kasih adalah lemah lembut. Dalam bergaul dengan orang yang
berbeda latar belakang, seseorang dapat melakukan apa yang dikatakan oleh Petrus.
Kamu dapat menguduskan Tuhan, mempertanggungjawabkan iman serta bersikap
lemah lembut ketika bergaul dengan mereka yang berbeda dengan kita. Menjadi
orang Kristen bukanlah sekadar sebuah identitas melainkan melakukan tindakan
yang dapat menunjukkan Kekristenan.
19. Kisah Menara Babel
(Kej 11: 1-9)
Penyebab terjadinya Menara babel merupakan upaya manusia untuk membangun bangsa
yang seragam. Mereka ingin tetap kumpul menjadi satu, tidak bepencar-pencar, untuk
menjamin kesatuan bahasa, yang berarti keseragaman pandangan, budaya dan cara berpikir.
Mereka mau memberi satu nama, yang berarti satu identitas, satu ciri khas. Mereka ingin
membangun sebuah menara yang tingginya sampai ke langit, sehingga menjadi kuat, besar,
dan ditakuti.
Menara Babel adalah simbol sebuah kesatuan yang ekslusif dan arogan. Juga menjadi
lambang ambisi banyak orang dalam politik, bisnis, bahkan agama Menjadi kelompok yang
ekslusif, kuat, dan tak tertandingi.
20. Masih ingat dengan kisah
Pentakosta?
Keberagaman Allah dinyatakan melalui simbol yang sangat kaya makna.
Ketika Allah hadir berbicara kepada mereka tentang jalan keselamatan, IA bukan
sedang membuat orang-orang yang berbagai macam bahasanya itu mengerti
bahasa Tuhan, melainkan Tuhanlah -melalui para rasul- yang berbicara dengan
bahasa-bahasa mereka. (kisah Para Rasul 2:1-13)
Berbicara dalam bahasa lain berarti memasuki cara berpikir orang lain, merasakan
pergumulan orang lain, mengalami keterbatasan orang lain.
21. Dosa Menurut Shiao Chong
Dosa dan pemberontakan manusia telah mendistorsi keragaman penciptaan
yang diwujudkan dalam ideologi atau pandangan dunia yang menjadi sistemik
dalam budaya atau masyarakat.
Dosa dan pemberontakan manusia menyebabkan perpecahan dan sikap yang
merendahkan sesama manusia menurut perbedaan ras, etnis, agama maupun
gender. Sikap ini telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi mereka
yang mengalami diskriminasi itu.”
Galatia 3:28
22. Membangun Kepekaan terhadap
Keberagaman
Sekolah menjadi tempat yang penting untuk membangun kepekaan siswa terhadap
keberagaman. Sekolah adalah komunitas mini karena terdiri dari berbagai kelompok usia,
suku, golongan, dan mungkin juga agama.
Meminjam konsep pendidikan yang menekankan keberagaman dari Lee (2010), tujuan
pendidikan seperti ini adalah membentuk suatu komunitas shalom sama seperti yang
Tuhan perintahkan.
Ini dapat dicapai melalui dua tahap.
Pertama, setiap orang perlu menyadari bahwa setiap manusia diciptakan seturut dengan
gambar dan citra Tuhan (imago dei) dan Kedua setiap manusia harus diperlakukan secara
adil dengan penuh hormat.
23. Pemahaman mengenai semua manusia sama
didukung dalam 4 hal, yaitu:
a. bahwa kita harus mengasihi setiap orang seperti diri kita sendiri (Matius 22:39)
b. bahwa Tuhan menginginkan agar semua bangsa datang ke hadapanNya (Wahyu 1:7)
karena memang Tuhan mengasihi setiap ciptaan-Nya (Kisah Para Rasul 17:26)
c. bahwa Tuhan menginginkan kita sungguh-sungguh saling mengasihi (Yohanes 15:12-
13); dan
d. mempraktikkan prinsip hidup dengan mengandalkan kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan
penguasaan diri (Galatia 5:22).