Tiga karakteristik penting yang diperlukan founder startup sukses adalah kemampuan melihat peluang, ide kreatif dan inovatif, serta tidak mudah menyerah meski menghadapi berbagai rintangan. Menjadi founder tidak hanya soal keberhasilan bisnis tetapi juga bagaimana mengikuti perkembangan zaman secara kreatif dengan melihat kebutuhan masyarakat di masa depan. Keterbatasan finansial pribadi bukanlah penghalang ut
2. A f i f a h Z a h r u n n i s a
1 8 6 1 1 1 2 5
S t a t i s t i k a C
U N I V E R S I T A S I S L A M I N D O N E S I A
2 0 1 8
KARAKTERISTIK START UP
4. CHAIRUL TANJUNG
Lahir di Jakarta, 16 Juni 1962. Ibunya bernama Halimah. Ayahnya
bernama Abdul Gafar Tanjung (seorang wartawan pada zaman orde lama).
Riwayat Pendidikan :
SD Van Lith, Jakarta (1975)
SMP Van Lith, Jakarta (1978)
SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta (1981)
Fakultas kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
Executive IPPM (MBA; 1993)
5. Kondisi ekonomi keluarga yang cukup sulit membuat orang
tuanya tidak sanggup membayar uang kuliahnya walau hanya Rp
75.000,00. Akhirnya ibunya menggadaikan kain halusnya untuk
membiayai kuliah. Melihat pengorbanan ibunya, ia berjanji tidak
akan terus menerus menjadi beban orang tua dan bertekad
mencari uang kuliahnya sendiri.
Bisnis pertamanya adalah membuka kios fotocopy karena
melihat kesempatan usaha dikampusnya dengan bekerjasama
dengan seorang pemilik kios. Ia juga usaha stiker, kaos, buku,
dan berjualan alat alat kedokteran gigi. Ternyata, usaha itu tak
lama berdiri.
6. Akhirnya ia mencoba bangkit dan menggandeng dua
temannya untuk membuka usaha pembuatan sepatu dengan
nama PT. Pariarti Shindutama dan mendapat pesanan sandal
sebanyak 12.000 pasang dari Itali. Sayangnya, akhirnya ia
memilih untuk tidak melanjutkan usahanya karena merasa tidak
cocok dengan mitra kerjanya. Pada tahun 1994, Chairul
Tanjung resmi menikah dengan Anita.
Pada tahun 1996, putra pertamanya lahir bersamaan
dengan diputuskannya ia menjadi pemilik dari Bank Mega.
Chairul Tanjung mengambangkan usaha perbankan tersebut
hingga merambah ke dunia bisnis pertelevisian, taman wisata,
makanan perhotelan, supermarket, hingga pesawat terbang.
Semua itu di bawah naungan CT CORP.
7. Karakteristik
Mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain termasuk
orang tua
Mempunyai tekad yang tinggi dalam mencapai keinginannya
Pintar mencari peluang dengan melihat situasi dan lingkungan
Menekuni apa yang telah ia bangun dan tidak mudah
menyerah meski berkali-kali gagal melakukan usaha
8. WILLIAM TANUWIJAYA
Lahir di Pematangsiantar,
Sumatera Utara, 11 November
1981. Ia mengenyam pendidikan
sekolah dasar hingga menengah
di kampung halamannya. Ia baru
meninggalkan tempat
kelahirannya saat meneruskan
kuliah di Universitas Bina
Nusantara, Jakarta.
9. Sayangnya pada tahun kedua perkuliahan, Ayah William
jatuh sakit sehingga mengharuskannya untuk bekerja sampingan
sebagai penjaga shift malam warnet 24 jam di dekat lokasi
kampus. Saat itu ia mendapatkan keistimewaan untuk
menggunakan internet secara gratis. Hal ini memunculkan
kecintaannya pada internet, khususnya dunia digital. Setelah
menyelesaikan kuliah pada tahun 2003, William ingin mengikuti
kecintaannya pada dunia digital dengan bekerja di perusahaan
internet seperti Google dan Facebook.
10. Ketiadaan kantor dua perusahaan internet raksasa tersebut
kemudian membuatnya bekerja di beberapa perusahaan
pengembang perangkat lunak di beberapa perusahaan seperti
TelkomSigma dan Sqiva Sistem setelah sebelumnya bekerja
sebagai pengembang game di Bolehnet. Kemudian di 2006
bekerja sebagai IT & Business Development Manager di
Indocom Mediatama. Dari sini kemudian timbul idenya untuk
mempunyai perusahaan internet sendiri.
11. Tahun 2007, ide untuk membangun Tokopedia muncul.
Sayangnya, ia tidak memiliki modal untuk mewujudkan ide
tersebut. Dia mengajak temannya Leontinus Alpha Edison untuk
mendirikan Tokopedia, sebuah start up jual beli online yang
menghubungkan penjual dan pembeli di seluruh Indonesia dengan
biaya gratis.
Terinspirasi dari perusahaan internet dunia, William
memberanikan diri untuk mulai mencari pemodal. Dua tahun
mencoba meyakinkan banyak orang, William harus menerima
kenyataan bahwa perusahaan internet belum memiliki
kepercayaan saat itu. Apalagi, saat itu ayahnya divonis penyakit
kanker kronis. William pun dituntut menjadi tulang punggung
keluarga.
12. William tidak putus asa. Ia terus berusaha meyakinkan
orang-orang tentang potensi sebuah perusahaan internet. Akhirnya
pada tahun 2009, Tokopedia dapat dijalankan setelah mendapat
kepercayaan dari salah seorang pemodal.
Pada tanggal 6 Februari 2009, Tokopedia resmi berdiri dan
17 Agustus 2009 resmi diluncurkan ke publik. Oktober 2014,
Tokopedia mendapatkan suntikan dana US$100 juta
dari Softbank Internet and Media dan Sequoia Capital. Ini
merupakan titik awal prestasi William sebagai seorang pengusaha.
13. Pada tahun 2016, William terpilih mewakili Indonesia
sebagai Young Global Leader, World Economic Forum. Kini,
Tokopedia telah bertransformasi menjadi sebuah e-commerce
unicorn terkemuka di tanah air dengan valuasi di atas US$ 1
miliar. Memiliki 4 juta penjual dan dikunjungi oleh lebih dari 73
juta pengunjung pada Mei 2018 lalu saat mereka meluncurkan
promo bertajuk “Ramadan Ekstra”.
William merupakan salah satu pendiri Asosiasi eCommerce
Indonesia (idEA) dan menempati posisi sebagai Ketua Dewan
Pengawas.
14. Karakteristik
Tidak bergantung kepada orang lain termasuk orang tuanya
Menggunakan kesempatan dengan baik
Pekerja keras
Tidak mudah putus asa meski sudah ditolak olah banyak investor baik
dalam negeri maupun luar negeri
Memiliki semangat yang tinggi untuk mewujudkan mimpinya
Pintar melihat peluang yang ada di era modern sekarang
Teguh pendirian
15. NADIEM MARKARIM
Lahir di Singapura, 4 Juli 1984. Ayahnya
bernama Nono Anwar Makarim (aktivis dan pengacara
terkemuka keturunan Minang-Arab). Ibunya bernama
Atika Algadri (penulis) .
Nadiem menjalani proses pendidikan dasar
hingga SLTA berpindah-pindah dari Jakarta ke
Singapura. Pada tahun 2002 ia mengambil jurusan
International Relations di Brown University,, Amerika
Serikat. Setelah memperoleh gelar sarjana di tahun
2006, tiga tahun kemudian ia mengambil pasca-
sarjana dan meraih gelar Master of Business
Administration di Harvard Business School.
16. Pada tahun 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan
manajemen di Mckinsey & Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia
menjabat sebagai Managing Editor di Zalora Indonesia. Setelah keluar dari
Zalora, ia kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO)
Kartuku.
17. Ia terbiasa menggunakan jasa ojek pangkalan dalam
melakukan aktivitasnya di Jakarta karena lebih efisien dari mobil
atau motor pribadi. Nadiem mengeluhkan ojek pangkalan yang
dulu sering digunakannya kerap sulit dicari ketika dibutuhkan
dan saat tidak dibutuhkan, justru banyak terlihat. Sehingga
Nadiem ingin memecahkan masalah tersebut dan mulai
menganalisis lebih jauh sampai muncul ide mendirikan ojek
online yang di namakan Gojek pada tahun 2011.
Berawal dari 10 kariawan dan 20 driver, Gojek terus
berkembang seperti dilihat dalam akun Go-Jek, Go-Jek tak
hanya sebagai tarnsportasi online penumpang, tapi ia
berkembang menjadi jasa antar barang (Go-Send), makanan
(Go-Food), alat kesehatan, massage, dan kebersihan (Go-
Clean). Kini Go-JEK sudah memiliki 200 ribu partner pengemudi
motor dan mobil, 35 ribu merchant Go Food, dan 3.000 penyedia
layanan lainnya.
18. Saat ini Go-Jek merupakan perusahaan rintisan
terbesar di Indonesia. Pada bulan Agustus 2016,
perusahaan ini memperoleh pendanaan sebesar USD
550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun dari konsorsium
yang terdiri dari KKR, Sequoia Capital, Capital Group,
Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar Group,
DST Global, Farallon Capital Management, Warburg
Pincus, dan Formation Group.
19. Karakteristik
Mempunyai empati yang tinggi
Kritis menghadapi masalah
Pintar melihat peluang
Mau menerima perubahan dan perkembangan zaman
Fokus dan konsisten saat memulai pekerjaan
Berani mengambil risiko
20. KESIMPULAN
• Karakteristik yang paling diperlukan agar menjadi founder yang
mempunyai perusahaan sukses ialah mampu melihat peluang, ide
kreatif dan inovatif, tidak mudah menyerah, berani mengambil
resiko, dan mengikuti perkembangan agar tidak terdegradasi
• Menjadi founder tidak hanya soal mencapai kesuksesan tetapi juga
bagaimana kita menghadapi perkembangan zaman dengan kreatif
dan inovatif dengan melihat kebutuhan masyarakat untuk jangka
Panjang.
• Keterbatasan secara finansial tidak menjadi penghalang karena
bukan menjadi syarat utama seseorang menjadi founder.