2. 139
PEDOMAN WAWANCARA
1. Perilaku Nyumbang
a. Kapan terakhir kali Anda nyumbang?
b. Apa saja yang Anda bawa ketika nyumbang dan berapa jumlah
sumbangan Anda?
2. Intensi untuk Nyumbang
a. Ketika Anda nyumbang, apakah Anda selalu merencanakannya
sebelumnya?
b. Kenapa Anda melakukan perencanaan nyumbang?
c. Bagaimana cara Anda dalam merencanakan nyumbang?
3. Sikap pada kegiatan Nyumbang
a. Apa yang Anda rasakan ketika nyumbang?
b. Apa yang membuat perasaan tersebut muncul dalam diri Anda
ketika nyumbang?
c. Bagaimana pandangan Anda tentang tradisi nyumbang?
4. Harapan akan hasil dari Nyumbang
a. Menurut Anda, nyumbang itu apa?
b. Menurut Anda, apakah nyumbang hanya dilakukan pada saat
ada hajatan saja?
c. Kalau Anda memberikan sumbangan pada tetangga ketika ada
anggota keluarga mereka yang meninggal atau melahirkan itu
juga disebut nyumbang?
3. 140
d. Istilah yang digunakan untuk nyumbang di Sekaran itu apa saja,
apakah ada istilah lain selain nyumbang?
e. Menurut Anda, apa yang Anda harapkan ketika nyumbang?
5. Nilai akan hasil dari Nyumbang
a. Apa yang membuat harapan dari nyumbang tersebut penting
bagi Anda?
6. Norma subyektif pada kegiatan Nyumbang
a. Siapakah orang yang Anda anggap penting dalam hidup Anda
dalam hal nyumbang?
b. Apa yang membuat Anda mengganggapnya sebagai orang
penting?
c. Nasehat, pesan atau anjuran apa yang diberikan orang penting
tersebut pada Anda ketika nyumbang?
d. Kenapa Anda bersedia untuk mengikuti nasehat, pesan atau
anjuran dari orang penting tersebut?
5. 142
ANALISIS HASIL WAWANCARA SUBYEK 1
Identitas subyek :
Nama : Pak M.
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Umur : 51 tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Status keluarga : Kepala Keluarga
Domisili : Asli Sekaran
Agama : Islam
Pertanyaan Hasil wawancara Koding Keterangan
Apakah Bapak asli sini? Asli sekaran
Sebenarnya istilah
nyumbang itu digunakan
untuk hajatan saja dan
sunatan atau kegiatan
lain pak?
Ya pernikahan.
Namanya nyumbang kan orang hajatan,
undangan pernikahan, undangan khitanan.
Hajatan nyumbang. Orang sakit kan besuk
Menjelaskan
mengenai
Penggunaan
istilah
nyumbang untuk
acara
pernikahan
Nyumbang itu berarti
cuma digunakan untuk
orang mantu atau...
Ya orang mantu. He’eh. Nak orang layatan
kan takziyah itu.
Kalau sunatan pak? Sunatan ya pada. Nak mau diundangi ya
nyumbang he’eh...
Namanya nyumbang
juga?
Nak mantu, nak ndak mantu ya ndak.
Kalau sunatan? Sunatan ya paling diundang, diundang nak
RT kene ya slametan tok itu. Bukan mantu
Namanya beda ya pak? Ya beda di mulai dari mbesuk sama
nyumbang.
Kalau dengan takziyah,
nyumbang sama tidak
pak?
Ohh... ndak kalo takziyah kan orang mati.
Nak nyumbang orang senang-senang.
Tapi di takziyah bapak
juga nyumbang?
Iya....sukarela nak itu. Nak itu masuke kas.
Nak takziyah kan ora diterima sama sing
orang, sing punya hak famili ndak,
dimasukan kotak itu dikasih kotak. Kotak
takziyah... lain takziyah itu ikut
belasungkawa. Itu kan sukarela tante,
nggak dikasih nama nak takziyah. Nak
nyumbang kan dikasih nama, orang
seneng-seneng dikasih nama. Takziyah
mau semu, sepuluh ewu....pokoke seikhlase
6. 143
takziyah itu. Sing penting kita tau bener-
bener mau datang itu bagus itu. Takziyah
penghormatan terakhir. Meninggalkan
untuk penghormatan terakhir itu, untuk
selamanya-lamanya. Ndak tau...ndak tau.
Nak orang nyumbang kan bisa dua kali,
bisa tiga kali ya toh nak orang seneng-
seneng.
Saya kira sama pak? Beda ya... nak orang, mau kemana? Mau
nyumbang...mau takziyah. Takziyah kan
ndak ada undangane, disiar-siarkan di
masjid...ehm..belasungkawa atas
meninggalkanya bapak sinten.....
Menurut pak M,
nyumbang itu apa pak?
Nyumbang tuh ya, susah seneng orang.
Orang susah namanya takziyah, orang
seneng tuh ya orang nyumbang tuh. Ya
nyumbang tu itu umume silahturahmi.
Saling organisasi warga sini kan gitu,
persahabatan.
Berarti nyumbang
sendiri artinya
membantu, memberi
begitu pak?
Membantu, memberi iya. Memberi,
membantu yo ndak sebanyak mungkin tapi
kan rodo meringankan beban si yang punya
hajat tu. Yo yang punya hajat ya persiapan,
tapi kan seolah-olah untuk membantu ya
toh. Untuk nambah-nambah, untuk beli
lombok, beli tahu, ya toh
Kegunaan nyumbang
untuk apa pak?
Kegunaannya itu untuk sing punya hajat
Organisasi di sini apa
pak? Karangtaruna?
Y tu nyumbang-nyumbang tu ya...kayak
persaudaraan tetangga kan, tali pereratan
sesama tetangga, biar sing nggak tahu biar
kenal y toh. Saling tau, si A tau ini, si A tau
ini, kan ndak tahu y toh? Dan nyumbang
kayak persatuan organisasi itu kan ndak
tau, si A sopo kan ndak tau.
Kalo nyumbang kan ohh pak Toha, kae
omahe kono, si A ki omahe kono kan tau
dia.
Lha nak orang ndak tau di rumah ndak tahu
kumpul sama orang y nggak tahu, nggak
dikenal orang. Ya toh? Nanti nak mba’e
hajatan, sopo toh, ohh si painem. Halah
wong painem wonge ngene, ra tau srawung
mbe wong. Kan diremehke orang ya toh.
Namanya orang pelit kan dipeliti orang y
toh. Orang nggak tau gaul sama orang,
mesti diremehke orang ohh ya toh?. Orang
mau mikul, besok lagi y di pikul. Orang
nengok, suatu saat kan ditengok. Orang ki
3a
3b
Harapan akan
hasil nyumbang
Nilai akan hasil:
tidak akan
diremehkan
orang lain
7. 144
suatu saat gitu. Namanya minta
pertolongan ki mesti. Gotong royong.
Ndak orang hidup ndak gampang, di
masyarakat. Namanya orang, diibaratkan
tetangga daripada sedulur ya toh,
Nah misalkan saya sakit, mesti tetangga
saya yang lari dulu. Di salatiga kan masih
ketinggalan masih jauh ya toh, sing
tetanggane sing lari-lari...ana opo ana opo
y... haa..ki baru ngebel,..haaa...ki loro.
Mesti tetangga dulu sing sibuk, ono sing
teko ndisik aahh...ndak mungkin sing ning
solotigo teko sit ahh...nggak mungkin toh..
kan tetangga bergerak dulu ya toh.
Tetangga bergerak dulu, lanjutlah baru di
salatigo...halah di bel sit ya...haaahh..kon di
bel y,...sing sibuk kan tetangga dulu mesti
y..
Kiprah..kiprah, nyiap-nyiapke piyee
carane..piye carane gotong royong gini-gini.
Aahh..baru family sing jauh ki mesti..mesti
ketinggalan ya toh..ahahhahhaa (tertawa).
Dah terlambat, mesti kan tetangga dulu
yang sibuk ya toh.
Dadi ya usahakan, orang nak minta tolong,
gotong royong ki kaya ringan enak toh...nak
koyo namanya gotong royong. Kita kan
kalo gotong royong, beban jadi ringan.
Kan sendiri y toh...
Diibaratke kayak orang besuk, orang besuk
itu ya walaupun ndak seberapa, ya sepuluh
duapuluh ribu tapi kan meringankan beban
si penderita wah itu walaupun nganu
meringankan buat beli obat. Ya toh??
Nah sebabnya kan tuh cuma organisasi
pergaulan keakraban, sesama orang
berumahtangga, orang saling hidup
bermasyarakat kan cedak gitu kan ya toh?
3a Harapan akan
hasil
Berarti teman-teman
bapak ya banyak?
Iya...banyak sini mbok’an. Wong saya asli
sini
Kalau mereka punya
hajat ya bapak turut
diundang?
Wahh,...y mesti iya. Satu kampung tuh
masuki rumah. Tiap mau hajat tuh. Aku
sama ibu’e ya masuk 1 rumah.
Dimasuki...eheheee...
Dimasuki tiap rumah? Iya
Tidak lewat undangan
pak?
Ndak, itu cara menghormati lah ya. Mau
nikah mau minta doa restune kan dadine
kita harus masuk ke rumah. Minta doa
restune
Seperti itu ya? Nak jauh..nak wis patemon lah itu kadang-
kadang tak kasih undangan. Di banaran sini
8. 145
1 kampung 1 RT. Yo ndak 1 RT, 1 sekaran
ini ya dimasuki, ya desa tu masuk semua.
Di datangi rumah-rumah itu. Minta doa
restune..
Pak M terakhir
nyumbang kapan?
Kemarin. Ini belum terakhir, ini masih ogg...
ini besok pagi nyumbang ke salatiga. Sesuk
ana neh...bulan september ya. Iya belum
akhir ki, nanti masih ada lagi. Tanggal
berapa nanti nyumbang lagi.
2 Subyek berniat
untuk nyumbang
lagi
Dimana pak? Di itu gang apa itu, pojok. Paling ujung
sana.
2 Alamat yang
dituju untuk
nyumbang
Tanggal berapa itu? Tanggal berapa itu...aku lupa ogg...24
Tanggal 24, 24 September y...
iya... iya nyumbang gula,saya ya
nyumbang uang...
ringan....beban kita bisa mengurangi.
Biasanya kan ada 100, misalnya ada 50,
lumayan kan kasih separuh. Ya toh?
Gotong royong y?
2 Tanggal subyek
akan nyumbang.
subyek berniat
akan nyumbang
uang
Kelihatannya ada
perbedaan ya pak,
antara bapak-bapak dan
ibu-ibu?
Iya...
Kalo bapak biasanya
membawa apa?
Bapak y uang tok.
Uang saja? 100..nak ibu kan. Ibu kan uang sama
bahan... ya barang. Dibawain ya. Iya hari
libur y banyak
Hari libur? Anak kecil pasti bisa ikut. Pokoknya semua
berangkatlah. Nak dulu sih 300 wah kurang
pas hari minggu. Jatahe kan 250 di
anggarin. 250 masih kurang ya...
Bapak kalo nyumbang
itu minimal berapa pak?
Kalo nyumbang sama
tetangga-tetangga
Ehm... ya ndak mesti ogg.. kadang 50 ya
ndak mesti. Orang nganu ogg.. ndak apa-
apa. 20 sing nggak di jenengi ya banyak.
Kalo bapak sendiri
berapa?
Lha saya...marahi kan nganu...marahi saya
kan sudah di sumbang. Ada yang 20, ada
yang 25, ada yang 100.... banyak.
Paling banyak berapa
itu pak, paling besar
kalau bapak nyumbang?
100 lah kalo saudara. Nak 100 ki nak 1 hari
barengan orang 3.. gulane aja 1 kali 10 kg.
Orang 3, 30 kg. 30 kg sa uange 100-100,
300. Ibu’e kadang 50 kadang 100. Satu juta
setengah 1 hari ogg. Habis itu. Sumbangan
nak pas bareng-bareng.
Ehehehehee..(tertawa)
Nak pas bareng-bareng. Gitu nak pas
bareng-bareng...hahahahaa.....
Banyak sekali pak? Lha pas kebarengan, namanya orang hajat
bareng-bareng ya toh. Satu bulan kadang
ditempati ada 5 orang ada orang 6, satu
bulan, satu tahun. Banyak nak bulan-bulan
september ngene kan banyak itu. Dah
teman bapak yang di jatingaleh. Nak di
9. 146
sana nggak bawa gula, cuman bawa uang.
Tapi ya banyak, ada yang 50, ada yang
100.
Ya di sana, barang-barang nggak di sana.
Apa nggak sayang pak
mengeluarkan uang
sebanyak itu?
Lha...y ndak lahh.... pernah di tolong, ya
kita...dah menerima y..
Kalau dengan saudara-
saudaranya bapak, atau
saudara-saudaranya
Ibu, kalau ada yang
punya hajat, bapak
nyumbange sama
nggak?
Oohh.... ndak....wah itu lebih besar lagi itu,
lain, rokok, dah gula, dah penuh sini.
Kurang satu minggu sudah bahan sudah
sini semua. Nak famili, saudara. Saudara
itu. kurang satu minggu kan, ra sah endog
cepaki, sing gula, sing rokok, sebelum itu
sudah dikasih sini nak saudara. Ya lebih
banyak saudara. Ahhahahahaaaa...
Uangnya dikasihkan
juga?
Ya uangnya nanti, bahan-bahane tuh dah
dikasihke sana dulu. Teh, rokok dah dibawa
ke sana, kalo saudara. Namanya
saudara.....ahahaaahaahaaa.... kalo
saudara y beda. Lha wis samono akehe ya
toh, nak ng toko sa kurangane ya toh.
Ehm,....biar mau diolah
dulu ya?
Iya mau diolah dulu kan, sing penting
masak sit, blanja sing kurang. Kan bisa
mengurangi. Uange bisa untuk beli sing
apa. Iya misale dah ada lima slop rokok kan
dah
Uangnya buat persiapan
ya?
Iya, seneng,...sekaran gitu, persatuane
itu apik, bagus. Nda ada. minimal 5 kilo
tuh yang paling sedikit, nak di patemon
sana, 2 kilo ada, 3 kilo. Kalo di patemon ya
ke’i kresek. Patemon sana lah sampe
sumur. Paling sedikit itu 5 kilo,
3 Sikap subyek
pada tradisi
nyumbang
Untuk siapa itu pak?
Untuk tetangga?
Ya,..... ya untuk tetangga ya ada, saudara y
ada, kalo tetangga kalo sudah dekat kayak
saudara.
Siapa saja di sini pak
yang dekat dengan
bapak?
Lha ini tetanggaku sing ini, kan tetangga ini.
Sing depan-depan, mbahe... anake mbahe-
mbahe tu toh kayak saudara sendiri
itu..eheheheeee..... dadi ya banyak kayak
famili.
Saya ya dulu mantu, orang mandi ya di situ,
numpang mandi. Mandine wis kayak
saudara. Malah kayak saudara
itu....ahahahaaa.... 5 kilo, belum gulanya
Nyumbang sampai
sebanyak itu apa nggak
sayang pak?
Ya nggak, paribahasane nanti dijualke
bahane tuh dah turah. Ibaratke 30 orang,
kerukunannya besar sekali. Apik.
Nggak punya uang, banyak yang nolong
nak sini. Kalo hajatan, mantu apa apa nanti
jual gula, jual nganu nanti dah mulih lagi,
nyaur utang.
Jadi memang niatnya
bapak untuk nyumbang
itu memang untuk
silaturahmi?
Ya silaturahmi, persaudaraan, yang nggak
kenal jadi kenal, kadang sing warga
pendatang, kadang sing warga sini ada.
jadi tau...kalo nggak tau ya..
3a Harapan akan
hasil
10. 147
Ohh ini sapa toh ini,..ohh ini istrinya pak
Toha,...Ohh....pak Toha....
Kalo nyumbang biasane
Ibu bapak berangkat
bareng atau sendiri?
Nggak, sok gantian, kalo pas prei bisa
bareng. Tau gitu kan, oohh...kae
bapake,...gantian. gantian gitu mesti, istri
sik.
Di sini ada waktu-waktu
tertentukah untuk
nyumbang untuk bapak-
bapak dan ibu-ibu?
Ada, di sini ada., habis magrib bapak-bapak
juga ada. kebanyakan di sini ya gitu, bapak-
bapak malah sore. Ibu kan sekalian
biasane mbe laden. Ibu laden kan
nyetampake sekalian ya.... dua hari
sebelum itu kan sudah laden Ibu-Ibu.
Bapak-bapak kan ya nek teka ya jam 5 sore
kadang ya habis magrib. Nak ibu-ibu kan
dah motongi bahan-bahan makanan tuh.
Ibu kan mantene minggu ya, Ibu hari jumat
dah ke situ. Jumat setu, berarti setu tuh dah
nganu-nganu, kasih sekalian amplope. Nak
wegah moro situ lagi ya.. nggak rewang
lagi. nak aku kan pas hajate hari minggu ya
kalo dah sore atau habis magrib, saya gitu.
kalo nyumbang tenaga
ya dinamakan juga
nyumbang ndak pak?
aa...iya itu mbantu, saling tolong menolong,
gotong royong. Hajat kan mesti banyak. Ya
itu nyumbang tenaga, nyumbang materi
atau,..nak ora sampai sak akhire itu. Dari
bantuan, ya itu ya nyumbang.
Bentuk-bentuk
sumbangan:
Sumbangan
tenaga dan
materi.
Bukan nyumbang itu... Bukan... gotong royong. Tolong menolong,
gotong royong, ringan, jadi kan cepet y..
Pada saat bapak
nyumbang, apa yang
dirasakan, bahagia atau
gimana pak?
Ha,....ya kebahagiaan...yo dah senang,
kebahagiaan ditekani orang, sini ya juga
untuk mendoakan sing punya hajat. Saya
juga dulu sudah menerima, disumbang
sama orang, yang didoai ya sekarang
dikembalikan, saya juga mendoakan yang
punya hajat itu. Sama-sama ya...
Ya sama-sama bahagiane.... kita-kita ya
didoakan sampe bahagia, yang punya hajat
ya biar bahagia. Untuk awal ya usahakan
ndak ada halangan apa pun.
3 dan
3b
Sikap dan nilai
akan hasil
Kalau nyumbangnya
banyak, trus kondisinya
bapak lagi nggak punya
uang, gimana pak?
Ya...ya mesti ada,,.. ya..ya...., ya walaupun
kita berusaha, harus bisa itu. Ya ndak
dianggap kewajiban, tapi wajib nggak wajib
dilalah ada. kayak,....tapi pasti itu harus
bisa. Pasti itu, pasti ada.
Ya bapak kan pedagang
ini ya, banyak
pelanggane,..
Iya..
Banyak kenalannya.. Lha wong saya nggak di undang, lha sing
tau sering makan sini, dibarke ya, walaupun
saya ndak diundang, kita tahu mau punya
hajatan, saya ya moro. Walaupun ndak
diundang, tapi kan ndak enak ya. Suatu
saat nanti kan njajan di sini lagi kan,
walaupun saya nggak di undang, saya kan
3a Harapan akan
hasil dari
nyumbang
11. 148
moro. Sing jajan sini lho. Padahal dulu saya
mantu ya saya ndak di undang, nggak tak
kasih undangan. Tapi dia punya hajatan,
saya tau ya saya berangkat. Wong kita sok
sering makan di sini. Dadine ndak
enak....eheheheheee.... ya saya nggak di
undang, tapi sering ketemu, po patemon,
po gading. Ohh...kae sok mangan kene.
Saya ya berangkat.
Bapak termasuk orang
yang rajin nyumbang ya,
Ya namanya orang ya...
Ada efeknya tidak pak?
Apa yang bapak
rasakan? Bapak kan
harus nyumbang pada
tetangga-tetangga, atau
pada orang yang nggak
mengundang bapak
sebelumnya
Ya saya ya namanya orang jualan kan biar
banyak teman, ya toh. Katanya daripada
banyak lawan, mending banyak teman.
Wong kita kemaleman dimana, di
kalisegoro apa dimana kan mampir-
mampir. Kan banyak teman kan seneng, ya
toh. Daripada banyak lawan, mending
banyak temen. Ya toh? Jadi tante walaupun
nggak diundang kok, denger ya,...’sapa
sing mantu? Ohh kae....
Ohh sing jajan kene, ohh aku ra di kei
undangan ya....
Mbok ya dia lupa,...tapi saya ya, ya saya
berangkat. Sore saya berangkat. Masalahe
bisnise warung kan melayani orang banyak
ya, ya toh. Nak kita sering ke sini..wah
tu...walaupun ndak seberapa. Kita nak
sampe ke sana kan ya seneng ya toh?.
Ndak seberapa, ndak amplope kan
mendoakan doa restune..wahh... nggak tak
undang kok sampe sini ya...
Pokoke saya banyak masalah itu sing
sering jajan sini, tapi kok nganu ora nganu,
ya aku deket kok ya wah mangkat sedelo.
Apa yang paling bapak
rasakan selama bapak
nyumbang?
Ya bapake, saya tuh semangatlah masalah
ngundang. Saya sudah pernah
berterimakasih. Maturnuwun carane toh,
kita ya harus semangat ya toh. Sama orang
walaupun kita nggak jauh tapi ya
dengerlah, ya yo mesti berangkat.
Kesempatan kita untuk tali persaudaraan
y..
Kan namanya orang kan ya toh?.
Iya, Saudaranya ben banyak.
Laden ana-ana, sapa ki,..ohh bojone pak
Toha.. wis muncul, ya akhire kenal kabeh.
Ohh kae akhire...
Nak nyumbang
3 dan
3a
Sikap subyek
dan harapan
akan hasil
tentang
nyumbang:
Subyek merasa
senang dan
bersemangat.
Bapak, biasanya ketika
akan nyumbang, yang
menjadi teman
diskusinya siapa?
La...la kalo orang hajat ya untuk...nganu toh
komunikasi sama keluarga. keluarga. nak
mau punya hajat kan gitu. Masalah
nyumbang kan hak pribadi itu
Biasanya Ibu tanya ke
bapak, atau sebaliknya
Lha itu kan dah ada catetane. Saya
sekarang dah punya hajat, ohh...ki si bejo
12. 149
bapak yang tanya ke
ibu?
bu, 50. Ki sing, ki mbok sing perempuan,
rumiyem kok nganu seket ewu, gulane 10
kilo, balik-balike tak tulis buku gede. Buku
besar.
Orang nulisi itu, tuh uang-uange kan dah di
nganu kabeh, trus amplop-amplope ditulisi.
Lha itu yang 50 ya 50 semua, bayar orang
tuh. Jadi kan gitu.
Nggak usah (diskusi) langsung tengok,
langsung buku.
Lha doa restu, lha kok paimin kok rene bu,
goleke bu paimin pira lahh... wis ana
catetane kono ning buku gedhe.
Bapak kan baru sekali
hajatan ya, kalo
misalnya ada orang
yang berkali-kali
ngundang bapak,
gimana?
Ya tetep datang. Tapi kan......... yang
kemarin kan......
Amplopan, ndak bawa bahan. Ya bawa
amplop berapa.
Berarti untuk
kedatangan yang
berikutnya bapak hanya
ngasih amplop aja?
Iya.. misalnya kayak tetangga ya ngasih
nganu nggak apa-apa y,... tetangga deket
ya nganu lagi
Kalo di sini yang bapak
anggap dekat siapa aja
pak?
Ya tetangga sini
Sedekat apa pak, bapak
dengan mereka?
Iya...kayak saudara, iya.. anak-anak mbahe
iya... banyak. Tapi sing selanjute kan nggak
diwajibke kayak sing mau sing awal
pertama ya toh.
Sing mau kan kita cuma mau mendoakan.
Tapi kan ulem-ulem berapa kan ya
sepantasnya lah.
Sepantasnya di sini
memang sepuluh, eh
limapuluh ribu pak
Ya ndak, wong 20 ribu ya ndak mesti sini
ogg.
Kalo Bapak pernah
nyumbang segitu ndak
sih? Nyumbang 20 ribu?
Ya pernah. Sing punya hajat kan dah
sekali, tapi dia kan dah ping banyak kan. 3
kali saya kan 1 kali ogg. Saya ya ngamplop
dua puluh. Sing pertama ya ora mangkat ra
kepenak. Bar kuwi wis, anak wedoke telu,
sing monta mantu terus kuwi ahh... saya ya
datang..
1 Perilaku
nyumbang
subyek 1
Kelihatannya menurut
saya kok tidak seimbang
ya pak? Bapak kan
Cuma punya dua anak,
sedangkan yang lain
punya banyak anak lalu
mengundang hajatan....
Ngundang-ngundang ya biasa nak ngene.
Biasa. Biasane nak sing ngasih Ibu’e,
tetangga. Walaupun gimana-gimana ya
tetep mbawa ya toh. Paling saya mbesan,
anak lanang kan mesti wis do ngarti.
Sini kan buku gede tuh catetan, ini nganu
nggading, patemon baru, patemon, sekaran
gitu. Ini gula ya khusus gula kabeh.
Nggading, kali segoro sini gitu ogg..
Di sini memang tidak
ada aturan nyumbang-
nyumbang ya pak?
Ndak ada. itu hak pribadi ndak ada nganu.
Ahh...sumbangan ngene-ngene kan ra
eneng, hak pribadi nyumbang. Hebat
13. 150
ogg..mau nyumbang berapa-berapa.
Kecuali orang mbesan. Saya mau mbesan
ke patemon, nanti dikumpulke mbak.
Tetangga lain di sana. Tapi kumpul 20, 20
semua
Pernahkan Bapak tidak
bisa datang ketika
diundang nyumbang?
Saya pasti datang. Apalagi saya orange
nganu, walaupun kita...... Mbok malam,
mbok opo, kita sempatkan datang.
Kalau Bapak sendiri
belajar nyumbang dari
siapa?
Dari yoo....dari sejak, yoo...orang kan
mengikuti jejak komunikasi, orang kan
tukar-tukar pengalaman trus tau. Oh ya.
Nak orang ndak tau komunikasi ya ndak tau
apa-apa ya, plongah plongoh tok, piya piye.
Beda nak seneng komunikasi, pengalaman
yang bagus, kan orang toh, orang kan
ngasih solusi jalan, solusinya gini-gini, tau.
Asal usule tau kan harus komunikasi dulu
ya toh.
Waktu bapak masih
sendiri, apa sudah
nyumbang?
Lho ndak nyumbang waktu masih sendiri
toh. Masa nyumbang, wong masih sendiri
Kalau teman-temannya
bapak?
Lho ya harus kalo nak temen, mesti toh ya.
Nak temen pas mbujang ya harus kayak
anak saya, adib ya nyumbang nak ada
temene nganu kan lain ndak bawa barang,
kalo itu uang. Beda, moso muda bawa
beras, gula, ya ndak.
Bapak-bapak nggak
bawa kayak gula, ndak
bawa ya?
Ya ndak, tapi lain. Nak anak muda kan
harus nyumbang. Mulai nyumbang mulai
dari sekarang kan nabung istilahnya toh.
Besok sok dah sampe menikah kan ya
lumayan tabungane. Ibaratke gitu ya toh.
Iya.. Nanti nak umpamane orang, orang
diibaratke ndak pelit. Mau dipeliti orang kok
ya ndak mungkin ya toh. Sekarang tante
ndak mau gaul sama orang, nyumbang
sama orang. Duwe gawe, sapa sing nduwe
gawe? Hmftt,... wong kuwi ogg, halah wis
ben, wong ra tau teka ng koncone. Kayak
gitu toh tante.
Sing loro sapa we? Pak toha dirawat,... ya
Allah....... lha aq nggak ngerti’e....Sing
nggak tau kan bingung, lha pirang dina iku
di rawat? Ngebyuk langsung di rumah
semua. Wong kae sregep ogg, pak toha
wonge kan gawe apik.
Tuh istri saya ya ndak ngalem ya, nak
orang sini maksude kan wong salatiga ndak
asli sini, tapi sregep orange. Ada orang
mantu ya laden. Orang sakit, orang miskin
ya teka, nek ndak tau ya ditengok di
rumahe. Nak sini kesripahan. Kan dadine
orang kan gitu, dadi nggak diremehke.
Bedo nek wong ra tau gaul diremehke toh
tante. Kae paijo ngopo? Halah wong kae
3b Nilai akan hasil
14. 151
ogg, kae ora tau srawung mbe wong, mesti
ngono, diremehke. Nak bedo, ya Allah wis
bablas saiki? Wahh pan tak nang omah.
Bingung. Aku ra ngerti ya Allah, kowe ra
ngandani. Ngandani piye, posisine aku ya
ra ngerti. Mesti ngono, sama bingunge lah
Pasti ada timbal
baliknya ya pak?
Iya, iya.. timbal balik. Timbal balike. Nak
orang nggak ada nganu sama. Wong
jenenge orang hidup ki ndak gampang.
Orang hidup ki sing isa ngawula tetangga
ya toh. Nak tetangga kesripahan, wis ra
sah, meninggal, kesripahan wis ra sah di
warah ya toh. Namanya orang punya hajat,
dikira ndak diwarah ya moro, wong mangan
enak nek diibaratke ya toh. Ibaratke kan
orang seneng-seneng. Nak kesripahan
ndak pandang bulu ndak pandang nganu,
ya wis takziyah, moro.
3a Harapan akan
hasil:
Subyek berharp
ada proses
timbal balik
ketika
nyumbang
Biasanya bapak kalau
nyumbang tuh
berangkatnya dengan
siapa pak?
Saya ada, anu sama temen-temen, kadang
berangkat do lewat sini bareng. Berangkat
bareng... bareng-bareng
Temen-temen deketnya
Bapak?
Iya temen-temen dari seangkatan saya...
Nah itu pak, kalau
misalnya bapak
diundang nyumbang,
trus bapak tidak bisa
datang, bagaimana?
Mesti datang saya, harus. Ndak apa-apa
saya. Walaupun gimana pun, walaupun
sakit, saya tetep datang.
1 Perilaku
nyumbang
subyek
Misalnya ada yang
nggak bisa datang, terus
responnya gimana?
Ndak pernah saya, di waktu..nyuwun sewu
ya, di waktu saya masuk sini itu ada
pandangan belum pernah datang. Mesti
datang. Ibu ya datang. Wong itu orange
rajin, kan dibunderi, orange rajin, di
bunderi. Bulan ki bar iki, nggone iki. Ngko
meh laden. Bikin risa, ris kowe prei.
Bunderi..
Subyek memuji
perilaku rajin
istrinya
Isinya ibu-ibu.. Sini nak nyumbang, saya Alhamdulillah
belum pernah titip tuh belum pernah, pasti
datang.
1 Perilaku
nyumbang
subyek
Kalau di sini yang
termasuk teman
dekatnya bapak siapa?
Apa? Yoo...sekarang ya...ndak ada.. ya
ndak ada. sini dah keluarga semua. Dulu
malah banyak. Sekarang dah keluarga
semua. Kalo dulu malah banyak. Deket-
deket semua. Kalo sekarang malah....ahhh
diibaratke dah nyari rejeki sendiri-sendiri.
Kerja di jakarta, kerja di pabrik, maksude kan
dah mencar-mencar.
Berarti bapak tidak
punya temen dekat?
Ya ndak sekarang. Ya tanggane jadi temen
deket sekarang yoo. Tetangga-tetangga. Ya
temen deket ya sekarang ndak ada tohh.
Wong ana sing ikut istrine. Nak dulu pas
mbujang yoo banyak temene.
15. 152
Yang bapak anggap
seperti saudara itu siapa
saja pak?
Yoo...tak kira nak sini ya orange ya sama-
sama sayange ogg. Tapi kok baik-baik
semua ya.. yoo karena sa,,... aku ki orange
ya diam nggak suka ngurusi orang.
Yoo.....ahh...yoo....
Ndak mau ngikut sopo-sopo kae ndak mau...
Kalau bapak sendiri rajin
nyumbang itu supaya
bapak dikenal orang?
Ya masalah itu mah nganu. Lho namanya
orang hidup kan harus gotong royong
gitu. Orang hidup kan harus dilibatke
gini. Nak wong jowo entengan. Sing
entengan, ojo tangan ra sah di bekem.
Entengan nek wong kampung-kampung
sing gotong royong. Endah suatu saat,
suatu saat aku minta pertolong sama
orang. Saya punya gawe ndak mungkin
saya bisa sendiri, ya toh. Antar kita-kita
semua dibantu, ya toh. Ndak bisa dipisah.
Ohh apike ngene ngene. Ndak mungkin kita
sama istri sama ibu berjalan lancar. Mulai
dari awal sampe akhir. Tanpa bantuan kita,
kita semua ndak bisa berjalan. Ya toh.
Walaupun dah banyak uang, kita ndak ada
tetangga yang mbantu, ya sa kapiran sa
dalan. Walaupun kita ndak punya uang, tapi
bisa bergaul sama tetangga banyak.
Ohhh.... kae gini gini, ohhh... ki apike. Akhire
kita punya hajat ya berjalan lancar. Ya toh.
Sampe awal, sampe akhir ndak ada apa-
apa. Kita...kita bantu...kita semua ya
mbantu... kita ya berterima kasih ya. Siapa
saja tetep orang ki memerlukan bantuan
orang ki mesti. Suatu saat, kapan pun ki
mesti. Kita di bantu orang, besok ya
membantu orang, gitu. Orang hidup tuh,
orang hidup berumah tangga, orang hidup
bermasyarakat ki kayak gitu. Persatuane ya
harus ada. kita entengan wah...... ana opo
moro. Orang hidup bermasyarakat ndak
bermasyarakat ya. Ya ndak tau, nak orang
sini ya dicemoohi orang tok. Paling ya gitu
tok.
3b
3a
Nilai akan hasil:
gotong royong,
saling menolong
Harapan akan
hasil: timbalbalik
Pak, Bapak biasanya
kalau nyumbang,
biasanya bapak
rencanakan dulu tidak
pak?
Ya rencana, dah di nganu tuh, dah di
warah di rumah.
He’eh... kalo ki nyumbang samene, aku
nyumbang sagini, dah ada rencana wong
dah dimasuki di rumah-rumah sini. Dadi mau
orang sini kan kemungkinan dua bulan satu
bulan kan orang-orang namanya orang kan
ndak mesti ya toh, nak nganu kan sudah ada
persiapan. Wahhh....ana duit samene
wahh.....ngumpul-ngumpulke ya toh.
Namanya orang kan ndak mesti.
Kebutuhane orang kan, wahh pan
nyumbang tok pas kebutuhan, wahhh...
anak sekolah diibaratke, wahh... saya kan
16. 153
mbayar listrik mbayar rekapan. Namanya
orang kan kebutuhane ndak mung satu tok.
Wah...mbayar listrik tok ndak kesusahan.
Susah seneng kan namanya orang hidup
kan bermasyrakat kan gitu, ya toh. Ndak
mudah..
Kalau misalnya bapak
didatangi tetangga
bapak untuk mbantu
hajatan itu berarti
ohh...ini bapak sudah
harus .......
Ha iyo, ini saya harus ohh...ki
mba’e..ohh..ki paija...ohh...nggoleti buku
gede. Ohh...samene...ohh..sesuk iki
tanggal iki dah ada persiapan. Pas
barengan, nde’e nak diparani mesti..wah
aku wis diteko’i. Mesti ngono
2 Intensi untuk
nyumbang:
subyek 1 akan
mencari buku
kalau misalnya orang
yang minta bantuan ke
bapak belum pernah
nyumbang ke bapak,
bagaimana?
Ya.... ya...tangga ya... Ya ndak apa-apa..
Ada persiapan gitu juga
tidak pak?
Ya ada, nak orang sini ya ndak mesti tangan
kosong, mesti ya nyangking.
Kalo bapak kan
kayaknya senang
banget nyumbang pak
ya...
Iya..biasa...ahahahahaa...
Senang, sama orang-
orang...
Ya saya pernah maturnuwun dah... ya
saya.... saya sudah....yo diibaratke dah
seribu orang. Alhamdulillah dah kalong
separo, separo..lha saya kan belum narik
dah nyumbang. Jamane ibu’e kan belum
punya anak kan mulai nabunglah tante.
Namane orang kan dadine dia
mengembalikan, saya kan tinggal separo.
Mengembalikan, mengembalikan dulu, saya
belum disumbang tapi kan udah nyumbang
saya. Kan terus kan saya punya mantu,
hajat kan orang do ngembalike. Jadi kan
selisih kan minimal dah nganulah separo.
Pak, seberapa penting
silaturahmi bagi bapak?
Woohhh....itu penting. Nak sini orange ndak
nganu maksude ndak hari-hari raya kan,
sistem ini ndak ada eleknya. Suatu saat
suatu hari, suatu apapun ya... dahh bagus
silaturahmi tuh. Paribahasane sesama
manusia, lebih bagus orang do salaman, ora
hari raya tok do salam-salaman, jalan
ketemu teman salaman bagus.
Keselamatan di dunia itu assalamualaikum.
Berangkat dari rumah dengan selamat. Tuh
nganu saya ya assalamualaikum,
assalamualaikum, walaikum salam. Niat
ingsun mau nyari nafkah, berangkat dari
sampe tujuan, sampe rumah selamat,
memberikan nafkah keluarga saya. Saya
tante, nak berangkat salam dari rumah. Sak
turunke motor, assalamualaikum gitu. Nak
nganu di jalan ketemu orang yo salaman,
17. 154
salam sampe tiga kali gitu, surat yasin tuh
habis tuh.
Orang yang bapak
sumbang itu ya memang
hubungannya sama
bapak sudah baik?
Ya ndak, ya namanya saya kan dah kasih
orang sini dah tau orang. Trus istri saya ya
orange ya tindak, maksude entengan. Tuh
ya banyak orang ngelem tuh pak toha kok
orang teko kok sregepe ora umum. Nak dia
sering, mesti berangkat tante, PKK dia
sregep, nyumbang-nyumbang, laden ya
sregep. Kan ada sing orang sini sing
wegahh.... ya toh. Tapi nak Ibu emang
dialem orang sregep orange. Nak saya ya
orang sini saya, dadine nak nyumbang ora
umum...hehehe... orang jualan sisa
Subyek memuji
istrinya
Seberapa penting
mereka-mereka yang
disumbang itu bagi
bapak?
Nah itu tali persaudaraan itu. Tali
persaudaraan kan antar silaturahim.
Keakraban orang, namanya orang berumah
tangga, orang hidup bermasyarakat ya toh,
ndak gampang, ana susah senenge orang.
Walaupun ada orang meninggalkan ndak
usah disuruh, orang meninggal, orang
takziyah ki dimana-mana tuh bagus..
Itu bentuk silaturahmi ya
pak ya?
Iya.... bagus..
Itu bentuk-bentuk
silaturahmi?
Iya.. silaturahmi. Ya Allah ana wong mati,
berangkat aja ndak apa-apa. Orange
takziyah, apalagi kalo sampe...tapi kalo
orang sini sama, saya ya mangkat sampe ke
kuburan yo sana nak jauh ya ndak hanya
takziyah doang. Orang nak takziyah sampe
kuburan tuh besar pahalanya. Tapi kan
namanya orang kepentingane kan ndak
nganu toh. Nak Wis ndak ya ndak apa-apa..
sing penting kan dia ke situ mayite belum
berangkat. Nak Ke situ mayite dah
berangkat, rasane ya ndak ngepasi, ya toh.
Carane penghormatan terakhir, untuk
selama-lamanya ndak mau tau kan,
namanya orang meninggal kan gitu.
Kalau dalam tradisi
nyumbang di sini pak,
kalau nyumbang harus
sama ya pak?
Iya..
Berarti mengembalikan.. Ndak, ndak sama. Nyumbang tuh saikhlase.
Nak kayak saya dah maturnuwun kan harus
tuh nyumbang, kewajiban. Nyumbang
limapuluh ribu, nak tante diibaratkan belum
disumbang kan nyumbang berapa kan ndak
apa-apa. Namanya orang dah disumbang
kan misalkan lima puluh ribu. Apa mau
ngimbuhi berapa, mau ngimbuhi sepuluh
apa berapa itu sukarela sendiri ya...
Tapi kalau misalnya
bapak pernah di
sumbang,
Ya...
18. 155
Trus di catat itu ya ada..? Ya di catat di buku gede itu.
Trus yang ada ini,
menjadi seperti beban
tidak pak?
Ndak, ndak...nak itu namanya orang di
sumbang sukarela, dah,....dah kewajiban ya
toh.
Kewajiban? Bukannya kewajiban, tapi naluri lah. Yo kita
wajib bisa dikatakan wajib, ya toh. Namanya
orang hidup di masyarakat kan, orang hidup
susahe itu, hidup di masyarakat ndak
gampang. Nak orang hidup nak gampang
cuma makan, sendiri, keluarga sendiri, tapi
kan gotong royong sesama tetangga, itu sih
bagus tuh.
Ya kewajiban. Namanya orang dah
berterimakasih, dah maturnuwun jenenge
Yang membuat wajib itu
apa pak?
Nak itu kan wajib kan, saya kan dah
disumbang. Ha....carane kan harus
mengembalikan, itu ya namane kewajiban
tu.. dah menerima ya toh. Saya dah
menerima moso saya disumbang tante,
tante punya hajat mesti saya nyumbang toh.
Seberapa pentingnya itu
pak kewajiban itu bagi
bapak?
Lha itu dah kewajiban ya....dah
tanggungjawab lah.. kayak kita diibaratke,
kita menyekolahkan anak mau cari ilmu.
Walaupun pontang panting kayak apa kan
kita mau cari ilmu anak. Walaupun tidak bisa
yo gimana caranya lah... polanya orang tua
itu, harus bisa itu. Itu harus..
Harus? harus...harus...dikembalikan. namanya
orang tuh ya timbal balik. Namanya
kerukunan toh ya. Masa-masa disumbang
orang kok kae ora enek. Ya... ya... orang kan
paling mbatin gitu. Tak sumbang kok ra
nyumbang ya, paling gitu. Tapi mayoritas
orang sini nak nyumbang ya dibalike.
Makane ya wajib ndak wajib. Kalo mau
ndableg ya ndak apa-apa. Tapi namanya
kewajiban orang hidup gotong royong kan,
masyarakat harus gitu. Mengikuti jejak arus
lah.
Ya diibaratke dah kewajiban. Saya sudah
menerima. Harus walaupun ndak punya, kita
harus berusaha bagaimana caranya. Kita
hidup bersama hidup bermasyarakat. Sama
temen-temennya jangan ketinggalan. Sama
temen-temene harus sama. Saling adil.
Wong kita dah ditolong, kita harus
menolong, ya toh. Kita sudah didatangi, kita
harus mbalik didatangi. Gitu orang
namanya. Orang hidup bermasyarakat tuh
ndak gampang. Dah semudah kayak gitulah.
Ora ngulam ngulem ya...nanti dicueki orang.
Alahhh...wong kae ogg... diibaratke kan
saya, diibaratke orang menengok orang
3a
3b
Harapan akan
hasil: mengikuti
jejak arus
Nilai akan hasil
dari nyumbang:
keadilan
19. 156
sakit, ndak memandang uange tuh ndak,
gembira di tengok. Wah Orang sakit ki
ditengok rasane kebang..kebanggaan
hatine ki ada. bangga, seneng, uang
diibaratke sepuluhribu kan meringankan
beban si penderita. Tapi kan kebanggaan
hatinya sing sakit itu, rasane bangga, rasane
seneng gitu. Ndak mandang
wahh...amplope si A seket ewu, si B
limapuluh ribu, enampuluh. Ndak pandang
seperti itu. Nak orang sini. Silaturahim,
menengok orang sakit biar cepet sembuh
sambil ndonga’ake ya toh. Kita sambil
berdoa, oohh.. semoga cepet sembuh..
diibaratke rumah sakit kan rumah bagus,
tapi kan rumahe orang sakit..
Kalau misalnya tidak
dikembalikan, apa salah
pak?
Ya...kita kan jenengen orang kan punya tepo
sliro lah, mawas diri. Namanya kita dikasih,
diibaratke kita benar-benar membutuhkan
dana. Saya kan diibaratke walaupun dah
punya uang tapi kan kita tetep
membutuhkan dana banyak, ya toh?
Kan kita sudah dibantu sama tetangga.
Masa tetangga punya hajat kok kita nggak
mengembalikan ya...tepo sliranya orang
hidup ya bagaimana ya?
Tepo slira itu apa pak? Tepo slira tuh ya mawas diri. Orang harus,
ohh... ya ya aku wis di ke’i A kae, mbiyen
keroyo-royo nyempatke wektu, ibarate ya
toh. Wektu itu uang, tak sempatke sini,
gotong royong. Sopo sing nduwe hajat tuh
membutuhkan ya toh. Kita kan saling gotong
royong. Walaupun sedikit orang tapi kan
saling membantu, ya toh. Namanya orang
ya ndak tau. Namanya orang sing ndak tepo
sliro, mawas diri kan ndak tau. Si A nge’i
kene, kene ra mbalike ya kene ya tuh ndak
apa-apa. Tapi kan orang, namanya orang
kan harus mawas diri kan. Tahu mawas diri?
Aku ditimbalbalike tante. Wah ya tante
nyumbangke neng aku, aku meh mbalike
karo sopo ya? Bar iki kuwi gek ngoten. Tapi
nak orang nyumbang kan yo....ha iyo, kae
nyumbang. Diibaratke, nyuwun sewu ya,
diibaratke ya bukane ndak punya, walaupun
aku ra nduwe tak goleke utang-utang. Cita-
cita meh gotong royong kan guyup karo
tonggo ya..
Tapi nak orang hidup, hidupan tok di
masyarakat ndak tau gotong royong, ndak
tau mawas diri. Diibaratkan tetep orang kan
mbatin toh... lha kae pak toha kok golek duit
ra ketok. Tapi orang kan Cuma mbatin. Rak
diceploske ya toh. Namanya orang kan
mbatin, wong nggolek duit...
20. 157
Nak orang hidup kan gitu. Nak orang hidup
ndak mawas diri. Ndak ikut aruse perjalanan
aruse wong ya nanti dicrita wong ya toh.
Mangkane wong urip ra gampang urip.
gampang angele ki nonggo sanak sedulur
diibaratke nak wong jowo ya toh. Nonggo
ropo doyo. Ohh ki si A nganu aku, tetep
ngikuti jejak. Ohh kae ngene, aku ngikuti
jejak kan gitu. kalo sini orang sekaran kalo
mau mbesan ya orang laki-laki perempuan
ya berangkat sendiri-sendiri. Tapi nak orang
sini nak mbesan patemon sing berangkat
kan orang satu.
Sejak kapan bapak mulai
nyumbang?
Waahh...sejak masih sama ibu’e..belum
punya anak dah mulai nabung, nyumbang-
nyumbang-nyumbang. Jadi sekarang nak
mau mengembalikan kan lumayan dah
alhamdulillah dah separo lah. Sama sekali
ndak pernah nyumbang, nabung dulu
diibaratke nabung. Kalo di toko’i di toko’i
terus ya berat. Dah nyumbang dulu orang
itu, nganu nyumbang. Saya kan belum
mantu, nyumbang-nyumbang-nyumbang. Ni
dah mantu kan dah mbalike sitik-sitik. Nak
nyumbang kene tak balike kan lumayan ya
toh. Ndak keberatan,,,ehehehee....
Subyek mulai
nyumbang atau
“nabung”
bersama istri
sejak belum
memiliki anak.
Dulu waktu masih
mbujang ya nyumbang
pak ya?
Ya nyumbang sama teman mbujang. Lha itu
teman saya ya banyak.
Kalau Bapak sendiri kalo
nyumbang gimana?
Dicatat atau gimana
pak?
Ya dicateti. Saya kan punya buku gede.
Kayak kemarin kan diparani orang. Ohh si
bejo, trus saya nyari mbe ibu’e. Bejo tuh
berapa, ohh lima puluh. Trus ibu’e nyari sing
bojone itu ohh gulane lima kilo sama tehe
satu dus, trus dicolek gini, dicoret dibalike.
Kalau sebelum punya
mantu tuh kalau mau
nyumbang dicatet juga?
Ya ndak, ya saya memang kan tau.
Saumpane dia mengembalikan kan tau
ohh.. nyatane saya disumbang orang,
nyatane. Saya nyumbang nggak dicateti
saya. Nggak..nggak..
Kalau misalnya temen-
temen bapak tidak
datang, bapak tetep
datang?
Datang. Namanya orang jualan ya tetep
ndak ada orang datang, tetep datang.
Namanya orang jualan kan dia malu toh.
Walaupun diibaratke satu persatu saya,
walaupun dia belum dah mantu, dia nggak
nyumbang, saya tetep nyumbang. Cok main
ke sini. Saya malu.
Walau dia nak dari saya do tetep nyumbang
semua. Wahh..orang cok jajan pak toha, kan
tetep ra isin. Kan gitu, ya toh..
Yang membuat malu
bapak apa?
Ya saya...do njajan sini nak kepetukan
saya malu. Ndak apa-apa, saya korban
ndak apa-apa. Demi njaga kedisiplinan.
Njaga jiwa saya daripada saya malu-malu
ya toh. Lha orange nganu...hahh...ndak
3a & 3a Harapan akan
hasil dari
nyumbang:
subyek tidak
merasa malu,
21. 158
apa-apa kalah uang daripada kalah orang,
gitu prinsipe. Ndak masalah.
Jadi walaupun saya menyadari, kan saya
tetep dia mesti kan tetap tak sumbang, dia
kan malu. Akhire kayak minder gitu
lah....oh..ya aku lali, ra nyumbang, pak Toha
malah nyumbang....ehehheheee.... saya
ndak apa-apa.
sehingga jiwa
menjadi
seimbang
Sudah berapa kali pak
nyumbang?
Sudah berapa kali? Waahhh..ndak terhitung
tuh dah tiga ratus orang lebih itu ogg. Kok
berapa kali...ya banyak, ada empat ratus
apa berapa itu ogg. Itu di buku gedhe itu ada
itu. Ki meh kalong separo. Tuh banyak tante
nggak satus rong atus tuh.
Banyak....ehehhee.... wong saya munjung
orang tiga ratus, munjung orang. Tu gek
munjung orang, sini kan sekaran trus
lingkungan disuguhi, dulu sing mbah-mbah
tiga ratus orang, saya munjung orang itu. Itu
sing munjung, belum sing lain-lain..itu orang
sing dipunjung, mesti nyumbang
itu...eheeheeee. itu sing dipunjung belum
lain-lain nak sing lingkungan saya, sing
sedulur kan famili saya kan banyak tante.
Wong dulu kan mbah saya tunggale kan sing
dadi lurah sekaran sini. Jadine familine
banyak sini.
Sudah ratusan
kali subyek
nyumbang pada
orang lain.
Termasuk juga kalau
bapak dapat punjungan,
bapak mesti berangkat?
Ya mesti berangkat. Dapat punjungan,
ada punjungan ya mesti berangkat.
2 Intensi untuk
nyumbang:
subyek memiliki
rencana
nyumbang
ketika mendapat
punjungan
Biasanya kapan bapak
dapat undangan
nyumbang?
Ya...ya biasane ya bulan ni, bulan rejeb tu.
Rejeb ruwah tu banyak. Nak sini kan
biasane gini, nak mantune januari februari
maret. Maret ndak ada orang mantu.
Biasanya kalo maret ada orang mantu,
januari dah masuk. Ini masih kosong.
Minimal kan dua bulan tante. Nak dah dua
bulan nganu, dia dah tau. Kan namanya
orang kan persiapan ya toh. Biasane kan
ndak semua orang punya. Kadang-kadang
ndak punya gitu. kebutuhan orang kan
banyak.
Ada bulan-bulan
tertentu untuk
orang beramai-
ramai
mengadakan
hajatan
Bapak sendiri kalau
nyumbang bagaimana
pak?
Ya kadang dua puluh, tiga puluh ya kadang
kalo ada rejeki ya ditambahi. Kalo saya
orang mantu dari ujung barat sampe ujung
timur saya mesti krungu, wong saya asli sini
ya, ya mesti ya marani. Sini kan ada
patemon, gading, muntal kan sing mangkat
saya, sendiri. Tapi nak daerah sana kan
uang tante, ndak do mbikin gula. Tapi nak
daerah sini, paling minimal lima kilo.
Besaran uang
yang digunakan
untuk nyumbang
22. 159
Patemon kidul telung kilo, rong kilo
setengah, wadai kresek itu ya.
Kalau bapak nyumbang,
adakah sesuatu yang
bapak harapkan?
Ya ndak ada harapan. Saya cuma nganu
pergaulan sing erat. Tau sama tau. Saya
ndak tau si A.. ohh... pokoke ada pergaulan
erat sama tetangga, sama teman. Orang
saya harus datang saya, saya mesti. Ndak
mungkin walaupun saya ndak punya uang,
utang-utang diibaratke gitu. tapi saya tetep
datang, saya. Apalagi saya orang jualan.
Sing kasih undangan berangkat semua.
Sing ra mangkat ya..isin pak Toha.
3a Harapan akan
hasil:
Subyek
berharap bisa
hidup rukun
bersama
tetangganya,
dan teman-
temannya
Ada aturan timbalbalik
dalam nyumbang, apa
tidak masalah bagi
bapak?
Ya ndak, kan kita mawas diri. Lha kowe
nduwe tepo sliro sing apik po ora. Nak kowe
ora mbaleke ya terserah. Maksude wong
kan mawas diri. Namanya orang kan kita
sempurna, diciptakan orang kan sempurna
ya toh. Diibaratke kita orang sempurna
ditimbalbalike masa gitu. walau gitu nganu
kok ndak balas budi. Saya dah dibikin
ngene. Lha itu, tinggal situ dia pemikirane
gimana lah, namanya orang, ya toh. Kalo dia
ndak mau ya ndak apa-apa.
Bagi saya tuh, walaupun saya ndak
disumbang tuh ndak apa-apa. Ndak punya
rasa nganu. Tapi saya nak diundang tetep
saya, diibaratke saya ndak punya uang,
tetep saya utang diibaratke. Nak bagi saya
kewajiban, nak bagi saya. Nak namanya
orang kan ndak tau. Bagi saya gitu.
Walaupun dengan harus
menghutang gitu, bapak
tidak masalah?
Ndak masalah saya, diibaratke saya
nyumbang, ndak dibaleke ndak apa-apa.
Ikhlas, nak bagi saya. Mawas diri, tepo sliro.
Trus saya ya punya pikiran sing normal, ya
toh. Walaupun kayak apa tuh tetep tak
kembalike, saya tuh. Harus walaupun kayak
apa ibarate, tetep saya mengembalikan, ya
3b Nilai akan hasil:
Bapak berarti setuju
dengan adanya aturan
timbal balik itu?
Ohh....setuju saya. Wong hidup
bermasyarakat. Kan saya dah bilang aku
harus mengikuti jejak aruse gitu. tak kira
hidupe sempurna, tenang insya Allah. Orang
muda tuh harus mengikuti organisasi apa di
masyarakat yang ada yang memang umume
ning masyarakat ya toh. Kalo dia uripe ndak
bermasyarakat, tak kira ndak terjaminlah
hidupe.
3 & 3a Sikap subyek
pada tradisi
nyumbang:
Subyek setuju
dengan tradisi
nyumbang dan
ketenangan
hidup
Bapak merasa tenang
sudah mengikuti arus..
Ya alhamdulillah merasa senang. Saya
marahi hidup saya tenang saya, mengikuti
aturan hidup tu. Walaupun kayak apa saya,
ya utang. Trus kan dipercaya saya. Tapi kan
disiplin untuk organisasi kehidupan
bermasyarakat. Mangkanya hidup
bermasyarakat kan ndak gampang. Ndak
jupak jupuk makanan tok ki ndak.
3 & 3a Sikap subyek
tentang
nyumbang:
Subyek merasa
senang bisa
mengikuti aturan
hidup yang ada,
hidupnya jadi
lebih tenang
23. 160
Yang membuat hidup itu
ndak gampang menurut
bapak itu apa?
Ya namanya orang hidup tuh ndak gampang
ya maksude ikut ana temene..ada orang
sakit ndak tau, ada orang kesusahan ndak
tau. Kan hidupkan ndak gampang. Kita kan
diciptakan sempurna, harus tau. Ohh orang
hidup tuh gini. Susah itu, nak orang susah
masa, tau kan sing susah, moro kan. Nak
wong kena musibah harus di
nganu..walaupun ndak seberapa...
Menurut bapak, aturan
dalam nyumbang, timbal
balik, kewajiban itu baik
ndak pak?
Ya itu baik sekali. Tak acungi jempol. Lha
misalkan tante hidup di sekaran ya, kalo
orang tua tante di rumah ora usah
nyumbang, disuatu saat tante punya hajat.
kan suatu saat orang kan tetep punya hajat,
ya toh. Suatu saat tante mesti butuh
pertolongan, ya toh. Wis mesti, orang hidup
tuh wis mesti tante. Ndak mungkin mau
hidup sendiri ndak bisa. Tante mau punya
gawean sendiri, punya hajat nganu sendiri
ndak bisa. Tetep orang-orang tetangga tetep
mbantu ya toh. Walaupun dia ndak punya
uang, tapi dia tetep mbantu tenaga. Apike
piye, sama tetangga...ya sama keluarga
dulu tapi kan merambat ke tetangga apike
ngene apike ngene. Ndak bisa semua
digotong royong sendiri ndak bisa. Ndak
bisa nak orang hidup sendiri ndak bisa,
insyAllah. Orang dipikul, suatu saat saya
dipikul orang ya toh. Masalahnya saya dah
menjalani, bagaimana repote. Nak bikin
sendiri ya ndak bisa, ya toh. Sing masak sing
ngene
3 Sikap subyek
tentang tradisi
nyumbang:
Subyek merasa
aturan
timbalbalik
dalam
nyumbang itu
baik sekali.
Misalnya kebetulan
bapak rejekinya lagi
kurang baik, tapi kok ada
tetangga-tetangga yang
mengundang bapak.....
Yo ndak tau kalo masalah orang-orang lain
ya tante. Kalo saya alhamdulillah. Itu untuk
masalah yang lain saya ndak tau ya,
alhamdulillah ya, bagi kita alhamdulillah
rejeki itu ada. itu nak untuk saya, kalo yang
lain saya ndak tau. Kan kita hatine orang kan
ndak tau, ya toh. Tapi nak bagi kita tuh
alhamdulillah ada. suatu saat itu ada. ndak
tau saya nyeleh wong atau ora, pasti ada.
gitu. Tapi kan kalo orang ndak tau saya ya
toh. Kalo keluarga saya, alhamdulillah rejeki
itu ada. pasti. Apalagi namanya orang mantu
ya, dah dikabari. Ohh kalo mendadak dia
tuh. Kan potensi orang, kan saya jatahe
banyak temen. Dari sragen ada, purwodadi
ada, kramat ada, kabari meninggal, saya
tetep tutup kayak tak anggap bersaudara.
Pernahkah bapak pinjam
uang ke siapa untuk
nyumbang?
Ndak, saya ndak pernah. Belum pernah. Ya
Alhamdulillah, celengan suatu saat kan
orang akan membutuhkan. Ya saya
prinsipnya gitu, saya mengharap tante ya,
nak tante tuh punya ya toh. Kan sudah
diibaratkan gitu. Kan nabrakan yo nak sudah
24. 161
punya sedekah keluarga, ya toh. Saya
nabrak-nabrak yo nak ada. saya sendiri yo
dah keluarga, kebutuhan orang kan sama-
sama banyak, ya toh. Orang kan harus
punya simpenan lah sedikit, suatu saat kan
orang ndak tahu, ehh anakku sakit, kan sing
tak bayar kan ada, ya toh. Kan orang
njagani... Punya Simpenan ya toh..
Simpenan, simpenannya
ibu yang menyimpan?
Iya, orang njagani gitu saya tante. Suatu
saat orang kan tidak tahu, namanya orang
hidup ya. Kebutuhan mendadak, masa ya
saya nabrak.....
Itu ibu pak yang
nyimpan?
Iya yang nyimpen. Saya ngadain aqiqah,
nak ya pas saya lagi ada, saya ndak tega
sampe lah. Walaupun tuh secara perputaran
ekonomi gimana caranya ada persiapan.
Ohh ya untuk itu, nanti nak persiapan untuk
itu ada, alhamdulillah.
Pak Toha sendiri,
selama dalam hidup pak
Toha siapa orang yang
bapak anggap sebagai
orang penting?
Nak saya ndak pandang orang itu kaya,
orang itu miskin saya. Ndak ada orang
penting, bagi saya semua penting. Ndak
ada orang kie tak pentingke, orang kaya,
orang miskin. Saya ndak, tak anggap sama
saja.
menanyakan
perihal orang
penting
Kalo istri pak? Ibu ya sama saja. Saya ndak nganu, ndak
mengasingke, mentirikan orang lain saya
nggak mau. Walaupun orang kaya tak
anggap biasa. Orang kan sama saja. Harta
kan cuma titipan ndak usah dibawa-bawa
ibarate gitu. harta kan suatu saat ilang di
detik-detikan. Diibaratke ya sunami aceh
tuh ada berapa menit? Berapa detik be
ancur ogg. Ada sing cuma harta bendane,
nyawane udah hanyut. Nak Allah sudah
menghendaki ndak bisa lagi. nak saya ndak
mau ogg, orang kaya tak nganuke, saya tak
anggap sama lah. Sama sederajat, wahhh..
oran kaya monggo-monggo tak nganuke,
waahh orang miskin tak asingke,..tak
anggap sama.
Nyumbang tak anggap sama. Kalo bisa
yang kaya ndak usah banyak-banyak, sing
orang miskin ya toh. Memang dia
membutuhkan biaya sing banyak ya toh?
Kakak bapak, termasuk
orang yang penting
dalam hidup bapak
tidak?
Ya kakak saya ya penting. Nak dia dah bisa
ngatasi masalah sendiri. Yo mas
dipentingke, orang tua kan. Kalo saya ada
masalah, ndak bisa ngatasi, minta solusi
sing apike piye mas. Saya sendiri buat apa,
dah bisa sendiri kok, buat apa minta
pertolongan.
Orang yang
penting bagi
subyek:
Kakak subyek
Biasanya kalo bapak
akan nyumbang,
sebelum bapak
Ya kalo nyumbang kan Ibu tetep harus
buka buku. Ya biasa saya kan harmonis
ndak pernah, “pak tilikna buku...,”, “ohh
4 Norma subyektif
25. 162
nyumban, apa yang istri
katakan pada bapak?
ya..”. aku ngopo pak ya, wahh...aku nganu
berase 10 kilo, duite seket ewu, lha kowe?
Aku duit rong puluh. Trus mbok coret,
cetik. Wahh....sedino wong telu, wong
papat,. Mesti gitu ogg....kan ada bukune,
buku gedhe. Ibu’e mesti ngono, ditulisi,
diconteng. Ohh berarti wis mbalike
Apa pak yang biasanya
ibu katakan ke bapak
tentang nyumbang?
Ya itu, nyumbang tuh organisaasi,
pergaulan erat sama warga itu. Wong
orang urip ndak gampang,
3a Harapan akan
hasil
Menurut bapak sendiri,
ibu juga punya pikiran
yang sama?
Ya sama, nak ibu, nak ndak sama buat apa
ibu jauh-jauh laden, rewang, harus kan
punya inisiatif kan rewang. Punya pikiran
yang sama. Nak ndak ya males toh, males
toh rewang-rewang, nyumbang, jauh-jauh
direwangi, bawa pisau, nganterke
munjung-munjung. Nak orang sing ndak
punya prinsip nganuke bagus untuk
persatuan warga kan ndak mungkin
berangkat. Alah wegah. Kan sama
inisiatife.
4b motivasi untuk
mematuhi
Jadi itu yang membuat
bapak semangat
nyumbang?
Ya saya semangate gitu. dua orang harus
sama
Mesti kalo bapak datang
laden, bapak mesti akan
datang nyumbang?
Ya mesti. Nak orang sini, ibu laden, saya
juga laden
Berarti kalau bapak mau
nyumbang ya bapak
mesti rundingan dulu
sama ibu ya?
Iya harus, lho orang hidup tuh harus
rundingan, piya piye pak...
Sama siapa saja pak? Ya sama ibu toh....
Bapak, setiap
mengambil keputusan,
mesti bapak rundingan
sama...
Iya komunikasi, itu keluarga harus ikut.
Komunikasi ndampingi, ini pak ana duit
samene, ini pak ana duit nggo motor, ana
honda beat murah, kancane do tuku motor,
ha yo ana duit samene,
Termasuk juga kalau
nyumbang minta
pertimbangan sama ibu
juga..
Iya...iya toh. Ya harus, wong kan di buku
gedhe kan ada, pak ini bulan samene, ohh
ya.... ki mie samene, gula samene, ya wis
ke’i...
Berarti, ibu ya penting
banget bagi bapak?
Iya orang ki harus nganu, sama keluarga
harus komunikasi. Punya uang sagini,
jaman mbiye-mbiye’an dewe, wah mungkin
bedha, ki dewe, ndak bagus. Seket ewu
uang ndak seberapa, ya toh tapi itu
bermanfaat banyak, ya toh. Berkah,
Selain sama ibu pak,
biasanya kalau
rundingan-rundingan..
Ya...ya...sama ibu, sama keluarga, sama ibu
tok ya....
26. 163
Selain Ibu, orang yang
mendukung bapak untuk
nyumbang siapa lagi?
Ya masyarakat sini kan gitu tante. Namanya
hidup bermasyarakat kan harus saling
tolong menolong
4 Subyek
menganggap
bahwa
masyarakat
adalah pihak
yang
mendukungnya
untuk nyumbang
Bagaimana pandangan
masyarakat menurut
bapak tentang
nyumbang?
Ya masyarakat ya kalo ada orang hajatan ya
harus nyumbang. ya namanya tetangga ya
masa ada orang punya hajat, kita nggak
datang. Sama kayak kalo ada orang
meninggal, masa tetangga nggak datang.
nggak harus nunggu di undang baru datang
kan, harus kesadaran sendiri.
4 Subyek
mengikuti apa
yang
disampaikan
mengenai
nyumbang
Berarti masyarakat
mendukung bapak untuk
nyumbang?
Ya... ya... namanya nyumbang kan
kesadaran sendiri tante....
4 Adanya
dukungan dan
penerimaan dari
masyarakat
tentang kegiatan
nyumbang
Biasanya kalau
rundingan sama ibu, itu
apa yang dirundingkan
yang utama pak?
Ya utama ya itu, kan ada jebret orang
masuk sini, ya ibu, parinem
paribahasane, pak tak carike buku pak
ya...
2 Intensi untuk
nyumbang:
Istri subyek akan
mencarikan
buku catatan
sumbangan
Itu ibu yang nyari buku
biasannya?.
Iya, lha ibu sing buku gedhe. Saya kan bikin
buku, bar mantu bikin buku gedhe. Buku
gedhe itu, si painem katane kan duit, duit
kan sekaran limapuluh tuh diurutke, sing
mbikin orang, saya mbayar orang sana, lha
itu orang kelurahan. Orange nganu yah,
amplop kosong sebagor dibawa ke sana,
isine di dalam dikeluarin. Ohh paijo
limapuluh, limapuluh, limapuluh semua....
tiga puluh, sing tigapuluh, tigapuluh semua.
Dadi kan nak nggoleti gampang. Lha ibu
pak, ohh...ini painem, nyumbang gulane
samene, sepuluh kilo mbe tehe satu kilo
siap, duite duite rong puluhewu. Aku
disumbang seket ewu wae, trus diconteng,
suk ki tanggal ki suk nyumbang pak, kan
gitu. Gitu..
Ohh..ibu yang
mengatur...
Iya, kan ada catetane. Ndak ada catetane
repot. Orang kan ndak tau. Opo ki, Cuma
gula ya...
Berarti bapak, jangan-
jangan tidak hafal siapa
ini namanya..
Ya saya ya nyari..
Ehm... ibu yang mbantu-
mbantu..?
Ibu sing nyari, saya kan.....perempuan,
khusus perempuan. Ngko laki-laki khusus
laki-laki. Ibu kan perempuan nganu’e. Ibu
rampung bar nggoleti nganu sing duite.....
saya kan duit tok. Nak ibu kan sama bahane,
27. 164
Iya... Ibu, ohh,... ki opo? Minyak, minyake opo?
Minyak limalas kilo, rokok rong slop, slop
gedhe. Dah persiapan, dah menyediakan
dana..
2 Intensi untuk
nyumbang:
Menyiapkan
dana untuk
nyumbang
Jadi bapak cenderung
ngikuti catatan buku
gedhe sama rembugan
sama ibu...?
Ha iyo, saya dah nganu....dah...nak nyari
mudah tok. Nak ibu kadang ibarate beras
satu sak, tuku maneh apa pak? Rupane
ono maneh tuh, sa dos teh, dah mulai
nyelengi sadurunge-
sadurunge,...ehehheeee..... sogi
persiapan ini, gitu...
2 Intensi untuk
nyumbang:
Subyek
bersama istri
mulai menabung
untuk nyumbang
Berarti ada enaknya ya
pak kalo woro woro itu
berapa bulan
sebelumnya?,
Ya sebenernya bisa...
Kita bisa menyiapkan.... Ya dah nyiapke, tiap ada orang masuk kan
terus, ibu’e ngontrol buku..
Ehmm.... Ngontrol buku. Ohh...ringan ogg...ngene tok,
ngene tok...
Kalau ibu sudah
mengontrol, sudah
melihat itu, berarti bapak
harus menyisihkan
pelan-pelan gitu apa
gimana?
Iya.... iya, dapat siapa. Ya Alhamdulillah ya
nggak sampai kekurangan, dah ada
persiapan. Tuh sing ngatur memantu ya
harus pinter orangnya ya toh. Orang mau
mantu kan, biasane ndak...ndak ...satu hari
kan ndak mungkin. Biasane ada tiga orang,
ya toh..
Ehmm... Jane kan gitu. Jadi kan nak mendadak,
mumet kayak... namanya orang kan ndak
mesti punya toh. Walaupun saya, saya nyuci
baju sendiri tuh diibaratke uang dua ribu,
ndak punya, ndak punya tenan. Ya toh.
Orang tuh kan ndak mesti. Kebutuhane
orang kan banyak. Pan nyangoni pagi,
nyangoni anak sekolah, anak sekolah ge
mbayar listrik, belanja perhari-hari.
Kebutuhane orang kan, waahh..mbayar
listrik pak, gampang, beli rokok satusewu
pas kebutuhan mbayari listrik seratus ribu.
Sumbangan tiga orang, uange limapuluh
ribu satu orang limapuluh ribu, gulane
sepuluh ribu, wahhh....
Kapan bapak ada
rencana untuk
nyumbang lagi?
ya nanti ya masih lama,...dua bulan lagi.
bulan november di mbak Novi... di sana
deket ogg. Di gang mangga... sini... sebelah
sini... itu menikahkan anak tirinya...
2 Subyek
berencana untuk
nyumbang pada
tetangganya
Bapak nanti akan
membawa apa?
Nanti mbawa beras dua puluh lima kilo...
kalau saya mbawa uang ya seratus atau
seratus lima puluh lah... kan deket... sini
ogg...
2 Subyek
berencana akan
membawa uang
yang cukup
besar karena
yang
mengundang
nyumbang
orang dekat
30. 166
ANALISIS HASIL WAWANCARA SUBYEK 2
Identitas subyek :
Nama : Bu K
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Umur : 67 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Status keluarga : Ibu rumah tangga
Domisili : Asli Sekaran
Agama : Islam
Tanggal 20-11-2016
Pertanyaan Hasil wawancara Koding Analisis Awal
(padatan
Faktual)
Anak pertama usia
berapa bu?
Anak pertama meh podo karo aku. Aku kan
kawine telu las. Umur nem belas tahun wis
duwe anak siji.
Sinten Ropiah. Mbak ropi kae toh sing dodolan
ngarep nggon ku. Nomer loro sing dodol
sayur mburi.
Iki nomor kalih? Mba kholifah..
Mbak siti Mbak siti ya anakku kabeh.. siti kabeh.
Ngundange siti kabeh...eheheee.... iyak ki
sing cilik
Ibu anak ke berapa
nggih dalam keluarga?
Aku anak ke satu dua, tiga, empat. Anake
enem tok. Anake ibuku. Esih kabeh.
Ohh...siji loro, kari lima.. mbak yuku sing ra
ono. Trus adikku sing dodol kae, trus cah
lanang
Ibu asli orang sekaran
nggih?
Asli, asli mbanaran.
Sama bapak juga Iya, asli sekaran kene, sa dusun. Ra adoh-
adoh. Sing adoh ki anakku. Loro
igg...ngono. mbak siti entuke wong tegal.
Wawancara 27
November 2016
Ibu kan asli sini bu
yah?
Aku? Ya asli sini toh..
Ya ibu jadi salah satu
sesepuh di banaran bu
ya?
He’eh..asli...daerah banaran
31. 167
Lha ibu kan dah lama
tinggal di banaran.
Mesti ibu banyak di
undang nyumbang
ini...
Iya toh ya.... iya...
Apa lagi ibu punya
putri banyak
Ohh....nak ngono ke nak nang kene nak
nduwe mantu. Nak mantu toh
buanyak...wis sakitar kene mbanaran ki
paling menuhi. Nganu yo wis nggawa gula,
nggawa beras, ngggawa duit, orang satu
toh. Dadine nak mantu, apa meneh nak
rung mantu, wahh...
Menjelaskan
tentang barang-
barang yang akan
dibawa untuk
nyumbang
Menurut ibu sih
nyumbang itu apa?
Ohh,... itu nyumbang. Nyumbang ya
pinurukunan. Carane pinurukunan, tapi nak
pak kyai ngandani nak pinurukunan mau
niate pokoke ngibadah. Pokoke balik...
maksude nak pak kyai sing ngandani kan
niate moni ngibadah. Nak ngibadah ki kan
entuk kabeh. Wong ngibadah mbaleke,
kuwi jenenge wong kuwi ngibadah. Ora
dibaleke ya ora popo. Dadi diniati ngibadah
ngono. Dadi ra sah grundelan umpomone
ra dibaleke ngono. Tapi ya ora ono. Mesti
dibaleke sing mau.
Mbok ra wong saumah ki nak mantu, gula
sa ton wis iso kok. Gula tok, belum lain-
lain. Sa ton, sa ton setengah iso. Nak rung
tau mantu ya rong ton ya....(tertawa).
Gula tok iku, gula pasir itu. He’em. Nek
orang sini adate ngono.
4 Norma subyektif
Lha ibu niate ibadah
apa nyumbang?
(tertawa)....aku wis tuwa ya..pengin
ibadah..
Ya mesti kan pinurukunan terus. Wis tuwa
ki ya pokoke sekitar kene ra adoh-adoh lah.
Wong daerah kene wis ngebaki umah ogg.
Daerah sekampung, banaran, banaran
tekan tonggolasih sekaran wis ngebaki
omah.
3b Nilai akan hasil
Lha ibu kapan terakhir
nyumbang ibu?
mm... aku awit mbakyune ki sudah
nyumbang. Tapi kan wis narik. Nyumbang
langsung. Aku wis narik ping pat kok. Kan
langsung aku nyumbang terus.
Biasanya kalo mau
ada hajat, tetangga
datangnya berapa hari
sebelum..
Ya iku sing diundang. Diundang kon
ngewang-ngewangi maksude, ngewangi
masak. Yo kare sing ditunjuk diparani kuwi
toh. Sedulur-sedulur. Nak ora ana omonge
ya dia ndak wani. Sini ya bareng-bareng
pas..
Kalo ibu waktu
nymbang seneng apa
nggak?
Ya seneng toh. Mesti ana rejekine. Ya
seneng toh pinurukunane koncone akeh.
Aku ra nggawa gula tok. Nak sing mesti
nggawa gula ya nggawa. Ana sing nggawa
gula ya gula mbe duit tok. Ana sing nggawa
beras ya beras mbe duit tok.
3 Sikap tentang
nyumbang
32. 168
Kalo ibu nyumbang itu,
do’a atau harapannya
ibu apa?
Wis patok pinurukunanlah mbe niate
ibadah. Dadi mbaleke ndak usah
bregundelan ning ati, pikirane. Wis baleke
ra, baleke ra. Kan ono sing ngono kuwi
sing grundelan. Kondangane samene,
mbaleke ra ono. Wong jenenge wong
akehlah... ya ono. Karena wong akeh
dadine ya wis. Wong sing nduwe ra nduwe
kudu nyadari kan
3b, 3a Nilai akan hasil
dan harapan akan
hasil
Ibu senang kalo hidup
rukun?
He’em. Wis ana rejekine, wis ben lah gusti
Allah Ta’alla ya. Jenenge apa kuwi aweh
ya ndilalah rejekine gampang. Mbuh ke’i
sopo nge’i duit, ndilalah rejekine diganti
ketemu ya ngono. Wis pokoke mantep.
Gusti Allah ta alla ki ngerti. Kene ya pengin
nge’i rejeki sing wong kena mantu..
3a Harapan akan
hasil
Nak di sini tuh,
nyumbang dicatati
mboten bu?
Iya, ya dicateti lah. Lha ngko nyumbange
opo. Lha besok kan kudune kan. Nak kene
sprapat..
Lha ibu punya berapa
buku?
Aku? Wahh..aku wis ilang
Itu nyatet sendiri bu
atau ada orang lain
yang..
Ada orang lain. Sing madai gula sing
nyateti, ya ada sendiri. Nang aku ya di
upahi. Lha wong sing tukang masak kuwi,
beras sepuluh kilo, gula lima kilo, duite.
Kuwi sing tukang masak. Kuwi sing masak
wong pira, yoan.
Ibu kalau nyumbang
barang-barang itu pas
kapan?
Ya pas rame-rame. Nak orang dekat ya
pokoke siang-siang sedurunge rame-rame
wis di ter ke. Tapi nak jauh paling ya pas
rame-rame. Dadi iso mangan bancaan..
2 Subyek akan
mengirimkan
sumbangan
tergantung pada
kedekatannya
dengan pemilik
hajat
Kalo ibu sendiri ketika
nyumbang, ada
bedanya ndak antara
orang saudara dengan
tetangga?
Ya nganu kalo saudara kan kalo mau
nyumbang kalo biasa telungpuluh ewu, opo
seket, nak sedulur kan satus mbe karo
gula..
Barang-barane apa
saja ya bu yang
diberikan?
Biasane ya teh, gula, lengo, ana sing
nggowo mi, pokoke macem-macem lah
sing arep digowo pokoke. Tapi aku ora,
pokoke duit karo gula, beras wis kuwi tok
1 Perilaku
nyumbang subyek
pada tetangga-
tetangganya
Itu kalo sama tetanga
bu?
Iya...
Kalo dengan sedulur? Sedulur ya mesti ya
Wawancara 14
Desember 2016
Ya nak ora balik ya wis kene mau wis niate
ngibadah. Koyo sing tak critake wingi
kae...(tertawa). Ngono ya niate ngono kuwi
3b nilai akan hasil
Ibu terakhir nyumbang
kapan?
Ora ana terakhir, terakhire ya angger mati
wis ra
Terakhir nyumbang
itu?
Pertama? Pertama kali? Pertama apa
terakhir?
33. 169
Terakhir kali ini.. ini
kan bulan maulud ya...
Ya ra mesti, ra mesti pokoke mbuh hari,
mbuh hari, bulan apa kalo ada orang mantu
hari tonggo dekat opo jauh ya mesti
diundang. Ki kan rung ana wong mantu
ngko sedelat meneh ngkas
Sinten bu? Sapa ya? Lali ya... oh ya sirin, trus sapa
meneh ya. Ketoke sing rene nembe sirin
tok ketoke, bulan ki ya. September
agustus, apa kuwi..
Desember Kuwi lho apa kuwi cina apa jenenge, hari
cina kuwi apa jenenge
Imlek? He’eh imlek
Iki sirin tok mbah sing Sirin tok ketoke mbe sopo ya aku ki.. tur
kono ki ya pan mantu tapi ya rung, carane
rung, rung nekani lah.. ngko nak harine
kuwi rada cedak apa kurang sesasi, baru
nembe masuk meneh neng tonggo-
tonggone. Ono sing nyedake kurang pirang
dino ngono nggek nggone tonggo-
tonggone, ana. Ki nggone pak lurah iki,
nggone pertelon ki toh ana lurah kuwi sing
ngriasi manten, kuwi wis entuk undangan
malah..
Wawancara 17
Januari 2017
Kalo ibu nyumbang itu
seneng ndak?
Ya kudu hati-hati....kudu digateke tenan.
Ya kan kalo ada bukune kan..
3 Sikap tentang
nyumbang
Lebih berhati-hati
dalam hal apanya bu?
Ya berhati-hati kuwi ya kudu nak wayahe
kuwi, nak kuwi nduwe gawe ya kudu tekan.
Ndelo buku, iki si A, iki si B, berarti aku
kudu teko. Ya nak, nak ra nduwe duit ya
kudu nggolek utang ndisik, nyaur utang
sesuk. Ngono toh (tertawa). Nak saiki ra
ngerti, wong ki ra ngerti. Wong tua di jiguk
gusti Allah, nom di juguk tua ora dijuguke
ya. Kari terserah gusti Allah. Tapi kan kudu,
sing nom kene mau. Podo wae ngilok buku.
Kudu mbalekno
Penjelasan tentag
nilai
Tapi senang ndak bu
perasaane?
Ya... ya... ini wis biasa, wis biasa soale wis
tradisi koyok ngono wis biasa. Ndak
seneng ndak apa ya pokoke wis biasa,
biasa itu. Ya ndak seneng ya ora, susah ya
ora. Wis biasa tekan wis tradisi kayak gitu
ya wis dilakoni. Dijalani....(tertawa). Kudune
dijalani.
3 Sikap tentang
nyumbang
Kalo tradisi nyumbang
di sini seperti itu, kalo
ibu sendiri ketika
nyumbang apa yang
ibu harapkan?
Ya nek tradisine wis koyok ngono ya
nganut-anut koncone ahh. Ora ono sing
diharapke. Dene sesuk kok mantu lanang,
ya ndilalah ana wong teka, mbok ora
dikandani. Umpama ya awit saiki ki ya aku
ki seh nyumbang, rono rene, sesuk nak aku
pengin mbancai anak lanang. Anak lanang
ku kan jeh ana loro toh, pengin mbanca’i
anak lanang. Po ana speaker. Ora ngasih
krungu tekan kono kuwi ya ora. Cuma
4 Tidak muncul
norma subyektif,
yang ada norma
objektif.
34. 170
jenenge opo kae salon jenenge. Trus
nantikan anak lanang kan salon kayak
nggone bu sih ki toh, kae kan nggo
speaker, ngundang-ngundang sak tangga-
tanggane. Bu sih,...kae ohhh...wingi kan
nggone sedulur-sedulur kabeh. Ketoke ya
dulu wis tau mantu. Itu ya rono rono rono.
Nak aku wis tua kayak ngene ki, ya mung
iso sing rumangsa, aku ra ngiro wong siji
sedilik, wong ki ora. Sing rumangsa wis tau
didelei, mbok ketok moni “ohh kae nggone
iku nggone nganu ogg, entuk wong endi ya,
kapan, dino opo, lha ngko dino setu apa
dina minggu, sesuk ning yu kam. Nggawa
gula nggawa, kan ora reti. Cuma kene
butuh persiapan tok. Ana wong teko ra reti,
ora ono wong teko ra reti. Sing kene
persiapan nggo banca’i anak tok.
3a harapan akan
hasil
Itu kan kalo dalam
kondisi ibu yang
menyelenggarakan,
kalo ibu datang ke
orang yang punya
hajat, apa harapan
ibu?
Ohh ngono, harapan ibu ya pokoke
pinurukunanlah. Pinurukunan tapi nak
wong liyo, wong ora sedulur kuwi ya
nggawane cuma uang. Ora nduwe harapan
apa-apa. Sing penting ketok “ohh...ini tau
kondangan”. Wong ki kan mikire kan
ngono. Sing ditekani wong adoh kan, kae
sopo ya sing teko ya, sing kondangan
nggon ku, kae sopo ya. Kono kono kae
sesuk nduwe gawe aku ya tekan kono.
Kono nganu dewe pikirane. Kan kene ora
nduwe pikiran opo-opo Cuma pinurukunan
neleki sanak sedulur ngono. Nak sedulur di
parani ya kudune nggawa duit, nggawa
gula.
Harapane ya kuwi nggone sedulur, pada
wae sesuk ya harapane ning nggone
sedulur lagi ngono. Harapane ki ngono tok.
Nak kae sedulur ku mantu, Aku pernahe
tuwa. Aku nak ning sedulur-sedulur aku
kudu nggawa duit. Sesuk nak harapane
aku pokoke ngono, tapi ora ngarapake
kono mbalek rene ki ora. Ya kuwi sesuk
pikiran dewek, ora ana wong reti. Nduwe
pikiran dewek rono.
Ya paling cuma iku pinurukunan nggone
sanak sedulur, kudune ya aku nggowo iki-
nggowo iki, jenenge aku wong tuwo.
3a Harapan akan
hasil
Seberapa penting
kerukunan bagi ibu?
Kerukunan? Ya kerukunan tuh. Nak sanak
sedulur ya pinurukunan..
Penting apa tidak bu? Penting atau tidak ya, kare terserah sing
penting ki rono, iku penting. Saiki ki kowe
sing penting rono. Soale wis pernah. Nak
rung pernah ki ra masalah. Kenal ya kudu
teko bagen ra nduwe duit ya kudu teko.
Sing penting nganu..
35. 171
Jadi diprioritaskan,
diutamakan orang-
orang yang ibu kenal
dulu ya
Iya... ngono. Carane urip kan ngono. Nak
sing wis mantu ping bolak balik-bolak balik
ki kayak aku ki wis ping papat mantu, iku
anak wedo kabeh. Ya marani wong kabeh,
sebalike saiki wong-wong mantu lanang,
nak kayak aku, aku wis ra marani wong.
Wis patok banca’i, tak banca’i. Ben nak ana
wong teko ditompo, nak ora teko ya ora
masalah, ngono. Nak mantu lanang nak
wis bolak-balik, nak kayak iki kan nembe
mantu mbe ping pisan, gek arep ping
pindho. Dadi piya kudu ngundangi wong.
Soale wonge kan corone wis rono-rono
mbe wong.
Kari terserah atimu dewek wae lah. Atine
dewek kene mau pengin marani sanak
sedulur apa ora, ki terserah iku pikirane
dewek. Nak marani ya marani. Nak ora ya
wis patok banca’ai anake mau toh ngono
wae. Ben ana wong teko ya, ora ono wong
teko ya ben ora ana salahe. Sing penting
kan kene ora rono-rono mrono.
Nak mesti kan, nak cah lanang kene kan
mesti iku mbak, narik.
Dadine wong sing cah nom-nom ki mau do
teko mak ne do tunggu toh yoan. Ya ngono
kuwi cah nom-nom ki mesti narik. Soale
cah nom ya pada wae pinurukunan. Emang
ngono.
Lha orang-orang yang
ibu kenal apa juga
termasuk orang-orang
yang ibu anggap orang
penting?
Ya ra ngono, sing penting baleke ra baleke
ra masalah. Maksude nak teko ya mesti
nggowo mesti ya.. ora njur ora nggowo.
Nak teko ya mesti nggawa, nak ora teko ya
ra nggowo, ngono..
Ibu belajar nyumbang
dari siapa?
Ya sing orang-orang itu toh. Trus sing
orang-orang tua mbiyen do ngono. Lha trus
kan wong tua ku ya ngono, sanduwurku ya
ngono, sangisor-ngisorku ya do ngono. Ya
pokoke tradisi kayak gitu.
Belajar dari ini orang-
orang yang sepuh-
sepuh?
Nak orang-orang yang sepuh ki nak ora
sedulur, adoh nak sedulur.... wong sepuh
melu. Nak cedhak, wong nom, ngko nak
wong cedhak sedulur ya mesti wong sepuh
barang ya melu, ngono. Tapi nak wong
adoh, ora sedulur ora melu. Sing melu
kene mau, mantu ki anakku sing mangkat,
aku ra mangkat, nak ora sedulur. Sak anak
tonggo kene sak ubengan, ya wis sing tuwa
sing enom ya melu. Nek nyumbang, wis
pinurukunane kayak ngono. Apa meneh
wis sedulur meneh sing teko anake teko ya
nggowo, kayak anakku, mbak ropiah, mbak
cholipah engko kabeh ya aku nggowo nak
sedulur. Ya nyumbang duit kabeh
36. 172
Siapa bu yang
mengajari ibu tentang
itu?
Ya ora ana sing ngajari pikirane ki wong
sadulur, aa... sing ngajari ya kuwi sing
nduwe gawe “ ya sesuk rono kabeh
rewang-rewangi nggodok, ngewangi
masak-masak opo sing dimasak, sak ono,
dek ne sing ra ana sing dimasak ya, wis
kumpul-kumpul sadulure nak akeh”.. ngono
ki piye..(tertawa).
Hah mboh ning kono mangan trus balik ra
reti nang kono rewang-rewang gawean
akeh, sing penting kan, sing marah kene
mau wis nduwe ucap kayak gitu. nak
sedulur kuwi..” heh kuwi gare, lha kowe
barang sesuk toh...” ngomongi cah enom,
iyah (nama orang)..” suk rono toh yakk..”
ngko melu mbesan ngaterke mantene cah
nom-nom ngono. Ngko nak wong tua,
“sesuk ngaterke nganu toh yuk, kono
nganu jam iki, suk kowe rono awit dino iki..”
aa... ngko nak dina kuwi rono, ya nggowo
ya nyumbang, lha nang kono ngko peh
ngrewangi ngrajang lombok, meh
ngrewangi opo, opo teko rono tok, teko
wong tok, nyumbang. Wis nggowo gula
wis, trus tekan kono londe opo-opo enak,
kesel balik. Wong nom akeh sing ngewangi
nyambut gawe, wong tuwa balik.
Uwis...wong nom-nom kan sesuk... ahhh ki
kok sregep ning nggon ku, sesuk aku ya
kudu sregep. Ya ngono nak wong nom.
Mbalike kayak gitu. nak wong nom ngono.
Timbal balike emang gitu nak wong nom.
Wong lanang wong wedho, kayak pi’ah toh.
Umpama ya sedulure kok mantu. Ya kayak
munasih, kuwi jeh tunggal mbah, ngko
mantu ana tamu akeh ya ngewang-
ngewangi gulane gowo mlebu trus padahal
kesel toh kuwi, ngewangi gula kuwi. Lha
kuwi jenenge kan wis melu berjuang
nyambut gawe, dadi jenengen laden.
Ya corone ya genti. Nak kene nduwe gawe
ya coro-corene ya ngono. Melu ribut, melu
ribut ngene mau, ana kayak mau. Wis
tradisi kayak gitu..
4a
4b
4
Keyakinan
subyektif
Motivasi untuk
mengikuti
Norma objektif
Saling membantu ya.. Saling membantu he’eh. Nak wong tuwa
kayak aku ngene ki wis patuk tengok-
tengok. Ngko nak ra ana sing nom sing
nampani ngko tak mat ke mlaku ya
tampani, (tertawa) ya wis toh. Nak wong
enom kan ra nganti njagong. Langsung
rono nyedak, langsung tamu tampani,
tampani wis (tertawa).
Ya kene mau ya sing ngandani ya sopo
sing ngundang-ngundang. “ sesuk rono toh
yuk awit dina iki ngewangi nggodok jarang,
37. 173
nggodok-nggodok opo, lhaa kudune ya
teko nggawa gula, nggowo duit. Ora ketang
kono ki tekone pas gawene, sembarang
wis matheng, nak wong tuwa, wong nom ya
diawali. Awit balik seko pasar wis pas yang
wis ngewangi rono, racik-racik, rajang-
rajang, ngoceki opo-ngoceki opo iku wis.
Wong nom kayak kuwi.
Sedulur itu memang
sedulur ikatan darah
apa bagaimana bu?
Ya ndak, umpama mbahne ki nduwe anak
kae, kae ngko nduwe mantu kae, kae kan
sedulur kabeh esih. Mangkane nak
nganake niku, arisan, arisan keluarga. lha
keluarga ki esih keluargane, kae
keluargane, kae keluargane, ngko sa
banaran keluargane kabeh...(tertawa).
Sedulurnya ibu
semua..
He’em. Akeh. Aku ki akeh mbak. Opo
meneh mbahku ki mbiyen ki, mbahne anak
putune sa awit mbiyen kuwi, sekaran ya
ana, mbanaran ono, semarang ono kuwi
awit jaman mbahe. Lha ngko nurun-nurun,
mbe semarang. Semarang nduwe anak
mantu kono endi, lha ngko, lha kan esih
nurut-nurut. Anake semarang nduwe anak
pira, ngko nduwe mantu piro. Kan esih teko
kabeh toh. Ya gitu, dadine ya akeh. Ya iku
nganake keluarga, arisan keluarga.
Nak arisane keluargaa... keluargane
mbahku itu setahun sekali. Wahhh banyak,
uakehhh...wis pokoke mantu meneh. Nak
keluargane bapakku juga iku ora
keluargane iki, jeh sitik keluargane bojo ku
mbe keluargaku. Nak wis moni keluargaku
kuwi, nak keluargane bojoku kan kuwi
seminggu kuwi seminggu sepisan arisane.
Arisan keluarga. kono jenenge sopo, lha
kuwi keluargane kuwi, anak putu sampe
buyut.
Kalo selama ini bu
tanggapan-tanggapa
sedulur itu tentang
nyumbang seperti
apa?
Sedulur kalo nyumbang, ya pokoke ki
sedulurmu, ki sedulurku. Nak ora sedulur
kan ora iso nyumbang akeh toh nak ora
sedulur. Nak wong ora sedulur kan
nyumbange biasa, nak sedulur ki
nyumbange akeh, kan kayak gitu. kuwi nak
ngandake sedulur. Nak ora sedulur ya sing
penting kondangan, sing penting ketok.
Ohhh kae, aku kenal kae, aku diundang
kae ra popo. Harapane ra piye-piye, sing
penting kan kowe wis kenal karo aku. Kowe
wis tau kondangan nang aku. Ora sedulure,
tanggane. Wis tau kenal kuwi ogg.. kae
kondangan ning aku, sesuk aku kondangan
mrono. Ngono tok paling
3a Harapan akan
hasil
Pertimbangan mereka
kalo nyumbang itu ya
Ya pertimbangke. Sedulurkan mesti y
mbawane, mbawa akeh. Gula, duit. Kalo
38. 174
kedekatan apa ndak
bu ya?
ndak sedulur kan paling uang tok. Paling
berapa lima puluh ribu apa tiga puluh
Wawancara 5 maret
2017
bu, bahagia ndak bu
ketika nyumbang?
Bahagia ya. Ya pokoke pinurukunan... ya
pokoke perasaane yaa. Ketokane
bahagiane ya kalo ada y bahagia
...(tertawa). Nek ndak ada ya prihatin.
Senenge ya he’eh ngumpuli. Wong tradisi.
Seneng ra seneng kudu seneng, wong
nyaur utang..
3 Sikap tentang
nyumbang
Harus seneng, berarti
pernah ndak seneng
bu? (tertawa)
Ya kudune ya dicarike... nyari...prihatin
Prihatin itu apa bu? Prihatin ki ya pengin nggoleke pengin gawa
arep mrono rono. Soale wis tau gawe
Kalo nyumbang itu
memang digunakan
untuk orang punya
mantu tok
Ya iya, pokoke kono sifat narik ya
walaupun sunatan walaupun mantu
nganten ya mau dikasih mau ya mesti ada
orang ngasihke banyak. Anut-anut, gitu.
orang sadusun nganu.
Kalo takziyah kita tidak
mempergitungkan
besarane bu ya?
Ndak, pokoke saikhlasnya..
Kalo nyumbang... Kalo nyumbang kan udah dicatat dia. Tapi
umpama wong tua ki wis keputangan akeh,
ndelo buku, ndelo buku “ohh ki wong tua ku
sing iki mantu, wong tuaku wis ora ono, ya
kudu anak sing mbantu”. He’em.. gitu..
Ohh...jadi kalo sudah
meninggal ndak bisa
dianggap lunas bu
ya??
Yo ndak. Yoo ada anaknya kok. Yo mesti
anaknya yang nganu, yang maju. Wong
jenenge pinurukunan.
Ibu terakhir nyumbang
kapan?
Opo bulan ki? Bulan rejeb? Bulan nganu,
bulan februari. Bulan februari ki bulan opo,
bulan nganu ruwah..ehh...jumadil, jumadil
akhir. Jumadil akhir februari, nak jumadil
akhir. Trus nak hari rejeb nak iki bulan
opo? Maret y? Nak maret rejeb yak’e ya...
nak ning jowo? He’em... rejeb
Nyumbang itu kan
sudah jadi tradisi, jadi
memang harus
timbalbalik gitu bu?
He’em..
Apa nggak apa-apa? Yo ndak apa-apa. Memang kayak ngono
kuwi tradisi koyok ngono, timbalbalik.
3a Harapan akan
hasil
Apa ndak keberatan
bu?
Yo ora. Wis biasa tradisi kayak ngono ogg.
Ra keberatan toh..
Pernah nggak dateng
nyumbang?
Yooo... mesti datang. Mesti datang nak
diundang. Nak ra diundang lha kuwi,
umpama jauh barang ya kuwi ora datang
ndak apa-apa. Nak diundang trus ndak
datang ya ndak apa-apa.
39. 175
Apa sih biasanya
niatnya ibu mau
nyumbang itu?
Niate itu ya pinurukunan iku. Sesuk
umpama mbuh arep mantu neh mbuh ora
kan maune dulu kan udah tau gitu. nak sing
belum tau ya teko kena ora keno. Kan koyo
padane sing wis sajejer ku kan wis tau ning
nggonku, sing sa ngisorku kan belum tau
nganu aku, dadine trus kuwi nganu apa
kuwi jenenge nak sejajar ngono kuwi mesti
nak diundang ya mesti teko. Maune
nggowo opo ya kuwi nggowo. Ora ya
mauning ngerti nggowo opo ya pokoke sing
penting nak diundang nggawa gula,
nggowo duit ngono.
Tapi nak sangisore nggon ku kuwi ya
diundang nak sing cah nom-nom kan sing
belum tau aku, aku wis tuwa wis gampange
wis mbuh nduwe renggan neh mbuh ora itu
kan nganu mba kirane keno arep
nyumbang ya nyumbang kuwi tok. Soale
chedak wis kenal aku ya uang tok. Aku piro
paling sithik.
3b Nilai akan hasil
Nyumbang iku nopo
bu kalo dalam konteks
tradisi ni?
Ya pinurukunan iku.
Memberi? Memberi he’eh trus karo carane memberi
iku biar sesuk kono yo. Ngono toh carane
nak memberi ki ndak, ndak memberi cuma
wis tradisi. Wis tradisi kan dadine
gentenan. Ora memberi, ora oh diberi ora.
Apa-apa kono di ya ndak apa-apa,
maksude umpaman weruh ya biasa, ora
ohh diberi. Tapi ya namane ndak memberi
ya, piye yah itu namane ndak memberi ya,
itu cuma pinurukunanlah itu. Pinurukunan
mau, tahu?
Ya kerukunan itu tok, wong sesuk ya
pulang lagi kok, carane gitu kok. Kan
carane pinurukunan iku. Ndak memberi.
Kalo dalam hidupnya
ibu, siapa orang yang
ibu anggap orang
penting?
Kalo aku tuh ya opo ya nak wong sing
orang penting tuh ya yang sing wis pinter
mbak iso memberitahuan apa gitu memberi
pelajaran apa. Apa ya mesti di tut. Kalo
wong biasa-biasa kok ndak dipentingke ya
pokoke yang pinter kaya pak kyai gitu.
Siapa saja yang ibu
anggap orang
penting?
Sing dianggap orang penting? Ya itu pak
kyai itu penting. Soale iso melajari apa sing
ndak boleh, sing boleh itu kan mesti
dibelajarke. Sing orang penting.
4 Norma subyektif
Kalo suami ibu? Ya pokoke mbelajarke kebagusanlah.. ya
nak sholat gaweane, trus pinurukunan,
pengajian wis biasane. Dadine kan wis
ndak dibelajari pokoke tinggal nggolek
rejeki sing halal, ngono tok. Keluarga gitu.
Kalo pak kyai sendiri
pesan pada ibu kalo
Pak kyai itu pesene gini “ ya umpama
nyumbang-nyumbang itu diniati, diniati,
4 Norma subyektif
40. 176
mau nyumbang itu
apa?
pokoke diniati ingsune ngibadah. Dadi nak
niat ingsune ibadah ki nak dibeleke ya kuwi
jenenge pinurukunan, ora dibeleke ora
popo. Tapi kudune ya apiklah. Umpomo
kepetukan kuwi lah kudune wis biasa kaya
sing ngggen maune sing nggen mantu
maksude. Dadi ora ngaceki ngono
maksude. Nak podo karo ngaceki kuwi
mau, dadi aku nyumbang kono yo wis saiki
ra tau takon aku lah ngono kuwi (tertawa)
ora apik itu.
Sebenernya
nasihatnya bagus bu
ya?
He’eh ben ora inget-inget sing udah
kelakon. Trus opo dadi jenenge wong
pinurukunan. Pokoke niate sing ngibadah.
Di niati ibadah nak arep nyumbang kuwi.
Dadi ora iki aku nyumbang sesuk kudune
balik. Kuwi kan carane kayak gitu kan ndak
bagus. He’eh toh? Pokoke diniati ngibadah.
Ibu sendiri setuju
dengan pendapatnya
pak kyai?
Ya pasti setuju toh. Nak aku ki carane
wong bodo. Kan rumangsane bodo kan lha
rung bisa opo-opo kan carane. Lha ada
yang ngajari kayak gitu, pak kyai kan mesti
seneng toh. Mesti seneng.
4b Motivasi untuk
mematuhi
Ibu setujukah dengan
tradisi nyumbang di
sini?
Ya ndelo tradisine dusune kayak gitu,
he’eh. Ikut tradisi toh, ikut kayak gitu ya ikut
terusan. Ya ndak tradisine ngono ya.... ya
ikut umume tradisine piye ya di tut soale
wong sa kampung mesti bersatu.
Berarti ibu tetap
setuju?
Ya mesti toh. Soale sama-sama jalan
(tertawa) he’eh toh. Soale sama-sama jalan
ogg...nggur model sendiri kan mesti
diomong wong “kae wong ra tau kumpul
rene, kae wong ra tau kumpul karo wong
lho” begitu nek wis tradisi kayak gitu.
Kelihatannya ada yang
berseberangan
dengan nasihatnya
pak kyai bu ya tentang
tradisi nyumbang?
Ho’oh. Kan itu kemantepane atine dewek-
dewek. Lha iku kan wis dikandani kayak
ngono, yo atine esih unek-unek kayak
ngono po ora tinggal atine dewek kayak
gitu. sesuk ya malah entuk pembalasan
luwih apa luwih apik, luwih gampange wis
ngomong kayak ngono dosa, lha trus sesuk
ora dosa, gampangane kan sing paling
ketok kan sesuk ning nggone gusti Allah.
Ngono toh? Lha kayak gitu. dadi kari atine
dewek sing di enggo
3b Harapan akan
hasil
Kalo ibu mau
nyumbang ke orang
lain ya sudah
direncanakan
sebelumnya?
Mesti nak daerah sini, orang lain mesti
diparani dulu. Tapi nak ndak kenal ya ndak
nyumbang.
Kalo sudah didatangi,
ibu pasti datang ke
sana?
Ya iya, pasti. Ya gitu. orang jauh mbuh
semarang, mbuh pekalongan mbuh endi.
Kok iki kok sedulurku kono adohe, itu ya
aku tekane kono. Aku malah nggawane
41. 177
luwih akeh nak sedulur. Kayak gunungpati,
kono ra tau nggawake, kene nggawake
mbuh ketang gula, mbuh ketang beras,
mesti nggawa. Itu nak famili maksude.
Kalau sama tetangga Nak tetangga ya nak jauh ya duit wae
Wahh...ibu berarti dah
nyumbang berapa kali
bu?
Wahhh....wis ra keitungan opo-opo. Wis
akeh, (tertawa), tapi ya aku nyumbange
nak saiki paling ya seket ewu. Mbuh ono
wong telu cedhak-cedhak kene ya telung
ngatus keto’e ya, sa sumbangan. Ya iyalah
gulane wae wis pira limang kilo seket, trus
duite seket, satus. Kena wong telung sing
mantu apa ra wis telung ngatus. Satu seket
ping telu, papat seket (tertawa).
1 Perilaku
nyumbang
Ndak masih ada
tanggungan bu di buku
catatan?
Ya ngono. Aku ki wis pada, pokoke mbuh
kie aku utang kuwi mbuh ora, pokoke aku
parani samono, he’eh. Ilang ogg mba,
kobong ya’e. Iya kobong padahal mbiyen ki
sing nyateti ki cah IKIP lho, eh cah
pondokkan ngono.
Mantu terakhir siti ki toh. Mbak siti, terakhir
kan kuwi. Ki cah lanang ra gelem di
mantuk’ke. Aku dadi nak diparani wong
sing penting nggawa duit mbe gula wis
embuh.
Ibu sendiri kalo mau
nyumbang nyateti dulu
ndak ini mau
nyumbang ke siapa?
Ora, ora nyateti. Sing nyateti kono dewek.
Lha ngko nak wis kono tekan nggon ku.
Baru tak cateti. Ora igg, ora ngono. Ora tak
perhitungke, kabeh ki ngono. Ketoke ora.
berarti kuwi nduwe harap nak kayak gitu
toh. He’eh toh. Iki aku nyumbang kono
samene, iki aku nyumbang kono si kae..
kono ki dicatet podo karo ngko di ilok nak
arep nganu, nak arep nyumbang meneh,
nak kene arep mantu kan wis di elok. Lha
ngono kan ora apik. Ning pikiran kan njur
ora ikhlas carane. Kayak gitu. dadi ya
nasibe ya pokoke diniati kene mau ibadah
ndak usah dicateti. Sing nyatet malah kono
sing nduwe gawe.
Dengan niat ibu
ibadah, dadi ibu
seneng?
He’eh. Seneng soale wis tradisi kayak gitu
kan seneng.
3 Sikap tentang
nyumbang
Senengnya gara-gara
tradisi apa gara-gara
ibadah?
Ya sepisan ya tradisi. Sing keduane ya
sesuk menawane sewayah-wayah ko mati
apa mantu kan wis banyak yang ngunjungi
gitu lho. Seneng, he’eh kayak gitu. dadi
timbalbalike wong kene ya nak kumpulane
sering, kumpulane opo mesti dikumpuli
akeh. Kan seneng toh anak tonggo,anak
dulur, ngunjungi akeh kan seneng,
daripada sedikit orange kan (tertawa)
mending banyak. Seneng aku sedulur akeh
iso teka kabeh dadine mangan ra mangan
nak kumpul lha kayak gitu. ketoke ki nak
42. 178
tuwa ki ra di catat kok mbak. Malah sing
nyatet ki kono sing di delehi.
Kalo untuk sunatan itu
nyumbang mboten bu?
Ya terserah sing nduwe. Kalo wong opo
kuwi sunatan kuwi ya seharuse nak wis
sering nyok mantu, sunatan ya kare
disunatke tok.
Berari sebenarnya
boleh bu sunatan
ngundang orang?
Ya mesti toh, ngundang orang. Kalo
nyumbang, kari terserah nganune. Lha
wingi sing wetan kuwi sunatan toh. Aku
diparani ora nono pathok nyumbang seket
ewu. Cah nom kuwi ogg.. cah nom dadine
kan aku, cah-cah wis do nggowo gula
kabeh. Tapi aku wis pathok nge’i duitlah.
Kan umpama werah weruh mben dina kan
ra isin ngono lho. Carane kan isin. Ya risih
toh. Apa meneh kono mantu, aku kok ora
nyumbang, isin toh. Ning pikirane ki wis
terus isin neh nak weruh.
Isin kayak isin yo pokoke isin karena iku,
karena awake tanggane mantu kok ya ora
diparani... ngono kuwi. Isinne pikirane kaya
gitu.
Ndak enak y? Ndak enak, he’eh ndak enak. Dadine isin
toh yoan. Nak isin trus meh ngomong-
ngomong sing lain-lain opo umpomo
ngomong opo kan wa ni pikiranne. Wis
kadung malu kene mau. Konco cedhak
tapi. Nak adoh ya ra ngerti.
3a Harapan akan
hasil
Lha bu rasa isin, ndak
enak itu...
Pikirane tukul dewe
Muncul sendiri bu Ya toh, he’eh. Kan kenal. Nak ora kenal ya
oran isin toh. Mula kenal dadine rasa malu.
Kan pikirane nduwe ngono. Dadine rasa
malu. Ya ketang ra nggowo, kono rung tau
ndeleh aku. Gampangane rung ndelehi
gula, rung ndelehi duit. Tapi rasa malu ya
akhire ya pathok nyumbang duit tok. Mesti
malu..
Nah kalo sudah bisa
nyumbang itu
perasaannya gimana
bu? Lega?
Ya lega toh. Ora isin ogg. Isine ilang
(tertawa). Malune ilang ya wis biasa
3b Nilai akan hasil
44. 180
ANALISIS HASIL WAWANCARA SUBYEK 3
Identitas subyek :
Nama : Bu M
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Umur : 49 tahun
Pendidikan terakhir : tidak sekolah
Status keluarga : Ibu Rumah tangga
Domisili : Asli Sekaran
Agama : Islam
Tanggal 20-11-2016
Pertanyaan Hasil wawancara Koding Analisis Awal
(padatan Faktual)
Ibu M asli sekaran sini
ya?
He’em.
Ibu kan, asli sini,
sudah punya anak,
mesti sering
nyumbang bu ya?
He’eh.. ya iya...nyumbang terus. Nyaur utang
terus.
Kalo bagi ibu sendiri,
nyumbang itu apa sih?
Nyumbangnya ya ada beras, 1 prapat kilo,
satu sak tu lho.. beras, ya kadang ya gula
sepuluh kilo sama teh satu box trus ya apa
ada minyak, trus ya gula aren. Gula aren tu
lho? Kadang ya sepuluh kilo gitu. kalo
minyak goreng itu toh, yang kemasan itu.
Kadang ya itu sepuluh bungkus. (tertawa).
Trus rewang-rewang. Kalo deket kan
rewang-rewang. He’eh
Berarti makna
nyumbangnya sendiri
apa bu?
Ya nyumbangnya.. ya nyumbang tu uang..
ya.. nyumbang bahan-bahan ya gula, beras,
kadang ya ada kainnya, bakal. Ya mungkin
ya kalo saudara ya komplit, gitu. kalo
nyumbang ya....y sukarela lah. Lha wong
jenenge nyumbang ya kadang lima puluh,
kadang seratus ribu, ya kan gitu. kadang dua
puluh, tiga puluh. Orang banyak kan
kemampuannya lah mbak soalnya....
Dua puluh tuh ya orang biasa. Orang biasa-
biasa. Kalo orang nganu kan terdekat kan
nggak mungkin duapuluh (tertawa). Mungkin
ya paling limapuluh, seratus gitu.
45. 181
Uang itu ya nanti plus
barang atau uang saja
bu?
Uang uang... ya plus ada barangya. Aa....
gitu mbak. Mbawa barang ya mbawa uang.
Gitu nak nyumbang. Jadi ono uang ono
barang gitu. ya mungkin ya kalo yang nggak
punya ya keberatan. Kalo orang punya ya
mungkin biasa-biasa aja (tertawa)
Kalo nyumbang
sebanyak itu apa
nggak saya bu?
Ya kan kemampuannya sendiri mbak,
kemampuan sendiri. Mau balik ya silahkan,
ndak balik ya silahkan. Kan gitu
Berarti dengan kata
lain Ibu mampu?
Ya.. ya... kalo mampu ya mampu... kalo ndak
ya ndak..(tertawa). Kalo ndak mbalik, misal
dah bawa, ndak mbalik ya ndak apa-apa.
Ndak pikiran saya minta di rumahnyanya y
ndak. Itu dah ikhlas lahir bathin mbak carti.
3 b Nilai akan hasil
Ibu termasuk orang
yang mampu berarti
ya?
Ya ndak ahh.. ya.. ya pokoknya kalo ada
orang mantu ya bisa nekani lahh. Bisa
mbawa kan gitu. ya di arani mampu ya ndak,
di arani mampu ya iya. (tertawa). Kalo nggak
mampu kan nggak bisa mbawa, nggak bisa
nyumbang. Kan gitu mbak...(tertawa). Kok
aneh-aneh.
Bu bahagia ndak bu
kalo bisa nyumbang?
Ya bahagia. Kalo ada uang, ada barangnya
mungkin bahagia. Seneng bisa nyumbang
saudaranya kan gitu. kalo ndak mampu kan,
kalo ndak bisa kan rasanya kan gimana kok
ndak bisa datang, kan ndak ada uang, ndak
ada barang. Kan gitu. dimakan wae nggak
ada, kok nggo nyumbang. Kalo yang
dimakan ada, nyumbang ada, berarti kan
bahagia...(tertawa)..
3 Sikap tentang
nyumbang
Selama ini sama bu? Ya sama..
Sanggup bu ya? Ya wis pokoke setiap ada orang mantu ya
Ibu ndak pernah ngeluh, ndak pernah apa.
Ya bisa datang. Bisa mbawa..
Ibu datang, karena
diundang atau
Ya diundang, ya diparani sini kok nyumbang,
kayak gitu. misal gini, mbak carti mau mantu.
Trus ke sini. Saya mau mantu, besok, kan
gini. Kalo Cuma diundang, dikasih undangan
ya.. datangnya ya sukarelalah, mungkin kalo
ibu kan sudah mantu, mbak nia dan mas
ripin. Kan ada buku. Ada buku ni kan tulisan,
tulisnya ini mbawa berapa, nganu berapa gitu
mbak. Dadi ditulis, uang ya ditulis, bahan ya
ditulis.
Misale kayak mbak carti nyumbang ibu toh,
gula sepuluh kilo teh satu dos. Ya besok ya
mbak carti mantu, ibu ya datang ke sana ya
mbawa gula sepuluh kilo, teh satu dos apa
uangnya berapa gitu
Nah kalo yang ijo-ijo ini dah kembali.. nganu
besok kan ibu dah ndak mantu lagi, dah
habis. Kan gitu, kalo ada nama di sini ya ibu
usaha tetep mbawa di sana gitu. kalo sudah
digini, ibu ndak mantu, udah ndak di sini
46. 182
barangnya, uangnya ya ibu ndak di sana,
ndak bawa.
Kalo misalnya dia
ngundang lagi
bagaimana bu?
Kalo ngundang lagi, ndak bawa. Dah selesai,
dah clear, ya Cuma ya mbawa uang. Mbawa
uang ya semampunya tiga puluh apa dua
puluh gitu..
Ehm..beda Beda waktu itu saya. Tadi itu ibu kalo ada
orang mantu ke sini, ya itu lihat itu dulu. Ya di
giniin, dibukain semua.
Di sini kan kalo mau
mantu biasanya
mendatanginya
sebelum acaranya
dimulai, sebulan apa..
He’eh...ya nganu, sebulan he’em. Jadi
sebulan sudah datang di sini. Ya pokoknya
orangnya ke sini, ibu langsung buka ini. Ada
atau ndak, kalo ndak ya besok usaha. Kan
gitu toh mbak.
Berarti ini ya jadi
pertimbangan ibu kalo
mau nyumbang gitu..
He’em.. sudah dipersiapkan butuhnya apa
aja, kan gitu
Selain ini bu,
persiapan ibu apa
saja?
Selain ini? Ya kalo ibu mau mantu lagi, ibu ya
usahane ya mbawa beras satu sak, trus gula
ya lima kilo apa sepuluh kilo ya
kemampuannya ibu lah gitu. ya sumbangan
ya sak mampunya ibu apa tiga puluh apa
lima puluh gitu, kemampuannya ibu. Kalo
saudara ya ndak gitu. kalo saudara ya dua
ratus, tiga ratus, kalo saudara deket.
Kalo tetangga ya dua puluh, tiga puluh. Kalo
tetangga deket kayak bu nasir ya nggak
mungkin toh tiga puluh
2 Intensi untuk
nyumbang
Berarti ada
pembedaannya bu y?
He’em.
Berarti kayak ada
mengembalikan gitu?
He’em. Ya mengembalikan ya harus, harus
mbak carti. Harus ada kembalian ya
nyumbang lima puluh ya harus lima puluh
nyumbangnya. Kalo dah keputangan, kalo
misale ibu dah apa, dah nompo, kan ibu
terus itu nganu buku itu, lihat buku. Misale
kayak mbak carti ke sini mbawa gula sepuluh
kilo kan ada tulisannya, gula sepuluh kilo.
Teh satu dos, umpama uang, uangnya
seratus ribu apa lima puluh ribu ya itu ada
tulisannya di sini. Ya ibu mbawanya ya gitu.
Kalo dilebihi ndak apa-apa. Kalo dikurangi
jangan. Nggak boleh mbak, nggak boleh.
Harus itu.
3a harapan akan hasil
Seberapa penting bu
itu catatan atau
pengembalian itu bagi
ibu?
Ya penting sanget, penting sanget ya. Perlu.
Pokoke penting sanget, perlu ya. Ndak
datang kan nanti diomong orang gitu mbak,
orangnya pada ngomong tuh
3b Nilai akan hasil
Apa yang membuat itu
penting bu?
Ya udah tradisi itu ya penting ndak penting
(tertawa). Wong udah tradisi ogg. Ya tradisi
itu ya harus mbawa, kalo ndak bawa ya malu
kan gitu mbak. Dah tradisi kan misale kaya
ibu kan kok nyumbang ndak mbawa kan
malu rikuh, datang tok cuma mbawa uang
3b Nilai akan hasil
47. 183
kan carane risih lah gitu. carane dah umum,
carane dah tradisi itu. Ya mesti harus
mbawanya
Apa arti tradisi bagi
ibu?
Tradisi itu dah umum, he’eh nyumbangnya
gitu. ndak bisa di wah-wah..
Berarti apa karena
tradisi, ibu akhirnya
tetep?
Ya tetep mbawa tetep harus, harus mbawa
...(tertawa). Nanti kalo ndak mbawa ya malu.
Kadang temen-temennya iya, “mosok ndak
mbawa”, malu toh mbak?. Ya misale kayak
ibu ya, misale dulu ibu kan mantu, orangnya
tuh di sini, ke sini ndak mbawa. Trus di sana
mantu, ibu ada rejeki mbawa y ndak apa-
apa. Ikhlas lahir batin. Ndak pulang, balik ke
sini lagi ndak. Ibu udah ndak mantu, dah
habis. Dah ndak punya anak lagi, mantu
siapa, mantu bapak. Mantu putunya ya wong
dah ada bapaknya, dah ada ibunya kan ndak
mungkin toh.
3b Nilai akan hasil
Harapannya ibu waktu
nyumbang apa?
Ya harapannya kalo ibu nyumbang, besok
kalo ibu mantu kan gitu, kan bisa mbalik sini.
Kalo ndak, ya ndak apa-apa mbak sarti.
Misalkan mbak sarti tak bawa kan ibu, terus
mbak sarti ibu mantu, mbak sarti ndak bisa
mbawa apa-apa, ya ndak apa-apa. Ndak
apa-apa. Trus ibu ya ndak mungkin mbak
sarti kok tak bawakan gula, ndak...ndak gitu.
ya udah ndak apa-apa. Ikhlas lahir bathin. Ya
memang mbalik di tempate ibu, memang itu
rejekine ibu itu (tertawa).
Di sini tuh tradisi. Ya mungkin ya kalo rata-
rata biasa ya kemampuane ya empat kilo,
lima kilo ya ndak apa-apa. Kan ndak kudu
banyak. Kudu banyak, ndelo kemampuan toh
mbak, kemampuan sendiri-sendiri. Misalnya
kalo makan, bisanya tahu tempe, ya ndak
apa-apa tahu tempe, kan gitu mbak,
seumpamanya kan gitu...hehehheee
3a Harapan akan
hasil
Kalo mau nyumbang,
biasanya ibu
rembugan sama
siapa?
Nggak, nggak rembugan sama siapa, nggak
sama bapak, sendiri. Ndak pernah nganu tuh
mbawa apa, ndak. Ya misale berangkat ya
beli sendiri, dibawa sendiri sama mas ripin
kayak mbawa gula ya sama mas ripin,
mbawa gula ya sama mas ripin. Ndak pernah
sama bapak. Ya nak deket ya bapak ya bawa
ke sana. Misale kaya bu munasih, bapak ya
nganter mbawa ke sana ndak apa-apa, wong
deket gitu
Kalo misalnya nggak
mampu harus
dimampu kan?
He’eh...harus..harus.. harus mampu kalo dah
ada gininya, kalo ada ininya, tulisannya di
sininya orangnya harus... harus mbak,, harus
mbawa..hehehheeeemmm...
Bila pun ndak makan ndak apa-apa buat
kondangan. Hehheehehehee... untuk
nyumbang, misalnya. Tapi ya ndak pernah
48. 184
mau kondangan ki ndak makan. Yo ndak
pernah yo,..harus dah makan
Trus mau berangkat ya ada rejeki, bisa
nganu, bisa datang.
Tapi kalo misalnya ibu dah ndak ada, dah
meninggal, bapak dah meninggal, tuh
anaknya. He’em yang neruske anaknya. Mas
ripin atau mbak nia
Selama ibu mengikuti
tradisi nyumbang,
pernahkah dapat
pengalaman yang
kurang mengenakan?
Ya bisa, ya ada.,.tapi ya kadang-kadang ada.
ya maksude ya bukan ibu. Ibu ndak tau ya
ndak tau. Tapi ya kadang-kadang ada orang
gini “kae lho tak gawake gula segini, pulange
segini, ya ada”..
Tapi nak kayak misale ibu tau kan bisa di
bilangi, “niat udah ngasih orang ki jangan di
ucapkan lagi, ikhlas lahir bathin. Kan bisa tak
bilang gitu mbak. Bisa bilang gitu. kalo ibu
tau kayak misale koyo mbak sarti dah usah
kemana-mana lama y. Mbak sarti tak bawake
gula sepuluh kilo, trus ibu ke tempatnya
mbak sarti kok mbawa delapan kilo, trus
mbak sarti kan bisa bilang sama temennya,
trus temennya bilang, bilang, bilang kemana-
mana.
Lha trus kalo bisa di pethuk mba sarti sendiri
kan bisa diomongin kayak mba sarti “ jangan
gitu mba sarti” kan gitu. ini kan carane nganu
mbak corone diambil intinya ya. “jangan gitu
toh mba sarti, moso wis nyumbang lahir
bathin kok jeh diomong. Opo memang kowe
ngutangno. Nek ngutangno kan kene wajib
nyaur utang mbak. Lha kowe mbawa kan
kemampuannya sendiri. Saya ndak utang.
Misale kayak mbak sarti, “mbak sarti saya
utang beras sepuluh kilo. Lha itu harus
mbawa sepuluh kilo. Kan gitu nyaur utange.
Misale bukan barang, uang satu juta. Mbak
sarti saya pinjam uangnya mbak sarti satu
juta ya.. iya bu. Kan mbak sarti kan harus
kembalinya kan gitu. dulu kan bu mudrikah
pinjam uang di saya kan satu juta, mosok bu
mudrikah kon kembalikan tujuh juta opo
delapan juta opo tujuhratus kan itu ndak
bener. Itu harus diprotes. Gitu lho mbak.
Kalo orang mantu ndak bisa mbak sarti..
misalnya mbak sarti di tempatnya ibu mbawa
gula atau beras satu sak, trus ibu ndak
mampu ke tempatnya mbak sarti. Itu ya ndak
bisa mbak sarti mau k sini mau “kok tak
bawakan beras satu kantong kok kamu
nggak di tempate saya kok ndak mbawa”. Itu
salah mbak sarti. Kan mbawa sendiri, nggak
ada yang akon, nggak ada yang bilangin
kamu besok bawa beras di tempatnya saya.
Nak saya njawabnya “utang” itu harus
49. 185
mbayar utangnya. Kalo orang kondangan
nggak bisa mbak. Kalo orang kondangan
nggak bisa digituin.
Kalo begitu berarti
seharusnya kan ndak
ada istilah
“keputangan” dong
bu?
Iya... maksude kan ni orangnya ndak
mampu. Lha terus mbak sarti kan ndak bisa
protes di tempatnya saya ndak bisa gitu,
ndak bisa. Soalnya kan ndak ada
tembungjawabnya. Kan mbawa sendiri. Gitu
mbak sarti.
Lha kalo ada
catetannya?
Kalo ada catetannya lha kudu harus mbak.
Kalo ada catetannya di sini gitu. harus
mbawa.
Misalnya kok nggak mampu misalnya, ning
yo kan orang kan ada yang mampu, ada
yang nggak mbak. Misalnya kok dah ada
yang keputangan, misalkan diparani mbak
sarti, ibu ketok gagah, semangatlah.
Tekannya mbak sarti gawene datang, kok ibu
nggak bisa datang kerana sakit. Kan gitu,
halangannya kan nganu mbak, nggak bisa
dipastikan. Intinya gitu mbak sarti.
Yo seneng ya ndak, ya bahagia ya
ndak..(tertawa).
Yang membuat
bahagia apa bu?
Yang mbuat bahagia? Ya untungnya mantu
kan banyak. Ohh itu bahagia. Lagi untung,
lha pas kesobekan....nggak untung, kan
susah (tertawa). Nggak bisa datang, nggak
bisa datang orangnya.
Ya itu nggak bisa dianggap utang mbak.
Wong itu bawa sendiri. Jawabnya bukan
utang.
Kalo sampai ada
istilah keputangan itu
bagaimana bu?
Ya istilahnya keputangan, yo kalo ada anak,
ada suami harus mbawa mbak. Kalo
memang ada. kalo memang nggak ada, kalo
kemampuannya nggak ada ya nggak ada.
Ning tapi kalo dah keputangan ya harus
mbak sarti, harus mbawa
3b Nilai akan hasil
Pernah ndak ibu tidak
datang, padahal
sebelumnya ibu
pernah di sumbang?
Itu ndak pernah. Ndak pernah, musti
harus datangnya. Misalnya kok mantunya
hari minggu, ibu nggak bisa datang.
Datangnya hari selasa nggak apa-apa, sabtu
ndak apa-apa, pokoknya datang.
Apa yang membuat
ibu begitu mematuhi
tradisi ini?
Ya dah umum, dah orang jaman dulu ogg
mbak mungkin. Itu kan wis awit jaman dulu
mungkin. Trus anak putu kan trus turun
tinurun toh mbak. Ndak ada habisnya. Trus.
Jadi nggak bisa distop. Ya ini di wilayah
sekaran-banaran gitu, dah tradisi.
Ada nggak yang ibu
khawatirkan dari tradisi
ini?
Nggak, nggak ada. baik-baik aja. Tenang-
tenang aja.
Ya hati-hati mbak, hati-hatinya jangan sampe
kurang dari sumbangan itu. Kalo bisa
dilebihin ndak apa-apa.
3 Sikap tentang
nyumbang
50. 186
Bu, biasanya kalo di
sinikan suam istri
nyumbang dua-
duanya, biasanya
bapak dan Ibu bawa
apa?
Bapak bawa uang, ibu ya bawa dua-duanya,
uang sama barang. Ya datang sekalian lah
mbak carti. Ya kalo orangnya datang
sekalian, ya didatangi sekalian. Kalo
orangnya datangnya satu ya, datangnya
satu. Nggak semua sepasang-sepasang ya
ndak
Ketika akan
menambah
sumbangan, apakah
bapak juga diajak
rembugan bu?
Ndak, pokoke apa-apa sendiri. Ndak pernah
rembugan sama bapak.
dari sekian banyak
orang yang pernah ibu
sumbang, siapa orang
yang ibu anggap orang
penting?
Ya mungkin saudara lha mba. Kan misalnya
saudaranya bapak, saudaranya ibu kan bisa
ditambah. Kalo orang lain ya ndak.
kalo untuk nyumbang
sendiri, biasanya ibu
merencanakannya
bagaimana?
Ya rencanakannya ya mau berangkat beli
bahannya. Beli bahan terus berangkat. Kan
dah dikasih tahu. Satu bulan dah ke sini. Lha
ini tanggal berapa. Kalo sudah nganu ya
berarti berangkat (tertawa).
2 Subyek berencana
untuk membeli
bahan persiapan
nyumbang saat
akan berangkat
nyumbang
Kalo tetangga dekat
ibu tidak berangkat,
ibu tetep berangkat?
Ya tetep berangkat, harus....harus berangkat.
Soale dah tradisi. Kalo nggak ya nanti lihat
orangnya ya malu. Malu toh mbak sarti, kan
begitu....
Berapa orang, paribahasane... orang, uang
kok lima puluh ribu, terus kok nggak
berangkat, mau ketemu di pengajian apa di
jalan kan bisa malu.
Malu tuh rasa malu ya gimana ya rasa malu
tuh ya gengsilah, gengsi opo kayak gitu. kok
nggak nyumbang kan rasa malu nggak
datang. Corone kepethuk orange kan malu.
Corone kayak mbak carti punya mantu, lha
ibu dah kenal toh. Lha masa ibu nggak
datang, kan ya ibu nggak enak toh. Kan gitu
mbak sarti. Harus datang.
3b Nilai akan hasil
Kalo di sekitar sini, ibu
punya temen deket?
Deketnya gimana?
Ya sahabatlah begitu? Ya deket, tapi nggak deket banget kan nggak
enak toh mbak. Kalo dekat banget ya ndak
enak, kalo jauh banget ya ndak enak. Yang
sedang-sedanglah
Di sini kan ibu
kelihatannya dekat
dengan beberapa
tetangga, apakah kalo
mereka tidak datang,
ibu tetep datang?
Ya tetep datang..tetep datang. Harus...
harus... kalo orang punya mantu harus
datang. Ya orang susah ya orang mantu ya
harus datang. Nak orang susah ki ya pokoke
ya datang, tapi kan nggak kayak orang
mantu.
Orang susah tuh yang
kayak apa?
Orang susah tuh ya sukarela lah. Banyak ya
ndak apa-apa, sedikit ya ndak apa-apa. Kan
ndak harus banyak, gitu. nak orang mantu
51. 187
kan harus ada tulisannya. Harus ada
bukunya. Sekian-sekian kan gitu. harus itu
mbak sarti..
Orang susah tuh apa
kayak takziyah itu?
Iya....iya takziyah..takziyah kan sukarela. Ya
misalkan banyak ndak apa, misalkan sedikit
y ndak apa. Kan harus datang, orang susah
Kalo nyumbang itu
sebenarnya untuk
orang mantu tok, apa
sebenernya orang
sunatan ya juga?
Ya harus, harus nyumbang. Sunatan ya
harus nyumbang, mantenan ya harus
nyumbang..
Namanya tetep
nyumbang bu
Iya....namanya ya tetep nyumbang...
Tetep dicatat juga? He’em. Ya iya...(tertawa)
Menurut ibu, siapa
orang yang dianggap
penting dalam
hidupnya ibu?
Ya ketoke semua penting mbak (tertawa).
Semua itu siapa saja? Ya temen-temennya. Ya temen ya saudara
kan gitu. nak orang mantu orang nyumbang
ya semua penting, nggak bisa diremehkan,
gitu..
Kalo bapak bu? Ya nak bapak tuh ya nak ibu dah berangkat
ya ndak berangkat ndak apa-apa. Ya nanti
bapak ya kirim. Nggak bisa datang ya dikirim
nyumbang, gitu.
Kalo teman-teman
dianggap orang
penting, biasanya apa
yang mereka katakan
kalo ibu mau
nyumbang?
Ya kalo belum mantu, mau nyumbang
sukarela ndak apa-apa. Ibu carane dah
mantu, mbak nia. Tuh catetannya di sini
seratus ribu ya seratus ribu, ndak bisa
dikurangin. Umpamanya gula lima kilogram,
ya lima kilo nggak bisa dikurangin. Harus
tetep nepati janjinya gitu. ndak bisa njoan-
njoan. Nanti kurang sedikit diomong-omong
toh mbak carti.
Misalnya di sini mbawa sepuluh kilo, terus bu
mudrikah mbawa ke sana lima kilo. Trus ya
diomong-omongkan orang.
Apa yang diomongkan
orang bu?
He’em. Tak gawake sepuluh kilo, nggawake
lima kilo. Kan gitu nggak enak mbak. Kan
harus nepati janji toh mbak. Harus itu apa
adanya di situ dibawa. Mau luwih ya ndak
apa-apa. Malah bagus
3b nilai akan hasil
Apa yang membuat
teman-teman dan
saudara itu penting
bagi ibu?
Ya harus penting, harus penting wong orang
mantu ogg (tertawa). Orang mantu ya harus
penting
Kalo mereka ndak
mantu??
Kalo ndak mantu ya ndak ke sana. Nggak
nyumbang, lha kok nggak mantu mau
ngapain. Kan nyumbangnya kan kalo mantu.
Bareng-bareng bu ya? Ya bareng-bareng ya temen-temen.
Yang dibicarakan apa
bu biasanya kalo
dengan teman-teman?
Ya ndak ada bicara-bicara apa, ya “kowe
putangan piro?” Caranya kan gitu. kowe
putangan piro, duit piro kan ngono mbak
carti. Kan umpamane.