SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
Télécharger pour lire hors ligne
KONSEP KBK




1. LATAR BELAKANG KBK
  A. Masalah
  -   Mutu Pendidikan rendah : Indonesia berada diperingkat 109 sedangkan Malaysia
      berada di peringkat 61 dari seluruh jumlah negara-negara di dunia ini. Kondisi
      tersebut dilaporkan oleh Depdiknas (lihat: Sindhunata (ed), Membuka Masa
      Depan Anak-Anak Kita, Mencari Kurikulum Pendidikan Abad XXI, Yogyakarta:
      Kanisius, hal. 218).
      Hal ini disebabkan :
      a- Pendidikan diselenggarakan untuk kepentingan penyelenggara bukan untuk
         peserta didik
      b- Pembelajaran diselenggarakan bersifat pemindahaan isi (content
         transmission)/ Tugas pengajar hanya sebagai penyampai pokok bahasa.
         Mutu pengajaran tidak jelas karena diukur hanya daya serap sesaat yang
         diungkap lewat proses penilaian hasil belajar yang artifisial. Pengajaran tidak
         diarahkan kepada partisipatori total dari peserta didik yang pada akhirnya
         dapat melekat sepenuhnya dalam diri peserta didik;
      c- Aspek afektif cenderung terabaikan
      d- Diskriminasi penguasaan wawasan terjadi akibat anggapan bahwa yang di
         pusat mengetahui segalanya dibandingkan dengan yang dicabang, yang
         dicabang merasa lebih tahu dibandingkan dengan yang di ranting, begitu
         seterusnya. Jadi, diskriminasi sistematis terjadi akibat pola pembelajaraan
         yang subyek-obyek
      e- Pengajar selalu mereduksi teks yang ada dengan harapan tidak salah
         melangkah. Teks atau buku acuan dianggap segalanya jika telah
         menyampaikan isi buku acuan berhasillah dia.
  -   Keanekaragaman Kondisi Peserta Didik : Hal ini dapat dilihat dari kenyataan
      bahwa :
      a- Setiap peserta didik adalah unik.
         Peserta didik mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh
         karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh
         keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat dan dicarakan peluang agar
         dapat lebih berkembang;
          Jenis peserta didik : Dilihat dari kecenderungan penekananannya - Menurut
          model Quantum Learning setiap individu memiliki kecenderungan
          mengeksploitasi salah satu dari belahan otak, baik otak kiri (Logis,
          Matematika, Bahasa, Analisis, Linier, Sekuensial) maupun otak kanan
          (Intuisi, Imajinasi, Musik, Perasaan, Acak, Holistik) ; Dilihat dari sumber
          respon informasinya –VISUAL (- Mereka dpt belajar di lingkungan yang
          fleksibel; - Suka baca dan lihat;-Lebih suka seni dari musik;- Buat gambar
          dan sketsa;-Mewarnai; - Banyakan dan Belajar) ; AUDITORI (- Mereka lebih;
          -menyukai kata-2 diucapkan;        - Baca dgn suara keras; - Gunakan kaset; -
          Belajar Bersama Teman ); KINESTETIK (- Mereka cenderung melakukan
gerakan/ekspresi; - Tandai Bacaan; - Berjalan- jalan; - Buat peta, gambar; -
        memeragakan)
    b- Anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikir anak tidak selalu
       sama dengan jalan pikir orang dewasa. Orang dewasa harus dapat
       menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak, Yang terjadi sering
       sebaliknya, Pendidikan memberikan materi pelajaran lewat ceramah seperti
       yang mereka peroleh dari bangku sekolah yang pernah diikuti;
    c- Dunia Anak adalah dunia bermain tetapi materi pelajaran banyak yang tidak
       disajikan lewat permainan. Hal itu salah satunya disebabkan pemberian
       materi pelajaran yang jarang diaplikasikan melalui permainan yang
       mengandung nuansa filsafat pendidikan;
    d- Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia, namun,
       dunia pendidikan sering tidak memberi kesempatan bagi kreatifitas


B. Tantangan :
-   Globalisasi. Pada konteks mendunia globalisasi, kemajuan informasi,
    komunikasi dan teknologi menyebabkan terjadinya fenomena perkembangan
    ekonomi berbasis pengetahuan. Pasar bebas, kemampuan bersaing,
    penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi makin penting untuk kemajuan
    suatu bangsa.
-   Sumber Daya Alam. Sumber daya alam yang semakin terbatas tidak dapat
    menjadi tumpuan modal, karena sumber kesejahteraan suatu bangsa telah
    bergeser dari modal fisik ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan
    kredibilitas. Pada abad ini diperlukan masyarakat berpengetahuan yang belajar
    sepanjang hayat (long life education) sehingga tidak seorang pun dibolehkan
    untuk tidak memperoleh pengetahuan standar mutu yang tinggi.


-   Otonomi Daerah. Hal ini sebagaimana termaktub dalam UU. Nomor 22 Tahun
    1999 Tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
    2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
    Daerah Otonomi. Dinamika politik di Indonesia telah mengarahkan aspirasi pada
    pilihan untuk mendesentralisasikan pengelolaan kekuasaan politik dan ekonomi
    dari pusat ke daerah. Mulai dari pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) hingga
    pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan
    mempertimbangkan Pendapat Asli Daerah (PAD)sebagian besar telah
    didesentralisasikan kepada daerah Propinsi, Kabupaten/Kota. Hal ini membawa
    implikasi terhadap pelaksanaan otonomi dan demokratisasi dalam
    penyelenggaraan pendidikan.


C. Landasan :


-   Pancasila sebagai landasan Filosofi pengembangan kurikulum Nasional.
    Sebagai suatu sistem kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai
    perbedaan secara tanggap budaya dengan memadukan beragam kepentingan
    dan kemampuan daerah. KBK menerapkan strategi yang meningkatkan
    kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari latar
    budaya, etnik, agama, dan gender melalui pengelolaan kurikulum berbasis
sekolah. Dalam rekonsepstualisasi kurikulum ini digunakan landasan filosofis
        Pancasila sebagai dasar pengembangan kurikulum. Pancasila sangat relevan
        untuk penerapan filosofi pendidikan yang mendunia seperti empat pilar belajar (
        learning to be, leaning to know, learning to do, dan learning to life together).
    -   TAP MPR No.IV/MPR/1999/BAB IV.E
    -   GBHN (1999-2004) bab V tentang “Arah Kebijakan Pendidikan”
    -   UU RI No. 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000
        Tentang Otonomi Daerah yang substansinya menuntut perubahan dalam
        pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik.
        Pergeseran pola sentralisasi ke desenstralisasi dalam pendidikan ini merupakan
        upaya pemberdayaan daerah dan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan
        secara berkelanjutan, terarah dan menyeluruh.
    -   UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas : bahwa “Pendidikan nasional
        berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
        bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
        tertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
        yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
        sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
        bertanggung jawab”



2. IMPLIKASI KEBIJAKAN (STRATEGI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL)
    1- Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia
    2- Pengembangan dan Pelaksanaan kurikulum Berbasis Kompetensi
    3- Proses Pembelajaran yang mendidikan dan dialogis
    4- Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan
    5- Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan
    6- Penyediaan sarana belajar yang mendidik
    7- Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan
        berkeadilan
    8- Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata
    9- Pelaksanaan wajib belajar
    10- Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan
    11- Pemberdayaan peran masyarakat
    12- Pusat Pembudayaan dan pembangunan masyarakat, dan
    13- Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.


3. PENGERTIAN/DEFINISI KURIKULUM :


Curriculum :
“ It means different things to different people; it is used in many different contexts”
Kata itu berasa dari kebudayaan Yunani Kuno


“Curro” = I run ( aku lari)
“Currere” = to be running ( (berlari)
“ a running track around which athletes would run and compete” (tempat lari, yakni
tempat dimana para atlit akan berlari dan berkompetisi)


       Metafor tersebut diatas mengisyaratkan bahwa :
   -   Variasi sistem pendidikan, atau aspek-aspek dari sistem yang berbeda-beda
       tersebut
   -   Bisa jadi garis lurus atau melingkar
   -   Bisa oval atau cross-country
   -   Bisa tempat yang rata atau terjal, naik turun
   -   Pelarinya juga amat variatif: pria, wanita, berseragam/bebas, startnya
       sama/berbeda; bersaingan dengan yang lain, diri sendiri, waktu; ada kriteria, ada
       hadiah bagi pemenangnya atau tidak ada pengakuan dsb.


   Bahwa :
   SEGALA PENGALAMAN/KEGIATAN YANG BERFUNGSI UNTUK TERCAPAINYA/
   BERKEMBANG MAKSIMALNYA KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK (TUJUAN
   PENDIDIKAN)


4. PRINSIP KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
   -   Are we doing the right thing ?. Apakah yang kita ajarkan ke siswa sudah benar ?
       (Tujuan Pendidikan dan Kurikulum);
   -   Are we doing it right ?. Apakah cara kita mengajar sudah benar ?. (Strategi
       pendidikan, metode belajar mengajar, cara menilai)
   -   Are the right persons doing it ?. Apakah pelaksanaan pengajaran dilakukan oleh
       orang tepat ?. (Guru atau tenaga pendidik yang terlatih).
   Penjelasan :
   Are we doing the right thing ?
   Hasil survey tentang apa yang harus dikuasai & dimiliki oleh seorang lulusan
   (graduates) :
   -   Effective Communication
   -   Problem-solving ability
   -   Analytical Skills
   -   Team Work
   -   Flexibility and Adaptability
   -   Can Work crossculturally
   -   Leadership
   -   Second Language
   -   IT/Computing
   -   Understanding globalization era
   -   Personality


       (DISINI MUNCUL PERSOALAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT YANG
       BERORIENTASI PADA QUALITY ASSURANCE) – LEADERSHIP
       PERFORMANCE ANALYSIS, SELF MANAGEMENT/ EMOTIONAL
       INTELEGENCE, CONFLICT MANAGEMENT/RESOLUTION, PARTICIPATION
       ACTION RESEARCH, HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT (HRD), HUMAN
       RESOURCE MANAGEMENT, DAN LAIN-LAIN TERUTAMA DALAM
KAITANNYA DENGAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ( SCHOOL
       BASE MANAGEMENT/CAMPUS BASE MANAGEMENT).


5. APA ITU KUALITAS ?
  -    KESESUAIAN DENGAN STANDAR
  -    KESESUAIAN DENGAN HARAPAN STAKEHOLDERS
  -    PEMENUHAN JANJI YANG TELAH DIBERIKAN
  -    SEMUA KARAKTERISTIK PRODUK DAN PELAYANAN YANG MEMENUHI
       PERSYARATAN DAN HARAPAN


6. PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
  a. Peningkatan Keimanan, Nilai, dan Budi Pekerti Luhur
  b. Keseimbangan Etika, Logika,Estetika, dan Kinestetika
  c. Penguatan Integritas Nasional
  d. Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi
  e. Pengembangan Kecakapan Hidup (LIFE SKILL)
  f.   Pilar Pendidikan (Learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to
       live together)
  g. Menyeluruh dan berkesinambungan
  h. Belajar sepanjang Hayat (Long Life Educations)


7. MACAM-MACAM LIFE SKILLS
  Pertama, General life skill, yang meliputi :
  1. Personal Skill atau self awareness (Kecakapan personal atau kecakapan
       mengenal diri) yang meliputi : (a) Kesadaran sebagai makhluk Tuhan; (b)
       Kesadaran akan eksistensi diri; (c) Kesadaran akan potensi diri
  2. Thinking Skill (Kecakapan Berfikir) yang meliputi: (a) Kecakapan menggali
       informasi dan menemukan informasi; (b) Kecakapan Mengolah Informasi; (c)
       Kecakapan Mengambil Keputusan; (d) Kecakapan Memecahkan Masalah.
  3. Social Skill, yang meliputi : (a) Kecakapan komunikasi lisan; (b) Kecakapan
       komunikasi tertulis, (c) Kecakapan bekerjasama
  Kedua, Specific Life Skill, yang meliputi :
  4. Academic Skill (Kecakapan Akademik) meliputi Kecakapan : (a)
       Mengidentifikasikan variabel; (b) Merumuskan hipotesis; (c) melaksanakan
       penelitian;
  5. Vocational Skill (Kecakapan vokasional) atau ketrampilan kejuruan, yakni
       ketrampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu yang terdapat di
       lingkungan atau masyarakatnya.


8. DEFINISI KBK
  Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002 adalah :
  -    Seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang
       sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
       tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu
  a. Kurikulum Berbasis Kompetensi ialah
Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
       harus dicapai siswa, dengan penilaian, kegiatan pembelajaran, serta
       pemberdayaan sumber daya yang tersedia
   b. Rumusan Kompetensi :
       - Pengetahuan ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
       kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara
       konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk
       menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-
       nilai dasar untuk melakukan sesuatu.


   -   “Apa” yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan dilakukan oleh siswa,
       setelah mengikuti proses pembelajaran (Pengetahuan, ketrampilan & sikap
       yang terefleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak), Dengan kata lain,
       “Apa” yang dicapai oleh siswa secara bertahap (melalui tingkatan kelas) dan
       berkelanjutan (sampai jenjang sekolah berikutnya) sehingga menjadi kompeten
       (memenuhi kaidah kompetensi)
   -   Dengan demikian Rumusan Kompetensi dalam KBK adalah pernyataan apa
       yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa dalam setiap
       tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa
       yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten.
   c. Dasar Pemikiran Untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum
       adalah sebagai berikut:
       1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam
           berbagai konteks
       2) Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk
           menjadi kompeten
       3) Kompetensi merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan
           hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran
       4) Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan
           secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja
           yang dapat diukur.


9. CIRI-CIRI KURIKULUM 2004 (KBK)
          Menekankan ketercapaian kompetensi siswa (individu & klasikal)
          Berorientasi pada hasil belajar & keberagaman
          Pendekatan & metode bervariasi
          Multi sumber belajar yang edukatif
          Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya
           penguasaan/pencapaian kompetensi
          Pembelajaran konstruktivistik


10. PERUBAHAN MENDASAR KBK
   -   Moving from Input to – Output/Outcome
   -   Discipline-based curriculum to – Integrated curriculum
   -   Teaching orientation to – Learning orientation
   -   Norm-Referenced (PAN) – Performance-based assessment
-   From lack of consensus, lack of coordination and planning, unsystematic
      planned- departmental based control to – Integrated, functional and rational
      management – more centralized control


11. PERBEDAAN KURIKULUM 1994 DENGAN KBK (2004)


A. ASPEK FILOSOFIS


          KURIKULUM 1994                              KBK
    Struktur keilmuan yang            Kompetensi lulusan
      hasilnya berupa materi           Standar kompetensi
      pelajaran                              Struktur keilmuan –
                                              Karekteristik bidang studi
                                             Perkembangan psikologi
                                              siswa – Karakteristik siswa
                                             Standar kompetensi negara
                                              lain
                                             Perkembangan dan
                                              tuntutan masyarakat


    Dikembangkan tujuan               Kompetensi dasar
      kurikuler, TIU,TIK               Indikator pencapaian
                                         kompetensi
                                       Materi pokok
                                       Pengalaman belajar siswa
                                       Sistem penilaian berkelanjutan
                                       Alokasi waktu sesuai kedalam
                                         materi
                                       Sumber bahan/alat


    Fokus pada aspek kognitif         Fokus pada kognitif,
                                         psikomotor, dan afektif



B. ASPEK TUJUAN



         KURIKULUM 1994                              KBK
    Siswa menguasai materi
                                       Siswa mencapai kompetensi
      pelajaran
                                              tertentu

                                       Bahan ajar memanfaatkan
    Bahan ajar berdasar pada
                                         sumberdaya di dalam dan di
      TIU dan TIK
                                         luar sekolah


    Tujuan berdasarkan pada           Tujuan berdasar pada
      tujuan institusional, tujuan       kompetensi yang ingin
kurikuler, TIU dan TIK          dicapai


                                    Memberikan bekal akademik
                                      untuk melanjutkan ke
    Menyiapkan siswa                 jenjang pendidikan tinggi
      melanjutkan ke jenjang        Mampu memecahkan
      pendidikan tinggi               masalah secara wajar dan
                                      menjalani hidup secara
                                      bermartabat


C. ASPEK MATERI PEMBELAJARAN


         KURIKULUM 1994                          KBK
    Materi pembelajaran            Materi pembelajaran
      ditentukan pemerintah           ditentukan oleh sekolah
                                      berdasarkan standar
                                      kompetensi dan kompetensi
                                      dasar


    Materi pelajaran sama untuk    Pusat hanya menetapkan
      semua sekolah                   materi pokok (esensial)


    Target guru menyampaikan       Target guru memberikan
      semua materi pelajaran          pengalaman belajar untuk
                                      mencapai kompetensi


    Fokus pada aspek kognitif      Fokus pada aspek kognitif,
                                      psikomotor dan afektif
    Disusun berdasarkan TIU        Disusun berdasarkan
      dan TIK                         karakteristik mata pelajaran,
                                      perkembangan peserta didik
                                      dan sumberdaya yang
                                      tersedia



D. ASPEK PROSES PEMBELAJARAN


         KURIKULUM 1994                          KBK
    Bersifat klasikal dengan       Bersifat individual
      tujuan menguasai materi         (mempertimbangkan
      pelajaran                       kecepatan siswa yang tidak
                                      sama)


    Guru sebagai pusat             Guru sebagai fasilitator dan
      pembelajaran                    siswa sebagai subjek
                                      pendidikan
    Pembelajaran cenderung         Pembelajaran dilakukan di
dilakukan di kelas                dalam dan di luar kelas


    Metode mengajar cenderung        Metode mengajar bervariasi
      monoton
    Pembelajaran mengejar            Pembelajaran berdasar
      target penyampaian materi         pada kompetensi dasar yang
                                        harus dicapai
                                      Ada program remedial dan
                                        pengayaan



E. ASPEK CARA PENILAIAN


         KURIKULUM 1994                           KBK
    Acuan norma                      Acuan kriteria
    Penilaian menekankan pada        Penilaian mencakup tiga
      kemampuan kognitif                aspek : kognitif, psikomotor
                                        dan afektif
    Penyusunan bahan                 Didasarkan pada materi
      penilaian didasarkan pada         esensial yang benar-benar
      tujuan per kelas dan per          relevan dengan kompetensi
      semester                          yang harus dicapai siswa


    Keberhasilan siswa diukur        Keberhasilan siswa diukur
      dan dilaporkan berdasarkan        dan dilaporkan berdasarkan
      perolehan nilai yang dapat        pencapaian kompetensi
      diperbandingkan dengan            tertentu dan bukan
      nilai siswa lainnya               didasarkan atas
                                        perbandingan dengan hasil
                                        belajar siswa yang lain
    Ujian hanya menggunakan          Ujian menggunakan
      teknik paper and pencil test      berbagai teknik
                                        (performance test, objective
                                        test,dll) dan metode
                                        penilaian portfolio


12. KOMPONEN KBK


    KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR
    PENILAIAN BERBASIS KELAS
    KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
    PENGELOLAAN KURIKULUM BERBASIS SEKOLAH


  A. KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR
-   Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan
    pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara penyampaiannya
    disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah.
-   Memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu
    dicapai secara keseluruhan sejak lahir hingga 18 tahun. Kurikulum dan hasil
    belajar ini memuat, kompetensi (Standar Kompetensi: Tujuan Pendidikan
    Nasional, Komp. Lintas Kurikulum, Kom.lulusan, komp.bahan kajian, komp.
    Mapel Kelas, Komp.Dasar), hasil belajar, indikator-indikator dari TK hingga kelas
    XII.
-   Dengan demikian Tujuan Kurikulum adalah :
    -       Sebagai alat untuk mencapai tujuan (Standar Kompetensi: Tujuan
            Pendidikan Nasional, Komp. Lintas Kurikulum, Kom.lulusan, komp.bahan
            kajian, komp. Mapel Kelas, Komp.Dasar + Indikator-indikator)
    -       Sebagai Pedoman untuk :
             Pengaturan kegiatan pembelajaran
             Melakukan Penyesuaian
             Menghindari redundasi (pengulangan)
             Menjaga kesinambulan (kontinuitas)
             Melihat kualitas & karakteristik sekolah


    A.1. STANDAR KOMPETENSI :


           Standar Kompetensi Mencakup dua hal :
           a.    Standar Isi (content standar) berupa pernyataan tentang pengetahuan,
                 sikap dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam
                 mempelajari mata pelajaran tertentu
           b.    Standar Penampilan (performance standar), pernyataan tentang kriteria
                 untuk menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap standar isi
                 tersebut di atas.
                  Contoh : Standar Kompetensi mata Pelajaran Pendidikan Seni :
                  -    Mengapresiasikan seni rupa berdasarkan latar belakang budaya
                       setempat
                  -    Berkreasi seni rupa berdasarkan eksplorasi unsur-unsur seni rupa
                       tradisi dan modern.


    A.2. KOMPETENSI LINTAS KURIKULUM :


           - Kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus
                dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara
                berkesinambungan
           - Merupakan jabaran fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dikaitkan
                dengan tuntutan dan harapan masyarakat;
           - Merupakan akumulasi dari pencapaian keseluruhan kompetensi dari
                setiap satuan pendidikan.


    A.3. STANDAR KOMPETENSI LINTAS KURIKULUM
1. Memegang teguh keimanan , menyadari dan menjalankan hak dan
     kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman sesuai dengan
     ajaran masing-masing
   2. Menggunakan bahasa yang baik dan efektif untuk memahami,
     mengembangkan dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta
     untuk berinteraksi dengan orang lain;
   3. Memilih, memadukan dan menerapkan konsep-konsep, pola, struktur dan
     hubungan
   4. Memilih, mencari dan menerapkan IT yang diperlukan dari berbagai
     sumber
   5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, teknologi,
     dan menggunakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai untuk
     mengambil keputusan yang tepat;
   6. Berpartisipasi, berinteraksi dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan
     budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografi dan
     historis
   7. Berkreasi dan berinovasi serta menghargai karya artistik, budaya dan
     intelektual, serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan
     kematangan pribadi menuju masyarakat beradab.
   8. Berpikir logis, kritis dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan
     peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan;
   9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri dan
     bekerja sama dengan orang lain.


A.4. KOMPETENSI LULUSAN
   - Menyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama dalam kehidupan
     sehari-hari; menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Berfikir logis, kritis,
     kreatif,   inovatif,   menjalankan   hak   dan   kewajiban,   berkarya   dan
     memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab, dan menjadikan
     ajaran agama sebagai landasan memecahkan masalah serta perilaku
     dalam kehidupan masyarakat.
   - Berkomunikasi melalui berbagai media
   - Menyenangi dan menghargai seni
   - Berpartisipasi dalam berbagai kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan
     bangga terhadap bangsa dan tanah air.


A.5. DESENTRALISASI DAN KBK
   - Pemberlakuan UU RI No.22 Tahun 1999 dan PP No.25 Tahun 2000
     Membawa Implikasi terhadap pelaksanaan otonomi dan demokratisasi
     dalam penyelenggaraan pendidikan .
   - Pertimbangan dilaksanakan desentralisasi Kurikulum Terhadap
     Pengelolaan Kurikulum adalah :
     (1) Pemerataan kesempatan berimprovisasi dan berkreasi akan dapat
         meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tahap kemampuan;
     (2) Pencapaian mutu pendidikan merupakan tanggung jawab secara
         bersama-sama antara orang tua, sekolah, masyarakat, pemerintah
         daerah dan pemerintah pusat;
(3) Keterbukaan dan kepercayaan dalam pengelolaan pendidikan sesuai
         dengan otoritas masing-masing dapat membangun integritas bangsa;
     (4) Permasalahan pendidikan yang rumit di setiap wilayah sekolah
         menuntut pengelolaan secara tersendiri sesuai dengan karakteristik
         wilayah yang bersangkutan.


   - Hal ini dapat dimaklumi mengingat salah satu upaya peningkatan mutu
     pendidikan adalah penyempurnaan kurikulum. Indikator keberhasilah
     pembaharuan kurikulum ditunjukkan dengan adanya perubahan pada
     pola kegiatan belajar-mengajar, memilih media pendidikan, menentukan
     pola penilaian, dan pengelolaan kurikulum yang menentukan hasil
     pendidikan.
   - Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan
     pengelolaan kurikulum yang dengan sendirinya akan mengubah praktik-
     praktik pembelajaran (KBM) di kelas. Selama ini sumber daya manusia
     yang ada di daerah dan sekolah kurang diberdayakan dalam pengelolaan
     kurikulum. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah diarahkan untuk
     memberdayakan sumber daya yang ada di daerah dan sekolah dalam
     mengelola Kurikulum Berbasis Kompetensi.
   - Desentralisasi pendidikan ini menuntut perubahan dalam pengelolaan
     kurikulum pada tingkat kabupaten/kota. Kabupaten/kota bertanggung
     jawab dalam pengembangan silabus yang relevan dengan kebutuhan
     daerahnya sekaligus bertanggung jawab untuk dapat mencapai standar
     mutu yang tinggi. Suatu tim rekayasa kurikulum dapat dibentuk untuk
     mengembangkan silabus sekaligus memberdayakan dan meningkatkan
     kemampuan sumber daya di daerah.
   - Implikasi dari pengembangan silabus yang dibuat di daerah atau sekolah
     sebagai berikut:
        Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum menjadi dinamis dengan
         pemecahan masalah yang secara langsung dapat ditangani pada
         tingkat sekolah atau daerah
        Pengelolaan kurikulum sepenuhnya ditangani oleh sekolah sesuai
         dengan kemampuan dan kebutuhannya
        Pemberdayaan tenaga kependidikan yang potensial di daerah untuk
         dilibatkan dalam penyusunan silabus, pelaksanaan dan penilaiannya
        Pemanfaatan sumber-sumber daya pendidikan lainnya yang terdapat
         di daerah yang bersangkutan untuk penyusunan silabus
        Penggunaan sumber-sumber informasi lain termasuk multi-media
         yang bermanfaat untuk memperkaya penyusunan silabus dan
         pelaksanaannya
        Pembentukan tim pengembangan kurikulum dan jaringan kurikulum
        Pengembangan sistem informasi kurikulum melalui jaringan internet
         seluruh dunia.


A.6. KBK SEBAGAI SISTEM KURIKULUM NASIONAL
   - Disebutkan bahwa kewenangan Pemerintah Pusat dalam pendidikan
     adalah:
a. Penetapan standar kompetensi siswa dan warga belajar
              b. Pengaturan kurikulum nasional
              c. Penilaian hasil belajar secara nasional
              d. Penyusunan pedoman pelaksanaan
              e. Penetapan standar materi pelajaran pokok, penetapan kalender
                pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun bagi
                pendidikan dasar, menengah dan luar sekolah.
      - KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya
         dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah;
      - KBK menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan
         pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik,
         agama, dan jender melalui pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah.
         Dengan demikian Sistem Kurikulum Nasional dalam KBK mencakup dua
         inovasi pendidikan, yakni :
              a. Berfokus pada standar kompetensi dan hasil belajar
              b. Mendesentralisasikan pengembangan silabus dan
                pelaksanaannya
          Kedua Inovasi ini sejalan dengan prinsip Kesatuan dalam Kebijakan
         dan Keberagaman dalam Pelaksanaan.


                 Dalam hal Kesatuan dalam Kebijakan, KBK memungkinkan
              pengembangan kompetensi standar yang dirumuskan dalam level
              pencapaian prestasi siswa. Standar meringkas kualitas kompetensi
              siswa berupa hasil belajar (kinerja) yang ditetapkan disertai dengan
              patokan atau ukuran yang jelas dalam beberapa indikator. Level
              (pemeringkat) ini dapat digunakan untuk menelaah ketercapaian
              kondisi dan proses minimal tertentu yang dapat digunakan untuk
              memacu pencapaian yang lebih baik.
                 Dan, Keberagaman dalam Pelaksanaan, prinsip ini
              diimplementasikan dalam desentralisasi pendidikan. (di atas)


B. PENILAIAN BERBASIS KELAS
  Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih
  akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi
  kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, penyataan yang jelas tentang
  standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan
  pelaporan
  1. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
  2. PBK sebagai bagian dari penilaian Pendidikan
  3. PBK sebagai komponen KBK
  4. Tujuan dan Fungsi KBK
  5. Prinsip-Prinsip PBK
  6. Acuan Penilaian Berbasis Kelas
  7. Penilaian Kompetensi dalam KBK
     a. Penilaian Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
     b. Penilaian Kompetensi Rumpun Pelajaran
     c. Penilaian Kompetensi Lintas Kurikulum
d. Penilaian Kompetensi Lulusan
     e. Penilaian Terhadap Pencapaian Keterampilan Hidup (life skill)
     f.   Ranah yang dinilai
8. Bentuk Penilaian dan Bentuk Tagihan
9. Alat Penilaian
10. Persyaratan Alat Penilaian
11. Pengumpulan Informasi hasil Belajar
     a. Lingkup penilaian hasil Belajar
     b. Keseimbangan tiga Ranah
     c. Pengumpulan dan Pencatatan Kemajuan Hasil Belajar
     d. Pengambilan Keputusan Hasil Belajar
     e. Penyajian Hasil Penilaian
12. Pelaporan
     a. Laporan sebagai Akuntabilitas Publik
     b. Isi Laporan
     c. Manfaat Laporan hasil Belajar


1. LATAR BELAKANG
  Penyempurnaan Kurikulum sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan;
  Indikator keberhasilan pembaruan kurikulum ditunjukkan dengan adanya
     perubahan pola KBM, memilih media pendidikan, menentukan pola penilaian
     yang menentukan hasil pendidikan
  Pembaruan kurikulum bermakna jika diikuti oleh perubahan praktek KBM
     yang dengan sendirinya akan mengubah praktik penilaian.
  Selama ini praktik penilaian di kelas kurang menggunakan cara dan alat
     yang bervariasi.
  Penilaian lebih diarahkan pada penguasaan bahan yang diujikan dalam
     bentuk tes obyektif.
  Ranah yang dinilai perlu diperluas termasuk penilaian sikap dan ketrampilan.
  Untuk memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif, dan
     psikomotor dengan berbagai bentuk dan model penilaian.
  Untuk memperoleh keutuhan gambaran (profile) prestasi dan kemajuan
     belajar siswa.


2. Pengertian
 •   Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan
     penggunaan informasi tentang hasil belajar sisw yang diperoleh melalui
     pengukuran untuk menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja atau prestasi
     siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang terkait. Proses penilaian
     mencakup pengumpulan sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
     belajar siswa. Dengan kata lain, penilaian atau asesmen adalah pernyataan
     berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau
     sesuatu.
 •   Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan proses pengumpulan,
     pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan
     menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti
     otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK
mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang
       dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan
       telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.
   •   Penilaian dilaksanakan secara terpadu dengan KBM oleh karena disebut
       Penilaian Berbasis Kelas. PBK dilakukan dengan pengumpulan kerja siswa
       (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance),
       dan tes tertulis (paper and pencil). Guru menilai kompetensi dan hasil belajar
       siswa berdasarkan level pencapaian prestasi siswa.



C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
  Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran yang
  untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan paedagogis
  dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.


  C.1. ORIENTASI PELAKSANAAN KBK
       1. Hasil serta Dampak yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang
         menyenangkan, mencerdaskan dan bermakna (PAKEM)
       2. Keberagaman Pengalaman Belajar yang dapat dimanifestasikan sesuai
         dengan kebutuhan hidupnya


  C.2. 7 KUNCI KEUNGGULAN PENGELOLAAN KBM DALAM KBK
       1- Paradigma learning to know, learning to do, learning to be, learning to live
         together
       2- Berpusat pada peserta didik
       3- Mengembangkan kreatifitas dan kompetensi peserta didik
       4- Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang
       5- Keragaman Pendekatan keimanan/spiritual, pengalaman, emosional,
         rasional, keteladanan, pembiasaan, fungsional, dll.
       6- Keragaman metode/strategi: klarifikasi nilai, meramalkan konsekwensi,
         penalaran moral (moral reasoning), internalisasi nilai, Active Learning,
         Contextual Teaching& Learning (CTL), Quantum Teaching, Mastery
         Learning, Accelerative Learning, dll.
       7- Beragam cara penilaian (Authentic assessment)


D. PENGELOLAAN KURIKULUM BERBASIS SEKOLAH


  D.1. Prinsip Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah
          Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah menggunakan prinsip
       Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan.
          Kesatuan dalam Kebijakan mengandung arti bahwa Kurikulum Berbasis
       Kompetensi merupakan kurikulum nasional yang dijadikan acuan dalam
       penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah dan pencapaian hasil
       belajarnya
          Keragaman dalam Pelaksanaan, mengandung arti bahwa pelaksanaan
       Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang
       sesuai dengan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah.
Dengan demikian, maka Pengelolaan Kurikulum Berbasisi Sekolah
   memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber
   daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi pula
   dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum (curriculum council),
   pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus), pembinaan profesional
   tenaga kependidikan dan pengembangan sistem informasi kurikulum.



D.2. Implementasi Pengelolaan KBK
   KBK dapat diimplementasikan pada tingkat kelas, sekolah, kelompok
   sekolah atau daerah. Pelaksanaan KBK ini perlu menjabarkan kompetensi
   dan hasil belajar ke dalam silabus-silabus yang dibuat oleh daerah atau
   sekolah.


   a. Sekolah
      Dalam pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, pihak sekolah
      mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran dan
      tanggung jawab pihak lainnya dalam bidang pendidikan di daerah yang
      bersangkutan. Peran dan tanggung jawab sekolah dalam pengelolaan
      kurikulum Berbasis Sekolah adalah :
      (1) Meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak (guru, karyawan
         sekolah, orang tua siswa, pihak akademisi, birokrat terkait dan
         asosiasi profesi) untuk mensosialisasikan gagasan, konsep,
         pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan implikasinya
         terhadap siswa dan sekolah
      (2) Menetapkan tahap dan administrasi pelaksanaan Kurikulum Berbasis
         Kompetensi, misalnya :
          - Menyusun silabus sendiri
          - Memohon bantuan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
              menyusun silabus
          - Menggunakan model silabus yang disusun oleh sekolah lain atau
              pihak lain; atau
          - Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kurikulum
      (3) Menata ulang penempatan guru pada kelas-kelas yang lebih sesuai
         dengan tidak mengurangi kesejateraan guru yang telah ditetapkan
         sebelumnya
      (4) Meningkatkan kapasitas (capacity building) tenaga kependidikan
         melalui berbagai cara seperti penempatan sesuai dengan keahlian
         dan pelatihan secara berkala
      (5) Memberdayakan semua sumber daya dan dana sekolah termasuk
         melibatkan dewan pendidikan dan komite sekolah untuk
         meningkatkan mutu pelaksanaan kurikulum


         Secara khusus, tugas unsur-unsur yang berada di sekolah dalam
         pengelolaan kurikulum adalah sebagai berikut :


         (a) Kepala Sekolah
     Menjamin tersedianya dokumen kurikulum
              Membantu dan memberikan nasihat kepada guru dalam
               memahami kurikulum
              Mengatur jadwal pertemuan guru, tenaga administras, dan
               orang tua/BP3
              Menjalin hubungan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
               Dinas Pendidikan Propinsi, dan perguruan Tinggi yang terkait
               dalam pelaksanaan kurikulum
              Menyusun laporan evaluasi perencanaan dan pelaksanaan
               kurikulum di sekolah dan menyampaikannya pada pihak yang
               terkait.
     (b) Guru
              Mempelajari dan memahami kurikulum
              Menyusun silabus yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan
               kondisi daerah
              Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
               perencanaan yang telah disusun
              Mengumpulkan dan berbagi gagasan dengan sesama guru
               mengenai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar
               mengajar
              Menghadiri pertemuan-pertemuan di tingkat sekolah,
               KKG/MGMP, tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan propinsi
              Menyelesaikan tugas-tugas administrasi yang berhubungan
               dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
b. Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota
  Tugas dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Kabupaten/kota dalam
  Pengelolaah Kurikulum Berbasis Sekolah adalah
  (1) Mengusahakan tersedianya sumber dana pada tingkat
     Kabupaten/kota yang dialokasikan untuk penyusunan, evaluasi dan
     perbaikan silabus
  (2) Membuat rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai dengan
     kebutuhan daerah yang bersangkutan
  (3) Membentuk tim pengembangan silabus pada tingkat kabupaten/kota
  (4) Melakukan sosialisasi kurikulum Berbasis Kompetensi berkenaan
     dengan segala implikasi perubahan dalam tatanan penyelenggaraan
     pendidikan
  (5) Mengkaji silabus yang dibuat oleh sekolah yang mampu membuatnya
     sendiri
  (6) Mendistribusikan silabus ke sekolah-sekolah yang tidak menyusun
     silabus
  (7) Mengkaji kelayakan sekolah yang yang akan memulai menggunakan
     Kurikulum Berbasis Kompetensi
  (8) Memberikan persetujuan jika sekolah telah sanggup
     melaksanakannya
  (9) Melakukan supervisi, penilaian, dan monitoring mulai dari penyusunan
     sampai dengan pelaksanaannya termasuk perangkat silabus.
c. Dinas Pendidikan Propinsi
              Tugas dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Propinsi dalam Pengelolaan
              Kurikulum Berbasis Sekolah adalah :
              (1) Menjadi fasilitator pembentukan, pelatihan, dan pembinaan Tim
                 Pengembang Silabus pada tingkat Kabupaten/Kota
              (2) Memberikan layanan operasional pelaksanaan Kurikulum Berbasis
                 Kompetensi dan penyusunan silabus bagi seluruh Kabupaten/kota
              (3) Memantau penyusunan dan implementasi silabus pada tingkat
                 Kabupaten/kota
              (4) Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan yang
                 diperlukan bagi penyusunan silabus
              (5) Mengusahakan dana secara rutin untuk kegiatan penyusunan silabus,
                 penilaian dan monitoring silabus
              (6) Melakukan supervisi,penilaian dan monitoring untuk kepentingan
                 informasi pendidikan tingkat propinsi
              (7) Melakukan koordinasi vertikal dengan unit-unit kerja terkait di
                 lingkunan Departemen Pendidikan nasional
           d. Tingkat Pusat
              Tugas dan tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional dalam
              Pengelolaan Kurikulum Berbasis Kompetensi mencakup :
              (1) Merencanakan, mengembangkan, dan mengevaluasi Kurikulum
                 Berbasis Kompetensi
              (2) Memberikan saran kebijakan
              (3) Memberikan layanan yang berkaitan dengan konsep dan filosofi
                 pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
              (4) Menyempurnakan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan
                 masukan dari hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi
              (5) Memberikan pelayanan kepada Tim Perekayasa Kurikulum di daerah
              (6) Menyelenggarakan worshop dan seminar peningkatan mutu
                 pelaksanaan kurikulum.


13. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN KBK
   A- Kesamaan memperoleh kesempatan
   B- Berpusat pada anak/siswa
   C- Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
   D- Kesatuan dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan


14. DIVERSIFIKASI KBK
   -   KBK dapat diperluas, diperdalam dan disesuaikan dengan keberagaman (
       Kemampuan, potensi siswa-nomral, sedang , tinggi, lingkungan)
   -   Diversifikasi KBK bertujuan:
       a. Kelompok Normal
           - Pemahaman tentang prinsip, praktikal aplikasi dan akademik yang
              berhubungan dengan dunia kerja
       b. Kelompok Sedang
- Kemahiran berkomunikasi, menggali potensi didi, aplikasi praktikal serta
           kemahiran akadmik dan praktikal sehubungan dengan tuntutan dunia
           kerja dan pendidikan profesional.
     c. Kelompok Tinggi
        - Pemahaman prinsip, teori, dan aplikasi serta kemampuan akademik untuk
           memasuki perguruan Tinggi


15. BAGAN PENGEMBANGAN KBK


                                  Menitikberatkan Pencapaian Target (Attainment
                                    targets) Kompetensi dari pada penguasaan
                                                     materi



                                     Lebih Mengakomodasikan Keragaman
   Pengembangan                   Kebutuhan dan Sumber Daya Pendidikan yang
       KBK                                         tersedia



                                  Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada
                                    pelaksana pendidikan di lapangan untuk
                                  mengembangkan dan melaksanakan program
                                     pendidikan sesuai dengan kebutuhan




16. PENGEMBANGAN SILABUS
  A. PEMBENTUKAN TIM PENGEMBANG SILABUS


  B. PENYUSUNAN SILABUS
     1. Perencanaan
     2. Pelaksanaan
     3. Perbaikan
     4. Pemantapan


  C. PENILAIAN SILABUS

Contenu connexe

Tendances

3.0 komponen dan kandungan sejarah sr
3.0  komponen dan kandungan sejarah sr3.0  komponen dan kandungan sejarah sr
3.0 komponen dan kandungan sejarah srfiro HAR
 
Dinamika perkembangan kurikulum 2013
Dinamika perkembangan kurikulum  2013Dinamika perkembangan kurikulum  2013
Dinamika perkembangan kurikulum 2013Anwar Syaddad
 
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaMakalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaDedy Wiranto
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangVivi Vey
 
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulumPengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulumsman 2 mataram
 
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kini
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kiniPendidikan karakter dan tantangan guru masa kini
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kiniNovitaDelimaPutri
 
Dokumen standard teknologi maklumat dan komunikasi tahun 5 masalah pembelajaran
Dokumen standard teknologi maklumat dan komunikasi tahun 5 masalah pembelajaranDokumen standard teknologi maklumat dan komunikasi tahun 5 masalah pembelajaran
Dokumen standard teknologi maklumat dan komunikasi tahun 5 masalah pembelajaranMuhamadiah Mohamed
 
Pembelajaran abad 21 thn2
Pembelajaran abad 21 thn2Pembelajaran abad 21 thn2
Pembelajaran abad 21 thn2Raja Segaran
 
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Fandy Neta
 

Tendances (19)

Assgment sejarah 2.0
Assgment sejarah 2.0Assgment sejarah 2.0
Assgment sejarah 2.0
 
3.0 komponen dan kandungan sejarah sr
3.0  komponen dan kandungan sejarah sr3.0  komponen dan kandungan sejarah sr
3.0 komponen dan kandungan sejarah sr
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
Dinamika perkembangan kurikulum 2013
Dinamika perkembangan kurikulum  2013Dinamika perkembangan kurikulum  2013
Dinamika perkembangan kurikulum 2013
 
Ppd
PpdPpd
Ppd
 
01 taklimat umum kssr
01 taklimat umum kssr01 taklimat umum kssr
01 taklimat umum kssr
 
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaMakalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
 
Konsep KSSR
Konsep KSSRKonsep KSSR
Konsep KSSR
 
Hsp pseni kbsm1-5
Hsp pseni kbsm1-5Hsp pseni kbsm1-5
Hsp pseni kbsm1-5
 
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulumPengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
 
Sp Pseni Kbsr
Sp Pseni KbsrSp Pseni Kbsr
Sp Pseni Kbsr
 
Sp pseni kbsr
Sp pseni kbsrSp pseni kbsr
Sp pseni kbsr
 
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kini
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kiniPendidikan karakter dan tantangan guru masa kini
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kini
 
Dokumen standard teknologi maklumat dan komunikasi tahun 5 masalah pembelajaran
Dokumen standard teknologi maklumat dan komunikasi tahun 5 masalah pembelajaranDokumen standard teknologi maklumat dan komunikasi tahun 5 masalah pembelajaran
Dokumen standard teknologi maklumat dan komunikasi tahun 5 masalah pembelajaran
 
PPK Kurikulum 2013
PPK Kurikulum 2013PPK Kurikulum 2013
PPK Kurikulum 2013
 
Penataran KSSM
Penataran KSSMPenataran KSSM
Penataran KSSM
 
Pembelajaran abad 21 thn2
Pembelajaran abad 21 thn2Pembelajaran abad 21 thn2
Pembelajaran abad 21 thn2
 
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
 

Similaire à Konsep kbk

Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21bibahfayyadh
 
Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21bibahfayyadh
 
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas TinggiPower Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas TinggiHeru Supanji
 
Kurikulum baru (2013)
Kurikulum baru (2013)Kurikulum baru (2013)
Kurikulum baru (2013)Gus Fendi
 
Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013David Natun
 
Persfektif Kurikulum 2013
Persfektif Kurikulum 2013Persfektif Kurikulum 2013
Persfektif Kurikulum 2013Ifik Firdaus
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4iis_f
 
Bab12 pengurusanmurid pelbagai upaya
Bab12 pengurusanmurid  pelbagai upayaBab12 pengurusanmurid  pelbagai upaya
Bab12 pengurusanmurid pelbagai upayazuraidanasri
 
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxPENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxhasrinafebriani06
 
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdfD1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdfTamrinlaTaangi
 
Tugas akhir pedagogik 1
Tugas akhir pedagogik 1Tugas akhir pedagogik 1
Tugas akhir pedagogik 1Desty Erni
 

Similaire à Konsep kbk (20)

Pengantar Pengajian Profesional
Pengantar Pengajian ProfesionalPengantar Pengajian Profesional
Pengantar Pengajian Profesional
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
 
Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21
 
Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21
 
Group 8 pp
Group 8 ppGroup 8 pp
Group 8 pp
 
Makalah karakter
Makalah karakterMakalah karakter
Makalah karakter
 
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas TinggiPower Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
Kurikulum baru (2013)
Kurikulum baru (2013)Kurikulum baru (2013)
Kurikulum baru (2013)
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
 
Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013
 
Sma
SmaSma
Sma
 
Makalah karakter
Makalah karakterMakalah karakter
Makalah karakter
 
Pengenalan
PengenalanPengenalan
Pengenalan
 
Persfektif Kurikulum 2013
Persfektif Kurikulum 2013Persfektif Kurikulum 2013
Persfektif Kurikulum 2013
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4
 
Bab12 pengurusanmurid pelbagai upaya
Bab12 pengurusanmurid  pelbagai upayaBab12 pengurusanmurid  pelbagai upaya
Bab12 pengurusanmurid pelbagai upaya
 
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxPENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
 
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdfD1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
 
Tugas akhir pedagogik 1
Tugas akhir pedagogik 1Tugas akhir pedagogik 1
Tugas akhir pedagogik 1
 

Plus de Ahmad Wahyudin Rock'n Roll

Plus de Ahmad Wahyudin Rock'n Roll (20)

Uugd
UugdUugd
Uugd
 
Sejarah pendidika indonesia
Sejarah pendidika indonesiaSejarah pendidika indonesia
Sejarah pendidika indonesia
 
Pennas
PennasPennas
Pennas
 
Karakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektifKarakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektif
 
Pakemfinal
PakemfinalPakemfinal
Pakemfinal
 
Utama 1
Utama 1Utama 1
Utama 1
 
Umm student research_abstract_7033
Umm student research_abstract_7033Umm student research_abstract_7033
Umm student research_abstract_7033
 
Panduan evaluasi pembelajaran
Panduan evaluasi pembelajaranPanduan evaluasi pembelajaran
Panduan evaluasi pembelajaran
 
Pakem
PakemPakem
Pakem
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Katalog
KatalogKatalog
Katalog
 
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-nJiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
 
Gapura basa smp ix
Gapura basa smp ixGapura basa smp ix
Gapura basa smp ix
 
Dkv02040102
Dkv02040102Dkv02040102
Dkv02040102
 
Dgggfg
DgggfgDgggfg
Dgggfg
 
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
 
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
 

Konsep kbk

  • 1. KONSEP KBK 1. LATAR BELAKANG KBK A. Masalah - Mutu Pendidikan rendah : Indonesia berada diperingkat 109 sedangkan Malaysia berada di peringkat 61 dari seluruh jumlah negara-negara di dunia ini. Kondisi tersebut dilaporkan oleh Depdiknas (lihat: Sindhunata (ed), Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita, Mencari Kurikulum Pendidikan Abad XXI, Yogyakarta: Kanisius, hal. 218). Hal ini disebabkan : a- Pendidikan diselenggarakan untuk kepentingan penyelenggara bukan untuk peserta didik b- Pembelajaran diselenggarakan bersifat pemindahaan isi (content transmission)/ Tugas pengajar hanya sebagai penyampai pokok bahasa. Mutu pengajaran tidak jelas karena diukur hanya daya serap sesaat yang diungkap lewat proses penilaian hasil belajar yang artifisial. Pengajaran tidak diarahkan kepada partisipatori total dari peserta didik yang pada akhirnya dapat melekat sepenuhnya dalam diri peserta didik; c- Aspek afektif cenderung terabaikan d- Diskriminasi penguasaan wawasan terjadi akibat anggapan bahwa yang di pusat mengetahui segalanya dibandingkan dengan yang dicabang, yang dicabang merasa lebih tahu dibandingkan dengan yang di ranting, begitu seterusnya. Jadi, diskriminasi sistematis terjadi akibat pola pembelajaraan yang subyek-obyek e- Pengajar selalu mereduksi teks yang ada dengan harapan tidak salah melangkah. Teks atau buku acuan dianggap segalanya jika telah menyampaikan isi buku acuan berhasillah dia. - Keanekaragaman Kondisi Peserta Didik : Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa : a- Setiap peserta didik adalah unik. Peserta didik mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat dan dicarakan peluang agar dapat lebih berkembang; Jenis peserta didik : Dilihat dari kecenderungan penekananannya - Menurut model Quantum Learning setiap individu memiliki kecenderungan mengeksploitasi salah satu dari belahan otak, baik otak kiri (Logis, Matematika, Bahasa, Analisis, Linier, Sekuensial) maupun otak kanan (Intuisi, Imajinasi, Musik, Perasaan, Acak, Holistik) ; Dilihat dari sumber respon informasinya –VISUAL (- Mereka dpt belajar di lingkungan yang fleksibel; - Suka baca dan lihat;-Lebih suka seni dari musik;- Buat gambar dan sketsa;-Mewarnai; - Banyakan dan Belajar) ; AUDITORI (- Mereka lebih; -menyukai kata-2 diucapkan; - Baca dgn suara keras; - Gunakan kaset; - Belajar Bersama Teman ); KINESTETIK (- Mereka cenderung melakukan
  • 2. gerakan/ekspresi; - Tandai Bacaan; - Berjalan- jalan; - Buat peta, gambar; - memeragakan) b- Anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikir anak tidak selalu sama dengan jalan pikir orang dewasa. Orang dewasa harus dapat menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak, Yang terjadi sering sebaliknya, Pendidikan memberikan materi pelajaran lewat ceramah seperti yang mereka peroleh dari bangku sekolah yang pernah diikuti; c- Dunia Anak adalah dunia bermain tetapi materi pelajaran banyak yang tidak disajikan lewat permainan. Hal itu salah satunya disebabkan pemberian materi pelajaran yang jarang diaplikasikan melalui permainan yang mengandung nuansa filsafat pendidikan; d- Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia, namun, dunia pendidikan sering tidak memberi kesempatan bagi kreatifitas B. Tantangan : - Globalisasi. Pada konteks mendunia globalisasi, kemajuan informasi, komunikasi dan teknologi menyebabkan terjadinya fenomena perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi makin penting untuk kemajuan suatu bangsa. - Sumber Daya Alam. Sumber daya alam yang semakin terbatas tidak dapat menjadi tumpuan modal, karena sumber kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kredibilitas. Pada abad ini diperlukan masyarakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (long life education) sehingga tidak seorang pun dibolehkan untuk tidak memperoleh pengetahuan standar mutu yang tinggi. - Otonomi Daerah. Hal ini sebagaimana termaktub dalam UU. Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi. Dinamika politik di Indonesia telah mengarahkan aspirasi pada pilihan untuk mendesentralisasikan pengelolaan kekuasaan politik dan ekonomi dari pusat ke daerah. Mulai dari pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) hingga pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan mempertimbangkan Pendapat Asli Daerah (PAD)sebagian besar telah didesentralisasikan kepada daerah Propinsi, Kabupaten/Kota. Hal ini membawa implikasi terhadap pelaksanaan otonomi dan demokratisasi dalam penyelenggaraan pendidikan. C. Landasan : - Pancasila sebagai landasan Filosofi pengembangan kurikulum Nasional. Sebagai suatu sistem kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah. KBK menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama, dan gender melalui pengelolaan kurikulum berbasis
  • 3. sekolah. Dalam rekonsepstualisasi kurikulum ini digunakan landasan filosofis Pancasila sebagai dasar pengembangan kurikulum. Pancasila sangat relevan untuk penerapan filosofi pendidikan yang mendunia seperti empat pilar belajar ( learning to be, leaning to know, learning to do, dan learning to life together). - TAP MPR No.IV/MPR/1999/BAB IV.E - GBHN (1999-2004) bab V tentang “Arah Kebijakan Pendidikan” - UU RI No. 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 Tentang Otonomi Daerah yang substansinya menuntut perubahan dalam pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik. Pergeseran pola sentralisasi ke desenstralisasi dalam pendidikan ini merupakan upaya pemberdayaan daerah dan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terarah dan menyeluruh. - UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas : bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, tertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” 2. IMPLIKASI KEBIJAKAN (STRATEGI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL) 1- Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia 2- Pengembangan dan Pelaksanaan kurikulum Berbasis Kompetensi 3- Proses Pembelajaran yang mendidikan dan dialogis 4- Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan 5- Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan 6- Penyediaan sarana belajar yang mendidik 7- Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan 8- Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata 9- Pelaksanaan wajib belajar 10- Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan 11- Pemberdayaan peran masyarakat 12- Pusat Pembudayaan dan pembangunan masyarakat, dan 13- Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional. 3. PENGERTIAN/DEFINISI KURIKULUM : Curriculum : “ It means different things to different people; it is used in many different contexts” Kata itu berasa dari kebudayaan Yunani Kuno “Curro” = I run ( aku lari) “Currere” = to be running ( (berlari)
  • 4. “ a running track around which athletes would run and compete” (tempat lari, yakni tempat dimana para atlit akan berlari dan berkompetisi) Metafor tersebut diatas mengisyaratkan bahwa : - Variasi sistem pendidikan, atau aspek-aspek dari sistem yang berbeda-beda tersebut - Bisa jadi garis lurus atau melingkar - Bisa oval atau cross-country - Bisa tempat yang rata atau terjal, naik turun - Pelarinya juga amat variatif: pria, wanita, berseragam/bebas, startnya sama/berbeda; bersaingan dengan yang lain, diri sendiri, waktu; ada kriteria, ada hadiah bagi pemenangnya atau tidak ada pengakuan dsb. Bahwa : SEGALA PENGALAMAN/KEGIATAN YANG BERFUNGSI UNTUK TERCAPAINYA/ BERKEMBANG MAKSIMALNYA KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK (TUJUAN PENDIDIKAN) 4. PRINSIP KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN - Are we doing the right thing ?. Apakah yang kita ajarkan ke siswa sudah benar ? (Tujuan Pendidikan dan Kurikulum); - Are we doing it right ?. Apakah cara kita mengajar sudah benar ?. (Strategi pendidikan, metode belajar mengajar, cara menilai) - Are the right persons doing it ?. Apakah pelaksanaan pengajaran dilakukan oleh orang tepat ?. (Guru atau tenaga pendidik yang terlatih). Penjelasan : Are we doing the right thing ? Hasil survey tentang apa yang harus dikuasai & dimiliki oleh seorang lulusan (graduates) : - Effective Communication - Problem-solving ability - Analytical Skills - Team Work - Flexibility and Adaptability - Can Work crossculturally - Leadership - Second Language - IT/Computing - Understanding globalization era - Personality (DISINI MUNCUL PERSOALAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT YANG BERORIENTASI PADA QUALITY ASSURANCE) – LEADERSHIP PERFORMANCE ANALYSIS, SELF MANAGEMENT/ EMOTIONAL INTELEGENCE, CONFLICT MANAGEMENT/RESOLUTION, PARTICIPATION ACTION RESEARCH, HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT (HRD), HUMAN RESOURCE MANAGEMENT, DAN LAIN-LAIN TERUTAMA DALAM
  • 5. KAITANNYA DENGAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ( SCHOOL BASE MANAGEMENT/CAMPUS BASE MANAGEMENT). 5. APA ITU KUALITAS ? - KESESUAIAN DENGAN STANDAR - KESESUAIAN DENGAN HARAPAN STAKEHOLDERS - PEMENUHAN JANJI YANG TELAH DIBERIKAN - SEMUA KARAKTERISTIK PRODUK DAN PELAYANAN YANG MEMENUHI PERSYARATAN DAN HARAPAN 6. PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM a. Peningkatan Keimanan, Nilai, dan Budi Pekerti Luhur b. Keseimbangan Etika, Logika,Estetika, dan Kinestetika c. Penguatan Integritas Nasional d. Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi e. Pengembangan Kecakapan Hidup (LIFE SKILL) f. Pilar Pendidikan (Learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together) g. Menyeluruh dan berkesinambungan h. Belajar sepanjang Hayat (Long Life Educations) 7. MACAM-MACAM LIFE SKILLS Pertama, General life skill, yang meliputi : 1. Personal Skill atau self awareness (Kecakapan personal atau kecakapan mengenal diri) yang meliputi : (a) Kesadaran sebagai makhluk Tuhan; (b) Kesadaran akan eksistensi diri; (c) Kesadaran akan potensi diri 2. Thinking Skill (Kecakapan Berfikir) yang meliputi: (a) Kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi; (b) Kecakapan Mengolah Informasi; (c) Kecakapan Mengambil Keputusan; (d) Kecakapan Memecahkan Masalah. 3. Social Skill, yang meliputi : (a) Kecakapan komunikasi lisan; (b) Kecakapan komunikasi tertulis, (c) Kecakapan bekerjasama Kedua, Specific Life Skill, yang meliputi : 4. Academic Skill (Kecakapan Akademik) meliputi Kecakapan : (a) Mengidentifikasikan variabel; (b) Merumuskan hipotesis; (c) melaksanakan penelitian; 5. Vocational Skill (Kecakapan vokasional) atau ketrampilan kejuruan, yakni ketrampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu yang terdapat di lingkungan atau masyarakatnya. 8. DEFINISI KBK Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002 adalah : - Seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu a. Kurikulum Berbasis Kompetensi ialah
  • 6. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, dengan penilaian, kegiatan pembelajaran, serta pemberdayaan sumber daya yang tersedia b. Rumusan Kompetensi : - Pengetahuan ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan nilai- nilai dasar untuk melakukan sesuatu. - “Apa” yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan dilakukan oleh siswa, setelah mengikuti proses pembelajaran (Pengetahuan, ketrampilan & sikap yang terefleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak), Dengan kata lain, “Apa” yang dicapai oleh siswa secara bertahap (melalui tingkatan kelas) dan berkelanjutan (sampai jenjang sekolah berikutnya) sehingga menjadi kompeten (memenuhi kaidah kompetensi) - Dengan demikian Rumusan Kompetensi dalam KBK adalah pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten. c. Dasar Pemikiran Untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum adalah sebagai berikut: 1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks 2) Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten 3) Kompetensi merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran 4) Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur. 9. CIRI-CIRI KURIKULUM 2004 (KBK)  Menekankan ketercapaian kompetensi siswa (individu & klasikal)  Berorientasi pada hasil belajar & keberagaman  Pendekatan & metode bervariasi  Multi sumber belajar yang edukatif  Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan/pencapaian kompetensi  Pembelajaran konstruktivistik 10. PERUBAHAN MENDASAR KBK - Moving from Input to – Output/Outcome - Discipline-based curriculum to – Integrated curriculum - Teaching orientation to – Learning orientation - Norm-Referenced (PAN) – Performance-based assessment
  • 7. - From lack of consensus, lack of coordination and planning, unsystematic planned- departmental based control to – Integrated, functional and rational management – more centralized control 11. PERBEDAAN KURIKULUM 1994 DENGAN KBK (2004) A. ASPEK FILOSOFIS KURIKULUM 1994 KBK  Struktur keilmuan yang  Kompetensi lulusan hasilnya berupa materi  Standar kompetensi pelajaran  Struktur keilmuan – Karekteristik bidang studi  Perkembangan psikologi siswa – Karakteristik siswa  Standar kompetensi negara lain  Perkembangan dan tuntutan masyarakat  Dikembangkan tujuan  Kompetensi dasar kurikuler, TIU,TIK  Indikator pencapaian kompetensi  Materi pokok  Pengalaman belajar siswa  Sistem penilaian berkelanjutan  Alokasi waktu sesuai kedalam materi  Sumber bahan/alat  Fokus pada aspek kognitif  Fokus pada kognitif, psikomotor, dan afektif B. ASPEK TUJUAN KURIKULUM 1994 KBK  Siswa menguasai materi  Siswa mencapai kompetensi pelajaran tertentu  Bahan ajar memanfaatkan  Bahan ajar berdasar pada sumberdaya di dalam dan di TIU dan TIK luar sekolah  Tujuan berdasarkan pada  Tujuan berdasar pada tujuan institusional, tujuan kompetensi yang ingin
  • 8. kurikuler, TIU dan TIK dicapai  Memberikan bekal akademik untuk melanjutkan ke  Menyiapkan siswa jenjang pendidikan tinggi melanjutkan ke jenjang  Mampu memecahkan pendidikan tinggi masalah secara wajar dan menjalani hidup secara bermartabat C. ASPEK MATERI PEMBELAJARAN KURIKULUM 1994 KBK  Materi pembelajaran  Materi pembelajaran ditentukan pemerintah ditentukan oleh sekolah berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar  Materi pelajaran sama untuk  Pusat hanya menetapkan semua sekolah materi pokok (esensial)  Target guru menyampaikan  Target guru memberikan semua materi pelajaran pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi  Fokus pada aspek kognitif  Fokus pada aspek kognitif, psikomotor dan afektif  Disusun berdasarkan TIU  Disusun berdasarkan dan TIK karakteristik mata pelajaran, perkembangan peserta didik dan sumberdaya yang tersedia D. ASPEK PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 1994 KBK  Bersifat klasikal dengan  Bersifat individual tujuan menguasai materi (mempertimbangkan pelajaran kecepatan siswa yang tidak sama)  Guru sebagai pusat  Guru sebagai fasilitator dan pembelajaran siswa sebagai subjek pendidikan  Pembelajaran cenderung  Pembelajaran dilakukan di
  • 9. dilakukan di kelas dalam dan di luar kelas  Metode mengajar cenderung  Metode mengajar bervariasi monoton  Pembelajaran mengejar  Pembelajaran berdasar target penyampaian materi pada kompetensi dasar yang harus dicapai  Ada program remedial dan pengayaan E. ASPEK CARA PENILAIAN KURIKULUM 1994 KBK  Acuan norma  Acuan kriteria  Penilaian menekankan pada  Penilaian mencakup tiga kemampuan kognitif aspek : kognitif, psikomotor dan afektif  Penyusunan bahan  Didasarkan pada materi penilaian didasarkan pada esensial yang benar-benar tujuan per kelas dan per relevan dengan kompetensi semester yang harus dicapai siswa  Keberhasilan siswa diukur  Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang dapat pencapaian kompetensi diperbandingkan dengan tertentu dan bukan nilai siswa lainnya didasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar siswa yang lain  Ujian hanya menggunakan  Ujian menggunakan teknik paper and pencil test berbagai teknik (performance test, objective test,dll) dan metode penilaian portfolio 12. KOMPONEN KBK  KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR  PENILAIAN BERBASIS KELAS  KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR  PENGELOLAAN KURIKULUM BERBASIS SEKOLAH A. KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR
  • 10. - Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. - Memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir hingga 18 tahun. Kurikulum dan hasil belajar ini memuat, kompetensi (Standar Kompetensi: Tujuan Pendidikan Nasional, Komp. Lintas Kurikulum, Kom.lulusan, komp.bahan kajian, komp. Mapel Kelas, Komp.Dasar), hasil belajar, indikator-indikator dari TK hingga kelas XII. - Dengan demikian Tujuan Kurikulum adalah : - Sebagai alat untuk mencapai tujuan (Standar Kompetensi: Tujuan Pendidikan Nasional, Komp. Lintas Kurikulum, Kom.lulusan, komp.bahan kajian, komp. Mapel Kelas, Komp.Dasar + Indikator-indikator) - Sebagai Pedoman untuk :  Pengaturan kegiatan pembelajaran  Melakukan Penyesuaian  Menghindari redundasi (pengulangan)  Menjaga kesinambulan (kontinuitas)  Melihat kualitas & karakteristik sekolah A.1. STANDAR KOMPETENSI : Standar Kompetensi Mencakup dua hal : a. Standar Isi (content standar) berupa pernyataan tentang pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mempelajari mata pelajaran tertentu b. Standar Penampilan (performance standar), pernyataan tentang kriteria untuk menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap standar isi tersebut di atas. Contoh : Standar Kompetensi mata Pelajaran Pendidikan Seni : - Mengapresiasikan seni rupa berdasarkan latar belakang budaya setempat - Berkreasi seni rupa berdasarkan eksplorasi unsur-unsur seni rupa tradisi dan modern. A.2. KOMPETENSI LINTAS KURIKULUM : - Kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara berkesinambungan - Merupakan jabaran fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dikaitkan dengan tuntutan dan harapan masyarakat; - Merupakan akumulasi dari pencapaian keseluruhan kompetensi dari setiap satuan pendidikan. A.3. STANDAR KOMPETENSI LINTAS KURIKULUM
  • 11. 1. Memegang teguh keimanan , menyadari dan menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman sesuai dengan ajaran masing-masing 2. Menggunakan bahasa yang baik dan efektif untuk memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain; 3. Memilih, memadukan dan menerapkan konsep-konsep, pola, struktur dan hubungan 4. Memilih, mencari dan menerapkan IT yang diperlukan dari berbagai sumber 5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, teknologi, dan menggunakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat; 6. Berpartisipasi, berinteraksi dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografi dan historis 7. Berkreasi dan berinovasi serta menghargai karya artistik, budaya dan intelektual, serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab. 8. Berpikir logis, kritis dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan; 9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri dan bekerja sama dengan orang lain. A.4. KOMPETENSI LULUSAN - Menyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari; menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Berfikir logis, kritis, kreatif, inovatif, menjalankan hak dan kewajiban, berkarya dan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab, dan menjadikan ajaran agama sebagai landasan memecahkan masalah serta perilaku dalam kehidupan masyarakat. - Berkomunikasi melalui berbagai media - Menyenangi dan menghargai seni - Berpartisipasi dalam berbagai kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air. A.5. DESENTRALISASI DAN KBK - Pemberlakuan UU RI No.22 Tahun 1999 dan PP No.25 Tahun 2000 Membawa Implikasi terhadap pelaksanaan otonomi dan demokratisasi dalam penyelenggaraan pendidikan . - Pertimbangan dilaksanakan desentralisasi Kurikulum Terhadap Pengelolaan Kurikulum adalah : (1) Pemerataan kesempatan berimprovisasi dan berkreasi akan dapat meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tahap kemampuan; (2) Pencapaian mutu pendidikan merupakan tanggung jawab secara bersama-sama antara orang tua, sekolah, masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat;
  • 12. (3) Keterbukaan dan kepercayaan dalam pengelolaan pendidikan sesuai dengan otoritas masing-masing dapat membangun integritas bangsa; (4) Permasalahan pendidikan yang rumit di setiap wilayah sekolah menuntut pengelolaan secara tersendiri sesuai dengan karakteristik wilayah yang bersangkutan. - Hal ini dapat dimaklumi mengingat salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan adalah penyempurnaan kurikulum. Indikator keberhasilah pembaharuan kurikulum ditunjukkan dengan adanya perubahan pada pola kegiatan belajar-mengajar, memilih media pendidikan, menentukan pola penilaian, dan pengelolaan kurikulum yang menentukan hasil pendidikan. - Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan pengelolaan kurikulum yang dengan sendirinya akan mengubah praktik- praktik pembelajaran (KBM) di kelas. Selama ini sumber daya manusia yang ada di daerah dan sekolah kurang diberdayakan dalam pengelolaan kurikulum. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah diarahkan untuk memberdayakan sumber daya yang ada di daerah dan sekolah dalam mengelola Kurikulum Berbasis Kompetensi. - Desentralisasi pendidikan ini menuntut perubahan dalam pengelolaan kurikulum pada tingkat kabupaten/kota. Kabupaten/kota bertanggung jawab dalam pengembangan silabus yang relevan dengan kebutuhan daerahnya sekaligus bertanggung jawab untuk dapat mencapai standar mutu yang tinggi. Suatu tim rekayasa kurikulum dapat dibentuk untuk mengembangkan silabus sekaligus memberdayakan dan meningkatkan kemampuan sumber daya di daerah. - Implikasi dari pengembangan silabus yang dibuat di daerah atau sekolah sebagai berikut:  Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum menjadi dinamis dengan pemecahan masalah yang secara langsung dapat ditangani pada tingkat sekolah atau daerah  Pengelolaan kurikulum sepenuhnya ditangani oleh sekolah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya  Pemberdayaan tenaga kependidikan yang potensial di daerah untuk dilibatkan dalam penyusunan silabus, pelaksanaan dan penilaiannya  Pemanfaatan sumber-sumber daya pendidikan lainnya yang terdapat di daerah yang bersangkutan untuk penyusunan silabus  Penggunaan sumber-sumber informasi lain termasuk multi-media yang bermanfaat untuk memperkaya penyusunan silabus dan pelaksanaannya  Pembentukan tim pengembangan kurikulum dan jaringan kurikulum  Pengembangan sistem informasi kurikulum melalui jaringan internet seluruh dunia. A.6. KBK SEBAGAI SISTEM KURIKULUM NASIONAL - Disebutkan bahwa kewenangan Pemerintah Pusat dalam pendidikan adalah:
  • 13. a. Penetapan standar kompetensi siswa dan warga belajar b. Pengaturan kurikulum nasional c. Penilaian hasil belajar secara nasional d. Penyusunan pedoman pelaksanaan e. Penetapan standar materi pelajaran pokok, penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun bagi pendidikan dasar, menengah dan luar sekolah. - KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah; - KBK menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama, dan jender melalui pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah. Dengan demikian Sistem Kurikulum Nasional dalam KBK mencakup dua inovasi pendidikan, yakni : a. Berfokus pada standar kompetensi dan hasil belajar b. Mendesentralisasikan pengembangan silabus dan pelaksanaannya Kedua Inovasi ini sejalan dengan prinsip Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan. Dalam hal Kesatuan dalam Kebijakan, KBK memungkinkan pengembangan kompetensi standar yang dirumuskan dalam level pencapaian prestasi siswa. Standar meringkas kualitas kompetensi siswa berupa hasil belajar (kinerja) yang ditetapkan disertai dengan patokan atau ukuran yang jelas dalam beberapa indikator. Level (pemeringkat) ini dapat digunakan untuk menelaah ketercapaian kondisi dan proses minimal tertentu yang dapat digunakan untuk memacu pencapaian yang lebih baik. Dan, Keberagaman dalam Pelaksanaan, prinsip ini diimplementasikan dalam desentralisasi pendidikan. (di atas) B. PENILAIAN BERBASIS KELAS Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, penyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan 1. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas 2. PBK sebagai bagian dari penilaian Pendidikan 3. PBK sebagai komponen KBK 4. Tujuan dan Fungsi KBK 5. Prinsip-Prinsip PBK 6. Acuan Penilaian Berbasis Kelas 7. Penilaian Kompetensi dalam KBK a. Penilaian Kompetensi Dasar Mata Pelajaran b. Penilaian Kompetensi Rumpun Pelajaran c. Penilaian Kompetensi Lintas Kurikulum
  • 14. d. Penilaian Kompetensi Lulusan e. Penilaian Terhadap Pencapaian Keterampilan Hidup (life skill) f. Ranah yang dinilai 8. Bentuk Penilaian dan Bentuk Tagihan 9. Alat Penilaian 10. Persyaratan Alat Penilaian 11. Pengumpulan Informasi hasil Belajar a. Lingkup penilaian hasil Belajar b. Keseimbangan tiga Ranah c. Pengumpulan dan Pencatatan Kemajuan Hasil Belajar d. Pengambilan Keputusan Hasil Belajar e. Penyajian Hasil Penilaian 12. Pelaporan a. Laporan sebagai Akuntabilitas Publik b. Isi Laporan c. Manfaat Laporan hasil Belajar 1. LATAR BELAKANG  Penyempurnaan Kurikulum sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan;  Indikator keberhasilan pembaruan kurikulum ditunjukkan dengan adanya perubahan pola KBM, memilih media pendidikan, menentukan pola penilaian yang menentukan hasil pendidikan  Pembaruan kurikulum bermakna jika diikuti oleh perubahan praktek KBM yang dengan sendirinya akan mengubah praktik penilaian.  Selama ini praktik penilaian di kelas kurang menggunakan cara dan alat yang bervariasi.  Penilaian lebih diarahkan pada penguasaan bahan yang diujikan dalam bentuk tes obyektif.  Ranah yang dinilai perlu diperluas termasuk penilaian sikap dan ketrampilan.  Untuk memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dengan berbagai bentuk dan model penilaian.  Untuk memperoleh keutuhan gambaran (profile) prestasi dan kemajuan belajar siswa. 2. Pengertian • Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar sisw yang diperoleh melalui pengukuran untuk menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja atau prestasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang terkait. Proses penilaian mencakup pengumpulan sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penilaian atau asesmen adalah pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. • Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK
  • 15. mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan. • Penilaian dilaksanakan secara terpadu dengan KBM oleh karena disebut Penilaian Berbasis Kelas. PBK dilakukan dengan pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pencil). Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi siswa. C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran yang untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan paedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik. C.1. ORIENTASI PELAKSANAAN KBK 1. Hasil serta Dampak yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang menyenangkan, mencerdaskan dan bermakna (PAKEM) 2. Keberagaman Pengalaman Belajar yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhan hidupnya C.2. 7 KUNCI KEUNGGULAN PENGELOLAAN KBM DALAM KBK 1- Paradigma learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together 2- Berpusat pada peserta didik 3- Mengembangkan kreatifitas dan kompetensi peserta didik 4- Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang 5- Keragaman Pendekatan keimanan/spiritual, pengalaman, emosional, rasional, keteladanan, pembiasaan, fungsional, dll. 6- Keragaman metode/strategi: klarifikasi nilai, meramalkan konsekwensi, penalaran moral (moral reasoning), internalisasi nilai, Active Learning, Contextual Teaching& Learning (CTL), Quantum Teaching, Mastery Learning, Accelerative Learning, dll. 7- Beragam cara penilaian (Authentic assessment) D. PENGELOLAAN KURIKULUM BERBASIS SEKOLAH D.1. Prinsip Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah menggunakan prinsip Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan. Kesatuan dalam Kebijakan mengandung arti bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kurikulum nasional yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah dan pencapaian hasil belajarnya Keragaman dalam Pelaksanaan, mengandung arti bahwa pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang sesuai dengan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah.
  • 16. Dengan demikian, maka Pengelolaan Kurikulum Berbasisi Sekolah memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum (curriculum council), pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan dan pengembangan sistem informasi kurikulum. D.2. Implementasi Pengelolaan KBK KBK dapat diimplementasikan pada tingkat kelas, sekolah, kelompok sekolah atau daerah. Pelaksanaan KBK ini perlu menjabarkan kompetensi dan hasil belajar ke dalam silabus-silabus yang dibuat oleh daerah atau sekolah. a. Sekolah Dalam pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran dan tanggung jawab pihak lainnya dalam bidang pendidikan di daerah yang bersangkutan. Peran dan tanggung jawab sekolah dalam pengelolaan kurikulum Berbasis Sekolah adalah : (1) Meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak (guru, karyawan sekolah, orang tua siswa, pihak akademisi, birokrat terkait dan asosiasi profesi) untuk mensosialisasikan gagasan, konsep, pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan implikasinya terhadap siswa dan sekolah (2) Menetapkan tahap dan administrasi pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, misalnya : - Menyusun silabus sendiri - Memohon bantuan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menyusun silabus - Menggunakan model silabus yang disusun oleh sekolah lain atau pihak lain; atau - Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kurikulum (3) Menata ulang penempatan guru pada kelas-kelas yang lebih sesuai dengan tidak mengurangi kesejateraan guru yang telah ditetapkan sebelumnya (4) Meningkatkan kapasitas (capacity building) tenaga kependidikan melalui berbagai cara seperti penempatan sesuai dengan keahlian dan pelatihan secara berkala (5) Memberdayakan semua sumber daya dan dana sekolah termasuk melibatkan dewan pendidikan dan komite sekolah untuk meningkatkan mutu pelaksanaan kurikulum Secara khusus, tugas unsur-unsur yang berada di sekolah dalam pengelolaan kurikulum adalah sebagai berikut : (a) Kepala Sekolah
  • 17. Menjamin tersedianya dokumen kurikulum  Membantu dan memberikan nasihat kepada guru dalam memahami kurikulum  Mengatur jadwal pertemuan guru, tenaga administras, dan orang tua/BP3  Menjalin hubungan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi, dan perguruan Tinggi yang terkait dalam pelaksanaan kurikulum  Menyusun laporan evaluasi perencanaan dan pelaksanaan kurikulum di sekolah dan menyampaikannya pada pihak yang terkait. (b) Guru  Mempelajari dan memahami kurikulum  Menyusun silabus yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi daerah  Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan yang telah disusun  Mengumpulkan dan berbagi gagasan dengan sesama guru mengenai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar  Menghadiri pertemuan-pertemuan di tingkat sekolah, KKG/MGMP, tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan propinsi  Menyelesaikan tugas-tugas administrasi yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar b. Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota Tugas dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Kabupaten/kota dalam Pengelolaah Kurikulum Berbasis Sekolah adalah (1) Mengusahakan tersedianya sumber dana pada tingkat Kabupaten/kota yang dialokasikan untuk penyusunan, evaluasi dan perbaikan silabus (2) Membuat rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai dengan kebutuhan daerah yang bersangkutan (3) Membentuk tim pengembangan silabus pada tingkat kabupaten/kota (4) Melakukan sosialisasi kurikulum Berbasis Kompetensi berkenaan dengan segala implikasi perubahan dalam tatanan penyelenggaraan pendidikan (5) Mengkaji silabus yang dibuat oleh sekolah yang mampu membuatnya sendiri (6) Mendistribusikan silabus ke sekolah-sekolah yang tidak menyusun silabus (7) Mengkaji kelayakan sekolah yang yang akan memulai menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (8) Memberikan persetujuan jika sekolah telah sanggup melaksanakannya (9) Melakukan supervisi, penilaian, dan monitoring mulai dari penyusunan sampai dengan pelaksanaannya termasuk perangkat silabus.
  • 18. c. Dinas Pendidikan Propinsi Tugas dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Propinsi dalam Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah adalah : (1) Menjadi fasilitator pembentukan, pelatihan, dan pembinaan Tim Pengembang Silabus pada tingkat Kabupaten/Kota (2) Memberikan layanan operasional pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan penyusunan silabus bagi seluruh Kabupaten/kota (3) Memantau penyusunan dan implementasi silabus pada tingkat Kabupaten/kota (4) Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan yang diperlukan bagi penyusunan silabus (5) Mengusahakan dana secara rutin untuk kegiatan penyusunan silabus, penilaian dan monitoring silabus (6) Melakukan supervisi,penilaian dan monitoring untuk kepentingan informasi pendidikan tingkat propinsi (7) Melakukan koordinasi vertikal dengan unit-unit kerja terkait di lingkunan Departemen Pendidikan nasional d. Tingkat Pusat Tugas dan tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional dalam Pengelolaan Kurikulum Berbasis Kompetensi mencakup : (1) Merencanakan, mengembangkan, dan mengevaluasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (2) Memberikan saran kebijakan (3) Memberikan layanan yang berkaitan dengan konsep dan filosofi pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (4) Menyempurnakan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan masukan dari hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi (5) Memberikan pelayanan kepada Tim Perekayasa Kurikulum di daerah (6) Menyelenggarakan worshop dan seminar peningkatan mutu pelaksanaan kurikulum. 13. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN KBK A- Kesamaan memperoleh kesempatan B- Berpusat pada anak/siswa C- Pendekatan menyeluruh dan kemitraan D- Kesatuan dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan 14. DIVERSIFIKASI KBK - KBK dapat diperluas, diperdalam dan disesuaikan dengan keberagaman ( Kemampuan, potensi siswa-nomral, sedang , tinggi, lingkungan) - Diversifikasi KBK bertujuan: a. Kelompok Normal - Pemahaman tentang prinsip, praktikal aplikasi dan akademik yang berhubungan dengan dunia kerja b. Kelompok Sedang
  • 19. - Kemahiran berkomunikasi, menggali potensi didi, aplikasi praktikal serta kemahiran akadmik dan praktikal sehubungan dengan tuntutan dunia kerja dan pendidikan profesional. c. Kelompok Tinggi - Pemahaman prinsip, teori, dan aplikasi serta kemampuan akademik untuk memasuki perguruan Tinggi 15. BAGAN PENGEMBANGAN KBK Menitikberatkan Pencapaian Target (Attainment targets) Kompetensi dari pada penguasaan materi Lebih Mengakomodasikan Keragaman Pengembangan Kebutuhan dan Sumber Daya Pendidikan yang KBK tersedia Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan 16. PENGEMBANGAN SILABUS A. PEMBENTUKAN TIM PENGEMBANG SILABUS B. PENYUSUNAN SILABUS 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Perbaikan 4. Pemantapan C. PENILAIAN SILABUS