2. •
PEMBAHASAN
Nabi Muhammad SAW.
Rasululloh SAW. dilahirkan oleh seorang ibu bernama Siti Aminah
pada hari senin tanggal 12 rabi’ul awal tahun gajah (570 M). beliau
adalah Muhammad saw. Bin Abdullah bin abdul muthalib bin hasyim bin
abdi manaf bin qushay bin kilab bin murrah bin ka’ab bin lu’ayy bin
ghalib bin fihr bin malik bin nadhr bin kinanah bin khuzaimah bin
mudrikah bin ilyas bin mudhar bin nizar bin ma’ad bin adnan. Nasab
adnan berakhir pada sayyidina Isma’il bin ibrahim alaihimas al-salam.
Pribadi Muhammad sebagai pengemban risalah kenabian dan
kerasulan memiliki berbagai dimensi yang merupakan perpaduan antara
sisi kemanusiaan dan sisi ketuhanan. Nabi Muhammad saw sungguh
luar biasa. Salah satu bagian hidupnya yang membuat umat manusia
kagum adalah saat-saat dimana beliau menjadi seorang pemimpin. Beliau
pemimpin bagi Islam, sekaligus sebagai pemimpin negara, sekaligus
pemimpin rumah tangga, sekaligus pemimpin bagi dirinya sendiri.
3. • Keadaan Nabi sebelum Turunnya Al Qur’an
Sebelum beliau diutus menjadi nabi, beliau telah
dijauhkan dari perabadahan kepada berhala serta seluruh
perkataan dan perbuatan jelek. Selain itu, beliau juga
diciptakan di atas fitrah yang telah siap sedia menerima
kebenaran baik berupa ilmu atau amalan.
Dalam masa remajanya, diriwayatkan bahwa
Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia
hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat – sifat
angkoh dan sombong. Ia menyayangi orang – orang miskin,
para janda dan anak – anak yatim serta berbagai penderitaan
dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari
semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada
masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras,
berkelakuan kasar dan lain – lain. Sehingga ia dikenal sebagai
Al – Saadiq (Yang benar) dan Al – Amin (Yang terpercaya).
4. Muhammad dilahirkan ditengah – tengah
masyarakat berbelakang yang senang dengan kekerasan
dan pertempuran. Ia sering menyendiri ke Gua Hira’ ,
sebuah gua bukit dekat Mekah, yang sekarang dikenal
sebagai Jabal An Nur karena bertentangan sikap dengan
kebudayaan Arab pada zaman tersebut. Disinilah ia
sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada
Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Ketika umur beliau telah 40 tahun, kekuatan akal
beliau telah siap untuk menerima risalah yang paling
agung. Ketika malaikat Jibril menampakkan diri kepada
beliau dan mengagetkan karena tidak ada yang
mengawali peristiwa tersebut (datang dengan tiba –
tiba).
5. Jibril berkata “Bacalah!”, beliau menjawab “Saya tidak
dapat membaca” Jibril mengulangi perintah ini untuk kedua
kalinya. Dan, pada kali yang ketiga. Jibril berkata padanya :
Ayat pertama yang Allah turunkan kepada beliau :
“ Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang
menciptakan! Din telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, Yang
Mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya “
(Al-‘Alaq : 1-5)
6. PERANG BADAR
Rasulullah pernah sekali membulatkan tekad menghadang
salah satu kafilah dagang Quraisy. Beliau keluar diiringi 313
orang yang hanya dibekali dengan 2 ekor kuda dan 70 ekor onta.
Sementara kafilah Quraisy terdiri dari 1000 ekor onta dipimpin
oleh Abu Sufyan beserta 40 orang bersamanya. Hanya saja, Abu
Sufyan telah mengetahui keluarnya kaum muslimin. Lalu, ia
mengirim utusan ke Mekkah untuk memberitahukan hal ini,
sekaligus meminta bantuan mereka. Abu Sufyan mengalihkan
jalannya dan pergi dari jalan lain, sehingga mereka tidak
berjumpa dengan kaum muslimin. Sedangkan kaum Quraisy
telah keluar dengan satu pasukan yang berjumlah 1000 tentara,
namun utusan Abu Sufyan telah sampai kepada mereka dengan
mengabarkan keselamatan kafilah dan meminta mereka kembali
ke Mekkah. Akan tetapi, Abu Jahal menolak untuk kembali, ia
memerintahkan pasukan untuk melanjutkan perjalanan ke Badar.
7. Setelah mengetahui kaum Quraisy keluar,
Rasulullah bermusyawarah dengan para sahabatnya
dan semua sepakat untuk menemui dan memerangi
orang – orang kafir. Di pagi hari Jum’at, tanggal 11
Ramadhan tahun ke-2 H, kedua kelompok saling
berhadapan dan terjadilah perang yang dahsyat.
Peperangan ini diakhiri dengan kemenangan bagi
kaum muslimin dengan 14 orang gugur sebagai
syahid. Sedangkan dari kaum musyrikin telah tewas
70 orang dan 70 orang lainnya ditawan.
8. PERANG UHUD
Setelah perang Badar, terjadi beberapa peperangan lain antara kaum
muslimin dan kaum kafir Mekkah. Peperangan kedua yang terjadi
setelah perang Badar, adalah perang Uhud. Pada peperangan ini, kaum
muslimin mengalami kekalahan. Karena, mereka telah menyalahi
perintah Rasulullah dan tidak mematuhi strategi yang telah beliau buat.
Jumlah pasukan kaum kafir sebanyak 3000 pasukan, sedangkan kaum
muslimin berjumlah sekitar 700 pasukan.
Setelah perang Uhud, orang – orang Yahudi keluar menuju Mekkah
menyerukan kepada kaum kafir untuk memerangi kaum muslimin di
Madinah, dan berjanji akan memberikan dukungan. Kaum kafir pun
memenuhinya. Kaum Yahudi tidak saja menyerukan kepada kaum kafir
Mekkah, tetapi juga kepada kabilah – kabilah lain, dan semuanya
menyetujui ajakan tersebut. Maka, berangkatlah sekitar 10.000 pasukan
kaum musyrikin menuju Madinah dari berbagai penjuru dan
mengepungnya.
9. Rasulullah mendengarkan rencana musuh, lalu beliau
bermusyawarah dengan para sahabatnya. Salman al – Farisi
menyarankan untuk menggali parit di sekitar Madinah, yaitu
di tempat yang tidak bergunung. Kaum muslimin segera
menggali parit dan dalam waktu singkat dapat
menyelesaikannya. Selama hampir satu bulan, kaum kafir
tadak mampu menyeberangi parit. Lalu, Allah mengirim angin
yang sangat dahsyat kepada orang – orang kafir, sehingga
memporak – porandakan perkemahan mereka, dan rasa takut
benar – benar menyelimuti mereka. Akhirnya, mereka pun
kembali ke Mekkah.
10. 1. Nabi Muhammad saw sebagai Nabi/ Rasul
Secara historis, perjalanan Nabi Muhammad saw.
sebagai pembawa risalah langit terbagi dalam tiga
periode, yaitu pertama, periode pra kerasulan, kedua,
periode kerasulan dan ketiga, periode pasca kerasulan.
Tahap kedua masa kenabian di awali dengan dengan
kondisi demografis sosiologis Arab, yakni kondisi
masa Makiyyah dan masa Madaniyah. Latar belakang
kehidupan bangsa Arab yang begitu buruk lah yang
menjadi sejarah awal perjuangan Nabi Muhammad
dalam menegakkan ajaran Islam.
11. Tepat pada umur 40 tahun, Muhammad bin
Abdullah, suami dari Siti Khadijah, menerima tugas
kenabian yang harus disampaikan ke seluruh umat
manusia. Tugas yang tentu saja tidak mudah, sehingga
Nabi Muhammad SAW sendiri pada awalnya sempat
ragu, apakah benar yang diterima adalah wahyu, dan
apakah juga merupakan pengangkatan sebagai Nabi
(yang menerima wahyu) dan Rasul (yang diutus
menyampaikan misi). Tetapi sang pendamping Siti
Khadijah,
yang
teguh
hati,
menenangkan,
menentramkan, menguatkan dan memastikan bahwa
yang diterima benar wahyu dan baginda benar-benar
diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
12. 2. Nabi Muhammad saw sebagai Pemimpin Umat/
Negara
Kemampuannya dalam mengadakan hubungan
internasional dengan berkirim surat yang bertujuan
untuk “memproklamirkan Islam” kepada para raja dan
gubenur dari negara lain.
Ketika kemudian praktek kenegaraan yang
dijabarkan oleh nabi, yaitu “Membangun negara
Madinah dan pemerintahannya” ditinggalkan Nabi,
meninggal dunia, Praktek ini tetap dilanjutkan oleh
penerus beliau, 4 khalifah yang terkenal (Abu Bakar,
Umar, Usman dan Ali) atau Khulafaurrasyidin
Ahmadiyyin (Pemimpin yang cerdas dan mendapat
petunjuk).
13. Eksistensi Hadits Di Tengah Peran Nabi Muhammad Sebagai
Rasul
Rasul adalah utusan Allah di bumi untuk menyampaikan risalah atau
wahyu kepada manusia dan memerintahkan agar manusia mau beriman
dan menyembah Allah serta beribadah kepadaNya. Nabi Muhammad saw
merupakan rasul yang terakhir yang diturunkan kepada semesta alam dan
membawa rahmat bagi semesta alam. Kehadiran Nabi Muhammad
adalah untuk menegakkan dan menyebarkan ajaran yang berupa agama
Islam di tanah Arab khususnya dan di seluruh dunia pada umumnya.
Sebagai rasul dan Nabi yang diutus untuk semesta alam tentulah
Muhammad saw diberi kitab yang memuat seluruh ajaran yang akan
disampaikan kepada manusia. Kitab tersebut bernama al-Qur’an. Namun
sebagaimana diketahui, bahwa isi al-Qur’an sangat ringkas dan padat
sehingga tidak semua orang mampu memahaminya dengan baik, tanpa
bantuan penjelasan dari Nabi Muhammad saw.
14. Nabi yang berperan sebagai manusia biasa juga pernah
mengalami kesalahan, yaitu ketika Nabi memberi saran
kepada salah satu orang untuk tidak mengawinkan pohon
kurma. Namun, akibatnya pohon kurma itu tidak jadi berbuah.
Pohon kurma akan berbuah apabila dikawinkan. Selanjutnya
Nabi bersabda: “kamu lebih mengetahui tentang seluk beluk
perkara duniamu”. Hal itu merupakan titik tekan bahwa Nabi
Muhammad juga seorang manusia. Jadi eksistensi hadits
ketika Nabi berperan sebagai manusia masih terpelihara
kecuali dalam masalah dan hal-hal tertentu.
15. Bahkan mengenai kejadian yang mengiringi al-Qur’an
saja, manusia tidak mampu memahaminya dan tidak
mempercayainya. Di situlah peran hadits sebagai penjelas alQur’an juga sebagai penjelas kronologi kejadian wahyu.
Ketika wahyu pertama yaitu ayat 1-5 turun pertama kali,
yaitu di gua hira’. Selagi usia Nabi hampir mencapai 40 tahun.
Gua hira’ terletak di Jabal Nur, yang jaraknya kira-kira dua mil
dari Makkah.
16. Eksistensi Hadits Di Tengah Peran Nabi Muhammad Sebagai
Manusia Biasa
Nabi adalah utusan Allah untuk menyampaikan risalahNya kepada manusia. Karena obyeknya adalah manusia, maka
yang diutus juga seorang manusia. Disamping itu, banyak
ungkapan dalam al-Qur’an yang mengemukakan bahwa
Muhammad adalah manusia biasa. Dari sini, wajar kalau Nabi
Muhammad juga makan, minum, tidur, beristri dan lain
sebagainya sebagaimana layaknya manusia biasa. Hal inilah
yang kadang memancing kesalahan kontroversi pemahaman,
ada yang menganggap semua yang dilakukan Nabi itu adalah
hadits, namun ada yang membeda-bedakan antara kegiatan
yang bersifat basyariyah dengan kegiatan edukatif.