SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
i
MAKALAH
Filosofi Sholat
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agama
Islam III Dosen Pembimbing :
ABDUL HAMID ALY S.PD, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Asma’ul Noer Vachriyanti (21801081083)
2. Siti Aisyah (21801081343)
3. Ahmad Nailul fauzi (21801081364)
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOM DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT tuhan semesta alam atas segalah karunia
nikmat- nya sehingga penulisan dapat menulis makalah ini dengan sebaik
mungkin. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Agama islam III.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu penulisan sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat
mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.
Malang, 30 September 2019
Penyusun
iii
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Miqat Zamani dan Miqat Makani .............................................................................2
B. Umrah Sunnah...........................................................................................................3
C. Haji Badal .................................................................................................................3
D. Walimahtus Safar......................................................................................................6
E. Sirah Nabawiyah II : seputar Ibadah Haji dan Umrah..............................................6
BAB III PENUTUP.....................................................................................................16
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................................16
Daftar pustaka.............................................................................................................17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama Islam menjelaskan bahwa kita sebagai manusai yang penuh dengan
dosa haruslah mensucikan jiwa dan membebaskan diri dari hawa nafsu. Dengan
ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah. Ibadah
dalam agama Islam banyak macamnya. Salah satunya yaitu Haji yang merupakan
rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya
menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga
semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk
mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan,
berpisah dengan keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan
kenikmatan rohani.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Miqat Makani dan Miqat Zamani ?
2. Apa saja ketentuan-ketentuan dalam melakukan Miqat Makani dan Zamani ?
3. Apa yang dimaksud Umrah Sunnah ?
4. Apa hokum seseorang melakukan Umrah Sunnah ?
5. Apa yang dimaksud dengan Haji Badal ?
6. Bagaimana ketentuan dalam melaksanakan Haji Badal ?
7. Apa yang dimaksud dengan Walimahtus Safar ?
8. Sirah Nabawiyah II : seputar Ibadah Haji dan Umrah ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Miqat Zamani dan Miqat Makani
Miqat berarti batas waktu dan tempat yang telah ditentukan untuk melakukan miqat
baik dengan ibadah Haji dan Umrah.
Miqat sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Miqat Zamani
Waktu tertentu untuk melaksanakan Haji yaitu pada bulan-bulan Haji : Syawal,
Dzulqaidah dan sepuluh hari pertama Dzulhijjah (sampai sebelum terbitfajar 10
Dzulhijjah)
2. Miqat Makani
Berapa tempat untuk memulai ihram dan tidak boleh melalui tempat itu tanpa
berihram. Miqat tersebut adalah :
a) Dzul Halifah
Adalah miqatnya penduduk Madinah dan orang-orang yang dating
melewatinya. Sekitar 26 km dari Madinah atau 450 km dari Makkah Al-
Mukkaramah. Oleh orang awam biasa disebut Bir Ali
b) Al-Juhfan
Adalah miqatnya penduduk Syam (Yordania,Suriah,Libanon, Palestina,
Maroko dan Mesir) dan orang-orang yang melewatinya tenpat ini berada
didekat kota Rabig. Jauhnya sekitar 183 km dari Makkah.
c) Qornul Manazil
Tempat ini dikenal dengan nama As Sailul Kabir dan ujung sebelah
baratnya dikenal dengan nama Wadi Muhrim. Juahnya 75 km dari Makkah
dan dari situlah miqat penduduk Najed, penduduk Thaif dan orang-orang
yang melewati temoat tersebut.
d) Yalamlam
Adalah miqatnya penduduk Yaman dan orang-orang yang melewatinya.
Sekarang manusia berihram dari Assa’diyah 92 km dari Makkah. Biasanya
jamaah asal Indonesia yang langsung menuju Makkah menggunakan miqat
ini untuk memulai berihram.
e) Dzat ‘Irqin (Adh Dhoribah)
3
Adalah miqatnya penduduk Irak dan orang-orang yang melewatinya.
Lokasinya berjarak 92 km dari Makkah.
Bagi tertempat dinegara lain, maka miqatnya tergantung dari daerah mana ia
memulainya. Penduduk Makkah berihram dari Makkah untuk melaksanakan Haji.
Sedangkan untuk Umrah mereka berihram dari tanah halal diluar batas Tanah
Haram dari arah mana saja seperti Tan’im. Penduduk yang tinggal didalam area
miqat, mereka berihram dari tempat tinggalnya.
Tidak boleh bagi seseorang yang berhaji atau berumrah melewati miqat tanpa
berihram. Jika melewatinya tanpa ihram dengan sengaja, maka wajib bagunya
menunaikan dam (fidyah) namun haji dan umrahnya sah. Damnya dalam bentuk
seekor kambing disembelih hanya di Makkah dan dibagikan kepada fakir miskin
setempat.
B. Umrah Sunnah
Umrah Sunnah adalah umrah (berziarah ke Baitullah dengan tata cara yang
ditentukan atau manasik) diluar musim Haji dan tidak berkaitan dengan ibadah
Haji. Umrah Sunnah maupun Umrah Wajib dilakukan dengan tata cara yang sama
mulai dari miqat, yawaf tujuh putaran dengan tiga putaran berlari kecil (ramal) sa’i
antara safa dan marwah serta tahalul. Bedanya yaitu bahwa Umrah Haji wajib
berlanjut kepada pelaksanaan Haji pada tanggal 8 Dzulhijjah sedangkan umrah
selesai dengan tahalul.
Umrah Sunnah hukumnya sunnah, tidak dilakukan juga tidak apa-apa. Sedangkan
Umrah Wajib harus wajib dikerjakan, jika tidak maka menjadi tidak sempurna
hajinya bahkan tidak bias sah pula hajinya.
C. Haji Badal
Badal Haji adalah kegiatan menghajikan orang yang telah meninggal (yang belum
haji) atau menghajikan orang yang sudah tak mampu melaksanakannya (secara
fisik) disebabkan oleh suatu udzur jasmani dan rohani (tidak dapat diharapkan
kesembuhannya menurut medis, sakit tergantung dengan alat dan gangguan jiwa).
4
Badal Haji didasarkan pada hadist Nabi SAW
Artinya :
Dari Ibnu Abbas dari al-Fadl : “seseorang perempuan dari kabilah khats’am
bertanya kepada Rasulullah : Wahai Rasulullah, ayahku telah wajib Haji tetapi dia
sudah tua renta dan tidak mampu lagi duduk diatas kendaraan? Jawab Rasulullah
: Kalau begitu lakukanlah Haji untuk dia” (HR. Bukhari, Muslim)
Pelaksanaan Badal Haji diperbolehkan pada dua kelompok :
3. Al-Ma’dlub
Al-ma’dlub yaitu orang yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan untuk
berangkat ke tanah suci sehingga memerlukan jasa orang lain untuk ibadah haji.
Al-ma’dlub yang memiliki kemampuan finansial wajib atau boleh dibadalkan jika
tempat tinggalnya jauh dari Makkah dengan jarak kebih dari masafatul qashr.
Sedangkan al-ma’dlub yang sudah ada di tanah haram atau tempat lain yang dekat
dengan tanah haram Makkah tidak boleh dibadalhajikan melaikan harus haji
sendiri atau dibadalhajikan setelah meninggal. Tetapi jika kondisinya benar-benar
tidak memungkinkan untuk melaksanakan sendiri maka menurut sebagian
pendapat dia boleh dibadal hajikan disaat dia masih hidup. (Hasyiatul Jamal Juz II
halaman 388)
4. Al-Mayyit
Al-mayyit adalah haji yang tidak terlaksana atau tidak selesai karena yang
bersangkutan meninggal lebih dahulu.
5
Syarat-syarat badal haji :
Orang yang membadalhajikan harus sudah pernah haji terlebih dahulu
sebagaimana pendapat mazhab Syafi’i dan mazhab Hambali bahwa orang yang
akan menghajikan orang lain harus sudah haji untuk dirinya. Jika dia belum haji
maka tidak sah menghajikan orang lain sebagaimana hadis dari Ibnu Abbas,
menyatakan :
Artinya :
Dari Ibnu Abbas ra, bahwasannya Nabi SAW mendengarkan laki-laki berkata :
“Ya Allah, aku penuhi panggilanmu untuk Syubramah”
Nabi SAW bertanya : siapa Syubramah?
Dia menjawab : Syubramah adalah saudaraku atau kerabatku.
Nabi SAW bertanya : apakah engkau berhaji untuk diri anda?
Dia berkata : Bukan. Lalu Nabi bersabda :
“berhajilah untuk dirimu kemudian berhaji untuk Syubramah. (HR. Abu Daud,
Ibnu Hibban dan Hakim)
Tata cara/kaifiyah pelaksanaan badal haji sama dengan pelaksanaan haji untuk
dirinya sendiri kecuali ketika berniat harus berniat badal untuk seseorang.
6
Membadalkan haji wajib memulai ihramnya dari miqat dari negeri orang yang
dibadalkan. Kecuali biaya untuk badal haji tidak mencukupi maka boleh dari
miqat mana saja yang mudah. Sebagaimana hadist Nabi SAW :
Artinya:
Apabila diperintahkan kepada kamu dengan suatu urusan, maka laksanakanlah
sesuai dengan kemampuanmu (HR. Bukhari)
D. Walimahtus Safar
Menurut para ahli secara harfiah walimatus safar artinya menjamu atau pesta
dalam rangka safar “perjalanan” haji. Dengan maksud mengundang sanak saudara,
kerabat dan tetangga untuk hadir dalam acara pamitan calon jamaah haji untuk
menunaikan ibadah haji. Meskipun tidak dicontohkan oleh Rasulullah Saw
walimatus safar mempunyai makna positif karena tujuannya silaturahmi,
mengundang kedatangan saudara, tetangga. Dilanjutkan dengan pengajian dan
meminta maaf serta doa. Kemudian makan bersama sebagi kebahagiaan terutama
fakir miskin, yatim piatu dan lain sebagainya.
Dalam hadist Nabi Saw juga terdapat riwayat penyambutan para sahabat atas
kedatangan orang yang baru berpergian baik dari perjalanan haji, umrah,
berdagang dan lain sebagainya. Bahkan imam Al-Bukhari didalam kitab
Shahihnya terdapat bab penyambutan orang haji yang baru dating dan tiga
diantaranya naik kendaraan. Dalam bab tersebut imam Al Bukhari meriwayatkan
hadist dari Ibnu Abbas yang mengatakan :
“ketika Nabi Saw tiba di Makkah beliau disambut oleh anak-anak kecil Suku Bani
Abdul Muthalib lalu beliau menggendong salah satu dari mereka didepan dan yang
lainnya dibelakang”.
Dalam acara walimatus safar tidak hanya sekedar tradisi baik yang dilakukan oleh
umat muslim sebelum dan sesudah beramgkat Haji dan Umrah. Dan hendaknya
acara tersebut diselenggarakan sesuai dengan koridor agama dengan tanpa adanya
israf (berlebih-lebihan) dan memberatkan bagi calon jamaah Haji.
E. Sirah Nabawiyah II : seputar Ibadah Haji dan Umrah
Sejarah haji dan umrahberawal dari ribuan tahun yang lalu, bahkan sebelum Nabi
Muhammad SAW lahir, tepatnya pada masa Nabi Ibrahimas (1861-1686 SM) yang
7
merupakan keturunan Sam bin Nuh as (2900-3900 SM). Nabi Ibrahim lahi di
Urkasdim, kota penting di Mesopotamia kemudian Nabi Ibrahim berdiam
disebuah lembah negeri Syah. Sampai usia senja Nabi Ibrahim belum dikaruniai
keturunan, Sarah bersedih dan meminta Nabi Ibrahim menikahi Sarah. Akhirnya
Nabi Ibrahim dikaruniai seorang putra yang bernama Ismail. Sarah tidak mampu
menahan kesedihan karena tidak mendapat keturunan sepanjang pernikahannya
dengan Nabi Ibrahim as. Kemudian Allah memerintahkan membawa Ismail dan
Hajar menjauh dari Sarah. Dengan kuasa Allah malaikat jibril membawa Hajar,
Ismail dan Nabi Ibrahim as. Dalam perjalanannya setiap melewati tempat dengan
lading kurma yang subur ia meminta pada jibril untuk berhenti tetapi jibril
menjawab teruskan lagi dan teruskan lagi. Hingga sampai di Makkah jibril
menurunkan mereka di posisi ka’bah. Dibawah sebuah pohon yang melindungi
Hajar dan Ismail dari panasnya terik matahari. “ mengapa engkau menempatkan
kami ditempat ini? Tempat yang sunyi tidak ada manusia hanya ada gurun pasir
tiada air dan tiada tumbuh-tumbuhan?” Tanya Hajar sambil memeluk Ismail
Ibrahim menjawab: “sesungguhnya Allah yang memerintahkanku menempatkan
kalian disini”.
Lalu Ibrahim beranjak pergi meninggalkan Hajar dan Ismail. Sesampainya di bukit
Kuday yang memiliki lembah, Ibrahim berhenti sejenak menoleh kebelakang dan
melihat keluarga yang ditinggalkan. Dia berdoa dan doanya diabadikan dalam Al-
Qur’an QS Ibrahim:37 :
“Allah berfirman mengulangi doa Ibrahim : Ya Tuhan kami sesungguhnya aku
telah menempatkan sebagian keturunanku dilembah yang tidak mempunyai
tanaman didekat rumah engkau (baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang
demikian itu) agar mereka mendirikan sholat maka jadikanlah hati sebagian
manusia cenderung kepada mereka dan berikan rezeki dari buah-buahan mudah-
mudahan mereka bersyukur.”
Kemudian Ismail menangis kehausan dibawah terik matahari. Hajar panik mencari
air yang awalnya Hajar naik ke bukit safa tetapi tidak menemukan air lalu ia pergi
ke bukit marwah dan disana pun tidak menemukan air. Hajar panic dan sedikit
putus asa, sehingga ia tidak menyadari telah tujuh kali bolak balik antara bukit safa
dan bukit marwah. Namun ia tidak dapat menemukan sumber air diantara dua
tempat itu. Akhirnya di bukit marwah Hajar melihan kearah Ismail. Dia heran
Ismail tiba-tiba berhenti menangis. Ternyata ia melihat air mengalir dari bawah
kaki Ismail. Hajar berlari bahagia menuju tempat Ismail. Daia berusaha menggali
pasir membendung air mengalir sambil menyebut kata “zam-zam” (menampung).
Beberapa lama kemudian, lewatlah Kabilah Jurhum di sekitar tempat itu. Ketika
8
berada di bukit Arafah, mereka melihat kerumunan burung-burung beterbangan di
atas udara. Mereka yakin disana pasti ada sumber air. Mereka segera mendekati
tempat tersebut. Setelah sampai, mereka terkesima melihat seorang wanita
bersama bayinya duduk di bawah pohon dekat sumber air itu. Kepala suku Jurhum
bertanya pada Hajar: “siapakah Anda dan siapakah bayi yang bersama
anda?” Hajar menjawab: “saya adalah Ibu dari bayu ini. anak kandung dari Ibrahim
as yang diperintahkan Allah untuk menempatkan kami di wadi ini”. Lalu kepala
suku Jurhum meminta izin tinggal berseberangan dengannya. Hajar menjawab:
“tunggulah sampai Ibrahim datang. Saya akan meminta izin kepadanya”. Disinilah
titik penting sejarah umroh dan haji yang kita laksanakan.
Tiga hari kemudian Ibrahim datang melihat kondisi anak dan istrinya. Hajar
meminta izin kepada Ibrahim agar kabillah Jurhum bisa menjadi tetangganya. Nabi
Ibrahim memberi izin. Kabilah Jurhum menjadi tetangga Hajar dan Ismail di
tempat itu. Pada saat berziarah selanjutnya Ibrahim melihat tempat itu sudah ramai
oleh keturunan bangsa Jurhum, Ibrahim merasa senang.
Hajar hidup rukun dengan bangsa Jurhum hingga Ismail mencapai usia remaja.
Selanjutnya Allah SWT memerintahkan kepada Ibrahim untuk membangun
Ka’bah pada posisi Qubah yang telah Allah turunkan kepada nabi Adam. Tetapi
Ibrahim tidak mengetahui posisi Qubah itu. Qubah tersebut telah diangkat kembali
oleh Allah ketika banjir besar menimpa bumi pada masa Nabi Nuh as. Kemudian
Allah SWT mengutus Jibril untuk menunjukkan kembali kepada Ibrahim dimana
posisi Ka’bah. Jibril datang membawa komponen Ka’bah dari Surga. Ismail muda
membantu ayahnya mengangkat batu-batu dari bukit.
Ibrahim dan Ismail membangun kembali ka’bah sampai tujuh hasta. Jibril
memberitahukan pada Ibrahim posisi hajar aswad yang akan diletakkan kembali
oleh Ibrahim ke tempatnya semula kemudian membuatkan dua pintu ka’bah yaitu
di arah timur dan barat. Pembangunan ka’bah akhirnya selesai. Ibrahim as dan
Ismail as melakukan Ibadah Haji untuk pertama kalinya. Tepatnya jatuh di tanggal
tanggal 8 Zulhijah, Jibril menyampaikan pesan kepada Ibrahim meminta agar
Ibrahim mendistribusikan air Zamzam ke beberapa tempat seperti Mina dan
Arafah. Hari itu disebut dengan hari “Tarwiyah” (pendistribusian air).
Setelah selesai pembangunan Baitullah dan pendistribusian air tersebut, maka
Ibrahim berdoa kepada Allah. Doa ini tercantum di dalam Al-Qur’an Surat Al
Baqarah ayat 126 :
“Dan ingatlah, ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri
yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya
9
yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:
“Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku
paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.
Sejak itu haji dan umroh dimulai. Ritual suci ini berlangsung terus seperti
pelaksanaan yang pernah dilakukan oleh Ibrahim dan Ismail.
Tapi pernah pada suatu masa dengan seorang tokoh Mekkah ‘Amar bin Luhay,
ritual haji mulai terkotori dengan kehadiran patung dan berhala. Tokoh ini adalah
orang yang pertama kali menyebarkan ajaran menyembah berhala di seluruh
Jazirah Arab. Dialah yang bertanggung jawab merubah ajaran tauhid menjadi
menyembah berhala.
Sejak itu, orang-orang Arab meletakkan patung dan berhala yang mereka anggap
sebagai tuhan di sekitar Ka’bah. Bahkan sebagian kabilah Mekkah mempunyai
mata pencaharian sebagai pembuat patung dan berhala. Mereka tetap
memperbolehkan kabilah atau kelompok lain untuk menunaikan Haji ke Baitullah,
tanpa membedakan agama dan kepercayaan. Para pemeluk agama tauhid termasuk
agama Masehi, masih terus menjalankan ritual haji ke Ka’bah. Saat itu, kondisi
Ka’bah sangat memprihatinkan. Dindingnya dipenuhi puisi dan lukisan. Bahkan
lebih dari 360 berhala terdapat di sekitar Ka’bah.
Selama periode haji itu, suasana di sekitar Ka’bah layaknya seperti sirkus. Laki-
laki dan perempuan mengelilingi Ka’bah dengan telanjang. Mereka menyatakan
harus menampilkan diri di hadapan Allah dalam kondisi yang sama seperti saat
lahir. Doa mereka menjadi bebas tak lagi tulus mengingat Allah. Bahkan berubah
menjadi serangkaian tepuk tangan, bersiul, dan meniup terompet dari tanduk
hewan.
Kalimat talbiah (Labbaika Allahumma labbaik) dalam sejarah haji dan umroh telah
diselewengkan oleh mereka dengan beberapa kalimat tambahan yang jauh berbeda
maknanya. Yang paling parah, darah hewan kurban dituangkan ke dinding-dinding
Ka’bah dan dagingnya digantungkan di tiang sekitar Ka’bah. Mereka memiliki
keyakinan bahwa Allah menuntut daging & darah tersebut. Kemudian Allah Swt
mengingatkan dengan firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hajj ayat 37:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai
(keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
Saat itu para peziarah bebas bernyanyi, minum khamr, berzina, dan perbuatan keji
lainnya. Perlombaan puisi menjadi bagian utama dari seluruh rangkaian ibadah
10
haji. Dalam kompetisi ini, seorang penyair akan memuji keberanian & kemegahan
sukunya. Mereka menyampaikan cerita-cerita yang berlebihan, kepengecutan &
kekikiran suku lainnya. Beberapa juga berkompetisi dalam “kemurahan hati”.
Setiap kepala suku akan menyediakan kuali besar dan menyuguhhkan makanan
untuk para peziarah. Tujuannya tidak lain agar bisa menjadi terkenal karena
kemurahan hati kepala suku tersebut.
Sungguh, mereka telah meninggalkan, menodai, & menyelewengkan ajaran suci
Nabi Ibrahim as yang telah mengajak mereka untuk menyembah Allah semata.
Keadaan kacau tersebut berlangsung selama kurang lebih 2000tahun. Namun
setelah periode panjang ini, Allah menjawab doa Nabi Ibrahim as yang tercantum
dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 129:
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang
akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMu dan mengajarkan kepada mereka
Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunah) serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Nabi Muhammad saw bukan hanya membersihkan seluruh bagian Ka’bah dari
segala kotoran, tetapi beliau juga mengembalikan kemurnian Ibadah Haji seperti
sedia kala sesuai tuntunan Allah sejak zaman Nabi Ibrahim as. Allah swt mengutus
Nabi Muhammad saw sebagai jawaban atas doanya tersebut. Selama 23tahun,
Nabi Muhammad saw menyebarkan pesan-pesan tauhid. Pesan yang sama seperti
yang dibawakan oleh Nabi Ibrahim as & semua Nabi pendahulunya, untuk
menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi.
Terdapat juga perintah khusus di dalam Al-Qur’an, semua ini diturunkan dalam
rangka menghilangkan segala macam upacara palsu yang telah merajalela di masa
sebelum Islam. Semua tindakan keji dan memalukan itu amat sangat dilarang oleh
Allah Swt Surat Al Baqarah ayat 197:
“Musim Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
Rafats (mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh
atau bersetubuh), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan Haji.”
Rasulullah saw memerintahkan sahabat-sahabat yang mampu, terutama pada kaum
Anshar (pribumi Madinah) yang tidak dikenali oleh masyarakat Mekkah, agar
menunaikan Ibadah Haji yang sesuai dengan tata cara Nabi Ibrahim. Mereka tidak
11
diperbolehkan mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan penyembahan
berhala. Saat kembali setelah berhaji, kaum Anshar melaporkan kepada Rasulullah
saw bahwa mereka telah mengerjakan sa’i dengan keraguan. Di tengah-tengah
Mas’a (jalur sa’i) antara Safa dan Marwa terdapat dua berhala besar Asaf dan
Na’ilah. Oleh karena itu, Allah menurunkan wahyu Nya Surat Al Baqarah ayat
158:
“Sesungguhnya Safa dan Marwa sebagian dari syiar-syiar Allah. Maka
barangsiapa berhaji ke Baitullah atau berkunjung (Umrah), tidak salah baginya
untuk bolak-balik pada keduanya. Dan barangsiapa menambah kebaikan, maka
sesungguhnya Allah Maha Pembalas Syukur lagi Maha Mengetahui”
Pada April 628 M (Zulkaidah 6 H) Rasulullah Saw mendapat mimpi menunaikan
ibadah umrah (kunjungan) ke Mekkah. Beliau lalu mengajak para sahabat untuk
mewujudkan mimpinya tersebut. Rasulullah disertai 1.500 sahabat berangkat
menuju Mekkah, mereka semua mengenakan pakaian ihram & membawa hewan-
hewan kurban.
Saat itu kaum musyrikin Quraisy mengerahkan pasukan mereka dengan tujuan
untuk menghalangi, akhirnya rombongan dari Madinah tertahan di Hudaibiyah,
tempat yang berjarak sekitar 20 km di sebelah barat laut Mekkah.
Kaum Quraisy mengirimkan utusan Suhail ibn Amr untuk berunding dengan
Rasulullah saw. Suhail mengusulkan beberapa hal, antara lain, kesepakatan untuk
gencatan senjata dan kaum Muslimin saat itu harus menunda umrah mereka
dengan kembali ke Madinah. Tetapi tahun depan mereka diberi kebebasan
melakukan umrah serta tinggal selama tiga hari di Mekkah. Rasulullah akhirnya
menyetujui perjanjian ini, meskipun para sahabat banyak merasa sedikit kecewa,
namun keputusan beliau memang lebih bijak agar tidak terjadi pertumpahan darah.
Secara singkat isi perjanjian tersebut memang seolah merugikan kaum Muslimin,
namun secara politis sebenarnya sangat menguntungkan. “Perjanjian
Hudaibiyah” menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah perjalanan Islam,
karena dengan ini untuk pertama kalinya para kaum Quraisy di Mekkah mengakui
kedaulatan umat Muslim di Madinah.
Dalam perjalanan umat Muslim pulang ke Madinah, turunlah wahyu Allah Surat
Al fath ayat 27:
“Sungguh Allah akan memenuhi mimpi RasulNya dengan sebenar-benarnya,
bahwa kamu pasti akan memasuki Masjid Al-Haram insyaAllah dengan aman.
12
Kamu akan mencukur kepalamu atau menggunting rambut (merampungkan
umrah) dengan tidak merasa takut. Dia menegetahui apa yang tidak kamu ketahui,
dan Dia menjadikan selain itu kemenangan yang dekat”.
Sesuai dengan isi Perjanjian Hidaibiyah, pada tahun berikutnya (bulan Maret 629
Masehi atau Zulkaidah 7 Hijriah) Rasulullah beserta para sahabat melakukan
umrah ke Baitullah untuk pertama kalinya. Rombongan Rasulullah saw, sekitar
2.000 orang memasuki pelataran Ka’bah untuk melakukan tawaf, masyarakat
Mekkah berkumpul untuk menonton di bukit Qubais, mereka berteriak bahwa
kaum Muslimin kelihatan letih dan pasti tidak mungkin kuat berkeliling tujuh
putaran. Saat mendengar ejekan ini, Rasulullah saw bersabda kepada jemaahnya,
“Marilah kita tunjukkan kepada mereka bahwa kita kuat. Bahu kanan kita terbuka
dari kain ihram, dan kita lakukan tawaf dengan berlari!”
Sesudah mencium hajar Aswad, Rasulullah saw dan para sahabat melakukan tawaf
dengan berlari-lari mengelilingi Ka’bah sehingga para pengejek akhirnya pergi
meninggalkannya. Pada putaran keempat setelah orang-orang usil di atas bukit
Qubais pergi, Rasulullah mengajak para sahabat berhenti berlari dan berjalan
seperti biasanya. Inilah latar belakang beberapa sunnah tawaf di kemudian hari:
bahu kanan yang terbuka (idthiba’) serta berlari-lari kecil pata tiga putaran pertama
khusus pada tawaf yang pertama.
Setelah tujuh putaran, Rasulullah saw shalat dua rakaat di Makam Ibrahim,
kemudian minum air Zamzam. Sesudah itu Rasulullah melakukan sa’I antara Safa
dan Marwa, dan akhirnya melakukan tahalul (‘menghalalkan kembali’) atau
membebaskan diri dari larangan-larangan ihram, dengan menyuruh Khirasy
mencukur kepala beliau. Ketika masuk waktu zuhur, Rasulullah saw menyuruh
Bilal bin Rabah naik kea tap Ka’bah untuk mengumandangkan azan.
Suara azan Bilal menggema ke segenap penjuru sehingga orang-orang Mekkah
berkumpul ke arah “suara aneh” yang baru pertama kali mereka dengar. Kaum
musyrikin menyaksikan betapa rapinya saf-saf kaum Muslimin yang sedang shalat
berjamaah. Hari itu, 17 Zulkaidah 7 Hijriah (17 Maret 629M0, untuk pertama
kalinya azan berkumandang di Mekkah dan Nabi Muhammad saw menjadi imam
shalat di depan Ka’bah.
Sesuai dengan isi perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah saw dan para sahabat hanya
tiga hari berada di Mekkah, kemudaian kembali ke Madinah. Tetapi, umrah tiga
hari yang dilakukan kaum Muslimin di Mekkah menimbulkan kesan yang
13
mendalam bagi orang-orang Quraisy. Tiga orang terkemuka Quraisy, yaitu Khalid
ibn Walid, Amru ibn Ash, dan Utsman ibn Thalhah, menyusul ke Madinah untuk
mengucapkan Kalimat Syahadat. Di kemudian hari, Khalid ibn Walid memimpin
pasukan Islam membebaskan Suriah dan Palestina serta Amru bin Ash
membebaskan Mesir dari kekuasaan Romawi. Utsman ibn Thalhah dan
keturunannya kelak diberi kepercayaan oleh Rasul untuk memegang kunci
Ka’bah.
Sampai hari ini, meskipun yang menguasai dan memelihara Ka’bah silih berganti
hingga dinasti Saudi sekarang, kunci Ka’bah tetap dipegang oleh keturunan
Utsman ibn Thalhah dari Bani Syaibah.
Beberapa bulan sesudah Rasulullah saw umrah, kaum Quraisy melanggar
perjanjian gencatan senjata sehingga pada 20 Ramadhan 8 Hijriah (11 Januari
630M) Rasulullah Saw beserta sepuluh ribu pasukan menaklukkan Mekkah tanpa
pertumpahan darah. Bahkan, Rasulullah Saw memberikan amnesti umum kepada
warga Mekkah yang dahulu memusuhi Muslimin.
Tiada balas dendam bagimu hari ini. Semoga Allah mengampuni kalian dan Dia
Paling Penyayang di antara para penyayang.
Demikian sabda Rasulullah saw mengutip ucapan Nabi Yusuf as yang tercantum
dalam surat Yusuf ayat 92. Akibatnya, seluruh kaum Quraisy masuk Islam.
Kemudian turun surat An-Nasr ayat 1-3:
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, Dan kamu Lihat
manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,. Maka bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penerima taubat.”
Setelah menerima ayat ini, pada rukuk dan sujud dalam shalat Rasulullah Saw
mengucapkan,
“Maha Suci Engkau, Ya Allah, dan pujian bagiMu. Ya Allah, ampunilah aku”.
Dengan jatuhnya kota Mekkah ke tangan umat Islam, Rasulullah saw
memerintahkan pemusnahan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah. Dan
membersihkan ibadah haji dari unsur-unsur kemusyrikan serta mengembalikannya
kepada syariat Nabi Ibrahim yang asli.
14
Pada tahun 8 Hijriah, Rasulullah saw melakukan umrah dua kali, yaitu ketika
menaklukkan Mekkah dan ketika beliau pulang dari Perang Hunain. Ditambah
dengan umrah tahun sebelumnya berarti Rasulullah saw sempat melakukan umrah
3 kali, sebelum beliau mengerjakan ibadah haji tahun 10 Hijriah.
Pada bulan Zulhijah tahun ke-9 Hijriah (Maret 613M), Rasulullah saw mengutus
sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk memimpin ibadah haji. Rasulullah sendiri
tidak ikut karena beliau sibuk dalam menghadapi perang Tabuk melawan pasukan
Romawi.
Abu Bakar Ash-Shiddiq mendapat perintah untuk mengumumkan dekrit yang baru
saja diterima Rasulullah saw. Dekrit tersebut menyatakan mulai tahun depan kaum
musyrikin dilarang mendekati Masjid al-Haram dan menunaikan Ibadah Haji
karena sesungguhnya mereka bukanlah penganut ajaran Nabi Ibrahim as.
Dekrit itu dikeluarkan Rasulullah saw berdasarkan firman Allah Surat At taubah
ayat 28 :
“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis
(kotor jiwa) karena itu janganlah mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun
ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak datang)
maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia
menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”
Pada tahun 10 Hijriah (632 Masehi) Semenanjung Arabia telah dipersatukan di
bawah kekuasaan Nabi Muhammad Saw yang berpusat di Madinah, dan seluruh
penduduk telah memeluk agama Islam. Maka pada bulan Syawal Rasulullah saw
bahwa beliau sendiri akan memimpin ibadah haji tahun itu. Berita ini disambut
hangat oleh seluruh umat dari segala penjuru sebab mereka berkesempatan
mendampingi Rasulullah dan menyaksikan setiap langkah beliau dalam
melakukan manasik (tata cara) haji.
Rasulullah saw berangkat dari Madinah sesudah shalat Jumat tanggal 25 zulkaidah
mengendarai unta beliau yang bernama Al-Qashwa’, dengan diikuti sekira 30.000
jemaah. Seluruh istri beliau ikut serta dan juga putri beliau yang saat itu masih
hidup, Fatimah. Sesampai di Dzulhulaifah yang hanya belasan kilometer dari
Madinah, Rasul dan rombongan singgah untuk istirahat dan mempersiapkan
ihram. Di sini istri Abu Bakar Shiddiq, Asma’, melahirkan putra yang diberi nama
Muhammad. Abu Bakar berniat mengembalikannya ke Madinah. Tetapi
Rasulullah mengatakan bahwa Asma’ cukup mandi bersuci, memakai pembalut
15
yang rapi, dan dapat melakukan seluruh manasik haji. Muhammad ibn Abu Bakar
yang lahir di Dzulhulaifah itu kelak menjadi Gubernur Mesir pada masa Khalifah
Ali ibn Abi Thalib (656-661M).
Keesokan harinya, Sabtu 26 zulhijah (22 februari), setelah semuanya siap untuk
berihram, Rasulullah saw menaiki unta kembali, lalu bersama seluruh Jemaah
mengucapkan: Labbaik Allahumma Hajjan (Inilah saya, Ya Allah, untuk berhaji).
Tidak ada seorang pun yang berniat umrah sebab menurut tradisi saat itu umrah
hanya boleh di luar musim haji. Tiga cara haji (tamattu, Ifrad , Qiran) yang kita
kenal sekarang baru diterapkan Rasulullah saw di Mekkah delapan hari berikutnya.
Rombongan menuju Mekkah dengan tiada henti mengucapkan talbiyah. Pada hari
Sabtu 3 Zulhijah (29 Februari), Rasul dan rombongan tiba di Sarif, 15 km di utara
Mekkah, kemudian beristirahat. Aisyah , istri Nabi, kedatangan masa haidnya
sehingga dia menangis karena khawatir tidak dapat menunaikan haji. Rasulullah
saw menghiburnya ,
“Sesungguhnya haid itu ketentuan Allah untuk putri-putri Adam. Segeralah mandi
dan engkau dapat melakukan semua manasik haji, kecuali tawaf sampai engkau
suci.”
Pada Ahad 4 Zulhijah (1 Maret) pagi, Rasulullah dan rombongan memasuki kota
Mekkah. Di sana sudah menunggu puluhan ribu umat yang datang dari berbagai
penjuru, dan diperkirakan total Jemaah haji mencapai lebih dari 100.000 orang.
Rasulullah memasuki Masjid al-Haram melalui gerbang Banu Syaibah yang
terletak di samping telaga Zamzam di belakang Makam Ibrahim. Gerbang Banu
Syaibah ini kelak popular dengan nama Babussalam (Pintu Kedamaian). Perlu
diketahui bahwa yang disebut Masjid al-Haram waktu itu adalah pelataran Ka’bah
tempat shalat dan tawaf (secara harfiah, masjid artinya tempat sujud). Sedangkan
bangunan masjid, baru dirintis pada masa Khalifah Umar ibn Khattab (634-644)
dan mengalami perluasan dari zaman ke zaman sehingga akhirnya megah seperti
sekarang.
Juga perlu diketahui bahwa Rasulullah tidak pernah memerintahkan harus masuk
masjid dari gerbang Banu Syaibah atau Babussalam. Beliau masuk pintu itu karena
memang datang dari arah utara. Gerbang yang dimasuki Nabi itu kini tidak ada
lagi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saat melakukan ibadah Haji dan Umrah banyak ketentuan-ketentuan yang
wajib diketahui oleh para jamaah haji. Seperti halnya pada saat melakukan miqat
makani dan miqat zamani terdapat beberapa ketentuan saat melaksanakan waktu
miqat di tempat tinggal calon jamaah. Selanjutnya yaitu badal haji yang dilakukan
orang lain atau kerabat untuk menggantikan orang yang berhalangan mengikuti
haji. Terdapat beberapa syarat dalam melakukan badal haji untuk orang lain. Maka
dari itu bagi calon jamaah haji haruslah mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum melaksanakan haji. Dan yang terakhir yaitu walimatus safar
yang dilakukan oleh jamaah haji sebelum atau sesudah melaksanakan perjalanan
haji. Kegiatan walimatus safar sendiri yaitu upacara penyambutan bagi calon
jamaah haji yang ingin berangkat atau yang sudah pulang melakukan haji dalam
rangka bersilaturahmi. Kegiatan tersebut biasanya diisi dengan tausiyah atau
ceramah dan ada hidangan-hidangan yang disediakan oleh pemilik rumah tersebut
untuk merayakan datangnya jamaah haji dengan selamat sampai tujuan.
3.2 Saran
Pada pembahasan kali ini dapat disimpulkan bahwa bagi orang-orang yang
ingin berhaji atau umrah banyak sekali ketentuan-ketentuan yang harus
diperhatikan dengan baik agar pada saat melakukan kegiatan yang suci dan
menghadap pada yang Maha Kuasa dapat melaksanakan apa yang ditentukan
dengan ikhlas dan berserah diri pada apa yang diperbuat dahulu dan memohon
ampunan atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat.
Demi kesempurnaan makalah ini, diperlukan kajian lebih lanjut mengenai
materi yang kita bahas diatas oleh para pembaca. Karena penulis pun juga masih
mempunyai banyak kekurangan dalam penjabaran permasalahannya. Sehingga,
sangat dibutuhkan kritik dan saran yang kontruktif sebagai kontruksi
perwujudannya.
Semoga makalah ini pun bukan hanya sekedar bermanfaat, Tapi benar-benar
bermanfaat secara nyata. Baik secara langsung maupun tidak langsung, bagi para
pembaca pada umumnya dan juga bagi para penulis pada khususnya.
17
Daftar pustaka
https://nasihatsahabat.com/miqat-zamani-dan-miqat-makani/ makani danzamani
https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/konsultasi-haji/14/09/18/nc3cty-beda-
umrah-wajib-dan-sunahumrahsunnah
https://perjalananumroh.com/badal-haji-pengertian-landasan-hukum-dan-pelaksanaannya/
badal haji
https://www.kompasiana.com/lilisnuraeni/588f4897bb22bde10980db59/pergeseran-nilai-
walimatus-safar-mengapa-walimatus-safar-seperti-kondangan walimatussafar
https://bincangsyariah.com/ubudiyah/hukum-mengadakan-walimatus-safar-haji-dan-
umrah/
https://amanajogja.com/perjanjian-hudaibiyah-sejarah-haji-dan-umroh-bagian-3/
https://amanajogja.com/sejarah-haji-dan-umroh-2/

Contenu connexe

Tendances

Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Abulkhair Abdullah
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
LontongSayoer
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Rohman Efendi
 
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawAhlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Muhamad Yogi
 

Tendances (20)

Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
Ranah kognitif dalam pai
Ranah kognitif dalam paiRanah kognitif dalam pai
Ranah kognitif dalam pai
 
Manajemen pendidikan islam ppt
Manajemen pendidikan islam pptManajemen pendidikan islam ppt
Manajemen pendidikan islam ppt
 
Ppt dasar konseling islami
Ppt dasar konseling islamiPpt dasar konseling islami
Ppt dasar konseling islami
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidinBab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
 
Administrasi Pendidikan Islam
Administrasi Pendidikan Islam Administrasi Pendidikan Islam
Administrasi Pendidikan Islam
 
Objek Dakwah
Objek DakwahObjek Dakwah
Objek Dakwah
 
Resume kb 7
Resume kb 7Resume kb 7
Resume kb 7
 
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawAhlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
 
Rpp bab-6 (selamat datang nabi kekasihku)
Rpp bab-6 (selamat datang nabi kekasihku)Rpp bab-6 (selamat datang nabi kekasihku)
Rpp bab-6 (selamat datang nabi kekasihku)
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiq
 
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAHDAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
 
Bank, rente dan fee
Bank, rente dan feeBank, rente dan fee
Bank, rente dan fee
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
RPP Fikih Kelas 4.docx
RPP Fikih Kelas 4.docxRPP Fikih Kelas 4.docx
RPP Fikih Kelas 4.docx
 
Jam' ul quran
Jam' ul quranJam' ul quran
Jam' ul quran
 
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam IslamModul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
 

Similaire à Makalah agama islam miqat zamani dan miqat makani pdf - SlideShare

Makalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohMakalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
juniska efendi
 
Modul fiqh luar negara
Modul fiqh luar negaraModul fiqh luar negara
Modul fiqh luar negara
Ilham Muntari
 
Makalah sholat agama islam 3
Makalah sholat agama islam 3Makalah sholat agama islam 3
Makalah sholat agama islam 3
RZGadget
 

Similaire à Makalah agama islam miqat zamani dan miqat makani pdf - SlideShare (20)

Makalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohMakalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
 
Tanya jawab manasik haji
Tanya jawab manasik hajiTanya jawab manasik haji
Tanya jawab manasik haji
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Plugin panduan%20haji
Plugin panduan%20hajiPlugin panduan%20haji
Plugin panduan%20haji
 
Modul fiqh luar negara
Modul fiqh luar negaraModul fiqh luar negara
Modul fiqh luar negara
 
Makalah agama islam 3 materi 2
Makalah agama islam 3 materi 2Makalah agama islam 3 materi 2
Makalah agama islam 3 materi 2
 
Ppt kel. 5 (materi 2) agama islam 3
Ppt kel. 5 (materi 2) agama islam 3 Ppt kel. 5 (materi 2) agama islam 3
Ppt kel. 5 (materi 2) agama islam 3
 
Ppt kel. 5 (materi 2)
Ppt kel. 5 (materi 2)Ppt kel. 5 (materi 2)
Ppt kel. 5 (materi 2)
 
Pembahasan bab16 miqat agama islam 3
Pembahasan bab16 miqat agama islam 3Pembahasan bab16 miqat agama islam 3
Pembahasan bab16 miqat agama islam 3
 
Haji dan Umroh.pdf
Haji dan Umroh.pdfHaji dan Umroh.pdf
Haji dan Umroh.pdf
 
Fiqih
FiqihFiqih
Fiqih
 
FIQIH HAJI MWC NU 2023.ppt
FIQIH HAJI MWC NU 2023.pptFIQIH HAJI MWC NU 2023.ppt
FIQIH HAJI MWC NU 2023.ppt
 
SHALAT JAMA'.pptx
SHALAT JAMA'.pptxSHALAT JAMA'.pptx
SHALAT JAMA'.pptx
 
Materi fiqih "Haji dan Umrah"
Materi fiqih "Haji dan Umrah"Materi fiqih "Haji dan Umrah"
Materi fiqih "Haji dan Umrah"
 
Manasik haji
Manasik hajiManasik haji
Manasik haji
 
Haji mabrur full
Haji mabrur fullHaji mabrur full
Haji mabrur full
 
Makalah sholat agama islam 3
Makalah sholat agama islam 3Makalah sholat agama islam 3
Makalah sholat agama islam 3
 

Dernier

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Makalah agama islam miqat zamani dan miqat makani pdf - SlideShare

  • 1. i MAKALAH Filosofi Sholat Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agama Islam III Dosen Pembimbing : ABDUL HAMID ALY S.PD, M.Pd Disusun Oleh : 1. Asma’ul Noer Vachriyanti (21801081083) 2. Siti Aisyah (21801081343) 3. Ahmad Nailul fauzi (21801081364) PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOM DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2019
  • 2. ii KATA PENGANTAR Segala puji bagi allah SWT tuhan semesta alam atas segalah karunia nikmat- nya sehingga penulisan dapat menulis makalah ini dengan sebaik mungkin. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama islam III. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulisan sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini. Malang, 30 September 2019 Penyusun
  • 3. iii
  • 4. iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................ii DAFTAR ISI.................................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1 1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1 1.3 Tujuan .......................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2 A. Miqat Zamani dan Miqat Makani .............................................................................2 B. Umrah Sunnah...........................................................................................................3 C. Haji Badal .................................................................................................................3 D. Walimahtus Safar......................................................................................................6 E. Sirah Nabawiyah II : seputar Ibadah Haji dan Umrah..............................................6 BAB III PENUTUP.....................................................................................................16 3.1 Kesimpulan .............................................................................................................16 3.2 Saran........................................................................................................................16 Daftar pustaka.............................................................................................................17
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Islam menjelaskan bahwa kita sebagai manusai yang penuh dengan dosa haruslah mensucikan jiwa dan membebaskan diri dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Salah satunya yaitu Haji yang merupakan rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta. Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan Miqat Makani dan Miqat Zamani ? 2. Apa saja ketentuan-ketentuan dalam melakukan Miqat Makani dan Zamani ? 3. Apa yang dimaksud Umrah Sunnah ? 4. Apa hokum seseorang melakukan Umrah Sunnah ? 5. Apa yang dimaksud dengan Haji Badal ? 6. Bagaimana ketentuan dalam melaksanakan Haji Badal ? 7. Apa yang dimaksud dengan Walimahtus Safar ? 8. Sirah Nabawiyah II : seputar Ibadah Haji dan Umrah ? 1.3 Tujuan
  • 6. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Miqat Zamani dan Miqat Makani Miqat berarti batas waktu dan tempat yang telah ditentukan untuk melakukan miqat baik dengan ibadah Haji dan Umrah. Miqat sendiri dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Miqat Zamani Waktu tertentu untuk melaksanakan Haji yaitu pada bulan-bulan Haji : Syawal, Dzulqaidah dan sepuluh hari pertama Dzulhijjah (sampai sebelum terbitfajar 10 Dzulhijjah) 2. Miqat Makani Berapa tempat untuk memulai ihram dan tidak boleh melalui tempat itu tanpa berihram. Miqat tersebut adalah : a) Dzul Halifah Adalah miqatnya penduduk Madinah dan orang-orang yang dating melewatinya. Sekitar 26 km dari Madinah atau 450 km dari Makkah Al- Mukkaramah. Oleh orang awam biasa disebut Bir Ali b) Al-Juhfan Adalah miqatnya penduduk Syam (Yordania,Suriah,Libanon, Palestina, Maroko dan Mesir) dan orang-orang yang melewatinya tenpat ini berada didekat kota Rabig. Jauhnya sekitar 183 km dari Makkah. c) Qornul Manazil Tempat ini dikenal dengan nama As Sailul Kabir dan ujung sebelah baratnya dikenal dengan nama Wadi Muhrim. Juahnya 75 km dari Makkah dan dari situlah miqat penduduk Najed, penduduk Thaif dan orang-orang yang melewati temoat tersebut. d) Yalamlam Adalah miqatnya penduduk Yaman dan orang-orang yang melewatinya. Sekarang manusia berihram dari Assa’diyah 92 km dari Makkah. Biasanya jamaah asal Indonesia yang langsung menuju Makkah menggunakan miqat ini untuk memulai berihram. e) Dzat ‘Irqin (Adh Dhoribah)
  • 7. 3 Adalah miqatnya penduduk Irak dan orang-orang yang melewatinya. Lokasinya berjarak 92 km dari Makkah. Bagi tertempat dinegara lain, maka miqatnya tergantung dari daerah mana ia memulainya. Penduduk Makkah berihram dari Makkah untuk melaksanakan Haji. Sedangkan untuk Umrah mereka berihram dari tanah halal diluar batas Tanah Haram dari arah mana saja seperti Tan’im. Penduduk yang tinggal didalam area miqat, mereka berihram dari tempat tinggalnya. Tidak boleh bagi seseorang yang berhaji atau berumrah melewati miqat tanpa berihram. Jika melewatinya tanpa ihram dengan sengaja, maka wajib bagunya menunaikan dam (fidyah) namun haji dan umrahnya sah. Damnya dalam bentuk seekor kambing disembelih hanya di Makkah dan dibagikan kepada fakir miskin setempat. B. Umrah Sunnah Umrah Sunnah adalah umrah (berziarah ke Baitullah dengan tata cara yang ditentukan atau manasik) diluar musim Haji dan tidak berkaitan dengan ibadah Haji. Umrah Sunnah maupun Umrah Wajib dilakukan dengan tata cara yang sama mulai dari miqat, yawaf tujuh putaran dengan tiga putaran berlari kecil (ramal) sa’i antara safa dan marwah serta tahalul. Bedanya yaitu bahwa Umrah Haji wajib berlanjut kepada pelaksanaan Haji pada tanggal 8 Dzulhijjah sedangkan umrah selesai dengan tahalul. Umrah Sunnah hukumnya sunnah, tidak dilakukan juga tidak apa-apa. Sedangkan Umrah Wajib harus wajib dikerjakan, jika tidak maka menjadi tidak sempurna hajinya bahkan tidak bias sah pula hajinya. C. Haji Badal Badal Haji adalah kegiatan menghajikan orang yang telah meninggal (yang belum haji) atau menghajikan orang yang sudah tak mampu melaksanakannya (secara fisik) disebabkan oleh suatu udzur jasmani dan rohani (tidak dapat diharapkan kesembuhannya menurut medis, sakit tergantung dengan alat dan gangguan jiwa).
  • 8. 4 Badal Haji didasarkan pada hadist Nabi SAW Artinya : Dari Ibnu Abbas dari al-Fadl : “seseorang perempuan dari kabilah khats’am bertanya kepada Rasulullah : Wahai Rasulullah, ayahku telah wajib Haji tetapi dia sudah tua renta dan tidak mampu lagi duduk diatas kendaraan? Jawab Rasulullah : Kalau begitu lakukanlah Haji untuk dia” (HR. Bukhari, Muslim) Pelaksanaan Badal Haji diperbolehkan pada dua kelompok : 3. Al-Ma’dlub Al-ma’dlub yaitu orang yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan untuk berangkat ke tanah suci sehingga memerlukan jasa orang lain untuk ibadah haji. Al-ma’dlub yang memiliki kemampuan finansial wajib atau boleh dibadalkan jika tempat tinggalnya jauh dari Makkah dengan jarak kebih dari masafatul qashr. Sedangkan al-ma’dlub yang sudah ada di tanah haram atau tempat lain yang dekat dengan tanah haram Makkah tidak boleh dibadalhajikan melaikan harus haji sendiri atau dibadalhajikan setelah meninggal. Tetapi jika kondisinya benar-benar tidak memungkinkan untuk melaksanakan sendiri maka menurut sebagian pendapat dia boleh dibadal hajikan disaat dia masih hidup. (Hasyiatul Jamal Juz II halaman 388) 4. Al-Mayyit Al-mayyit adalah haji yang tidak terlaksana atau tidak selesai karena yang bersangkutan meninggal lebih dahulu.
  • 9. 5 Syarat-syarat badal haji : Orang yang membadalhajikan harus sudah pernah haji terlebih dahulu sebagaimana pendapat mazhab Syafi’i dan mazhab Hambali bahwa orang yang akan menghajikan orang lain harus sudah haji untuk dirinya. Jika dia belum haji maka tidak sah menghajikan orang lain sebagaimana hadis dari Ibnu Abbas, menyatakan : Artinya : Dari Ibnu Abbas ra, bahwasannya Nabi SAW mendengarkan laki-laki berkata : “Ya Allah, aku penuhi panggilanmu untuk Syubramah” Nabi SAW bertanya : siapa Syubramah? Dia menjawab : Syubramah adalah saudaraku atau kerabatku. Nabi SAW bertanya : apakah engkau berhaji untuk diri anda? Dia berkata : Bukan. Lalu Nabi bersabda : “berhajilah untuk dirimu kemudian berhaji untuk Syubramah. (HR. Abu Daud, Ibnu Hibban dan Hakim) Tata cara/kaifiyah pelaksanaan badal haji sama dengan pelaksanaan haji untuk dirinya sendiri kecuali ketika berniat harus berniat badal untuk seseorang.
  • 10. 6 Membadalkan haji wajib memulai ihramnya dari miqat dari negeri orang yang dibadalkan. Kecuali biaya untuk badal haji tidak mencukupi maka boleh dari miqat mana saja yang mudah. Sebagaimana hadist Nabi SAW : Artinya: Apabila diperintahkan kepada kamu dengan suatu urusan, maka laksanakanlah sesuai dengan kemampuanmu (HR. Bukhari) D. Walimahtus Safar Menurut para ahli secara harfiah walimatus safar artinya menjamu atau pesta dalam rangka safar “perjalanan” haji. Dengan maksud mengundang sanak saudara, kerabat dan tetangga untuk hadir dalam acara pamitan calon jamaah haji untuk menunaikan ibadah haji. Meskipun tidak dicontohkan oleh Rasulullah Saw walimatus safar mempunyai makna positif karena tujuannya silaturahmi, mengundang kedatangan saudara, tetangga. Dilanjutkan dengan pengajian dan meminta maaf serta doa. Kemudian makan bersama sebagi kebahagiaan terutama fakir miskin, yatim piatu dan lain sebagainya. Dalam hadist Nabi Saw juga terdapat riwayat penyambutan para sahabat atas kedatangan orang yang baru berpergian baik dari perjalanan haji, umrah, berdagang dan lain sebagainya. Bahkan imam Al-Bukhari didalam kitab Shahihnya terdapat bab penyambutan orang haji yang baru dating dan tiga diantaranya naik kendaraan. Dalam bab tersebut imam Al Bukhari meriwayatkan hadist dari Ibnu Abbas yang mengatakan : “ketika Nabi Saw tiba di Makkah beliau disambut oleh anak-anak kecil Suku Bani Abdul Muthalib lalu beliau menggendong salah satu dari mereka didepan dan yang lainnya dibelakang”. Dalam acara walimatus safar tidak hanya sekedar tradisi baik yang dilakukan oleh umat muslim sebelum dan sesudah beramgkat Haji dan Umrah. Dan hendaknya acara tersebut diselenggarakan sesuai dengan koridor agama dengan tanpa adanya israf (berlebih-lebihan) dan memberatkan bagi calon jamaah Haji. E. Sirah Nabawiyah II : seputar Ibadah Haji dan Umrah Sejarah haji dan umrahberawal dari ribuan tahun yang lalu, bahkan sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, tepatnya pada masa Nabi Ibrahimas (1861-1686 SM) yang
  • 11. 7 merupakan keturunan Sam bin Nuh as (2900-3900 SM). Nabi Ibrahim lahi di Urkasdim, kota penting di Mesopotamia kemudian Nabi Ibrahim berdiam disebuah lembah negeri Syah. Sampai usia senja Nabi Ibrahim belum dikaruniai keturunan, Sarah bersedih dan meminta Nabi Ibrahim menikahi Sarah. Akhirnya Nabi Ibrahim dikaruniai seorang putra yang bernama Ismail. Sarah tidak mampu menahan kesedihan karena tidak mendapat keturunan sepanjang pernikahannya dengan Nabi Ibrahim as. Kemudian Allah memerintahkan membawa Ismail dan Hajar menjauh dari Sarah. Dengan kuasa Allah malaikat jibril membawa Hajar, Ismail dan Nabi Ibrahim as. Dalam perjalanannya setiap melewati tempat dengan lading kurma yang subur ia meminta pada jibril untuk berhenti tetapi jibril menjawab teruskan lagi dan teruskan lagi. Hingga sampai di Makkah jibril menurunkan mereka di posisi ka’bah. Dibawah sebuah pohon yang melindungi Hajar dan Ismail dari panasnya terik matahari. “ mengapa engkau menempatkan kami ditempat ini? Tempat yang sunyi tidak ada manusia hanya ada gurun pasir tiada air dan tiada tumbuh-tumbuhan?” Tanya Hajar sambil memeluk Ismail Ibrahim menjawab: “sesungguhnya Allah yang memerintahkanku menempatkan kalian disini”. Lalu Ibrahim beranjak pergi meninggalkan Hajar dan Ismail. Sesampainya di bukit Kuday yang memiliki lembah, Ibrahim berhenti sejenak menoleh kebelakang dan melihat keluarga yang ditinggalkan. Dia berdoa dan doanya diabadikan dalam Al- Qur’an QS Ibrahim:37 : “Allah berfirman mengulangi doa Ibrahim : Ya Tuhan kami sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku dilembah yang tidak mempunyai tanaman didekat rumah engkau (baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berikan rezeki dari buah-buahan mudah- mudahan mereka bersyukur.” Kemudian Ismail menangis kehausan dibawah terik matahari. Hajar panik mencari air yang awalnya Hajar naik ke bukit safa tetapi tidak menemukan air lalu ia pergi ke bukit marwah dan disana pun tidak menemukan air. Hajar panic dan sedikit putus asa, sehingga ia tidak menyadari telah tujuh kali bolak balik antara bukit safa dan bukit marwah. Namun ia tidak dapat menemukan sumber air diantara dua tempat itu. Akhirnya di bukit marwah Hajar melihan kearah Ismail. Dia heran Ismail tiba-tiba berhenti menangis. Ternyata ia melihat air mengalir dari bawah kaki Ismail. Hajar berlari bahagia menuju tempat Ismail. Daia berusaha menggali pasir membendung air mengalir sambil menyebut kata “zam-zam” (menampung). Beberapa lama kemudian, lewatlah Kabilah Jurhum di sekitar tempat itu. Ketika
  • 12. 8 berada di bukit Arafah, mereka melihat kerumunan burung-burung beterbangan di atas udara. Mereka yakin disana pasti ada sumber air. Mereka segera mendekati tempat tersebut. Setelah sampai, mereka terkesima melihat seorang wanita bersama bayinya duduk di bawah pohon dekat sumber air itu. Kepala suku Jurhum bertanya pada Hajar: “siapakah Anda dan siapakah bayi yang bersama anda?” Hajar menjawab: “saya adalah Ibu dari bayu ini. anak kandung dari Ibrahim as yang diperintahkan Allah untuk menempatkan kami di wadi ini”. Lalu kepala suku Jurhum meminta izin tinggal berseberangan dengannya. Hajar menjawab: “tunggulah sampai Ibrahim datang. Saya akan meminta izin kepadanya”. Disinilah titik penting sejarah umroh dan haji yang kita laksanakan. Tiga hari kemudian Ibrahim datang melihat kondisi anak dan istrinya. Hajar meminta izin kepada Ibrahim agar kabillah Jurhum bisa menjadi tetangganya. Nabi Ibrahim memberi izin. Kabilah Jurhum menjadi tetangga Hajar dan Ismail di tempat itu. Pada saat berziarah selanjutnya Ibrahim melihat tempat itu sudah ramai oleh keturunan bangsa Jurhum, Ibrahim merasa senang. Hajar hidup rukun dengan bangsa Jurhum hingga Ismail mencapai usia remaja. Selanjutnya Allah SWT memerintahkan kepada Ibrahim untuk membangun Ka’bah pada posisi Qubah yang telah Allah turunkan kepada nabi Adam. Tetapi Ibrahim tidak mengetahui posisi Qubah itu. Qubah tersebut telah diangkat kembali oleh Allah ketika banjir besar menimpa bumi pada masa Nabi Nuh as. Kemudian Allah SWT mengutus Jibril untuk menunjukkan kembali kepada Ibrahim dimana posisi Ka’bah. Jibril datang membawa komponen Ka’bah dari Surga. Ismail muda membantu ayahnya mengangkat batu-batu dari bukit. Ibrahim dan Ismail membangun kembali ka’bah sampai tujuh hasta. Jibril memberitahukan pada Ibrahim posisi hajar aswad yang akan diletakkan kembali oleh Ibrahim ke tempatnya semula kemudian membuatkan dua pintu ka’bah yaitu di arah timur dan barat. Pembangunan ka’bah akhirnya selesai. Ibrahim as dan Ismail as melakukan Ibadah Haji untuk pertama kalinya. Tepatnya jatuh di tanggal tanggal 8 Zulhijah, Jibril menyampaikan pesan kepada Ibrahim meminta agar Ibrahim mendistribusikan air Zamzam ke beberapa tempat seperti Mina dan Arafah. Hari itu disebut dengan hari “Tarwiyah” (pendistribusian air). Setelah selesai pembangunan Baitullah dan pendistribusian air tersebut, maka Ibrahim berdoa kepada Allah. Doa ini tercantum di dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 126 : “Dan ingatlah, ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya
  • 13. 9 yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”. Sejak itu haji dan umroh dimulai. Ritual suci ini berlangsung terus seperti pelaksanaan yang pernah dilakukan oleh Ibrahim dan Ismail. Tapi pernah pada suatu masa dengan seorang tokoh Mekkah ‘Amar bin Luhay, ritual haji mulai terkotori dengan kehadiran patung dan berhala. Tokoh ini adalah orang yang pertama kali menyebarkan ajaran menyembah berhala di seluruh Jazirah Arab. Dialah yang bertanggung jawab merubah ajaran tauhid menjadi menyembah berhala. Sejak itu, orang-orang Arab meletakkan patung dan berhala yang mereka anggap sebagai tuhan di sekitar Ka’bah. Bahkan sebagian kabilah Mekkah mempunyai mata pencaharian sebagai pembuat patung dan berhala. Mereka tetap memperbolehkan kabilah atau kelompok lain untuk menunaikan Haji ke Baitullah, tanpa membedakan agama dan kepercayaan. Para pemeluk agama tauhid termasuk agama Masehi, masih terus menjalankan ritual haji ke Ka’bah. Saat itu, kondisi Ka’bah sangat memprihatinkan. Dindingnya dipenuhi puisi dan lukisan. Bahkan lebih dari 360 berhala terdapat di sekitar Ka’bah. Selama periode haji itu, suasana di sekitar Ka’bah layaknya seperti sirkus. Laki- laki dan perempuan mengelilingi Ka’bah dengan telanjang. Mereka menyatakan harus menampilkan diri di hadapan Allah dalam kondisi yang sama seperti saat lahir. Doa mereka menjadi bebas tak lagi tulus mengingat Allah. Bahkan berubah menjadi serangkaian tepuk tangan, bersiul, dan meniup terompet dari tanduk hewan. Kalimat talbiah (Labbaika Allahumma labbaik) dalam sejarah haji dan umroh telah diselewengkan oleh mereka dengan beberapa kalimat tambahan yang jauh berbeda maknanya. Yang paling parah, darah hewan kurban dituangkan ke dinding-dinding Ka’bah dan dagingnya digantungkan di tiang sekitar Ka’bah. Mereka memiliki keyakinan bahwa Allah menuntut daging & darah tersebut. Kemudian Allah Swt mengingatkan dengan firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hajj ayat 37: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” Saat itu para peziarah bebas bernyanyi, minum khamr, berzina, dan perbuatan keji lainnya. Perlombaan puisi menjadi bagian utama dari seluruh rangkaian ibadah
  • 14. 10 haji. Dalam kompetisi ini, seorang penyair akan memuji keberanian & kemegahan sukunya. Mereka menyampaikan cerita-cerita yang berlebihan, kepengecutan & kekikiran suku lainnya. Beberapa juga berkompetisi dalam “kemurahan hati”. Setiap kepala suku akan menyediakan kuali besar dan menyuguhhkan makanan untuk para peziarah. Tujuannya tidak lain agar bisa menjadi terkenal karena kemurahan hati kepala suku tersebut. Sungguh, mereka telah meninggalkan, menodai, & menyelewengkan ajaran suci Nabi Ibrahim as yang telah mengajak mereka untuk menyembah Allah semata. Keadaan kacau tersebut berlangsung selama kurang lebih 2000tahun. Namun setelah periode panjang ini, Allah menjawab doa Nabi Ibrahim as yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 129: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMu dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Nabi Muhammad saw bukan hanya membersihkan seluruh bagian Ka’bah dari segala kotoran, tetapi beliau juga mengembalikan kemurnian Ibadah Haji seperti sedia kala sesuai tuntunan Allah sejak zaman Nabi Ibrahim as. Allah swt mengutus Nabi Muhammad saw sebagai jawaban atas doanya tersebut. Selama 23tahun, Nabi Muhammad saw menyebarkan pesan-pesan tauhid. Pesan yang sama seperti yang dibawakan oleh Nabi Ibrahim as & semua Nabi pendahulunya, untuk menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi. Terdapat juga perintah khusus di dalam Al-Qur’an, semua ini diturunkan dalam rangka menghilangkan segala macam upacara palsu yang telah merajalela di masa sebelum Islam. Semua tindakan keji dan memalukan itu amat sangat dilarang oleh Allah Swt Surat Al Baqarah ayat 197: “Musim Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh Rafats (mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan Haji.” Rasulullah saw memerintahkan sahabat-sahabat yang mampu, terutama pada kaum Anshar (pribumi Madinah) yang tidak dikenali oleh masyarakat Mekkah, agar menunaikan Ibadah Haji yang sesuai dengan tata cara Nabi Ibrahim. Mereka tidak
  • 15. 11 diperbolehkan mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan penyembahan berhala. Saat kembali setelah berhaji, kaum Anshar melaporkan kepada Rasulullah saw bahwa mereka telah mengerjakan sa’i dengan keraguan. Di tengah-tengah Mas’a (jalur sa’i) antara Safa dan Marwa terdapat dua berhala besar Asaf dan Na’ilah. Oleh karena itu, Allah menurunkan wahyu Nya Surat Al Baqarah ayat 158: “Sesungguhnya Safa dan Marwa sebagian dari syiar-syiar Allah. Maka barangsiapa berhaji ke Baitullah atau berkunjung (Umrah), tidak salah baginya untuk bolak-balik pada keduanya. Dan barangsiapa menambah kebaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pembalas Syukur lagi Maha Mengetahui” Pada April 628 M (Zulkaidah 6 H) Rasulullah Saw mendapat mimpi menunaikan ibadah umrah (kunjungan) ke Mekkah. Beliau lalu mengajak para sahabat untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Rasulullah disertai 1.500 sahabat berangkat menuju Mekkah, mereka semua mengenakan pakaian ihram & membawa hewan- hewan kurban. Saat itu kaum musyrikin Quraisy mengerahkan pasukan mereka dengan tujuan untuk menghalangi, akhirnya rombongan dari Madinah tertahan di Hudaibiyah, tempat yang berjarak sekitar 20 km di sebelah barat laut Mekkah. Kaum Quraisy mengirimkan utusan Suhail ibn Amr untuk berunding dengan Rasulullah saw. Suhail mengusulkan beberapa hal, antara lain, kesepakatan untuk gencatan senjata dan kaum Muslimin saat itu harus menunda umrah mereka dengan kembali ke Madinah. Tetapi tahun depan mereka diberi kebebasan melakukan umrah serta tinggal selama tiga hari di Mekkah. Rasulullah akhirnya menyetujui perjanjian ini, meskipun para sahabat banyak merasa sedikit kecewa, namun keputusan beliau memang lebih bijak agar tidak terjadi pertumpahan darah. Secara singkat isi perjanjian tersebut memang seolah merugikan kaum Muslimin, namun secara politis sebenarnya sangat menguntungkan. “Perjanjian Hudaibiyah” menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah perjalanan Islam, karena dengan ini untuk pertama kalinya para kaum Quraisy di Mekkah mengakui kedaulatan umat Muslim di Madinah. Dalam perjalanan umat Muslim pulang ke Madinah, turunlah wahyu Allah Surat Al fath ayat 27: “Sungguh Allah akan memenuhi mimpi RasulNya dengan sebenar-benarnya, bahwa kamu pasti akan memasuki Masjid Al-Haram insyaAllah dengan aman.
  • 16. 12 Kamu akan mencukur kepalamu atau menggunting rambut (merampungkan umrah) dengan tidak merasa takut. Dia menegetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan Dia menjadikan selain itu kemenangan yang dekat”. Sesuai dengan isi Perjanjian Hidaibiyah, pada tahun berikutnya (bulan Maret 629 Masehi atau Zulkaidah 7 Hijriah) Rasulullah beserta para sahabat melakukan umrah ke Baitullah untuk pertama kalinya. Rombongan Rasulullah saw, sekitar 2.000 orang memasuki pelataran Ka’bah untuk melakukan tawaf, masyarakat Mekkah berkumpul untuk menonton di bukit Qubais, mereka berteriak bahwa kaum Muslimin kelihatan letih dan pasti tidak mungkin kuat berkeliling tujuh putaran. Saat mendengar ejekan ini, Rasulullah saw bersabda kepada jemaahnya, “Marilah kita tunjukkan kepada mereka bahwa kita kuat. Bahu kanan kita terbuka dari kain ihram, dan kita lakukan tawaf dengan berlari!” Sesudah mencium hajar Aswad, Rasulullah saw dan para sahabat melakukan tawaf dengan berlari-lari mengelilingi Ka’bah sehingga para pengejek akhirnya pergi meninggalkannya. Pada putaran keempat setelah orang-orang usil di atas bukit Qubais pergi, Rasulullah mengajak para sahabat berhenti berlari dan berjalan seperti biasanya. Inilah latar belakang beberapa sunnah tawaf di kemudian hari: bahu kanan yang terbuka (idthiba’) serta berlari-lari kecil pata tiga putaran pertama khusus pada tawaf yang pertama. Setelah tujuh putaran, Rasulullah saw shalat dua rakaat di Makam Ibrahim, kemudian minum air Zamzam. Sesudah itu Rasulullah melakukan sa’I antara Safa dan Marwa, dan akhirnya melakukan tahalul (‘menghalalkan kembali’) atau membebaskan diri dari larangan-larangan ihram, dengan menyuruh Khirasy mencukur kepala beliau. Ketika masuk waktu zuhur, Rasulullah saw menyuruh Bilal bin Rabah naik kea tap Ka’bah untuk mengumandangkan azan. Suara azan Bilal menggema ke segenap penjuru sehingga orang-orang Mekkah berkumpul ke arah “suara aneh” yang baru pertama kali mereka dengar. Kaum musyrikin menyaksikan betapa rapinya saf-saf kaum Muslimin yang sedang shalat berjamaah. Hari itu, 17 Zulkaidah 7 Hijriah (17 Maret 629M0, untuk pertama kalinya azan berkumandang di Mekkah dan Nabi Muhammad saw menjadi imam shalat di depan Ka’bah. Sesuai dengan isi perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah saw dan para sahabat hanya tiga hari berada di Mekkah, kemudaian kembali ke Madinah. Tetapi, umrah tiga hari yang dilakukan kaum Muslimin di Mekkah menimbulkan kesan yang
  • 17. 13 mendalam bagi orang-orang Quraisy. Tiga orang terkemuka Quraisy, yaitu Khalid ibn Walid, Amru ibn Ash, dan Utsman ibn Thalhah, menyusul ke Madinah untuk mengucapkan Kalimat Syahadat. Di kemudian hari, Khalid ibn Walid memimpin pasukan Islam membebaskan Suriah dan Palestina serta Amru bin Ash membebaskan Mesir dari kekuasaan Romawi. Utsman ibn Thalhah dan keturunannya kelak diberi kepercayaan oleh Rasul untuk memegang kunci Ka’bah. Sampai hari ini, meskipun yang menguasai dan memelihara Ka’bah silih berganti hingga dinasti Saudi sekarang, kunci Ka’bah tetap dipegang oleh keturunan Utsman ibn Thalhah dari Bani Syaibah. Beberapa bulan sesudah Rasulullah saw umrah, kaum Quraisy melanggar perjanjian gencatan senjata sehingga pada 20 Ramadhan 8 Hijriah (11 Januari 630M) Rasulullah Saw beserta sepuluh ribu pasukan menaklukkan Mekkah tanpa pertumpahan darah. Bahkan, Rasulullah Saw memberikan amnesti umum kepada warga Mekkah yang dahulu memusuhi Muslimin. Tiada balas dendam bagimu hari ini. Semoga Allah mengampuni kalian dan Dia Paling Penyayang di antara para penyayang. Demikian sabda Rasulullah saw mengutip ucapan Nabi Yusuf as yang tercantum dalam surat Yusuf ayat 92. Akibatnya, seluruh kaum Quraisy masuk Islam. Kemudian turun surat An-Nasr ayat 1-3: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, Dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” Setelah menerima ayat ini, pada rukuk dan sujud dalam shalat Rasulullah Saw mengucapkan, “Maha Suci Engkau, Ya Allah, dan pujian bagiMu. Ya Allah, ampunilah aku”. Dengan jatuhnya kota Mekkah ke tangan umat Islam, Rasulullah saw memerintahkan pemusnahan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah. Dan membersihkan ibadah haji dari unsur-unsur kemusyrikan serta mengembalikannya kepada syariat Nabi Ibrahim yang asli.
  • 18. 14 Pada tahun 8 Hijriah, Rasulullah saw melakukan umrah dua kali, yaitu ketika menaklukkan Mekkah dan ketika beliau pulang dari Perang Hunain. Ditambah dengan umrah tahun sebelumnya berarti Rasulullah saw sempat melakukan umrah 3 kali, sebelum beliau mengerjakan ibadah haji tahun 10 Hijriah. Pada bulan Zulhijah tahun ke-9 Hijriah (Maret 613M), Rasulullah saw mengutus sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk memimpin ibadah haji. Rasulullah sendiri tidak ikut karena beliau sibuk dalam menghadapi perang Tabuk melawan pasukan Romawi. Abu Bakar Ash-Shiddiq mendapat perintah untuk mengumumkan dekrit yang baru saja diterima Rasulullah saw. Dekrit tersebut menyatakan mulai tahun depan kaum musyrikin dilarang mendekati Masjid al-Haram dan menunaikan Ibadah Haji karena sesungguhnya mereka bukanlah penganut ajaran Nabi Ibrahim as. Dekrit itu dikeluarkan Rasulullah saw berdasarkan firman Allah Surat At taubah ayat 28 : “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwa) karena itu janganlah mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak datang) maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” Pada tahun 10 Hijriah (632 Masehi) Semenanjung Arabia telah dipersatukan di bawah kekuasaan Nabi Muhammad Saw yang berpusat di Madinah, dan seluruh penduduk telah memeluk agama Islam. Maka pada bulan Syawal Rasulullah saw bahwa beliau sendiri akan memimpin ibadah haji tahun itu. Berita ini disambut hangat oleh seluruh umat dari segala penjuru sebab mereka berkesempatan mendampingi Rasulullah dan menyaksikan setiap langkah beliau dalam melakukan manasik (tata cara) haji. Rasulullah saw berangkat dari Madinah sesudah shalat Jumat tanggal 25 zulkaidah mengendarai unta beliau yang bernama Al-Qashwa’, dengan diikuti sekira 30.000 jemaah. Seluruh istri beliau ikut serta dan juga putri beliau yang saat itu masih hidup, Fatimah. Sesampai di Dzulhulaifah yang hanya belasan kilometer dari Madinah, Rasul dan rombongan singgah untuk istirahat dan mempersiapkan ihram. Di sini istri Abu Bakar Shiddiq, Asma’, melahirkan putra yang diberi nama Muhammad. Abu Bakar berniat mengembalikannya ke Madinah. Tetapi Rasulullah mengatakan bahwa Asma’ cukup mandi bersuci, memakai pembalut
  • 19. 15 yang rapi, dan dapat melakukan seluruh manasik haji. Muhammad ibn Abu Bakar yang lahir di Dzulhulaifah itu kelak menjadi Gubernur Mesir pada masa Khalifah Ali ibn Abi Thalib (656-661M). Keesokan harinya, Sabtu 26 zulhijah (22 februari), setelah semuanya siap untuk berihram, Rasulullah saw menaiki unta kembali, lalu bersama seluruh Jemaah mengucapkan: Labbaik Allahumma Hajjan (Inilah saya, Ya Allah, untuk berhaji). Tidak ada seorang pun yang berniat umrah sebab menurut tradisi saat itu umrah hanya boleh di luar musim haji. Tiga cara haji (tamattu, Ifrad , Qiran) yang kita kenal sekarang baru diterapkan Rasulullah saw di Mekkah delapan hari berikutnya. Rombongan menuju Mekkah dengan tiada henti mengucapkan talbiyah. Pada hari Sabtu 3 Zulhijah (29 Februari), Rasul dan rombongan tiba di Sarif, 15 km di utara Mekkah, kemudian beristirahat. Aisyah , istri Nabi, kedatangan masa haidnya sehingga dia menangis karena khawatir tidak dapat menunaikan haji. Rasulullah saw menghiburnya , “Sesungguhnya haid itu ketentuan Allah untuk putri-putri Adam. Segeralah mandi dan engkau dapat melakukan semua manasik haji, kecuali tawaf sampai engkau suci.” Pada Ahad 4 Zulhijah (1 Maret) pagi, Rasulullah dan rombongan memasuki kota Mekkah. Di sana sudah menunggu puluhan ribu umat yang datang dari berbagai penjuru, dan diperkirakan total Jemaah haji mencapai lebih dari 100.000 orang. Rasulullah memasuki Masjid al-Haram melalui gerbang Banu Syaibah yang terletak di samping telaga Zamzam di belakang Makam Ibrahim. Gerbang Banu Syaibah ini kelak popular dengan nama Babussalam (Pintu Kedamaian). Perlu diketahui bahwa yang disebut Masjid al-Haram waktu itu adalah pelataran Ka’bah tempat shalat dan tawaf (secara harfiah, masjid artinya tempat sujud). Sedangkan bangunan masjid, baru dirintis pada masa Khalifah Umar ibn Khattab (634-644) dan mengalami perluasan dari zaman ke zaman sehingga akhirnya megah seperti sekarang. Juga perlu diketahui bahwa Rasulullah tidak pernah memerintahkan harus masuk masjid dari gerbang Banu Syaibah atau Babussalam. Beliau masuk pintu itu karena memang datang dari arah utara. Gerbang yang dimasuki Nabi itu kini tidak ada lagi.
  • 20. 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Saat melakukan ibadah Haji dan Umrah banyak ketentuan-ketentuan yang wajib diketahui oleh para jamaah haji. Seperti halnya pada saat melakukan miqat makani dan miqat zamani terdapat beberapa ketentuan saat melaksanakan waktu miqat di tempat tinggal calon jamaah. Selanjutnya yaitu badal haji yang dilakukan orang lain atau kerabat untuk menggantikan orang yang berhalangan mengikuti haji. Terdapat beberapa syarat dalam melakukan badal haji untuk orang lain. Maka dari itu bagi calon jamaah haji haruslah mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan haji. Dan yang terakhir yaitu walimatus safar yang dilakukan oleh jamaah haji sebelum atau sesudah melaksanakan perjalanan haji. Kegiatan walimatus safar sendiri yaitu upacara penyambutan bagi calon jamaah haji yang ingin berangkat atau yang sudah pulang melakukan haji dalam rangka bersilaturahmi. Kegiatan tersebut biasanya diisi dengan tausiyah atau ceramah dan ada hidangan-hidangan yang disediakan oleh pemilik rumah tersebut untuk merayakan datangnya jamaah haji dengan selamat sampai tujuan. 3.2 Saran Pada pembahasan kali ini dapat disimpulkan bahwa bagi orang-orang yang ingin berhaji atau umrah banyak sekali ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dengan baik agar pada saat melakukan kegiatan yang suci dan menghadap pada yang Maha Kuasa dapat melaksanakan apa yang ditentukan dengan ikhlas dan berserah diri pada apa yang diperbuat dahulu dan memohon ampunan atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat. Demi kesempurnaan makalah ini, diperlukan kajian lebih lanjut mengenai materi yang kita bahas diatas oleh para pembaca. Karena penulis pun juga masih mempunyai banyak kekurangan dalam penjabaran permasalahannya. Sehingga, sangat dibutuhkan kritik dan saran yang kontruktif sebagai kontruksi perwujudannya. Semoga makalah ini pun bukan hanya sekedar bermanfaat, Tapi benar-benar bermanfaat secara nyata. Baik secara langsung maupun tidak langsung, bagi para pembaca pada umumnya dan juga bagi para penulis pada khususnya.
  • 21. 17 Daftar pustaka https://nasihatsahabat.com/miqat-zamani-dan-miqat-makani/ makani danzamani https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/konsultasi-haji/14/09/18/nc3cty-beda- umrah-wajib-dan-sunahumrahsunnah https://perjalananumroh.com/badal-haji-pengertian-landasan-hukum-dan-pelaksanaannya/ badal haji https://www.kompasiana.com/lilisnuraeni/588f4897bb22bde10980db59/pergeseran-nilai- walimatus-safar-mengapa-walimatus-safar-seperti-kondangan walimatussafar https://bincangsyariah.com/ubudiyah/hukum-mengadakan-walimatus-safar-haji-dan- umrah/ https://amanajogja.com/perjanjian-hudaibiyah-sejarah-haji-dan-umroh-bagian-3/ https://amanajogja.com/sejarah-haji-dan-umroh-2/