1. PIDATO PENUTUPAN
kitaindonesia.official KITA Indonesia @kita_Official
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL
KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
BANDUNG, 28 OKTOBER 2020
halo.kitaindonesia.gmail.com KITA Indonesia TV
“NORMALITAS BARU
MEMBUTUHKAN MORALITAS BARU”
Akta Pendirian No. 1, Tanggal 1 Oktober 2020
SK Kemenkumham No. AHU-0009742.AH.01.07.TAHUN 2020
NPWP: 96.488.942.0-015.000
NIB: 0299011110993
2. 2
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
“MAN LAISA LAHU ARDHUN LAISA LAHU TARIKH.
MAN LAISA LAHU TARIKH LAISA LAHU TADZKIROH.
--- Yang tidak punya tanah air, tidak akan punya
sejarah. Yang tidak punya sejarah, dia akan
dilupakan.“
MAMAN IMANNUL HAQ
Ketua Umum Badan Kebijakan
KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
3. 3
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
PIDATO PENUTUPAN MUSYAWARAH NASIONAL
KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
Oleh: MAMAN IMANUL HAQ (KETUA BADAN KEBIJAKAN KITA)
De Majestik, Bandung, 28 Oktober 2020
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakaatuh
Salam sejahtera bagi kita semua
Salam Pancasila,
Rasa Syukur tiada terhingga kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa, seluruh rangkaian acara musyawarah nasional (MUNAS)
pertama Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), berjalan dengan
lancar memenuhi harapan. Acara Munas ini dihadiri oleh Jajaran
Majelis Hikmah, Badan Kebijakan, Gugus Karsa Permusyawaratan
dan Dewan Perwakilan seperti KITA Medan, KITA Bandung, KITA
Yogyakarta, KITA Cirebon, KITA Banten, KITA Jakarta, KITA
Bogor, KITA Banjarmasin, KITA Bandar Lampung, KITA
Pekanbaru, KITA Pontianak, dan Dewan Perwakilan di 45 Kawasan
Tanah Air, dari Aceh hingga Papua, serta penampilan kaum milenial
yang mengekspresikan kecintaan kepada tanah air Indonesia juga ikut
memeriahkan Acara Munas ini.
Melalui MUNAS I Kerapatan Indonesia Tanah Air, KITA ingin
menegaskan bahwa KITA hadir untuk meneguhkan dan merefleksikan
moralitas dan tanggunggungjawab besar terhadap bangsa dan negara
ini di tengah situasi dan kondisi dimana masih saja ada kelompok
masyarakat yang meragukan nilai-nilai luhur Pancasila, Undang-
undang Dasar 1945, Bhineka Tungal Ika, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini. Sebagai respon dari situasi dan kondisi seperti
itu, KITA berupaya untuk menenun kembali kesadaran untuk hidup
berbangsa dan bernegara sesuai dengan cita besar negara bangsa ini
dengan program kerja yang dirumuskan dan disepakati melalui
MUNAS I KITA dengan tema:
4. 4
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
“NORMALITAS BARU
MEMBUTUHKAN MORALITAS BARU”.
Acara MUNAS ini bertepatan dengan Maulid nabi Muhammad SAW,
dan Sumpah Pemuda. Acara dirangkai dalam lima sesi: Sesi
Pembukaan, Sesi Sidang Pleno, Sesi Historical Walk di jalan Asia
Afrika, sesi konferensi Pers di teras Pikiran Rakyat, dan sesi Spirit 100
tahun Majestik. Betapa kita diingatkan bahwa tempat
penyelenggaraan Munas yaitu Kota Kembang, memiliki peran penting
dalam kesejarahan nasional.
Sidang Pleno sebagai acara inti, dilakukan dengan penuh semangat.
Para dewan perwakilan daerah memberikan laporan yang menarik
tentang apa yang telah dilakukan. Bagaimana Medan ingin merawat
keberagaman di negara ini, bagaimana kita melihat Banten punya
konsep Kebun Kebangsaan, Bagaimana Jakarta yang ingin membuat
turnamen pencak silat sedunia di tengah orang-orang takut untuk
berkumpul, Kita Jakarta menyatakan bahwa kita tidak dilarang untuk
berkumpul tapi kita dilarang untuk berkerumun tanpa protokol
kesehatan. Kita pun melihat bagaimana Yogyakarta, membagi-bagi
masker, meringankan beban masyarakat terdampak covid-19,
begitupun Pontianak, Banjarmasin, Bandar Lampung, Pekanbaru,
dewan perwakilan lainnya dan akhirnya kita berterima kasih kepada
adik-adik millenial Sang Gita yang telah mendeklarasikan Pesantren
Melodia Indonesia.
Sebagai puncak Acara, KITA memberikan lima rekomendasi:
1. Sumpah Baru Indonesia Maju;
2. Cipta Komunikasi: Refleksi satu tahun Pemerintahan Jokowi
Amin;
3. Nawakarsa KITA: Bekerja untuk Indonesia Maju;
4. Dunia Butuh Bahasa Cinta: Statement Immanuel
Macron Mengganggu Hubungan Global; dan
5. Program dan Strategi KITA.
5. 5
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
Akhirnya saya, mewakili KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
mengucapkan terima kasih kepada:
Pertama: Semua Kepengurusan KITA baik MAJELIS HIKMAH
BADAN KEBIJAKAN, GUGUS KARSA maupun DEWAN
PERWAKILAN seluruh Indonesia.
Kedua: Forkompimda Provinsi Jawa Barat dan kota Bandung, Grand
Preanger Hotel, De Majestik , TVRI, Pikiran Rakyat, Radio PRFM
Bandung dan semua Media yang mewartakan kegiatan Munas Ini.
Ketiga: Panitia penyelenggara, Tim Kreatif Seni: Tari Topeng, Sang
Gita ISBI, dan Reupbray dan semua pihak yang telah mendukung
kesuksesan acara Musyawarah Nasional ini.
Terima kasih, Bandung telah membuat kesan yang menarik bagi kita
semuanya.
Setelah Munas ini, semua akan bergerak mensosialisasikan hasil
Munas ini kepada pengambil kebijakan dan media, menguatkan
program prioritas di 45 Dewan perwakilan serta mengadakan
Kerapatan Daerah dan Wilayah hingga KITA bertemu di Kerapatan
Nasional ke 2 di Bali.
Demikian,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wa barakaatuh
Salam Sejahtera bagi Kita Semua,
Salam Pancasila
MAMAN IMANUL HAQ
Ketua Umum Badan Kebijakan
6. 6
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
MARS KITA
Tidak ada kami
Tidak ada kamu
Yang ada kita 2x Indonesia
Indonesia anugrah sang kuasa
Indonesia tanah pusaka
Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
Adil makmur damai sejahtera
Kata kita untuk semua
Kita punya mimpi yang sama
Kata kita adalah kami dan kamu
Kerapatan Indonesia tanah air
Kita satu nusa dan bangsa
Satu bahasa Indonesia
Setiap saat kita rawat bersama
Indonesia maju untuk dunia 2x
Pencipta: Maman Imanul Haq
Arransmen: Dr. Yus Wiradireja
Penyanyi: Sang Gita ISBI
7. 7
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
WACANA KITA
Kerapatan Indonesia Tanah Air adalah koalisi independen yang
menyemai, mengembangkan dan melestarikan Tanah Air Indonesia
sebagai bagian dari diri, identitas dan masa depan bersama.
KITA Bergerak dalam politik kesadaran dan mengawal tujuan
berbangsa dan bernegara. KITA berusaha membangun “masyarakat
terbayang” (imagined community) yaitu Indonesia yang maju, kreatif,
dan berkelanjutan.
Peradaban Nusantara yang kaya dan beragam, merupakan alas
pembentukan Indonesia, sebagai negara bangsa yang ditenun atas asas
kemanusiaan yang adil dan beradab. Maka KITA terpanggil untuk
meneguhkan moralitas dan tanggung jawab sebagai kekuatan besar
untuk menggerakkan perubahan yang mendasar dalam semangat
Gotong Royong.
Kerapatan artinya kepekatan, kekentalan, soliditas. Istilah ini pertama
kali digunakan dalam Kerapatan Pemuda 1928 yang melahirkan
sumpah pemuda. Kerapatan adalah istilah lama yang ditafsirkan
secara baru yang menemukan momentumnya pada saat pandemi
covid 19, ketika masyarakat diminta berjarak.
Proses pembentukan negara bangsa Indonesia selama revolusi
kemerdekaan 1945-1949, dari individu yang terpecah dan suku yang
berpisah merapat menjadi satu: INDONESIA.
WICAKSANA KITA
1. KITA mentransformasi relawan Jokowi Amin menjadi
wirabangsa Indonesia
2. KITA adalah gerakan politik kesadaran yang tidak akan
pernah menjadi Partai Politik
3. KITA adalah kalyanamitra, teman sejati bagi semua pihak
untuk mengawal tujuan berbangsa dan bernegara
8. 8
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
DEKLARASI KITA
Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA)
dideklarasikan di Gedung Joeang 45
Jln. Menteng 31 Jakarta Pusat,
Rabu 19 Agustus 2020/1 Muharram 1442 H.
Pukul 18.30 WIB.
KITA dideklarasikan oleh 75 perwakilan relawan dari berbagai
daerah dan profesi.
45 Dewan Perwakilan Daerah seluruh Indonesia akan terus
mendeklarasikan KITA.
9. 9
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
ORGANISASI KITA
KITA, Kerapatan Indonesia Tanah Air, dalam pengelolaan dan proses
pengambilan keputusan, serta susunan pengurus berpegang pada nilai
dasar Pancasila yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah,
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Nilai dasar ini
hendaknya tercermin dalam struktur kepengurusan dengan memakai
pemaknaan nomenklatur 17-8-1945.
Karenanya di KITA ada empat lembaga: Majelis Hikmah, Badan
Kebijakan dan Dewan Perwakilan. Seluruh proses pengambilan
keputusan dilandasi asas Musyawarah, Gotong Royong dan etika
dasar demokrasi.
Majelis HIKMAH adalah lembaga Pengarah yang
mewakili tokoh bangsa berdasarkan keragaman yang
bertugas memberi saran, arah dan membuat garis besar
gerakan budaya dan politik kesadaran ini. Majelis ini
berjumlah 17 orang yang berkedudukan sama
dipimpin oleh seorang ketua.
Badan Kebijakan adalah Badan Pengurus yang
berwewenang mengambil keputusan,
menyelenggarakan kegiatan, dan menjadi juru bicara
untuk berhubungan dengan pihak lain. Jumlah
Pengurus inti 8 orang, yang terdiri atas ketua,
sekretaris, dana guna, kajian strategis dan lembaga,
SDM dan training, humas dan jaringan, media dan
literasi, hukum dan advokasi.
Di bawah Badan ini terdapat 19 Gugus Karsa
Permusyawaratan yang mengawal program dasar
KITA CITA. Gugus karsa ini yang menjadi perantara
untuk kerja sama strategis dengan lembaga pemerintah
terkait, baik di tingkat nasional maupun daerah.
17
8
19
10. 10
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
Dewan PERWAKILAN Kawasan terdiri atas 45
wilayah. Berpusat di ibukota propinsi yang
keseluruhan berjumlah 34 kota. Ditambah 11 kota
yang secara historis dan strategis karena jumlah
penduduknya yang besar. Termasuk kawasan yang
menjadi perhatian khusus yaitu ibu kota baru di
Kalimantan Timur dan Tiga kawasan afirmatif:
Kawasan pulau-pulau Kecil, Kawasan Perbatasan
Terdepan, Kawasan Masyarakat Hutan dan adat.
Dewan Perwakilan Wilayah hanya terdapat di tingkat
nasional. Di Daerah, Dewan Perwakilan mewakili
latar belakang daerah, profesi, gender, dan agama.
Mereka yang fleksibel berinteraksi dengan Badan
Kebijakan dan gugus karsa. Model ini mampu
merangkum kekayaan biodiversitas nilai dan tanah air
Indonesia.
45
11. 11
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
KEPENGURUSAN KITA
MAJELIS HIKMAH (17)
1. Taufik Rahzen (Ketua)
2. KH. Abun Bunyamin (sekum)
3. dr. Wendy WW Setiawati (Bendahara)
4. Syarif Bastaman
5. Widodo Siswohadi
6. Pdt. Johny Zeth Souhoka
7. Anggraini Adriani
8. Habib Salim Jindan
9. Pdt. Emmy Sahertian
10. Deni Nurdyana Hadimin
11. Adjeng Ratna
12. Herry Dim
13. Exan Zen
14. Yus Wiradireja
15. Endo Suanda
16. Marbawi A Katon
17. Kelik Nugroho
DEWAN KEBIJAKAN (8)
1. Ketua: Maman Imanul Haq
2. Sekretaris Jenderal: Ayep Zaki
3. Bendahara Umum: Camellia Panduwinata Lubis
4. Kajian Strategis dan Lembaga: Danang Girindrawardana
5. SDM dan Training: Tuswahid
6. Humas dan Jaringan: Hanief Muhammad
7. Hukum dan Advokasi: Yongla Patria M
8. Media dan Literasi: Vicky Angriawan
Kepala Staf Kesekretariatan: Arbi Rahman Sihdi
12. 12
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
GUGUS KARSA PERMUSYAWARATAN 19
(Koordinator Gugus Karsa Permusyawaratan: Ramram Mukhlis Ramdhani)
1. Pangan, Energi dan Air (Pena): Hikmat Taufik
2. Iklim Bumi dan Pengelolaan Bencana: M. Mujib Hermani
3. Koperasi dan Blockchain: Rivai Bolonggodo
4. Masa depan dan Inovasi Nasional: Iman Abdul Gofur
5. Badan Usaha Negara dan Kerjasama Publik: Asep Syaripudin
6. Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Industri Budaya: Alfani Chuzaimah
7. Birokrasi, Oligarki dan Kepemimpinan: Nirmala Firdaus
8. Pendidikan, Pembelajaran Sosial dan Kecerdasan Bangsa: Revano Santosa
9. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan: Mukti Ali Qusyairi
10. Ibukota Baru Dan Desentralisasi: Nirmala Dewi
11. DESA Merdesa: Adi Gerimu
12. Kota, Kepenuhsesakan Dan Kompleksitas: Dandan Riza Wardana
13. Diplomasi dan Kerjasama Global: Marosa Haq
14. Perencanaan Nasional dan Pembangunan Daerah: Taru J. Wisnu
15. Ketahanan Raga, Kesehatan Jiwa: Wina Rezky Agustina
16. MDGs Dan Kemiskinan ekstrim: Garlika Martanegara
17. Hutan Lautan dan Tanah Air: Dewi Kurnia Salwa
18. Kerelawanan dan Gotong Royong: Husni Mubarok
19. Generasi Mileneal dan Normalitas Baru: Hayuning Sumbadra
DEWAN PERWAKILAN 45
(Koordinator Dewan Perwakilan: Nia Syarifuddin)
1. Banda Aceh
2. Medan/RE Nainggolan
3. Padang
4. Pekanbaru/Ridwan Nurbaqin
5. Jambi
6. Palembang
7. Bengkulu
8. Bandar Lampung/Faiz Daiman
9. Pangkal Pinang
10. Tanjung Pinang
11. Jakarta/ Teguh Eko Prastyono
13. 13
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
12. Bandung
13. Semarang
14. Yogyakarta/Antonius Slamet Kuwat
15. Surabaya
16. Serang/Handi Jatna
17. Denpasar/Nyoman Murjana
18. Mataram
19. Kupang
20. Pontianak/Dekhi Armadhani
21. Palangkaraya/Deden hidayat
22. Banjarmasin/Ipan Intapura
23. Samarinda
24. Bulungan
25. Manado
26. Palu
27. Makasar
28. Kendari
29. Gorontalo
30. Mamuju
31. Ambon
32. Ternate
33. Jayapura/Jefri Runaki
34. Manokwari
35. Bogor
36. Cirebon/Abdul Muiz
37. Tasik
38. Purwokerto
39. Solo
40. Malang
41. Madura
42. Jember
43. Masyarakat Adat/Hutan /Taty Aprilyana
44. Kawasan Pulau Kecil
45. Kawasan daerah perbatasan
14. 14
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL
KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
BANDUNG, 28 OKTOBER 2020
1. Sumpah Baru Indonesia Maju
2. Cipta Komunikasi: Refleksi satu tahun
Pemerintahan Jokowi Amin
3. Nawakarsa KITA: Bekerja untuk Indonesia
Maju
4. Dunia Butuh Bahasa Cinta: Statement
Immanuel Macron Mengganggu Hubungan
Global
5. Program dan Strategi KITA
15. 15
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
Maka teks Sumpah Pemuda yang saat itu menggunakan ejaan van
Ophuijsen, yaitu:
1. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe
bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia;
2. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe
berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia; dan
3. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng
bahasa persatoean, bahasa Indonesia,
SUMPAH BARU INDONESIA MAJU
Sumpah Pemuda merupakan ikrar yang telah terjadi 92 tahun yang
lalu, hanya tinggal sewindu akan genap berusia seabad. Apakah itu
artinya telah lapuk dan tak berguna lagi bagi masa Revolusi 4.0
ataupun Revolusi 5.0 dan seterusnya? "Sumpah Pemuda" niscaya
tetap aktual, tetap berlaku, tetap menjadi bagian hidup setiap insan
yang mengakui ke-Indonesia-an, termasuk para millenial atau warga
Revolusi 4.0/Revolusi 5.0 memang memiliki daya melanglang nyaris
tak berbatas dan nyaris pula tanpa batas.
Sumpah Pemuda itu visioner, jauh memandang ke depan serta terus
berlaku menembus waktu. Bahkan tembus pula ke masa atau waktu
kita sekarang ini.
Tak kalah pentingnya tentang dimensi waktu yang tercermin di dalam
penggunaan kata “kami” sebagai pengakuan sekaligus kata ganti
orang pertama jamak atas “putra dan putri.”
Sumpah Pemuda pun telah menjadi darah, daging, dan konstruksi
kesadaran kita, telah menjadi “kita” karena sejatinya diucapkan bagi
diri kita sendiri dan bukan untuk orang lain. Meski di dalam
pengucapannya akan senantiasa atas nama “kami” mengingat
ikatannya dengan waktu dan kesejarahan, tapi bangsa Indonesia yang
telah terikat ikrar Sumpah Pemuda itu tak lain adalah kita.
16. 16
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
harus dikuatkan dengan komitmen Sumpah Baru Indonesia Maju
yaitu:
1. “Satu Tanah Air Indonesia” merupakan bentuk kecintaan
pada tanah air sebagai komitmen keimanan;
2. “Satu Bangsa Indonesia” yang memahami suku, budaya,
dan kepercayaan Bangsa Indonesia sebagai anugerah yang
harus jadi fundamen bagi persatuan dan kesatuan Indonesia;
dan
3. “Satu Bahasa Indonesia” dengan berkomunikasi
menggunakan bahasa yang baik, benar dan santun yang
mengikat bangsa ini menjadi bangsa yang maju tanpa hoax,
fitnah dan ujaran kebencian.
Itulah Sumpah Baru Indonesia Maju.
17. 17
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
CIPTA KOMUNIKASI: REFLEKSI SATU TAHUN
PEMERINTAHAN JOKOWI-MA’RUF AMIN
Musyawarah Nasional KITA merekomendasikan kepada Pemerintahan
Jokowi – Ma’ruf Amin, beberapa hal sebagai berikut:
a. Pemerintah harus tetap bekerja dalam visi dan misi Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang termaktub dalam alinea kedua Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu: “mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan Makmur”, yang berdasar kepada Pancasila dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
b. Pemerintah harus konsisten bekerja sesuai misi Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang termaktub dalam alinea keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yaitu: “melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial;
c. Pemerintah perlu memformulasikan kebijakan berbasis ilmu
pengetahuan, riset dan inovasi nasional (social based policy), dengan
mengoptimalkan potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi yang
berorientasi pada kepentingan nasional, kedaulatan, persatuan dan
kesatuan bangsa, pertahanan dan keamanan negara, serta
kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
d. Kebijakan Pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 harus
dijadikan sebagai momentum untuk mendorong kedaulatan dan
kemandirian Indonesia di bidang kesehatan, khususnya industri
kesehatan, farmasi, dan obat-obatan tradisional.
e. Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) memahami bahwa Undang-
Undang Cipta Kerja dimaksudkan untuk menyelaraskan Undang-
Undang yang tumpang tindih agar memudahkan perizinan berusaha,
persyaratan investasi, kemudahan dan perlindungan UMKM,
dukungan riset dan inovasi, dan penciptaan lapangan kerja, akan
tetapi Pemerintah harus lebih intensif dalam melakukan cipta-
komunikasi untuk meminimalisir kesalahpahaman di masyarakat
terhadap substansi Undang-Undang Cipta Kerja.
18. 18
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
NAWAKARSA KITA:
BEKERJA UNTUK INDONESIA MAJU
Nawakarsa KITA terdiri dari:
KARSA SATU : Kalyanamitra sebagai dasar Kerapatan Indonesia
Tanah Air. Kalian semua adalah mitra, yang disatukan oleh cita yang
sama. Dengan mengandaikan tak ada kamu, tak ada kami ; tak ada kau,
tak ada aku ; karena sesungguhnya kita diikat oleh nasib dan
penanggungan yang sama.
KARSA DUA : To Build The World A New, Membangun Kembali
Dunia. Pandemi dunia membangkitkan kembali ingatan pidato
Soekarno di PBB 1960, tentang penyusunan kembali tatanan dunia yang
lebih inklusif dan berdaya cipta. Pancasila dilihat sebagai jalan tengah
bagi tatapan bersama.
KARSA TIGA: Wirabangsa sebagai peran mediasi antara warganegara
dan wargadunia (planetary citizen). Publik yang mengambil tanggung
jawab Res-publika atau kebajikan umum. Politik kesadaran (politic of
consciousness) sebagai upaya untuk mencapai kebahagiaan, mengatasi
hasrat kesadaran politik yang semata mengejar kekuasaan.
KARSA EMPAT: Ekonomi Kehidupan dan Jaminan Kebutuhan
Dasar. Ekonomi yang berpusat pada manusia yang menjaga kehidupan
segala makhluk. Mempertimbangkan hak generasi yang akan datang,
dan hak bumi untuk melakukan regenerasi. Mendorong tersusunnya
Jaminan Kebutuhan Dasar ( Universal Basic Income).
KARSA LIMA: Kamulan Koperasi Kreatif. Koperasi yang bersandar
pada naluri gotong royong dan upaya pemenuhan kepuasan kreatif
mengatasi hasrat kepuasan konsumtif. Sebuah Kamulan Koperasi yang
pernah membangun peradaban Nusantara, yang bersandar pada : dana,
daya, data dan dasa. Koperasi yang mengawal ketahanan pangan,
kesenjangan sosial, kreativitas budaya dan keseimbangan alam.
19. 19
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
KARSA ENAM: Multiversitas dan Pencerdasan Bangsa.
Multiversitas (Paradesa) sebagai upaya pencerdasan bangsa melalui
pengetahuan yang holistik berdasarkan atas prinsip Kesatuan
Penciptaan. Pesantren basis yang melaraskan pengetahuan dan
tindakan : Rasa, basa, masa dan yasa. Rintisan untuk Multiversitas
GORO dan Pesantren Melodia.
KARSA TUJUH: Bazarti ; Jembatan antara kerja dan komunikasi.
Pasar makna akan menggantikan fungsi Pasar tradisional, mall dan
market-place. Pasar yang menjadi wahana (platform) antara produksi
dan konsumsi; kreasi dan re-kreasi; rahim dan silaturahim; antara
kerja dan komunikasi.
KARSA DELAPAN: Wirajiwa. Bangunlah jiwanya, bangunlah
badannya. Marilah kita mendo'a, Indonesia Bahagia. Para Wirajiwa
adalah mereka yang menenun keselarasan Besar, yang menjaga
kesejajaran antara yang lahir dan yang batin ; antara tubuh dan roh;
antara individu dan masyarakat; antara masa lampau dan masa
depan. Mereka yang selalu menciptakan masyarakat terbayang
(imagined community), untuk menjaga kehidupan melewati bencana
dan tantangan.
KARSA SEMBILAN: Garuda Laman (GALAM) sebagai
Kriptoaset. Sebagai penanda utama jiwa zamannya, mata uang
adalah Kriptoaset, yang menjadi energi dari interaksi ekonomi dan
sosial. Untuk mendorong terselenggaranya karsa karsa diatas,
dibutuhkan jenis Kriptoaset yang bersandar pada tradisi besar
kebangsaan dan konsensus bersama. Konsep Garuda Laman yang
didasari atas prinsip KITA, CITA dan CIPTA merupakan rintisan
yang dapat kita perjuangkan bersama.
20. 20
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
DUNIA BUTUH BAHASA CINTA: STATEMENT IMMANUEL
MACRON MENGGANGGU HUBUNGAN GLOBAL
Sesuai Misi yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945, “... ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi”, Indonesia memiliki prinsip politik bebas aktif dengan
senantiasa menjalin persahabatan dengan negara-negara di dunia.
Indonesia harus bersikap memberi dukungan terhadap kebebasan
berpendapat dan berekspresi selama tidak melecehkan, menghina, dan
merugikan sebagian umat manusia.
Kebebasan dibatasi oleh norma-norma saling menghormati perbedaan
agama, keyakinan, dan RAS.
Pemerintah Indonesia bersama dengan negara-negara dunia harus bersikap
mengecam terhadap tindakan kekerasan, hate-speech (ujaran kebencian),
dan terorisme atas nama apa pun.
Demikian juga dalam menyikapi persoalan pelecehan Nabi Muhammad
melalui karikatur yang dibuat oleh salah satu majalah yang ada di Prancis,
Indonesia harus pro aktif merespons secara proporsional, tidak berlebihan,
dan efektif.
Pemerintah Indonesia harus mengecam secara proporsional terhadap siapa
pun yang dengan sengaja melecehkan dan menghina simbol-simbol suci
setiap agama, serta menekan negara Prancis untuk menindak tegas kepada
mereka yang melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap simbol-simbol
suci setiap agama sesuai dengan konstitusi dan aturan negara Prancis.
Sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya muslim, pemerintah
Indonesia harus mendukung dan men-support terhadap pandangan
keagamaan yang moderat dan rahmatan lil-‘alamin (cinta kasih untuk
semesta). Bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di dalam konteks global,
antar negara. Agar masyarakat global mendapat pemahaman bahwa Islam
adalah agama cinta.
21. 21
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
PROGRAM DAN STRATEGI KITA
1) Istilah Musyawarah Nasional (MUNAS) akan diganti dengan istilah
‘KERAPATAN NASIONAL’ dan demikian halnya istilah di Wilayah
dan Daerah menjadi Kerapatan Wilayah dan Kerapatan Daerah;
2) Mendokumentasikan seluruh kegiatan dan hasil MUNAS Bandung
berupa rekomendasi yang akan diserahkan kepada tiga pihak, yaitu:
Pemerintah, Media, dan Internal KITA;
3) Meluncurkan program “KITA MENDENGAR”;
4) Tanggal 20 Mei 2021 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional,
akan diselenggarakan Kerapatan Nasional Kedua di Bali;
5) Menjalankan Program Training Kewiraan Indonesia, Literasi, dan
Media ke kampus, pesantren, dan Karang Taruna; dan
6) Mendukung Nawakarsa dengan program-program prioritas sebagai
berikut:
a. Kalyanamitra;
a) Menginventarisir 19 komunitas berprestasi dalam
melestarikan tanah air Indonesia dari berbagai daerah
perwakilan.
b) Menjalin kerjasama dengan Kalyanamitra di 45 Dewan
Perwakilan.
c) Mitra: Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial dan
Kementerian terkait lainnya.
b. To build the world a new;
a) Go to Campus.
b) Seminar dengan target 19 kampus, untuk mendapatkan
masukan dan gagasan kreatif dalam menghadapi normalitas
baru.
c) Mitra: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menko
Polhukam, dan Kementerian terkait lainnya.
c. Wirabangsa;
a) Menginventarisir 99 wirabangsa.
b) Mitra: Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Sosial,
dan Kementerian terkait lainnya.
Program dan Strategi KITA adalah sebagai berikut:
22. 22
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
d. Ekonomi Kehidupan dan Jaminan kebutuhan Dasar;
a) Menginventarisir ekonomi kreatif dari 45 Daerah Perwakillan.
b) Mitra: Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian
perdagangan, Kementerian perindustrian, menko perekonomian,
dan Kementerian terkait lainnya.
e. Kamulan Koperasi Kreatif;
a) Mendirikan 45-unit koperasi.
b) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan SDM.
c) Mitra: Kementerian Koperasi, Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, dan Kementerian terkait lainnya.
f. Multiversitas dan Pencerdasan Bangsa;
a) Pemberdayaan pesantren (target: 7 buah).
b) Giat Taman Nusa Bali.
c) Mitra: BPIP, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan
Kementerian terkait lainnya.
g. Bazarti;
a) Menguatkan kegiatan Bazarti di Gembrongseni Jakarta, Taman
Nusa Bali, Borobudur Jawa Tengah, dan Sanga Wali Jawa
Timur.
b) Mitra: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kementerian terkait lainnya.
h. Wirajiwa;
a) Mengembangkan giat wirajiwa di 19 titik di 5 kota besar.
b) Konsolidasi dengang psikolog, tokoh agama, dan budaya.
c) Mitra: Kementerian Kesehatan, dan Kementerian terkait
lainnya.
i. Garuda Laman sebagai Kripto-asset;
a) Penguatan Konsep.
b) Mitra: kementerian terkait dan DPR RI.
23. 23
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
PHILOSOFI LOGO KITA
Ø KITA itu terikat CITA. Hurup K bergandeng C yang berarti
Community, Collaboration dan Champion.
Ø Hurup K juga adalah simbol kepak sayap garuda (elang, rajawali)
yang sedang terbang, dalam rangka menjemput karunia Tuhan dan
menebar rahmat ke seluruh alam semesta.
Ø Berbentuk senjata Boomerang: yang “melempar” kebaikan” akan
kembali pada dirinya, begitu pula sebaliknya.
Ø Dua titik jadi symbol keseimbangan: lahir-batin, dunia-akhirat,
fikir-zikir, ketuhanan-kemanusiaan.
Ø Di KITA ada 17 lingkaran yang membentuk Konstruksi Logo,
seperti 17 Agustus yang jadi konstruksi kebangsaan dan
kenegaraan Indonesia
24. 24
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
MANUSIA BARU
Dan aku berserah diri seutuhnya
Aku bersujud merapat bumi
Lalu kuhamparkan alas doa
Yang amat luas, seluas semesta
Kukosongkan hati, kutuangkan harapan
Tak ada lagi yang tersembunyi
Tak ada lagi, tak ada lagi yang kuasa kusembunyikan.
Hening hatiku ini,
Nafas sepenuh dada,
Kuselami lautanMu,
Laut keampunan yang Kau bentangkan,
Laut keagungan yang terang.
Terang
Ketika air mata menitik syahdu,
Bercampur dengan air lautMu,
Izinkanlah aku tuk memohon; lahirkan hamba sebagai manusia
baru!
Izinkanlah aku tuk memohon; lahirkan hamba sebagai manusia
baru!
Lagu by: Harry Roesli
Lirik: Aat Soeratin
Penyanyi: Titik Puspa
25. 25
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL
KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
BANDUNG, 28 OKTOBER 2020
Jakarta, 10 November 2020
Tim Perumus
1. Herry Dim
2. Marbawi A Katon
3. Mukti Ali Qusairy
4. Yus Wiradireja
5. Tuswahid
27. 27
REKOMENDASI MUNAS I KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
"Negara Republik Indonesia ini bukan milik
sesuatu golongan, bukan milik sesuatu
agama, bukan milik sesuatu suku, bukan
milik sesuatu adat istiadat, tetapi milik kita
semua dari Sabang sampai Merauke."
- Ir. Soekarno
KERAPATAN INDONESIA TANAH AIR
www.kerapatanindonesiatanahair.com