SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
Keterampilan Mengelola Kelas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan dasar dalam mengajar siswa sangat diperlukan oleh guru agar interaksi
antara guru dan siswa bisa berjalan dengan baik dan siswa tidak merasa tertekan saat
belajar sehingga pelajaran dapat ditangkap secara maksimal. Keberhasilan seorang guru
dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan
proses pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan oleh keterampilan pengelolaan
kelas yang dikuasainya. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan Mengelola kelas terbagi
menjadi dua jenis keterampilan yaitu: Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang
berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Tujuan pengelolaan
kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk melatih kemampuan
seorang guru dalam mengelola kelas dapat melalui dua cara, yaitu melalui pengalaman
dan melalui belajar. Oleh karena itu, makalah ini dibuat agra kita memahami dan
mampu mengelola kelas dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pengelolaan kelas ?
2. Apa tujuan dari pengelolaan kelas ?
3. Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan mengelola kelas?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas?
5. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas ?
6. Bagaimana peran guru dalam pengelolaan kelas ?
7. Apa kelebihan dan kekurangan dari pengelolaan kelas ?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
2. Mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas.
3. Mengetahui komponen-komponen yang ada dalam keterampilan mengelola kelas.
4. Mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas.
5. Mengetahui macam- macam pendekatan dalam pengelolaan kelas.
6. Mengetahui peran guru dalam pengelolaan kelas.
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pengelolaan kelas.
8. Mengetahui cara mengelola kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan
pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Sedangkan pengertian
pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut weber
(1977) diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1. Berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach), pengelolaan kelas adalah
kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Guru berperan menciptakan dan
memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat. Otoritas guru tidak
sepenuhnya, guru memang mempunyai hak kekuasaan, namun ada pemegang
kekuasaan di atas guru misalnya kepala sekolah, dan lain-lain.
2. Berdasarkan pendekatan permisif (permissive approach), pengelolaan kelas adalah
upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa dalam
melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Fungsi guru
adalah menciptakan kondisi siswa agar merasa aman untuk melakukan aktifitas di
dalam kelas.
3. Berdasarkan pendekatan modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelas adalah upaya
untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif
dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau
memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa.
Tidak ada pendekatan-pendekatan yang paling baik, tetapi pendekatan-pendekatan ini
akan menjadi pendekatan paling baik pada saat situasi yang tepat.
B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Ahmad (1995:2), tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual siswa dalam kelas.
Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada
hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah:
1. Penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
2. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja.
3. Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan
intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga
segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
C. Komponen Katerampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu:
 Preventif, keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal.
 Represif, keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal.
Pada keterampilan preventif, berkaitan dengan kemampuan guru didalam mengambil
inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
hal tersebut yaitu:
a. menunjukkan sikap tanggap
Keterampilan ini menggambarkan tingkah laku guru yang telah memperhatikan siswanya
sehingga siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka. Cara yang dilakukan dalam
menunjukkan sikap tanggap ini dengan cara memandang secara seksama, gerak
mendekati, memberikan pernyataan, memberikan reaksi terhadap gangguan atau
ketakacuhan siswa.
b. membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada
beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Cara yang digunakan
dalam membagi perhatian yaitu melalui visual dan verbal.
c. memusatkan perhatian kelompok
Seorang guru harus mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang
diberikan sehingga siswa tetap terlibat dalam kegiatan belajar. Cara yang dilakukan
yaitu dengan menyiagakan siswa atau memusatkan pada suatu topic dan menuntut
tanggung jawab siswa untuk memperagakan alat atau melaporkan hasil diskusi.
d. memberikan petunjuk yang jelas
Petunjuk yang jelas sangat diperlukan oleh siswa sehingga siswa tidak mengalami
kebingungan dalam mengerjakan tugas atau perintah.
e. menegur
Siswa yang telah mengganggu proses pembelajaran dapat diberi teguran. Teguran harus
tegas dan jelas namun menghindari perkataan kasar atau menghina. Namun teguran ini
dapat disepakati bentuknya saat membuat aturan-aturan tertentu antara siswa dan
guru. Guru harus lebih berhati-hati dalam menasehati siswa terhadap kelas maupun
perorangan.
f. memberikan penguatan
segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan baik itu penguatan positif maupun
negatif dan teguran pada perilaku siswa yang telah menyimpang.
Pada keterampilan represif, berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa
yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial
untuk mengembalikan kodisi belajar yang optimal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu:
a. modifikasi tingkah laku
Guru harus menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan
memodivikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan
secara sistematis.
b. pengelolaan kelompok
Guru dapat menggunakan alternatif lain dalam mengatasi masalah pengelolaan kelas
antara lain dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah kelompok. Ada dua
jenis keterampilan yang diperlukan yaitu memperlancar tugas-tugas dan memelihara
kegiatan-kegiatan kelompok.
c. menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Kadang-kadang perilaku siswa yang mengganggu kegiatan di kelas akan menyebabkan
proses pembelajaran yang kurang optimal maka seorang guru harus mampu
meningkatkan kesadaran siswa akan tindakannya dengan cara memindahkan benda-
benda yang bersifat mengganggu, menghilangkan ketegangan dengan humor,
memindahkan penyebab gangguan, pengekangan fisik, dan pengasingan
D. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas , perlu diperhatikan
pinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas sebagai berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang
menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar yang optimal. Guru yang
bersikap hangat dan akrab serta secara ajek menunjukkan antusiasmenya terhadap
tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau siswanya akan lebih mudah melaksanakan
komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya
tingkah laku yang menyimpang. Selain itu perhatian dan minat siswa akan tetap
terpelihara. Diusahakan, saat guru memberi tantangan, soal dimulai dari yang mudah
dan semua siswa bisa menjawab sebagai motivasi untuk menjawab selanjutnya.
3. Bervariasi
Penggunaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar mengajar merupakan kunci
pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta pengulangan aktivitas yang
menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat
banyak variasi maka kejenuhan akan berkurang dan siswa akan cenderung
meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan menunggu temannya.
4. Keluwesan
Selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan munculnya ganggua-gangguan
dari siswa. Untuk mencegah gangguan tersebut diperlukan keluwesan tingkah laku guru
untuk dapat merubah strategi mengajarnya mengajarnya dengan memanipulasi
berbagai komponen keterampilan mengajar yang lain.
5. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Cara guru memelihara suasana yang positif diantaranya adalah dengan:
a. Memberi aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari
celaan terhadap tingkah laku yang kurang wajar.
b. Menyadari akan kemungkinan kesalahan yang dapat dibuatnya sehingga akan
mengganggu kelancaran dan kecepatan belajar siswa.
6. Penanaman disiplin diri
Siswa dapat mengembangkan diri sendiri merupakan tujuan akhir dari pengelolaan
kelas. Untuk mencapai tujuan ini guru harus selalu mendorong siswa untuk
melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri menjadi
contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
E. Pendekatan-Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Dalam mengelola kelas, kita telah dihadapkan pada siswa yang bersifat individual atau
kelompok, sehingga kita perlu berhati-hati dalam menanganinya. Biasanya teknik yang
digunakan antara lain: nasihat, teguran, larangan, ancaman, teladan, hukuman dan
sebagainya.
Menurut James Cooper dkk. mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas
yang didalamnya terdapat teknik-teknik yaitu:
a. Pendekatan Alodifikasi Perilaku
Pendekatan ini bertolak dari psikalogi behavioral dengan anggapan dasar bahwa tingkah
manusia yang baik maupun yang buruk dalam batas-batas tertentu merupakan hasil
belajar. Pendekatan ini memanfaatkan hasil penelitian tentang bagaimana tingkah laku
manusia terbentuk melalui hubungan manusia dengan lingkungan guna merumuskan
teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membina siswa, yaitu:
1) Penguatan negatif yaitu: pengurangan hingga penghilangan suatu stimulus yang tidak
menyenangkan untuk mendorong terulang kembali suatu tingkah laku yang timbul
sebagai akibat dari pengurangan dan penghilangan tersebut.
Contoh: misalnya guru ingin agar siswa berani mengeluarkan pendapat, guru selalu
menunjuk langsung siswa yang tidak berani mengeluarkan pendapat agar mengeluarkan
pendapat (stimulus yang tidak menyenangkan). Bila suatu saat siswa berani
mengeluarkan pendapat tanpa menunggu ditunjuk guru maka guru mulai mengurangi
secara berangsur-angsur cara menunjuk langsung (penguatan negatif). Pengurangan itu
semakin meningkat sejalan dengan semakin seringnya,siswa mengeluarkan pendapat
tanpa ditunjuk guru hingga akhirnya ditiadakan bila siswa telah terbiasa mengeluarkan
pendapat.
Hal-hal yang perlu dihindarkan dalam penggunaan penguatan negatif:
a) Hindarkan pemberian stimulus yang menyakitkan
b) Sasaranya jelas
c) Pemberian penguatan dengan segera
d) Penyajian stimulus yang bervariasi
e) Keantusiasan.
2) Penghapusan yaitu: usaha mengubah tingkah laku siswa dengan cara menghentikan
pemberian respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang semula dikuatkan dengan
respons tersebut.Sebagai contoh, seorang siswa yang selalu mengomentari penjelasan
guru saat guru sedang menerangkan, misalnya, mungkin karena setiap kali siswa
mengomentari penjelasan guru, guru selalu memberikan respons yang memberikan
kesan pada siswa bahwa guru tidak berkeberatan dengan komentar komentar seperti itu
(padahal guru sebenarnya tidak mengharapkan komentar seperti itu). Untuk mengurangi
artau menghilangkan kebiasaan seperti tersebut, salah satu teknik yang dapat
digunakan adalah penghapusan, yaitu dengan menghentikan pemberian respons yang
memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkebertaan terhadap kebiasan siswa
tersebut. Contoh lain yaitu pada siswa yang sering menjawab maka guru berkata “Yang
sudah menjawab tolong berikan kesempatan pada yang lain ya…!”
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan penghapusan, yaitu:
a) Untuk mengurangi kekecewaan siswa sebagai akibat ditiadakannya pengukuh yang
diharapkan, sebaiknya teknik ini dikombinasika n dengan teknik lain, khususnya teknik
penguatan positif, bila ternyata ada hal-hal yang dilakukan oleh siswa.
b) Bila guru sulit menemukan penguatan yang membentuk tingkah laku siswa, lalu
setelah mencoba-coba beberapa pengukuh ternyata gagal, sebaiknya digunakan teknik
lain agar siswa tidak terlalu larut dalam tingkah laku yang hendak dihapus tersebut.
c) Dibutuhkan waktu yang relatif lama dalam menghilangkan tingkah laku siswa yang
menyimpang bila menggunakan teknik penghapusan. Sementara penghapusan
berlangsung dan siswa melakukan tindakan yang sangat mengganggu kelancaran proses
pembelajaran, misal menyebabkan siswa sekelas tertawa berkepanjangan, sebaiknya
teknik ini tidak dilanjutkan pemakaiannya dan diganti dengan teknik lain.
d) Bila suatu penguatan telah ditetapkan untuk tidak diberikan kepada siswa, maka
sedapat mungkin penguatan tersebut tidak diberikan.Untuk itu perlu ada koordinasi
antar staf pengajar agar tidak terjadi ada guru tidak memberikan penguatan, dipihak
lain ada guru yang tetap memberikan.Bila hal demikian terjadi akan semakin sulit
menghapus tingkah laku siswa yang menyimpang tersebut.
3) Hukuman.
Penyajian stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera
tingkah laku siswa yang tidak dikehendaki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hukuman:
a) Sedapat mungkin aturan hukuman diciptakan bersama antara guru dengan siswa atau
minimal disepakati oleh siswa dan lebih baik dikatakan pada awal pertemuan. Dengan
demikian siswa lebih ikhlas bila dihukum.
b) Hukuman hendaknya diberikan segera setelah pelanggaran terjadi sehingga siswa
memiliki kesan yang kuat tentang kaitan antara pelanggaran dan hukuman.
c) Sedapat mungkin hukuman dikombinasikan dengan teknik lain terutama teknik
penguatan positif, bila ada haI-hal positif pada diri siswa.
d) Setelah menghukum siswa, guru hendaknya bersikap wajar seperti semula agar
hubungan yang mungkin terganggu sebagai akibat pemberian hukuman dapat pulih
kembali.
e) Bentuk-bentuk hukukman yang digunakan bervariasi agar siswa tidak menjadi jenuh
atau kebal dengan sesuatu bentuk hukuman.
b. Pendekatan Sosial Emosional
Pendekatan ini bertolak dari psikologi klinis dan konseling, dengan anggapan dasar
bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien mempersyaratkan hubungan sosial
emosional yang baik antara guru dengan siswa dan antarsiswa. Selanjutnya guru
dipandang memegang peranan penting dalam menciptakan hubungan baik tersebut.
Pengalaman dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan pada kita bahwa bila hubungan
kita dengan partner kerja baik, berbagai kegiatan kejasama dapat berlangsung dengan
lancar. Dan bila terjadi kesalahpahaman mudah dicari jalan keluarnya. Demikian halnya
dengan proses pembelajaran di sekolah, bila hubungan antara guru dengan siswa baik,
maka proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, kesalahpahaman yang
timbul dapat diatasi dengan mudah.
Berikut ini adalah sikap-sikap yang diperlukan oleh guru dalam mengatasi kenakalan
siswa:
1) Sikap umum,
Yaitu terbuka, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, empati,
membicarakan situasi pelanggaran dan bukan pelakunya, demokratis (melibatkan siswa
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingannya).
2) Sikap khusus.
Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel mengelompokkan tingkah laku siswa yang biasanya
mengganggu proses pembelajaran menjadi empat macam yaitu:
a) Siswa yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu berusaha memakai
berbagai cara untuk menarik perhatian guru. la mungkin tertawa lebih keras dibanding
dengan teman-temannya, sering menggoda teman disebelahnya, pura-pura sakit, pura-
pura tidak mengerti sehingga bertanya terus dan sebagainya. Hal yang demikian
sebaiknya dibiarkan saja.
b) Siswa yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha mengalahkan
orang lain. Bila tidak dapat secara wajar, ia akan marah dan melakukan tindakan
agresif, atau sebaliknya menarik diri sama sekali dan tidak mau melaksanakan
kewajibannya. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan tugas untuk memimpin yang
membutuhkan keberanian atau kekuatan fisik.
c) Siswa yang memiliki tingkah laku membalas dendam akan selalu melakukan tindakan
yang menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis. Hal ini sebaiknya diserahkan
pada psikolog dan guru hanya membantu pelaksanaanya di kelas.
d) Siswa yang memiliki tingkah laku merasa tidak mampu akan selalu mengatakan
bahwa ia tidak mampu mengerjakan tugas. Karena biasanya ia yakin akan gagal atau
merasa gagal sebelum mulai. Hal ini jangan disalahkan langsung melainkan berikan
dorongan dan bimbingan.
c.Pendekatan Proses kelompok
Pendekatan ini bertolak dari psikologi dan dinamika kelompok, dengan anggapan dasar
bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks
kelompok, yaitu kelompok kelas. Oleh karena itu, peranan guru dalam rangka
pengelolaan kelas adalah menciptakan kelompok kelas yang mempunyai ikatan yang
kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pada awal pelajaran, para siswa
biasanya masih merupakan kerumunan orang dengan tujuan, pikiran, perasaan yang
sangat berbeda. Tugas guru adalah memadu kepentingan-kepentingan perseorangan
tersebut menjadi kepentingan kelompok, kemudian membentuk kerumunan tersebut
menjadi satu kelompok dengan ikatan yang kuat dan mampu bekerja sama secara
produktif. Untuk mengikat kerumunan siswa menjadi satu kelompok yang mempunyai
ikatan yang kuat, ada sejumlah unsur yangdiperlukan.Unsur-unsur penting yang amat
diperlukan adalah tujuan, aturan, dan pemimpin.
1) Tujuan Kelompok.
Siswa biasanya hadir di kelas dengan tujuan yang berbeda, maka tugas guru yang
pertama adalah mengarahkan para siswa ke tujuan kelas, khususnya indikator. Tujuan
yang dapat mendorong usaha untuk mencapainnya antara lain adalah tujuan yang jelas
dan realistis. Oleh sebab itu, guru perlu merumuskan tujuan yang realistis serta
mengkomunikasikannya secara jelas kepada siswa.
2) Aturan.
Aturan yang mampu mengikat siswa menjadi kelompok yang padu adalah aturan yang
dapat dibuat bersama antara guru dan siswa atau minimal disetujui oleh siswa. Bila ada
siswa yang tidak menyetujui aturan dalam kelompok akan mengurangi daya ikat aturan
tersebut.
3) Pemimpin.
Seorang guru dengan sendirinya akan menjadi pemimpin kelompok siswa di kelas saat
mengajar. Sebagai pemimpin hal pertama yang harus dilaksanakan adalah menjelaskan
tujuan kelompok dan membentuk aturan kelompok. Selain itu dalam menciptakan dan
memelihara suasana kerja kelompok yang sehat ada beberapa hal yang perlu dilakukan,
yaitu mendorong dan memeratakan partisipasi, mengurangi ketegangan, memperjelas
komunikasi, mengatasi pertentangan antarpribadi atau antarkelompok dan menunjukkan
kehadiran serta menerapkan sangsi.
F. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas
Secara umum peran guru dalam mengelola kelas yaitu:
a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
b. Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya
dengan tata tertib kelas.
c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkah laku yang
sesuai dengan aktivitas kelas.
Menurut Darmadi (2010:6-7) ada beberapa peran guru dalam pengelolaan kelas yaitu:
a) memelihara lingkungan fisik kelas
b) mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial siswa dalam kelas
c) mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efektif dan efesien.
Dalam mengelola kelas sering ditemui kendala-kendala yang dapat menghambat
terjadinya proses pembelajaran yang efesien dan efektif. Untuk menciptakan proses
pembelajaran yang kondusif selain menerapkan prinsip-prinsip pengelola juga kiat-kiat
untuk mengatasi kendala tersebut yaitu:
a) guru tidak boleh campur tangan yang berlebihan terhadap siswa
b) guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang dapat menimbulkan kesenyapan
atau pembicaraan terhenti tiba-tiba
c) menghindari ketidaktepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan atau guru
harus tepat waktu
d) guru harus dapat mengelola waktu karena berkaitan dengan disiplin diri siswa.
e) memberikan penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele.
Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Menetapkan aturan kelas (class routine)
Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak boleh
menyalahkan atau membenci siswa karena kebiasaan mereka karena kebiasaan baik
dan buruk diperoleh dari pengalaman di jenjang pendidikan sebelumnya dan lingkungan
siswa berada. Sehingga untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik dengan
melalui pemberian aturan saat proses pembelajaran terutama pada awal pertemuan
pembelajaran sehingga terjadi kesepakatan antara siswa dan guru.
2. Memulai kegiatan tepat waktu (getting started)
Dalam memulai suatu materi pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi guru
maupun siswa (masalah keterlambatan telah diatur pada saat menetapkan aturan kelas)
sehingga pembelajaran efektif dan tidak ada waktu yang terbuang banyak.
3. Mengatur pelajaran (managing the lesson)
Proses pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar proses
kegiatan berjalan lancer dan tidak mengalami gangguan atau hambatan. Guru harus
mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan melakukan, penggunaan peralatan,
serta mengorganisir pembagian kelompok, tidak terlalu banyak ceramah sehingga siswa
tidak jenuh.
4. Mengelompokkan siswa (grouping the student)
Pada saat meembahas materi tertentu, diperlukan juga siswa harus berkelompok agar
mereka dapat bekerja sama dan tidak individualis. Kadang-kadang diperlukan adanya
ketua kelompok sehingga ketua tersebut dapat memanage dirinya sendiri dan teman-
temannya.
5. Mengakhiri pelajaran (ending the lesson)
Pada akhir pelajaran diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama kegiatan
berlangsung sehingga siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa pengalaman selama
kegiatan. Maka dari itu, seorang guru harus membuat klimaks naik pada saat pertemuan
sehingga siswa berharap adanya kegiatan lanjut yang lebih menarik pada pertemuan
berikutnya.
G. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pengelolaan Kelas
Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan muncul jika
seorang guru mampu membawa suasana dan terampil dalam mengelola kelas. Namun
kekuarangan atau kejelekan pengelolaan kelas ini akan muncul atau guru merasa
kewalahan bila belum memahami langkah memahami keterampilan ini.
a. Kekurangan
 Susah diterapkan
 Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas
 Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
 Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya
b. Kelebihan
 Sangat efektif dalam pembelajaran
 Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukan
 Menjadi pembelajaran yang nyaman
 Siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada
 Guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengelolaan kelas adalah pengadaan kelas oleh guru dengan cara-cara atau pendekatan-
pendekatan tertentu sehingga siswa merasa nyaman dan optimal selama pembelajaran.
Pengelolaan kelas bertujuan untuk:
 mengembangkan kemampuan siswa semaksimal mungkin baik secara individual
maupun kelompok
 membantu mengatasi hambatan siswa
 membantu siswa belajar sesuai dengan tingkat emosional dan intelektualnya di
dalam kelas dengan penyediaan fasilitas sebaik mungkin
 membina dan membimbing siswa sesuai dengan keadaan dan latar belakang siswa
 menciptakan suasana sosial yang berimbang, disiplin, tertib, perkembangan
intelektual, emosional, sikap, dan apresiasi siswa sehingga tercapai tujuan
pengajaran secara efektif.
Sebagai guru memang perlu mengerti bagaimana cara mengelola kelas. Mengasah
kemampuan dalam mengelola kelas dapat melalui dua cara yaitu melalui pengalaman
dan melalui belajar. Maksud dari melalui belajar yaitu menyadari kekurangan dalam
mengelola kelas dan merasa untuk belajar kembali, misalnya belajar dari guru lain,
membaca referensi mengenai kiat-kiat mengajar, mengikuti pelatihan, dan
mengembangkan keterampilan.
Ada tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas yaitu pendekatan alodifikasi perilaku,
pendekatan sosial emosional, dan pendekatan proses kelompok. Pendekatan alodifikasi
perilaku menjelaskan bahwa tingkah laku positif maupun negatif dalam batas-batas
tertentu merupakan hasil belajar maka teknik-teknik yang digunakan untuk membina
siswa yaitu melalui penguatan negatif, penghapusan, dan hukuman. Pada pendekatan
sosial emosional menjelaskan bahwa syarat pembelajaran yang efektif dan efisien adalah
hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa dan antarsiswa. Ada dua sikap
dalam mengatasinya yaitu sikap umum (terbuka) dan sikap khusus (menyesuaikan
perilaku yang kurang negatif tersebut). Sedangkan pendekatan terakhir adalah
pendekatan proses kelompok. Pendekatan ini menjelaskan pembelajaran yang efektif
dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok besar (kelas). Untuk membentuk suatu
kelompok tersebut diperlukan menyepakati tujuan, aturan, dan pemimpin (guru
bertindak sebagai pemimpin).
Ada beberapa langkah dalam mengelola kelas misalnya menetapkan aturan kelas,
memulai kegiatan tepat waktu, mengatur pelajaran, mengelompokkan siswa, dan
mengakhiri pelajaran.
Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari keterampilan ini
adalah sangat efektif dalam pembelajaran, siswa menjadi sangat nyaman bila sukses
dilakukan, menjadi pembelajaran yang nyaman, siswa menjadi cepat menanggapi setiap
pembelajaran yang ada, guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya.
Sementara kekurangan dari keterampilan ini adalah susah diterapkan, biasanya hanya
diterapkan pada tingkat SMP ke atas, perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru, dan
senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Maarif, Samsul. 2010. 8 Keterampilan Mengelola Kelas, (Online),
(http://pintamins.blogspot.com/2010/06/keterampilan- mengelola-kelas.html), diakses
14 Agustus 2011.
Tamwifi, Irfan. 2011. Ketrampilan Mengelola Kelas, (Online),
(http://www.unjabisnis.net/2010/11/8-keterampilan- mengelola-kelas.html), diakses 14
Agustus 2011.
Wahidin, Dadan. 2008. Keterampilan Mengelola Kelas, (Online),
(http://makalahkumakalahmu.wordpress.com), diakses 14 Agustus 2011.
Wartono.2003.Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang.

Contenu connexe

Tendances

ppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedrizka_pratiwi
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanIndra Arrohman
 
Penilaian berbasis kelas
Penilaian berbasis kelasPenilaian berbasis kelas
Penilaian berbasis kelasunesa
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanAmbar Fidianingsih
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelasPpt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelaswulan anisa
 
[Penilaian] penilaian psikomotor.270208
[Penilaian] penilaian psikomotor.270208[Penilaian] penilaian psikomotor.270208
[Penilaian] penilaian psikomotor.270208eli priyatna laidan
 
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDPPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDFitriadina1
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungannita junita
 
Keterampilan proses pembelajaran ipa
Keterampilan proses pembelajaran ipaKeterampilan proses pembelajaran ipa
Keterampilan proses pembelajaran ipaMheela Smart
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)universitas negeri padang
 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasialvinnoor
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Hafiza .h
 
Ppt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalam
Ppt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalamPpt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalam
Ppt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalamUkhty Nicken
 
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekproject based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekDesy Aryanti
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifNaita Novia Sari
 
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiRpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiSelly Noviyanty Yunus
 

Tendances (20)

ppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikan
 
Penilaian berbasis kelas
Penilaian berbasis kelasPenilaian berbasis kelas
Penilaian berbasis kelas
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelasPpt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
 
[Penilaian] penilaian psikomotor.270208
[Penilaian] penilaian psikomotor.270208[Penilaian] penilaian psikomotor.270208
[Penilaian] penilaian psikomotor.270208
 
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDPPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungan
 
Keterampilan proses pembelajaran ipa
Keterampilan proses pembelajaran ipaKeterampilan proses pembelajaran ipa
Keterampilan proses pembelajaran ipa
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Media Pembelajaran IPA kls IV SD
Media Pembelajaran IPA kls IV SDMedia Pembelajaran IPA kls IV SD
Media Pembelajaran IPA kls IV SD
 
Ppt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalam
Ppt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalamPpt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalam
Ppt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalam
 
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekproject based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiRpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
 

En vedette

Pentingnya variasi mengajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
Pentingnya variasi mengajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswaPentingnya variasi mengajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
Pentingnya variasi mengajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswasriwening
 
Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mengadakan variasiKeterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mengadakan variasihendriirwantoro
 
Makalah Keterampilan Mengadakan Variasi
Makalah Keterampilan Mengadakan VariasiMakalah Keterampilan Mengadakan Variasi
Makalah Keterampilan Mengadakan VariasiGhian Velina
 
Makalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasiMakalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasiMellya Silaban
 
Keterampilan Mengadakan Variasi PPT
Keterampilan Mengadakan Variasi PPTKeterampilan Mengadakan Variasi PPT
Keterampilan Mengadakan Variasi PPTGhian Velina
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingf' yagami
 
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xfadhyl_bagenda
 

En vedette (9)

Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
Pentingnya variasi mengajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
Pentingnya variasi mengajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswaPentingnya variasi mengajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
Pentingnya variasi mengajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
 
Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mengadakan variasiKeterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mengadakan variasi
 
Makalah Keterampilan Mengadakan Variasi
Makalah Keterampilan Mengadakan VariasiMakalah Keterampilan Mengadakan Variasi
Makalah Keterampilan Mengadakan Variasi
 
Makalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasiMakalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasi
 
Keterampilan Mengadakan Variasi PPT
Keterampilan Mengadakan Variasi PPTKeterampilan Mengadakan Variasi PPT
Keterampilan Mengadakan Variasi PPT
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteaching
 
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
 
Penilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guruPenilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guru
 

Similaire à Keterampilan mengelola kelas

Similaire à Keterampilan mengelola kelas (20)

Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpikFahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpik
 
ketrampilan mengelola kelas
ketrampilan mengelola kelasketrampilan mengelola kelas
ketrampilan mengelola kelas
 
RESUME PENGOLAHAN KELAS
RESUME PENGOLAHAN KELASRESUME PENGOLAHAN KELAS
RESUME PENGOLAHAN KELAS
 
Modul KB 6 Mengelola Kelas
Modul KB 6 Mengelola KelasModul KB 6 Mengelola Kelas
Modul KB 6 Mengelola Kelas
 
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
 
pengelolaan kelas
pengelolaan kelaspengelolaan kelas
pengelolaan kelas
 
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Komponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan KelasKomponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan Kelas
 
Pengkol
PengkolPengkol
Pengkol
 
Desain pengelolaan kelas
Desain pengelolaan kelasDesain pengelolaan kelas
Desain pengelolaan kelas
 
Tugas etika aulia ismi akhyas reza
Tugas etika aulia ismi akhyas rezaTugas etika aulia ismi akhyas reza
Tugas etika aulia ismi akhyas reza
 
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
Cllassroom management
Cllassroom managementCllassroom management
Cllassroom management
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
keterampilan mengelola kelas.ppt
keterampilan mengelola kelas.pptketerampilan mengelola kelas.ppt
keterampilan mengelola kelas.ppt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Dernier

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Dernier (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Keterampilan mengelola kelas

  • 1. Keterampilan Mengelola Kelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan dasar dalam mengajar siswa sangat diperlukan oleh guru agar interaksi antara guru dan siswa bisa berjalan dengan baik dan siswa tidak merasa tertekan saat belajar sehingga pelajaran dapat ditangkap secara maksimal. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan oleh keterampilan pengelolaan kelas yang dikuasainya. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi dua jenis keterampilan yaitu: Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk melatih kemampuan seorang guru dalam mengelola kelas dapat melalui dua cara, yaitu melalui pengalaman dan melalui belajar. Oleh karena itu, makalah ini dibuat agra kita memahami dan mampu mengelola kelas dengan baik. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian pengelolaan kelas ? 2. Apa tujuan dari pengelolaan kelas ? 3. Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan mengelola kelas? 4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas? 5. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas ? 6. Bagaimana peran guru dalam pengelolaan kelas ? 7. Apa kelebihan dan kekurangan dari pengelolaan kelas ? C. Tujuan Makalah 1. Mengetahui pengertian pengelolaan kelas. 2. Mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas. 3. Mengetahui komponen-komponen yang ada dalam keterampilan mengelola kelas. 4. Mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas. 5. Mengetahui macam- macam pendekatan dalam pengelolaan kelas. 6. Mengetahui peran guru dalam pengelolaan kelas.
  • 2. 7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pengelolaan kelas. 8. Mengetahui cara mengelola kelas. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Sedangkan pengertian pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 1. Berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach), pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat. Otoritas guru tidak sepenuhnya, guru memang mempunyai hak kekuasaan, namun ada pemegang kekuasaan di atas guru misalnya kepala sekolah, dan lain-lain. 2. Berdasarkan pendekatan permisif (permissive approach), pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa dalam melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Fungsi guru adalah menciptakan kondisi siswa agar merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas. 3. Berdasarkan pendekatan modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelas adalah upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa. Tidak ada pendekatan-pendekatan yang paling baik, tetapi pendekatan-pendekatan ini akan menjadi pendekatan paling baik pada saat situasi yang tepat. B. Tujuan Pengelolaan Kelas Menurut Ahmad (1995:2), tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin. 2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar. 3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
  • 3. Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah: 1. Penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. 2. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. 3. Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. C. Komponen Katerampilan Mengelola Kelas Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu:  Preventif, keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.  Represif, keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Pada keterampilan preventif, berkaitan dengan kemampuan guru didalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut yaitu: a. menunjukkan sikap tanggap Keterampilan ini menggambarkan tingkah laku guru yang telah memperhatikan siswanya sehingga siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka. Cara yang dilakukan dalam menunjukkan sikap tanggap ini dengan cara memandang secara seksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan, memberikan reaksi terhadap gangguan atau ketakacuhan siswa. b. membagi perhatian Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Cara yang digunakan dalam membagi perhatian yaitu melalui visual dan verbal. c. memusatkan perhatian kelompok
  • 4. Seorang guru harus mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang diberikan sehingga siswa tetap terlibat dalam kegiatan belajar. Cara yang dilakukan yaitu dengan menyiagakan siswa atau memusatkan pada suatu topic dan menuntut tanggung jawab siswa untuk memperagakan alat atau melaporkan hasil diskusi. d. memberikan petunjuk yang jelas Petunjuk yang jelas sangat diperlukan oleh siswa sehingga siswa tidak mengalami kebingungan dalam mengerjakan tugas atau perintah. e. menegur Siswa yang telah mengganggu proses pembelajaran dapat diberi teguran. Teguran harus tegas dan jelas namun menghindari perkataan kasar atau menghina. Namun teguran ini dapat disepakati bentuknya saat membuat aturan-aturan tertentu antara siswa dan guru. Guru harus lebih berhati-hati dalam menasehati siswa terhadap kelas maupun perorangan. f. memberikan penguatan segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan baik itu penguatan positif maupun negatif dan teguran pada perilaku siswa yang telah menyimpang. Pada keterampilan represif, berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kodisi belajar yang optimal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu: a. modifikasi tingkah laku Guru harus menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan memodivikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. b. pengelolaan kelompok Guru dapat menggunakan alternatif lain dalam mengatasi masalah pengelolaan kelas antara lain dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah kelompok. Ada dua jenis keterampilan yang diperlukan yaitu memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
  • 5. c. menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah Kadang-kadang perilaku siswa yang mengganggu kegiatan di kelas akan menyebabkan proses pembelajaran yang kurang optimal maka seorang guru harus mampu meningkatkan kesadaran siswa akan tindakannya dengan cara memindahkan benda- benda yang bersifat mengganggu, menghilangkan ketegangan dengan humor, memindahkan penyebab gangguan, pengekangan fisik, dan pengasingan D. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas , perlu diperhatikan pinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas sebagai berikut: 1. Kehangatan dan keantusiasan Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar yang optimal. Guru yang bersikap hangat dan akrab serta secara ajek menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau siswanya akan lebih mudah melaksanakan komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas. 2. Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Selain itu perhatian dan minat siswa akan tetap terpelihara. Diusahakan, saat guru memberi tantangan, soal dimulai dari yang mudah dan semua siswa bisa menjawab sebagai motivasi untuk menjawab selanjutnya. 3. Bervariasi Penggunaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar mengajar merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat banyak variasi maka kejenuhan akan berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan menunggu temannya. 4. Keluwesan
  • 6. Selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan munculnya ganggua-gangguan dari siswa. Untuk mencegah gangguan tersebut diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah strategi mengajarnya mengajarnya dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan mengajar yang lain. 5. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif Cara guru memelihara suasana yang positif diantaranya adalah dengan: a. Memberi aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari celaan terhadap tingkah laku yang kurang wajar. b. Menyadari akan kemungkinan kesalahan yang dapat dibuatnya sehingga akan mengganggu kelancaran dan kecepatan belajar siswa. 6. Penanaman disiplin diri Siswa dapat mengembangkan diri sendiri merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk mencapai tujuan ini guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. E. Pendekatan-Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas Dalam mengelola kelas, kita telah dihadapkan pada siswa yang bersifat individual atau kelompok, sehingga kita perlu berhati-hati dalam menanganinya. Biasanya teknik yang digunakan antara lain: nasihat, teguran, larangan, ancaman, teladan, hukuman dan sebagainya. Menurut James Cooper dkk. mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas yang didalamnya terdapat teknik-teknik yaitu: a. Pendekatan Alodifikasi Perilaku Pendekatan ini bertolak dari psikalogi behavioral dengan anggapan dasar bahwa tingkah manusia yang baik maupun yang buruk dalam batas-batas tertentu merupakan hasil belajar. Pendekatan ini memanfaatkan hasil penelitian tentang bagaimana tingkah laku manusia terbentuk melalui hubungan manusia dengan lingkungan guna merumuskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membina siswa, yaitu:
  • 7. 1) Penguatan negatif yaitu: pengurangan hingga penghilangan suatu stimulus yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulang kembali suatu tingkah laku yang timbul sebagai akibat dari pengurangan dan penghilangan tersebut. Contoh: misalnya guru ingin agar siswa berani mengeluarkan pendapat, guru selalu menunjuk langsung siswa yang tidak berani mengeluarkan pendapat agar mengeluarkan pendapat (stimulus yang tidak menyenangkan). Bila suatu saat siswa berani mengeluarkan pendapat tanpa menunggu ditunjuk guru maka guru mulai mengurangi secara berangsur-angsur cara menunjuk langsung (penguatan negatif). Pengurangan itu semakin meningkat sejalan dengan semakin seringnya,siswa mengeluarkan pendapat tanpa ditunjuk guru hingga akhirnya ditiadakan bila siswa telah terbiasa mengeluarkan pendapat. Hal-hal yang perlu dihindarkan dalam penggunaan penguatan negatif: a) Hindarkan pemberian stimulus yang menyakitkan b) Sasaranya jelas c) Pemberian penguatan dengan segera d) Penyajian stimulus yang bervariasi e) Keantusiasan. 2) Penghapusan yaitu: usaha mengubah tingkah laku siswa dengan cara menghentikan pemberian respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang semula dikuatkan dengan respons tersebut.Sebagai contoh, seorang siswa yang selalu mengomentari penjelasan guru saat guru sedang menerangkan, misalnya, mungkin karena setiap kali siswa mengomentari penjelasan guru, guru selalu memberikan respons yang memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkeberatan dengan komentar komentar seperti itu (padahal guru sebenarnya tidak mengharapkan komentar seperti itu). Untuk mengurangi artau menghilangkan kebiasaan seperti tersebut, salah satu teknik yang dapat digunakan adalah penghapusan, yaitu dengan menghentikan pemberian respons yang memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkebertaan terhadap kebiasan siswa tersebut. Contoh lain yaitu pada siswa yang sering menjawab maka guru berkata “Yang sudah menjawab tolong berikan kesempatan pada yang lain ya…!” Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan penghapusan, yaitu:
  • 8. a) Untuk mengurangi kekecewaan siswa sebagai akibat ditiadakannya pengukuh yang diharapkan, sebaiknya teknik ini dikombinasika n dengan teknik lain, khususnya teknik penguatan positif, bila ternyata ada hal-hal yang dilakukan oleh siswa. b) Bila guru sulit menemukan penguatan yang membentuk tingkah laku siswa, lalu setelah mencoba-coba beberapa pengukuh ternyata gagal, sebaiknya digunakan teknik lain agar siswa tidak terlalu larut dalam tingkah laku yang hendak dihapus tersebut. c) Dibutuhkan waktu yang relatif lama dalam menghilangkan tingkah laku siswa yang menyimpang bila menggunakan teknik penghapusan. Sementara penghapusan berlangsung dan siswa melakukan tindakan yang sangat mengganggu kelancaran proses pembelajaran, misal menyebabkan siswa sekelas tertawa berkepanjangan, sebaiknya teknik ini tidak dilanjutkan pemakaiannya dan diganti dengan teknik lain. d) Bila suatu penguatan telah ditetapkan untuk tidak diberikan kepada siswa, maka sedapat mungkin penguatan tersebut tidak diberikan.Untuk itu perlu ada koordinasi antar staf pengajar agar tidak terjadi ada guru tidak memberikan penguatan, dipihak lain ada guru yang tetap memberikan.Bila hal demikian terjadi akan semakin sulit menghapus tingkah laku siswa yang menyimpang tersebut. 3) Hukuman. Penyajian stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera tingkah laku siswa yang tidak dikehendaki. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hukuman: a) Sedapat mungkin aturan hukuman diciptakan bersama antara guru dengan siswa atau minimal disepakati oleh siswa dan lebih baik dikatakan pada awal pertemuan. Dengan demikian siswa lebih ikhlas bila dihukum. b) Hukuman hendaknya diberikan segera setelah pelanggaran terjadi sehingga siswa memiliki kesan yang kuat tentang kaitan antara pelanggaran dan hukuman. c) Sedapat mungkin hukuman dikombinasikan dengan teknik lain terutama teknik penguatan positif, bila ada haI-hal positif pada diri siswa. d) Setelah menghukum siswa, guru hendaknya bersikap wajar seperti semula agar hubungan yang mungkin terganggu sebagai akibat pemberian hukuman dapat pulih kembali.
  • 9. e) Bentuk-bentuk hukukman yang digunakan bervariasi agar siswa tidak menjadi jenuh atau kebal dengan sesuatu bentuk hukuman. b. Pendekatan Sosial Emosional Pendekatan ini bertolak dari psikologi klinis dan konseling, dengan anggapan dasar bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien mempersyaratkan hubungan sosial emosional yang baik antara guru dengan siswa dan antarsiswa. Selanjutnya guru dipandang memegang peranan penting dalam menciptakan hubungan baik tersebut. Pengalaman dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan pada kita bahwa bila hubungan kita dengan partner kerja baik, berbagai kegiatan kejasama dapat berlangsung dengan lancar. Dan bila terjadi kesalahpahaman mudah dicari jalan keluarnya. Demikian halnya dengan proses pembelajaran di sekolah, bila hubungan antara guru dengan siswa baik, maka proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, kesalahpahaman yang timbul dapat diatasi dengan mudah. Berikut ini adalah sikap-sikap yang diperlukan oleh guru dalam mengatasi kenakalan siswa: 1) Sikap umum, Yaitu terbuka, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, empati, membicarakan situasi pelanggaran dan bukan pelakunya, demokratis (melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingannya). 2) Sikap khusus. Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel mengelompokkan tingkah laku siswa yang biasanya mengganggu proses pembelajaran menjadi empat macam yaitu: a) Siswa yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu berusaha memakai berbagai cara untuk menarik perhatian guru. la mungkin tertawa lebih keras dibanding dengan teman-temannya, sering menggoda teman disebelahnya, pura-pura sakit, pura- pura tidak mengerti sehingga bertanya terus dan sebagainya. Hal yang demikian sebaiknya dibiarkan saja. b) Siswa yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha mengalahkan orang lain. Bila tidak dapat secara wajar, ia akan marah dan melakukan tindakan agresif, atau sebaliknya menarik diri sama sekali dan tidak mau melaksanakan
  • 10. kewajibannya. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan tugas untuk memimpin yang membutuhkan keberanian atau kekuatan fisik. c) Siswa yang memiliki tingkah laku membalas dendam akan selalu melakukan tindakan yang menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis. Hal ini sebaiknya diserahkan pada psikolog dan guru hanya membantu pelaksanaanya di kelas. d) Siswa yang memiliki tingkah laku merasa tidak mampu akan selalu mengatakan bahwa ia tidak mampu mengerjakan tugas. Karena biasanya ia yakin akan gagal atau merasa gagal sebelum mulai. Hal ini jangan disalahkan langsung melainkan berikan dorongan dan bimbingan. c.Pendekatan Proses kelompok Pendekatan ini bertolak dari psikologi dan dinamika kelompok, dengan anggapan dasar bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok, yaitu kelompok kelas. Oleh karena itu, peranan guru dalam rangka pengelolaan kelas adalah menciptakan kelompok kelas yang mempunyai ikatan yang kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pada awal pelajaran, para siswa biasanya masih merupakan kerumunan orang dengan tujuan, pikiran, perasaan yang sangat berbeda. Tugas guru adalah memadu kepentingan-kepentingan perseorangan tersebut menjadi kepentingan kelompok, kemudian membentuk kerumunan tersebut menjadi satu kelompok dengan ikatan yang kuat dan mampu bekerja sama secara produktif. Untuk mengikat kerumunan siswa menjadi satu kelompok yang mempunyai ikatan yang kuat, ada sejumlah unsur yangdiperlukan.Unsur-unsur penting yang amat diperlukan adalah tujuan, aturan, dan pemimpin. 1) Tujuan Kelompok. Siswa biasanya hadir di kelas dengan tujuan yang berbeda, maka tugas guru yang pertama adalah mengarahkan para siswa ke tujuan kelas, khususnya indikator. Tujuan yang dapat mendorong usaha untuk mencapainnya antara lain adalah tujuan yang jelas dan realistis. Oleh sebab itu, guru perlu merumuskan tujuan yang realistis serta mengkomunikasikannya secara jelas kepada siswa. 2) Aturan. Aturan yang mampu mengikat siswa menjadi kelompok yang padu adalah aturan yang dapat dibuat bersama antara guru dan siswa atau minimal disetujui oleh siswa. Bila ada siswa yang tidak menyetujui aturan dalam kelompok akan mengurangi daya ikat aturan tersebut.
  • 11. 3) Pemimpin. Seorang guru dengan sendirinya akan menjadi pemimpin kelompok siswa di kelas saat mengajar. Sebagai pemimpin hal pertama yang harus dilaksanakan adalah menjelaskan tujuan kelompok dan membentuk aturan kelompok. Selain itu dalam menciptakan dan memelihara suasana kerja kelompok yang sehat ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu mendorong dan memeratakan partisipasi, mengurangi ketegangan, memperjelas komunikasi, mengatasi pertentangan antarpribadi atau antarkelompok dan menunjukkan kehadiran serta menerapkan sangsi. F. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas Secara umum peran guru dalam mengelola kelas yaitu: a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya. b. Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya dengan tata tertib kelas. c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas. Menurut Darmadi (2010:6-7) ada beberapa peran guru dalam pengelolaan kelas yaitu: a) memelihara lingkungan fisik kelas b) mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial siswa dalam kelas c) mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efektif dan efesien. Dalam mengelola kelas sering ditemui kendala-kendala yang dapat menghambat terjadinya proses pembelajaran yang efesien dan efektif. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif selain menerapkan prinsip-prinsip pengelola juga kiat-kiat untuk mengatasi kendala tersebut yaitu: a) guru tidak boleh campur tangan yang berlebihan terhadap siswa b) guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang dapat menimbulkan kesenyapan atau pembicaraan terhenti tiba-tiba
  • 12. c) menghindari ketidaktepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan atau guru harus tepat waktu d) guru harus dapat mengelola waktu karena berkaitan dengan disiplin diri siswa. e) memberikan penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele. Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan langkah- langkah sebagai berikut. 1. Menetapkan aturan kelas (class routine) Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak boleh menyalahkan atau membenci siswa karena kebiasaan mereka karena kebiasaan baik dan buruk diperoleh dari pengalaman di jenjang pendidikan sebelumnya dan lingkungan siswa berada. Sehingga untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik dengan melalui pemberian aturan saat proses pembelajaran terutama pada awal pertemuan pembelajaran sehingga terjadi kesepakatan antara siswa dan guru. 2. Memulai kegiatan tepat waktu (getting started) Dalam memulai suatu materi pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi guru maupun siswa (masalah keterlambatan telah diatur pada saat menetapkan aturan kelas) sehingga pembelajaran efektif dan tidak ada waktu yang terbuang banyak. 3. Mengatur pelajaran (managing the lesson) Proses pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar proses kegiatan berjalan lancer dan tidak mengalami gangguan atau hambatan. Guru harus mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan melakukan, penggunaan peralatan, serta mengorganisir pembagian kelompok, tidak terlalu banyak ceramah sehingga siswa tidak jenuh. 4. Mengelompokkan siswa (grouping the student) Pada saat meembahas materi tertentu, diperlukan juga siswa harus berkelompok agar mereka dapat bekerja sama dan tidak individualis. Kadang-kadang diperlukan adanya ketua kelompok sehingga ketua tersebut dapat memanage dirinya sendiri dan teman- temannya. 5. Mengakhiri pelajaran (ending the lesson) Pada akhir pelajaran diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama kegiatan berlangsung sehingga siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa pengalaman selama
  • 13. kegiatan. Maka dari itu, seorang guru harus membuat klimaks naik pada saat pertemuan sehingga siswa berharap adanya kegiatan lanjut yang lebih menarik pada pertemuan berikutnya. G. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pengelolaan Kelas Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan muncul jika seorang guru mampu membawa suasana dan terampil dalam mengelola kelas. Namun kekuarangan atau kejelekan pengelolaan kelas ini akan muncul atau guru merasa kewalahan bila belum memahami langkah memahami keterampilan ini. a. Kekurangan  Susah diterapkan  Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas  Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru  Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya b. Kelebihan  Sangat efektif dalam pembelajaran  Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukan  Menjadi pembelajaran yang nyaman  Siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada  Guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pengelolaan kelas adalah pengadaan kelas oleh guru dengan cara-cara atau pendekatan- pendekatan tertentu sehingga siswa merasa nyaman dan optimal selama pembelajaran. Pengelolaan kelas bertujuan untuk:  mengembangkan kemampuan siswa semaksimal mungkin baik secara individual maupun kelompok  membantu mengatasi hambatan siswa  membantu siswa belajar sesuai dengan tingkat emosional dan intelektualnya di dalam kelas dengan penyediaan fasilitas sebaik mungkin  membina dan membimbing siswa sesuai dengan keadaan dan latar belakang siswa  menciptakan suasana sosial yang berimbang, disiplin, tertib, perkembangan intelektual, emosional, sikap, dan apresiasi siswa sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif.
  • 14. Sebagai guru memang perlu mengerti bagaimana cara mengelola kelas. Mengasah kemampuan dalam mengelola kelas dapat melalui dua cara yaitu melalui pengalaman dan melalui belajar. Maksud dari melalui belajar yaitu menyadari kekurangan dalam mengelola kelas dan merasa untuk belajar kembali, misalnya belajar dari guru lain, membaca referensi mengenai kiat-kiat mengajar, mengikuti pelatihan, dan mengembangkan keterampilan. Ada tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas yaitu pendekatan alodifikasi perilaku, pendekatan sosial emosional, dan pendekatan proses kelompok. Pendekatan alodifikasi perilaku menjelaskan bahwa tingkah laku positif maupun negatif dalam batas-batas tertentu merupakan hasil belajar maka teknik-teknik yang digunakan untuk membina siswa yaitu melalui penguatan negatif, penghapusan, dan hukuman. Pada pendekatan sosial emosional menjelaskan bahwa syarat pembelajaran yang efektif dan efisien adalah hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa dan antarsiswa. Ada dua sikap dalam mengatasinya yaitu sikap umum (terbuka) dan sikap khusus (menyesuaikan perilaku yang kurang negatif tersebut). Sedangkan pendekatan terakhir adalah pendekatan proses kelompok. Pendekatan ini menjelaskan pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok besar (kelas). Untuk membentuk suatu kelompok tersebut diperlukan menyepakati tujuan, aturan, dan pemimpin (guru bertindak sebagai pemimpin). Ada beberapa langkah dalam mengelola kelas misalnya menetapkan aturan kelas, memulai kegiatan tepat waktu, mengatur pelajaran, mengelompokkan siswa, dan mengakhiri pelajaran. Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari keterampilan ini adalah sangat efektif dalam pembelajaran, siswa menjadi sangat nyaman bila sukses dilakukan, menjadi pembelajaran yang nyaman, siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada, guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya. Sementara kekurangan dari keterampilan ini adalah susah diterapkan, biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas, perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru, dan senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya. DAFTAR PUSTAKA Maarif, Samsul. 2010. 8 Keterampilan Mengelola Kelas, (Online), (http://pintamins.blogspot.com/2010/06/keterampilan- mengelola-kelas.html), diakses 14 Agustus 2011.
  • 15. Tamwifi, Irfan. 2011. Ketrampilan Mengelola Kelas, (Online), (http://www.unjabisnis.net/2010/11/8-keterampilan- mengelola-kelas.html), diakses 14 Agustus 2011. Wahidin, Dadan. 2008. Keterampilan Mengelola Kelas, (Online), (http://makalahkumakalahmu.wordpress.com), diakses 14 Agustus 2011. Wartono.2003.Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang.