SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
Hegemoni Media
Alfi Septiani
Mira Marinda
Agung
Latar Belakang
Media massa sekarang ini adalah pencipta sekaligus pelestari
hegemoni. Namun, media massa sama sekali bukan institusi
yang netral. Selalu ada kepentingan untuk membangun dan
melestarikan hegemoni di balik setiap pemberitaan yang ada.
Tujuannya jelas, yakni melestarikan keadaan sosial politik yang
ada, yang menguntungkan mereka, namun sejatinya justru
merugikan banyak pihak lainnya.
Dalam arti ini, media massa menjadi aktor sekaligus alat untuk
melakukan cuci otak di tingkat global. Ia memberitakan suatu
peristiwa selalu dari sudut pandang tertentu yang juga menutupi
sudut pandang lainnya.
Pemberitaan menjadi persepsi, lalu persepsi mempengaruhi
berbagai bentuk kebijakan publik yang menentukan hidup
mati banyak orang. Bahkan, persepsi lalu mengental menjadi
sejarah sekaligus ingatan kolektif yang menjadi dasar bagi
identitas sosial suatu kelompok.
Rasisme dan beragam bentuk diskriminasi juga lahir dari
persepsi yang dilumuri hegemoni dan ideologi.
Hegemoni berkaitan dengan kemampuan pengetahuan dalam
rangka melakukan pendudukan secara halus, di mana pihak
yang ditundukkan menerima hal itu seolah-olah sebagai suatu
yang wajar. Terdapat banyak fenomena hegemoni dalam
keseharian sebagai akibat proses komunikasi, hegemoni
sangat berkaitan dengan aspek ideologi dan kesadaran
hegemoni menandakan tampilnya suatu ideologi dominan
tertentu yang mampu mempengaruhi kesadaran orang
banyak. Media di antaranya melakukan peran dalam proses
membangun hegemoni ini. Ideologi, kesadaran dan hegemon
membentuk pola hubungan median dengan massa.
Menurut James Lull (1998:2) “manipulasi yang dilakukan tanpa
henti terhadap informasi dan citra publik mengkonstruksikan
suatu ideologi dominan yang kuat yang membantu menopang
kepentingan material dan kultural para penciptanya. Para
pembuat ideologi yang dominan menjadi suatu ‘elite informasi’.
Kekuasaan dan dominasi mereka bergerak dari kemampuan
mereka untuk mengartikulasikan kepada masyarakat sistem ide
yang lebih mereka sukai. Ideologi mempunyai kekuatan apabila
dapat dilambangkan dan dikomunikasikan. Dalam hal ini ideologi
kapitalisme ditransmisikan dengan cara ”tatabahasa produksi”
(grammar of production) yang melaluinya media
menguniversalkan suatu gaya hidup.
Hegemoni Antonio
Gramsci
Menurut teori Gramsci mengenai Hegemoni, media massa adalah
alat yang digunakan elit yang berkuasa untuk melestarikan,
kekuasaan, kekayaan dan status mereka (dengan
mempopulerkan) falsafah, kebudayaan dan moralitas mereka
sendiri. Para pemilik dan pengelola industri media dapat
memproduksi dan mereproduksi isi, dan nada dari ide-ide yang
menguntungkan mereka dengan jauh lebih mudah ketimbang
kelompok sosial lain (Ibrahim , 1997). Hegemoni sebenarnya sama
dengan dominasi yang berarti penaklukan. Bedanya, dominasi
merupakan penaklukan secara keras dengan menggunakan
kekuatan koersi (memaksa) seperti pengadilan, kepolisian, dan
militer. Sementara hegemoni adalah penaklukan secara halus yang
menghasilkan keputusan kelas (yang sebenarnya ditindas) lewat
kekuatan ideologis seperti pendidikan dan media massa.
Hegemoni merupakan terminology penting yang digunakan
Gramsci (1971), yang diartikan sebagai cara yang kuat atau
kehadiran di mana-mana (omnipresence) sesuatu secara
penuh. Lebih jauh teori ini menekankan bahwa dalam
lapangan sosial ada pertarungan untuk memperebutkan
penerimaan publik. Karena pengalaman sosial kelompok
subordinat (bisa kelas,gender, ras, umur dan sebagainya)
berbeda dengan ideologi dan kebenarannya tersebut agar
diterima tanpa perlawanan. Salah satu strategi kunci dalam
hegemoni adalah nalar awam (common sense). Jika idea atau
gagasan dari kelompok dominan/berkuasa diterima sebagai
common sense (jadi tidak didasarkan pada kelas sosial),
kemudian ideologi itu diterima, maka hegemoni telah terjadi.
Hegemoni bekerja melalui konsensus daripada upaya
penindasan satu kelompok terhadap kelompok lain. Salah satu
kekuatan hegemoni adalah bagaimana ia menciptakan cara
berpikir atau wacana tertentu yang dominan, yang dinggap
benar, sementara wacana lain dianggap salah. Ada satu nilai
atau consensus yang dianggap memang benar, sehingga ketika
ada cara pandang atau wacana lain dianggap tidak benar.
Media di sini secara tidak sengaja dapat menjadi alat
bagaimana nilai-nilai atau wacana yang dipandang dominan itu
disebarkan dan meresap dalam benak khalayak sehingga
menjadi konsensus bersama.
Menurut Gramsci, dalam hegemoni, media massa adalah
alat yang digunakan elit berkuasa untuk melestarikan
kekuasaan, kekayaan dan status mereka dengan
mempopulerkan falsafah, kebudayaan dan moralitas mereka
sendiri. Ideologi yang di-mediamassa-kan dibenarkan dan
diperkuat oleh sebuah sistem keagenan yang saling terkait
dan efektif dalam mendistribusikan informasi dan praktek-
praktek sosial yang sudah dianggap semestinya, yang
merembesi segala aspek realitas sosial dan budaya. Menurut
seorang ahli sosial kebangsaan Inggris, Philip Elliot (dalam
Lull, 1998:34), dampak media massa yang paling dahsyat
adalah cara mereka memengaruhi audiens secara pelan dan
halus (subtly) untuk mempersepsi peran sosial dan aktivitas
pribadi yang rutin.
Proses hegemoni sebenarnya merupakan proses
“pembelajaran”. Gramsci sendiri mengatakan “Every
relationship of hegemony is essentially an educational
relationship”. Agen-agen yang terlibat dalam hubungan
edukatif ini adalah institusi-institusi yang turut membentuk
masyarakat sipil, atau institusi-institusi social ideologis yang
ikut mengkonstruksi basis cultural kekuasaan, seperti hukum,
pendidikan, agama. Media massa, dan lain sebagainya. Dengan
demikian, imstitusi-institusi seperti ini tidaklah netral, tetapi
justru mendukung dan memperkuat hegemoni yang ada,
termasuk di dalamnya dunia pendidikan.
Membangun Opini Cerdas
Pertama, kita perlu melakukan kritik ideologi terus menerus
terhadap berbagai pikiran yang muncul di kepala kita. Kita
perlu yakin, bahwa pikiran kita tidak lahir dari kesadaran
palsu, melainkan dari kesesuaian dengan keadaan yang ada.
Kritik ideologi juga perlu dilancarkan terus menerus terhadap
berita yang kita terima dari media massa sehari-harinya.
Sikap kritis dan curiga sampai batas tertentu bisa dibenarkan
disini. Informasi adalah salah satu kebutuhan utama manusia
sekarang ini. Namun, tidak semua informasi yang ditampilkan
media lahir dari kenyataan. Seringkali, informasi tersebut
lahir dari manipulasi, entah kebohongan atau pemberitaan
satu pihak yang justru menciptakan prasangka dan kesalahan
persepsi di telinga pendengar atau pembacanya.
Di sisi lain, kita juga perlu mencari berita dari sumber-sumber
lain yang independen. Kantor media besar biasanya dimiliki
oleh pengusaha bisnis tertentu yang ingin mempertahankan
kepentingan mereka. Kita masih ingat perang opini antara
Metro TV dan TV One, ketika pemilihan presiden 2014 yang
lalu. Pola yang sama juga dapat dilihat di kantor-kantor media
internasional. Dalam beberapa hal, blog-blog dari penulis
independen bisa memberikan informasi yang lebih bermutu
kepada kita.
Sebagai warga dari masyarakat demokratis, kita perlu
mempunyai opini yang cerdas. Artinya, kita tidak boleh jatuh
begitu saja pada persepsi dan opini yang disetir oleh media
massa yang tak bertanggung jawab. Kita perlu melepaskan diri
dari prasangka yang bercokol di otak kita, karena serbuan
berita-berita tak bertanggungjawab. Kritik ideologi adalah
kewajiban utama dari warga negara demokratis, seperti
Indonesia.
Bagaimana membangun sikap kritis dan curiga yang sehat
semacam ini? Jelas, pendidikan memainkan peranan besar
disini. Namun, pendidikan tidak boleh hanya dimengerti secara
sempit sebagai pendidikan di sekolah, tetapi juga pendidikan di
dalam keluarga dan di dalam masyarakat. Masyarakat yang
cerdas hanya bisa dibangun oleh warga yang memiliki persepsi
dan opini yang cerdas. Tidak ada jalan lain.
TERIMA KASIH

Contenu connexe

Tendances

Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
University of Andalas
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
mankoma2013
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
elsatamara
 
1. teori kritis
1. teori kritis1. teori kritis
1. teori kritis
evinurleni
 

Tendances (20)

Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
 
Teori Penstrukturan Adaptif
Teori Penstrukturan AdaptifTeori Penstrukturan Adaptif
Teori Penstrukturan Adaptif
 
Teori Uses And Effect
Teori Uses And EffectTeori Uses And Effect
Teori Uses And Effect
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
Cultivation Theory
Cultivation TheoryCultivation Theory
Cultivation Theory
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
 
teori komunikasi massa
teori komunikasi massateori komunikasi massa
teori komunikasi massa
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 
Teori spiral keheningan
Teori spiral keheninganTeori spiral keheningan
Teori spiral keheningan
 
Cultivaion Theory
Cultivaion TheoryCultivaion Theory
Cultivaion Theory
 
6. saluran komunikasi politik
6. saluran komunikasi politik6. saluran komunikasi politik
6. saluran komunikasi politik
 
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relationsTugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
 
1. teori kritis
1. teori kritis1. teori kritis
1. teori kritis
 
Tujuh Tradisi Komunikasi
Tujuh Tradisi KomunikasiTujuh Tradisi Komunikasi
Tujuh Tradisi Komunikasi
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Teori Komunikasi Massa
Teori Komunikasi MassaTeori Komunikasi Massa
Teori Komunikasi Massa
 
Teori penetrasi sosial
Teori penetrasi sosialTeori penetrasi sosial
Teori penetrasi sosial
 
Stand Point Theory
Stand Point TheoryStand Point Theory
Stand Point Theory
 
Teknik penulisan Berita dan Feature
Teknik penulisan Berita dan FeatureTeknik penulisan Berita dan Feature
Teknik penulisan Berita dan Feature
 

En vedette

Bab 1 hegemoni barat
Bab 1 hegemoni baratBab 1 hegemoni barat
Bab 1 hegemoni barat
Chuah Lim
 
Gramsci prison notebooks vol1
Gramsci prison notebooks vol1Gramsci prison notebooks vol1
Gramsci prison notebooks vol1
Laura Calle
 
Struktur organisasi
Struktur organisasiStruktur organisasi
Struktur organisasi
romansanjaya
 

En vedette (20)

Ideologi, hegemoni
Ideologi, hegemoniIdeologi, hegemoni
Ideologi, hegemoni
 
Hegemoni barat
Hegemoni baratHegemoni barat
Hegemoni barat
 
Bab 1 hegemoni barat
Bab 1 hegemoni baratBab 1 hegemoni barat
Bab 1 hegemoni barat
 
Sekularisme
SekularismeSekularisme
Sekularisme
 
Pp milu
Pp miluPp milu
Pp milu
 
Gramsci prison notebooks vol1
Gramsci prison notebooks vol1Gramsci prison notebooks vol1
Gramsci prison notebooks vol1
 
Optimalisasi Pengelolaan Organisasi Penyiaran Radio
Optimalisasi Pengelolaan Organisasi Penyiaran RadioOptimalisasi Pengelolaan Organisasi Penyiaran Radio
Optimalisasi Pengelolaan Organisasi Penyiaran Radio
 
Struktur organisasi
Struktur organisasiStruktur organisasi
Struktur organisasi
 
Haris(NEW)
Haris(NEW)Haris(NEW)
Haris(NEW)
 
Memahami siaran radio
Memahami siaran radioMemahami siaran radio
Memahami siaran radio
 
FEATURE RADIO
FEATURE RADIOFEATURE RADIO
FEATURE RADIO
 
Pendekatan Teori Aktivitas Pemasaran Radio Siaran
Pendekatan Teori Aktivitas Pemasaran Radio SiaranPendekatan Teori Aktivitas Pemasaran Radio Siaran
Pendekatan Teori Aktivitas Pemasaran Radio Siaran
 
INDIVIDUAL LEARNING AND CREATIVE PERFORMANCE IN INDONESIAN RADIO
INDIVIDUAL LEARNING AND CREATIVE PERFORMANCE IN INDONESIAN RADIOINDIVIDUAL LEARNING AND CREATIVE PERFORMANCE IN INDONESIAN RADIO
INDIVIDUAL LEARNING AND CREATIVE PERFORMANCE IN INDONESIAN RADIO
 
Buku "Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang" dan buku "Ranjau Biografi"
Buku "Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang" dan buku "Ranjau Biografi" Buku "Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang" dan buku "Ranjau Biografi"
Buku "Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang" dan buku "Ranjau Biografi"
 
Bedah Buku Citizen Journalism
Bedah Buku Citizen JournalismBedah Buku Citizen Journalism
Bedah Buku Citizen Journalism
 
Masa depan industri perfilman indonesia
Masa depan industri perfilman indonesiaMasa depan industri perfilman indonesia
Masa depan industri perfilman indonesia
 
Elemen nilai berita
Elemen nilai beritaElemen nilai berita
Elemen nilai berita
 
Dasar Keterampilan Berkomunikasi
Dasar Keterampilan BerkomunikasiDasar Keterampilan Berkomunikasi
Dasar Keterampilan Berkomunikasi
 
Perencanaan SDM Media Radio
Perencanaan SDM  Media RadioPerencanaan SDM  Media Radio
Perencanaan SDM Media Radio
 
Pentingnya Komunikasi Efektif
Pentingnya Komunikasi EfektifPentingnya Komunikasi Efektif
Pentingnya Komunikasi Efektif
 

Similaire à Hegemoni media

Komunikasi herutomo
Komunikasi herutomoKomunikasi herutomo
Komunikasi herutomo
codil
 
Makalah Sistem Komunikasi Indonesia
Makalah Sistem Komunikasi IndonesiaMakalah Sistem Komunikasi Indonesia
Makalah Sistem Komunikasi Indonesia
Dewi Mauly Syahidah
 
Teori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanTeori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatan
Reni Kurniati
 

Similaire à Hegemoni media (20)

MASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYMASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORY
 
Komunikasi herutomo
Komunikasi herutomoKomunikasi herutomo
Komunikasi herutomo
 
Ideologi, hegemoni
Ideologi, hegemoniIdeologi, hegemoni
Ideologi, hegemoni
 
Media
MediaMedia
Media
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
Kliping
KlipingKliping
Kliping
 
13_teori_kritis_media.ppt
13_teori_kritis_media.ppt13_teori_kritis_media.ppt
13_teori_kritis_media.ppt
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
 
Makalah Sistem Komunikasi Indonesia
Makalah Sistem Komunikasi IndonesiaMakalah Sistem Komunikasi Indonesia
Makalah Sistem Komunikasi Indonesia
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakat
 
Kommas pers
Kommas persKommas pers
Kommas pers
 
Definisi propaganda
Definisi propagandaDefinisi propaganda
Definisi propaganda
 
Teori teori media kritis (pp)
Teori teori media kritis (pp)Teori teori media kritis (pp)
Teori teori media kritis (pp)
 
valen resum mas
valen resum masvalen resum mas
valen resum mas
 
MEDIA IDEOLOGY & KEKUASAAN
MEDIA IDEOLOGY & KEKUASAANMEDIA IDEOLOGY & KEKUASAAN
MEDIA IDEOLOGY & KEKUASAAN
 
PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^
 
Teori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatanTeori media dan teori kemasyarakatan
Teori media dan teori kemasyarakatan
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
Media studies salman #10
Media studies salman #10Media studies salman #10
Media studies salman #10
 
Media Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/Nasionalis
Media Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/NasionalisMedia Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/Nasionalis
Media Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/Nasionalis
 

Plus de AlfiahSeptianiSiradj

Plus de AlfiahSeptianiSiradj (11)

Komunikasi satu tahap
Komunikasi satu tahapKomunikasi satu tahap
Komunikasi satu tahap
 
Ekonomi industri dan tren surat kabar
Ekonomi industri dan tren surat kabarEkonomi industri dan tren surat kabar
Ekonomi industri dan tren surat kabar
 
Analisis Perkembangan Surat Kabar/Newspapers Menuju Media Baru
Analisis Perkembangan Surat Kabar/Newspapers Menuju Media BaruAnalisis Perkembangan Surat Kabar/Newspapers Menuju Media Baru
Analisis Perkembangan Surat Kabar/Newspapers Menuju Media Baru
 
Analisis talkshow sarah sechan
Analisis talkshow sarah sechanAnalisis talkshow sarah sechan
Analisis talkshow sarah sechan
 
Pengaruh kemajuan teknologi terhadap surat kabar
Pengaruh kemajuan teknologi terhadap surat kabarPengaruh kemajuan teknologi terhadap surat kabar
Pengaruh kemajuan teknologi terhadap surat kabar
 
Jurnalisme warga (citizen journalism)
Jurnalisme warga (citizen journalism)Jurnalisme warga (citizen journalism)
Jurnalisme warga (citizen journalism)
 
Analisi iklan majalah kartini
Analisi iklan majalah kartiniAnalisi iklan majalah kartini
Analisi iklan majalah kartini
 
Radio
RadioRadio
Radio
 
Foto jurnalistik di media cetak
Foto jurnalistik di media cetakFoto jurnalistik di media cetak
Foto jurnalistik di media cetak
 
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienKomunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
 
Analisis lirik lagu We Are The World - USA For Africa/ Haiti
Analisis lirik lagu We Are The World - USA For Africa/ HaitiAnalisis lirik lagu We Are The World - USA For Africa/ Haiti
Analisis lirik lagu We Are The World - USA For Africa/ Haiti
 

Hegemoni media

  • 2. Latar Belakang Media massa sekarang ini adalah pencipta sekaligus pelestari hegemoni. Namun, media massa sama sekali bukan institusi yang netral. Selalu ada kepentingan untuk membangun dan melestarikan hegemoni di balik setiap pemberitaan yang ada. Tujuannya jelas, yakni melestarikan keadaan sosial politik yang ada, yang menguntungkan mereka, namun sejatinya justru merugikan banyak pihak lainnya. Dalam arti ini, media massa menjadi aktor sekaligus alat untuk melakukan cuci otak di tingkat global. Ia memberitakan suatu peristiwa selalu dari sudut pandang tertentu yang juga menutupi sudut pandang lainnya.
  • 3. Pemberitaan menjadi persepsi, lalu persepsi mempengaruhi berbagai bentuk kebijakan publik yang menentukan hidup mati banyak orang. Bahkan, persepsi lalu mengental menjadi sejarah sekaligus ingatan kolektif yang menjadi dasar bagi identitas sosial suatu kelompok. Rasisme dan beragam bentuk diskriminasi juga lahir dari persepsi yang dilumuri hegemoni dan ideologi.
  • 4. Hegemoni berkaitan dengan kemampuan pengetahuan dalam rangka melakukan pendudukan secara halus, di mana pihak yang ditundukkan menerima hal itu seolah-olah sebagai suatu yang wajar. Terdapat banyak fenomena hegemoni dalam keseharian sebagai akibat proses komunikasi, hegemoni sangat berkaitan dengan aspek ideologi dan kesadaran hegemoni menandakan tampilnya suatu ideologi dominan tertentu yang mampu mempengaruhi kesadaran orang banyak. Media di antaranya melakukan peran dalam proses membangun hegemoni ini. Ideologi, kesadaran dan hegemon membentuk pola hubungan median dengan massa.
  • 5. Menurut James Lull (1998:2) “manipulasi yang dilakukan tanpa henti terhadap informasi dan citra publik mengkonstruksikan suatu ideologi dominan yang kuat yang membantu menopang kepentingan material dan kultural para penciptanya. Para pembuat ideologi yang dominan menjadi suatu ‘elite informasi’. Kekuasaan dan dominasi mereka bergerak dari kemampuan mereka untuk mengartikulasikan kepada masyarakat sistem ide yang lebih mereka sukai. Ideologi mempunyai kekuatan apabila dapat dilambangkan dan dikomunikasikan. Dalam hal ini ideologi kapitalisme ditransmisikan dengan cara ”tatabahasa produksi” (grammar of production) yang melaluinya media menguniversalkan suatu gaya hidup.
  • 6. Hegemoni Antonio Gramsci Menurut teori Gramsci mengenai Hegemoni, media massa adalah alat yang digunakan elit yang berkuasa untuk melestarikan, kekuasaan, kekayaan dan status mereka (dengan mempopulerkan) falsafah, kebudayaan dan moralitas mereka sendiri. Para pemilik dan pengelola industri media dapat memproduksi dan mereproduksi isi, dan nada dari ide-ide yang menguntungkan mereka dengan jauh lebih mudah ketimbang kelompok sosial lain (Ibrahim , 1997). Hegemoni sebenarnya sama dengan dominasi yang berarti penaklukan. Bedanya, dominasi merupakan penaklukan secara keras dengan menggunakan kekuatan koersi (memaksa) seperti pengadilan, kepolisian, dan militer. Sementara hegemoni adalah penaklukan secara halus yang menghasilkan keputusan kelas (yang sebenarnya ditindas) lewat kekuatan ideologis seperti pendidikan dan media massa.
  • 7. Hegemoni merupakan terminology penting yang digunakan Gramsci (1971), yang diartikan sebagai cara yang kuat atau kehadiran di mana-mana (omnipresence) sesuatu secara penuh. Lebih jauh teori ini menekankan bahwa dalam lapangan sosial ada pertarungan untuk memperebutkan penerimaan publik. Karena pengalaman sosial kelompok subordinat (bisa kelas,gender, ras, umur dan sebagainya) berbeda dengan ideologi dan kebenarannya tersebut agar diterima tanpa perlawanan. Salah satu strategi kunci dalam hegemoni adalah nalar awam (common sense). Jika idea atau gagasan dari kelompok dominan/berkuasa diterima sebagai common sense (jadi tidak didasarkan pada kelas sosial), kemudian ideologi itu diterima, maka hegemoni telah terjadi.
  • 8. Hegemoni bekerja melalui konsensus daripada upaya penindasan satu kelompok terhadap kelompok lain. Salah satu kekuatan hegemoni adalah bagaimana ia menciptakan cara berpikir atau wacana tertentu yang dominan, yang dinggap benar, sementara wacana lain dianggap salah. Ada satu nilai atau consensus yang dianggap memang benar, sehingga ketika ada cara pandang atau wacana lain dianggap tidak benar. Media di sini secara tidak sengaja dapat menjadi alat bagaimana nilai-nilai atau wacana yang dipandang dominan itu disebarkan dan meresap dalam benak khalayak sehingga menjadi konsensus bersama.
  • 9. Menurut Gramsci, dalam hegemoni, media massa adalah alat yang digunakan elit berkuasa untuk melestarikan kekuasaan, kekayaan dan status mereka dengan mempopulerkan falsafah, kebudayaan dan moralitas mereka sendiri. Ideologi yang di-mediamassa-kan dibenarkan dan diperkuat oleh sebuah sistem keagenan yang saling terkait dan efektif dalam mendistribusikan informasi dan praktek- praktek sosial yang sudah dianggap semestinya, yang merembesi segala aspek realitas sosial dan budaya. Menurut seorang ahli sosial kebangsaan Inggris, Philip Elliot (dalam Lull, 1998:34), dampak media massa yang paling dahsyat adalah cara mereka memengaruhi audiens secara pelan dan halus (subtly) untuk mempersepsi peran sosial dan aktivitas pribadi yang rutin.
  • 10. Proses hegemoni sebenarnya merupakan proses “pembelajaran”. Gramsci sendiri mengatakan “Every relationship of hegemony is essentially an educational relationship”. Agen-agen yang terlibat dalam hubungan edukatif ini adalah institusi-institusi yang turut membentuk masyarakat sipil, atau institusi-institusi social ideologis yang ikut mengkonstruksi basis cultural kekuasaan, seperti hukum, pendidikan, agama. Media massa, dan lain sebagainya. Dengan demikian, imstitusi-institusi seperti ini tidaklah netral, tetapi justru mendukung dan memperkuat hegemoni yang ada, termasuk di dalamnya dunia pendidikan.
  • 11. Membangun Opini Cerdas Pertama, kita perlu melakukan kritik ideologi terus menerus terhadap berbagai pikiran yang muncul di kepala kita. Kita perlu yakin, bahwa pikiran kita tidak lahir dari kesadaran palsu, melainkan dari kesesuaian dengan keadaan yang ada. Kritik ideologi juga perlu dilancarkan terus menerus terhadap berita yang kita terima dari media massa sehari-harinya. Sikap kritis dan curiga sampai batas tertentu bisa dibenarkan disini. Informasi adalah salah satu kebutuhan utama manusia sekarang ini. Namun, tidak semua informasi yang ditampilkan media lahir dari kenyataan. Seringkali, informasi tersebut lahir dari manipulasi, entah kebohongan atau pemberitaan satu pihak yang justru menciptakan prasangka dan kesalahan persepsi di telinga pendengar atau pembacanya.
  • 12. Di sisi lain, kita juga perlu mencari berita dari sumber-sumber lain yang independen. Kantor media besar biasanya dimiliki oleh pengusaha bisnis tertentu yang ingin mempertahankan kepentingan mereka. Kita masih ingat perang opini antara Metro TV dan TV One, ketika pemilihan presiden 2014 yang lalu. Pola yang sama juga dapat dilihat di kantor-kantor media internasional. Dalam beberapa hal, blog-blog dari penulis independen bisa memberikan informasi yang lebih bermutu kepada kita. Sebagai warga dari masyarakat demokratis, kita perlu mempunyai opini yang cerdas. Artinya, kita tidak boleh jatuh begitu saja pada persepsi dan opini yang disetir oleh media massa yang tak bertanggung jawab. Kita perlu melepaskan diri dari prasangka yang bercokol di otak kita, karena serbuan berita-berita tak bertanggungjawab. Kritik ideologi adalah kewajiban utama dari warga negara demokratis, seperti Indonesia.
  • 13. Bagaimana membangun sikap kritis dan curiga yang sehat semacam ini? Jelas, pendidikan memainkan peranan besar disini. Namun, pendidikan tidak boleh hanya dimengerti secara sempit sebagai pendidikan di sekolah, tetapi juga pendidikan di dalam keluarga dan di dalam masyarakat. Masyarakat yang cerdas hanya bisa dibangun oleh warga yang memiliki persepsi dan opini yang cerdas. Tidak ada jalan lain.